Oleh:
Veronika Sagala
NIM 408241047
Program Studi Biologi
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
VERONIKA SAGALA (408241047)
ABSTRAK
STUDY OF ABUNDANCE PHYTOPLANKTON AT MUTIARA 88 BEACH IN PANTAI CERMIN DISTRICT SERDANG BEDAGAI NORTH SUMATRA
VERONIKA SAGALA (408241047)
ABSTRAK
The research of "Study Of Abundance Phytoplankton At Mutiara 88 Beach In Pantai Cermin District Serdang Bedagai North Sumatra" was conducted in June-Juli 2012. Samples of phytoplankton and water was taken from three stations on the environmental setting of observe. The samples were taken by using the Net plankton no.25. Data obtained in quantitative and direct observation. This study aims to determine the abundance, diversity, similarity, and dominance as well as the factors that determine the physico-chemical quality of these waters. The results of analysis obtained from 16 genera of five classes of fifth grade among them Bacilariaophyceae 9 genus, genus Coscinodiscophyceae 4, Zygnemophyceae one genus, genus and Phaeophyceae Mediophyceae 1 1 genus. Phytoplankton abundance (N) ranged from 49.59 to 365.84 ind / L. Diversity index (H ') ranged from 0.6745 to 0.8799 and belonging to the diversity is good. Based on the Shannon diversity index-Winner, stations I-III has a good value diversity. Diversity indices of phytoplankton at Mutiara 88 Beach in Pantai Cermin District Serdang Bedagai North Sumatra including the category of very good because in the range of 0.645 to 0.8799. Dominance indices of phytoplankton Mutiara 88 Beach in Pantai Cermin District Serdang Bedagai North Sumatra were moderate which means there are certain species not dominate. From the results of parameter studies of chemical physics waters known that the physico-chemical parameters of waters is at an appropriate value and is below the threshold.
DAFTAR ISI
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 6
2.1. Lingkungan Laut 6
2.2. Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai
Pantai Mutiara 88 Sumatera Utara 7
2.4.3. Fitoplankton Di Lautan 11
2.4.4. Peranan Fitoplankton Di Lautan 11
2.4. 5. Fitoplankton Sebagai Indikator Pencemaran
Perairan 12
2.5. Identifikasi Fitoplankton 14
2.5.1. Cyanophyta 14
2.5. 2. Chrysophyta 15
2.5.3. Phaeophyta 17
2.5.4. Pyrrophyta 17
2.6. Faktor Fisika Perairan 18
2.6.1. Suhu 18
2.6.2. Intensitas Cahya 19
2.6.3. Kecerahan 20
2.7. Faktor Kimia Perairan 20
2.7.1 . Derajat keasaman (pH) 20
2.7.2. Oksigen terlarut (DO) 21
2.7.3. Kebutuhan oksigen biokimia (BOD) 21 2.7.4. Kebutuhan oksigen kimiawi (COD) 22
BAB III. METODE PENELITIAN 23
2
3.2. Populasi dan Sampel 23
3.3. Alat dan Bahan 23
3.4. Pengukuran Parameter Fisika-Kimia Perairan 24
3.5. Teknik Sampling Penelitian 25
3.6. Prosedur Kerja 26
3.6.1. Prosedur Kerja Di Lapangan 26
3.6.2. Prosedur Kerja Di Laboratorium 27
3.7. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data 27
3.8. Analisis Data 27
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 32
4.1.1. Faktor Fisika Kima Perairan Pantai Mutiara 88 32
4.1.2. Faktor Fisika Perairan 33
4.1.2.1. Suhu 33
4.1.2.2. Intensitas Cahaya 34
4.1.2.3. Kecerahan 35
4.1.3. Faktor Kimia Perairan 36
4.1.3.1. Derajat Keasaman (pH) 36
4.1.3.2. Dissolved Oxygent (DO) 37
4.1.3.3. Biological Oxygent Demand 38
4.2. Sifat Biologi 39
4.2.1 Kelimpahan Fitoplankton 41
4.2.2. Keanekaragaman Fitoplankton 42
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Penggolongan Plankton 8
Tabel 2.2. Pigmen Fotosintesis Pada Beberapa Divisio Fitoplankton 10
Tabel 2.3. Beberapa Kelas Fitoplankton Yang Hidup Diperairan Laut 11
Tabel 2.4. Komposisi jenis vitamin yang terdapat dalam fitoplankton 12
Tabel 2.5. Pengklasifikasian Chrysophyta 17
Tabel 2.6. Pengaruh pH Terhadap Komunitas Biologi Perairan 22
Tabel 3.1. Alat dan Bahan 24
Tabel 3.2. Parameter Fisika-Kimia Perairan 25 Tabel 3.3. Kriteria Nilai Indeks Keanekaragaman 30 Tabel 3.4 Kriteria Nilai Indeks Keseragaman 30 Tabel 3.5. Kriteria Nilai Indeks Dominansi 31 Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Faktor Fisika Kimia Perairan 32
Tabel 4.2. Data Pengamatan Fitoplankton Dan Hasil Analisis 39 Kelimpahan, Keanekaragaman, Keseragaman Serta
Dominansi Fitoplankton
Tabel 4.4. Indeks Keanekaragaman 41
3
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Diagram bagian-bagian lingkungan laut 7
Gambar 2.2. Contoh-contoh Cyanophyta 16
Gambar 2.3. Contoh-contoh Chrysophyta 17
Gambar 2.5. Contoh-contoh Phaeophyta 18
Gambar 2.6. Contoh-contoh Pyrrophyta 19
Gambar 3.1 Desain Transek Garis Penelitian 26 Gambar 4.2. Grafik hasil pengukuran intensitas cahaya di perairan 34
Pantai 88
Gambar 4.3. Grafik hasil pengukuran kecerahan di perairan Pantai 88 35 Gambar 4.4. Grafik hasil pengukuran pH di perairan Pantai 88 36 Gambar 4.5. Grafik hasil pengukuran oksigen terlarut di perairan 37
Pantai 88
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Perhitungan Fitoplankton dengan Sedwick rafter 46
Lampiran 1. Data rata-rata individu Fitoplankton dan Indeks 47 Kelimpahannya 1000 Kotak Pengamatan
Lampiran 2. Data Pengamatan Fitoplankton Dan Hasil Analisis 50 Kelimpahan, Keanekaragaman, Keseragaman Serta
Dominansi Fitoplankton
Lampiran 3. Perhitungan Rumus Kelimpahan, Keanekaragaman, 51
Keseragaman, dan Dominansi Fitoplankton
Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian 56
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Air merupakan zat yang paling banyak terdapat dalam protoplasma dan merupakan zat yang sangat esensial bagi kehidupan, karena itu dapat disebut kehidupan adalah aquatic. Ekosistem perairan secara umum dibagi menjadi 2 yaitu perairan mengalir (lotic water) dan perairan menggenang (lentic water). Air
adalah sumberdaya alam yang diperlukan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumberdaya air harus dilindungi agar dapat tetap dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup lain. Air sebagai media bagi kehidupan organisme air, bersama dengan substansi lain (biotik dan abiotik) akan membentuk suatu ekosistem perairan. Salah satu di antaranya adalah ekosistem perairan mengalir (Wijaya, 2009).
Lebih kurang 71% permukaan planet bumi ditutupi oleh air asin. Dibawah permukaan ini, kedalaman air rata-rata 3,8 km, dengan volume sebesar 1370 x 106 km3, didalam volume air yang besar ini terdapat kehidupan, maka lautan merupakan satu-satunya tempat kumpulan organisme yang sangat banyak terdapat kehidupan, maka lautan merupakan satu-satunya tempat kumpulan organisme yang sangat besar di planet bumi. Organisme – organisme ini sangat bervariasi. Semua organisme ini dipengaruhi oleh sifat air laut yang ada di sekelilingnya dan banyak bentuk-bentuk yang umum dijumpai pada tumbuhan dan hewan ini merupakan hasil penyesuaian diri terhadap medium cair dan pergerakannya (Riwayati & Sinaga, 2008).
Indonesia adalah negara bahari yang sangat kaya dengan keindahan alam. Sejak dahulu dikenal sebagai sebagai Negara bahari dengan luas lautnya 2,8 juta
km2. juga memiliki kewenangan atas 2,7 – 3,0 juta km2 atas zona ekonomi eklusif (ZEE). Kewenangan tersebut antara lain meliputi hak untuk mengelola sumber daya hayati dan non hayati yang terkandung didalamnya Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas teritorial ± 5,193 juta km², dan dari luas tersebut 60 % atau ± 3,28 juta km² merupakan wilayah perairan yang
terutama masyarakat untuk mendukung pelestarian alam. (Yulianingsih, 2011). Laut banyak memberikan manfaat bagi kehidupan manusia diantaranya sebagai sumber bahan makanan dan mineral. Di tepian laut terdapat ekosistem pantai yang merupakan tatanan sebuah kesatuan lingkunagan pantau secara utuh
dengan segenap unsure lingkungan hidup yang mempengaruhinya. Ekosistem pantai memiliki arti penting sebagai tempat berkembang biaknya berbagai jenis biota laut, tanaman bakau (mangrove) dan juga sebagai sarana pelestarian pantai dari ancaman abrasi laut. Daerah pesisir dan laut merupakan salah satu dari lingkungan wilayah perairan yang mudah terpengaruh dengan adanya buangan limbah dari darat. Wilayah pesisir yang meliputi daratan dan perairan pesisir sangat penting artinya bagi bangsa dan ekonomi Indonesia. Wilayah ini bukan hanya merupakan sumber pangan yang diusahakan melalui kegiatan perikanan dan pertanian, tetapi merupakan pula lokasi bermacam sumber daya alam, seperti mineral, gas dan minyak bumi serta pemandangan alam yang indah, yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia, perairan pesisir juga penting artinya sebagai alur pelayaran (Wijaya, 2009).
Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada ketinggian wilayah 0-500 meter dari permukaan laut. Hingga saat ini tercatat ada 7 (tujuh) objek wisata bahari yang terdapat di Kabupaten Serdang Bedagai yang telah memberikan pemasukan PAD, yang mana diantaranya pantai mutiara 88 berada di Desa Kota Pari Kecamatan Pantai Cermin sekitar 43 Km dari kota Medan. Objek wisata ini memiliki daya tarik tersendiri karena letaknya di areal hutan bakau (manggrove)
di tepi pantai. Pengunjung objek wisata ini dapat melihat tempat berkembang biaknya ikan laut dan kepiting di dalam air diantara akar-akar phon bakau (Anonim, 2008).
sungai besar dan tersedianya prasarana angkutan yang relatif mudah dan murah, dan pengembangan industri juga banyak dilakukan didaerah pesisir. Jadi tampak bahwa sumberdaya alam wilayah pesisir Indonesia telah dimanfaattkan secara beragam. Namun perlu diperhatikan agar kegiatan yang beraneka ragam dapat berlangsung secara serasi. Suatu kegiatan dapat menghasilkan hasil samping yang dapat merugikan kegiatan lain. Misalnya limbah industri yang langsung dibuang ke lingkungan pesisir, tanpa mengalami pengolahan tertentu sebelumnya dapat merusak sumber daya hayati akuatik, dan dengan demikian merugikan perikanan.
Di dalam perairan terdapat jasad-jasad hidup, dan salah satunya adalah plankton yang merupakan organisme mikro yang melayang dalam air laut atau tawar. Pergerakannya secara pasif tergantung pada angin dan arus. Plankton terutama terdiri dari tumbuhan mikroskopis yang disebut fitoplankton dan hewan mikroskopis yang disebut zooplankton (Randika, 2009).
Suatu perairan dikatakan subur apabila mengandung banyak unsur hara atau nutrien yang dapat mendukung kehidupan organisme dalam air terutama fitoplankton dan dapat mempercepat pertumbuhannya. Fitoplankton menduduki tropik level pertama dalam rantai makanan, sehingga keberadaannya akan mendukung organisme tropik level selanjutnya. Fitoplankton merupakan produsen dalam jejaring makanan pada ekosistem perairan. Odum (1993) menyatakan fitoplankton dapat diartikan sebagai mikroorganisme nabati (tumbuhan) yang mengandung pigmen klorofil yang mampu mengubah zat organik dan anorganik melalui proses fotosintesis, hidupnya melayang didalam air serta tidak mempunyai daya gerak sehingga hidupnya melayang didalam air serta tidak mempunyai daya gerak sehingga keberadaannya dipengaruhi oleh gerakan arus. Fitoplankton juga merupakan penyumbang oksigen terbesar yang ada di dalam perairan laut.
penduduk dan kegiatan pembangunan telah meningkatkan kebutuhan sumberdaya air. Perubahan kondisi perairan yang terjadi ini dapat digambarkan melalui keberadaan organisme di perairan tersebut seperti fitoplankton. Mengingat pentingnya keberadaan pantai bagi masyarakat di sekitar daerah pesisir pantai
perlu diadakan penelaahan dan pengkajian kualitas air di panatai Mutiara 88 Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai untuk mendapat gambaran tentang kondisi kualitas air. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mempunyai keinginan untuk melakukan penelitian tentang Studi Kelimpahan Fitoplankton Pada Perairan Pantai Mutiara 88 Di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara.
1.2. Batasan Masalah
Didalam penelitian ini ruang lingkup permasalahan dibatasi pada pengamatan Fitoplankton yang dilihat dari kelimpahan, keanekaragaman, keseragaman, dominansi Fitoplankton dan sifat fisika-kimia pada perairan pantai Mutiara 88 di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara.
1.3.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Bagaimana keadaan sifat fisika-kimia pada perairan pantai pantai Mutiara
88 di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara.
3. Bagaimana keanekaragaman, keseragaman, dominansi Fitoplankton yang terdapat pada perairan pantai pantai Mutiara 88 di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara.
1.4.Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengetahui keadaan sifat fisika-kimia pada perairan pantai pantai Mutiara 88 di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera
Utara.
2. Mengetahui kelimpahan Fitoplankton yang terdapat pada perairan pantai pantai Mutiara 88 di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara.
3. Mengetahui keanekaragaman, keseragaman, dominansi Fitoplankton yang terdapat pada perairan pantai pantai Mutiara 88 di Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara.
1.5 Manfaat Penelitian
Dari hasil yang diperoleh dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Sebagai sumber atau bahan informasi awal mengenai kelimpahan dan keanekaragaman fitoplankton di Pantai Mutiara 88 Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara.
Anonim, (2010), www.scribd.com/doc/74094134/2011022509053211-BAB-. Diakses tanggal: 29 Juni 2012.
Anonim., (2008), Serdang Bedagai. http://www. Serdangbedagaikab .go.id/indonesia/index. php? mod= home &opt=content &jenis =2&id_content=489& detail=Y. Diakses tanggal: 9 Juni 2012.
Bold, Harold, Charles, (1985), Introduction to The Algae 2nd Edition. Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliffs, New Jersey.
Fachrul, M. F, (2006), Metode Sampling Bioekologi, Bumi Aksara,, Jakarta. Fachrul, Melati, Ferianita, dkk,. (2005). Komunitas Fitoplankton Sebagai
Bio-Indikator Kualitas Perairan Teluk Jakarta. Universitas Trisakti. Jakarta.
Galingging, Maidar., (2010). Hubungan Produktivitas Primer Fitoplankton Dengan Faktor Fisik Kimia Air Di Muara Sungai Asahan. [Tesis],
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Hariyati, R., (2008), Protista Autotrof Eukariotik: Pyrrophyta (Dinoflagellata), blogspot.com/2008/01/protista/autotrof-eukariotik-pyrrophyta.html. Diakses tanggal: 19 Juni 2012.
Hutabarat, S., & S.M. Evans., (2000), Pengantar Oseanografi. Universitas Indonesia, Jakarta.
Kudadiri L. J., (2010), Studi Keanekargaman & Identifikasi Organisme Fitoplankton Pada Aliran Air Panas Geothermal Lau Debuk Desa Semangat Gunung Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo. Skripsi Sarjana Biologi FMIPA, UNIMED, Medan.
Lubis, Safri Ramadhan., (2011), Studi Keanekargaman & Identifikasi Organisme Fitoplankton Pada Perairan Pantai Tanjung Tiram Kabupaten Batubara, Skripsi Sarjana Biologi FMIPA, UNIMED, Medan.
Michael, P., (1995), Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Ladang dan Laboraorium. Diterjemahkan Sahati Suharto, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Nybakken, J.W, (1988), Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis, PT. Gramedia, Jakarta.
Odum, P.E, (1984), Dasar-Dasar Ekologi, UGM-Pers, Yogyakarta.
Randika, Gusti., (2009). Objek Wisata Pantai Sebagai Aset Utama Dalam Industri Pariwisata Di Kabupaten Serdang Bedagai. [Kertas Karya]. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Romimohtarto, K dan S. Juwana., (2001), Biologi Laut, Djambatan, Jakarta.
(Prihatini., Betawati Nining, Wisnu., Dian., (2008), Biodiversitas Cyanobacteria Dari Beberapa Situ/Danau Di Kawasan Jakarta-Depok-Bogor,
Indonesia. Universitas Indonesia, Depok.
Sinaga, A. & Riwayati., (2009), Ekologi Perairan, (Tidak Dipublikasikan), Jurusan Biologi, FMIPA, UNIMED, medan.
Simaremare, F., (2007), Studi Kelimpahan dan Struktur Komunitas Fitoplankton di Perairan Danau Toba Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli
Utara. Skripsi Sarjana biologi FMIPA, UNIMED, Medan.
Wijaya, Krisna Habib., (2009), Komunitas Perifiton dan Fitoplankton Serta Parameter Fisika-Kimia Perairan Sebagai Penentu Kualitas Air di Bagian Hulu Sungai Cisadane, Jawa Barat. [Sikripsi], Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Yuliana, Asriyana. 2012. Produktifitas Perairan. PT. Bumi Aksara: Jakarta