58 DAFTAR PUSTAKA
Andrianto, Apit. 2006. Media Dan Konstruksi Identitas (Studi Etnografi Terhadap Peran Media Komunitas Subkultur Slanker Dalam Membentuk Identitas Kelompok. Tesis (tidak diterbitkan). Jakarta: FISIP Universitas Indonesia.
Barker, Cris. 2005. Cultural Studies Teori dan Praktik. Yogyakarta: PT. Bentang Pustaka.
Bungin, Burhan. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif: Komunikasi Ekonomi dan. Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Cangara, Hafied. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
DeVito, Joseph A. 1997. Komunikasi Antarmanusia. Jakarta : Profesional Books.
Djamarah, S. B. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga (Perspektif Pendidikan Islam). Jakarta: Renika Cipta.
Effendy. O.U. 2000. Dinamika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Giddens, Anthony. 1991. Modernity and Self-Identity: Self and Society in the Late Modern Age. Stanford, CA: Stanford University Press.
Ihalauw, John J.O.I. 2004. Bangunan Teori. Edisi 3 Milenium. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.
Iriantara, Yossal. 2004. Manajemen Strategi Public Relations. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Kertajaya, Hermawan. 2008. Arti Komunitas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Koentjaraningrat. 1997. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.
Malo, Manasse. 1986. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Karunika.
59 Mulyana, Deddy. 2000. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Nastiti, A.D. 2012. Identitas Kelompok Disabilitas Dalam Media Komunitas Online (Studi mengenai Pembentukan Pesan dalam Media Komunitas Kartunet.com oleh Kelompok Disabilitas Tunanetra). Skripsi (tidak diterbitkan). Jakarta: FISIP Universitas Indonesia. Sairin, S. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pusat
Pendidikan Kependudukan UGM.
Soeprapto, H.R. Riyadi. 2002. Interaksi Simbolik; Perspektif Sosiologi Modern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sunarto. 2000. Pengantar Sosiologi, Edisi Keenam. Jakarta: Lembaga. Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Suryabrata, Sumadi. 1983. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Press. Sutisna. 2001. Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Wenger, E., McDermott, R., & Snyder, W.M. 2002. Cultivating Communities of Practice : A Guide To Managing Knowledge. Boston, Massachusetts: Harvard Business School Publishing.
Veeger, K.J. Redaksi: Bertens, K. dan Nugroho, A.A. 1993. Realitas Sosial; refleksi filsafat sosial atas hubungan individu-masyarakat dalam sejarah sosiologi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
60
LAMPIRAN
LAMPIRAN TRANSKRIP WAWANCARA
61 Partisipan : Bayu Budi Prasetyo
Umur : 32 Tahun
Jabatan : Ketua Komunitas Vespa Kasoos Tanggal Wawancara : 22 April 2015
Pertanyaan
Awalnya, Kasoos merupakan pecahan dari Pavesa atau Paguyuban Vespa Salatiga. Tapi saat itu ada konflik di dalam pemikiran kami mengenai modifikasi vespa. Pavesa lebih condong ke gaya klasik, sedangkan kami ke gaya ekstrim atau gembel. Kemudian kami mendirikan komunitas sendiri yaitu Kasoos.
Kasoos adalah kalangan pecinta Vespa Salatiga yang memodifikasi Vespa secara ekstrim atau biasa disebut Vespa gembel. Vespa gembel dibikin dengan alasan yaitu pada kekuatan mesin dan harga yang terjangkau. Perubahan bentuk dengan menambahkan tempat duduk atau variasi di samping kanan maupun kiri vespa dan berbagai aksesoris yang menempel yang dapat digunakan sebagai ciri khas dari jenis modifikasi vespa Sekretariat Komunitas Kasoos terletak di Jl. Imam Bonjol, Salatiga yaitu bengkel Heinz & Gepeng. Tujuan didirikannya komunitas Kasoos adalah untuk mempererat tali persaudaraan dan juga wadah saling bertukar pengalaman dalam bidang kecintaan terhadap vespa ekstrim dan yang paling penting untuk memberikan informasi seputar modifikasi vespa secara ekstrim.
Ada berapa anggota sering mengikuti dalam semua kegiatan-kegiatan
rutin seperti nongkrong hari Jum’at malam mulai
62 Bagaimana model
komunikasi di komunitas Vespa Kasoos?
Komunikasi yang terjalin dalam komunitas Kasoos bukan di antara ketua dan anggota namun lebih kepada antar saudara, jadi situasinya lebih santai, karena komunitas vespa ini berciri khas solidaritas kekeluargaan antar anggota. Model top-down sifatnya hanya sebagai formalitas belaka.
Apa saja simbol-diproduksi, ini menjadi simbol dari revolusi gagasan. Kedua, Vespa Gembel, ini merupakan simbol kebebasan mengekspresikan diri. Ketiga ciu, untuk mempererat antar anggota komunitas Vespa Kasoos.
Keempat Vespa Drugs, maknanya sama kayak vespa gembel. Kami memiliki istilah-istilah sendiri dalam berkomunikasi antar anggota, seperti misalnya istilah amunisi, boged, bocil, setengah kopling, ndas bagong, minti, nyetep, sespan, ngangkat, rolling, satu vespa sejuta saudara, ladies scoot, cuk atau men. Hal tersebut untuk membedakan kami dengan anggota komunitas vespa lainnya.
Bagaimana menurut anda mengenai perilaku Kasoos yang
berbeda dari
masyarakat umumnya?
Perilaku yang dianggap berbeda di tengah-tengah masyarakat memang hal yang wajar, karena di negara kita ini memiliki norma dan aturan. Namun ketika norma dan aturan tersebut berbeda dengan pola pikir dan kebiasaan sebagian orang maka akan muncul perbedaan paham tentang kehidupan. Komunitas Kasoos memang memiliki pola fikir dan kebiasaan yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Contoh kecil yakni vespa ekstrem, tradisi minum ciu yang kami menyebutnya sebagai kebebasan berekspresi.
Key Informan : Sandi Herdian
Usia : 30 Tahun
Jabatan : Wakil Ketua Komunitas Vespa Kasoos Tanggal Wawancara : 25 April 2015
63 komunikasi di
komunitas Vespa Kasoos?
cenderung ke solidaritas kekeluargaan. Saya masuk jadi anggota terus bertahan selama ini jadi scooterist, karena solidaritasnya yang menurutku tidak ada duanya, di komunitas Kasoos saya banyak belajar arti kesetiakawanan, kalau ada anak vespa mogok motornya di tengah jalan pasti kita
Logo komunitas kasoos sebagai penanda komunitas. Terus, vespa gembel dan vespa drugs ini merupakan simbol kebebasan ekspresi. Lalu ada ciu, peran ciu bagi Komunitas ini sangatlah berarti ketika ingin sharing ataupun sekedar berkumpul di keseharian. Obrolan seputar kehidupan sehari-hari bicara soal Vespa, cinta, sekolah, pekerjaan, sampai masalah keluarga, kami sudah seperti saudara sendiri sehingga bisa saling terbuka satu sama lainnya, alkohol sebagai pelumas sosial dalam kebersamaan kami. Kami juga punya istilah
dalam komunikasi seperti “amunisi”, itu tandanya lagi butuh ciu; “Kopdar”, kumpul rutin; “Boged”, miras botol gede; “Bocil”, miras botol kecil; “setengah kopling”, istilah orang yang sudah mabuk berat; “Sespan”, vespa yang punya tempat
duduk di samping; slogan “satu vespa sejuta saudara”; “Ngangkat”, biasanya dipakai dalam jual beli vespa; “Rolling”, ini ajakan untuk konvoi; “Ladies Scoot”, istilah yang merujuk pada cewek
yang suka vespa dan mengendarai vespa; kemudian
“Cuk atau Men”, ini panggilan keakraban.
Bagaimana menurut anda mengenai perilaku Kasoos yang
berbeda dari
masyarakat umumnya?
Saya rasa berbeda itu wajar, karena tidak semua individu harus dipaksa untu jadi sama.
Key Informan : Adhi Nugraha
Usia : 24 Tahun
Jabatan : Anggota Komunitas Vespa Kasoos
Tanggal Wawancara : 27 April 2015
64 komunitas Vespa
Kasoos dengan komunitas vespa lainnya dan apa makna serta gunanya?
saat berkomunikasi. Bagi komunitas Vespa Kasoos, Ciu wajib diadakan saat kami berkumpul. Seperti misalnya, jika sedang tour keluar kota kami selalu membawa ciu untuk diberikan kepada komunitas Vespa lain yang kami kunjungi di luar
Kota.”. Selain itu kami juga beberapa istilah yang khusus seperti “Ndas Bagong”, vespa yang punya kepala besar; “Minti”, vespa tertentu bentuknya kecil; “Turing”, jalan-jalan wisata bareng naik
vespa; “Nyetep”, ini istilah ngewangi teman yang
vespanya mogok. Hal-hal tersebut membedakan kami dengan komunitas lain.
Bagaimana peran
simbol dalam
komunikasi di komunitas Vespa Kasoos?
Biasanya kami memakai simbol-simbol sebagai pembeda kelompok vespa kami dengan kelompok vespa lainnya, selain itu fungsinya juga dapat membangun komunikasi dan keeratan hubungan antar anggota Kasoos itu sendiri.Komunikasi kami lebih bersifat antar teman atau kekeluargaan bukan antar atasan dan bawahan.
Bagaimana menurut anda mengenai perilaku Kasoos yang
berbeda dari
masyarakat umumnya?