PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
MAKE A MATCH DAN TWO STAY TWO STRAY PADA MATERI
PENGGUNAAN LAHAN DAN POLA PEMUKIMAN DI KELAS VII
SMP N 1 PERBAUNGAN T.P 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
MARIANA MANURUNG NIM. 308131065
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Mariana Manurung
NIM : 308131065
Jurusan : Pendidikan Geografi
Fakultas : Ilmu Sosial
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan hasil jiplakan/
plagiasi, maka saya bersedia sanksi atas perbuatan tersebut.
Medan, Agustus 2012
Penulis
v ABSTRAK
Mariana Manurung, 308131065. Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match Dan Two
Stay Two Stray Pada Materi Penggunaan Lahan Dan Pola Pemukiman Di Kelas VII
SMP N 1 Perbaungan T.P 2011/2012. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif make a match, (2) hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif two stay two stray, (3) perbandingan hasil belajar sisiwa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif make a match dan two stay two stray pada materi penggunaan lahan dan pola pemukiman di kelas VII SMP N 1 Perbaungan.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Perbaungan pada bulan Mei 2012. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Perbaungan yang berjumlah 385 orang dan sampel dalam penelitian ini diambil secara acak (random sampling) sebesar 22% yang terdiri dari 2 kelas eksperimen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah (1) teknik komunikasi tidak langsung (2) teknik observasi langsung. Teknik analisis data yang digunakan analisis kuantitatif dengan rumus uji t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif make a match rata-rata 75,08 , (2) hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif two stay
two stray rata-rata 78,87, (3) ada perbedan yang signifikan antara hasil belajar siswa
yang diajar dengan menggunakan model pembelajaan kooperatif make a match dan
two stay two stra hal ini ditunjukkan dengan hasil pengolahan data yang diperoleh
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbandingan Hasil Belajar Siswa
Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match Dan Two
Stay Two Stray Pada Materi Penggunaan Lahan Dan Pola Pemukiman Di Kelas VII
SMP N 1 Perbaungan T.P 2011/2012”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Pendidikan di Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Medan.
Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan
masukan dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik M.Si selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Bapak Drs. H. Restu M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.
3. Bapak Drs. W. Lumbantoruan M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi.
4. Ibu Dra. Asnidar M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi.
5. Ibu Nurmala Berutu, M.Pd sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
meluangkan waktu dan memberikan bimbingan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Nahor Simanungkalit, M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan
seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta Staf pegawai yang membantu penulis
iv
7. Bapak H. Siagian selaku tata usaha di Jurusan Pendidikan Geografi yang telah
banyak memberikan bantuannya.
8. Bapak Sofyan, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Perbaungan yang telah
memberikan izin penelitian kepada penulis.
9. Ibu Suryani selaku Guru Geografi Di SMP Negeri 1 Perbaungan yang telah
memberikan bantuannya selama penelitian.
10.Secara khusus penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda A.
Manurung dan Ibunda T. Samosir yang selalu memberi doa dan dukungan setiap
saat kepada penulis sejak menjalani kuliah sampai selesai mengerjakan skripsi ini
11.Adik-adikku Marianto Manurung, Esratua Manurung dan Estauli Manurung serta
sanak saudara atas segala doa dan dukungan yang telah diberikan.
12.Sahabat-sahabatku BORPANG (Carnova, Helen dan Rimma) yang telah setia
memberikan motivasi dan semangat untuk penulis, serta K‟Detta, Vero dan Rini
serta K‟Lia Kimzweet dan K‟Evi Singa.
13.Teman-temanku di B‟Reguler „08 yang juga memberikan semangat dan kepada
semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu.
Semoga kebaikan yang kalian berikan mendapat imbalan dari Tuhan Yang Maha
Esa dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca khususnya jurusan pendidikan
geografi.
Medan, Agustus 2012
Penulis,
Mariana Manurung
vii DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
ABSRAK ... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi
DAFTAR ISI ... vii
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 7
B. Materi penggunaan lahan dan pola pemukiman ... 23
C. Penelitian Yang Relevan ... 32
D. Kerangka berpikir ... 34
E. Hipotesis penelitian ... 37
BAB III METODE PENELITIAN ... 38
A. Lokasi dan waktu penelitian ... 38
B. Populasi dan sampel ... 38
C. Jenis dan Desain Penelitian ... 39
D. Prosedur Penelitian ... 40
viii
F. Defenisi Operasional ... 41
G. Teknik pengumpulan data ... 42
H. Teknik analisis data ... 46
I. Parameter yang diukur ... 48
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 50
A. Kondisi Fisik ………... 50
B. Kondisi Non Fisik ... 51
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 59
A. Hasil Penelitian ... 59
B. Pembahasan ... 74
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 79
A. Kesimpulan ... 79
B. Saran ... 80
DAFTAR PUSTAKA……..... 81
ix
DAFTAR TABEL
NO. Uraian Hal
1 Langkah-langkah (Sintak) model pembelajaran Make a Match ... 19
2 Lagkah-langkah (sintak) model pembelajaran Two Stay Two Stray ... 21
3 Rancangan (Desain) Penelitian ... 39
4 Tahap-tahap penelitian ... 40
5 Penilaian aktivitas diskusi kelompok (bagi kelompok yang presentasi) ... 42
6 Penilaian aktivitas diskusi kelompok (bagi audience) ... 45
7 Kisi-kisi instrument tes pada materi penggunaan lahan dan pola Pemukiman ... 45
8 Jumlah Siswa 3 Tahun terakhir ... 53
9 Sarana dan Prasarana SMP N 1 Perbaungan ... 54
10 Deskripsi Perbandingan Nilai Pretes Siswa ... 59
11 Hasil belajar kelas eksperimen Make A Match ... 65
12 Hasil belajar kelas eksperimen two stay two stray ... 70
13 Tingkat penguasaan materi secara perorangan kelas eksperimen Make A Match ... 71
x
DAFTAR GAMBAR
No Uraian Hal
1 Skema Kerangka Berpikir ... 36
2 Denah Lokasi (Gedung Tualang) ... 55
3 Denah Lokasi (Gedung Lama) ... 56
4 Siswa Mengerjakan Pretes ... 61
5 Peneliti menjelaskan materi secara singkat sebelum menerapkan model pembelajaran ... 62
6 Masing-masing ketua kelompok menerima sato kotak dan satu kertas karton ... 62
7 Siswa menempelkan jawaban-soal yang sesuai pada kertas karton ... 63
8 Siswa mengerjakan postes ... 64
9 Siswa sedang mengerjakan pretes ... 66
10 Peneliti membagi materi untuk dibahas masing-masing kelompok ... 66
11 Siswa bertamu ke kelompok lain ... 67
12 Siswa mempresentasekan hasil rangkuman ... 68
13 Siswa sedang mengerjakan postes ... 69
14 Perbandingan ketuntasan belajar secara perorangan ... 70
xi
7. Tabulasi Hasil Uji Coba Instrument Penelitian ... 111
8. Perhitungan Valditas ... 112
9. Tabel p dan q ... 114
10. Perhitungan Reliabilitas ... 115
11. Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen Make A Match ... 117
12. Hasil Pretes Kelas Eksperimen Two Stay Two Stray ... 119
13. Uji Hipotesis Data Pretes ... 121
14. Uji Normalitas Data Penelitian ... 123
15. Uji Homogenitas Data Penelitian ... 125
16 Tabulasi Jawaban Postes Kelas Eksperimen Make A Match ….. 127
17 Tabulasi Jawaban Postes Kelas Eksperimen Two Stay Two Stray 129 16. Nilai hasil diskusi Kelas Eksperimen Make A Match ……... 131
17. Hasil Belajar Kelas Eksperimen Make A Match ... 132
18. Nilai Hasil Diskusi Kelas Eksperimen Two Stay Two Stray …... 134
19. Hasil Belajar Kelas Eksperimen Two Stay Two Stray ... 135
20. Ketuntasan Klasikal Kelas Eksperimen Make A Match dan Two Stay Two Stray ... 137
21. Data Penguasaan Materi Kelas Eksperimen Make A Match …... 138
22. Data Penguasaan Materi Kelas Eksperimen Two Stay Two Stray 140 23. Pengujian Hipotesis ... 142
24. Keadaan Guru dan Pegawai SMP N 1 Perbaungan ... 145
25. Dokumentasi Penelitian ... 148
26. Tabel Harga r-Prodct Moment ... 155
xii
28. Luas Distribusi Normal Standar ... 157
29. Nilai Kritis Distribusi F ... 160
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan. Sebab pendidikan
merupakan kunci dari masa depan manusia yang dibekali dengan akal pikiran.
Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan
kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk
meningkatkan dan mengembangkan sumberdaya manusia yang kompeten dan
berkualitas.
UUSPN No. 20 tahun 2003 menyebutkan pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Namun, tampaknya pelaksanaan pendidikan di
negara ini belum sesuai dengan harapan.
Harus diakui bahwa mutu pendidikan di negara ini masih rendah, yang
mana berada di bawah rata-rata negara berkembang lainnya. Berdasarkan data
dalam Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011: The Hidden
Crisis, Armed Conflict and Education yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan,
Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO)
yang diluncurkan di New York, Senin (1/3/2011), indeks pembangunan
2
2008 adalah 0,934. Nilai itu menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127
negara di dunia (http://sukabacabaca.blogspot.com /2011/11/ rangking
-kualitas-pendidikan-di.html)
Rendahnya kualitas pendidikan tersebut berdampak pada penyediaan
sumber daya menusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan untuk
memenuhi pembangunan bangsa di berbagai bidang. Kualitas Manusia
Indonesia berdasarkan kajian Human Development Index (HDI) pada tahun
2011 termasuk rendah berada di urutan ke 124 dari 187 negara atau lebih
rendah dari negara Libya dan Palestina.
(http://hdr.undp.org/en/statistics/)
Menurut Ahmadi (2003) rendahnya mutu pendidikan disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu (1) faktor dana pendidikan yang masih kecil, (2) faktor
sarana dan prasarana pendidikan yang belum memadai, (3) faktor kurikulum
yang kurang menunjang peningkatan mutu pendidikan karena masih terlalu
sentralistik dan (4) manajemen pendidikan, termasuk di dalamnya faktor
besarnya campur tangan birokrasi pemerintah dan faktor rendanhya mutu guru.
Dari lima faktor penyebab rendahnya mutu pendidikan yang dikemukakan
Ahmadi di atas, faktor guru merupakan faktor yang sangat menentukan, karena
gurulah yang berperan secara langsung dalam proses pembelajaran yakni
dalam hal penyampaian materi pembelajaran kepada siswa dan mempengaruhi
siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran.
Guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing dan memberi
fasilitas belajar untuk mencapai tujuan. Guru mempunyai tanggung jawab
3
perkembangan siswa. Guru harus mampu menunaikan tugasnya dengan baik
dengan terlebih dahulu harus memahami dengan seksama hal-hal yang
berhubungan dengan proses belajar mengajar, karena keberhasilan proses
belajar didukung oleh kemampuan pengajar dalam mengembangkan dan
membangkitkan keaktifan dan minat didik (siswa) dalam proses belajar.
Menurut Slameto (2003:93) guru harus mampu menciptakan suasana
yang demokratis di sekolah. Lingkungan yang saling menghormati, dapat
mengerti kebutuhan siswa , bertenggang rasa, memberi kesempatan pada siswa
untuk belajar sendiri, berpendapat sendiri, berdiskusi untuk mencari jalan
keluar bila menghadapi masalah, akan mengembangkan kemampuan berpikir
siswa, cara memecahkan masalah, kepercayaan pada diri sendiri yang kuat,
hasrat ingin tahu dan usaha menambah pengetahuan atas inisiatif sendiri.
Namun, jika dilihat realita sekarang dalam proses pembelajaran di
sekolah masih cenderung satu arah yakni berpusat pada guru saja, yakni selalu
menggunakan metode ceramah yang tentu akan membosankan murid. Menurut
Buchari (2008:3) Metode ceramah yang digunakan terus menerus tentu sangat
meletihkan baik untuk tingkat perguruan tinggi maupun tingkat SMA/SMP.
Selanjutnya Buchari (2008:3) juga menyatakan, metode caramah merupakan
sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan
secara lisan kepada sejumlah siswa yang yang pada umumnya mengikuti secara
pasif.
Kondisi ini juga terjadi di SMP N 1 Perbaungan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan salah satu guru IPS terpadu di SMP N 1 Perbaungan yaitu
4
menggunakan motode ceramah dan pembelajaran yang terpusat pada guru yang
telah menimbulkan kepasifan dan kebosanan siswa, telah mendominasi dalam
kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut, khususnya dalam proses
pembelajaran IPS terpadu. Guru cukup menjelaskan konsep-konsep yang ada
pada buku pelajaran tanpa melihat aspek-aspek perkembangan dan kebutuhan
siswanya. Anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir.
Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk
menghafal informasi. Sehingga siswa tidak nyaman dengan model
pembelajaran yang diterapkan oleh guru
Jika hal demikian tetap terjadi, maka standar kompetensi dari suatu
mata pelajaran sulit tercapai yang ditandai dengan rendahnya hasil belajar. Hal
ini terbukti dengan nilai rata-rata siswa pada pada mata pelajaran IPS terpadu 2
tahun terakhir masih berkisar antara 50 -78. Ini memperlihatkan bahwa hasil
belajar siswa SMP N 1 Perbaungan masih rendah. Hanya sekitar 55% siswa
yang bisa mencapai KKM, mengingat KKM mata pelajaran yang dituntut harus
mencapai 75.
Rendahnya hasil belajar siswa dan pasifnya dalam proses pembelajaran
menjadi indikasi bahwa pembelajaran yang dilakukan selama ini belum efektif
yakni model pembelajaran yang digunakan guru belum tepat. Hal inilah yang
hendak diatasi dengan jalan menggunakan variasi-variasi. Buchari (2008:42)
5
variasi dalam penggunaan model pembelajaran yakni variasi dalam bentuk
interkasi antara guru dan murid.
Namun, tidak semua model pembelajaran tersebut cocok digunakan
untuk menyampaikan materi-materi dalam IPS Terpadu. Juliati (2000 dalam
Isjoni, 2009 : 15) mengemukakan, pembelajaran kooperatif lebih tepat
digunakan pada pembelajaran IPS. Selanjutnya, Isjoni (2009 : 15) menyatakan
belajar dengan model kooperatif dapat diterapkan untuk memotivasi siswa
untuk berani mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat teman dan
saling memberi pendapat serta bekerja sama dan tolong menolong dalam
latihan soal-soal.
Selain itu, menurut Johnson (dalam Isjoni, 2009:35) pembelajaran
kooperatif juga menghasilkan peningkatan kemampuan akademik,
meningkatkan kemampuan berpikir kritis, meningkatkan motivasi … serta membantu siswa dalam dalam menghargai pokok pikiran orang lain. Model
pembelajaran yang dipiih harus sesuai dengan materi “Penggunaan Lahan dan
Pola Pemukiman” karena kompetensi yang diharapkan dalam materi ini adalah
mengidentifikasi pola kegiatan ekonomi penduduk, penggunaan lahan, dan
pola permukiman berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi. Dimana
menganalisis bukanlah pekerjaan yang mudah, dibutuhkan kerja sama antar
siswa untuk bertukar pikiran.
Untuk mengatasi masalah pembelajaran yang dihadapi, guru perlu
melakukan variasi dan modifikasi pembelajaran dengan menerapakan model
pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang
6
Two Stray. Dimana, kedua model ini memiliki manfaat yang sama dalam
proses pembelajaran yang mana dapat meningkatkan keaktifan dan kerja sama
siswa dalam proses pembelajaran, namun cara kerjanya berbeda.
Make a match adalah model pembelajaran yang dapat meningkatkan
keingintahuan dan kerja sama diantara siswa serta mampu menciptakan
kondisi yang menyenangkan. Model ini mampu memupuk kerjasama diantara
siswa dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang ada di
tangan mereka . sedangkan , Model pembelajaran kooperatif Two Stay Two
Stray juga meningkatkan keaktifan dan kerjasama siswa dalam kelas dan
kekompakan. Model ini mengajarkan siswa untuk berbagi dan menerima
informasi. serta mendiskusikannya dalam kelompok. Kedua model
pembelajaran tersebut akan dibandingkan untuk mengetahui model mana yang
mampu meningkatkan hasil belajar siswa yang lebih baik pada materi
penggunaan lahan dan pola pemukiman.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang telah diuaraikan, maka dapat diidentifikasikan
beberapa masalah yaitu (1) model pembelajaran yang monoton yakni selalu
menggunakan motode ceramah dan pembelajaran yang terpusat pada guru yang
telah menimbulkan kepasifan dan kebosanan siswa, (2) Anak kurang didorong
untuk mengembangkan kemampuan berpikir yang mana proses pembelajaran
di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal
7
oleh guru dan (4) hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu yang
masih rendah.
C. Batasan Masalah
Agar penelitian tidak terlampau meluas hanya dibatasi pada masalah yaitu
pada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif make a match dan two stay two stray pada materi
pokok penggunaan lahan dan pola pemukiman di kelas VII SMP N 1
Perbaungan T.P. 2011/2012.
D. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif make a match pada materi pokok penggunaan
lahan dan pola pemukiman di kelas VII SMP N 1 Perbaungan T.P.
2011/2012?
2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif two stay two stray pada materi pokok
penggunaan lahan dan pola pemukiman di kelas VII SMP N 1
Perbaungan T.P. 2011/2012?
3. Bagaimana perbandingan hasil belajar siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif make a match dan two
stay two stray pada materi pokok penggunaan lahan dan pola
8
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif make a match pada materi pokok penggunaan
lahan dan pola pemukiman di kelas VII SMP N 1 Perbaungan T.P.
2011/2012
2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif two stay two stray pada materi pokok
penggunaan lahan dan pola pemukiman di kelas VII SMP N 1
Perbaungan T.P. 2011/2012
3. Untuk mengetahui perbandingan hasil belajar siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif make a match dan two
stay two stray pada materi pokok penggunaan lahan dan pola
pemukiman di kelas VII SMP N 1 Perbaungan T.P. 2011/2012
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak antara
lain:
1. Bagi guru, sebagai masukan dalam proses pembelajaran yaitu
variasi dalam pembelajaran
2. Bagi peneliti, sebagai masukan dalam penggunaan variasi dalam
proses pembelajaaran yakni menggunakan model pembelajaran
9
3. Sebagai masukan dan sumber referensi bagi peneliti berikutnya
yang akan melakukan penelitian yang berhubungan dengan
79
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah:
1. Hasil belajar siswa kelas VII SMP N 1 Perbaungan yang diajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran make a match pada materi
penggunaan lahan dan pola pemukiman meningkat sebesar 24,66
dimana rata-rata nilai pretesnya 50,36 dan rata-rata hasilnya belajarnya
75,08.
2. Hasil belajar siswa kelas VII SMP N 1 Perbaungan yang diajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran two stay two stray pada
materi penggunaan lahan dan pola pemukiman meningkat sebesar 28,99
dimana rata-rata nilai pretesnya 49,88 dan rata-rata hasilnya belajarnya
78,87.
3. Ada perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif make a match dengan two stay two stray
pada materi penggunaan lahan dan pola pemukiman yang ditunjukkan
dari hasil perhitungan melalui uji-t yaitu thitung = 2,761 dan ttabel = 1,993
80
B. Saran
Beberapa saran yang diajukan adalah:
1. Kepada peneliti disarankan agar menerapkan model pembelajaran
kooperatif two stay two stray sebagai salah cara dalam meyampaikan
materi pelajaran khususnya materi penggunaan lahan dan pola
pemukiman untuk dapat lebih meningkatkan hasil belajar siswa
2. Guru sebaiknya menggunakan model pembelajaran make a match
setelah materi slesai diajarkan atau sebelum ujian untuk mengetahui
sejauh mana siswa telah menguasai materi.
3. Siswa seharusnya lebih mempersiapkan diri di rumah dan belajar di
81
Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian (Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta
__________. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Buchari, H. (2008). Guru Profesional (Menguasai Metode dan Terampil
Mengajar). Bandung: Alfabeta
Dewi.,Setriana. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match (Mencari Pasangan) Pada Pembelajaran Biologi Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII 5 SMPN 18 Kota Bengkulu. Skripsi. Bengkulu: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bengkulu. (Online), (https://docs.google.com/viewe:library.unib.ac.id/koleksi/SETRIANA %2520DEWI.pdf+penerapan+model+pembelajaran+make+a+match+ untuk+meningkatkan+hasil+belajar+pada+pembelajaran+biologi) diakses tanggal 17 Januari 2012
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Faisal, M. (2008). Penerapan Pembelajaran Kooperaif Model two stay two
stray (TSTS) untuk meningkatkan 5 unsur pembelajaran kooperatif
dan prestasi belajar sisiwa kelas X-B semester II man 3 Malang.
Skripsi. Malang: FMIPA Univeritas Negeri Malang. (Online),
(http://www.ziddu.com/download/8472891/Skripsi.rar.html), diakses
Kunandar.2007.Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pnedidikan (KTSP) dan persiapan menghadapi sertifikasi guru.
82
Isjoni , H.(2009). Pembelajaran Kooperatif (Meingkatkan Kecerdasan
Komuniasi Antar Pesaerta Didik). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Lie, A. (2010).Cooperative Learning (Mempraktikkan Cooperative Learningdi
Ruang-Ruang Kelas). Jakarta: Grsindo
Nurdin, M (dkk). (2008). Mari Belajar IPS untuk SMP/MTS Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Nasional
Riyanto, 2009. Upaya Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar PKn Melalui Model Pembelajaran Make a Match Bagi sisiwa Kleas VII C SMP Negeri 1 Ngawen Kabupaten Blora Tahun Pelajaran 2008/2009 (hlm. 57-63, Vol 2). Jurnal Penelitian Tindakan Kelas. Ngawen: SMP N 1 Ngawen.
Sagala, S. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran (Untuk Membantu
Memecakan Problematika Belajar dan Mengajar). Bandung: Alfabeta
Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sinaga, Evi. (2011). Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Two Stay
Two Stray Dengan Snowball Throwing Pada Materi Sistem Indera di
Kelas XI IPA SMA Negeri 1 Dolok Paribuan T.P 2010/2011. Skripsi. Medan: FMIPA Universitas Negeri Medan
Slameto. (2003). Belajar (dan Faktor-Faktor Yang Mempengeruhinya). Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung : Tarsito
Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suryosubroto, B. (2002). Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rinneka Cipta
Tampubolon, N. (2010). Perbedan Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Make A Match Dengan Picture
and Picture Pada Materi Pertumbuhan dan Perkembangan Mahkluk