• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN Motivasi Kerja Guru Tidak Tetap Sekolah Dasar Negeri (Studi Kasus di Wilayah UPT TK dan SD Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan Tahun 2013).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENDAHULUAN Motivasi Kerja Guru Tidak Tetap Sekolah Dasar Negeri (Studi Kasus di Wilayah UPT TK dan SD Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan Tahun 2013)."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan m erupakan upaya manusia untuk mem perluas cakraw ala penget ahuan dalam rangka m embent uk nilai sikap dan perilaku.Sebagai upaya

yang bukan saja mem buahkan m anfaat yang besar ,pendidikan juga m erupakan salah sat u kebutuhan pokok m anusia yang sering belum m em enuhi harapan. Hal itu disebabkan banyak lulusan pendidikan formal yang belum dapat memenuhi

krit eria t untut an lapangan kerja yang t ersedia, apalagi mencipt akan lapangan kerja baru sebagai present ase penguasaan ilmu yang diperolehnya dari lembaga pendidikan. Kondisi sepert i ini m erupakan gam baran rendahnya kualit as

pendidikan kit a.

Berbagai perm asalahan t enaga kerja di bidang pendidikan m asih m enjadi fokus perhat ian dalam sist em pendidikan di Indonesia, karena permasalahan dit itikberat kan pada rendahnya kesejaht eraan dan prest asi guru, sert a

menurunnya penghargaan t erhadap profesi guru. Beragam permasalahan t ersebut membuat profesi guru t idak lagi dipandang sebagai profesi yang prest isius oleh sebagian para angkat an pencari kerja di Indonesia. Nam un

demikian, hal t ersebut t idak lant as secara m ut lak m em buat profesi guru sepi peminat . Secara dialekt is, profesi guru t etap menjadi profesi yang banyak diminat i dan selalu dikejar oleh para pencari kerja dengan sederet konsekuensi

permasalahan yang m elekat dalam profesi guru t ersebut .

(2)

Dalam sejarah perkem bangannya, profesi guru m enjadi profesi yang flukt uat if dalam pandangan masyarakat . Di aw ali dari m asa kem erdekaan, posisi

guru m enjadi profesi yang sangat t erhormat . Bahkan di Jawa, sebut an ‘mas guru’ merupakan sebut an kehorm at an yang prest isius bagi seorang guru karena menempat i st atus sosial yang tinggi dalam masyarakat . Dalam masyarakat

pedesaan di Jaw a, guru t erm asuk dalam kat egori priyayi yang w ajib dihorm at i dan didengarkan suaranya, hingga muncul ist ilah ‘ guru’ yang m erupakan kepanjangan dari kat a digugu lan dit iru. Digugu art inya dit aati, sedangkan ditiru art inya dijadikan panut an atau contoh. Jadi guru m erupakan sosok yang

dipandang sebagai orang yang memiliki pengaruh perilaku anak didiknya (Triat na,2008:2).

Lebih lanjut Kosw ara (2008:4) mengat akan adanya peribahasa, “ Guru

kencing berdiri murid kencing berlari” . Peribahasa ini m uncul sebagai refleksi masyarakat t erhadap peran guru dalam melaksanakan t ugas, fungsi dan perannya sebagai pendidik. Penghargaan dan harapan yang sedemikian t ingginya t erhadap para guru dalam m asyarakat jaw a, sehingga guru m erupakan panutan

segala-galanya bagi m asyarakat .

Keberadaan guru di m asyarakat juga dipert egas oleh M ulyasa, (2010:

(3)

bangsaw an, namun menjadi hak set iap warga negara yang ingin berjuang untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Sem angat nasionalism e sebagai w arga negara

yang baru saja t erlepas dari belenggu penjajahan m em buat seorang guru bekerja t anpa pamrih. Julukan sebagai ‘pahlaw an t anpa t anda jasa’ juga disemat kan bagi seorang guru at as jasa dan pengorbanannya. Disisi lain ada yang memberi

makna bahw a, profesi guru adalah profesi t anpa pamrih yang t idak menuntut pendapat an yang besar. Profesi guru juga m enjadi profesi yang m udah diraih t anpa m emperhat ikan kualifikasi yang seharusnya m elekat dalam diri seorang guru sebagai tenaga profesional.

Pada m asa orde baru hingga sekarang (masa reform asi) perbaikan kualit as m ut u t enaga kependidikan dan kesejaht eraan t erus dilakukan. Upaya t ersebut dapat dilihat dari berbagai pelatihan, pem binaan, sert a penyesuaian

kompet ensi yang m engarah pada kualit as pendidikan. Perkembangan kualit as sum ber daya m anusia pada masyarakat yang sem akin krit is, sem akin dipert anyakan kualit as dan kredibilit as guru. Semangat pembangunan yang berorient asi pada pert um buhan ekonomi membuat sem ua orient asi pendidikan

adalah untuk m endapat kan pekerjaan yang layak dan bersimbolkan m at eri. Kondisi sepert i ini t entunya sudah t idak sejalan dengan sem angat kerja guru yang

(4)

menjadi sem akin m eruncing. Kualit as hidup pesert a didik yang lebih baik membuat profesi guru m enjadi profesi yang t idak berw ibawa baik dihadapan

para murid maupun masyarakat .

Dahulu m asyarakat bangga pada guru dan sangat m enghorm at inya, sehingga orang-orang sekit ar m emberikan perhat ian t erhadap penghidupan yang

layak bagi guru. Nam un untuk saat itu ket idakm am puan untuk m enghorm at i profesi guru sesuai dengan kelayakan manusiaw inya dialihkan dalam bentuk kebanggaan “ pahlaw an t anpa tanda jasa“ . Kelayakan manusiawi guru dirasa t erabaikan. Banyak pakar prihatin, bahw a buruknya nasib guru m engurangi

minat para ilm uw an yang berkualit as untuk m enjadi guru.

Untuk m erespon adanya kondisi di at as maka pemerint ah m engambil kebijakan yakni dengan menet apkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005

t ent ang guru dan dose. Point yang t erpent ing dalam undang-undang t ersebut adalah, bahw a untuk guru yang t elah memenuhi st andar profesionalisme, m aka guru t ersebut berhak m endapatkan t unjangan profesi sebesar sat u kali gaji pokok.

M elihat adanya perubahan kesejaht eraan guru t ersebut para guru PNS ingin t ampil profesional. Begit u juga m asyarakat , at au para calon guru

(5)

M otivasi m erupakan salah sat u fakt or yang dapat m em pengaruhi dan meningkat kan kualit as pekerjaan m anusia , karena manusia dapat bekerja

dengan sungguh-sungguh apabila mem ilki motivasi yang t inggi dan dilandasi dengan tujuan untuk m encapai harapan t ert ent u. M otivasi m enurut Hamzah ( 2012 : 1 )adalah kekuat an baik dari dari dalam m aupun dari luar yang

mendorong seseorang untuk bekerja dalam rangka m encapai tujuan t ert ent u yang t elah dit et apkan sebelumnya.

M otivasi seseorang dapat t imbul karena fakt or int ernal, yaitu berupa hasrat dan keinginan berhasil sert a dorongan yang kuat t erhadap kebutuhan

seseorang akan cit a-cit anya. Selain itu fakt or ekst ernal juga akan m em pengaruhi mot ivasi seseorang. Fakt or ekst ernal adalah adanya penghargaan, kondisi lingkungan, budaya yang ada sert a fasilit as untuk mengaplikasikan diri dapat

t ersalurkan.

Akt ivit as dan motivasi yang dilakukan guru sert a para akadem ika, khususnya Gutu Tidak Tet ap (GTT) m erupkan fenom ena menarik untuk dibicarakan. Sambil kuliah m erekapun berusaha mencari t em pat kerja unt uk

melamar sebagai Guru Tidak Tetap (GTT ) dengan dalih untuk m encari pengalam an meskipun hanya dengan gaji yang sangat m inim bahkan t idak digaji

(6)

dan Kependidikan baru t ersebut banyak yang bekerja sebagai t enaga GTT di Sekolah Dasar yang dipekerjakan oleh komit e sekolah dengan imbalan secara

met erial yang sangat minim .

Terbitnya Perat uran Pemerint ah Nomor 48 t ahun 2005 disambut sangat antusias oleh para GTT, yang isinya t ent ang pengangkat an Tenaga Honorer

(GTT/ PTT) menjadi Calon Pegaw ai negeri Sipil. Bagi mereka yang masuk sukw an t erhit ung sebelum 30 Desem ber 2005, m erekapun t erjaring lolos m enjadi CPNS. Yang m enjadi kendala bagi GTT dengan t erbitnya PP t ersebut adalah yang masuknya set elah 30 Desem ber 2005 at au yang masuk mulai t anggal 1 Januari

2006 m erekapun t idak berhak m enjadi CPNS. Hal ini dit egaskan dalam PP 48 Tahun 2005 pasal 8 yang m enyebut kan bahwa “ Sejak dit etapkannya Perat uran Pem erint ah ini, sem ua Pejabat Pem bina kepegaw aian dan Pejabat lain di

lingkungan inst ansi dilarang m engangkat t enaga honorer at au yang sejeni s kecuali dit et apkan dengan perat uran pem erint ah“ .

Dengan dem ikian, GTT yang masuk sejak t anggal 1 Januari 2006 berst at us sebagai GTT murni yang diangkat oleh sekolah dan komit e sekolah, dengan

konsekw ensi gaji dan fasilit as lain yang m encukupi adalah sekolah. M eskipun guru GTT hanya m engandalkan uluran t angan kom it e sekolah dalam aspek

(7)

perlindungan dan kesejaht eraan unt uk dapat hidup layak dari uluran pemerint ah. Guru GTT t et ap m em punyai mot ivasi t inggi dalam mengem ban

t ugas, bahkan t anggung jaw ab dan kinerja yang sam a dengan guru PNS.

Dat a guru di wilayah UPT TK-SD kecamat an Donorojo m enunjukkan , bahw a guru Sekolah Dasar Negeri pada t ahun ajaran 2012/ 2013 berjum lah 327

orang, yang t erdiri dari PNS dan GTT. Dari jumlah t ersebut 76 orang diant aranya adalah Guru GTT m urni yang diangkat oleh sekolah bekerjasama dengan kom it e sekolah. Segala fasilit as besert a kesejaht eraan yang menanggung sepenuhnya adalah sekolah . M ereka tersebar di 32 lem baga Sekolah dasar.Fakt or inilah yag

menarik penelit i untuk m enget ahui lebih lanjut, m otivasi apa yang m embuat guru GTT t et ap bert ahan dalam keadaannya, yaitu t anpa jaminan kelayakan hidup t et api m empunyai beban t anggung jaw ab dan kinerja yang sam a dengan

guru PNS. M elalui penelitian yang berjudul, M ot ivasi kerja Guru Tidak Tet ap (GTT ) di Sekolah Dasar Negeri (St udi Kasus di Wilayah UPT TK dan SD Kecam at an Donorojo Kabupat en Pacit an t ahun 2013) ini, diharapkan m ampu m em berikan referensi dan informasi bagi semua pihak, khususnya penelit i dalam hal mot ivasi

yang dimiliki guru GTT, yang t anpa adanya jam inan kesejaht eraan dari pemerint ah.

B. RUM USAN M ASALAH

(8)

1. Bagaim ana kinerja guru GTT Sekolah Dasar Negeri di wilayah UPT TK-SD Kecam at an Donorojo Kabupat en Pacit an?

2. Apakah yang m enjadi mot ivasi guru GTT Sekolah Dasar Negeri di wilayah UPT TK-SD Kecamat an Donorojo Kabupat en Pacit an ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Dalam penelit ian ini ada dua tujuan yang ingin dicapai.

1. M endiskripsikan kinerja GTT Sekolah Dasar Negeri di wilayah UPT TK-SD kecamat an Donorojo Kabupat en Pacit an.

2. M endiskripsikan motivasi GTT Sekolah Dasar Negeri di wilayah UPT TK-SD

kecamat an Donorojo Kabupat en Pacit an. D. M ANFAAT PENELITIAN

Penelit ian ini diharapkan bermanfaat baik, t eoritis maupun prakt is.

1. M anfaat secara t eorit is

M em perkaya dim ensi-dimensi t eorit is t ent ang kajian ilmu m anajem en pendidikan khususnya dalam penent uan kebijakan pendidikan.

2. M anfaat secara prakt is

Hasil penelitian ini di diharapkan dapat m enjadi m asukan bagi Dinas Pendidikan kabupat en Pacit an khususnya dan pem erint ah untuk merum uskan

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 90 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah, pada Pasal 1 menyebutkan bahwa madrasah merupakan satuan pendidikan formal

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berj

“ Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Motivasi Kerja Pegawai Di Badan Pendidikan Dan Pelatihan Daerah Provinsi Jawa.

Sehubungan dengan Pelaksanaan Seleksi Umum pada Jasa Konsultansi Penelitian MAP dan MICE Kota Medan Pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan untuk Tahun 2016, maka

Jalan Provinsi Km 9 Nipah-Nipah, Kelompok Kerja ULP Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun Anggaran 2014, telah melaksanakan Rapat Penyusunan Berita Acara Hasil Pelelangan untuk

Apabila dalam waktu tersebut perusahaan Saudara tidak hadir dalam pembuktian kualifikasi dengan alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, maka perusahaan Saudara

plywood, laminated veneer lumber, glue laminated timber, flooring, particleboard, fibreboard, plywood general use, concrete from plywood, structural plywood..

MODEL LOGLINIER TIGA DIMENSI UNTUK MENGETAHUI HUBUNGAN JALUR MASUK, ASAL SEKOLAH DAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) PADA MAHASISWA FMIPA.. UNIVERSITAS