• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PELAYANAN, HARGA DAN FASILITAS TERHADAP KEPUASAN PASIEN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PELAYANAN, HARGA DAN FASILITAS TERHADAP KEPUASAN PASIEN."

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

(Studi Kasus pada Rumah Sakit Darmo Sur abaya)

SKRIPSI

Oleh :

CESARINO TOMAS SOARES RIBEIRO

1042010029

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

SURABAYA

(2)

(Studi Kasus Pada Rumah Sakit Dar mo Surabaya)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana S1 Ilmu Administrasi Bisnis Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran’’ J awa Timur

OLEH:

CESARINO TOMAS SOARES RIBEIRO

NPM : 1042010029

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

SURABAYA

(3)

Disusun Oleh

Cesarino Tomas Soar es Ribeiro

1042010029

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui,

Pembimbing Utama

Dra. Siti Ning Farida, M.Si

NIP.196407291990032001

Mengetahui

Dekan

Dra.Hj. Supar wati, M.Si

(4)

Cesarino Tomas Soar es Ribeiro

1042010029

Telah Dipertahankan di hadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi

Pr ogram Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Univer sitas

Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

Pada Tanggal 12 J anuar i 2015

Pembimgbin Utama

Dra. Siti Ning Farida, M.Si NIP.196407291990032001

Tim Penguji

1. Ketua

Dra. Lia Nirawati,M.Si NIP.1960092411993032001 2. Sekretaris

Dra. Siti Ning Farida, M.Si NIP.196407291990032001

3. Anggota

R.Y.Rusdianto,S.Sos.,M.Si NPT.1960092372069500461 Mengetahui

DEKAN

(5)

(Studi Kasus pada Rumah Sakit Darmo Sur abaya)

CESARINO TOMAS SOARES RIBEIRO

1042010029

ABSTRAKSI

Sektor jasa terutama jasa kesehatan mengalami perkembangan yang sangat signifikan dan memiliki prospek yang bagus. Kondisi ini membuat persaingan menjadi semakin ketat. Setiap rumah sakit harus mampu menggunakan berbagai cara agar dapat menarik pasien melalui kualitas pelayanannya. Masyarakat cenderung menuntut pelayanan kesehatan yang lebih baik dan cepat. Banyak rumah sakit yang menyadari hal tersebut, sehingga mereka harus dapat mewujudkan kepuasan pasien dalam berbagai strategi agar dapat mempertahankan pasien.

. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pelayanan, harga dan fasilitas terhadap kepuasan pasien. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Darmo Surabaya . Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang berobat di Rumah Sakit Darmo Surabaya. Jumlah sample yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 97 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dengan tehnik Purposive Sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh variabel Pelayanan (X1),

Harga (X2) dan Fasilitas (X3) terhadap Kepuasan Pasien (Y) di Rumah Sakit

Darmo Surabaya.

Hasil analisis menunjukkan bahwa antara variabel Pelayana (X1)

berpengaruh positif terhadap kepuasan pasien (Y) , Harga (X2) tidak berpengaruh

terhadap kepuasan pasien (Y), Fasilitas (X3)berpengaruh secara negatif terhadap

kepuasan pasien (Y) .

(6)

more progressively tight. Every hospital should be able to use a variety of ways in order to attract patients through the quality of service. Society tends to demand fast and better healthcare service. Many hospital are aware of it, so they have to achieve that customer satisfaction in a variety of strategies to retain customers.

The aim of this research is to analyze the effect of service, price and facilities to the satisfaction of outpatients. This Research is done in Darmo Hospital Surabaya. The population in this study were outpatients of Darmo Hospital Surabaya. The number of samples used in this study are 97 people. Data was collected through questionnaire by purposive sampling technique. Data analysis technique used is multiple linear regression analysis to determine the influence of the variable services (X1), price (X2) and facilities (X3) to the

satisfaction of outpatients at Darmo Hospital Surabaya.

The analysis showed that the variable service (X1), have a significant

positive effect on patient satisfaction variables (Y), price (X2) not have effect on

patient satisfaction variables (Y), facilities (X3) have a negative effect on patient

satisfaction variables (Y).

(7)

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

baik dan tepat waktu. Dengan ini penulis mengambil judul dalam skripsi yaitu

Pengaruh Pelayanan, Harga dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Pasien

(Studi Kasus Pada Rumah Sakit Darmo Sur abaya).

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan

dukungan dalam penyusunan laporan Skripsi ini. Terutama penulis ucapkan terima

kasih kepada Ibu Dra. Siti Ning Farida, M.Si selaku Dosen Pembimbing Utama yang

telah membimbing dan mengarahkan penulis sehingga laporan Skripsi ini dapat

terselesaikan. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

2. Ibu Lia Nirawati, Dra, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu

Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Dra. Siti Ning Farida, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

4. Bapak/Ibu Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

(8)

tua tercinta Bapak Alberto T. R. Leite dan Ibu Joana G. Soares dan kepada

adik penulis Zefrino Ribeiro, Olivia Ribeiro dan Gabriela Gonsalves atas

semua doa, pengorbanan dan dukugan yang tiada tara, juga kepada seluruh

keluarga yang mendukung serta mendoakan kesuksesan penulis.

7. Kepada sahabat terbaik penulis Angela Lopes L. Martins, yang selama ini

telah memberikan semagat dan dukungan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas kebersamaan kita selama ini

baik senang maupun susah.

Dalam penyusunan Skripsi ini penulis menyadari bahwa masih terdapat

kekurangan baik dari segi teknis maupun dari segi materi penyusunannya. Untuk

itu penulis senantiasa bersedia menerima kritik maupun saran yang bersifat

membangun untuk penyempurnaan skripsi ini.

Besar harapan dari penulis supaya Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua

pihak yang membutuhkan.

Surabaya, Januari 2015

(9)

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

ABSTRAKSI ... v

ABSTRACT ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 8

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 9

1.3.1. Tujuan Penelitian ... 9

1.3.2. Manfaat penelitian ... 9

BAB II KAJ IAN PUSTAKA ... 11

2.1 Penelitian Terdahulu ... 11

2.2 Landasan Teori ... 11

2.2.1 Pemasaran ... 11

2.2.1.1 Pengertian Pemasaran ... 11

2.2.2 Manajemen Pemasaran ... 13

2.2.3 Konsep Pemasaran ... 14

2.2.4 Strategi Pemasaran ... 14

2.2.5 Bauran Pemasaran ... 15

(10)

2.2.6.5 Macam-macam Jasa ... 21

2.2.7 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen ... 23

2.2.8 Kualitas Produk ... 25

2.2.8.1 Pengertian Kualitas Produk ... 25

2.2.8.2 Label Produk ... 26

2.2.8.3 Keistimewaan Tamabahan ... 27

2.2.8.4 Keandalan ... 28

2.2.8.5 Kesesuaian Spesifikasi ... 28

2.2.9 Pelayanan ... 29

2.2.9.1 Pengertian Pelayanan ... 29

2.2.9.2 Tujuan Pelayanan ... 29

2.2.9.3 Profesional dan Keterampilan ... 30

2.2.9.4 Kebijakan Pelayanan ... 31

2.3 Pengertian Harga (Price)... 34

2.3.1 Metode Penetapan Harga ... 35

2.3.2 Tujuan Penetapan Hargatapan Harga ... 36

2.3.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat harga ... 37

2.4 Fasilitas ... 38

2.4 Kepuasan Konsumen ... 40

2.4.1 Pengertian Kepuasan Konsumen ... 40

(11)

3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 45

3.1.1 Variabel Penelitian ... 45

3.1.2 Definisi Operasional Variabel ... 46

3.2 Populasi dan Sampel ... 48

3.2.1 Populasi ... 48

3.2.2 Sampel ... 48

3.2.3 Teknik Penarikan Sampel ... 49

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 50

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 50

3.5 Teknik Analisis ... 51

3.6 Metode Analisis Data ... 52

3.6.1 Statistik Deskriptif ... 52

3.6.2 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 52

3.6.3 Uji Asumsi Klasik ... 53

3.6.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 56

3.7 Uji Simultan (Uji F) ... 57

3.8 Pengujian Hipotesis ... 57

3.9 Koefisien Determinasi (R2) ... 58

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 59

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 59

(12)

4.2.2 Variabel Harga ... 69

4.2.3 Variabel Fasilitas (X3) ... 71

4.2.4 Variabel Keputusan Pasien (Y) ... 73

4.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 75

4.3.1 Uji Validitas ... 75

4.3.2 Uji Reliabilitas ... 77

4.4 Analisis dan Pembahasan ... 78

4.4.1 Uji Asumsi Klasik ... 78

4.4.2 Analisis Statistik Regresi Linear Berganda ... 82

4.4.3 Penguji Hipotesis ... 83

4.5 Pembahasan ... 88

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 91

5.1 Kesimpulan ... 91

5.2 Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 93

(13)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 11

Tabel 4.1 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Pelayanan (X1) ... 68

Tabel 4.2 Hasil Tanggapan Responden Variabel Harga (X2) ... 70

Tabel 4.3 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Variabel Fasilitas ... 72

Tabel 4.4 Hasil Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Pasien (Y) ... 74

Tabel 4.5 Validitas Masing – masing Item Variabel Bebas ... 76

Tabel 4.6 Validitas Masing – masing Item Variabel Kepuasan Pasien ... 76

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas ... 77

Tabel 4.8 Nilai VIF ( Variance Inflation Factor ) ... 78

Tabel 4.9 Hasil Pengujian Heterokedastisitas ... 79

Tabel 4.10 Hasil Analisis Regresi Berganda. ... 81

(14)

Gambar 1.2 Perbandingan Jumlah Pasien Yang Terdaftar dengan Berobat

Kembali ... 7

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ... 43

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Darmo Surabaya ... 63

Gambar 4.2 Normal Q-Q Plot of Y1 .tot ... 80

Gambar 4. 3 Motivasi Kriteria Penerimaan/Penolakan Hipotesis Secara Simultan atau Keseluruhan ... 84

Gambar 4. 4 Kurva Motivasi Hasil Analisis secara Parsial Faktor Pelayanan (X1) terhadap Kepuasan Pasien Rumah Sakit Darmo Surabaya (Y) ... 85

Gambar 4. 5 Kurva Motivasi Hasil Analisis secara Parsial Faktor Harga (X2) terhadap Kepuasan Pasien Rumah Sakit Darmo Mall Surabaya (Y) ... 86

(15)

Lampiran 2 ... 99

Lampiran 3 ... 105

Lampiran 4 ... 106

Lampiran 5 ... 107

Lampiran 6 ... 108

Lampiran 7 ... 109

Lampiran 8 ... 111

Lampiran 9 ... 113

(16)

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia pun terus

berkembang. Dewasa ini masyarakat mulai memasukkan kebutuhan-kebutuhan

baru sebagai kebutuhan dasar mereka. Salah satu kebutuhan tersebut di antaranya

adalah kebutuhan akan pelayanan kesehatan, karena kesehatan merupakan salah

satu kebutuhan hidup yang sangat penting dalam menunjang aktifitas sehari-hari.

Jika seseorang sedang tidak sehat maka aktifitas sehari-hari mereka akan

terganggu sehingga tidak dapat berjalan dengan baik. Semakin meningkatnya

kondisi sosial ekonomi masyarakat, maka berpengaruh juga dengan pola pikir

masyarakat yang semakin kritis terhadap hal-hal yang sangat vital terutama dalam

hal kesehatan. Masyarakat mulai menyadari bahwa kesehatan menjadi sesuatu

yang sangat penting karena manusia atau masyarakat tidak akan bisa hidup layak

jika tidak terpenuhi kebutuhan kesehatannya (Mauludin, 2000).

Masyarakat pun sekarang sudah mulai menyadari betapa berharganya

kesehatan bagi hidup mereka karena mengetahui betapa mahalnya biaya

perawatan kesehatan yang seringkali sulit dijangkau. Apalagi sekarang banyak

bermunculan jenis penyakit baru yang mengancam kesehatan masyarakat. Dengan

semakin meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya arti kesehatan

maka jasa pelayanan kesehatan menjadi sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk

(17)

kebutuhan akan prasarana kesehatan juga semakin meningkat, selain itu

masyarakat juga akan semakin pandai dalam memilih jasa penyedia layanan

kesehatan yang terbaik dan sesuai dengan apa yang mereka inginkan dan

butuhkan.

Tumbuh suburnya tempat-tempat penyedia layanan kesehatan seperti rumah

sakit, klinik, balai pengobatan, dll, merupakan salah satu bukti bahwa produsen

telah merespon dan melihat peluang usaha dari kebutuhan masyarakat akan jasa

pelayanan kesehatan tersebut. rumah sakit Darmo merupakan salah satu penyedia

jasa pelayanan kesehatan yang berada di daerah Darmo Surabaya. RS. Darmo

membuka layanan kesehatan selama 24 jam atau dengan kata lain bahwa dokter

jaga yang bertugas selalu stand by di rumah sakit kapanpun dibutuhkan oleh

pasien yang membutuhkan penanganan medis. Hal ini untuk mengantisipasi

keadaan dimana penyakit dapat menyerang seseorang dengan tiba-tiba, kapanpun

tanpa bisa diprediksi. Jika seseorang terserang penyakit yang datang tanpa

kompromi mereka tidak dapat lagi menunda atau mengesampingkan jasa

pelayanan kesehatan. Apalagi bila penyakitnya memerlukan penanganan medis

dengan segera, maka seseorang mau tidak mau akan mendatangi tempat-tempat

pelayanan kesehatan. Sehingga kapanpun masyarakat membutuhkan, RS Darmo

akan siap melayaninya. Hal ini menunjukkan bahwa fasilitas merupakan sarana

maupun prasarana yang penting dalam usaha meningkatkan kepuasan seperti

memberi kemudahan, memenuhi kebutuhan dan kenyamanan bagi pengguna jasa.

Apabila fasilitas yang disediakan sesuai dengan kebutuhan, maka konsumen akan

(18)

Menurut Utama (dalam Asmita, 2008) hakikat dasar dari penyelenggaraan

pelayanan kesehatan adalah pemenuhan kebutuhan dan tuntutan dari para pemakai

jasa pelayanan kesehatan (pasien), dimana pasien mengharapkan suatu

penyelesaian dari masalah kesehatannya. Pasien memandang bahwa penyedia jasa

pelayanan kesehatan harus mampu memberikan pelayanan medis dalam upaya

penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan yang berkualitas, cepat tanggap

atas keluhan pasien, serta penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang nyaman.

Untuk itu, rumah sakit Darmo harus selalu berusaha fokus terhadap kepuasan

pelanggan dan tanggap terhadap setiap pasien yang datang dan dalam memberikan

pelayanan kesehatan memakai tenaga yang terampil dan profesional agar

pelayanan yang diberikan dapat memenuhi harapan dari pasien.

Sebagai penyedia jasa pelayanan kesehatan, maka di dalam menjalankan

kegiatannya rumah sakit Darmo mempunyai fungsi yang senantiasa melekat yaitu

fungsi sosial dan fungsi bisnis. Dalam menjalankan fungsi sosialnya rumah sakit

Darmo melayani setiap pasien yang datang untuk mendapatkan pelayanan

kesehatan tanpa membeda-bedakan status sosial ekonominya. Setiap pasien yang

datang akan dilayani dengan baik walaupun pasien yang datang merupakan orang

yang tidak mampu. Untuk menjalankan fungsi bisnisnya sebagai penyedia jasa

pelayanan kesehatan swasta, Rumah Sakit perlu untuk mempertahankan dan

meningkatkan jumlah kunjungan pasien agar mampu memperoleh keuntungan

dari kunjungan pasien untuk menjaga keberlangsungan usahanya.

Rumah Sakit Darmo sebagai salah satu penyedia jasa pelayanan kesehatan

(19)

lainnya yang semakin hari semakin bertambah. Kotler (1995) mengatakan bahwa

banyak faktor yang dipertimbangkan untuk memilih, akan tetapi salah satu cara

untuk menarik pelanggan dan memenangkan persaingan adalah dengan cara

memberikan jasa pelayanan yang sesuai dengan keinginan pelanggan yang dapat

memberikan kepuasan. Organisasi yang tidak berkualitas dalam memberikan

pelayanan akan ketinggalan dan terlindas dalam persaingan bisnis. Maka dari itu,

Rumah Sakit Darmo harus selalu berusaha meningkatkan mutu pelayanan yang

berorientasi kepada kepuasan pelanggan agar dapat bersaing secara sehat dengan

Rumah sakit yang lainnya dengan cara selalu berusaha memberikan produk

dengan mutu yang lebih baik, harga bersaing, penyerahan produk lebih cepat dan

pelayanan yang lebih baik dari pada pesaingnya. Produk dengan kualitas yang

jelek, harga yang mahal, penyerahan produk yang lambat dan cara pemberian

pelayanan yang kurang baik dapat menimbulkan rasa tidak puas kepada

pelanggannya yang pada akhirnya tidak akan menggunakan produk tersebut di

kemudian hari (Suprapto, 2001 dalam Martianawati, 2009). Hal tersebut bisa

menunjukkan bahwa harga merupakan salah satu penyebab ketidakpuasan para

pelanggan. Adanya kesesuaian antara harga dan produk atau jasa dapat membuat

kepuasan bagi pelanggan. Jika pelanggan tidak puas, maka akan meninggalkan

perusahaan yang akan menyebabkan penurunan penjualan dan selanjutnya akan

menurunkan laba bahkan kerugian bagi perusahaan.

Menurut Schnaars dalam Tjiptono dan Chandra (2005), pada dasarnya

tujuan sebuah bisnis adalah menciptakan para pelanggan yang puas. Kualitas

(20)

layanan. Kualitas layanan yang baik pada akhirnya dapat memberikan beberapa

manfaat, di antaranya terjalinnya hubungan yang harmonis antara penyedia barang

dan jasa dengan pelanggan, memberikan dasar yang baik bagi terciptanya loyalitas

pelanggan dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut (word of

mouth) yang menguntungkan bagi penyedia jasa tersebut (Tjiptono et al, 2003).

Dengan berorientasi pada kualitas layanan yang baik, Rumah Sakit Darmo akan

mampu mendapatkan profitabilitas jangka panjang yang diperoleh dari kepuasan

pasien. Kotler dan Keller (2008) mengemukakan kualitas produk dan jasa,

kepuasan pelanggan dan profitabilitas perusahaan adalah tiga hal yang terkait erat.

Berikut disajikan data jumlah kunjungan pada Rumah Sakit Darmo pada

bulan Mei 2011 sampai April 2013.

Tabel 1.1

Data J umlah Pasien Bulan Mei 2011 - April 2013

Bulan J umlah Pasien Rata-rata Per Hari

Mei 244 8

(21)

Data jumlah pasien di atas dapat digambarkan dalam grafik sebagai

berikut:

Gambar 1.1

Grafik J umlah Kunjungan Pasien Bulan Mei 2011 - April 2013

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan pasien Rumah

sakit Darmo dari bulan Mei 2011 - April 2013 masih fluktuatif. Hal tersebut

berpengaruh kepada pendapatan Rumah sakit Darmo yang secara otomatis juga

berfluktuatif mengikuti fluktuasi jumlah pasien yang datang. Selain itu pencapaian

jumlah kunjungan pasien tersebut belum memenuhi harapan dari manajemen yang

menetapkan target tahun pertama bisa mencapai angka 600 pasien per bulan atau

rata-rata 20 pasien per hari.

Sumber : Rumah Sakit Darmo Surabaya 2011

Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan pasien rumah

sakit Darmo dari bulan Mei 2011 - April 2013 masih fluktuatif. Hal tersebut

berpengaruh kepada pendapatan rumah sakit Darmo yang secara otomatis juga

berfluktuatif mengikuti fluktuasi jumlah pasien yang datang. Selain itu pencapaian

jumlah kunjungan pasien tersebut belum memenuhi harapan dari manajemen yang

menetapkan target tahun pertama bisa mencapai angka 600 pasien per bulan atau

rata-rata 20 pasien per hari.

Berikut disajikan diagram perbandingan jumlah pasien yang terdaftar dengan

(22)

Gambar 1.2

Perbandingan J umlah Pasien Yang Terdaftar dengan Berobat Kembali

Sumber : Rumah Sakit Darmo 2011

Dari tabel 1.1 diketahui bahwa total kunjungan pasien Bulan Mei 2011 -

April 2013 adalah 4.988. Kemudian dari diagram 1.1 diketahui bahwa jumlah

pasien yang telah terdaftar sebanyak 3.156 atau 63% dari total kunjungan pasien.

Pasien yang terdaftar adalah pasien yang mempunyai kartu berobat, dimana setiap

pasien yang baru pertama kali berobat diberikan kartu berobat. Sehingga dari

penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa selisih antara Total Kunjungan Pasien

dan Jumlah Pasien Yang Terdaftar merupakan Jumlah Pembelian Ulang. Dari

data diatas diketahui bahwa terdapat sebanyak 1.832 pembelian ulang atau 37%

dari total kunjungan, jumlah tersebut diperoleh dari selisih antara total kunjungan

(4.988) dengan jumlah pasien yang terdaftar (3.156).

Total jumlah pembelian ulang yang telah terjadi di Rumah sakit Darmo

yaitu sebesar 1.832 atau 37 % dari total kunjungan, hal ini bisa mengindikasikan

bahwa pasien puas akan pelayanan Rumah Sakit Darmo sehingga mereka

melakukan pembelian ulang di Rumah Sakit Darmo. Menurut Kotler dan

Armstrong (1996), produk jasa yang berkualitas mempunyai peranan penting

(23)

diberikan, maka kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan semakin tinggi. Bila

kepuasan pelanggan semakin tinggi, maka dapat menimbulkan keuntungan bagi

badan usaha tersebut. Salah satu cara utama mempertahankan sebuah perusahaan

jasa adalah memberikan jasa dengan kualitas pelayanan yang lebih tinggi dari

pesaing secara konsisten dan memenuhi harapan pelanggan. Bila kualitas

pelayanan yang dirasakan lebih kecil dari pada yang diharapkan maka pelanggan

menjadi tidak tertarik pada penyedia jasa, akan tetapi apabila yang terjadi adalah

sebaliknya kemungkinan besar para pelanggan akan terus menggunakan penyedia

jasa itu lagi. Pelanggan yang puas akan terus melakukan pembelian pada badan

usaha tersebut. Demikian pula sebaliknya, jika pelanggan tidak puas dapat

mengakibatkan pelanggan pindah pada produk lain.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik mengadakan penelitian

dengan judul "Pengaruh Pelayanan, Harga dan Fasilitas Ter hadap Kepuasan

Pasien (Studi Pada Pasien Rumah Sakit Darmo Sur abaya )" .

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat diketahui bahwa

jumlah kunjungan pasien rumah sakit Darmo masih fluktuatif. Hal ini

berpengaruh terhadap pendapatan yang diperoleh yang otomatis berfluktuatif juga.

Selain itu pencapaian jumlah kunjungan pasien tersebut belum memenuhi harapan

dari manajemen yang menetapkan target tahun pertama bisa mencapai angka 600

pasien per bulan atau rata-rata 20 pasien per hari. Di sisi lain jumlah pembelian

(24)

total kunjungan pasien. Hal tersebut dapat mengindikasikan bahwa pasien puas

akan pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Darmo. Untuk meningkatkan

pendapatan dan keberlangsungan usahanya di masa yang akan datang Rumah

Sakit Darmo perlu mempertahankan dan meningkatkan jumlah pasien yang datang

dengan cara memberikan kepuasan kepada pasien agar dapat bersaing dengan

penyedia jasa pelayanan kesehatan yang lainnya. Berdasarkan rumusan masalah

tersebut, maka disusunlah pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1.Apakah Pelayanan, Harga dan Fasilitas berpengaruh secara simultan

terhadap Kepuasan Pasien ?

2. Apakah terdapat pengaruh Pelayanan, Harga dan Fasilitas secara parsial

terhadap Kepuasan Pasien ?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara simultan pelayanan,

harga dan Fasilitas terhadap kepuasan pasien.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara parsial pelayanan,

harga dan fasilitas terhadap kepuasan pasien.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

(25)

menjadi bahan pertimbangan dalam menciptakan dan meningkatkan

kepuasan pasien Rumah Sakit Darmo.

2. Sebagai bahan acuan untuk peneliti selanjutnya terutama yang berminat

untuk meneliti tentang kepuasan pasien dan faktor-faktor yang

(26)

2.1 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Peneliti dan

Tahun Judul Peneliti Variabel

Alat

perusahan-perusahaan selalu menggunakan kegiatan pemasaran di dalam

menghadapi persaingan secara global. Pemasaran mempunyai arti yang sangat

luas, sehingga banyak terjadi salah pengertian dalam menafsirkan arti pemasaran,

(27)

Menurut Sofjan Assauri dalam bukunya yang berjudul “Manajemen

Pemasaran” (2007 : 2), Apabila masyarakat berbicara mengenai pemasaran,

umumnya yang dimaksudkan adalah permintaan atau pembelian dan harga.

Sedangkan apabila seorang tenaga penjualan atau manajer penjualan berbicara

mengenai pemasaran, sebenarnya yang dibicarakan adalah penjualan.

Penafsiran yang sempit tentang pemasaran ini terlihat pula dari definisi

American Marketing Association 1960 yang dikutip oleh Assauri dalam bukunya

“Manajemen Pemasaran” (2007 : 3), yang menyatakan pemasaran adalah hasil

prestasi kerja kegiatan usaha yang berkaitan dengan mengalirnya barang dan jasa

dari produsen sampai ke konsumen.

Menurut Kotler (2009 : 9) seperti yang dikutip oleh Fajar Laksana dalam

bukunya yang berjudul “Manajemen Pemasaran” (2008 : 4), Pemasaran atau

Marketing adalah “is a societal process by which individuals and groups obtain

what they need and want through creating, offering, and freely exchanging

products and services of value with other”. Pemasaran yaitu suatu proses social

yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas

mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Charles F. Philips and Delbert J. Duncan dalam bukunya “Marketing

Principles and Methods” seperti yang dikutip oleh Buchari Alma dalam bukunya

yang berjudul “Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa” (2004 : 1)

menyatakan bahwa “Marketing whuch is often referred to as distribution by

(28)

hand of house hold consumers and user”. Artinya marketing yang oleh para

pedagang diartikan sama dengan distribusi dimaksudkan segala kegiatan untuk

menyampaikan barang-barang ke tangan konsumen (rumah tangga) dan ke

konsumen industry.

Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pemasaran

merupakan kegiatan perusahaan yang diawali dengan proses mengidentifikasi

kebutuhan konsumen, perencanaan produksi, menentukan harga produk,

menentukan proses promosi yang akan dipakai untuk penyaluran produk tersebut.

2.2.2 Manajemen Pemasaran

Penanganan proses pertukaran memerlukan banyak waktu dan keahlian.

Manajemen terjadi apabila sekurang-kuranganya suatu pihak dari pertukaran

potensial memikirkan cara untuk mendapatkan tanggapan dari pihak lain sesuai

dengan kehendaknya.

Menurut Sofjan Assauri dalam bukunya yang berjudul “Manajemen

Pemasaran” (2007 : 12), Manajemen pemasaran merupakan kegiatan

penganalisisan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian program-program

yang dibuat untuk membentuk, membangun, dan memelihara, keuntungan dari

pertukaran melalui sasaran pasar guna mencapai tujuan organisasi (Perusahaan)

dalam jangka panjang.

Menurut Kotler (2009 : 9) seperti yang dikutip oleh Fajar Laksana dalam

bukunya yang berjudul “Manajemen Pemasaran” (2008 : 4), Manajemen

(29)

pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan,

barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran

individu dan organisasi.

2.2.3 Konsep Pemasaran

Menurut Sofjan Assauri dalam buku “Manajemen Pemasaran” (2007 :

81), Konsep pemasaran adalah suatu falsafah manajemen dalam bidang

pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen dengan

didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan untuk memberikan

kepuasan konsumen sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam usahanya

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sedangkan Kotler (2003 : 31), konsep pemasaran merupakan sebuah

orientasi pemasaran yang menyatakan kunci untuk meraih tujuan organisasi

menjadi lebih efektif dari pada pesaing dalam memadukan kegiatan pemasaran

guna menetapkan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar.

Konsep produk menyatakan bahwa konsumen menyukai produk yang

menawarkan mutu, kinerja, dan pelengkap inovasi yang terbaik. Manajer dalam

organisasi produk memasarkan perhatian mereka pada usaha menghasilkan

produk yang unggul dan terus menyempurkannya.

2.2.4 Strategi Pemasaran

Menurut Sofjan Assauri dalam bukunya yang berjudul “Manajemen

(30)

menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan

panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan

pemasaran suatu perusahaan. Dengan kata lain, strategi pemasaran adalah

serangkaian tujuan dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada

usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada masing-masing

tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama sebagai tanggapan perusahaan

dalam menghadai lingkungan dan keadaan persaingan yang selalu berubah.

Sementara itu, Tull dan Kahle (1990) mendefinisikan strategi pemasaran

sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan

dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui

pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani

pasar sasaran tersebut (Fandy Tjiptono “Strategi Pemasaran” : 2008 : 6).

2.2.5 Baur an Pemasar an

Menurut Sofjan Assauri dalam bukunya yang berjudul “Manajemen

Pemasaran” (2007 : 198), bauran pemasaran merupakan kombinasi variable atau

kegiatan yang merupakan inti system pemasaran, variable yang dapat

dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau

konsumen.

Menurut Swastha dan Irawan dalam bukunya yang berjudul “ Asas-asas

Marketing” (2000 : 10) bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variable

yang merupakan inti dari system pemasaran perusahaan, yang dikenal dengan 4P,

(31)

1. Product (Produk)

Suatu sifat yang berwujud dan tidak berwujud yang di dalamnya sudah

termasuk warna, kemasan, prestise pabrik/pengecer dan service yang

diberikan oleh produsen dan para penjual yang diterima sebagai kepuasan

yang ditawarkan terhadap nilai yang sepadan dengan sejumlah uang.

2. Price (Harga)

Sejumlah uang yang mempunyai nilai sepadan dengan yang dibutuhkan untuk

mendapatkan sejumlah kombinasi barang atau jasa dan kelengkapan yang

menyertai barang atau jasa tersebut.

3. Place (Tempat distribusi)

Merupakan perantara antara pembeli dan penjual yang dilalui untuk

perpindahan milik sejak dari produsen hingga ke konsumen

4. Promotion (Promosi)

Setiap bentuk komunikasi yang digunakan oleh pemasar untuk informasi,

membujuk atau mengingatkan konsumen mengenai produk, jasa gagasan dan

image agar konsumen dapat menerima dan melakukan perbuatan yang

dikehendaki oleh pemasar.

2.2.6 J asa

2.2.6.1Pengertian J asa

Tjiptono (2005 : 16 ), mengemukakan bahwa jasa adalah setiap tindakan

(32)

pada dasarnya bersifat intangible (tidak terwujud fisik) dan tidak menghasilkan

kepemilikan sesuatu.

Sedangkan menurut Stanton yang dikutip oleh alma (2000 : 204),

mengatakan bahwa jasa adalah sesuatu yang dapat didentifikasi secara terpisah

tidak terwujud, ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan. Jasa dapat dihasilkan

dengan menggunakan benda-benda berwujud atau tidak.

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa jasa merupakan kegiatan

yang tidak berwujud, yang dilaksanakan oleh individu atau organisasi untuk

mencapai tujuan tertentu.

2.2.6.2Karakteristik J asa

Jasa mempunyai empat karakteristik yang sering dijumpai, yaitu :

1. Intangibility (tidak terwujud) :

Menurut Tjiptono (2005 : 18), jasa tidak dapat dilihat dirasa, dicium,

didengar, dan diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi, hal ini mempunyai

implikasi, bagi para pelanggan amplikasinya yaitu ketidak pastian dalam

pembelian jasa relatif tinggi, karena terbatasnya search qualities, yakni

karakteristik fisik yang dapat dievaluasi.

2. Inseparability (tidak terpisahkan) :

Menurut Tjiptono (2005 : 20), barang biasanya diproduksi, kemudian

dijual, lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa pada umumnya dijual terlebih

(33)

yang sama. Karekteristik semacam ini mempunyai beberapa implikasi,

yaitu:

a. Pertama : Khususnya dalam jasa yang tingkst kontraknya tinggi, karena

penyedia jasa dan pelanggan sama-sama hadir, maka interaksi diantara

mereka merupakan faktor penting yang menentukan kepuasan pelanggan

terhadap jasa tersebut.

b. Kedua : konsumen lain biasanya juga hadir. Perilaku mereka bisa

mempengaruhi konsumen terhadap jasa yang disampaikan.

c. Ketiga : Perkembangan atau pertumbuhan jasa sulit diwujudkan.

Penyedia jasa dan klien harus bertemu, ini berarti organisasi jasa harus

banyak membangun “pabrik” kecil didekat lokasi klien.

3. Variability/heterogeneity/inconsistency

Tjiptono (2005 : 21) berpendapat bahwa jasa bersifat sangat variabel, karena

merupakan not-standardized output, artinya banyak bentuk, kualitas dan

jenis tergantung kepada siapa, kapan dan dimana jas tersebut diproduksi.

Sedangkan menurut payne ( 2000 : 9), jasa merupakan variabel non standard

dan sangat bervariasi

4. Perishability

Perishability menurut Tjiptono (2005 : 21), berarti jasa tidak tahan lama dan

tidak dapat disimpan.

Sedangkan menurut payne(2000 : 9), berpendapat bahwa jasa tidak

(34)

5. Lock of Ownership

Tjiptono (2005 : 22), berpendapat bahwa karakteristik ini merupakan

perbedaan dasar antara jasa dan barang.

2.2.6.3Klasifikasi J asa

Klasifikasi jasa menurut Tjiptono (2005 ; 23), yang mengutip pernyataan

Lovelock jasa dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Berdasarkan sifat tindakan jasa

Jasa dikelompokkan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua sumbu

vertikalnya menunjukkan sifat tindakan jasa (tangible actions and intangible

actions)

Sedangkan sumbu horizontalnya merupakan penerimaan jasa (manusia dan

benda)

2. Berdasarkan hubungan dengan pelanggan

Jasa dikelompokkan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua sumbu,

dimana sumbu vertikalnya menunjukkan tipe hubungan antara perusahaan

jasa dan pelanggannya (status keanggotaan dan hubungan temporer).

Sedangkan sumbu horizontalnya merupakan sifat penyampaian jasa

(penyampaian secara berkesinambungan dan penyampaian diskrit).

3. Berdasarkan tingkat customization dan kemampuan mempertahankan

standar konstan dalam penyampaian jasa. Jasa diklasifikasikan berdasarkan

dua sumbu utama, yaitu tingkat customization karakteristik jasa sesuai

(35)

kemampuan penyedia jasa dalam mempertahankan standard dan konstan

(tinggi dan rendah).

4. Berdasarkan sifat permintaan dan penawaran jasa

Jasa diklasifikasikan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua sumbu,

dimana sumbu vertikalnya menunjukkan sejauh mana penawaran jasa

menghadapi masalah sehubungan dengan terjadinya permintaan puncak

(permintaan puncak dapat dipenuhi tanpa penundaan berarti) dan

permintaan puncak biasanya melampaui penawaran. Sedangkan sumbu

horizontalnya adalah tingkat fluktuasipermintaan sepanjang waktu (tinggi

dan rendah).

5. Berdasarkan metode penyampaian jasa

Jasa dikelompokkan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua sumbu,

dimana sumbu vertikalnya menunjukkan sifat interaksi antara pelanggan dan

perusahaan jasa(pelanggan mendatangi perusahaan jasa; perusahaan jasa

mendatangi pelanggan; dan perusahaan jasa melakukan transaksi melalui

surat atau media elektronik). Sedangkan sumbu horizontalnya adalah

ketersediaan outlet jasa.

2.2.6.4Sifat-sifat Khusus Pemasaran J asa

Menurut alma (2000 : 215), sifat-sifat khusus dari pemasaran jasa ada

(36)

1. Menyesuaikan dengan selera konsumen

Gejala Buyer’s market, dimana pembeli berkuasa memperlihatkan

suasana pasaran jasa pada saat ini. Banyak cara yang harus dipikirkan oleh

masing-masing pengusaha jasa dalam rangka memperbaiki pelayanannya

kepada konsumen.

2. Pada pemasaran jasa tidak ada pelaksanaan fungsi penyimpanan

Jasa diproduksi bersamaan dengan waktu konsumsi, jadi tidak ada jasa

yang dapat disimpan.

3. Mutu jasa dipengaruhi oleh benda berwujud (perlengkapannya)

Jasa sifatnya tidak berwujud, karena itu konsumen akan

memperhatikan benda berwujud yang memberi layanan, sebagai patokan

terhadap jasa yang ditawarkan.

2.2.6.5Macam-macam J asa

Menurut Alma (2000 : 208), macam-macam jasa dapat dikelompokkan

sebagai berikut :

1. Personal service (selera pelayanan)

Jasa ini sangat bersifat personal, yang tidak dapat dipisahkan dari

orang yang menghasilkan jasa tersebut, pelayanan jasa ini langsung

ditangani oleh prosedurnya. Pemakaian perantara dalam hal ini tidak praktis,

seluruh distribusinya adalah personalized service.

(37)

a. Personal service (Pelayanan Pribadi)

Yang dimaksud adalah jasa yang sangat mengutamakan

pelayanan orang perlengkapannya, misalnya : jasa tukangcukur, salon

kecantikan dan jasa foto.

b. Marketing Professional Service (Pemasaran Jasa Pelayanan)

Merupakan pelayanan jasa yang dalam pemasaran biasanya

menunggu konsumen yang datang. Jika perusahan dapat memuaskan

konsumen tersebut akan kembali lagi di lain waktu, misalnya : jasa

dokter spesialis.

c. Marketing Bissiness Service (pemasaran bisnis pelayanan)

Pada jenis jasa ini, sistem pemasarannya tidak langsung dalam

arti perusahaan jasa tersebut lebih senang diundang oleh

langganan-langganan baru untuk memberikan jasa-jasanya, misalnya : biro

konstitusi.

2. Financial Service, terdiri dari :

a. Banking Service (jasa bank)

b. Insurance Service (jasa asuransi)

c. Investment Service (lembaga penanaman modal)

3. Public Utility and Transportation Service (Kepentingan umum jasa

transportasi)

Perusahaan public utility mempunyai monopoli secara ilmiah

misalnya : perusahaan listrik, para pemakainya terdiri dari konsumen local,

(38)

Sedangkan transportation service ialah meliputi : jasa angkutan

darat, laut dan udara.

2.2.7 Faktor-faktor Yang Mempengar uhi Kepuasan Konsumen

Proses kepuasan konsumen merupakan tahap akhir dan di dalam tahap

akhir menilai setelah dilakukan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan

adalah pemilihan alternatife yang ada, yang terdiri dari lima tahap, yaitu

pengenalan, pencarian informasi, evaluasi, keputusan pembelian dan tingkah laku

setelah pembelian.

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen jasa

menurut (Lupyoadi, 2001) adalah :

1. Kualitas produk, yaitu pelanggan akan merasa puas bila hasil mereka

menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.

2. Harga jasa, yaitu produk yang mempunyai kualitas yang sama tetapi

menetapkan harga yang relative murah akan memberikan nilai yang lebih

tinggi kepada pelanggan.

3. Kualitas Pelayanan, yaitu pelanggan akan merasa puas bila mereka

mendapatkan pelayanan yang baik atau sesuai dengan diharapkan

4. Fasilitas berwujud, yaitu berupa penampilan fasilitas fisik, seperti :

gedung dan ruangan front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan,

kerapian ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan

(39)

Faktor yang perlu diperhatikan dalam perbaikan kualitas sehubungan

dengan tercapainya kepuasan konsumen terhadap produk (langible), menurut

Tjiptono (2002 : 25) adalah :

a. Kinerja performance, yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti

yang dibeli.

b. Ciri-ciri keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder

atau pelengkap.

c. Keandalan (rellability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami

kerusakan atau gagal dipakai.

d. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to spesifications), yaitu

sejauh mana karekteristik desain operasi memenuhi standart yang telah

ditetapkan sebelumnya.

e. Daya tahan (durability), yaitu berkaitan dengan berapa lama produk

tersebut dapat terus digunakan

f. Serviceability, meliputi kekuatan, kenyamanan dan mudah direparasi, serta

penangan keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang diberikan tidak

terbatas hanya sebelum penjualan, tetapi juga selama proses penjualan

hingga mencakup pelayanan reparasi dan ketersediaan komponen yang

dibutuhkan.

g. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.

h. Kualitas yang dipresepsikan, yaitu citra dan reputasi produk serta

(40)

Sedangkan faktor dalam perbaikan kualitas sehubungan dengan

tercapainya kepuasan konsumen terhadap jasa yang bersifat tidak berwujud

(intangible), adalah :

a. Bukti langsung (langible), meliputi kualitas fisik, perlengkapan pegawai

dan sarana komunikasi.

b. Keandalan rellability, yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang

dijanjikan dengan sejarah yang memuaskan.

c. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf dan karyawan

untuk membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan

tanggap.

d. Jaminan (assurance), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan dan

kepercayaan.

Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi

yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan.

2.2.8 Kualitas pr oduk

2.2.8.1Pengertian Kualitas pr oduk

Menurut Philip kotler (2002:407) produk adalah segala sesuatu yang

ditawarkan ke pasar untuk memuaskan sebuah keinginan atau kebutuhan.

Sedangkan menurut W. J. Stanton yang dikutip oleh paulus lilik Kristianto

(2011:98) menyatakan produk adalah suatu sifat yang kompleks, baik dapat diraba

(41)

yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan

konsumen.

Berbicara mengenai produk, maka aspek yang perlu diperhatikan adalah

kualitas produk. Arti kualitas menurut Goeth dan davis seperti yang dikutip

Tjiptono (2000 : 51) yaitu kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang

berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang

memenuhi atau melebihi harapan. Dapat dikatakan bahwa kualitas berpusat pada

pandangan konsumen sehingga kualitas produk ditentukan dari sesuai atau

tidaknya produk dimata konsumen.

2.2.8.2Label Pr oduk

Menurut Kotler diterjemahkan oleh Gary Amstrong(1992:78) menyatakan

bahwa: “Label adalah bagian sebuah produk yang memuat keterangan-keterangan

tentang produk atau penjualnya”.

Adapun menurut Djaslim Saladin (2003:88) mengemukakan bahwa:

“Label adalah bagian dari sebuah barang yang berupa keterangan-keterangan

tentang produk tersebut”. Dapat disimpulkan bahwa label merupakan bagian dari

produk yang memiliki sejumlah informasi mengenai sejumlah informasi mengenai

produk dan penjualnya yang bentuknya dapat berupa label yang ditempel pada

produk sampai pada grafik yang kompleks yang merupakan bagian dari kemasan.

Menurut Djaslim Saladin (2003:88) menyatakan bahwa fungsi label terdiri dari:

1. Label mengidentifikasikan produk atau merek.

(42)

3. Menjelaskan beberapa hal mengenai produk.

4. Sebagai alat promosi.

Menurut Djaslim Saladin (2003:88) macam-macam label terdiri dari:

1. Brand indentifies label

Label yang semata-mata merek.

2. Grand label

Label yang menunjukkan tingkat kualitas suatu barang.

3. Desriptive label

Label yang menggambarkan tentang cara pengunaan, pemeliharaan, dan

features lainnya tentang produk.

Menurut Djaslim Saladin(2003:88) faktor-faktor yang memperngaruhi

label adalah:

1. Penetapan harga perunit : mencantumkan harga ukuran standar.

2. Masa kadaluarsa : menyatakan akhir masa berlakunya suatu produk.

3. Pencantuman besarnya nilai gizi.

4. Pencantuman bahan-bahan pembuatnya.

2.2.8.3Keistimewaan Tambahan

Kualitas Produk menurut Tjiptono (2000;7) adalah keistimewaan

tambahan. Keistimewaan tambahan merupakan aspek yang menambah fungsi

dasar berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembangannya. Pendapat Grifin

(43)

produk yang terdiri dari fungsi atau manfaat tambahan produk, penilaian terhadap

dimensi dipengaruhi oleh persepsi individu konsumen.

2.2.8.4Keandalan

Menurut Tjiptono (2000;7), keandalan merupakan hal yang berkaitan

dengan probolitas atas kemungkinan suatu barang melaksanakan fungsinya secara

berhasil dalam periode waktu tertentu dibawah kondisi tertentu dengan demikian

kehandalan merupakan karakteristik yang merefleksikan kemungkinan tingkat

keberhasilan dalam penggunaan barang.

Menurut Abidin (2010, hal 148) keandalan merupakan salah satu dimensi

pelayanan berkualitas. Pelayanan berkualitas merupakan upaya yang dilakukan

oleh perusahaan untuk memenuhi harapan pelanggannya. Pelayanan yang

berkualitas lebih menekankan aspek kepuasan konsumen yang diberikan oleh

perusahaan yang menawarkan jasa dan produknya. Keberhasilan suatu perusahaan

yang bergerak di sector jasa tergantung pelayanan yang ditawarkan.

2.2.8.5Kesesuaian Spesifikasi

Menurut Tjiptono (2000:7), kesesuaian spesifikasi berkaitan dengan

tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan

keinginan pelanggan. Konfirmasi merefleksikan derajat dimana. David A. Garvin

dalam durianto (2001:98) menyatakan kesesuaian spesifikasi merupakan

(44)

2.2.9 Pelayanan

2.2.9.1Pengertian pelayanan

Pelayanan mengandung arti menolong, menyediakan segala sesuatu yang

diperlukan orang lain, sehingga dengan demikian pelayanan juga dapat diartikan

sebagai sarana atau alat untuk bisa terlaksana, memberikan (membantu)

menyediakan keperluan yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Menurut Lukman (2004 : 6), pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan

kegiatan yang terjadi dalam fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan.

Sedangkan Kotler (2001 : 34), mengemukakan bahwa pelayanan

merupakan jasa yang bermanfaat dan dapat memuaskan konsumen, maka dari itu

mutu pelayanan harus dapat diperhatikan agar konsumen tidak kecewa dan beralih

pada perusahaan lain.

Pendapat Swastha (1999 : 136) tentang pelayanan yaitu kegiatan yang

dilakukan secara lisan dalam bentuk percakapan antar wiraniaga dengan satu atau

beberapa calaon pembeli dengan tujuan untuk melakukan penjualan.

Dari definisi para pakar diatas, dapat disimpulkan bahwa pelayanan

merupakan suatu aktivitas yang dilakukan untuk melayani konsumen dengan

barang-barang atau jasa-jasa yang dibutuhkan, sehingga konsumen merasa puas

karenanya.

2.2.9.2Tujuan pelayanan

Dengan membuat kesan yang baik, maka perusahaan tersebut dapat

(45)

kepada perusahaan tersebut. Perusahaan berusaha mempertahankan pelanggan

yang sudah ada, dan perusahaan juga dapat menambah konsumen baru yang pada

akhirnya dapat meningkatkan pembelian terhadap produk atau jasa yang

ditawarkan.

Menurt Moenir (1997 : 47), kelancaran layanan hak, tergantung pada

kesadaran para petugas terhadap kewajiban yang dibebankan, misalnya system

prosedur dan metode yang memadai, pengorganisasian tugas pelayanan yang

tuntas, pendapatan petugas atau pegawai yang cukup untuk kebutuhan hidup

minimal, kemampuan dan ketrampilan pegawai dan sarana kerja yang memadai.

Pelayanan secara umum adalah sebagai berikut :

a. Kemudahan dalam pengurusan kepentingan

b. Mendapatkan ketepatan pelayanan

c. Mendapatkan perlakuan yang sama tanpa pilih-pilih

d. Mendapatkan perlakuan yang jujur dan terus terang.

Pelayanan juga menentukan perkembangan perusahaan untuk masa-masa

yang akan dating, sebab dngan pelayanan yang baik dapat menimbulkan suatu

tingkat kepuasan yang tinggi dalam diri konsumen, yang pada akhirnya dapat

mendorong konsumen untuk berhubungan dan melakukan pembelian terhadap

barang atau jasa setiap kali mereka membutuhkannya.

2.2.9.3Pr ofesional dan ketr ampilan

Kualitas Pelayanan menurut Gronross seperti yang dikutip Tjiptono

(46)

bagaimana konsumeb menyadari bahwa pemberi pelayanan dan para petugas

memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk memecahkan

masalah mereka secara professional.

Sanusi et.al menyatakan (2000:19), bahwa profesionalisme adalah

menunjuk kepada komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan

kemampuan profesionalnya dan terus menerus mengembangkan strategi-strategi

yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.

Profesionalitas mengacu pada sikap para anggota profesi pada terhadap

profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki dalam

rangka melakukan pekerjaannya. Orang yang professional dan terampil harus

memiliki wawasan dan pemahaman serta penguasaan pengetahuan secara luas.

Pelayanan menuntut kemampuan kinerja yang baik, cermat dalam mengambil

sikap, dipandang mampu melakukan tugas pelayanan dengan baik, serta

bertanggung jawab dan harus disertai itikad tulus untuk melayani.

2.2.9.4Kebijakan pelayanan

Untuk dapat terlaksana pelayanan yang baik, sehingga betul-betul dapat

memberikan kepuasan yang maksimal kepada konsumen, maka dalam

pelaksanaan pelayanan tersebut harus disertai dengan garis-garis kebijaksanaan

dari perusahaan, sehingga kebijakssanaan tersebut nantinya akan dilaksanakan

oleh para karyawan berdasarkan ketentuan yang ada.

Menurut effendi (1999 : 23), kebijaksanaan pelayanan adalah sebagai

(47)

1. Responsibility for service ( tanggung jawab dalam pelayanan)

Persoalan pertama yang penting dalam kebijakan pelayanan adalah

pengakuan tanggung jawab produk terhadap kejadian-kejadian yang timbul

bentuknya pada penjualan. Untuk dapat terlaksana kebijakan, maka dalam

pelaksanaannya harus melalui kebijakan yang aktif dan efektif dengan

perusahaan lain yang menanamkan pelayanan kepada pemilik barang.

2. Reduction of service Requitments (penurunan syarat-syarat pelayanan)

Produk yang sempurna dapat dikatakan tidak ada atau sukat untuk

dicapai karena disebabkan antara lain biaya yang tidak cocok ataupun

merupakan kebijakan (barang dalam waktu tertentu akan rusak, yang

dimaksud disini, dengan keadaan Reduction of service adalah produk yang

bersangkutan mempunyai syarat-syarat antara lain meliputi desain yang baik

dengan pelayanan yang baik pula. Hal ini akan lebih baik bila sejak awal

sudah diperhatikan sehingga lebih memudahkan dalam pemecahan terhadap

problem yang mungkin terjadi.

3. Adequency of service (pelayanan yang cukup)

Yang dimaksud disini adalah persoalan yang melekat pada produk,

sehingga menimbulkan ketidak senangan, gangguan dan kejengkelan karena

produk yang bersangktan mempunyai kelemahan-kelemahan yang seharusnya

dapat dihindari oleh perusahaan. Sedangkan konsumen menginginkan barang

tersebut disamping bentuk yang menarik, untuk itu perusahaan harus

berusaha agar reputasinya terjamin, yaitu dengan pelayanan yang cukup

(48)

4. Definiteness in arrangement (kepastian dalam penyusunan)

Suatu kebijakan pelayanan yang efektif harus mempertimbangkan

batasan-batasan lingkungan antara pembeli dan penjual. Bahkan dalam

beberapa persoalan selalu mengadakan penelitian. Bila biaya disediakan

untuk bentuk pelayanan tertentu, maka pembeli harus diberitahu dan setiap

usaha perusahaan dapat menimbulkan kesenangan, kebaikan pada konssumen

dengan biaya tertentu terhadap pembeli pontensial. Penjual dapat mengambil

bagian dengan biaya tertentu terhadap pembeli pontensial.

2.3 Pengertian Harga (Price)

Menurut Henry Simamora (2000 : 514) “bahwa harga adalah jumlah uang

yang diberikan atau dikenakan atas sebuah produk“.

Menurut Basu Swastha dan Irwan (2001 : 24) “harga adalah jumlah uang

(ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan

sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanan”.

Menurut Tjiptono (2004 : 148) “harga dapat diartikan sebagai sejumlah

uang (satuan moneter) dan atau aspek lain (non moneter) yang mengandung

utilitas atau kegunaan tertentu ysng diperlukan untuk mendapatkan

Menurut Alma (2004 : 169) “harga merupakan suatu atribut yang melekat

pada suatu barang, yang memungkinkan barang tersebut, dapat memenuhi

(49)

Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa harga merupakan

pengukuran terhadap suatu barang atau jasa yang dikenakan kepada konsumen

sehingga perusahaan tersebut dapat memperoleh dari harga yag telah ditetapkan.

2.3.1 Metode Penetapan Harga

Dengan memperhatikan tiga skedul permintaan pelanggan, fungsi biaya dan

harga pesaing perusahaan siap untuk menentukan harga.

Harga tersebut akan terletak diantara harga yang terlalu rendah untuk dapat

menghasilkan laba yang terlalu tinggi untuk dapat menghasilkan permintaan.

Perusahaan memecahkan persoalan penetapan harga dengan memilih sebuah

metode penetapan harga yang memasukkan suatu atau lebih dari ketiga

permintaan tersebut. Metode penetapan harga menurut Philip Kotler (2003 : 311)

antara lain :

1. Penetapan har ga produk mar k-up (Mark up Pricing)

Metode penetapan harga yang paling sederhana adalah menambahkan

sejumlah kenaikan (mark up) bukan pada biaya produk.

2. Penetapan har ga berdasar kan biaya (Targer-return pricing)

Pendekatan penetapan harga lainnya yang menggunakan basis biaya

adalah penetapan harga berdasarkan keuntungan sasaran (target return

prcing). Perusahaaan menentukan harga yang akan menghasilkan tingkat

(50)

3. Penetapan har ga berdasar kan nilai yang dirasakan ( Received-value

pricing)

Semakin banyak perusahaan yang mendasarkan harga mereka pada

nilai yang dirasakan (preserved value) daari produk. Perusahaan melihat

persepsi nilai pembeli, bukan biaya penjual, sebagai kunci penetapan harga,

perusahaan menggunakan variabel non harga ini dalam bauran pemasaran

untuk membangun nilai yang dirasakan dalam bentuk pembeli. Harga

ditetapkan untuk mencerminkan nilai yang dirasakan tersebut.

4. Penetapan har ga berdasar kan Nilai ( Value pricing )

Dalam tahun – tahun belakangan ini, beberapa perusahaan telah

mengadopsi penetapan harga berdasarkan nilai ( value pricing) dimana

mereka- mereka menetapkan harga rendah bagi penawaran berkwalitas.

5. Penetapan har ga berdasar kan tar if ( Going- rate pricing )

Dalam penetapan harga berdasarkan tariff yang berkaku (going-rate

pricing), suatu perusahaan mendasarkan harganyaterutama pada harga

pesaing dengan sedikit memperhatikan biaya atau permintaannya sendiri.

6. Pendekatan pasar dan pesaing ( Senled-bid pricing )

Penetapan harga yang berorientasi pada pesaing umumnya diterapkan

bilamana perusahaan mengajukan penawaran untuk memperebutkan suatu

pekerjaan. Perusahaan mengajukan penawaran untuk meperebutkan suatu

pekerjaan. Perusahaan berdasarkan harganya pada pengharapan tentang

bagaimana pesaing akan menghargai tawaran dari pada hubungan yang kaku

(51)

Menurut Angipora (2002 :248 ) ada beberapa metode yang dapat

digunakan sebagaimana rencana dan variasi dalam penetapan harga yang

terdiri dari :

1. Harga didasarkan pada biaya total ditambahan laba uang yang

diinginkan.

2. Harga didasarkan pada keseimbangan antara perkiraan pemerintah pasar

dengan supply ( biaya produksi dan pemasaran )

3. Harga didasarkan pada kondisi – kondisi pasar, perusahaan harus

menggunakan metode dalam menetapkan harga, agar perusahaan dapat

memperoleh laba dan tidak mengalami penurunan harga pasar.

2.3.2 Tujuan Penetapan Har gatapan har ga

Beberapa tujuan perusahaan dalam menetapkan harga produk,

antara lain :

1. Bertahan hidup

Jika perusahaan menghadapi persaingan yang gencar, kapasitas yang

berlebihan, atau perubahan keinginan konsumen. Maka perusahaan

dapat menetapkan harga jual yang rendah agar pabrik bisa terus

berproduksi dan persediaan terus berputar.

2. Memaksimalkan laba jangka pendek

Kebanyakan perusahaan akan memutuskan harga pada tingkat yang

(52)

3. Unggul dalam bagian pasar

Perusahaan – perusahaan lain juga berusaha meraih pasar yang

dominan, perusahaan yang memiliki bagian pasar yang dominan akan

menikmati struktur biaya yang dengan keuntungan jangka panjang

yang tinggi.

4. Unggul dalam kualitas produk

Suatu perusahaan mungkin berkeinginan menjadi pemimpin dalam hal

kualitas produk di pasarnya.

5. Bagi wiraniaga

Adalah memberikan dukungan atas produk atau modal baru, untuk

merangsang mereka mencari pelanggan – pelanggan baru dan

mendorong penjual di musim sepi.

2.3.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi tingkat harga

Dalam kenyataan harga uang terjadi dipemgaruhi oleh beberapa faktor,

antara lain :

1. Keadaan perekonomian

Keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang

berlaku pada periode resesi, misalnya merupakan suatu periode dimana harga

berada pada tingkat harga yang lebih rendah.

2. Penawaran dan permintaan

Permintaan yaitu sejumlah barang yang dibeli oleh pembeli pada

(53)

3. Elastisitas permintaan

Faktor lain yang dapat mempengaruhi penentuan harga adalah sifat

pasar. Sebenarnya permintaan pasar ini tidak mempengaruhi volume yang

dapat dijual.

4. Persaingan

Harga jual beberapa macam barang sering dipengaruhi oleh keadaan

persaingan yang ada.

5. Biaya

Biaya merupakan penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang

tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian.

6. Tujuan perusahaan

Penerapan suatu barang sering dikaitkan dengan tujuan – tujuan yang

akan dicapai, setiap perusahaan tidak selalu mempunyai tujuan yang sama

dengan perusahaan lainnya.

7. Pengawasan pemerintah

Pengawasan pemerintah juga merupakan faktor paling penting dalam

penentuan harga jual produk. Bentuk pengawasan pemerintah adalah penetapa

harga maksimum, penetapan harga minimum, diskriminasi harga serta usaha-

usaha yang mencegah monopoli.

2.4 Fasilitas

Fasilitas merupakan hal yang penting dalam perkembangan perusahaan

(54)

prasarana yang disediakan untuk dipakai atau dipergunakan serta dinikmati oleh

konsumen, karena dengan adanya fasilitas yang baik, dapat menimbulkan suatu

tingkat keputusan yang tinggi dalam diri konsumen, sehingga dapat mendorong

konsumen untuk melakukan pembelian terhadap barang atau jasa tiap kali

konsumen membutuhkannya.

Menurut Gerson (2004 : 21), secara umum fasilitas adalah segala sesuatu

yang disengaja disediakan untuk dipakai dan dipergunakan serta dinikmati oleh

konsumen, baik ada biaya tambahan atau tidak, agar konsumen mendapatkan

kemudahan, keamanan dan kenyamanan.

Jadi, fasilitas adalah segala sesuatu yang sengaja disediakan untuk dapat

dinikmati, agar memberikan kemudahan, keamanan dan kenyamanan pada

konsumen.

Ada beberapa fasilitas-fasilitas pendukung operasinya, antara lain :

1. Fasilitas ruangan yang disediakan sesuai dengan proses kebutuhan

konsumen

2. Fasilitas telepon umum

Fasilitas telepon sangat diperlukan dan sangat membantu orang-orang yang

sedang dalam keperluan mendesak untuk melakukan komunikasi

3. Alat hiburan

Berfungsi untuk menyenangkan konsumen agar tidak mengalami kebosanan

atau kejenuhan dalam menunggu, misalnya TV, music dan hiburan

(55)

Fasilitas berorientasi kepada keputusan konsumen maka pelayanan dan

penyediaan fasilitas harus diperhatikan agar tidak mengecewakan dan beralih ke

perusahaan lain. Dengan demikian, bukan hanya konsumen yang sudah ada saja

diperhatikan, melainkan dapat juga menambah konsumen baru yang pada

akhirnya dapat meningkatkan penjualan terhadap produk atau jasa apabila fasilitas

yang diberikan dapat melebihi dari para pesaing lainnya.

2.5 Kepuasan kosumen

2.5.1 Pengertian Kepuasan Konsumen

Setelah melakukan pembelian terhadap barang atau jasa, konsumen akan

memperoleh kepuasan atau ketidak puasan. Konsumen akan merasa puasa apabila

produk atau jasa dipandang menawarkan manfaat yang nyata dan sesuai dengan

keinginan dan kebutuhan konsumen tersebut. Begitu juga sebaliknya, konsumen

akan merasa tidak puas apabila produk atau jasa tersebut dipandang tidak

menawarkan manfaat yang nyata dan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan

konsumen tersebut.

Kepuasan tersebut bersifat relative, yaitu setiap orang berbeda tingkat

kepuasannya.

Sedangkan menurut Kotler (2000 : 36), kepuasan konsumen diartikan

sebagai fungsi dari pada jauh dekatnya produk menurut harapan (H), konsumen

(K) dan pandangan prestasi (P), sehingga menjadi K = f (H.P).

Dari definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa jika produk atau jasa

(56)

konsumen akan merasakan kepuasan. Sebaliknya harapan jauh dari prestasi yang

diharapkan, konsumen akan merasakan ketidak puasan.

2.5.2 Strategi Kepuasan Konsumen

Upaya perbaikan atau penyempurnaan kepuasan dapat dilakukan dengan

berbagai strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kepuasan konsumen,

antara lain :

1. Relationship Marketing

Dalam strategi ini, hubungan transaksi antara penyedia jasa dan pelanggan

berkelanjutan, tidak berakhir setelah penjualan selesai dan diharapkan dapat

terjadi bisnis ulangan.

2. Strategy Superior Customer Service

Perusahaan menawarkan pelayanan yang lebih unggul dari pada pesaing.

Dengan demikian berarti perusahaan akan membebankan harga yang lebih

tinggi kepada konsumen, tetapi ada pula konsumen yang rela asal

mendapatkan pelayanan memuaskan

3. Strategy Unconditional Guarantees

Berintikan komitmen untuk memberikan kepuasan kepada konsumen yang

pada gilirannya akan menjadi sumber dinamisme penyempurnaan kualitas

jasa dan kinerja perusahaan serta meningkatkan motivasi karyawan untuk

bekerja lebih baik.

4. Strategi Penanganan keluhan yang efektif

(57)

2.5.3 Pengukuran Kepuasan Konsumen

Untuk mengukur dan memantau kepuasan konsumen, menurut Kotler

(2000 : 38) terdapat empat metode yang digunakan, yaitu :

1. Complaind and suggestion system (system keluhan dan saran)

Banyak perusahaan yang berhubungan dengan kepuasan konsumen membuka

kontak saran dan menerima keluhan-keluhan yang dievaluasi konsumen.

Saran-saran yang diberikan oleh konsumen melalui kartu komentar, customer

hotline. Informasi ini dapat memberikan ide-ide dan masukan kepada

perusahaan yang memungkinkan perusahaan mengantisipasi dan cepat

tanggap terhadap kritik dan saran tersebut.

2. Customer Satisfaction Surveys (survei kepuasan konsumen)

Tingkat keluhan yang disampaikan oleh konsumen tidak bisa disimpulkan

secara umum untuk mengukut kepuasan konsumen pada umumnya.

Umumnya penelitian mengenai keputusan konsumen dilakukan dengan

melalui survey dan wawancara pribadi.

3. Ghost shopping (pembeli bayangan)

Perusahaan dapat membayar orang-orang tertentu untuk bertindak sebagai

pembeli potensial yang melaporkan temuan mereka tentang kekuatan dan

kelemahan yang merasa alami dalam memebeli produk perusahaan dan

pesaing.

4. Last Customer Analysis (analisa pelanggan yang beralih)

Perusahaan-perusahaan yang kehilangan pelanggan mencoba menghubungi

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 1.1 Grafik Jumlah Kunjungan Pasien Bulan Mei 2011 - April 2013
Gambar 1.2 Perbandingan Jumlah Pasien Yang Terdaftar dengan Berobat Kembali
Tabel 2.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan penerapan penerapan dosis pupuk dan indeks hara tanahkombinasi terbaik terdapat pada perlakuan P2B1, perlakuan dosis pupuk terbaik pada P4

Persaingan, dalam usaha sudah merupakan sunnatullah (hukum Allah) bahwa setiap usaha akan menghadapi suatu persaingan atau kompetisi yang harus dihancurkan melalui

Dalam upaya memberikan pelayanan yang efektif dan efisien Bank Central Asia (BCA) Cabang Metro Indah Mall (MIM) Bandung memiliki Standar Operasional Prosedur

Regrei berganda dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen ( Return On Assets, Return Of Equety dan Earning Per Share

Dari hasil kuesioner pada gambar III.23 dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar anak-anak usia 6 sampai dengan 12 tahun dapat menggunakan aplikasi ini dengan

Perlu disadari benar bahwa meskipun terhimpun dalam sebuah lembaga adat yang bernama MALUNSEMAHE, tetapi mereka juga adalah bagian dari masyarakat Kabupaten

Konsep nilai hasil merupakan suatu metode yang mampu menghitung besarnya biaya yang menurut anggaran sesuai dengan pekerjaan yang telah di selesaikan atau di lak-

Pada Ubuntu 9.10 paket AODV-UU dapat di install apabila fitur-fitur yang di perlukan sudah terdapat pada Ubuntu 9.10 sebagai contoh harus di install paket build- essential agar AODV