PENGARUH PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP
KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA
KELAS X SMA NEGERI 5 BINJAI T.A. 2013/2014
Oleh :
Dian Lestari
NIM 408311010
Program Studi Pendidikan Matematika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat
dan berkah-Nya yang memberikan hikmat kepada penulis hingga penelitian ini
dapat selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul,”Pengaruh Model
Pembelajaran Group Investigation Terhadap Kemampuan Penalaran Dan
Komunikasi Matematika Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Binjai T.A 2013/2014”
disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada
Bapak Rektor Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si beserta seluruh Pembantu Rektor
sebagai pimpinan Unimed, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc., Ph.D selaku Dekan
FMIPA UNIMED beserta Pembantu Dekan I, II, dan III di lingkungan UNIMED,
Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul
Amry, M.Si selaku ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati
Hia, M.Si selaku sekretaris Jurusan Matematika, Bapak Prof.Drs. Asmin, M.Pd
selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau telah banyak memberikan bimbingan
dan saran-saran kepada penulis sejak awal hingga akhir penulisan skipsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. S.Saragih, Bapak
Dr. KMS. Amin Fauzi, M.Pd, Bapak Drs. W.L. Sihombing, M.Pd selaku dosen
penguji yang telah memberikan banyak saran-saran kepada penulis selama
penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs.
Zul Amry, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing
dan memotivasi penulis selama perkuliahan.
v
administrasi yang telah memberikan kesempatan serta bantuan kepada penulis
selama melakukan penelitian.
Teristimewa rasa terima kasih dan cinta penulis kepada Ayahanda
Selamat Pryonoto dan Ibunda Tugirah, orangtua penulis yang telah mengasuh,
membimbing, memberi kasih sayang, mendukung secara materil dan selalu
mendo’akan penulis. Semoga Allah memberikan kebaikan dunia dan akhirat
kepada Ayah dan Ibunda. Amin. Terima kasih juga buat abang dan kakak
tersayang May Friswanto,S.Pd, Siska Yulianti,S.Pd, dan Tri Siswa Ningsih,S.Pd
yang telah memberikan do’a dan motivasi kepada penulis. Untuk ponakanku yang
paling cantik Aulia Izzatunnisa yang selalu membuatku tersenyum. Buat sahabat
yang selalu senantiasa membantu dan memberi motivasi Nurul Ariyati, Diah
Purwanti upin , dan teman – teman seperjuangan Mat Eks’08 yang tidak bisa
disebutkan satu per satu, serta buat teman-teman PPLT SMPN 5 Binjai 2011 yang
telah memberikan dorongan dan motivasi selama kuliah hingga penyelesaian
skripsi ini. Serta keluarga yang terus memberikan dukungan, doa, kasih sayang,
pengorbanan, dan perjuangan baik secara moral dan materil. Serta terima kasih
buat Fachrul Rozi Hrp yayah yang selalu memotivasi, memberi semangat, dan
dukungan kepada penulis untuk terus berjuang menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi
ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca dan dunia pendidikan.
Medan, Februari 2014
Penulis,
iii
PENGARUH PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP
KEMAMPUAN PENALARAN DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA
SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 BINJAI T.A. 2013/2014
DIAN LESTARI (408311010)
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui apakah hasil belajar pembelajaran Group Investigation terhadap
kemampuan penalaran dan komunikasi matematika yang lebih tinggi
dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran konventional di kelas X
SMAN 5 Binjai T.A. 2013/2014 dan untuk mengetahui berapa besar pengaruh
pembelajaran Group Investigation terhadap kemampuan penalaran dan
komunikasi matematika siswa di kelas X SMAN 5 Binjai T.A. 2013/ 2014.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MAN 3 Medan
tahun ajaran 2013/ 2014 yang terdiri dari 8 kelas yang berjumlah 304 orang siswa.
Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini ada dua kelas, yaitu kelas
X-1 sebanyak 38 orang dan kelas X-2 sebanyak 38 orang. Untuk memperoleh data
yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan test essay yaitu untuk melihat
hasil belajar siswa.
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan
Kelompok belajar Konvensional
18
Tabel 2.2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
21
Tabel 2.3. Tabel Fungsi Kuadrat
30
Tabel 3.1. Desain Penelitian
36
Tabel 3.2. Bobot Skor Setiap Kriteria Jawaban Soal Penalaran
39
Tabel 3.3. Bobot Skor Setiap Komponen Jawaban Kemampuan
Komunikasi Matematika
40
Tabel 4.1. Data Pretes Kemampuan Penalaran Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
46
Tabel 4.2. Data Pretes Kemampuan Komunikasi Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
47
Tabel 4.3. Data Postes Kemampuan Penalaran Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
48
Tabel 4.4. Data Postes Kemampuan Komunikasi Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
48
Tabel 4.5. Ringkasan Rata-rata Nilai Pretes dan Postes Kemampuan
Penalaran Kedua Kelas
48
Tabel 4.6. Ringkasan Rata-rata Nilai Pretes dan Postes Kemampuan
Komunikasi Kedua Kelas
49
Tabel 4.7. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar
Kemampuan Penalaran
50
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar
Kemampuan Komunikasi
50
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
8
Gambar 2.2
9
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP I (Kelas Eksperimen)
58
Lampiran 2 RPP II (Kelas Eksperimen)
61
Lampiran 3 RPP I (Kelas Kontrol)
64
Lampiran 4 RPP II (Kelas Kontrol)
66
Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa 1
69
Lampiran 6 Alternatif Penyelesaian LAS
–
1
71
Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa 2
74
Lampiran 8 Alternatif Penyelesaian LAS
–
2
77
Lampiran 9 Kisi-kisi Pretes Kemampuan Penalaran Matematika
80
Lampiran 10 Kisi-kisi Pretes Kemampuan Komunikasi Matematika
81
Lampiran 11 Kisi-kisi Postes Kemampuan Penalaran Matematika
82
Lampiran 12 Kisi-kisi Postes Kemampuan Komunikasi Matematika
83
Lampiran 13 PRETES
84
Lampiran 14 Kunci Jawaban Pretes
85
Lampiran 15 POSTES
89
Lampiran 16 Alternatif Jawaban Postes
90
Lampiran 17 Hasil Analisis Kesepakatan Pengamat
94
Lampiran 18 Lembar Penilaian Validator (Pre Test)
95
Lampiran 19 Hasil Kesepakatan Pengamat (Pos Test)
99
Lampiran 20 Lembar Penilaiaian Validator (Pos Test)
100
Lampiran 21 Skala Penilaian Pengamat
104
Lampiran 22 Daftar Validator Soal Pretes dan Postes Siswa
106
Lampiran 23 Data Kemampuan Penalaran Siswa Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
107
Lampiran 24 Perhitungan Rata-rata, Varians,Dan Simpangan Baku
Kemampuan Penalaran Siswa Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen
108
Lampiran 25 Perhitungan Uji Normalitas Data Kemampuan Penalaran
110
Lampiran 26 Perhitungan Uji Homogenitas Data Kemampuan Penalaran
114
Lampiran 27 Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan Penalaran
117
xii
Lampiran 29 Data Kemampuan Komunikasi Siswa Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
121
Lampiran 30 Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Simpangan Baku
Kemampuan Komunikasi Siswa Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen
122
Lampiran 31 Perhitungan Uji Normalitas Data Kemampuan Komunikasi
124
Lampiran 32 Perhitungan Uji Homogenitas Data Kemampuan Komunikasi 128
Lampiran 33 Perhitungan Uji Hipotesis Kemampuan Komunikasi
131
Lampiran 34 Perhitungan Besar Pengaruh Group Investigation Terhadap
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (dalam Sanjaya, 2008:2).
Dewasa ini, dunia pendidikan khususnya matematika telah menjadi perhatian utama dari berbagai kalangan. Hal ini disadari bahwa betapa pentingnya peranan matematika dalam pengembangan berbagai ilmu dan teknologi dan dalam kehidupan sehari-hari.
Namun pada kenyataannya hasil pembelajaran matematika masih memprihatinkan. Rendahnya hasil belajar sering kali disebabkan ketidaksesuaian metode yang digunakan guru dalam menyampaikan materi, pembelajaran yang dilakukan lebih didominasi oleh guru, kurangnya kreativitas siswa dalam pembelajaran matematika serta masih banyak siswa yang menganggap matematika itu sulit.
Beberapa ahli Matematika seperti Russefendi (dalam Nizar, 2008) mensinyalir kelemahan matematika pada siswa Indonesia, karena pelajaran matematika di sekolah ditakuti bahkan dibenci siswa. Sikap negatif seperti ini muncul karena adanya persepsi bahwa pelajaran matematika yang sulit.
Menurut Soejono (1984:4) (www.strategipembelajaranmatematika.com) bahwa kesulitan belajar siswa dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal seperti fisiologi, faktor sosial dan faktor pedagogik. Seperti halnya situasi kelas yang merupakan lingkungan pendukung lancarnya proses belajar mengajar.
2
yang mampu menumbuhkan sikap sosial yang lebih baik, kemampuan verbal dan nonverbal dan keseluruhan pembelajaran di kelas yaitu pembelajaran roup Investigation.
Model pembelajaran roup Investigation merupakan model pembelajaran kooperatif yang yang paling kompleks. Dalam pembelajaran ini siswa terlibat dalam perencanaan baik topik yang dipelajari dan bagaimana jalannya penyelidikan mereka (dalam Trianto, 2009). Kiranawati (dalam http://gurupkn.wordpress.com/metode-investigasi-kelompok-group-investigation/) juga menyatakan bahwa metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Menurut Depdiknas (2005:18) pada pembelajaran roup Investigation guru seyogyanya mengarahkan, membantu para siswa menemukan informasi, dan berperan sebagai salah satu sumber belajar, yang mampu menciptakan lingkungan sosial yang dicirikan oleh lingkungan demokrasi dan proses ilmiah.
Dalam pembelajaran roup Investigation, siswa dituntut untuk berpikir ilmiah untuk mengembangkan kemampuan komunikasi dan kemampuan logisnya.
athoni (dalam www.komunikasimatematika.com) juga menegaskan bahwa :
“Dalam mempelajari matematika bukan semata-mata hanya menghafal, tetapi siswa harus bisa mengartikan setiap simbol-simbol matematika dan rumus yang terdapat dalam matematika karena simbol-simbol matematika bersifat “artificial” yang baru memiliki arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya”.
Permasalahan seperti ini sering timbul pada siswa dalam proses pembelajaran, terutama pada materi yang memerlukan keterampilan penalaran
berbahasa seperti yang dikemukakan oleh Bambang R (dalam
http://rbaryans.wordpress.com/2008 ) bahwa :
”Banyak faktor yang menyebabkan matematika dianggap pelajaran sulit, diantaranya adalah karakteristik matematika yang bersifat abstrak, logis, sistematis, dan penuh dengan lambang-lambang dan rumus yang membingungkan. Selain itu, beberapa pelajar tidak menyukai matematika karena matematika penuh dengan hitungan dan miskin komunikasi”.
3
(Departemen Pendidikan Nasional, 2004: 24). Sehingga diperlukan komunikasi matematika yang bertujuan untuk melatih siswa dalam membahasakan peristiwa di kehidupan sehari-hari ke dalam bahasa matematika.
Menurut Shurter dan Pierce (dalam Romadhina, 200 :28) pengertian penalaran adalah sebagai proses pencapaian kesimpulan logis berdasarkan fakta dan sumber yang relevan. Penalaran matematika sering kali diabaikan dengan anggapan tidak memberikan dampak secara langsung bagi siswa (dalam Nizar, 200 ). Bukti nyata tidak diperhatikannya aspek penalaran dalam pembelajaran matematika terlihat jelas pada pelaksanaan UAN dan kesulitan siswa pada materi tertentu yang membutuhkan proses penalaran (dalam Pikiran Rakyat, 200 ).
Daya nalar siswa dalam mata pelajaran matematika perlu ditumbuhkembangkan. Telah dijelaskan pada dokumen Peraturan Dirjen Dikdasmen No. 50 /C/PP/2004 (Depdiknas, 2004), penalaran dan komunikasi merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam melakukan penalaran dan mengkomunikasikan gagasan matematika.
Dari observasi yang dilakukan peneliti pada pokok Persamaan Kuadrat di SMA Negeri 5 Binjai pada Kelas X-1 tahun ajaran 2012/2013, peneliti menemukan beberapa fakta. Diberikan 3 soal untuk mengukur kemampuan awal komunikasi matematika siswa, antara lain :
“1. Bentuklah persamaan kuadrat yang jumlah akar – akarnya -1 dan hasil kali akarnya 3!
2. Jika akar – akar persamaan kuadrat
3
x
2
5
x
1
0
adalah α dan β, makaberapakah nilai
1
21
2
?3. Pak Suryo akan membuat taman seluas 3 m2 di halaman rumahnya. Di
sekeliling taman itu, ia ingin membuat jalan yang lebarnya sama. Jika tanah di halaman rumahnya itu berukuran 10 m Χ 5 m, berapakah lebar jalan yang akan dibuatnya?”
Diperoleh 2% siswa tidak mampu menuliskan unsur yang diketahui, 58% siswa tidak mampu menuliskan unsur yang ditanya, 8% siswa tidak mampu membuat pemodelan matematika, 3% tidak mampu menentukan strategi penyelesaian, dan
1% tidak mampu memberikan jawaban akhir.
4
“1. Manakah dari persamaan berikut ini yang merupakan persamaan kuadrat :
5
2
4
c)
0
4
2
b)
0
4
3
)
2x
x
y
x
x
a
Berikan alasan dan kesimpulan mu! 2. Tina berpendapat bahwa :
0
2
bx
c
x
disebut persamaan kuadrat0
2
c
x
disebut persamaan kuadrat murni0
2
bx
x
disebut persamaan kuadrat tak lengkapBenarkah pendapat Tina? Berikan alasanmu! 3. ambarlah grafik fungsi
f
(
x
)
50
x
5
x
2 !”Diperoleh 15% tidak mampu menyajikan pernyataan matematik secara tertulis, baik dalam bentuk gambar mupun diagram, 43% tidak mampu melakukan manipulasi matematika dan menarik kesimpulan, dan 1% tidak mampu memeriksa kesahihan suatu argumen.
Peneliti juga melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran matematika. Dari observasi yang dilakukan peneliti pada saat melakukan wawancara kepada guru mata pelajaran matematika. Hasil wawancara menegaskan bahwa pada proses pembelajaran jarang dilakukan pembelajaran kooperatif apalagi menerapkan model pembelajaran roup Investigation. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain kurangnya minat siswa dalam belajar, kurangnya sumber bahan belajar, dan proses pembelajaran yang cenderung pasif.
Dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematika yang meliputi kemampuan komunikasi matematika tulisan dan kemampuan penalaran matematika siswa masih sangat rendah.
5
1. . Ident f kas Masalah
Dari uraian latar belakang masalah, maka timbul beberapa masalah dalam penelitian ini yaitu :
1. Kemampuan matematika siswa masih rendah karena pelajaran
matematika di sekolah kurang disukai siswa.
2. Proses pembelajaran yang kurang menunjang siswa untuk
mengekspresikan kemampuan matematis yang dimiliki siswa.
3. Kemampuan komunikasi matematika siswa khususnya kemampuan
komunikasi matematika tulisan masih rendah.
4. Kemampuan penalaran matematika siswa cenderung lemah.
1. . Batasan Masalah
Melihat luasnya cakupan masalah yang teridentifikasi, maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut :
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe roup Investigation.
2. Kemampuan penalaran yang diukur adalah kemampuan penalaran
secara tertulis.
3. Kemampuan komunikasi matematika yang diukur adalah kemampuan
komunikasi tulisan (writing).
4. Materi pelajaran yang diajarkan yaitu pokok bahasan fungsi kuadrat. 5. Subjek penelitian adalah Siswa Kelas X di SMA Negeri 5 Binjai Tahun
Ajaran 2013 / 2014.
1. m san Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas yang menjadi rumusan masalah adalah :
1. Apakah hasil belajar kemampuan penalaran dan komunikasi
matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran model I lebih tinggi dibandingkan hasil belajar siswa yang tanpa pembelajaran I (konvensional)?
2. Apakah terdapat pengaruh pembelajaran roup Investigation terhadap
1. an Penel t an
Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah hasil belajar kemampuan penalaran dan komunikasi matematika antara siswa yang mengikuti pembelajaran model I lebih tinggi dibandingkan siswa yang tanpa pembelajaran I (konvensional).
2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pembelajaran roup
Investigation terhadap kemampuan penalaran dan komunikasi matematika siswa.
1. Manfaat Penel t an
Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, maka hasil penelitian ini diharapkan akan memberi hasil sebagai berikut :
1. Kepada peneliti, sebagai bahan acuan untuk dapat menerapkan model
pembelajaran yang paling sesuai dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah dan sebagai bahan acuan untuk penelitian lanjutan.
2. Kepada guru, sebagai sumber informasi dalam menentukan alternatif model pembelajaran pada pokok bahasan fungsi kuadrat.
53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil belajar kemampuan penalaran dan komunikasi matematika siswa yang
diajar dengan model pembelajaran Group Investigation (GI) lebih tinggi
daripada model konvensional pada materi pokok Fungsi Kuadrat di kelas X
SMA Negeri 5 Binjai T.A 2013/2014.
2. Terdapat pengaruh antara model pembelajaran GI dengan kemampuan
penalaran dan komunikasi matematika siswa. Sehingga penggunaan model
pembelajaran GI akan memberikan hasil kemampuan penalaran dan
komunikasi matematika yang lebih tinggi daripada penggunaan model
pembelajaran konvensional.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan
adalah sebagai berikut :
1. Kepada guru matematika, dapat menjadikan model Group Investigation
sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan penalaran dan komunikasi matematika siswa.
2. Kepada siswa agar lebih aktif selama pembelajaran dan mau belajar terlebih
dahulu materi pelajaran selanjutnya di rumah agar dalam pemebelajaran
mudah mengikuti arahan-arahan dari guru.
54
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, M., (2003),
Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar
, Rineka
Cipta, Jakarta.
Ansari, Bansu I., (2009),
Komunikasi Matematika : Konsep dan Aplikasi
, Pena,
Banda Aceh.
Arifin, Zaenal, (2009),
Evaluasi Pembelajaran
, Rosda, Bandung.
Arikunto, S., (2006),
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
, Rineka
Cipta, Jakarta.
FMIPA UNIMED, (2010),
Pedoman Penulisan Proposal dan Skripsi
, FMIPA,
Medan.
Isjoni, (2009),
Pembelajaran Kooperatif
, Pustaka Belajar.Yogyakarta.
Nizar, Ahmad, (2008),
Kontribusi Matematika Dalam Membangun Daya Nalar
dan Komunikasi Siswa,:
http.primopdf.com/2008/01/28/kontribusi-matematika-dalam-membangun-daya-nalar-dan-komunikasi-siswa/
(diakses pada tanggal 12 Januari 2013)
Romadhina, Dian, (2007),
Pengaruh Kemampuan Penalaran Dan Kemampuan
Komunikasi Matematik Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita
Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Lengkung Siswa Kelas Ix Smp
Negeri 29 Semarang Melalui Model Pembelajaran Pemecahan Masalah
,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Semarang, Semarang.
Rbaryans,
(2007),
Komunikasi
dalam
Matematika
,:
http://rbaryans.wordpress.com/2007/05/30/komunikasi-dalam-matematika/ (diakses pada tanggal 12 Januari 2013)
Siregar, Eveline dan Hartini Nara, 2010,
Teori Belajar dan Pembelajaran,
Ghalia Indonesia : Bogor.
Slavin, R., (2008),
Cooperatif Learning
, Nusa Media, Bandung.
Soejono, 1984,
Strategi Pembelajaran Matematika,
www.strategipembelajaranmatematika.com (diakses pada tanggal 12
Januari 2013)
Sudjana, (2005),
Metoda Statistika
, Tarsito, bandung.
55
Sugiyono, (2009),
Statistika Untuk Penelitian
, Alfabeta, Bandung.
Suprijono, Agus, 2010,
Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM
,
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Suryosubroto, B, 2009,
Proses Belajar Mengajar di Sekolah Wawasan Baru
Beberapa Metode Pendukung dan Beberapa Komponen Layanan Khusus,
Rineka Cipta : Jakarta
Trianto, (2009),
Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif
, Kencana,
Jakarta.