• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang shūmul (universal). Agama yang memuat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang shūmul (universal). Agama yang memuat"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama yang shūmul (universal). Agama yang memuat semua sisi kehidupan. Tidak ada suatu masalah dalam kehidupan ini, yang tidak disentuh Islam, walaupun masalah tersebut tampak kecil dan sepele.

Meminang (melamar) atau khiṭbah dalam bahasa Arab, merupakan pintu gerbang menuju pernikahan. Khiṭbah menurut bahasa, adat dan syara, bukanlah perkawinan. Semua itu hanya merupakan mūkadīmah (pendahuluan) bagi perkawinan dan pengantar kesana. Khiṭbah merupakan sebuah proses permohonan calon laki-laki terhadap calon wanita untuk dijadikan istri.

Hukum pertunangan adalah īstīshab (dianjurkan) karena Nabi Muhammad SAW. pernah bertunangan dengan Áisyah binti Abū Bakar Asy- Ṣiddiq juga dengan Ḥafṣah binti Ùmar bin Khaṭṭab r.a.1

Dalam kitab atau kamus membedakan antara kata-kata "khiṭbah"

(melamar) dan "zawāj" (kawin/menikah), adat atau kebiasaan juga membedakan antara lelaki yang sudah meminang (bertunangan) dengan yang sudah menikah dan syari'at pun membedakan secara jelas antara kedua istilah tersebut. Karena itu, khiṭbah tidak lebih dari sekedar mengumumkan keinginan untuk menikah dengan wanita tertentu, sedangkan zawāj

1 Abdul Wahab Al-Sayyid Hawwas, Kunikahi Engkau Secara Islami, (Bandung: Pustaka, Setia). Hal. 68

(2)

(pernikahan) merupakan aqad yang mengikat dan perjanjian yang kuat yang mempunyai batas-batas, syarat-syarat, hak-hak, dan akibat-akibat tertentu.

Di dalam kitab-kitab fikīh, khiṭbah diterjemahkan dengan pernyataan keinginan untuk menikah terhadap seorang wanita yang telah jelas “izhār al- rughbat fi al-zāwaj bi imrāātin mu’ayyānat” atau memberitahukan keinginan untuk menikah kepada walinya. Ada kalanya pernyataan keinginan tersebut disampaikan dengan bahasa yang jelas dan tegas (sārīh) dan dapat juga dilakukan dengan sindiran (kīnāyah).2

Peminangan (lamaran) dilakukan sebagai permintaan secara resmi kepada wanita yang akan dijadikan calon istri atau melalui wali wanita itu.

sesudah itu baru dipertimbangkan apakah lamaran itu dapat diterima atau tidak. Adakalanya lamaran itu hanya sebagai formalitas saja, sebab sebelumnya antara pria dan wanita itu sudah saling mengenal atau menjajaki.

Demikian juga, lamaran itu ada kalanya sebagai langkah awal dan sebelumnya tidak pernah kenal secara dekat, atau hanya kenal melalui teman atau sanak keluarga.3

Peminangan yang kemudian berlanjut dangan “pertunangan” yang kita temukan dalam masyarakat saat ini hanyalah merupakan budaya atau tradisi saja yang intinya adalah khiṭbah itu sendiri, walaupun disertai dengan ritual- ritual seperti tukar cincin, selamatan.

2 Amiur Nuruddin, dkk., Hukum Perdata Islam Di Indonesia: Studi Kritis Perkembangan Hukum Islam Dari Fikih, UU No. 1/1974 Sampai KHI, Ed. Pertama. Cet. Ke-3, (Jakarta: Kencana.

2006), Hal. 82.

3 M. Ali Hasan.Pedoman Hidup Berumah Tangga dalam Islam, Ed. I. Cet. 2. (Jakarta:

Prenada Media Group, 2006), Hal. 23

(3)

Atas dasar ini Rasulullah saw dalam sebuah haditsnya menganjurkan setiap laki-laki untuk melakukan peminangan. Rasulullah menyatakan:

َلاَق ٍرِباَج ْنَع ِوْيَلَع ُوَّللا ىَّلَص ِوَّللا ُلوُسَر َلاَق

ْمُكُدَحَأ َبَطَخ اَذِإ َمَّلَسَو َةَأْرَمْلا

َعاَطَتْسا ْنِإَف ِحاَكِن ىَلِإ ُهوُعْدَي اَم ىَلِإ اَهْ نِم َرُظْنَ ي ْنَأ

ْلَعْفَ يْلَ ف اَه ُهاَوَر .

دُواَد وُبَأ

Dari Jābir, Rosulullah saw bersabda: “Bila seseorang diantara kamu meminang perempuan dan ia mampu melihatnya yang akan mendorong untuk menikahnya, maka lakukanlah.”(HR. Abū Dāwud)4

Dalam hal ini terkesan ada anjuran, untuk tidak mengatakan sebuah perintah (sunnah) dari Rasul untuk melihat wanita yang akan dinikahi tersebut mengenai apa yang perlu di lihat, diantaranya adalah wajah dan kedua telapak tangan . Dalam hadis lain Rasulullah juga bersabda:

ْ يِغُملْا ِنَع ََِّنلا َلا َََ ف َةَأَر ْما َب َطَخ ُو َّنَا ََََْع ُش ِنْب ِةَر

ِو ْيَلَع ُو َّللا ىَّل َص َمَّل َسَو

ا َهْ يَلِا ْر ُظْنُا :

.اَمُكَنْ يَ ب َمَدْؤُ ي ْنَا ىَرْحَا ُوَّنِاَف لَنح نب دمحا هاور

Dari Mugiyrah Ibni Syuʻbah, “sesungguhnya ia pernah meminang seorang wanita, lalu Nabi SAW bersabda, “Lihatlah dia, karena sesungguhnya hal itu lebih menjamin untuk melangsungkan hubungan kamu berdua”. (HR. Ahmad Bin Hanbal)5

Sedangkan di dalam al-qur‟an surat al-baqarah ayat 235 juga disebutkan:

اَمْيِف ْمُكْيَلَع َحاَنُج َلاَو ْمُكِسُفْ نَأ ْ ِف ْمُتَنَ نْكَأْوَأ ِءآَسِّنلا َََِْطِخ ْنِم ِوِب ْمُتْضاَّرَع

ُللها َمِلَع ج

َُْعاوُمِزْعَ ت َلاَو اَفوُرْعَّم َلاْوَ ق اوُلوََُ ت نَأ لآ ّ ِإاًّرِس َّنُىوُدِعاَوُ ت َّلا نِكَلَو َّنُهَ نوُرُكْذَتَس ْمُكَّنَأ َةَد

ِكْلا َغُلْ ََ ي ىَّتَح ِحاَكِّنلا ُهوُرَذْحاَف ْمُكِسُفنَأ ىِف اَم ُمَلْعَ ي َللها َّنَأاْوُمَلْعاَو ُوَلَجَأ ُبَت

ٌمْيِلَح ٌروُفَغ َللها َّنَأاْوُمَلْعاَو

4 Abū Dāwud, as-sunnah, Kitāb an-nikāh, Bāb fiir-rājuli Yanẓura ilal Mar’ata Wahuwa Yurịdu Tazwịjaha. hadis no.1786.

5 Aḥmad Bin Hanbal, Musnad, Kitāb Awwalul musnad , Bāb. Fanaḍara іlaihā Fāinnahul ukhra Ayyūdima Bainā Kumā, hadis.1778.

(4)

Artinya : Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang perempuan- perempuan itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginanmu) dalam hati. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut kepada mereka. Tetapi janganlah kamu membuat perjanjian (untuk menikah) dengan mereka secara rahasia, kecuali sekedar mengucapkan kata-kata yang baik.

Dan janganlah kamu menetapkan akad nikah, sebelum habis masa idahnya. Ketahuilah bahwa Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu, maka takutlah kepada-NYA. Dan ketahuilah bahwa Allah Maha Pengampun, Maha Penyantun. (QS.

Baqarah: 235)6

Memang terdapat dalam al-qur‟an dan dalam banyak hadis Nabi yang membicarakan hal peminangan. Namun tidak ditemukan secara jelas dan terarah adanya perintah atau larangan melakukan peminangan, sebagaimana perintah untuk mengadakan perkawinan dengan kalimat yang jelas, baik dalam al-qur‟an maupun dalam hadis Nabi .

Pernikahan merupakan jalan yang paling bermanfaat dan paling utama dalam upaya merealisasikan dan menjaga kehormatan, karena dengan pernikahan inilah seseorang bisa terjaga dirinya dari apa yang diharamkan Allah. Oleh sebab itulah Rasulullah saw mendorong untuk mempercepat nikah. Pernikahan merupakan jalan fitrah yang bisa menuntaskan gejolak biologis dalam diri manusia. Demi mengangkat cita-cita luhur yang kemudian dari pertemuan secara syar‟i tersebut sepasang suami istri dapat menghasilkan keturunan7.

Pada tradisi penyerahan perabot rumah tangga sehari sebelum akad nikah dilaksanakan yang mana sudah menjadi pembicaraan ketika kedua

6 Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemah, (Kudus: Menara Kudus, 2006), hlm 38.

7 Ahmad Junaidi, Pernikahan Hybrid: Studi tentang Komitmen Pernikahan Wong Nasional di Desa Patokpicis Kecamatan Wajak Kabupaten Malang. Cet. I (Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

2013), hlm. 26.

(5)

belah pihak sudah sepakat pada saat peminangan berlangsung maka mengenai barang bawaan yang akan diserahkan kepada calon mempelai wanita tidak berpengaruh pada kondisi ekonomi peminangnya, dikarenakan sudah menjadi tradisi yang melekat di masyarakat Desa Limbangan. Memang pada tradisi ini banyak memakan biaya, bisa mencapai puluhan juta rupiah dengan berkembangnya barang-barang perabot rumah tangga yang dikemas secara modern.

Terkesan ada anjuran untuk melaksanakan tradisi lamaran bagi siapa saja yang hendak melangsungkan pernikahan, sedangkan tradisi lamaran itu sendiri membutuhkan kesiapan lahiriyah, dalam artian banyak membutuhkan biaya seiring dengan berkembangnya zaman.

Sedangkan pada tradisi lamaran itu ada kalanya membawa makanan seperti jenang, ketan putih dan ketan salak, rengginan yang harus dibawa sebagai syarat ketika prosesi melamar.

Di masyarakat Desa Limbangan Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang setelah melakukan peminangan, terdapat tradisi penyerahan perabot rumah tangga satu hari sebelum akad nikah dilaksanakan yang diberikan oleh calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita yang mana masih dalam rangkaian khiṭbah.

Hal ini terjadi apabila calon suami nantinya akan menempati rumah yang sudah disiapkan oleh pihak calon istri, dengan kata lain calon suami menyiapkan semua perabot rumah tangga yang diserahkan kepada calon istri

(6)

sehari sebelum akad nikah, sedangkan calon istri hanya menyiapkan rumah yang berupa gedung belaka, tanpa adanya isi rumah.

Pada penyerahan perabot tersebut berbeda dengan mahar yang akan diberikan oleh calon suami kepada calon istrinya yang disebutkan dalam akad pada acara perkawinan yang mengenai besar kecilnya mahar tersebut disepakati oleh kedua belah pihak.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti akan memberi judul pada skripsi ini dengan judul: “ IMPLEMENTASI SUNNAH NABI DALAM TRADISI PEMINANGAN DI DESA LIMBANGAN KEC.

ULUJAMI KAB. PEMALANG”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti menentukan beberapa rumusan masalah, yaitu:

1. Hadis apa yang digunakan oleh masyarakat Desa Limbangan Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang pada tradisi peminangan ?

2. Bagaimana pemahaman dan praktik yang dilakukan oleh masyarakat Desa Limbangan Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang pada tradisi peminangan ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin peneliti capai dalam penelitian ini, adalah:

(7)

1. Untuk mengetahui hadis apa saja yang beredar di masyarakat Desa Limbangan pada tradisi peminangan.

2. Untuk mengetahui bagaimana pemahaman dan praktik yang dilakukan oleh masyarakat Desa Limbangan pada tradisi peminangan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat secara teoritis maupun secara praktis.

1. Secara Teoritis

a. Diharapkan dalam penelitian ini mampu memberikan bahan masukan untuk penelitian selanjutnya yang ada kaitannya dengan penelitian ini dan sekaligus dapat mencari serta menemukan solusinya.

b. Diharapkan dalam penelitian ini dapat menambah kajian keilmuan yang mengulas secara khusus tentang masalah tradisi peminangan.

2. Secara Praktis

a. Diharapkan mampu memberikan informasi kepada masyarakat yang berkeinginan untuk melakukan prosesi peminangan sebelum melaksanakan pernikahan.

b. Diharapkan mampu memberikan khazanah pengetahuan khususnya bagi peneliti secara pribadi dan masyarakat luas pada umumnya mengenai nilai-nilai Islam, tradisi dan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan.

(8)

E. Tinjauan Pustaka

Dari beberapa tinjauan pustaka yang penulis lakukan, ada beberapa penelitian seputar khiṭbah (pinangan) yang dilakukan oleh penelitian sebelumnya, apalagi penelitian Implementasi Sunnah Nabi dalam tradisi peminangan di Desa Limbangan Kec. Ulujami Kab. Pemalang. Dari hasil penelusuran, penulis menemukan tema tentang peminangan, diantaranya skripsi berjudul : Telaah Hadis Tentang Melihat Wanita Sebelum Mengkhitbahnya (Studi Takhrij Hadis Riwayat Abū Dāwud Tentang Diperbolehkannya Seorang Laki-Laki Melihat Wanita Sebelum Mengkhitbahnya). Disusun oleh Muhamad Hafid, Nim: 21208007, mahasiswa jurusan Syariah STAIN SALATIGA 2013. Dalam penelitiannya, ia hanya pada keabsahan matan dan sanad serta implikasi hukum hadits.

Adat Peminangan Melalaken Dalam Perspektif Hukum Islam (Studi kasus di Kecamatan Simpang Kanan Kab. Aceh Singkil). Disusun oleh M.Mispan, Nim: 110606980, mahasiswa jurusan Ahwal Al-Syakhsiyyah, Fakultas Syariah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011. Skripsi ini membahas tentang Praktik peminangan adat melalaken dan hukum melakukan peminangan.

Tradisi Khitbah di Kalangan Masyarakat Betawi Menurut Hukum Islam (Studi kasus kelurahan Rawajati Kec. Pancoran Jakarta Selatan)”, disusun oleh Hoirum Kodriasuh, mahasiswa jurusan Ahwal Al-Syakhsiyyah, fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007. Skripsi ini membahas tentang Praktek Khitbah khusus masyarakat Betawi di Desa

(9)

Rawajati. Bahwa ada sebagian praktek budaya meminang yang bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Agama Islam.

Ganti Rugi Pembatalan Khitbah Dalam Tinjauan Sosiologi ( Studi kasus Masyarakat Desa Pulung Rejo Kec. Rimba Ilir Jambi), Oleh mahasiswa Siti Nurhayati, Nim: 106043201535, Jurusan Perbandingan Mazhab dan Hukum, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011, Skripsi ini membahas tentang Pelaksanaan Khitbah dan faktor-faktor mempengaruhi terjadinya pembatalan peminangan.

Prosesi Peminangan Menurut Adat Bima Dalam Perspektif Islam (Studi kasus di Kecamatan Donggo Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat). Oleh mahasiswa Toty Citra Warsita, Nim: 106044201478, Jurusan Ahwal Al- Syakhsiyyah, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010, Skripsi ini membahas tentang adat peminangan Bima yang dianggap menyimpang dari ajaran Islam, karena masyarakatnya masih di pengaruhi tradisi nenek moyang.

Sejauh ini penulis tidak menemukan penelitian seperti yang di atas, sehingga penelitian yang berjudul “IMPLEMENTASI SUNNAH NABI DALAM TRADISI PEMINANGAN DI DESA LIMBANGAN KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG”.

F. Kerangka Teori

Setiap daerah memiliki tradisi dan kebiasaan yang berbeda-beda salah satunya dalam hal peminangan (lamaran). Ketika sekelompok orang atau

(10)

individu yang mempunyai kebudayaan dan kemudian tinggal disatu daerah yang baru, maka akan terjadilah perpaduan kebudayaan atau akulturasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Redfield, Linton dan Herskovits (1936):

yang artinya “Akulturasi dipahami sebagai fenomena yang dihasilkan sekelompok individu yang mempunyai kebudayaan berbeda datang dan melakukan hubungan yang selanjutnya mengubah kebudayaan asli atau kedua kebudayaan tersebut. Jadi akulturasi adalah proses penyebaran kebudayaan yang bermunculan yang mencolok dan dimodifikasi kebudayaan yang muncul sebagai akibat kontak yang berlangsung. Karenanya dalam suatu kajian akulturasi penting artinya mengkaitkan dengan suasana situasi kelompok pada waktu kontak terjadi.8

Park dan Burgees (1921: 736-737): Menyatakan bahwa asimilasi merupakan produk akhir yang sempurna dari suatu kontak sosial. Asimilasi sebagai salah satu bentuk proses-proses sosial, erat kaitanya dengan pertemuan dua kebudayaan atau lebih. Oleh karenanya seringkali istilah asimilasi dan akulturasi dipergunakan dalam pengertian yang sama. Sebagai akibatnya kedua istilah tersebut sering memiliki batasan yang bertumpang tindih.9

Di masyarakat Desa Limbangan Kecamatan Ulujami Kabupanten Pemalang setelah melakukan peminangan, terdapat tradisi penyerahan

8 Poerwanto, Hari, Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif Antropologi. Cet. I (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2000), hlm. 102-104.

9 Poerwanto, Hari, Kebudayaan dan Lingkungan dalam Perspektif Antropologi. Cet. I (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2000), hlm. 116-117.

(11)

perabot rumah tangga satu hari sebelum akad nikah yang diberikan oleh calon mempelai pria kepada calon mempelai wanita.

Peminangan yang kemudian berlanjut dengan “pertunangan” yang kita temukan dalam masyarakat saat ini hanyalah merupakan budaya atau tradisi saja yang intinya adalah khītbah itu sendiri, walaupun disertai dengan ritual- ritual seperti tukar cincin, membawa seperangkat perabot rumah tangga mulai dari perabot ruang tamu, kamar tidur, pakaian, peralatan dapur, barang-barang eletronik seperti; televisi, kulkas, tape, dan lain-lain, hingga pada barang otomotif seperti; sepeda motor, mobil yang harus diserahkan kepada pihak istri untuk memenuhi setiap ruangan rumah yang akan ditempati oleh kedua mempelai nantinya ketika sudah akad nikah diucapkan oleh pihak mempelai laki-laki.

G. Metode Penelitian

Metode yang di pakai oleh penulis adalah kualitatif. Peneliti menggunakan metode ini karena untuk menggali data yang bisa di deskripsikan10, penulis akan melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan tradisi peminangan kepada tokoh agama dan tokoh masyarakat, perangkat Desa bahkan warga masyarakat Desa Limbangan baik berupa kata-kata, tulisan maupun perbuatan.

10 Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Semarang: PT Remaja Rosda Karya, 2007), hlm 3.

(12)

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah studi penelitian lapangan (field research.) Dalam hal ini peneliti mengadakan penelitian ini di Desa Limbangan Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang. Yang beralamat di Jalan Raya Limbangan 3327132016 Pos Ulujami 52371, penelitian ini dilakukan mulai bulan Januari 2016 sampai bulan Oktober 2016. Selama penelitian dilakukan peneliti sengaja datang ke Desa Limbangan, langsung melibatkan diri untuk mendapat informasi dan bahan-bahan lainnya agar mudah di dalam melakukan penelitiannya.

2. Objek Penelitian.

Objek penelitian dalam penelitian ini adalah para pelaku tradisi peminangan yang dilakukan masyarakat Desa Limbangan, yakni, tokoh agama dan tokoh masyarakat, perangkat Desa bahkan warga masyarakat Desa Limbangan karena menurut pengamatan sementara peneliti, masyarakat Desa Limbangan mempunyai keunikan, keunikan yang peneliti maksud disini salah satunya penyerahan perabot rumah tangga yang diserahkan pada satu hari sebelum akad nikah berlangsung pada tradisi peminangan yang masyarakat Desa Limbangan lakukan selama ini.

3. Sumber Data

a. Sumber data primer

Sumber Primer dalam penelitian ini adalah berupa informasi yang di dapatkan dari tradisi peminangan yang dilakukan masyarakat Desa Limbangan, yakni, tokoh agama dan tokoh masyarakat, perangkat Desa

(13)

bahkan warga masyarakat Desa Limbangan. Selain itu penulis juga mengamati sendiri proses pelaksanaan tradisi peminangan yang muncul di masyarakat Desa Limbangan. Sehingga dapat dijadikan data primer juga dalam penelitian ini.

b. Sumber data sekunder

Sumber sekunder yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah buku-buku perpustakaan yakni Kitab-kitab Hadis yang memuat Hadis- hadis tentang peminangan, koleksi hadis-hadis hukum, fiqih, asas-asas hukum Islam, Ritual Tradisi Masyarakat Jawa dan juga karya tulis lainnya seperti skripsi atau tesis. Peneliti menggunakan data sekunder tersebut untuk memudahkan dan membantu memahami tema yang peneliti lakukan sekaligus menguatkan hasil penelitian yang di hasilkan.

4. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data secara akurat, tentunya data harus diperoleh secara langsung tanpa perantara, maka metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut:

a) Pengamatan (Observasi)

Observasi sebagai pengumpul data dimaksud observasi yang dilakukan secara sitematis. Dalam observasi ini penulis mengamati keadaan yang wajar dan yang sebenarnya tanpa usaha yang disengaja untuk mempengaruhi, mengatur, atau memanipulasinya.11 Dalam hal ini penulis terjun langsung ke lokasi penelitian, untuk mengobservasi

11 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta 2009), hlm. 144

(14)

tradisi peminangaan masyarakat Desa Limbangan Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang.

b) Wawancara (Intervieu)

Yakni pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan pada tujuan penelitian.12 Tehnik ini dilakukan setelah tehnik observasi, karena melalui mendatangi lapangan penelitian baru kita bisa melakukan tehnik wawancara dengan memberi pertanyaan kepada tokoh agama dan tokoh masyarakat, perangkat Desa bahkan warga masyarakat Desa Limbangan.

c) Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data berdasarkan dokumentasi dalam arti sempit berarti kumpulan data dalam bentuk tulisan,13 yaitu berupa catatan, buku, surat kabar, majalah, bulletin, agenda dan sebagainya. Data yang di kumpulkan adalah data yang ada kaitannya dengan data akurat yang dibutuhkan.

Teknik dokumentasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap suatu gejala yang tampak pada objek penelitian.

Dokumen merupakan sumber informasi yang berupa foto, dan bahan

12 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid II (Yogyakarta : Andi Offset, 1989), hlm. 192

13 Koentjoroningrat, Metodologi Penelitian Masyarakat, (Jakarta : Gramedia Pustaka, 1981), hlm. 63

(15)

statistik. Secara harfiah dokumen dapat diartikan sebagai catatan kejadian yang sudah lampau.14

Dalam penelitian ini jenis dokumen yang digunakan adalah fotografi dan data-data. Adapun alat yang digunakan diantaranya adalah kamera digital, handphone dan lainnya. Pengambilan gambar ini digunakan untuk memperoleh gambar pada pelaksanaan tradisi peminangan yang berlangsung di masyarakat Desa Limbangan.

5. Metode Analisis Data

Dalam prosedur peganalisaan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Miles dan Hurberman yang terdiri atas empat tahapan yang harus dilakukan. Tahapan pertama adalah tahap pengumpulan data, tahapan kedua adalah tahap reduksi data, tahapan ketiga adalah tahap penyajian data, dan tahapan keempat adalah tahap penarikan kesimpulan.

14 Djam‟an Satori Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 146

Pengumpulan data

Reduksi data Penyajian

data Kesimpulan

(16)

a. Pengumpulan data

Berisi pengumpulan data berisi tentang serangkaian proses pengumpulan data yang sudah dimulai ketika awal penelitian, melalui wawancara awal maupun studi pre-eliminary.

b. Reduksi data

Berisi tentang proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan (script) yang akan di analisis.

c. Penyajian data (Display data)

Berisi tentang pengolahan data setengah jadi yang sudah seragam dalam bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas kedalam suatu matriks kategorisasi sesuai tema-tema yang sudah dikelompokkan dan dikatagorikan, serta akan memecah tema-tema tersebut ke dalam bentuk yang lebih konkret dan sederhana yang disebut dengan subtema yang diakhiri dengan pemberian kode dari subtema.

d. Kesimpulan (Verifikasi)

Merupakan tahap terakhir menjurus pada jawaban dari pertanyaan penelitian yang diajukan dan mengungkap “what” dan

“how” dari temuan penelitian tersebut. Secara esensial berisi tentang uraian dari seluruh sub kategorisasi tema yang tercantum pada tabel

(17)

kategorisasi dan pengodean yang sudah terselesaikan disertai dengan quote verbatim wawancaranya.15

H. Sistematika Pembahasan

Dalam penulisan skripsi ini disusun sebuah sistematika penulisan, agar mudah memperoleh gambaran yang jelas dan menyeluruh, maka secara global dapat ditulis sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN memuat latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metodologi penelitian serta sistematika pembahasan.

BAB II : TINJAUAN UMUM PEMINANGAN PERSPEKTIF HADIS membahas mengenai Hadis-hadis Mengenai Pinangan yang memuat sifat wanita yang dianjurkan di pinang, kebolehan melihat pinangan, Larang meminang pinangan orang lain, meminang dengan sindiran (kepada wanita yang ber‟iddah karena ditinggal mati suaminya atau yang „iddah thalaq tiga dan Peminangan Perspektif Ulama Fiqih dan Hadis memuat Arti Peminangan, Dasar Hukum Peminangan, Hukum Peminangan serta Kode Etik Dalam Meminang, Syarat-syarat Meminang, Hikmah Disyariatkannya Peminangan.

BAB III : TRADISI PEMINANGAN DI DESA LIMBANGAN KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG, membahas Profil Desa Limbangan Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang, Tradisi Peminangan di Desa Limbangan Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang

15 Herdiansyah Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial (Jakarta : PT Salemba Humanika), hlm.164-178.

(18)

BAB IV : ANALISIS TERHADAP IMPLEMENTASI TRADISI PEMINANGAN DI DESA LIMBANGAN KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG memuat Tradisi Peminangan di Desa Limbangan Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang, Dasar-dasar Pemahaman Peminangan yang beredar di masyarakat Limbangan Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang, Pemahaman Masyarakat terhadap Tradisi Peminangan di Desa Limbangan Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang

BAB V : PENUTUP memuat Kesimpulan dan Saran.

Referensi

Dokumen terkait

Standar Operasional Prosedur (SOP) Preparasi Conto Mineragrafi yang disusun ini merupakan sebagian dari kegiatan penanganan conto uji secara teknis di LPSDG. LPSDG dalam

Berdasarkan hal tersebut rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain pertama Apakah ada pengaruh gaya kepemimpinan situasional yang terdiri dari perilaku kepemimpinan

Sama seperti siklus I dan II, pada siklus III ini dilakukan perencanaan sebelum melakukan pembelajaran, yaitu mempersiapkan rencana pembelajaran IPA dengan

Ide dasar teori ini sangat relevan dengan penelitian peneliti yang menggambarkan tentang penggunaan simbol oleh komunitas Tanah Aksara dalam interaksi sosial, yang

Karena hal tersebut, maka pada penelitian ini dilakukan uji efektivitas asam asetat dan asam laktat sebagai antibakteri terhadap salah satu bakteri patogen yaitu Salmonella

Untuk melihat kecukupan konsumsi pangan strategis di Kota Medan, dilakukan perbandingan data antara konsumsi energi dan protein yang dikonversi dari jumlah konsumsi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara konsentrat tidak difermentasi dengan yang difermentasi terhadap kandungan energi bruto, serat kasar, dan

3.2.2.1 Setelah mengamati teks tentang Dayu yang senang membantu ayah dan ibu, yang dikirimkan melalui Whatsapp grup siswa dapat menuliskan satu contoh kegiatan yang