• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Oleh :. NARIZKY AZMI NIM 107018201056. PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014.

(2) PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN.

(3)

(4) “PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN”.

(5)

(6) ABSTRAK. Narizky Azmi, NIM 107018201056, Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMP An Nurmaniyah. Skripsi ini di bawah bimbingan Siti Khadijah, MA. Program Studi Manajemen Pendidikan. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2014. Sumber belajar termasuk dalam sarana dan prasarana pendidikan, oleh karena itu sumber belajar sangat penting dalam menunjang kegiatan pembelajaran. Kurang terpenuhinya sumber belajar oleh sekolah menyebabkan kurang efektifnya pelaksanaan pendidikan di sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan sumber belajar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran sekaligus untuk mengukur efektivitas pelaksanaannya. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, adapun untuk mendapatkan data yang dibutuhkan penulis melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah dan Guru di SMP An Nurmaniyah. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan diperoleh data tentang pemanfaatan sumber belajar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di SMP An Nurmaniyah. Dari keseluruhan pelaksanaannya sudah mencapai nilai efektif, adapun yang menjadi perhatian perlu adanya penambahan sumber belajar yang masih belum lengkap agar tercipta suasana belajar yang kondusif untuk mencapai kualitas pembelajaran yang diinginkan.. Kata Kunci : Sumber Belajar, Kualitas Pembelajaran. i.

(7) KATA PENGANTAR. Bismillahirrahmanirrahim... Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah menciptakan manusia sebaik-baiknya bentuk dan keajaiban untuk menjadi khalifah di muka bumi ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, sang pemilik akhlak mulia, pembawa kebenaran dan kedamaian bagi seluruh alam. Selama penyusunan skripsi ini tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dihadapi dan dialami penulis, baik yang menyangkut pengaturan waktu, pengumpulan data, dan sebagainya. Namun dengan kerja keras dan kesungguhan hati serta dorongan dan motivasi dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1.. Dra. Hj. Nurlena Rifa’i, MA., Ph.D. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.. 2.. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd. Ketua Prodi Manajemen Pendidikan yang telah memberikan bimbingan, perhatian dan pengertian, saran serta nasehat yang penulis butuhkan selama pembuatan skripsi ini.. 3.. Dr. Asril DT Paduko Sindo, MA. Dosen Penasehat Akademik yamg telah membimbing selama penulis menempuh studi di Fakultas ini.. 4.. Siti Khadijah, MA. Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, perhatian dan pengertian, saran serta nasehat yang penulis butuhkan selama pembuatan skripsi ini dan bantuan yang telah banyak diberikan dalam menyelesaikan skripsi ini.. 5.. Drs. H. Mu’arif SAM, M.Pd. Dosen Prodi Manajemen Pendidikan yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, pengarahan serta saran dan nasehat yang penulis butuhkan selama pembuatan skripsi ini dan bantuan yang telah banyak diberikan selama penulis menempuh studi di Fakultas ini.. ii.

(8) 6.. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah membimbing dan mendidik penulis dengan penuh keiklahsan memberikan bekal ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat.. 7.. Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta stafnya, yang telah memberikan pelayanan dalam penyediaan buku-buku yang diperlukan dalam perkuliahan, khususnya dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.. 8.. Bapak Purbatin Hadi Wakil Kepala SMP An Nurmaniyah dan Ibu Anita Samirah guru bidang study IPS,beserta guru-guru, karyawan dan para siswasiswi, yang telah memperkenankan penulis mengadakan penelitian dan membantu dalam pencarian data-data dan memberikan arahan sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.. 9.. Teristimewa, Ayahanda Romlih, S. Pd dan Ibunda tercinta Karti, S. Pd yang telah mendidik penulis dari buaian hingga sekarang yang selalu berjuang hingga penulis dapat menyelesaikan kuliah, dan atas kesabaran, ketulusan dan perjuangan ayahanda dan ibunda tercinta, yang selalu memotivasi dan mendoakan putrinya di setiap sujudnya sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Semoga Allah selalu memberikan balasan yang lebih atas semua yang telah ayahanda dan ibunda berikan untuk penulis.. 10. Adikku tersayang Achmad Hayyi Afriza yang senantiasa memberikan keceriaan, dukungan dan memberikan semangat dalam proses penyusunan skripsi ini. Semoga selalu menjadi anak kebanggaan orang tua. 11. Yang juga istimewa teruntuk Ihsan Ramdhani yang tak henti-hentinya memberikan semangat dan dukungan yang sangat luar biasa dalam penyelesaian skripsi ini. 12. Sahabat-sahabatku KI-MP angkatan 2007 kelas B, khususnya Ulfah Azizah, Eflyn Novitasari, Ana Setiani, Fitria Nurmayulinda, Rizka Eka Rahayu, Navida Handayani, Siti Nurasyiah, Nurul Maspupah, Ahmad Hudori, Fajri Ahmad Subhi, Ahmad Zamahsari, Moh. Jakfar, Vega Fahrudin, Didik Setiawan, Suharyono Gustiawan, Titis Aji, Pendi terima kasih karena telah memberikan canda, tawa, senangnya kehidupan kampus, yang tidak akan. iii.

(9) pernah bisa terlupakan dan akan selalu terekam dalam memori, senang bisa mengenal dan bersahabat dengan kalian.  13. Serta segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas bantuan dan motivasinya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.. Semoga segala kebaikan tersebut mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Semoga rahmat, taufiq dan hidayah-Nya selalu dilimpahkan pada kita semua sepanjang kehidupan kita. Amin. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis sendiri, dan bagi pembaca. Jakarta, 20 Agustus 2014 Penulis. Narizky Azmi. iv.

(10) DAFTAR ISI ABSTRAK. ..........................................................................................................i. KATA PENGANTAR ..............................................................................................ii DAFTAR ISI ..........................................................................................................v. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................................1 B. Identifikasi Masalah ..............................................................................5 C. Pembatasan Masalah .............................................................................5 D. Perumusan Masalah ..............................................................................5 E. Tujuan Penelitian .................................................................................5 F. Manfaat Penelitian ................................................................................6. BAB II KAJIAN TEORI A. Kualitas Pembelajaran ..........................................................................7 1.. Pengertian Kualitas Pembelajaran .................................................7. 2.. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pembelajaran ..........9. B. Sumber Belajar Sebagai Salah Satu Aspek Dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran ..................................................11 1.. Konsep Sumber Belajar .................................................................11 a. Pengertian Sumber Belajar ......................................................11 b. Jenis-jenis Sumber Belajar ......................................................15 c. Fungsi-fungsi Sumber Belajar .................................................28 d. Pemilihan Sumber Belajar .......................................................29 e. Ciri-ciri Sumber Belajar ..........................................................34. V.

(11) BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. A.. Tempat dan Waktu Penelitian ..........................................................41. B.. Metode Penelitian.............................................................................41. C.. Sumber Data .....................................................................................42. D.. Teknik Pengumpulan Data ...............................................................42. E.. Teknik Analisa Data .........................................................................43. BAB IV HASIL PENELITIAN A.. B.. Gambaran Umum SMP An Nurmaniyah ........................................46 1.. Profil SMP An Nurmaniyah .....................................................46. 2.. Identitas Sekolah .......................................................................47. 3.. Visi, Misi, dan Tujuan SMP An Nurmaniyah ...........................48. Deskripsi dan Interpretasi Data Penelitian .......................................54. BAB V PENUTUP A.. Kesimpulan ......................................................................................61. B.. Saran .................................................................................................62. DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................63 LAMPIRAN. VI.

(12) BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang berlangsung sepanjang hayat, karenanya pendidikan dapat terjadi kapanpun dan dimanapun seseorang berada. Alasan tersebut membuat pendidikan menjadi sangat penting artinya bagi setiap individu, sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang atau bahkan akan terbelakang. Untuk itu pendidikan sudah seharusnya dapat diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas dan mampu bersaing, di samping memiliki budi pekerti yang luhur dan moral yang baik. Indonesia sebagai negara pluralis yang juga merupakan salah satu negara yang mempunyai perhatian yang cukup besar pada bidang pendidikan, selalu berusaha mewujudkan cita-cita nasional. Hal ini tertuang sebagaiman dalam Sistem Pendidikan Nasional yang mengartikan bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab1”.. 1. Undang-undang RI. No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II,. Pasal 3.. 1.

(13) 2. Dalam regulasi tersebut secara jelas telah diamanatkan bahwa pendidikan yang diselenggarakan oleh negara paling tidak ditujukkan untuk mengembangkan segala potensi yang ada pada peserta didik sehingga ia cukup mampu untuk menyelenggarakan kehidupannnya seacara mandiri. Berbagai upaya terus dilakukan oleh seluruh pihak agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Pendidikan berkualitas adalah salah satu indikasi keberhasilan yang ingin dicapai oleh pemerintah sebagai pihak yang dibebankan tugas berat tersebut. Pemerintah menganggap bahwa masa depan suatu negara sangat ditentukan oleh pendidikan yang diselenggarkan hari ini. Peningkatan kualitas dalam lembaga pendidikan (sekolah) terletak pada aspek kunci yang terkadang terlupakan yakni kegiatan proses belajar mengajar. Aspek tersebut merupakan inti dari keseluruhan sistem pendidikan. Karena dalam proses belajar mengajar akan berlangsung kegiatan yang dapat membentuk individu kearah tingkah laku yang sesuai dengan karakter bangsa. Proses belajar terjadi apabila seseorang berinteraksi dengan lingkungannya (natural, sosial, dan atau kultural), sehingga menyebabkan terjadinya perubahan prilaku (kognitif, afektif, dan atau psikomotorik) yang relatif tetap. Sumantri Muliani dan Permana Johar (1999) menyatakan bahwa pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan untuk membantu seseorang atau sekelompok orang sedemikian rupa sehingga proses belajar itu menjadi efisien dan efektif.2 Belajar merupakan proses aktif untuk menghasilkan perubahan tingkah laku seseorang. Perubahan itu terjadi karena usaha yang sengaja dan terjalinnya suatu hubungan yang harmonis antara satu individu dengan individu lainnya. Kegiatan proses belajar mengajar dikatakan berhasil jika terjadi perubahan pada individu. Untuk itu, bukan dikatakan belajar apabila tidak ada perubahan tingkah laku, tidak hanya mengenai perubahan pengetahuan tetapi juga berbentuk kecakapan, kebiasaan sikap, pengertian, penghargaan, minat, dan penyesuaian diri.3. 2. Sumantri Muliani dan Permana Johar. 1999. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Proyek PGSD Ditjen Dikti Depdikbud, hal. 1. 3 A.Tabrani Rusya,dkk, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, CV. Remaja karya, Bandung, 1989, hal. 169.

(14) 3. Namun demikian jika diperhatikan, proses belajar mengajar yang biasanya dilaksanakan di sekolah masih belum berjalan dengan baik, sehingga siswa belum mampu mengoptimalkan potensi diri yang dimiliki sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Idealnya siswa dituntut untuk ikut terlibat langsung dalam proses belajar mengajar dan mampu menemukan sendiri tujuan dari suatu pelajaran. Tetapi, pada kenyataannya siswa belum dilibatkan secara aktif oleh guru dalam proses belajar mengajar. Siswa dalam proses belajar hanya diposisikan sebagai objek bukan sebagai subjek. Kesalahan dalam proses belajar mengajar tersebut yang mengakibatkan pendidikan hanya berlangsung satu arah. Faktor lain yang menyebabkan kegiatan belajar mengajar menjadi terganggu yakni perhatian yang minim terhadap pengelolaan sumber belajar. Dalam beberapa kasus guru hanya sebatas menggunakan sumber belajar, tanpa memperhatikan tingkat keefektifan penggunaannya. Akibatnya materi yang disampaikan kepada siswa tidak dapat diterima dengan baik. Seperti yang telah disebutkan pada bagian sebelumnya bahwa dalam proses belajar mengajar ada sesuatu yang terkadang dilupakan oleh para pemangku pendidikan khususnya guru, yaitu proses pembelajaran harus berpusat pada siswa. Tugas guru hanya untuk membantu siswa mencapai tujuan belajar, artinya guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Dengan begitu, diharapkan siswa dapat mengoptimalkan kemampuan yang mereka miliki, dapat menemukan sendiri konsep suatu pelajaran, dan dapat melahirkan lulusan yang berkualitas, aktif dan memiliki keunggulan kompetitif. Dalam proses pembelajaran sumber belajar itu sangat diperlukan. Sumber belajar pada dasarnya adalah segala sesuatu yang ada di sekitar lingkungan kegiatan belajar yang secara fungsional dapat digunakan untuk membantu optimalisasi hasil belajar. Tetapi pada kenyataannya sampai saat ini masih banyak guru yang belum memanfaatkan sumber belajar secara maksimal dalam menyampaikan materi yang lebih bervariatif. Misalnya saja, dalam menyampaikan materi guru-guru masih.

(15) 4. banyak. menggunakan. metode. diskusi. sehingga. terlihat. monoton. membosankan. Hal ini semakin membuktikan bahwa masih banyak. dan. diantara. guru-guru kita yang belum terampil dalam menggunakan media belajar seperti infocus, proyektor, komputer, dan lain-lain. Perlu diketahui bahwa permasalahan mengenai kegiatan proses belajar mengajar tidak sepenuhnya disebabkan karena kurangnya kemampuan guru dalam menggunakannya, tetapi juga bisa dipengaruhi oleh faktor lainnya terutama berkaitan dengan tersedianya sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Perhatian sekolah dalam menyediakan sarana dan prasarana sangat penting karena akan sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar. Dengan adanya sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai sesuai dengan kebutuhan, maka kegiatan belajar mengajar akan dapat berjalan dengan lancar sehingga akan meningkatkan kualitas pendidikan menjadi lebih baik. Situasi belajar yang baik sangat mempengaruhi kualitas belajar mengajar, dan keberhasilan siswa merupakan tujuan utama dari sebuah pendidikan. Untuk itu diperlukan guru yang kreatif professional dan efektif dalam mengajar serta seluruh elemen sekolah. Untuk menyelenggarakan suatu pendidikan yang berkualitas, tidak terlepas dari beberapa faktor, salah satunya adalah pengelolaan sumber belajar. Namun yang terpenting dalam menentukan dari mutu kegiatan belajar mengajar adalah guru. Pendidik (guru) yang memiliki kompetensi profesionalisme seperti penguasaan materi ajar, mencintai profesinya, memiliki keterampialan mengajar, mampu menilai hasil belajar siswa dan lain-lain, maka mutu dari prestasi belajar pun sangat ditentukan oleh guru itu sendiri. Dari permasalahan pendidikan diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang bagaimana pemanfaatan sumber belajar di SMP AN Nurmaniyah Ciledug. dikarenakan SMP ini merupakan salah satu lembaga pendidikan swasta yang secara umum hingga saat ini keberadaannya sangat memberikan kontribusi dalam keberlangsungan dunia pendidikan. Akan tetapi pada tahap pemanfaatan sumber.

(16) 5. belajar masih terdapat beberapa kendala seperti penggunaan sumber belajar yang masih belum efektif.4 Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut dan menuangkannya dalam sebuah karya ilmiah yang berjudul “Pemanfaatan Sumber Belajar dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran”.. B. Identifikasi Masalah Dengan bertitik tolak pada latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : a. Kurang efektifnya pemanfaatan sumber belajar dalam proses kegiatan belajar mengajar b. Ketidakberagaman. sumber. belajar. yang. digunakan. guru. berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran. c. Kurangnya sarana dan prasarana yang disediakan sekolah untuk mendukung proses belajar mengajar.. C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah pada kurang efektifnya pemanfaatan sumber belajar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di SMP An-Nurmaniyah Tangerang. Hal ini dimaksudkan agar pembahasan lebih terfokus dengan judul yang dipilih dan didapatkan hasil yang diinginkan.. D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah duraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “bagaimana pemanfaatan sumber belajar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di SMP An Nurmaniyah Tangerang?” 4. Hasil observasi sementara di SMP An Nurmaniyah Ciledug..

(17) 6. E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan secara jelas tentang pemanfaatan sumber belajar yg meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan.. F. Manfaat Penelitian Manfaat dari hasil penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoritis Hasil. penelitian. ini. diharapkan. dapat. menambah. pengetahuan. dan memperkaya khasanah kepustakaan kependidikan khususnya pada pengelolaan sumber belajar. 2. Manfaat Praktis. a. Bagi Guru Sebagai bahan masukan pentingnya faktor sumber belajar dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. b. Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan agar siswa selalu menggunakan keseluruhan sumber belajar sehingga dapat membantu dalam proses pembelajaran yang optimal dan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai sekolah. c. Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan agar pihak sekolah secara keseluruhan memperhatikan sistem proses pembelajaran termasuk di dalamnya pemanfaatan sumber belajar yang tersedia di sekolah..

(18) BAB II KAJIAN TEORI A. Kualitas Pembelajaran 1. Pengertian kualitas pembelajaran Istilah kualitas berasal dari bahasa Inggris (Quality) dan sepadan dengan kata mutu dalam bahasa Indonesia, merupakan istilah yang sudah tidak asing atau dikenal dalam kehidupan sehari-hari. Kata ini biasanya didahului atau dibarengi dengan kata lain, seperti kualitas ekspor, kualitas impor, kualitas keimanan, kualitas kecerdasan, guru yang berkualitas, siswa yang berkualitas, dan lain sebagainya. Jadi kualitas adalah tingkatan atau baik buruknya sesuatu baik yang berupa benda atau manusia. Kualitas dalam KBBI adalah ukuran baik buruk, mutu, taraf, kadar, atau derajat dari kecerdasan, kepandaian, dan sebagainya.4 Sedangkan menurut Nana Sudjana, pengertian kualitas secara umum dapat diartikan suatu gambaran yang menjelaskan mengenai baik buruk hasil yang dicapai para siswa dalam proses pendidikan yang dilaksanakan.5 Nurkholis mengatakan bahwa kualitas memiliki dua konsep yang berbeda antara konsep Absolut dan Relatif. Kualitas dalam arti absolute adalah yang terbaik, tercantik, terpercaya. Kualitas dalam konsep relative memiliki dua aspek yaitu; dilihat dari sudut pandang produsen maka kualitas adalah mengukur berdasarkan spesifikasi yang ditetapkan dan dari. 4 5. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (DEPDIKBUD, 1983) Cet.ke 2, h.179 Nana Sudjana, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press, 1989), Cet. Ke3, h.87. 7.

(19) 8. sudut pandang pelanggan maka kualitas untuk memenuhi tuntutan pelanggan.6 Dari beberapa pengertian di atas yang telah dipaparkan menggambarkan bahwa kualitas atau mutu adalah suatu tingkat atau kadar pada sesuatu, baik pada benda, manusia, atau lainnya. Dalam dunia pendidikan pun bisa dilihat berdasarkan dari kualitas, apakah baik, sedang atau bahkan rendah. Adapun. pembelajaran. dapat. diartikan. sebagai. sebuah. usaha. mempengaruhi emosi, intelektual, dan spiritual seseorang agar mau belajar dengan sendiri.7 Melalui pembelajaran akan terjadi proses pengembangan moral keagamaan, aktivitas, dan kreatifitas peserta didik melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Pembelajaran berbeda dengan mengajar yang. pada. prinsipnya. menggambarkan. aktivitas. guru,. sedangkan. pembelajaran menggambarkan aktivitas peserta didik. Sedangkan Abdul Gafur mengartikan pembelajaran lebih kepada suatu kegiatan yang sengaja dilakukan sehingga anak didik dapat bertingkah laku sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Sebagaimana yang diungkapkannya dalam “Desain Instruksional” bahwa pembelajaran adalah “Suatu kegiatan dimana seseorang dengan sengaja diubah dan dikontrol dengan maksud agar ia dapat bertingkah laku dan bereaksi terhadap kondisi tertentu”.8 Berdasarkan uraian definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang diorganisisr dengan baik oleh guru sehingga murid dapat berinteraksi dengan lingkungannya yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri siswa melalui pengalaman dan latihan. Kualitas pembelajaran sangat dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang dilakukan yaitu strategi pengorganisasian pembelajaran makro dan mikro, strategi penyampaian pembelajaran, serta strategi pengelolaan pembelajaran di bawah kondisi yang ada yaitu karakteristik tujuan, karakteristik isi, kendala, dan karakteristik peserta didik. Hasil pembelajaran 6. Nurkholis, Manajemen Berbasis Sekolah, (Jakarta: Grasindo, 2008), cet ke 4 h.67 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kencana Media Group 2009) h.85 8 Abdul Gafur, Desain Instruksional, (Solo: Tiga Serangkai, 1989), h. 22 7.

(20) 9. adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan suatu metode di bawah kondisi yang berbeda. Efek ini bisa berupa efek yang disengaja dirancang oleh sebab itu merupakan efek yang diinginkan, dan juga berupa efek nyata sebagai hasil penggunaan metode pembelajaran tertentu. Dalam usaha meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil pembelajaran, kita tidak boleh melupakan satu hal yang sudah pasti kebenarannya yaitu bahwa peserta didik atau siswa harus banyak berinteraksi dengan sumber belajar. Tanpa sumber belajar yang memadai sulit diwujudkan proses pembelajaran yang mengarah kepada tercapainya hasil belajar yang optimal. Jadi dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran adalah tingkat. efektifitas proses pembelajaran yang dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditargetkan oleh sekolah yang bersangkutan. Jadi berkualitas atau tidaknya proses pembelajaran dapat dilihat dari bagaimana proses tersebut berlangsung. Jika proses pembelajaran berjalan efektif, maka situasi belajar mengajar yang diharapkan, yaitu suasana yang kondusif dan komunikatif akan tercipta dan tujuan pembelajaran pun akan terlaksana dengan baik sesuai dengan harapan.. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran. Dalam hal pembelajaran harus ditunjang dengan sebaik-baiknya dan selengkap-lengkapnya agar proses pembelajaran menjadi lancar, adapun halhal yang dapat menunjang proses pembelajaran tersebut diantaranya adalah : 1. Pengetahuan 2. Kemampuan Membuat Perencanaan Pembelajaran 3. Kemampuan Menggunakan Media atau Alat Bantu Pelajaran 4. Kemampuan Menggunakan Metode 5. Kemampuan Mengelola Kelas.

(21) 10. 6. Kemampuan Mengevaluasi9 Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, evaluasi juga sebaiknya dilakukan bukan hanya terhadap hasil belajar akan tetapi juga proses belajar. Hal ini sangat penting sebab evaluasi terhadap proses belajar pada dasarnya evaluasi terhadap keterampilan intelektual secara nyata. Dan ada beberapa faktor yang perlu mendapatkan perhatian dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran diantaranya : 1) Peserta didik (RAW INPUT) a. Faktor intern 1. Faktor jasmani, meliputi faktor kesehatan, kebugaran tubuh. Siswa yang sehat badannya akan lebih baik hasil belajarnya dari siswa yang sakit. 2. Faktor psikologis, diantaranya yang amat berpengaruh adalah intelegensia, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan, dan kelelahan. b. Faktor ekstern 1. Faktor Keluarga Dalam keluarga yang menjadi penanggung jawab adalah orang tua, keluarga sangat mempengaruhi hasil belajar peserta didik. 2. Faktor sekolah Faktor sekolah juga tidak kalah pentingnya di dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang baik, meliputi guru, sarana, kurikulum dan lingkungan sekolah hubungan guru dengan siswa. 3. Faktor masyarakat Karena peserta didik hidup berkecimpung di tengah-tengah masyarakat, maka lingkungan masyarakat sangat berpengaruh bagi peserta didik.. 9. Direktorat Tenaga Kependidikan, Proses Pembelajaran di kelas, laboratorium, dan di lapangan, h. 31.

(22) 11. 4. Faktor Sarana dan Fasilitas Pembelajaran akan lebih sukses lagi apabila peserta didik terlibat secara fisik dan psikis. Seorang siswa yang hanya mendengar dari gurunya tentang cerita, sangat jauh bedanya apabila si guru dapat memperlihatkan gambar. Contohnya apabila mengajarkan tentang shalat, akan lebih baik lagi apabila guru menggunakan gambar orang yang sedang shalat. 2) Pendidik Seperti yang telah diungkapkan diatas bahwa guru adalah faktor pendidikan yang amat penting sebab ditangan guru yang berkompeten metode, kurikulum, alat pembelajaran lainnya akan hidup dan berperan. 3) Lingkungan Lingkungan ada dua macam, lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik yakni suasana dan keadaan berlangsungnya pendidikan. Lingkungan sosial yakni iklim dan suasana pendidikan.10. B. Sumber belajar sebagai salah satu aspek dalam meningkatkan kualitas pembelajaran 1. Konsep sumber belajar a. Pengertian sumber belajar Belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, serta melalui banyak hal. Selain buku, tersedia banyak sumber belajar yang berisi pengetahuan dan informasi penting terkait dengan dunia pendidikan. Komputer, handphone, internet perkumpulan guru mata pelajaran, dan program ilmiah di sekolah, merupakan beberapa contoh sumber belajar yang dapat dimanfaatkan guru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya, serta “memperbaiki” sikapnya.11. 10. Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia, h. 79-81 11 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik (Jakarta: Kencana Prenada Media Group), Cet I, h. 192.

(23) 12. Menurut Slameto, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.12 Belajar adalah proses perubahan. perubahan-perubahan itu tidak hanya perubahan lahir tetapi juga perubahan batin, tidak hanya perubahan tingkah lakunya yang Nampak, tetapi dapat juga perubahanperubahan yang tidak dapat diamati. Perubahan-perubahan itu bukan perubahan yang negatif, tetapi perubahan yang positif, yaitu perubahan yang menuju ke arah kemajuan atau kearah perubahan.13 Sedangkan belajar menurut Bambang adalah suatu proses yang kompleks dan terjadi pada semua orang serta berlangsung seumur hidup. Konsep belajar sebagai suatu upaya atau proses perubahan perilaku seseorang sebagai akibat interaksi peserta didik dengan berbagai sumber belajar yang ada di sekitarnya.14 Belajar merupakan kegiatan pokok yang dilakukan di sekolah, yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang di dalamnya terdapat peningkatan dalam hal penguasaan, penggunaan maupun penilaian tentang sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan keterampilan. Perubahan yang demikian mengakibatkan individu dapat berwawasan luas, matang, berpandangan maju, kreatif, inisiatif, dan aktif. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan prilaku seseorang untuk mengaktualisasikan diri dan lingkungan sehingga kualitas hidupnya menjadi lebih baik. Proses belajar pada hakikatnya terjadi dalam diri peserta didik yang bersangkutan, walaupun prosesnya berlangsung dalam kelompok atau bersama orang lain. 12. Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), Cet V, h. 2 13 Mustaqim dan Abdul Wahib, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003), Cet. Pertama, hal. 62 14 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hal. 208.

(24) 13. Konsep belajar adalah mengingat, belajar adalah memahami, belajar adalah menerapkan (melakukan, keterampilan, praktik), dan belajar adalah pengembangan diri. Aspek yang perlu dikembangkan dalam belajar adalah semua aspek yang ada pada manusia. Dengan demikian, belajar yang sesungguhnya (the real learning) perlu adanya sumber belajar. Dalam belajar siswa tidak harus dihadiri oleh guru. Siswa dapat menggunakan sumber belajar yang tersedia di sekolah. Misalnya di perpustakaan, laboratorium, dan kegiatan lain yang dapat menjadi sumber belajar. Siswa harus aktif, dan inisiatif dalam mencari sumber belajar sendiri. Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar terjadi dalam diri peserta didik sesuai dengan perkembangannya dan lingkungannya. Peserta didik seharusnya tidak hanya belajar dari guru atau pendidik saja, tetapi dapat pula belajar dengan berbagai sumber belajar yang tersedia di lingkungannya. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat di mana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk belajar seseorang.15 Wina Sanjaya mengatakan sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.16 Sedangkan berdasarkan paparan yang dikemukakan Assosiation for Education and Communication Technology (AECT), sumber belajar adalah meliputi semua sumber baik berupa data, orang atau benda yang dapat digunakan untuk memberi fasilitas (kemudahan) belajar bagi peserta didik.17. 15. Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta), cet. Pertama, hal. 139 16 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 174 17 Warsita, op. cit., h. 209.

(25) 14. Menurut Donald P. Ely (1978: 3) sumber belajar adalah data, orang, dan atau sesuatu yang memungkinkan peserta didik melakukan belajar. Sumber belajar meliputi semua sumber yang berkenaan dengan data, manusia, barang-barang yang memungkinkan dapat digunakan secara terpisah atau kombinasi, yang oleh peserta didik biasanya digunakan secara optimal untuk memberikan fasilitas dalam kegiatan belajar. Dengan demikian sumber belajar yang dimanfaatkan dalam pendidikan adalah suatu sistem yang terdiri dari sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar memungkinkan peserta didik belajar secara individual. Sumber belajar inilah yang sering disebut media pembelajaran.18 Pendapat lain menyebutkan sumber belajar merupakan semua komponen sistem instruksional baik yang secara khusus dirancang maupun yang menurut sifatnya dapat dipakai atau dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran.19 Sumber belajar dalam pengertian sempit adalah, misalnya: bukubuku atau bahan-bahan cetak lainnya. Pengertian itu masih banyak dipakai dewasa ini oleh sebagian besar guru. Misalnya dalam program pengajaran yang biasa disusun oleh para guru terdapat komponen sumber belajar, dan pada umumnya akan diisi dengan buku teks atau buku wajib yang dianjurkan. Dari beberapa pendapat diatas tentang sumber belajar dapat disimpulkan bahwa sumber belajar adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu. Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.. 18 19. Ibid., h. 210-211 Ibid., h. 209.

(26) 15. b. Jenis-jenis sumber belajar AECT. (Association. for. Educational. Communication. and. Technology) membedakan enam jenis sumber belajar yang dapat digunakan dalam proses belajar, yaitu : 1.. Pesan (message) Pesan merupakan sumber belajar yang meliputi pesan formal, yaitu. pesan yang dikeluarkan oleh lembaga resmi, seperti pemerintah atau pesan yang disampaikan guru dalam situasi pembelajaran. Pesan-pesan ini selain disampaikan secara lisan juga dibuat dalam bentuk dokumen, seperti kurikulum, peraturan pemerintah, perundangan, GBPP, silabus, satuan pembelajaran, dan sebagainya. Pesan non formal, yaitu pesan yang ada dilingkungan masyarakat luas yang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran, misalnya cerita rakyat, legenda, ceramah oleh tokoh masyarakat dan ulama, prasasti, relief-relief pada candi, kitab-kitab kuno, dan peninggalan sejarah yang lainnya. Pesan mengandung 3 macam pengertian, yaitu : a. Tanda (kata-kata, gambar) termasuk pemilihan dan urutannya, yang menjadi tanggung jawab perancang, diharapkan bermakna bagi suatu sasaran. b. Pembawa tanda (macam gaya, tata letak, pencetakan) yang menjadi tanggung jawab penerbit atau produser. c. Informasi atau arti yang diterima, yang menjadi tanggung jawab sasaran (audience). Pesan termasuk komponen dalam sumber belajar, sebab sumber belajar harus mampu membawa pesan yang dapat dimanfaatkan (dipelajari) oleh pemakai (penerima pesan;peserta didik) sehingga mereka memperhatikan dan menangkap isi pesan itu secara efektif dan efisien serta terserap secara efektif dan efisien serta terserap secara maksimal. Pesan, sebagai salah satu komponen yang penting dalam sumber belajar, untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:.

(27) 16. a) Kelengkapan isi pesan, kejelasan serta kemutakhiran isi pesan. b) Kemudahan penangkapan pesan sesuai dengan kondisi situasi tempat serta kemampuan dan kebutuhan penerima pesan. c) Isi pesan cukup sederhana, jelas, tangkap dan mudah ditangkap.20 2.. Orang (people) Semua orang pada dasarnya dapat berperan sebagai sumber belajar,. namun secara umum dapat dibagi dua kelompok. Pertama, kelompok orang yang didesain secara khusus sebagai sumber belajar utama yang dididik secara professional untuk mengajar, seperti guru, konselor, instruktur, widyaiswara. Termasuk kepala sekolah, laboran, teknisi sumber belajar, pustakawan, dan lain-lain. Kelompok yang kedua adalah orang yang memiliki profesi selain tenaga yang berada di lingkungan pendidikan dan profesinya tidak terbatas. Misalnya politisi, tenaga kesehatan, pertanian, arsitek, psikolog, lawyer, polisi pengusaha, dan lain-lain. Orang sebagai sumber belajar dapat juga dikatakan sebagai bahan ajar yang dapat dipandang dan didengar, karena dengan orang, seseorang dapat belajar misalnya karena orang tersebut memiliki keterampilan khusus tertentu. Melalui keterampilannya seseorang dapat dijadikan bahan ajar. Agar orang dapat dijadikan bahan ajar secara baik, maka rancangan tertulis diturunkan dari kompetensi dasar harus dibuat. Rancangan yang baik akan mendapatkan hasil belajar yang baik pula. Dengan demikian, dalam menggunakan orang sebagai bahan ajar tidak dapat berdiri sendiri melainkan dikombinasikan dengan bahan tertulis.21 Dalam buku Pengembangan Bahan Ajar, kalangan professional adalah orang-orang yang bekerja pada bidang tertentu. Kalangan perbankan misalnya tentu ahli di bidang ekonomi dan keuangan. Sehubungan dengan itu bahan ajar yang berkenaan dengan ekonomi dan. 20. Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif (Jakarta: PT Rineka Cipta), Cet, 1, hal.. 21. Marno, Pengembangan Bahan Ajar (Jakarta: DITPAIS, 2012) Cet.kedua, h.32. 106.

(28) 17. keuangan dapat ditanyakan pada orang-orang yang bekerja di perbankan.22 Guru dalam proses pembelajaran memiliki peran yang sangat penting. Bagaimanapun hebatnya kemajuan teknologi, peran guru akan tetap diperlukan. Teknologi yang konon dapat memudahkan manusia mencari dan mendapatkan informasi dan pengetahuan, tidak mungkin bisa mengganti peran guru. Beberapa peran guru khusunya dalam proses pembelajaran di dalam kelas dijelaskan dibawah ini: a. Guru sebagai Sumber Belajar Peran guru sebagai sumber belajar, merupakan peran yang sangat penting. Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan materi pelajaran. Kita bisa menilai baik atau tidaknya seorang guru hanya dari penguasaan materi pelajaran. Dikatakan guru yang baik manakala ia dapat menguasai materi pelajaran dengan baik, sehingga benar-benar ia berperan sebagai sumber belajar bagi anak didiknya. Sebaliknya dikatakan guru yang kurang baik manakala ia tidak paham tentang materi yang diajarkannya. Pengajaran ini tidak menggunakan bahan belajar apapun, kecuali garis-garis besar isi dan jadwal pelajaran yang disampaikan pada permulaan pelajaran, beberapa transparansi, lembaran kertas yang berisi gambar, bagan, dan formulir-formulir isian untuk digunakan dalam latihan selama proses pengajaran. Mahasiswa mengikuti kegiatan instruksional tersebut dengan cara mendengarkan ceramah dan pengajar, mencatat, mengisi formulir, dan mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh pengajar.23 Sebagai sumber belajar dalam proses pembelajaran hendaknya guru melakukan hal-hal sebagai berikut: 1) Guru harus memiliki bahan referensi yang lebih banyak dibandingkan dengan siswa. Hal ini untuk menjaga agar guru memiliki pemahaman 22 23. 198.. Ibid., h.54 Atwi Suparman, Desain Instruksional (Jakarta:Universitas Terbuka, 1994), Cet. III, h..

(29) 18. yang lebih baik tentang materi yang akan dikaji bersama siswa. Dalam perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat, bisa terjadi siswa lebih pintar dibandingkan guru dalam hal penguasaan informasi. Oleh sebab itu, untuk menjaga agar guru tidak ketinggalan informasi, sebaiknya. guru. memiliki. bahan. reference. yang lebih. banyak. dibandingkan siswa. Misalnya melacak bahan dari internet, atau dari bahan cetak terbitan terakhir, atau berbagai informasi dari media masa. 2) Guru dapat menunjukkan sumber belajar yang dapat dipelajari oleh siswa yang biasanya memiliki kecepatan belajar di atas rata-rata siswa yang lain. Siswa yang demikian perlu diberikan perlakuan khusus, misalnya dengan memberikan bahan pengayaan dengan menunjukkan sumber belajar yang berkenaan dengan materi pelajaran. 3) Guru perlu melakukan pemetaan tentang materi pelajaran, misalnya dengan menentukan mana materi inti (core), yang wajib dipelajari siswa, mana materi tambahan mana materi yang harus diingat kembali karena pernah di bahas dan lain sebagainya. Malalui pemetaan semacam ini akan memudahkan bagi guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai sumber belajar.. b. Guru sebagai Fasilitator Sebagai fasilitator guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Bentuk kegiatan instruksional ini disebut pula belajar mandiri (independent learning).24 Agar dapat melaksanakan peran sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran, ada beberapa hal yang harus dipahami, khususnya hal-hal yang berhubungan dengan pemanfaatan berbagai media dan sumber pembelajaran.25. 24. Ibid., h. 198. Direktorat Tenaga Kependidikan, Proses Pembelajaran di kelas, laboratorium, dan di lapangan, h. 22 25.

(30) 19. 1) Guru perlu memahami berbagai jenis media dan sumber belajar beserta fungsi masing-masing media tersebut. 2) Guru perlu memiliki keterampilan dalam merancang suatu media. Kemampuan merancang media merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional. 3) Guru dituntut untuk mampu mengorganisasikan berbagai jenis media serta dapat memanfaatkan berbagai sumber belajar. 4) Sebagai fasilitator guru dituntut agar memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi dengan siswa.. c. Guru sebagai Pengelola Pembelajaran Sebagai pengelola pembelajaran (learning manager), guru berperan dalam menciptakan iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa. Berkaitan dengan peran guru sebagai manager (pengelola) proses pembelajaran sesuai bidang tugasnya, ia adalah profesional mandiri yang bekerja di dalam sebuah tim (satuan organisasi yang disebut sekolah), sebagai profesional ia harus mampu bekerja mandiri dan mengambil keputusan sendiri dalam lingkup tugas yang diberikan kepadanya.26 Dalam melaksanakan pengelolaan pembelajaran, ada dua macam kegiatan yang harus dilakukan yaitu megelola sumber belajar dan melaksanakan peran sebagai sumber belajar itu sendiri. Sebagai manajer, guru memiliki 4 fungsi umum, yaitu: 1) Merencanakan tujuan belajar. 2) Mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk mewujudkan tujuan belajar.. 26. Umaedi, Hadiyanto, dan Siswantari Manajemen Berbasis Sekolah, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2007),.

(31) 20. 3) Memimpin, yang meliputi memotivasi, mendorong dan menstimulasi siswa. 4) Mengawasi segala sesuatu, apakah sudah berfungsi sebagaimana mestinya atau belum dalam rangka pencapaian tujuan. Walaupun keempat fungsi itu merupakan kegiatan yang terpisah, namun keempatnya harus dipandang sebagai suatu lingkaran atau siklus kegiatan yang berhubungan satu sama lain seperti yang terlihat pada gambar 3.. MERENCANAKAN. MENGAWASI. MENGORGANISASI. MEMIMPIN Gambar 3 Fungsi Guru sebagai Manajer Kegiatan-kegiatan dalam melaksanakan fungsi perencanaan di antaranya meliputi memperkirakan tuntutan dan kebutuhan, menentukan tujuan, menulis silabus kegiatan pembelajaran, menentukan topik yang akan dipelajari, mengalokasikan waktu serta menentukan sumber yang diperlukan. Fungsi pengorganisasian melibatkan penciptaan secara sengaja suatu lingkungan pembelajaran yang kondusif serta melakukan pendelegasian tanggung jawab dalam rangka mewujudkan tujuan program pendidikan yang telah direncanakan. Fungsi memimpin atau mengarahkan adalah fungsi yang bersifat pribadi yang melibatkan gaya tertentu. Tugas memimpin ini adalah berhubungan dengan membimbing, mendorong, dan mengawasi murid, sehingga mereka dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Fungsi mengawasi bertujuan untuk mengusahakan peristiwaperistiwa yang sesuai dengan rencana yang telah disusun. Dalam batasbatas tertentu fungsi pengawasan melibatkan pengambilan keputusan yang terstruktur, walaupun proses tersebut mungkin sangat kompleks, khususnya bila mengadakan kegiatan remidial..

(32) 21. d. Guru sebagai Demonstrator Yang dimaksud dengan peran guru sebagai demonstrator adalah peran untuk mempertunjukkan kepada siswa segala seuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan. Ada dua konteks guru sebagai demonstrator. Pertama sebagai demonstrator berarti guru harus menunjukkan sikap-sikap yang terpuji. Dalam setiap aspek kehidupan, guru merupakan sosok ideal bagi setiap siswa. Biasanya apa yang dilakukan guru akan menjadi acuan bagi siswa. Dengan demikian dalam konteks ini guru berperan sebagai model dan teladan bagi setiap siswa. Kedua, sebagai demonstrator guru harus dapat mennujukkan bagaimana caranya agar setiap materi pelajaran dapat lebih dipahami dan dihayati oleh setiap siswa. Oleh karena itu, sebagai demonstrtor erat kaitannya dengan pengaturan strategi pembelajaran yang lebih efektif.. e. Guru sebagai Pembimbing Siswa adalah individu yang unik. Keunikan itu bisa dilihat dari adanya setiap perbedaan. Artinya, tidak ada dua individu yang sama. Walaupun secara fisik mungkin individu memiliki kemiripan, akan tetapi pada hakikatnya mereka tidaklah sama, baik dalam bakat, minat, kemampuan dan sebagainya. Di samping itu setiap individu juga adalah makhluk yang sedang berkembang. Irama perkembangan mereka tentu tidaklah sama juga. Perbedaan itulah yang menuntut guru harus berperan sebagai pembimbing. Membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya sebagai bekal hidup mereka, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas tugas perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu ia dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia ideal yang menjadi harapan setiap orang tua dan masyarakat..

(33) 22. Agar guru berperan sebagai pembimbing yang. baik, maka ada. beberapa hal yang harus dimiliki, diantaranya: Pertama, guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang dibimbingnya. Misalnya pemahaman tentang gaya dan kebiasaan belajar serta pemahaman tentang potensi dan bakat yang dimiliki anak. Pemahaman ini sangat penting artinya, sebab akan menentukan teknik dan jenis bimbingan yang harus diberikan kepada mereka. Kedua, guru harus mamahami dan trampil dalam merencanakan, baik merencakan tentang tujuan dan kompetensi yang hendak dicapai, maupun merencakan proses pembelajaran. Proses bimbingan akan dapat dilakukan dengan baik manakala sebelumnya guru merencanakan hendak di bawa ke mana siswa, apa yang harus dilakukan dan lain sebagainya. Untuk merumus-kan tujuan yang sesuai guru harus memahami segala sesuatu yang berhubung-an baik dengan sistem nilai masyarakat maupun dengan kondisi psikologis dan fisiologis siswa, yang kesemuanya itu terkandung dalam kurikulum seba-gai pedoman dalam merumuskan tujuan dan kompetensi yang harus dimiliki. Di samping itu juga guru perlu mampu merencanakan dan mengimplentasikan proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara penuh. Proses membimbing adalah proses memberikan bantuan kepada siswa, dengan de-mikian yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah siswa itu sendiri.. f. Guru sebagai Motivator Dalam proses pembelajaran motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, akan tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya. Dengan demikian, dapat dikatakan siswa yang berprestasi rendah belum tentu disebabkan.

(34) 23. oleh kemampuannya yang rendah pula, akan tetapi mungkin disebabkan oleh tidak adanya dorongan atau motivasi. Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa memiliki motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa. Di bawah ini dikemukakan beberapa petunjuk. 1) Memperjelas Tujuan yang Ingin Dicapai 2) Membangkitkan Minat Siswa 3) Ciptakan Suasana yang Menyenangkan dalam Belajar 4) Berilah Pujian yang Wajar terhadap Setiap Keberhasilan Siswa 5) Berikan Penilaian 6) Berilah Komentar terhadap Hasil Pekerjaan Siswa 7) Ciptakan Persaingan dan Kerjasama. Disamping beberapa petunjuk cara membangkitkan motivasi belajar siswa di atas adakalanya motivasi itu juga dapat dibangkitkan dengan cara lain yang sifatnya negatif seperti memberikan hukuman, teguran dan kecaman, memberikan tugas yang sedikit berat (menantang). Namun teknik-teknik semacam itu hanya dapat digunakan dalam kasus tertentu. Beberapa ahli mengatakan dengan membangkitkan motivasi dengan cara semacam itu lebih banyak merugikan siswa. Untuk itulah seandainya masih bisa dengan cara yang positif, sebaiknya membangkitkan motivasi dengan cara negatif dihindari. g. Guru sebagai Evaluator Sebagai evaluator guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Terdapat dua fungsi dalam memerankan perannya sebagai evaluator. Pertama, untuk menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. atau menentukan keberhasilan siswa dalam.

(35) 24. menyerap materi kurikulum. Kedua, untuk menentukan keberhasilan guru dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang telah diprogramkan.. 3.. Bahan (matterials) Bahan merupakan suatu format yang digunakan untuk menyimpan. pesan pembelajaran, seperti buku paket, buku teks, modul, program video, film, OHT (Over Head Transparency), program slide, alat peraga dan sebagainya (biasa disebut software). Dalam buku Pengembangan bahan ajar, bahan cetak antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket. Bahan cetak dapat disajikan dalam berbagai bentuk. Jika bahan ajar cetak tersusun secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan beberapa keuntungan seperti yang dikemukakan oleh Steffen Peter Ballstaed yaitu : 1) Bahan. tertulis. biasanya. menampilkan. daftar. isi,. sehingga. memudahkan guru untuk menunjukkan kepada peserta didik bagian mana yang sedang dipelajari 2) Biaya untuk pengadaannya relatif sedikit 3) Bahan tertulis cepat digunakan dan dapat dengan mudah dipindahpindahkan 4) Menawarkan kemudahan secara luas dan kreativitas bagi individu 5) Bahan tertulis relatif ringan dan dapat dibaca di mana saja 6) Bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi pembaca untuk melakukan aktivitas, seperti menandai, mencatat, membuat sketsa 7) Bahan tertulis dapat dinikmati sebagai sebuah dokumen yang bernilai besar 8) Pembaca dapat mengatur tempo secara mandiri27. 27. Ibid., h. 25-26.

(36) 25. 4.. Alat (device) Alat yang dimaksud di sini adalah benda-benda yang berbentuk fisik. sering disebut juga dengan perangkat keras (hardware). Alat ini berfungsi untuk menyajikan bahan-bahan pada butir 3 di atas. Di dalamnya mencakup multimedia projector, slide projector, OHP, film tape recorder, opaqe projector, dan lain-lain. 5.. Teknik (technique) Teknik yang dimaksud adalah cara (prosedur) yang digunakan orang. dalam memberikan pembelajaran guna tercapai tujuan pembelajaran. Di dalamnya mencakup ceramah, permainan/simulasi, Tanya jawab, sosiodrama (roleplay), dan sebagainya. 6.. Latar (setting) Latar atau lingkungan yang berada di dalam sekolah maupun. lingkungan yang berada di luar sekolah, baik yang sengaja dirancang maupun yang tidak secara khusus di siapkan untuk pembelajaran; termasuk di dalamnya adalah pengaturan ruang, pencahayaan, ruang kelas, perpustakaan, laboratorium, tempat workshop, sekolah, kebun sekolah, lapangan sekolah, dan sebagainya.28 Berbagai lingkungan seperti lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan seni budaya, teknik, industri, dan lingkungan ekonomi dapat digunakan sebagai sumber bahan ajar. Untuk mempelajari abrasi atau penggerusan pantai, jenis pasir, gelombang pasang misalnya kita dapat menggunakan lingkungan alam berupa pantai sebagai sumber.29 Menurut Wiryokusumo dan Mustaji (1989), sumber belajar memiliki 6 bentuk atau terbagi menjadi 6 golongan. Pengertian dan contoh tiap-tiap bentuk sumber belajar tersebut dijabarkan dalam tabel berikut :. 28. Wina Sanjaya, M. Pd Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2011) hal. 228-230 29 Marno, op. cit., h.55.

(37) 26. Sumber Belajar Pesan. Pengertian. Contoh. Pelajaran/informasi yang Semua bidang studi atau diteruskan oleh. mata pelajaran (untuk. komponen lain dalam. pendidikan anak usia dini. bentuk ide, fakta, arti,. adalah semua kegiatan yang. dan data.. dapat mengembangkan semua aspek dan kecerdasan anak).. Orang/Manusia. Manusia yang bertindak. Guru Pembina, guru. sebagai penyimpan,. pembiming, tutor,. pengolah dan penyaji. pamong, murid, pemain,. pesan. Tidak termasuk. pembicara, tidak termasuk. mereka yang. tim kurikulum, peneliti,. menjalankan fungsi. produser, teknisi dan lain-. pengembangan dan. lain yang tidak langsung. pengelolaan sumber. berinteraksi dengan siswa.. belajar. Bahan/Material. Sesuatu (biasa disebut. Transparansi, slide, film,. media atau software). film strip, audio tape, video,. yang mengandung pesan. tape, modul, majalah,. untuk disajikan, melalui. bahan pengajaran. penggunaan alat ataupun. terprogram, dan lain-lain.. oleh dirinya..

(38) 27. Alat/Peralatan. Sesuatu (biasa pula. Proyektor, slide, film strip,. disebut hardware atau. film, OHP, LCD, video tape. perangkat keras) yang. atau recorder cassette,. digunakan untuk. pesawat televisi, dan lain-. menyampaikan pesan. lain.. yang tersimpan dalam bahan. Teknik. Prosedur rutin atau acuan Pengajaran yang disiapkan untuk. terprogram. belajar mandiri, mastery. menggunakan bahan, alat, learning, discovery orang, dan lingkungan. learning, simulasi, BCCT,. untuk menyampaikan. kuliah, ceramah, Tanya. pesan.. jawab, active learning, joyful learning, attractive learning, multiple intelligences approach, dan lain-lain.. Lingkungan. Situasi sekitar di mana. Lingkungan parkir, gedung. pesan diterima.. sekolah, perpustakaan, laboratorium, dan lain- lain.. Klasifikasi yang biasa dilakukan terhadap sumber belajar menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, yaitu:30 1) Sumber belajar tercetak : buku, majalah, brosur, poster, denah, enslikopedi, kamus, dan lain-lain. 2) Sumber belajar non cetak: film, video, model, audio cassette, transparansi, realita, objek, dan lain-lain.. 30. Nana Sudjana, dkk, Tehnologi Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru) h. 80.

(39) 28. 3) Sumber belajar yang terbentuk fasilitas: perpustakaan, laboratorium, ruang belajar, studio, lapangan olahraga, dan lain-lain. 4) Sumber belajar yang berupa kegiatan: wawancara, kerja kelompok, observasi, simulasi, permainan, dan lain-lain. 5) Sumber belajar yang berupa lingkungan di masyarakat: taman, terminal, toko, pasar, pabrik, museum, dan lain-lain. Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa sumber belajar meliputi banyak jenis. Sumber belajar merupakan salah satu alat pendidikan, baik dalam bentuk lingkungan atau situasi dimana bila dimanfaatkan dengan baik dan benar, maka akan menghasilkan sesuatu yang berguna, dan salah satunya menambah pengetahuan.. c. Fungsi-fungsi sumber belajar Sumber belajar memiliki fungsi yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Kalau media pembelajaran lebih sekedar sebagai media untuk menyampaikan pesan, sedangkan sumber belajar tidak hanya memiliki fungsi tersebut tetapi juga termasuk strategi, metode, dan tekniknya. Sumber belajar memiliki fungsi :31 1. Meningkatkan. produktivitas. pembelajaran. dengan. jalan:. (a). mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik dan (b) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah. 2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara: (a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan (b) memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannnya.. 31. Marno, op.cit., h. 20.

(40) 29. 3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara: (a) perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan (b) pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian. 4. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: (a) meningkatkan kemampuan sumber belajar; (b) penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit. 5. Memungkinkan. belajar. secara. seketika,. yaitu:. (a). mengurangi. kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang sifatnya kongkrit; (b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung. 6. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis. Fungsi-fungsi di atas sekaligus menggambarkan tentang alasan dan arti penting sumber belajar untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil pembelajaran siswa. d. Pemilihan sumber belajar Dalam suatu proses pembelajaran tentu terdapat tujuan-tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku, untuk itulah seorang tenaga pendidik harus cermat dalam melaksanakan tugasnya, termasuk dalam pemilihan dan pemanfaatan sumber belajar. Untuk memilih sumber belajar yang baik, perlu memperhatikan beberapa kriteria meliputi : ekonomis, praktis, sederhana, mudah diperoleh, bersifat fleksibel, dan komponen-komponen yang harus sesuai dgn tujuan. a.. Ekonomis. Dalam memilih sumber belajar hendaknya memperhatikan segi ekonomis, yakni biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar. Secara nominal uang atau biaya yang dikeluarkan hanya sedikit. b.. Praktis dan sederhana.

(41) 30. Praktis dalam hal ini sumber belajar tidak memerlukan pelayanan dan pengadaan yang sulit dan langka. Sederhana artinya tidak memerlukan pelayanan yang mengsyaratkan keterampilan yang rumit dan kompleks. c.. Mudah diperoleh. Mudah diperoleh dalam konteks ini berarti sumber belajar yang akan digunakan harus memenuhi kriteria mudah dalam pencariannya serta tidak membutuhkan usaha ekstra dalam pengadaannya. d.. Bersifat fleksibel. Dalam hal ini, sumber belajar yang dipilih harus dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan dapat dipertahankan dalam berbagai situasi dan pengaruh. e.. Komponen-komponen yang sesuai dengan tujuan. Dalam penggunaannya, mungkin satu sumber belajar sangat ideal, akan tetapi salah satu, bahkan keseluruhan komponen ternyata justru menghambat instruksional. Atas dasar itulah untuk hasil pembelajaran yang lebih baik diperlukan kecermatan dalam memilih sumber belajar yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.32. Adapun kriteria memilih sumber belajar berdasarkan tujuan antara lain: 1) Sumber belajar untuk memotivasi Sumber belajar untuk memotivasi terutama berguna untuk memotivasi mereka terhadap mata pelajaran yang diberikan. Misalnya dengan memanfaatkan gambar-gambar yang menarik, darmawisata. 2) Sumber belajar untuk pengajaran Yaitu untuk mendukung kegiatan pembelajaran yang biasanya dipakai oleh guru untuk memperluas bahan pelajaran, melengkapi kekurangan bahan, sebagai kerangka bahan yang sistematis. 3) Sumber belajar untuk penelitian. 32. Rohani, op.cit., h 112.

(42) 31. Merupakan bentuk yang dapat di observasi, analisis, dan dicatat secara teliti. Jenis sumber belajar ini diperoleh langsung di tengah masyarakat atau lingkungan. Sedangkan sumber belajar yang di rancang dapat dibentuk melalui rekaman video atau pun audio. 4) Sumber belajar untuk memecahkan masalah Beberapa cirri yang harus diperhatikan, misalnya sebelum dimulai perlu diketahui apakah masalah yang dihadapi sudah cukup jelas sehingga dapat diperoleh sumber belajar yang tepat. Apakah sumber belajar memungkinkan didapat atau disediakan dan dimanakah dapat diperoleh. Apakah sumber belajar tersebut masih aktual, seperti apa jenisnya, dan apakah sumber belajar lain dapat dipakai. Kemudian dapat dibuat kesimpulan benarkah atau tepatkah keputusan yang diambil terhadap sumber belajar itu. 5) Sumber belajar untuk presentasi Sumber belajar macam ini lebih ditekankan sebagai alat metode atau strategi untuk menyampaikan pesan. Fungsi sumber belajar ini sebagai metode, tehnik, atau strategi. Jadi sumber belajar merupakan perantara dari pesan siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa memilih sumber belajar yang tepat sangat perlu dilakukan. Hal ini dimaksudkan supaya peserta didik dapat menyerap ilmu dan melakukan belajar dengan baik. Jadi pemilihan sumber belajar tersebut tidak boleh sembarangan dan pemilihan sumber belajar yang tepat harus berdasarkan dari macam-macam kebutuhan untuk pembelajaran dimana siswa akan dapat cepat dan mudah dalam menyerap pengetahuan dalam belajarnya.33 Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi peserta didik maupun guru apabila sumber belajar diorganisir melalui satu rancangan yang memungkinkan seseorang dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Jika tidak maka tempat atau lingkungan alam sekitar, benda, orang, atau buku yang tidak berarti apa-apa. 33. Nana Sudjana, dkk, Tehnologi pengajaran (Bandung: Sinar Baru).

(43) 32. Sumber belajar harus dipergunakan secara efektif sehingga melakukan kontak pada. pelajar secara tepat. Untuk memperoleh. kegiatan seperti itu, personalia yang terlibat di dalamnya harus melakukan fungsinya. Fungsi tidak sama dengan pekerjaan (job), tetapi lebih cenderung mengandung arti pengelompokkan tugas-tugas atau kegiatan. Beberapa pekerjaan mungkin terdiri dari tugas-tugas, dan tugas-tugas ini berada dalam lingkungan fungsi. Menurut Cece Wijaya (1992:36) ada enam jenis fungsi dalam pengembangan sumber belajar yaitu : a.. Fungsi riset dan teori. Tujuan fungsi riset dan teori ialah menghasilkan dan mengetes pengetahuan yang bertalian dengan suber-sumber belaja, pelajar, dan fungsi tugas.tujuan ini bisa diperoleh dengan merencanakan riset, melakukan riset, meninjau kembali (review) literatur riset, dan mempraktekan informasi kedalam belajar. Tujuan lain dari fungsi riset dan teori ini adalah untuk mengembangkan keunikan teori terhadap teknologi pendidikan. Pengetahuan yang diperoleh dari fungsi ini dapat membimbing kegiatan fungsi yang lain. b.. Fungsi desain. Tujuan fungsi desain adalah menjabarkan secara garis besar teori teknologi pendidikan berikut isi mara-mata pelajarannya ke dalam spesifikasinya untuk dipakai sebagai sumber belajar. Desain disisni tidak sama dengan pengetahuan (development). Pengembangan dianggap lebih besar dan luas termasuk fungsi desain, fungsi produksi, dan fungsi evaluasi. Dalam desain orang berusaha menganalisis dan mengsistemasi kebutuhan, tujuan, sifat, murid, tugas, kondisi belajar, kegiatan intruksional, dan sumber-sumber khusus. Output dari fungsi desain ialah berupa (1) produksi sumber-sumber khusus dan (2) identifikasi sumbersumber yang ada. c.. Fungsi produksi dan penempatan.

(44) 33. Tujuan fungsi ini ialah menjabarkan secara khusus sumber-sumber ke dalam sumber-sumber kongkret. Output dari fungsi produksi dan penempatan ialah produk kongkret dalam bentuk prototip atau bahanbahan produk untuk sumber belajar. d.. Fungsi evaluasi dan seleksi. Tujuan fungsi ini ialah untuk menentukan atau menilai penerimaan (atau sejenis kriteria) sumber-sumber belajar oleh fungsi yang lain. Hal ini bias dilakukan oleh metode eksperimental yang praktis dan objektif. Tujuan penilaian itu menyangkut hal-hal: 1) Keefektifan sumber dalam mencapai tujuan 2) Kemampuan sumber-sumber dalam mencapai standar produksi 3) Kemampuan sumber-sumber untuk dipahami (organization supply) 4) Kemmapuan sumber-sumber dalam memenuhi kebutuhan khusus. e.. Fungsi organisasi dan pelayanan dilakukan. Tujuan fungsi ini ialah untuk membuat atau menjadikan sumber-sumber dan informasi mudah diperoleh bagi kegunaan fungsi yang lain serta pelayanan bagi para siswa. Produksi (output) fungsi ini mungkin berupa sistem katalog di perpustakaan, sistem assembling, sistem distribusi, sistem operasi, dan sebagainya. Adapun tahapan-tahapan dalam mengelola sumber belajar adalah sebagai berikut: Pertama, membuat daftar kebutuhan melalui identifikasi sumber dan sarana pembelajaran yang diperlukan untuk kegiatan belajar mengajar di kelas atau di sekolah. Kedua, golongkan ketersediaan alat, bahan atau sumber belajar tersebut. Ketiga, bila sumber belajar tersebut tersedia, pikirkan sesuai dengan penggunaannya, bila belum, lakukan modifikasi bila diperlukan..

(45) 34. Berkenaan dengan tahapan-tahapan pemanfaatan sumber belajar dapat dilihat pada bagan di bawah ini.34. Membuat daftar kebutuhan melalui identifikasi sumber dan sarana pembelajar an. Sesuai Tersedia Tidak sesuai. Disesuaikan dengan modifikasi. Digu nakan. Pinjam Tersedia. Buat Beli. e. Ciri-ciri Sumber Belajar Secara garis besar sumber belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1. Sumber belajar harus mampu memberikan kekuatan dalam proses belajar mengajar, sehingga tujuan instruksional dapat tercapai secara maksimal. 2. Sumber belajar harus mempunyai nilai-nilai instruksional edukatif yaitu dapat mengubah dan membawa perubahan yang sempurna terhadap tingkah laku sesuai dengan tujuan yang ada. 3. Dengan adanya klasifikasi sumber belajar, amka sumber belajar yang dimanfaatkan mempunyai cirri-ciri sebagai berikut: 4. Sumber belajar yang dirancang (resources by design), mempunyai cirriciri yang spesifik sesuai dengan tersedianya media.35. 34. Abdul majid, Perencanaan Pembelajaran (Bandung: PT Remaja Rosdakarya 2011),. h.171-173 35. Rohani, op.cit., h. 104.

(46) 35. C. Pengelolaan a. Pengertian pengelolaan Menurut Winarto Hamiseno, yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto, pengelolaan adalah substansif (inti) atau maknanya sama dengan mengelola. Sedangkan mengelola berarti suatu tindakan yang dimulai dari. penyusunan. data,. merencanakan,. mengorganisasikan,. melaksanakan sampai dengan pengawasan dan penilaian. 36 Istilah lain dari kata pengelolaan adalah “Manajemen”. Manajemen adalah kata yang berasal dari bahasa inggris, yaitu management. Manajemen atau pengelolaan adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancer dan efektif.37 Manajemen dibutuhkan oleh setiap organisasi, lembaga, sekolah, karena tanpa manajemen semua usaha yang dilakukan akan sia-sia dan sulit untuk mencapai suatu tujuan atau hasil yang baik. Sedangkan menurut Nanang Fatah, manajemen atau pengelolaan diartikan sebagai proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien.38 Manajemen pada dasarnya merupakan proses penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu. 39 Jadi, manajemen adalah proses penyatuan atau pengintegrasian sumbersumber yang tidak berhuhbungan menjadi satu kesatuan dengan cara mengelola atau mengatur untuk menyelesaikan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah suatu kegiatan yang meliputi antara lain,. 36. Suharsimi, arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluative, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1996) h.8 37 Ibid, h 8 38 Nanang fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2008), h.1 39 Muhaimin, Suti’ah dan Sugeng Listyo Prabowo, Manajemen Pendidikan (Aplikasi Dalam Penyusunan Rencana Pengembangan Sekolah/Madrasah), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h.4.

(47) 36. perencanaan, pengorganisasian, sampai kepada pengawasan intuk mencapai tujuan organisai yang efektif dan efisien. Pencapaian mutu pendidikan akan semakin optimal apabila faktorfaktor di dalam proses pendidikan yang mendukung berjalannya proses belajar mengajar dapat terpenuhi. Salah satu faktornya yaitu sumber belajar yang memadai dan dapat menunjang proses belajar mengajar. Peran sumber belajar sangatlah penting karena mempunyai fungsi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam melancarkan kegiatan belajar mengajar yang ada di sekolah. Dengan demikian pengelolaan sumber belajar dapat diartikan sebagai kegiatan mengelola, mengatur, memanaj segala sesuatu yang dpata. digunakan. untuk. membantu. tiap. orang. untuk. belajar. menampilkan kompetensinya.. b. Fungsi manajemen 1. Perencanaan Perencanaan pendidikan adalah suatu proses intelektual yang berkesinambungan. dalam. menganalisis,. merumuskan. dan. menimbang serta memutuskan dengan keputusan yang di ambil harus mempunyai konsistensi (taat asasi) internal dan berhubungan secara sistematis dengan keputusan-keputusan lain, baik dalam bidang-bidang itu sendiri maupun dalam bidang-bidang lain dalam pembangunan, dan tidak ada batasan waktu untuk satu jenis kegiatan, serta tidak harus selalu satu kegiatan mendahului dan didahului oelh kegiatan lain.40 Langkah awal dalam sebuah proses manajemen/ pengelolaan adalah melakukan proses perencanaan, perencanaan merupakan proses. terpenting. karena. perencanaan. sangat. menentukan. keberhasilan dari suatu program. Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak dilakukan pada masa depan, 40. Udin Syaefudin Sa’ud, dkk, Perencanaan Pendidikan, (Bandung: Rosda Karya) h. 12.

(48) 37. kegiatan ini dimaksudkan untuk mengatur berbagai sumber daya agar hasil yang di capai sesuai dengan yang di harapkan. Suatu kegiatan akan berjalan dengan baik dan lancar serta terencana apabila ada perencanaan yang telah dipersiapkan sebelumnya sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Nanang Fattah mengartikan perencanaan sebagai tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, apa yang harus dikerjakan dan siapa yang mengerjakannya.41 Senada dengan pendapat Nanang Fattah, menurut T. Hani Handoko perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan. selanjutnya. bagaimana, dan oleh siapa.. apa. yang. harus. diilakukan,. kapan,. 42. Menurut Yusuf Enoch seperti yang dikutip oleh Soebagio Atmodiwirio perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan halhal yang akan dikerjakan pada waktu yang akan datang untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu.43 Dari beberapa definisi menurut para ahli yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Salah satu aspek yang seharusnya mendapat perhatian utama dari setiap pengelola pendidikan adalah mengenai sumber belajar. Sumber belajar mencakup bahan ajar dan media belajar yang akan digunakan. Secara tidak langsung sumber belajar dapat menunjang proses belajar mengajar. Perencanaan sumber belajar dimaksudkan. 41. Fattah, op.cit., h. 49. T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2003) Cet. XVIII, h.. 42. 77-78. 43. Soebagio Atmodiwirio, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT Ardadizya Jaya, 2005), h. 77..

(49) 38. untuk memenuhi kebutuhan yang penting dalam proses belajar mengajar agar terselenggara dengan efektif.. 2. Pengorganisasian Setelah perencanaan dilakukan tahap yang berikutnya adalah pengorganisasian, pengorganisasian adalah suatu gerak langkah menuju kearah pelaksanaan rencana yang telah disusun sebelumnya. Istilah organisasi mempunyai dua pengertian umum, pertama organisasi. diartikan sebagai. suatu lembaga. atau kelompok. fungsional, misalnya sebuah perusahaan, sebuah sekolah, sebuah perkumpulan, badan-badan pemerintahan. Kedua, merujuk pada proses pengorganisasian yaitu bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan diantara para anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif. Nanang. Fattah. dalam. bukunya. Landasan. Manajemen. Pendidikan mengartikan organisasi sebagai perkumpulan orang dengan sistem kerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam sistem kerja sama secara jelas diatur, siapa menjalankan apa, siapa bertanggung jawab atas siapa, arus komunikasi, dan memfokuskan sumber daya pada tujuan.44 Menurut Suharsimi Arikunto organisasi dipandang sebagai suatu sistem, yakni unit-unit sosial yang bertujuan, terdiri dari kelompok orang-orang yang mengemban berbagai tugas dan dikoordinasikan untuk memiliki kontribusi dalam mencapai tujuan organisasi.45 Pengorganisasian merupakan susunan, prosedur, tata kerja, tata laksana, dan hal-hal lain yang mengatur organisasi itu agar bisa berjalan lancar. Melalui pengorganisasian diatur pembagian kerja, hubungan kerja, struktur kerja, dan pendelegasian wewenang, karena 44. Fattah, op.cit., h. 71. Suharsimi Arikunto, Organisasi dan Administrasi; Pendidikan Tekhnologi dan Kejuruan , (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993), Cet. II, h. 13 45.

(50) 39. itu pengorganisasian tidak akan terlepas dari hubungan antara manusia, dan kegiatan serta sumber-sumber manusia dan nonmanusia yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sumber-sumber itu meliputi tenaga manusia, fasilitas, alat-alat,. tanggung. jawab. dan. wewenang.. Seperti. definisi. pengorganisasian yang dikemukakan oleh Soebagio Atmodiwirio: “Pengorganisasian dapat diartikan juga sebagai keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa, sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.”46 Dari berbagai definisi yang telah di uraikan,dapat dipahami dalam pengorganisasian terdapatkumpulan orang, pembagian kerja dan sistem kerjasama, pengorganisasian merupakan proses membagi kerja kedalam tugas-tugas yang lebih kecil membebankan tugastugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuannya, dan mengalokasikan sumber daya serta mengkoordinasikannya dalam rangka efektifitas pencapaian tujuan organisasi.. 3. Pelaksanaan Setelah proses perencanaan dan pengorganisasian dilakukan hingga menghasilkan rencana kerja, maka langkah selanjutnya adalah. pelaksanaan,pelaksanaan. pada. hakikatnya. merupakan. aktualisasi dari rencana kerja yang telah disusun, dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Pelaksanaan ini sangat erat hubungannya dengan unsur manusia sebab terkait antara orang yang memimpin dan yang dipimpin. Seseorang dituntut agar mampu berkomunikasi, memiliki kreatifitas dan inisiatif yang tinggi dalam mendorong bawahannya. Menurut George R Terry sebagaimana yang dikutip oleh Soewadji Lazaruth dalam bukunya kepala sekolah dan Tanggung 46. Atmodiwirio, op.cit., h. 100..

(51) 40. Jawabnya menyatakan bahwa actualing (pelaksanaan) adalah kegiatan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. 4. Pengawasan Langkah. selanjutnya. dalam. pengelolaan. program. ekstrakurikuler adalah melakukan pengawasan. Menurut Sondang Siagian seperti yang dikutip oleh Soebagio Atmodiwirio pengawasan pada umumnya adalah proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang. dilaksanakan. berjalan. sesuai. dengan. rencana. yang. ditetapkan.47 Pengawasan mempunyai peran yang sangat penting dan sangat essensial, karena pengawasan merupakan kegiatan untuk mengetahui seberapa jauh perencanaan dapat dicapai atau dilaksanakan. Melalui pengawasan dapat dilakukan penyempurnaan, perbaikan kegiatankegiatan yang telah maupun belum sempat dilakukan seperti yang tercantum dalam perencanaan. Pengawasan pada hakekatnya adalah mencegah sedini mungkin terjadinya penyimpangan-penyimpangan, pemborosan-pemborosan kegiatan-kegiatan dalam mencapai tujuan.Dengan pengawasan akan diketahui. keunggulan. dan. kelemahan. dalam. pelaksanaan. manajemen, sejak dari awal, selama dalam proses, dan akhirnya pelaksanaan manajemen. Dalam pelaksanaannya, pengawasan ada yang dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dalam arti pengawas langsung terjun ke lapangan untuk mengawasi perilaku atau kegiatan. Sedangkan pengawasan tidak langsung berarti pengawas tidak secara langsung terjun mengawasi perilaku atau kegiatan, namun mengawasi hanya melalui laporan-laporan. 47. Atmodiwirio, op.cit., h. 175..

Gambar

Gambar 3 Fungsi Guru sebagai Manajer
Diagram Analisis Data

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan hold up fasa gas dan cair serta koefisien dispersi yang disebabkan oleh perubahan kondisi operasi berupa laju superfisial gas umpan memberikan pengaruh yang

3.4 In case a client is acknowledged to be attracted by the Partner, all trading accounts opened by this client in the future will be automatically included in the Partner’s

Kegiatan : Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional Kegiatan : Pengadaan peralatan dan perlengkapan gedung kantor.. Kegiatan : Pemeliharaan

maka diluncurkan program layanan Gerobak Baca yang menyediakan buku bacaan dilengkapi dengan sarana melukis dan mewarnai yang akan berkeliling ke pusatpusat

[r]

LPPM Universitas Jambi Halaman | 2 pulang, pasien pasca stroke masih mengalami gejala sisa, misalnya dengan keadaan : kehilangan motorik (hemiplegi) atau ada juga pasien

Perancangan model dan penerapan TDABC merupakan metode yang dapat mengakomodasi hal tersebut, di mana metode ini menggunakan penggerak aktivitas berdasarkan unit

piutang yang tidak dapat ditagih. Maka, dalam hal penyaluran kredit harus. ada pedoman tentang prosedur penyaluran