MEMAHAMI TENDENSI SENTRAL DAN PENGELOMPOKAN NILAI (mode, mean, median, quartile, decil, dan percentile)
Makalah disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah : STATISTIK
Dosen Pengampu: Drs. Nidlomun Niam, M.Ag.
Disusun Oleh:
M. Saiful Bahri (124411049)
JURUSAN TASAWUF DAN PSIKOTERAPI FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
1. Latar Belakang
Keberadaan statistik sangat penting untuk membantu mengumpulkan dan mengolah data yang didapatkan ketika melakukan penelitian. Perlu diketahui bahwa tidak semua data dapat diolah dengan cara yang sama. Ada berbagai metode dan cara pengolahan data sesuai dengan karakteristik data. Untuk itu statistik memberikan cara-cara pengumpulan, penyusunan data menjadi bentuk yang lebih mudah untuk dianalisis sehingga dapat memberikan informasi yang jelas sebagai petunjuk di dalam pengambilan keputusan dengan metode yang sesuai dengan karakteristik data yaitu dengan adanya tendensi sentral. Tendensi sentral digunakan untuk menggambarkan suatu nilai yang mewakili nilai pusat atau nilai sentral dari suatu gugus data (himpunan pengamatan). Tendensi sentral sering sekali digunakan untuk mengetahui rata-rata data (mean), nilai yang berada ditengah data (median), nilai yang sering muncul dalam data (mode) dan masih banyak lagi yang dapat dihitung dalam tendensi sentral. Dengan tendensi sentral analisis data dalam penelitian dapat dilakukan dengan tepat. Pemahaman dan pengetahuan mengenai tendensi sentral sangat penting. Sehingga pengetahuan terhadap tendensi sentral sangat diperlukan bagi mahasiswa. Untuk itu, maka dibuatlah makalah ini seperti sebagaimana berikut.
2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian tendensi sentral dan apa saja macam-macamnya?
b. Apa pengertian ukuran letak dan apa saja macam-macamnya?
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tendensi Sentral Beserta Macam-macamnya
Tendensi sentral adalah kecenderungan memusat atau mengelompoknya suatu data. Ukuran tendensi sentral ini sangat diperlukan untuk mengetahui dimana sekumpulan data itu berada / memusat. Menurut Saleh, pengukuran nilai sentral merupakan suatu usaha yang ditujukan untuk mengukur besarnya nilai rata-rata dari distribusi data yang telah diperoleh dalam penelitian tersebut. Untuk mengukur besarnya nilai rata-rata, maka perlu dibedakan secara jelas pengelompokkan data tersebut ke dalam data yang berkelompok (Group Data) atau data yang tidak berkelompok (Un-group Data).
1Salah satu tugas dari statistik adalah mencari suatu angka di sekitar mana nilai- nilai dalam suatu distribusi memusat. Angka yang menjadi pusat sesuatu distribusi disebut “tendensi sentral”. Bertujuan untuk mendapatkan ciri khas tertentu dalam bentuk sebuah nilai bilangan yang merupakan ciri khas dari bilangan tersebut. Ada tiga macam tendesi sentral, yang sangat penting untuk dibicarakan disini. Ketiga tendensi sentral itu adalah (Sutrisno, 1986); mean, median, dan modus/mode.
1. Mean (rata-rata hitung)
Saleh (1998 : 14) mengatakan mean menunjukkan nilai rata-rata dan pada data yang tersedia dimana nilai rata-rata hitung merupakan penjumlahan bilangan/nilai daripada pengamatan dibagi dengan jumlah pengamatan yang ada.
2Menurut Siregar, rata-rata hitung adalah jumlah dari serangkaian data dibagi dengan jumlah data.
3Sedangkan menurut Rachman, mean adalah jumlah nilai dibagi dengan
1 Saleh,Samsubar. 1998. Statistik Deskriptif. Yogyakarta : UPP AMP YKPN.hlm. 13-14.
Berikut adalah rumus mean data tunggal menurut Siregar (2010 : 20)
=
�� ��
�
Keterangan : �� = mean
�� = nilai tiap data n = jumlah data Contoh soal :
Apabila ada 6 orang mahasiswa menikuti tes dengan nilai masing-masing 80, 70, 90, 50, 85, 60 carilah nilai rata-rata hitungnya (mean)
=
�� 80+70+90+50+85+606 =72.5 6
1.B. Data Berkelompok
Rumus mean untuk data berkelompok menurut Syofian Siregar (2010 : 21-23) adalah
� = � Σ ( �� , �� ) Σ��
Keterangan : �� = titik tengah kelas ke i
�� = frekuensi kelas ke i
� � = mean Contoh soal:
Diketahui nilai ujian mata kuliah statistika untuk kelas Jumat pagi ruang F.5 di Fuhum UIN Walisongo yang diikuti oleh 65 orang mahasiswa adalah sebagai berikut.
Kelas Interval Kelas
Frekuensi
1 25-34 6
2 35-44 8
3 45-54 11
4 Rachman,Maman dan Muchsin . 1996. Konsep dan Analisis Statistik. Semarang : CV. IKIP Semarang Press. Hlm.
15.
4 55-64 14
5 65-74 12
6 75-84 8
7 85-94 6
Jumlah 65
Berapakah nilai rata-rata hitung untuk nilai statistika ? Penyelesaian :
No. Nilai
Interval
Titik tengah (ti)
Frekuensi (fi)
Perkalian (ti.fi)
1 25-34 29,5 6 177
2 35-44 39,5 8 316
3 45-54 49,5 11 544
4 55-64 59,5 14 833
5 65-74 69,5 12 834
6 75-84 79,5 8 636
7 85-94 89,5 6 537
Jumlah 65 3877
� = � Σ( �� , �� ) Σ��
= 3877,565 = 59,9 65
2. Median
Median adalah suatu nilai yang membatasi 50% frekuensi distribusi bagian bawah dengan 50% frekuensi distribusi bagian atas (Rachman, 1996 : 19). Menurut Saleh (1998: 16), median merupakan ukuran rata-rata yang pengukurannya didasarkan atas nilai data yang berada ditengah-tengah distribusi frekuensinya. Sedangkan menurut Siregar (2010 : 32), median ialah nilai tengah dari gugusan data yang telah diurutkan (disusun) dari data terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya dari data terbesar sampai data terkecil. Jadi dapat disimpulkan bahwa median adalah nilai tengah dari data yang terlebih dahulu diurutkan dari data yang terkecil sampai data yang terbesar ataupun dari data yang terbesar sampai data yang terkecil.
Rumus Median data tak berkelompok menurut Siregar (2010 : 32-33),
b. Cari posisi median dengan menggunakan rumus � +1 2 Letak Median = 9+1 = 5 (posisi Median pada data ke-5)
2 sehingga nilai , Me = 70
Data genap : 50, 40, 70, 75, 75, 80, 65, 30, 75, 95
a. Urutkan data dari terkecil sampai terbesar : 30, 40, 50, 65, 70, 75, 75, 75, 80, 95 b. Cari posisi median dengan menggunakan rumus � +1
2
Letak median = 10+1 = 11 = 5,5 (posisi Me pada data ke- 5,5) 2 2
= data ke 5+ data ke 6 2
Jadi Me = 70+75 =72,5 2
3. Modus atau Mode
Riduwan (2010 : 115) mengatakan bahwa Modus ialah nilai dari beberapa data yang mempunyai frekuensi tertinggi baik data tunggal maupun data yang berbentuk distribusi atau nilai yang sering muncul dalam kelompok data.
5Sedangkan Rachman (1996 :18) berpendapat bahwa dalam sebaran frekuensi tunggal, Modus adalah nilai variabel yang mempunyai frekuensi tertinggi dalam sebaran dan frekuensi bergolong modus secara kasar adalah titik tengah interval kelas yang mempunyai frekuensi tertinggi dalam sebaran. Menurut Saleh (1998 : 20), modus merupakan suatu pengamatan dalam distribusi frekuensi yang memiliki jumlah pengamatan dimana jumlah frekuensiya paling besar/paling banyak. Menurut Usman dan Akbar (2008 : 93) jika nilai yang muncul itu hanya ada satu macam saja, maka modus tersebut dinamakan unimodel. Dan jika nilai yang muncul ada dua macam, maka modus
5 Riduwan . 2010. Dasar-dasar Statistika. Bandung : Alfabeta. Hlm. 115.