• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi sistem pengendalian intern atas sistem penggajian : studi kasus di Departemen ASDM PERUM PERURI Karawang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi sistem pengendalian intern atas sistem penggajian : studi kasus di Departemen ASDM PERUM PERURI Karawang."

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

xviii ABSTRAK

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS SISTEM PENGGAJIAN

Studi Kasus di Departemen ASDM PERUM PERURI Karawang

Anastasia Dewi Sekartari NIM: 092114054 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan mengevaluasi apakah sistem pengendalian intern atas sistem penggajian di Departemen Administrasi Sumber Daya Manusia (ASDM) PERUM PERURI Karawang telah diterapkan secara efektif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi wawancara, observasi, kuesioner, dan dokumentasi.

Teknik analisis data yang dilakukan yaitu (1) membandingkan penerapan sistem pengendalian intern atas sistem penggajian di Departemen ASDM PERUM PERURI Karawang dengan teori, (2) melakukan pengujian kepatuhan dengan menggunakan attribute sampling dengan metode stop or go sampling. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan yaitu menggunakansimple random sampling

dengan teknik pengundian. Sampel I yang diambil sebesar 60 sampel dari 2127 arsip daftar gaji karyawan selama bulan Januari-Desember 2012.

(2)

xix ABSTRACT

AN EVALUATION ON THE INTERNAL CONTROL SYSTEM OF PAYROLL SYSTEM

A Case Study at ASDM Department of PERUM PERURI Karawang

Anastasia Dewi Sekartari NIM: 092114054 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2013

The purpose of this study is to determine and evaluate whether the system of internal control on the payroll system at the ASDM Department of PERUM PERURI Karawang has been implemented effectively. The data collection techniques used in this research were interview, observation, questionnaires, and documentation.

The steps of data analysis are (1) comparing the application of the system of internal control of the payroll system at the ASDM Department of PERUM PERURI Karawang with the proposed base theory, (2) undertaking compliance test using the attributed sampling with stop or go sampling method. The techniques of sampling employed was simple random sampling method with drawing techniques. The first round sample taken was sixty sample out of 2127 of employee’ payroll archives during January until December 2012.

(3)

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS SISTEM

PENGGAJIAN

Studi Kasus di Departemen ASDM PERUM PERURI Karawang

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Anastasia Dewi Sekartari NIM : 092114054

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa

atas berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Jurusan

Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat berbagai bantuan dan

arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan rasa

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menyertai penulis.

2. Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyatamtama, S.J., selaku Rama Rektor Universitas

Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan

mengembangkan kepribadian kepada penulis.

3. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma.

4. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA., selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

5. Drs. Edi Kustanto, M.M, selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar dalam

memberikan bimbingan, masukan dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

6. M. Trisnawati Rahayu, SE., M.Si., Akt., QIA., selaku Dosen Penguji yang

(11)

viii

7. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, MM., Ak., selaku Dosen Penguji yang

memberikan motivasi dan bimbingan revisi atas penyusunan skripsi ini.

8. Seluruh karyawan PERUM PERURI Karawang yang selalu membimbing dan

membantu dalam proses penyusunan skripsi ini.

9. Bapak Mardiman, Mama Anna, Mbak Osa, Mario, Agil, Bulek Prini, dan

Alm. Mama Elis yang selalu setia mencintai, memberikan dorongan kasih dan

menjadi keluarga yang humoris.

10. Om Totok tercinta dan keluarganya yang senantiasa membantu penulis.

11. Anggita, sahabatku selama kuliah yang selalu memberikan kasih sayang.

12. Pak Niko dan Pak Hendra yang sabar dalam memberikan bimbingan dan

motivasi tentang hidup.

13. Mas Arnold, Mas Clay, Mbak Kety, Florentina, Veny Tabi, Cintya, Mbak

Lia, dan teman-teman dekat yang selalu memberikan semangat.

14. Teman-teman kelas MPT dan angkatan 2009 yang selalu sabar dan saling

mendukung satu sama lain untuk menyelesaikan skripsi.

15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu dalam

membantu penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari akan kekurangan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

pembaca.

Yogyakarta, 5 September2013

(12)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ...iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ...vii

HALAMAN DAFTAR ISI ...ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ...xiv

HALAMAN DAFTAR GAMBAR...xvi

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ...xvii

ABSTRAK ...xviii

ABSTRACT...xix

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah... 3

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penelitian ... 3

F. Sistematika Penulisan ... 4

(13)

x

A. Sistem... 6

1. Pengertian Sistem... 6

2. Sifat-sifat Sistem ... 7

3. Jenis-jenis Sistem ... 8

B. Sistem Informasi ... 9

1. Pengertian Sistem Informasi ... 9

2. Komponen Sistem Informasi ... 9

3. Tujuan Sistem Informasi ... 11

C. Sistem Akuntansi ... 12

1. Pengertian Sistem Akuntansi ... 12

2. Unsur-unsur Sistem Akuntansi ... 12

3. Tujuan Penyusunan Sistem Akuntansi... 13

D. Gaji... 13

E. Sistem Akuntansi Penggajian... 14

1. Pengertian Sistem Akuntansi Penggajian... 14

2. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Penggajian ... 15

3. Dokumen yang Digunakan... 16

4. Catatan Akuntansi yang Digunakan... 18

5. Fungsi yang Terkait... 19

F. Sistem Informasi Akuntansi... 20

1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi... 20

2. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi... 21

(14)

xi

1. Fitur-fitur Operasional Utama Sistem Penggajian

Berbasis Komputer... 22

2. Bagan Alir Sistem Penggajian Berbasis Komputer dengan Elemen-elemen Real-Time... 24

3. Prosedur Sistem Penggajian Berbasis Komputer... 25

4. Tujuan Sistem Penggajian Berbasis Komputer... 27

H. Sistem Pengendalian Intern... 27

1. Pengertian Pengendalian Intern... 27

2. Pengertian Sistem Pengendalian Intern... 28

3. Unsur Pengendalian Intern... 29

4. Komponen – komponen Struktur Pengendalian Internal ... 32

I. Pengujian Kepatuhan ... 34

1. Fixed Sample Size Attribute Sampling... 35

2. Stop or Go Sampling... 39

3. Discovery Sampling... 43

J. Review Penelitian Terdahulu... 45

BAB III METODE PENELITIAN... 47

A. Jenis Penelitian... 47

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 47

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 47

D. Data yang Dicari ... 48

E. Attribute, Populasi, dan Sampel ... 48

F. Teknik Pengambilan Sampel... 49

(15)

xii

H. Teknik Analisis Data... 50

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 55

A. Sejarah Perusahaan... 55

B. Hubungan Kerjasama Perusahaan... 56

C. Visi dan Misi Perusahaan... 58

D. Bidang Usaha Perusahaan ... 59

E. Struktur Organisasi Perusahaan ... 59

F. Personalia ... 72

G. Proses Produksi ... 77

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 75

A. Sistem Penggajian di Departemen ASDM PERUM PERURI Karawang ... 80

1. Fungsi-fungsi yang Terkait dalam Sistem Penggajian... 80

2. Dokumen-dokumen yang Digunakan dalam Sistem Penggajian ... 83

3. Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Penggajian ... 87

4. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Penggajian ... 88

5. Bagan Alir Sistem Penggajian Berbasis Komputer ... 89

B. Sistem Pengendalian Intern atas Sistem Penggajian di Departemen ASDM PERUM PERURI Karawang ... 93

1. Struktur Organisasi ... 93

2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan ... 94

3. Praktik yang Sehat... 97

(16)

xiii

Jawabnya ... 98

C. Efektivitas Sistem Pengendalian Intern atas Sistem Penggajian di Departemen ASDM PERUM PERURI Karawang ... 101

BAB VI PENUTUP... 109

A. Kesimpulan ... 109

B. Keterbatasan... 109

C. Saran ... 110

DAFTAR PUSTAKA ... 112

(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Penentuan Besarnya Sampel: Keandalan: 95%...37

Tabel 2. Evaluasi Hasil: Keandalan, 95% ...38

Tabel 3. Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Kepatuhan...40

Tabel 4. Attribute Sampling Table for Determining Stop or Go Sampling Sizes and Upper Precision Limit Population Occurrence Rate

Based on Sample Results...41

Tabel 5. Stop or Go Decision...43

Tabel 6. Discovery Sampling Tables : Probability in Percent of Including At Least One Occurrence in a Sample (for Population Between

5.000 and 10.000)...45

Tabel 7.1 Perbandingan Teori tentang Struktur Organisasi dengan yang

ada di PERUM PERURI ...93

Tabel 7.2 Perbandingan Teori tentang Sistem Otorisasi dan Prosedur

Pencatatan yang ada di PERUM PERURI ...94

Tabel 7.3 Perbandingan Teori tentang Praktik yang Sehat dengan yang

ada di PERUM PERURI ...98

Tabel 7.4 Perbandingan Teori tentang Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya dengan yang ada di PERUM PERURI ...100 Tabel 8 Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Kepatuhan...103

Tabel 9.1 Sampel I Arsip Daftar Gaji (60 sampel) PERUM PERURI

Karawang (metode stop or go sampling) ...104

Tabel 9.2 Sampel I Arsip Daftar Gaji (60 sampel) PERUM PERURI

Karawang (metode stop or go sampling) (Lanjutan) ...105

Tabel 10. Attribute Sampling Table for Determining Stop or Go Sampling Sizes and Upper Precision Limit Population Occurrence Rate

(18)

xv

Tabel 11. Evaluasi Hasil Pengujian Kepatuhan terhadap masing-masing attributeatas Sistem Penggajian di Departemen ASDM

(19)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Sistem Penggajian Berbasis Komputer dengan Elemen-elemen

Real-Time...24

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PERUM PERURI...68

Gambar 2.2. Struktur Organisasi PERUM PERURI (Lanjutan)...69

Gambar 2.3. Struktur Organisasi PERUM PERURI (Lanjutan) ...70

Gambar 2.4. Struktur Organisasi PERUM PERURI (Lanjutan) ...71

Gambar 3. SistemOracledengan menu peoplesoftHCMS ...87

(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Ijin Magang ...115

Lampiran 2 Slip Gaji Karyawan ...116

Lampiran 3 Slip Gaji Karyawan (Halaman Depan)...117

Lampiran 4 Daftar Gaji Karyawan...118

Lampiran 5 Jumlah Pegawai Bulan Februari 2013...119

Lampiran 6 Bukti Keluar Bank (BKB) ...120

Lampiran 7 Bukti Keluar Bank (BKB) (Lanjutan) ...121

Lampiran 8 Rekapitulasi Gaji Karyawan...122

Lampiran 9 Daftar Absensi Harian Karyawan...123

Lampiran 10 Surat Perintah Pembayaran (SPM)...124

Lampiran 11 Pedoman Pertanyaan Wawancara...125

(21)

xviii ABSTRAK

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS SISTEM PENGGAJIAN

Studi Kasus di Departemen ASDM PERUM PERURI Karawang

Anastasia Dewi Sekartari NIM: 092114054 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan mengevaluasi apakah sistem pengendalian intern atas sistem penggajian di Departemen Administrasi Sumber Daya Manusia (ASDM) PERUM PERURI Karawang telah diterapkan secara efektif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi wawancara, observasi, kuesioner, dan dokumentasi.

Teknik analisis data yang dilakukan yaitu (1) membandingkan penerapan sistem pengendalian intern atas sistem penggajian di Departemen ASDM PERUM PERURI Karawang dengan teori, (2) melakukan pengujian kepatuhan dengan menggunakan attribute sampling dengan metode stop or go sampling. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan yaitu menggunakansimple random sampling dengan teknik pengundian. Sampel I yang diambil sebesar 60 sampel dari 2127 arsip daftar gaji karyawan selama bulan Januari-Desember 2012.

(22)

xix ABSTRACT

AN EVALUATION ON THE INTERNAL CONTROL SYSTEM OF PAYROLL SYSTEM

A Case Study at ASDM Department of PERUM PERURI Karawang

Anastasia Dewi Sekartari NIM: 092114054 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2013

The purpose of this study is to determine and evaluate whether the system of internal control on the payroll system at the ASDM Department of PERUM PERURI Karawang has been implemented effectively. The data collection techniques used in this research were interview, observation, questionnaires, and documentation.

The steps of data analysis are (1) comparing the application of the system of internal control of the payroll system at the ASDM Department of PERUM PERURI Karawang with the proposed base theory, (2) undertaking compliance test using the attributed sampling with stop or go sampling method. The techniques of sampling employed was simple random sampling method with drawing techniques. The first round sample taken was sixty sample out of 2127 of employee’ payroll archives during January until December 2012.

(23)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia merupakan salah satu komponen dari faktor produksi

yang berperan penting dalam proses pengelolaan aktivitas perusahaan. Tanpa

adanya sumber daya manusia, maka faktor produksi lain tidak dapat dijalankan

secara maksimal dalam upaya mewujudkan tujuan perusahaan. Penerapan sumber

daya manusia yang tepat dapat memotivasi setiap individu melakukan pekerjaan

untuk tercapainya tujuan perusahaan. Disamping itu, dapat menjaga

keseimbangan antara tercapainya tujuan organisasi dengan tujuan tenaga kerja itu

sendiri.

PERUM PERURI merupakan suatu Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

yang satu-satunya dipercaya oleh negara untuk mencetak uang rupiah baik uang

kertas maupun logam bagi negara Republik Indonesia, di mana pengembangan

sumber daya manusia sangat diperhatikan di perusahaan ini. Setiap karyawan

yang telah menyumbangkan jasanya bagi perusahaan akan menerima timbal balik

sebagai bentuk prestasi yaitu gaji. Gaji dibayarkan secara berkala dengan kurun

waktu tertentu yang ditetapkan perusahaan dan bersifat tetap.

Besarnya gaji karyawan ditentukan berdasar kinerja karyawan, tingkat

pendidikan, jabatan dan lama bekerja. Gaji yang diberikan tergantung seberapa

besar kinerja karyawan terhadap perusahaan. Gaji seorang karyawan ditetapkan

menurut suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan tenaga kerja,

(24)

Perusahaan membutuhkan sistem penggajian untuk menentukan besaran gaji

secara adil dan sesuai dengan kualitas kerja karyawan. Sistem penggajian

bertujuan untuk mengatur kegiatan operasional perusahaan dan memotivasi

semangat kerja karyawan. Selain itu untuk mencegah adanya kesalahan dan

penyimpangan dalam prosedur perhitungan dan pembayaran gaji. Jika sistem

penggajian tidak dapat diterapkan dengan baik, maka perusahaan akan sering

menghadapi beberapa masalah yang berhubungan dengan karyawannya.

Misalnya, manipulasi jam kerja fiktif, adanya karyawan yang melakukan

pencatatan absensi untuk karyawan lain, maupun penggunaan jam lembur fiktif

dengan tujuan meningkatkan gaji.

Suatu sistem penggajian belum bisa dikatakan berhasil dan tercapai dalam

mewujudkan tujuan perusahaan apabila pihak manajemen tidak dapat

mengendalikannya dengan baik. Oleh karena itu, peranan sistem pengendalian

intern sangat penting untuk menciptakan efisiensi dan efektivitas. Sistem

pengendalian intern dapat membantu manajer untuk mencegah terjadinya tindak

penyimpangan yang dapat merugikan perusahaan.

Tujuan dari sistem pengendalian intern yaitu untuk menjamin agar

dipatuhinya kebijakan manajemen sehingga tercapainya tujuan perusahaan dan

menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya. Sistem pengendalian intern

yang andal dan efektif dapat memberikan informasi tepat bagi pihak manajemen

dalam pengambilan keputusan. Semakin efektif sistem pengendalian intern di

suatu perusahaan, maka target perusahaan untuk memaksimalkan laba tercapai

(25)

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah sistem pengendalian

intern atas sistem penggajian yang diterapkan di Departemen Administrasi

Sumber Daya Manusia (ASDM) PERUM PERURI sudah efektif ?

C. Batasan Masalah

Penulis membatasi masalah yaitu berfokus pada sistem pengendalian intern

mengenai sistem penggajian. Penulis melakukan penelitian dan pengumpulan data

terbatas di Departemen ASDM PERUM PERURI Karawang.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin dicapai, yaitu untuk mengetahui dan

mengevaluasi sistem pengendalian intern atas sistem penggajian yang

dilaksanakan oleh Departemen Administrasi Sumber Daya Manusia (ASDM)

PERUM PERURI diterapkan secara efektif.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan pengetahuan

mengenai sistem pengendalian intern atas sistem penggajian yang

diterapkan di perusahaan dengan ilmu yang dipahami pada saat

(26)

2. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dijadikan sebagai masukan bagi kemajuan perkembangan

sumber daya manusia di perusahaan dalam menerapkan sistem

pengendalian intern atas sistem penggajian sesuai dengan prosedur dan

kebijakan yang berlaku.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini dijadikan sebagai referensi kepustakaan dan masukan bagi

berbagai pihak untuk menambah wawasan mengenai penerapan sistem

pengendalian intern penggajian.

F. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori

Bab ini membahas mengenai teori-teori yang digunakan peneliti

untuk menganalisis data penelitian dan mengevaluasi sistem

pengendalian intern atas sistem penggajian yang ada di perusahaan.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas mengenai jenis penelitian, tempat dan waktu

penelitian, subjek dan objek penelitian, sumber data, attribute,

(27)

teknik pengumpulan data serta teknik yang digunakan untuk

menganalisis data.

Bab IV Gambaran Umum Perusahaan

Bab ini menjelaskan tentang sejarah umum perusahaan, visi dan

misi, struktur organisasi, personalia, kegiatan yang terkait dalam

perusahaan, serta perkembangan perusahaan.

Bab V Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang telah diperoleh

yaitu perbandingan antara teori dan praktek yang ada di perusahaan

mengenai sistem penggajian serta mengukur efektivitas sistem

pengendalian intern dengan metode pengujian kepatuhan sesuai

dengan teknik analisis data yang telah diuraikan.

Bab VI Penutup

Bab ini berisi tentang kesimpulan penelitian yang telah dilakukan,

keterbatasan penelitian serta saran yang bermanfaat bagi kemajuan

(28)

6 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Sistem

1. Pengertian Sistem

Pengertian umum mengenai sistem menurut Mulyadi (2001: 3), dapat

didefinisikan sebagai berikut:

a. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur.

Unsur-unsur suatu sistem terdiri dari subsistem yang lebih kecil, yang

terdiri pula dari kelompok unsur yang membentuk subsistem tersebut.

Kelompok unsur tersebut terdiri dari masukan, proses, dan keluaran.

b. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang

bersangkutan.

Setiap unsur yang membentuk sistem saling berhubungan atau

berintegrasi satu sama lain agar sistem dapat berjalan dengan baik.

c. Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem.

Setiap struktur sistem memiliki fungsi tertentu dan bekerja dengan

proses tertentu untuk mencapai tujuan sistem.

d. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.

Sistem pernafasan kita merupakan salah satu sistem yang ada dalam

tubuh kita, yang merupakan bagian dari sistem metabolisme tubuh.

Pengertian sistem menurut Wilkinson (1993: 3), yaitu “Suatu

(29)

mengkoordinasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mengubah

masukan-masukan menjadi keluaran”.

Definisi sistem juga dikemukakan oleh Romney (2006: 2-3), yaitu rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem hampir selalu terdiri dari beberapa subsistem kecil, yang masing-masing melakukan fungsi khusus yang penting untuk dan mendukung bagi sistem yang lebih besar, tempat mereka berada.

Sistem terdiri dari struktur dan proses, dimana struktur sistem

merupakan suatu elemen yang membentuk sistem tersebut dan proses yang

bekerja untuk mencapai tujuan dari sistem.

2. Sifat-sifat Sistem

Suatu sistem mempunyai sifat-sifat tertentu menurut pendapat Narko

(1994: 2-3), antara lain:

a. Mempunyai tujuan

Tujuan sistem merupakan pemotivasi bekerjanya suatu sistem.

Misalnya memperoleh laba merupakan tujuan organisasi bisnis yang

mendorong bekerjanya sistem yang berlaku pada organisasi

bersangkutan.

b. Mempunyai input, process, dan output

Inputberupa masukan terhadap sistem, outputmerupakan keluaran

sistem, sedangkan process adalah metode dengan mana input diubah

menjadi output.

c. Mempunyai lingkungan

Setiap sistem (kecuali alam semesta) mempunyai lingkungan.

(30)

seperti lingkungan ekonomi, politik, sosial budaya, hukum, dan

lain-lain.

d. Mempunyai elemen-elemen yang saling terkait.

Sistem terbentuk dari berbagai elemen unsur yang memiliki

hubungan dan saling terintegrasi satu sama lain membentuk subsistem

yang lebih kecil.

e. Mempunyai pengendali sistem

Setiap sistem harus mengatur semua subsistemnya agar dapat

mencapai tujuan yang diinginkan. Agar pengendalian sistem dapat

efektif, maka harus tersedia umpan balik. Umpan balik tersebut

dibandingkan dengan standar yang berlaku maka dapat ditemukan

penyimpangan-penyimpangan.

f. Mempunyai pengguna

Pengguna diartikan secara luas sebagai contoh, suatu perusahaan

memiliki pengguna seperti pemegang saham, kreditur, pemerintah,

dan serikat buruh, selain manajemen perusahaan itu sendiri.

3. Jenis-jenis Sistem

Suatu sistem dapat dibedakan menjadi beberapa jenis menurut Narko

(1994: 3), antara lain:

a. Sistem tertutup dan terbuka

Sistem tertutup adalah sistem yang lingkungannya dapat

dikendalikan 100%. Misalnya, sistem percobaan di laboratorium.

(31)

sedikit dapat dikendalikan, seperti sistem bisnis. Pada sistem ini,

lingkungan seperti ekonomi sosial, internasional, politik, sosial

budaya, hukum, dan lain-lain sulit dikendalikan.

b. Sistem buatan manusia dan sistem alam.

Contoh sistem buatan manusia yaitu sistem akuntansi, sistem

produksi, sistem pemasaran, dan sistem keuangan. Sistem alam

misalnya, sistem ekologi, sistem hutan belantara, dan lain-lain.

B. Sistem Informasi

1. Pengertian Sistem Informasi

“Sebuah sistem informasi adalah sistem buatan manusia yang berisi

himpunan terintegrasi dari komponen manual dan

komponen-komponen terkomputerisasi yang bertujuan untuk mengumpulkan data,

memproses data, dan menghasilkan informasi untuk pemakai”. (Lani

Sidharta, 1995: 11)

Definisi sistem informasi juga dikemukakan oleh Jogiyanto (1999:11),

yaitu “Suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan

kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat

manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan

pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan”.

2. Komponen Sistem Informasi

Komponen bangunan sistem informasi terdiri dari enam blok menurut

(32)

a. Blok Masukan (Input Block)

Masukan adalah data yang dimasukkan ke dalam sistem informasi

beserta metode dan media yang digunakan untuk menangkap dan

memasukkan data tersebut ke dalam sistem. Cara untuk memasukkan

masukan ke dalam sistem dapat berupa tulisan tangan, formulir kertas,

dan pengenalan karakteristik fisik.

b. Blok Model (Model Block)

Terdiri dari logico-mathematical models yang mengolah masukan dan

data yang disimpan dengan berbagai macam cara, untuk memproduksi

hasil yang dikehendaki atau keluaran.

c. Blok Keluaran (Output Block)

Keluaran suatu sistem merupakan faktor utama yang menentukan

blok-blok lain suatu sistem informasi. Jika tidak sesuai dengan

kebutuhan pemakai informasi, perancangan blok masukan, model,

teknologi, basis data, dan pengendalian tidak ada manfaatnya.

d. Blok Teknologi (Technology Block)

Dalam sistem informasi berbasis komputer, teknologi terdiri dari tiga

komponen yaitu komputer dan penyimpan data di luar (auxiliary

storage), telekomunikasi, dan perangkat lunak (software).

e. Blok Basis Data (Data Base Block)

Basis data dipandang dari sudut pandang logis yang bersangkutan

(33)

ketepatan, ketelitian, dan relevansi pengambilan informasi untuk

memenuhi kebutuhan pemakai.

f. Blok Pengendalian (Control Block)

Semua sistem informasi harus dilindungi dari bencana dan ancaman,

seperti bencana alam, kecurangan, kegagalan sistem, kesalahan dan

penggelapan, penyadapan, sabotase, dan lain-lain. Sehingga

diperlukan berbagai cara untuk menjamin perlindungan, integritas

demi kelancaran jalannya sistem informasi.

3. Tujuan Sistem Informasi

Tiga tujuan dasar sistem informasi menurut Hall (2007: 21), yaitu:

a. Mendukung fungsi penyediaan (stewardship) pihak manajemen.

Sistem informasi menyediakan informasi mengenai penggunaan

sumber daya ke para pengguna eksternal melalui laporan keuangan.

Secara internal, pihak manajemen menerima informasi pelayanan dari

berbagai laporan pertanggungjawaban.

b. Mendukung pengambilan keputusan pihak manajemen.

Sistem informasi memberikan pihak manajemen informasi yang

dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab pengambilan

keputusan tersebut.

c. Mendukung operasional harian perusahaan.

Sistem informasi menyediakan informasi bagi para personil

operasional untuk membantu mereka melaksanakan pekerjaan secara

(34)

C. Sistem Akuntansi

1. Pengertian Sistem Akuntansi

Pengertian sistem akuntansi menurut Narko (1994: 3), yaitu “Jaringan

terdiri dari formulir, catatan, prosedur, alat, dan sumber daya manusia

yang menghasilkan informasi pada organisasi untuk keperluan

pengawasan, operasi, dan kepentingan pengambilan keputusan bisnis”.

Sistem akuntansi juga dapat didefinisikan sebagai “Organisasi

formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk

menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna

memudahkan pengelolaan perusahaan” (Mulyadi, 2001: 3).

2. Unsur-unsur Sistem Akuntansi

1) Formulir: dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya

transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen, karena

dengan formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam

(didokumentasikan) di atas secarik kertas.

2) Jurnal: catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat,

mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainnya.

Sumber informasi pencatatan dalam jurnal adalah formulir.

3) Buku besar: terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk

meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal.

4) Buku pembantu: terdiri dari rekening-rekening pembantu yang

merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam

(35)

5) Laporan: Hasil akhir dari proses akuntansi adalah laporan keuangan

yang dapat berupa neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan laba

yang ditahan, harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran, laporan

harga pokok penjualan, daftar umur piutang, daftar utang yang akan

dibayar, daftar saldo persediaan yang lambat penjualannya.

3. Tujuan Penyusunan Sistem Akuntansi

Tujuan penyusunan sistem akuntansi menurut Narko (1994: 7), yaitu:

a. Untuk meningkatkan kualitas informasi yang dihasilkan sistem.

b. Untuk meningkatkan pengendalian akuntansi dan cek internal.

c. Untuk menekan biaya klerikal untuk menyelenggarakan catatan-catatan.

D. Gaji

Gaji merupakan unsur biaya cukup besar yang harus dikeluarkan perusahaan

dibandingkan dengan unsur biaya lainnya. Definisi gaji menurut Mulyadi (2001:

373), yaitu “Pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh karyawan

yang mempunyai jenjang jabatan manajer, yang dibayarkan secara tetap per

bulan”.

Definisi gaji menurut Buku Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu upah

pekerja yang dibayar dalam waktu yang tetap atau balas jasa yang diterima

pekerja dalam bentuk uang berdasarkan waktu tertentu. Pengertian gaji tersebut

tentunya memberikan suatu gambaran bahwa munculnya gaji itu karena adanya

(36)

Gaji dapat dikategorikan sebagai hak nisbi atau hak yang memberikan

wewenang kepada seseorang atau beberapa orang tertentu untuk menuntut orang

lain memberikan, melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Dengan demikian,

gaji muncul sebagai hak tagih karena prestasi kerja.

Pengertian gaji (salary) biasanya digunakan untuk “Pembayaran atas jasa

manajerial, administratif, dan jasa-jasa yang sama. Tarif gaji biasanya

diekspresikan dalam periode bulanan” (Niswonger, 1999: 446).

E. Sistem Akuntansi Penggajian

1. Pengertian Sistem Akuntansi Penggajian

Definisi sistem akuntansi penggajian menurut Neunar (1997: 210) adalah suatu sistem dari prosedur dan catatan-catatan yang memberikan kemungkinan untuk menentukan dengan cepat dan tepat berapa jumlah pendapatan kotor setiap pegawai, berapa jumlah yang harus dikurangi dan pendapatan untuk berbagai pajak dan potongan lainnya dan berapa saldo yang harus diberikan kepada karyawan.

Sistem akuntansi penggajian dalam perusahaan manufaktur

melibatkan fungsi kepegawaian, fungsi keuangan, dan fungsi akuntansi.

Fungsi kepegawaian bertanggungjawab dalam pengangkatan karyawan,

penetapan jabatan, penetapan tarif gaji, promosi dan penurunan pangkat,

mutasi karyawan, penghentian karyawan dari pekerjaannya, dan penetapan

berbagai tunjangan kesejahteraan karyawan serta penghitungan gaji

karyawan. Fungsi keuangan bertanggungjawab atas pelaksanaan

pembayaran gaji serta tunjangan kesejahteraan karyawan. Fungsi akuntansi

(37)

perhitungan harga pokok produk dan penyediaan informasi guna

pengawasan biaya tenaga kerja. (Mulyadi, 2001: 373)

2. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Akuntansi Penggajian

Beberapa prosedur sistem penggajian menurut Mulyadi (2001:

385-386) meliputi:

a. Prosedur pencatatan waktu hadir

Prosedur ini bertujuan untuk mencatat waktu hadir karyawan.

Pencatatan waktu hadir diselenggarakan oleh fungsi pencatat waktu

dengan menggunakan daftar hadir pada pintu masuk kantor

administrasi atau pabrik. Pencatatan waktu hadir dapat menggunakan

daftar hadir biasa dan karyawan harus menandatanganinya setiap hadir

dan pulang atau dapat menggunakan kartu hadir (clock card) yang

diisi secara otomatis dengan menggunakan mesin pencatat waktu

(time recorder machine).

b. Prosedur pembuatan daftar gaji

Data yang dipakai sebagai dasar pembuatan daftar gaji adalah

surat-surat keputusan mengenai pengangkatan karyawan baru,

kenaikan pangkat, pemberhentian karyawan, penurunan pangkat,

daftar gaji sebelumnya, dan daftar hadir. Jika gaji karyawan melebihi

penghasilan tidak kena pajak, informasi mengenai potongan PPh Pasal

21 dihitung oleh fungsi pembuat daftar gaji atas dasar data dalam

(38)

c. Prosedur distribusi biaya gaji

Dalam prosedur ini, biaya tenaga kerja didistribusikan kepada

departemen-departemen yang menikmati manfaat tenaga kerja.

Distribusi tenaga kerja ini dimaksudkan untuk pengendalian biaya dan

perhitungan harga pokok produk.

d. Prosedur pembuatan bukti kas keluar

Prosedur ini dilakukan oleh bagian utang dengan melakukan

kegiatan yaitu menerima daftar gaji, membuat bukti kas keluar,

mencatat kewajiban gaji ke dalam register bukti kas keluar dan

menyerahkannya ke bagian jurnal maupun bagian kasa.

e. Prosedur pembayaran gaji

Prosedur pembayaran gaji melibatkan fungsi akuntansi dan fungsi

keuangan. Fungsi akuntansi membuat perintah pengeluaran kas

kepada fungsi keuangan untuk menulis cek guna pembayaran gaji.

3. Dokumen yang Digunakan

Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi penggajian

menurut Mulyadi (2001: 374-379) adalah:

a. Dokumen pendukung perubahan gaji

Dokumen ini umumnya dikeluarkan oleh fungsi kepegawaian

berupa surat keputusan pengangkatan karyawan baru, kenaikan

pangkat, skorsing dan sebagainya. Tembusan dokumen ini dikirimkan

(39)

b. Kartu jam hadir

Dokumen ini digunakan oleh fungsi pencatat waktu untuk mencatat

jam hadir setiap karyawan di perusahaan. Catatan jam hadir dapat

berupa daftar hadir biasa, dapat pula berbentuk kartu hadir yang diisi

dari mesin pencatat waktu.

c. Kartu jam kerja

Dokumen ini digunakan untuk mencatat waktu yang dikonsumsi

oleh tenaga kerja langsung pada perusahaan yang diproduksinya

berdasarkan pesanan.

d. Daftar gaji

Dokumen ini berisi jumlah gaji bruto setiap karyawan, dikurangi

potongan-potongan berupa PPh Pasal 21, utang karyawan, iuran untuk

organisasi karyawan, dan lain sebagainya.

e. Rekap daftar gaji

Dokumen ini merupakan ringkasan gaji per departemen yang

dibuat berdasarkan daftar gaji. Distribusi biaya tenaga kerja ini

dilakukan oleh fungsi akuntansi biaya dengan dasar rekap gaji.

f. Surat pernyataan gaji

Dokumen ini dibuat oleh fungsi pembuat daftar gaji bersamaan

dengan pembuatan daftar gaji dalam kegiatan yang terpisah. Dokumen

ini dibuat sebagai catatan bagi setiap karyawan mengenai rincian gaji

yang diterima setiap karyawan beserta berbagai potongan yang

(40)

g. Amplop gaji

Uang gaji karyawan diserahkan kepada setiap karyawan dalam

amplop gaji. Di halaman muka amplop setiap karyawan ini berisi

informasi mengenai nama karyawan, nomor identifikasi karyawan dan

jumlah gaji bersih yang diterima karyawan dalam bulan tertentu.

h. Bukti kas keluar

Dokumen ini merupakan perintah pengeluaran uang yang dibuat

oleh fungsi akuntansi kepada fungsi keuangan, berdasarkan informasi

dalam daftar gaji yang diterima dari fungsi pembuat daftar gaji.

4. Catatan Akuntansi yang Digunakan

Catatan akuntansi yang digunakan dalam pencatatan gaji (Mulyadi,

2001: 382) meliputi:

1) Jurnal umum

Dalam pencatatan gaji ini, jurnal umum digunakan untuk mencatat

distribusi biaya tenaga kerja ke dalam setiap departemen dalam

perusahaan.

2) Kartu harga pokok produk

Catatan ini digunakan untuk mencatat upah tenaga kerja langsung

yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu.

3) Kartu biaya

Catatan ini digunakan untuk mencatat biaya tenaga kerja tidak

(41)

dalam perusahaan. Sumber informasi untuk pencatatan dalam kartu

biaya ini adalah bukti memorial.

4) Kartu penghasilan karyawan.

Catatan ini digunakan untuk mencatat penghasilan dan berbagai

potongannya yang diterima oleh setiap karyawan. Informasi dalam

kartu penghasilan ini dipakai sebagai dasar penghitungan PPh Pasal

21 yang menjadi beban setiap karyawan. Kartu penghasilan karyawan

digunakan sebagai tanda terima gaji karyawan yang bersangkutan.

5. Fungsi yang Terkait

Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penggajian menurut

Mulyadi (2001: 382), adalah:

a. Fungsi kepegawaian, bertanggung jawab untuk mencari karyawan

baru, menyeleksi calon karyawan, memutuskan penempatan karyawan

baru, membuat surat keputusan tarif gaji karyawan, kenaikan pangkat

dan golongan gaji, mutasi karyawan dan pemberhentian karyawan.

b. Fungsi pencatat waktu, bertanggung jawab untuk menyelenggarakan

catatan waktu hadir bagi semua karyawan perusahaan. Sistem

pengendalian intern yang baik mensyaratkan fungsi pencatatan waktu

hadir karyawan tidak boleh dilaksanakan oleh fungsi operasi atau oleh

fungsi pembuat daftar gaji.

c. Fungsi pembuat daftar gaji, bertanggung jawab untuk membuat daftar

gaji yang berisi penghasilan bruto yang menjadi hak dan berbagai

(42)

pembayaran gaji. Daftar gaji diserahkan oleh pembuat daftar gaji

kepada fungsi akuntansi guna pembuatan bukti kas keluar yang

dipakai sebagai dasar pembayaran gaji kepada karyawan.

d. Fungsi akuntansi, bertanggungjawab untuk mencatat kewajiban yang

timbul dalam hubungannya dengan pembayaran gaji karyawan. Fungsi

akuntansi menangani sistem akuntansi penggajian yang berada

ditangan Bagian Utang, Bagian Kartu Biaya, dan Bagian Jurnal.

e. Fungsi keuangan, bertanggung jawab untuk mengisi cek guna

pembayaran gaji dan menguangkan cek tersebut ke bank. Uang tunai

tersebut kemudian dimasukkan ke dalam amplop gaji setiap karyawan.

F. Sistem Informasi Akuntansi

1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi menurut Baridwan (2004: 4), yaitu “Suatu

komponen yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa,

dan mengkombinasikan informasi keuangan yang relevan untuk

pengambilan keputusan pihak-pihak luar (pemerintah, masyarakat,

investor, dan kreditor) dan pihak-pihak dalam (terutama manajemen)”.

Pengertian sistem informasi akuntansi juga dikemukakan oleh

Nugroho Widjajanto (2001), yaitu “Susunan formulir, catatan, peralatan

termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga

(43)

mentransformasikan data keuangan informasi yang dibutuhkan

manajemen”.

2. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Terdapat tiga tujuan sistem informasi akuntansi menurut Mardi (2011:

4), antara lain:

a. Guna memenuhi setiap kewajiban sesuai dengan otoritas yang

diberikan kepada seseorang.

Keberadaan sistem informasi membantu ketersediaan informasi dan

dibutuhkan oleh pihak eksternal melalui laporan keuangan.

b. Setiap informasi yang dihasilkan merupakan bahan yang berharga

bagi pengambilan keputusan manajemen.

Sistem informasi menyediakan informasi guna mendukung setiap

keputusan yang diambil oleh pimpinan sesuai dengan

pertanggungjawaban yang ditetapkan.

c. Setiap informasi diperlukan untuk mendukung kelancaran operasional

perusahaan sehari-hari.

Sistem informasi menyediakan informasi bagi setiap satuan tugas

dalam berbagai tingkatan manajemen, sehingga mereka dapat lebih

produktif.

G. Sistem Penggajian Berbasis Komputer

Sistem berbasis komputer artinya sistem yang menggunakan perangkat lunak

(44)

PERUM PERURI merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

yang menggunakan sistem penggajian berbasis komputer. Peranan sistem

terkomputerisasi memberikan peran penting untuk menunjang kemajuan

perusahaan.

1. Fitur-fitur Operasional Utama Sistem Penggajian Berbasis Komputer

Fitur-fitur penting untuk kegiatan operasional utama sistem penggajian

menurut Hall (2007: 405-407), yaitu:

a) Personalia

Departemen personalia melakukan perubahan dalamfile karyawan secara

real-time melalui terminal. Perubahan ini termasuk penambahan

karyawan baru, penghapusan karyawan yang sudah tidak bekerja,

perubahan jumlah keluarga karyawan, perubahan pemotongan gaji, dan

perubahan status pekerjaan (tarif pembayaran).

b) Akuntansi Biaya

Departemen akuntansi biaya memasukkan data biaya pekerjaan (

real-time atau setiap hari) untuk menciptakan file pemanfaatan tenaga kerja

(labor usage life).

c) Penjagaan Waktu

Ketika menerima kartu waktu yang sudah disetujui dari supervisor pada

tiap akhir tahun minggu, departemen penjagaan waktu membuat file

kehadiran (attendance file) saat ini.

d) Pemrosesan Data

(45)

1) Biaya tenaga kerja didistribusikan ke berbagai WIP, overhead, dan

akun biaya.

2) File rangkuman distribusi tenaga kerja on-line diciptakan. Salinan

dari file ini dikirim ke departemen akuntansi biaya dan buku besar

umum.

3) Daftar gaji on-line diciptakan dari file kehadiran dan file karyawan.

Salinan dari file ini dikirim ke departemen utang dan pengeluaran

kas.

4) File catatan karyawan diperbarui.

5) Cek penggajian disiapkan dan ditandatangani. Cek dikirim ke

bendahara untuk diperiksa dan direkonsiliasikan dengan daftar gaji.

Cek pembayaran didistribusikan ke para karyawan. Untuk

pengendalian internal tambahan, banyak perusahaan mendorong para

karyawan agar cek mereka langsung didepositokan ke rekening

bank.

6) Filebukti pengeluaran diperbarui dan satu cek disiapkan untuk dana

yang akan ditransfer ke akun dana gaji. Cek dan salinan bukti

pengeluaran dikirim ke departemen pengeluaran kas. Satu salinan

bukti tersebut dikirim ke departemen buku besar umum, dan salinan

yang terakhir dikirim ke departemen utang.

7) Pada akhir pemrosesan, sistem tersebut menerima file rangkuman

distribusi tenaga kerja dan file bukti pengeluaran dan memperbarui

(46)

24

2. Bagan Alir Sistem Penggajian Berbasis Komputer dengan Elemen-elemen Real-Time

Gambar 1: Sistem Penggajian Berbasis Komputer dengan Elemen-elemen Real-Time

(47)

Sistem penggajian berbasis komputer dengan elemen-elemen real-time

memberikan banyak keuntungan operasional, seperti pengurangan jeda waktu

antara terjadinya peristiwa dan pencatatan, kertas kerja, dan tenaga kerja

administrasi. Banyak pekerjaan yang sebagian besar dilakukan oleh

komputer. Sistem berbasis komputer menghasilkan catatan yang memadai

untuk verifikasi independen dan tujuan audit. Pengendalian harus didesain

untuk melindungi akses yang tidak diotorisasi ke file data dan program

komputer.

3. Prosedur Sistem Penggajian Berbasis Komputer

Beberapa prosedur sistem penggajian yang diselenggarakan dengan

menggunakan komputer menurut Krismiaji (2002: 396), antara lain:

a. Bagian gaji

Bagian ini menerima kartu jam kerja dan tiket kerja dari berbagai

departemen. Atas dasar dokumen ini, bagian gaji akan membandingkan

kedua dokumen, memasukkan data gaji ke komputer dan mengarsipkan

kedua dokumen tersebut sesuai urutan waktu.

b. Departemen pengolahan data

Setelah menerima input data gaji, bagian ini akan menjalankan program

pengurutan data. Hasilnya berupa data gaji yang telah urut. Kemudian

bagian ini menjalankan program pembuatan cek dengan menggunakan

file induk penggajian dan file buku besar. Keluaran dari proses ini

(48)

a) Cek gaji yang diserahkan ke departemen keuangan (kasir).

b) Berbagai macam laporan periodik yang akan diserahkan ke bagian

departemen.

c) Daftar gaji yang akan diserahkan ke bagian utang.

c. Bagian utang

Bagian ini menerima daftar gaji dari departemen pengolahan data. Atas

dasar daftar gaji tersebut, bagian utang akan memberikan otorisasi dan

membuat voucher. Selanjutnya voucher dan daftar gaji diserahkan ke

departemen keuangan (kasir).

d. Kasir

Bagian ini mula-mula menerima cek gaji dan menerima voucher serta

daftar gaji. Kemudian bagian kasir memeriksa dan menandatangani cek

serta membatalkan (mengecap lunas voucher). Kemudian kasir akan

mendistribusikan dokumen-dokumen tersebut: (1) daftar gaji diserahkan

ke bagian gaji, (2) voucher diserahkan ke bagian akuntansi, (3) cek gaji

didistribusikan kepada karyawan, (4) cek transfer gaji dan diserahkan ke

bank.

e. Bagian gaji

Atas dasar daftar gaji yang diterima, bagian gaji akan mencocokkan

dengan arsip kartu kerja dan tiket jam kerja. Selanjutnya

(49)

4. Tujuan Sistem Penggajian Berbasis Komputer

Tujuan penyusunan prosedur penggajian menurut Mulyadi (2001:387),

antara lain:

a. Untuk menentukan secara tepat dan cepat berapa besarnya gaji dan upah

yang harus dibayarkan kepada setiap karyawan.

b. Untuk menyelenggarakan catatan-catatan yang efisien dan teliti dari semua

gaji dan upah, potongan-potongan pajak dan potongan-potongan lain.

c. Untuk membayar gaji dan upah kepada karyawan dengan cara yang

memuaskan.

d. Untuk menyusun secara tepat dan teliti semua laporan pajak upah yang

dibutuhkan oleh inspeksi pajak.

e. Untuk menetapkan dan menggunakan suatu sistem pengecekan intern dan

mencegah kesalahan-kesalahan dan kecurangan-kecurangan.

H. Sistem Pengendalian Intern

1. Pengertian Pengendalian Intern

Istilah internal control semakin populer setelah disahkannya Foreign

Corrupt Practice Act of 1977 di USA yang mempengaruhi Security

Exchange Act 1934. Istilah pengendalian intern awalnya memang hanya

menyangkut bidang akuntansi, khususnya kecermatan pembukuan yang

lebih bersifat control, terutama ditujukan untuk menghindari clerical error

dari kesalahan pencatatan. Namun dalam perkembangannya, istilah ini

(50)

menjaga aset atau kekayaan yang dimiliki perusahaan, pendukung mutu

operasi, dan juga pencapaian tujuan perusahaan.

Pengertian pengendalian intern juga dikemukakan menurut buletin Examination of Financial statements by Independent Public Accountant (AICPA: 1936), Internal Control is defined as those measures and methods adopted within the organization itself to safeguard the cash or other assets of the company as well as to check the clerical accuracy of book-keeping.

“Pengendalian intern akuntansi adalah bagian dari sistem

pengendalian intern, seperti struktur organisasi, metode, dan

ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi

dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi” (Mulyadi, 2001:

164).

Pengendalian intern akuntansi yang baik akan menjamin keamanan

kekayaan para investor dan kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan

dan akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.

2. Pengertian Sistem Pengendalian Intern

Definisi sistem pengendalian intern menurut Mulyadi (2001: 163), meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Pengkoordinasian tersebut berguna untuk mencapai tujuan sistem pengendalian intern bagi para manajemen dan perusahaan tersebut.

Sistem pengendalian intern dapat dikelompokkan menjadi beberapa

kategori (Chusing, 1983: 76-77), yaitu :

a. Pengendalian Administratif

Meliputi struktur organisasi dan prosedur-prosedur, serta

(51)

dengan pengesahan transaksi-transaksi oleh manajemen. Pengesahan

tersebut merupakan fungsi manajemen yang secara langsung dengan

tanggung jawab untuk mencapai tujuan perusahaan dan titik awal

untuk menyusun pengawasan akuntansi atas transaksi-transaksi.

b. Pengendalian Akuntansi

Meliputi struktur organisasi, prosedur-prosedur, dan catatan-catatan

yang berkaitan dengan pengamanan aktiva dan dipercayainya catatan

finansial, dan konsekuensinya. Organisasi, prosedur, dan

catatan-catatan itu disusun untuk memberikan jaminan yang cukup dalam arti:

1) Transaksi-transaksi dilaksanakan sesuai dengan pengesahan

manajemen, secara umum maupun luas.

2) Transaksi-transaksi dicatat untuk memungkinkan penyusunan

laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi.

3) Akses aktiva hanya diperbolehkan bila sudah sesuai dengan otoritas

yang diberikan oleh manajemen.

4) Tanggung jawab atas aktiva dibandingkan dengan aktiva yang ada

pada setiap waktu tertentu dan pentingnya diambil tindakan bila

ada perbedaan.

3. Unsur Pengendalian Intern

Unsur pokok pengendalian intern menurut Mulyadi (2001: 164),

antara lain diuraikan sebagai berikut :

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional

(52)

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan

biaya.

3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit

organisasi.

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

Adapun beberapa unsur pengendalian intern dalam sistem akuntansi

penggajian, yaitu :

a. Organisasi

1. Fungsi pembuatan daftar gaji harus terpisah dari fungsi keuangan.

Fungsi personalia bertanggungjawab atas tersedianya berbagai

informasi operasi yang dipakai sebagai dasar untuk menghasilkan

informasi akuntansi, yaitu gaji yang disajikan dalam daftar gaji.

2. Fungsi pencatatan waktu hadir harus terpisah dari fungsi operasi.

Waktu hadir merupakan waktu yang dipakai sebagai salah satu

dasar untuk penghitungan gaji karyawan. Dengan demikian,

ketelitian dan keandalan data waktu hadir karyawan sangat

menentukan ketelitian dan keandalan data gaji setiap karyawan.

b. Sistem Otorisasi

1. Setiap orang yang namanya tercantum dalam daftar gaji harus

memiliki surat keputusan pengangkatan sebagai karyawan

(53)

2. Setiap perubahan gaji karyawan karena perubahan pangkat,

perubahan tarif gaji, tambahan keluarga harus didasarkan pada

surat keputusan Direktur Keuangan.

3. Setiap potongan atas gaji karyawan selain dari pajak penghasilan

karyawan harus didasarkan atas surat potongan gaji yang

diotorisasi oleh fungsi kepegawaian.

4. Kartu jam hadir harus diotorisasi oleh fungsi pencatat waktu.

5. Perintah lembur harus diotorisasi oleh kepala departemen karyawan

yang bersangkutan.

6. Daftar gaji dan upah harus diotorisasi oleh fungsi personalia.

7. Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji dan upah harus diotorisasi

oleh fungsi akuntansi.

8. Perubahan dalam catatan penghasilan karyawan direkonsiliasi

dengan daftar gaji karyawan.

c. Praktik yang sehat

1. Kartu jam hadir harus dibandingkan dengan kartu jam kerja

sebelum kartu yang terakhir ini dipakai sebagai dasar distribusi

biaya tenaga kerja langsung.

2. Pemasukan kartu jam hadir ke dalam mesin pencatat waktu harus

diawasi oleh fungsi pencatat waktu.

3. Pembuatan daftar gaji harus diverifikasi kebenaran dan ketelitian

perhitungannya oleh fungsi akuntansi sebelum dilakukan

(54)

4. Penghitungan pajak penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan

catatan penghasilan karyawan.

5. Catatan penghasilan karyawan disimpan oleh fungsi pembuat daftar

gaji.

d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya

1. Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut.

2. Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan

perusahaan sesuai dengan tuntutan pekerjaannya.

4. Komponen-komponen struktur pengendalian internal

Ada lima komponen struktur pengendalian internal dalam laporan COSO:

a) Lingkungan Pengendalian

Dalam lingkungan pengendalian terdapat beberapa kebijakan yang

ditetapkan oleh perusahaan, agar pengendalian perusahaan lebih kuat

dalam menghadapi hambatan yang datang. Hal tersebut dikarenakan

lingkungan pengendalian merupakan dasar dari lingkungan

pengendalian yang lainnya, yang dapat memberikan acuan disiplin

meliputi integritas, nilai etika, kompetensi personil perusahaan,

falsafah manajemen dan gaya operasional, cara manajemen dalam

mendelegasikan tugas dan tanggung jawab, mengatur dan

mengembangkan personil, serta arahan yang diberikan oleh dewan

(55)

b) Perhitungan Resiko

Komponen yang kedua dari pengendalian intern adalah menaksir

risiko yang mungkin terjadi sehingga mempengaruhi kegiatan usaha

perusahaan. Adapun risiko yang dihadapi biasanya meliputi

kehilangan sumber daya keuangan karena pemborosan atau pencurian,

kebijakan pemerintah, dan adanya perubahan ekonomi.

c) Aktivitas Pengendalian

Komponen ketiga dari pengendalian intern adalah aktivitas

pengendalian. Dalam komponen ini, manajemen perusahaan berusaha

meminimalkan risiko yang akan terjadi sehingga tujuan perusahaan

tercapai.

d) Informasi dan komunikasi

Perusahaan berusaha meminimalkan risiko yang terjadi dengan

adanya program penggajian yang sederhana. Informasi internal

maupun kejadian eksternal, aktivitas, dan kondisi maupun prasyarat

hendaknya dikomunikasikan agar manajemen memperoleh informasi

mengenai keputusan-keputusan bisnis yang harus diambil dan untuk

pelaporan eksternal.

e) Pemantauan

Dalam komponen ini, perusahaan dalam meminimalkan resiko

yang terjadi dengan dilakukannya pemantauan oleh manajemen.

(56)

tingkat atas dan pemborosan yang serius seharusnya dilaporkan

kepada manajemen puncak dan dewan direksi.

I. Pengujian Kepatuhan

Pengujian kepatuhan merupakan suatu pelaksanaan norma yang

mengharuskan para akuntan melakukan pengujian terhadap efektivitas struktur

pengendalian intern dalam mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan

(Mulyadi, 1992: 84). Dalam menguji efektivitas sistem pengendalian intern, dapat

dilakukan dengan metode statistical sampling dan judgement sampling.

Statistical sampling terbagi menjadi dua yaitu attribute sampling yang

digunakan oleh akuntan publik untuk menguji efektivitas sistem pengendalian

intern (dalam pengujian kepatuhan) dan variable sampling yang digunakan untuk

menguji nilai rupiah yang tercantum dalam rekening (dalam pengujian substantif).

Langkah-langkah dalam penggunaan metode attribute sampling yaitu dengan

menentukan:

1) Tingkat keyakinan/keandalan (Confidence levelatau Reliability).

Merupakan suatu ukuran mengenai tingkatan keyakinan yang dikehendaki

oleh auditor yang didasarkan pada keandalan sistem pengendalian intern

auditan. Tingkat keandalan yang biasa dipilih adalah 90%, 95%, atau 99%.

Hal ini berarti bahwa auditor pada umumnya menetapkan tingkatan risiko

sampling sebesar 10%, 5%, atau 1%. Penentuan persentase tingkat keyakinan

(57)

2) DUPL (Desired Upper Precision Limit).

Adalah batas kesalahan maksimum yang masih dapat diterima atau tingkat

kesalahan tertinggi yang dapat ditolerir.

3) AUPL (Achieved Upper Precision Limit).

Adalah tingkat penyimpangan atau kesalahan sebenarnya yang ditemukan

berdasarkan sampel.

Ada tiga model attribute sampling, yaitu :

1. Fixed Sample Size Attribute Sampling

Model ini banyak digunakan dalam pemeriksaan akuntan untuk

memperkirakan persentase terjadinya mutu tertentu dalam suatu populasi.

Model ini terutama digunakan jika akuntan melakukan pengujian kepatuhan

terhadap suatu unsur pengawasan intern dan akan menjumpai beberapa

kesalahan atau penyimpangan. Model ini memiliki beberapa prosedur

pengambilan sampel, yaitu :

a. Penentuan attribute yang akan diperiksa untuk menguji efektivitas sistem

pengendalian intern. Sebelum dilakukan pengambilan sampel, maka harus

secara seksama menentukan attribute yang akan diperiksa yang bersifat

kualitatif.

b. Penentuan populasi yang akan diambil sampelnya. Setelah attribute yang

akan diuji ditentukan, maka tentukan populasi yang akan diambil

(58)

c. Penentuan besarnya sampel. Untuk menentukan besarnya sampel yang

akan diambil populasi tersebut secara statistik, maka harus

mempertimbangkan faktor-faktor :

1) Penentuan tingkat keandalan (reliability level) atau confidence level

(R%). Tingkat keandalan yang digunakan pada umumnya, R% = 90%,

95%, atau 97,5%, artinya apabila R% = 95% berarti terdapat resiko

tidak efektif suatu pengendalian intern sebesar 5%.

2) Penaksiran persentase terjadinya attribute di dalam populasi. Langkah

yang dilakukan yaitu dengan menentukan hasil sampel awal atau

sampel pendahuluan.

Sebagai contoh, apabila dari 50 sampel pendahuluan tersebut terdapat

1 kesalahan, maka taksiran tingkat kesalahan sebesar 2% (1:50).

3) Penentuan tingkat kesalahan maksimum yang dapat diterima (Desired

Upper Precision Limit atau DUPL), yaitu sebesar 5%.

4) Penentuan besarmya sampel dengan tabel “Penentuan Besarnya

Sampel”. Sebagai contoh, apabila tingkat keandalan 95%, DUPL

sebesar 5%, taksiran persentase kesalahan dalam populasi adalah 2%,

maka sampel minimum yang dihasilkan sebesar 200 sampel seperti

(59)

Tabel 1. Penentuan Besarnya Sampel: Keandalan, 95%

Sumber : Pemeriksaan Akuntan (Mulyadi 1992: 166)

5) Evaluasi hasil dengan menentukan tingkat kesalahan yang sebenarnya

(AUPL).

Setelah ditentukan sampel sebanyak 200 dan diketahui terdapat 4

kesalahan dalam sampel, maka AUPL dapat dilihat pada tabel 2. Expected

Percent Rate of Occurrence

Upper Precision Limit: Percent Rate of Occurrence

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

(60)

Tabel 2. Evaluasi Hasil: Keandalan, 95%

Sumber : Pemeriksaan Akuntan (Mulyadi 1992: 172)

d. Pemilihan anggota sampel dari seluruh anggota populasi. Setelah

menentukan besarnya sampel, maka muncul masalah mengenai sampel

yang ditentukan dan langkah selanjutnya memilih anggota sampel dari

seluruh anggota populasi.

e. Pemeriksaan terhadap attributeyang menunjukkan efektivitas unsur sistem

pengawasan intern. Langkah ini penting dilakukan agar suatu unsur

pengawasan intern dapat berjalan secara efektif.

f. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap attribute anggota sampel. Dengan

bantuan tabel “Evaluasi Hasil”, dilakukan pencarian besarnya AUPL Number of Observed Occurrence

(61)

(Achieved Upper Precision Limit). AUPL tersebut dibandingkan dengan

DUPL untuk menilai sistem pengendalian intern yang diuji, yaitu :

1) Apabila AUPL ≤ DUPL, artinya unsur sistem pengendalian intern

perusahaan efektif.

2) Apabila AUPL > DUPL, artinya unsur sistem pengendalian intern

perusahaan tidak efektif.

2. Stop or Go Sampling

Model ini digunakan oleh akuntan apabila tidak menemukan adanya

penyimpangan atau jumlah penyimpangan tertentu yang telah ditetapkan,

maka akuntan dapat menghentikan pengambilan sampelnya. Prosedur dalam

penggunaan metodestop-or-go sampling, yaitu:

a. Tentukan Desired Upper Precision Limit (DUPL) dan tingkat keandalan

(R%).

Pada tahap ini, akuntan menentukan tingkat keandalan yang akan dipilih

dan tingkat kesalahan maksimum yang masih dapat diterima. Tabel yang

tersedia dalam stop or go sampling ini menyarankan akuntan untuk

memilih tingkat kepercayaan 90%, 95%, atau 97,5%

b. Gunakan tabel besarnya sampel minimum untuk pengujian kepatuhan

untuk menentukan sampel pertama yang harus diambil.

Berdasarkan tingkat keandalan (R%) = 95% dan batas kesalahan

maksimum adalah 5%, maka sampel minimum yang dihasilkan sebesar 60

(62)

Tabel 3. Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Kepatuhan

Sumber : Pemeriksaan Akuntan (Mulyadi 1992: 173)

c. Buatlah tabel stop-or-go decision.

Langkah 1.

Jika dari pemeriksaan terhadap 60 anggota sampel tersebut akuntan tidak

menemukan kesalahan, maka akuntan menghentikan pengambilan sampel

dan mengambil kesimpulan bahwa unsur sistem pengendalian intern yang

diperiksa adalah efektif. Pengambilan sampel dihentikan jika DUPL =

AUPL. Pada tingkat kesalahan sama dengan 0, AUPL dihitung dengan

rumus:

Desired Upper Precision Limit

Sample Size Based on Confidence Levels

90% 95% 97.5%

Jika kepercayaan terhadap pengawasan intern cukup besar, umumnya disarankan untuk tidak menggunakan tingkat keandalan kurang dari 95% dan tidak menggunakan acceptable precision limit lebih besar dari 5%. Oleh karena itu, dalam hampir semua pengujian kepatuhan, besarnya sampel harus tidak boleh kurang dari 60 sampel tanpa penggantian.

Confidence level factor at desired reliability for occurrence observed

AUPL =

(63)

Tabel 4. Attribute Sampling Table for Determining Stop-or-Go Sampling Sizes and Upper Precision Limit Population Occurrence Rate Based on Sample Results

Number of Occurrences Confidence Levels

90 % 95% 97.5%

Sumber: Pemeriksaan Akuntan (Mulyadi 1992: 176)

d. Berdasarkan Tabel 4 dengan Confidence Levels yang menunjukkan R

sebesar 95% dan Number of Occurrences sebesar 0 sehingga diperoleh

Confidence level factor at desired reliability for occurrence observed

adalah 3.0. Maka dapat diketahui AUPL = 3.0/60 = 5%, Karena AUPL =

DUPL, maka sistem pengendalian intern adalah baik.

Langkah 2.

Jika dari 60 anggota sampel yang ada dijumpai kesalahan sama dengan 1,

(64)

demikian jika dalam sampel dijumpai kesalahan sebesar 1, maka AUPL =

4.8/60 = 8% yang melebihi DUPL sebesar 5%. Apabila AUPL > DUPL,

maka akuntan perlu mengambil sampel tambahan yang dapat dihitung

dengan rumus:

Langkah 3.

Sehingga dengan Confidence level factor at desired reliability level for

occurrence observed sebesar 4.8, maka Sample size = 4,8/5% = 96.

Selanjutnya apabila dari 96 anggota sampel ditemukan 2 kesalahan, maka

akan diambil 30 anggota sampel tambahan, sehingga jumlah sampel

kumulatif menjadi 126 anggota sampel. Jika dari 126 anggota sampel

ditemukan 2 kesalahan, maka pengujian dihentikan dan dapat disimpulkan

bahwa sistem pengendalian intern dianggap efektif. Namun apabila

ditemukan 3 kesalahan maka diambil kembali 30 anggota sampel

tambahan sehingga jumlah sampel kumulatif menjadi 156 anggota sampel.

Dari 156 anggota sampel, apabila ditemukan 3 kesalahan maka pengujian

dihentikan dan sistem pengendalian intern dianggap efektif. Akan tetapi

jika ditemui 4 kesalahan, maka pengujian dihentikan dan dapat

disimpulkan unsur pengendalian intern tidak dapat dipercaya. Confidence level factor at desired reliability

level for occurrences observed Sample size

(65)

Tabel 5. Stop-or-Go Decision

5 Gunakan fixed sample-size-attribute sampling

Sumber: Pemeriksaan Akuntan ( Mulyadi 1992: 175)

e. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel. Setelah tahap-tahap di atas

telah dilakukan, maka langkah terakhir adalah mengevaluasi hasil

pemeriksaan terhadap sampel dan mengambil kesimpulan :

1) Apabila AUPL ≤ DUPL, artinya unsur sistem pengendalian intern

perusahaan efektif.

2) Apabila AUPL > DUPL, artinya unsur sistem pengendalian intern

perusahaan tidak efektif.

3. Discovery Sampling

Secara umum, kondisi yang diperlukan sebagai dasar penggunaan

discovery sampling adalah saat akuntan memperkirakan tingkat kesalahan

populasi sangat rendah yaitu sebesar nol atau mendekati nol persen dan

mencari karakteristik yang sangat kritis. Jika hal ini ditemukan, maka

petunjuk adanya ketidakberesan atau kesalahan dalam laporan keuangan.

Model ini memiliki beberapa prosedur dalam pengambilan sampel, yaitu :

a. Tentukan attribute yang akan diperiksa. Attribute yang akan diperiksa

harus ditentukan lebih dahulu sebelum discovery samplingdilakukan.

Gambar

Tabel 11.Evaluasi Hasil Pengujian Kepatuhan terhadap masing-masingattribute atas Sistem Penggajian di Departemen ASDM PERUM PERURI Karawang ............................................................108
Gambar 2.2. Struktur Organisasi PERUM PERURI (Lanjutan)............................69
Gambar 1: Sistem Penggajian Berbasis Komputer dengan Elemen-elemen Real-TimeSumber: Hall (2007: 406)
Tabel 1. Penentuan Besarnya Sampel: Keandalan, 95%
+7

Referensi

Dokumen terkait

Belajar merupakan suatu proses dan bukan hasil oleh karena itu belajar mengajar berlangsung secara aktif dan interaktif dengan mengunakan berbagai bentuk perbuatan

ditetapkan dengan cara yang paling tepat tanpa harus menindas pihak manapun, setiap memperoleh bagian hasil yang sah dari hasil kerja yang sama mereka tanpa tidak adanya

Bentuk berpori yang dimiliki oleh ketiga sampel ini diduga disebabkan oleh adanya Neodymium yang digunakan sebagai dopan seperti yang telah dilakukan pada

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Task Style atau penugasan adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran

Performansi server cluster IPTV dan server cluster LMS berbasis load balancing pada penelitian ini diperoleh secara umum algoritma penjadwalan weighted least connection

Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Fretes dkk (2016) dengan judul “Wife’s Forgiveness For Husband’s Affair ” memiliki hasil bahwa istri yang mengalami

Dengan meningkatnya konsentrasi dari ekstrak · etanol herba tapak lim an dan larutan tetrasiklin HCl semakin meningkat pula diameter daerah hambatan yang

Pemerintahan dan siasah negara dilakukan dengan baik dan sempurna sehingga wajar menjadi teladan yang baik kepada semua orang, baik mengenai kerasulannya atau semua masa kehidupan