• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TEGANGAN KELUARAN SEL SURYA SEDERHANA BERBASIS LIGHT EMITTING DIODE WARNA MERAH, KUNING, HIJAU, DAN PUTIH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS TEGANGAN KELUARAN SEL SURYA SEDERHANA BERBASIS LIGHT EMITTING DIODE WARNA MERAH, KUNING, HIJAU, DAN PUTIH"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TEGANGAN KELUARAN SEL SURYA SEDERHANA BERBASIS LIGHT EMITTING DIODE WARNA MERAH,

KUNING, HIJAU, DAN PUTIH

Bidang Kegiatan:

Teknik

Sidang Kenaikan Gelar APMM Kelompok Peneliti Muda

Diusulkan oleh:

Shulthon Hanif Majid 5215151529 / 2016

KELOMPOK PENELITI MUDA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2017

(2)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS TEGANGAN KELUARAN SEL SURYA SEDERHANA BERBASIS LIGHT EMITTING DIODE WARNA MERAH,

KUNING, HIJAU, DAN PUTIH

Nama : Shulthon Hanif Majid NTA : 055 15 16 01 07

Jakarta, 11 November 2017

Ketua Umum KPM UNJ 2017

(Husni Falah, APMU) NTA. 011 14 14 01 01

Peneliti

(Shulthon Hanif Majid, APMP) NTA. 055 15 16 01 07

Dosen Pembimbing KPM UNJ

(Dr. Muhammad Yusro, M.T, Ph.D) NIP. 19760921 200112 1 002

(3)

iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Penelitian ini adalah hasil karya saya sendiri dan sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan benar.

Nama : Shulthon Hanif Majid NIM : 5215151529

NTA : 055 15 16 01 07 Tanggal : 11 November 2017

Jakarta, 11 November 2017 Penulis,

Shulthon Hanif Majid

(4)

iv

ANALISIS TEGANGAN KELUARAN SEL SURYA SEDERHANA BERBASIS LIGHT EMITTING DIODE WARNA MERAH,

KUNING, HIJAU, DAN PUTIH Shulthon Hanif Majid

Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta

Surat elektronik: [email protected]

ABSTRAK

Sinar matahari dengan rata rata 10 jam/hari ini menjadi potensi energi surya yang cukup besar di Indonesia. Pemanfaatan sinar matahari ini dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik menggunakan sel surya. Sel surya terbuat dari bahan semikonduktor. LED (Light Emitting Diode) terbuat dari bahan semikonduktor, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai sel surya. Pada penelitian Ahmad (2016), didapat data bahwa rangkaian seri 10 buah LED warna putih menghasilkan tegangan 1450mV. Maka dari itu, penelitian ini menganalisis iluminasi cahaya terhadap tegangan keluaran LED berwarna merah, kuning, hijau, dan putih. Hasil dari pengujian pada penelitian ini ialah tegangan rata rata terbesar dihasilkan oleh 5 buah LED berwarna hijau yang dirangkai secara paralel, dengan hasil tegangan rata rata 1,407 V – 1,443 V saat diberi iluminasi cahaya rata rata 5000 lux - 9970 lux.

Kata kunci: Light Emitting Diode, Sel Surya

(5)

v

ANALYSIS OUTPUT VOLTAGE OF SIMPLE SOLAR CELLS BASED RED, YELLOW, GREEN, AND WHITE

LIGHT EMITTING DIODE Shulthon Hanif Majid

Bachelor of Education Electronic Engineering Faculty of Engineering State University of Jakarta

Email: [email protected]

ABSTRACT

Sunlight with an average of 10 hours / day becomes a potential solar energy is quite large in Indonesia. The utilization of this sunlight can be used to generate electrical energy using solar cells. Solar cells are made of semiconductor materials. LED (Light Emitting Diode) is made of semiconductor material, so it can be used as a solar cell. In the study Ahmad (2016), obtained data that series of 10 pieces of white LEDs produce a voltage of 1450mV. Therefore, this study analyzes the illumination of light against the red, yellow, green, and white LED output voltage. The result of the test in this research is the largest average voltage generated from 5 green LEDs assembled in parallel, with the result of the average voltage of 1.407 V - 1.443 V when given the illumination of light 5000 lux - 9970 lux.

Keywords: Light Emitting Diode, Solar Cell

(6)

vi

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kehadirat Allah yang selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini.

Penulisan karya tulis dengan judul Analisis Tegangan Keluaran Sel Surya Sederhana Berbasis Light Emitting Diode Warna Merah, Kuning, Hijau, dan Putih bertujuan sebagai syarat dalam sidang kenaikan gelar APMM Kelompok Peneliti Muda Universitas Negeri Jakarta.

Penulis menyadari bahwa penyusunan karya tulis ini tidak akan selesai tanpa bimbingan dan arahan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu.

Penulis menyadari, karya tulis ini tidak luput dari berbagai kekurangan.

Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik, demi kesempurnaan dan perbaikan karya tulis ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 11 November 2017

Penulis

(7)

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS... iii

ABSTRAK...iv

ABSTRACT...v

KATA PENGANTAR... vi

DAFTAR ISI...vii

DAFTAR GAMBAR... ix

DAFTAR TABEL...x

BAB I PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Identifikasi Masalah... 2

1.3 Pembatasan Masalah... 2

1.4 Perumusan Masalah...3

1.5 Tujuan Penelitian...3

1.6 Manfaat Penelitian...3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA...4

2.1 Deskripsi Teoritis... 4

2.2 Penelitian yang Relevan... 9

2.3 Kerangka Berpikir... 9

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN...10

3.1 Tujuan Operasional Penelitian... 10

3.2 Metode Penelitian...10

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian... 10

3.4 Objek Penelitian... 10

3.5 Variabel Penelitian... 10

3.6 Instrumen Penelitian...11

3.7 Prosedur Kerja...11

3.8 Teknik Pengumpulan Data... 12

3.9 Teknik Analisis Data... 12

(8)

viii

BAB IV . HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...13

4.1 Hasil Pengujian dan Analisa...13

BAB V . KESIMPULAN DAN SARAN...21

5.1 Kesimpulan...21

5.2 Saran...21

DAFTAR PUSTAKA... 22

LAMPIRAN...23

RIWAYAT PENULIS... 2

(9)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sel Surya... 6

Gambar 2.2 Tipe P dan tipe N pada LED... 7

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir...9

Gambar 3.3 Bagan Alir Prosedur Kerja...11

Gambar 4.1 Pengujian prototipe LED... 13

Gambar 4.2 Grafik perbandingan iluminasi rata rata (lux) terhadap tegangan rata-rata yang dihasilkan (V) pada LED warna merah... 14

Gambar 4.3 Grafik perbandingan iluminasi rata rata (lux) terhadap tegangan rata-rata yang dihasilkan (V) pada LED warna kuning... 16

Gambar 4.4 Grafik perbandingan iluminasi rata rata (lux) terhadap tegangan rata-rata yang dihasilkan (V) pada LED warna hijau... 17

Gambar 4.5 Grafik perbandingan iluminasi rata rata (lux) terhadap tegangan rata-rata yang dihasilkan (V) pada LED warna putih... 19

Gambar 4.6 Grafik perbandingan iluminasi rata rata (lux) terhadap tegangan rata rata yang dihasilkan (V) pada LED warna merah, kuning, hijau, dan putih...20

(10)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Senyawa Semikonduktor yang digunakan untuk menghasilkan

variasi warna pada LED...7

Tabel 2.2 Tegangan maju (Forward Bias) setiap jenis LED...7

Tabel 3.1 Hasil Pengujian LED... 12

Tabel 4.1 Hasil pengujian LED warna merah...13

Tabel 4.2 Hasil pengujian LED warna kuning...15

Tabel 4.3 Hasil pengujian LED warna hijau...16

Tabel 4.4 Hasil pengujian LED warna putih... 18

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masyarakat Indonesia kini dihadapkan oleh situasi terjadinya krisis energi.

Krisis energi ini bukan hanya disebabkan maraknya penggunaan energi non terbarukan, namun juga karena kurangnya pemanfaatan energi terbarukan.

Berdasarkan publikasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia tahun 2016 tentang gambaran umum penyediaan listrik nasional tahun 2015, pembangkit listrik di Indonesia masih didominasi oleh penggunaan energi batubara sebesar 50%, gas sebesar 25%, minyak bumi sebesar 14%, dan energi baru terbarukan 11% (ESDM, 2016).

Badan Perwakilan Energi Internasional, meramalkan terjadi peningkatan dalam pemakaian energi global pada tahun 2030 dengan 70% peningkatan kebutuhan berasal dari negara-negara berkembang. Kondisi ini diperpuruk oleh keterbatasan cadangan energi dari bahan bakar fosil yang semakin menipis seiring dengan penggunaan energi tersebut yang semakin bertambah. Sebagai salah satu negara berkembang, Indonesia hanya memiliki minyak sekitar 3,7 milyar barrel.

Persediaan ini dapat diperkirakan akan habis dalam 24 tahun (Putranto, 2011).

Indonesia merupakan negara beriklim tropis. Salah satu ciri negara iklim tropis ialah sinar matahari yang melimpah. Persentase penyinaran matahari antara pukul 08.00 dan 16.00 adalah lebih tinggi dibandingkan dengan persentase penyinaran matahari harian (Hamdi, 2014). Sinar matahari dengan rata rata 10 jam/hari ini menjadi potensi energi surya yang cukup besar.

Pemanfaatan energi surya yang paling sering digunakan ialah untuk dijadikan energi listrik. Pengubahan energi surya menjadi energi listrik dapat menggunakan sel fotovoltaik atau biasa disebut sel surya. Sistem fotovoltaik terdiri dari p-n junction atau ikatan sisi positif dan dan sisi negatif dalam sistem semikonduktor (Handini, 2009).

Sel surya terbuat dari bahan semikonduktor. Dioda terbuat dari bahan semikonduktor, yang terdiri dari junction P dan N. Jenis dioda akan digunakan dalam penelitian ini, yaitu LED (Light Emitting Diode), salah satu komponen

(12)

2

elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik saat diberi sumber tegangan maju. LED memiliki berbagai jenis warna dan memiliki spesifikasi masing-masing sesuai warnanya.

Ahmad (2016) melakukan penelitian berjudul “Penggunaan Dioda Jenis LED (Light Emitting Diode) pada Pembuatan Sel Surya Sederhana Berbasis Bahan Semikonduktor”. Hasil penelitiannya adalah tegangan keluaran terbesar 1450mV diperoleh ketika merangkai 10 buah LED berwarna putih secara seri. Berdasarkan penelitian relevan tersebut, maka penelitian ini menggunakan 4 jenis LED, yaitu LED berwarna merah, kuning, hijau, dan putih.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas dapat diambil beberapa identifikasi masalah, yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana cara memanfaatkan energi matahari yang ada di Indonesia?

2. Apakah semua warna LED dapat digunakan untuk menghasilkan listrik dari sinar matahari?

3. Bagaimana pengaruh nilai iluminasi cahaya terhadap tegangan yang dihasilkan oleh berbagai warna LED?

1.3 Pembatasan Masalah

Pada penelitian ini akan dibatasi permasalahannya sebagai berikut.

1. LED yang digunakan ialah yang berwarna merah, kuning, hijau, dan putih.

2. Pengujian dilakukan pada 5 buah LED berdiameter 5mm setiap warnanya yang telah dirangkai secara paralel.

3. Penelitian ini menggunakan lampu halogen 500W sebagai sumber cahaya dengan iluminasi cahaya berbeda.

4. Penelitian ini hanya membahas pengaruh iluminasi cahaya terhadap tegangan yang dihasilkan dari rangkaian LED setiap warnanya.

(13)

3

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan pada pembatasan masalah, maka didapat perumusan masalah sebagai berikut. Bagaimana pengaruh iluminasi cahaya terhadap tegangan yang dihasilkan oleh rangkaian paralel 5 buah LED 5mm berwarna merah, kuning, hijau, dan putih?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh lluminasi cahaya terhadap tegangan yang dihasilkan oleh rangkaian LED berwarna merah, kuning, hijau, dan putih.

1.6 Manfaat Penelitian

Beberapa hal yang akan diperoleh setelah penelitian ini dilakukan diantaranya sebagai berikut.

1. Memberikan gambaran bahwa sebuah LED dapat digunakan sebagai sel surya.

2. Memperoleh besar tegangan yang dihasilkan oleh rangkaian LED warna merah, kuning, hijau, dan putih.

3. Sebagai sumber pemikiran dalam pengembangan energi terbarukan.

(14)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teoritis 2.1.1 Energi Matahari

Matahari adalah sumber energi utama yang memancarkan energi yang luar biasa besarnya ke permukaan bumi. Pada keadaan cuaca cerah, permukaan bumi menerima sekitar 1000 watt energi matahari per-meter persegi. Kurang dari 30%

energi tersebut dipantulkan kembali ke angkasa, 47% dikonversikan menjadi panas, 23% digunakan untuk seluruh sirkulasi kerja yang terdapat di atas permukaan bumi, sebagaian kecil 0,25% ditampung angin, gelombang dan arus dan masih ada bagian yang sangat kecil 0,025% disimpan melalui proses fotosintesis di dalam tumbuh-tumbuhan yang akhirnya digunakan dalam proses pembentukan batu bara dan minyak bumi (bahan bakar fosil, proses fotosintesis yang memakan jutaan tahun) yang saat ini digunakan secara ekstensif dan eksploratif bukan hanya untuk bahan bakar tetapi juga untuk bahan pembuat plastik, formika, bahan sintesis lainnya. Sehingga bisa dikatakan bahwa sumber segala energi adalah energi matahari. Energi matahari dapat dimanfaatkan dengan berbagai cara yang berlainan bahan bakar minyak adalah hasil fotosintesis, tenaga hidro elektrik adalah hasil sirkulasi hujan tenaga angin adalah hasil perbedaan suhu antar daerah dan sel surya (sel fotovoltaik) yang menjanjikan masa depan yang cerah sebagai sumber energi listrik.

2.1.2 Sel surya

Panel surya adalah alat yang terdiri dari sel surya yang mengubah cahaya menjadi listrik. Mereka disebut surya atau matahari atau "sol" karena matahari merupakan sumber cahaya terkuat yang dapat dimanfaatkan. Panel surya sering kali disebut sel photovoltaic, photovoltaic dapat diartikan sebagai "cahaya listrik".

Sel surya bergantung pada efek photovoltaic untuk menyerap energi.

Pada umumnya, solar cell merupakan sebuah hamparan semikonduktor yang dapat menyerap photon dari sinar matahari dan mengubahnya menjadi listrik. Sel surya tersebut dari potongan silikon yang sangat kecil dengan dilapisi bahan

(15)

5

kimia khusus untuk membentuk dasar dari sel surya. Sel surya pada umumnya memiliki ketebalan minimum 0,3mm yang terbuat dari irisan bahan semikonduktor dengan kutub positif dan negatif. Pada sel surya terdapat sambungan (function) antara dua lapisan tipis yang terbuat dari bahan semikonduktor yang masing-masing yang diketahui sebagai semikonduktor jenis

“P” (positif) dan semikonduktor jenis “N” (Negatif). Silikon jenis P merupakan lapisan permukaan yang dibuat sangat tipis supaya cahaya matahari dapat menembus langsung mencapai junction. Bagian P ini diberi lapisan nikel yang berbentuk cincin, sebagai terminal keluaran positif. Di bawah bagian P terdapat bagian jenis N yang dilapisi dengan nikel juga sebagai terminal keluaran negatif. (digilib.its.ac.id/public/ITS-Master-13287-Chapter1I.pdf).

Prinsip kerja sel surya silikon adalah berdasarkan konsep semikonduktor p-n junction. Sel terdiri dari lapisan semikonduktor doping-n dan doping-p yang membentuk p-n junction, lapisan antirefleksi, dan substrat logam sebagai tempat mengalirnya arus dari lapisan tipen (elektron) dan tipe-p (hole).

Semikonduktor tipe-n didapat dengan mendoping silikon dengan unsur dari golongan V sehingga terdapat kelebihan elektron valensi dibanding atom sekitar.

Pada sisi lain semikonduktor tipe-p didapat dengan doping oleh golongan III sehingga elektron valensinya defisit satu dibanding atom sekitar. Ketika dua tipe material tersebut mengalami kontak maka kelebihan elektron dari tipe-n berdifusi pada tipe-p. Sehingga area doping-n akan bermuatan positif sedangkan area doping-p akan bermuatan negatif. Medan elektrik yan terjadi antara keduanya mendorong elektron kembali ke daerah-n dan hole ke daerah-p. Pada proses ini terlah terbentuk p-n junction. Dengan menambahkan kontak logam pada area p dan n maka telah terbentuk dioda.

Ketika junction disinari, photon yang mempunyai energi sama atau lebih besar dari lebar pita energi material tersebut akan menyebabkan eksitasi elektron dari pita valensi ke pita konduksi dan akan meninggalkan hole pada pita valensi.

Elektron dan hole ini dapat bergerak dalam material sehingga menghasilkan pasangan elektron-hole. Apabila ditempatkan hambatan pada terminal sel surya, maka elektron dari area-n akan kembali ke area-p sehingga menyebabkan perbedaan potensial dan arus akan mengalir.

(16)

6

Daya listrik yang dihasilkan sel surya ketika mendapat cahaya diperoleh dari kemampuan perangkat sel surya tersebut untuk memproduksi tegangan ketika diberi beban dan arus melalui beban pada waktu yang sama.

2.1.3 Semikonduktor

Sebuah semikonduktor adalah sebuah elemen dengan kemampuan listrik di antara sebuah konduktor dan isolator. (Albert Paul Malvino, 2003).

Sel surya adalah suatu perangkat yang memiliki kemampuan mengubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik dengan mengikuti prinsip photovoltaic, adanya energi dari cahaya (foton) pada panjang gelombang tertentu akan mengeksitasi sebagian elektron pada suatu material ke pita energi yang ditemukan oleh Alexandre Edmond Bacquerel (Belgia) pada 1894. Efek ini dapat timbul terutama pada semikonduktor listrik yang memiliki konduktivitas menengah dikarenakan sifat elektron di dalam material yang terpisah dalam pita-pita energi tertentu yang disebut pita konduksi dan pita valensi.

Gambar 2.1 Sel Surya

(Sumber: http://imall.iteadstudio.com)

Kedua pita energi tersebut berturut-turut dari yang berenergi lebih rendah adalah pita valensi ta konduksi, sedangkan keadaan tanpa elektron disebut dan pidengan celah pita. Celah pita ini besarnya berbeda-beda untuk setiap material semikonduktor,tapi disyaratkan tidak melebihi 3 atau 4 eV (1 eV = 1,60 x 10-19J).

2.1.4 Light Emitting Diode

LED adalah komponen elektronika yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan maju. LED merupakan keluarga Dioda

(17)

7

yang terbuat dari bahan semikonduktor. Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan semikonduktor yang dipergunakannya.

Cara kerja LED hanya akan memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda menuju ke Katoda. LED terdiri dari sebuah chip semikonduktor yang di doping sehingga menciptakan junction P dan N. Yang dimaksud dengan proses doping dalam semikonduktor adalah proses untuk menambahkan ketidakmurnian (impurity) pada semikonduktor yang murni sehingga menghasilkan karakteristik kelistrikan yang diinginkan. Ketika LED dialiri tegangan maju atau bias forward yaitu dari Anoda (P) menuju ke Katoda (K), Kelebihan Elektron pada N-Type material akan berpindah ke wilayah yang kelebihan Hole (lubang) yaitu wilayah yang bermuatan positif (P-Type material).

Saat Elektron berjumpa dengan Hole akan melepaskan photon dan memancarkan cahaya monokromatik (satu warna).

Gambar 2.2 tipe P dan tipe N pada LED (Sumber : http://teknikelektronika.com)

Pada Tabel 2.1 berikut menampilkan Senyawa Semikonduktor yang digunakan untuk menghasilkan variasi warna pada LED :

(18)

8

Tabel 2.1 Senyawa Semikonduktor yang digunakan untuk menghasilkan variasi warna pada LED

Sumber: http://teknikelektronika.com

Masing-masing Warna LED (Light Emitting Diode) memerlukan tegangan maju (Forward Bias) untuk dapat menyalakannya. Tegangan Maju untuk LED tersebut tergolong rendah sehingga memerlukan sebuah Resistor untuk membatasi Arus dan Tegangannya agar tidak merusak LED yang bersangkutan. Tegangan Maju biasanya dilambangkan dengan tanda VF. Pada tabel 2.2 berikut menampilkan tegangan maju (Forward Bias) setiap jenis LED.

Tabel 2.2 Tegangan maju (Forward Bias) setiap jenis LED.

Sumber: http://teknikelektronika.com

(19)

9

2.2 Penelitian yang Relevan

Sebagai data pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang pernah penulis baca diantaranya:

Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Ruslan Abdul A. tahun 2016, dengan judul

“Penggunaan Dioda Jenis LED (Light Emitting Diode) pada Pembuatan Sel Surya Sederhana Berbasis Bahan Semikonduktor”. Hasil penelitiannya adalah tegangan keluaran terbesar 1450mV diperoleh ketika merangkai 10 buah LED berwarna putih secara seri Semakin tinggi nilai lux, maka tegangan yang dihasilkan makin besar pula.

2.3 Kerangka Berpikir

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir Pesatnya peningkatan

pemakaian energi

Sinar matahari di Indonesia 10 jam/hari

(Lapan, 2014) Pembuatan sel surya dari Light Emitting Diode warna merah,

kuning, hijau, dan putih 10 LEDwarna putih

dirangkai seri menghasilkan

1450mV (Ahmad, 2016)

Analisis tegangan LED warna merah, kuning, hijau,

dan putih

(20)

10

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tujuan Operasional Penelitian

Tujuan operasional dalam penelitian ini ialah untuk memperoleh data untuk mengetahui beberapa nilai, diantaranya iluminasi cahaya pada LED berwarna merah, kuning, hijau, dan putih serta tegangan keluaran yang dihasilkan LED tersebut.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen laboratorium. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui nilai tegangan yang dihasilkan oleh rangkaian LED berwarna merah, kuning, hijau, dan putih serta pengaruhnya dari iluminasi cahaya.

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian

Tempat pengujian untuk penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Teknik Elektro Lantai 4 Universitas Negeri Jakarta. Persiapan, perancangan dan pembuatan dilakukan pada bulan Oktober 2017 sampai November 2017. Kemudian pengujian dilakukan pada 10 November 2017.

3.4 Objek Penelitian

Penelitian ini memiliki objek yaitu sebuah komponen elektronika berbahan semikonduktor, yakni Light Emitting Diode berwarna merah, kuning, hijau, dan putih.

3.5 Variabel Penelitian

Pada penelitian ini ditetapkan variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu LED berwarna merah, kuning, hijau, dan putih sebagai variabel bebas, serta tegangan keluaran LED sebagai variabel terikat.

(21)

11

3.6 Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan 2 buah instrumen, yaitu:

1. Mutimeter Digital

Untuk mengukur tegangan yang dihasilkan LED.

2. Light Meter

Untuk mengukur iluminasi cahaya yang dihadapkan pada LED.

3.7 Prosedur Kerja

Prosedur penelitian yang dilakukan dalam proses pengerjaan penelitian ini ditunjukkan pada bagan alir sebagai berikut:

Gambar 3.3 Bagan Alir Prosedur Kerja

(22)

12

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini ialah dengan mengukur tegangan yang dihasilkan rangkaian LED, serta berapa iluminasi cahaya yang menghasilkan tegangan tersebut.

Tabel 3.1 Hasil Pengujian LED No Warna

LED Iluminasi

Cahaya (Lux) Rata-rata Iluminasi

Cahaya (Lux) Tegangan

(V) Rata-rata Tegangan (V)

3.9 Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini pengujian LED dilakukan dengan penyinaran lampu sorot (halogen) 500 Watt menggunakan dimmer untuk mengatur iluminasi cahaya lampu. Setiap iluminasi dicatat 3 kali untuk iluminasi dan tegangan yang dihasilkan. Setelah itu, dimmer diatur untuk pengubahan iluminasi dan dilakukan pencatatan kembali. Pengujian ini terbagi menjadi empat, pengujian LED berwarna merah, LED berwarna kuning, LED berwarna hijau, dan LED berwarna putih. Dari setiap data yang dihasilkan berupa iluminasi dan tegangan diolah menjadi grafik pada setiap pengujian. Setelah itu, dibandingkan tingkat efisiensi iluminasi dan tegangan pada setiap pengujian.

(23)

13

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengujian dan Analisa

Berikut hasil pengujian pada LED berwarna merah, kuning, hijau, dan putih menggunakan instrumen Light Meter dan Multimeter.

Gambar 4.1 Pengujian prototipe LED

4.1.1 Pengujian LED warna merah

Pengujian dilakukan untuk mengetahui iluminasi dan tegangan yang dihasilkan LED. Saat pengujian 5 buah LED berwarna merah dirangkai paralel.

Adapun tabel hasil pengujian ditunjukkan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil pengujian LED warna merah No Iluminasi Cahaya (Lux) Rata-rata

Iluminasi

Cahaya (Lux) Tegangan (V) Rata-rata Tegangan (V)

1 4840

4857 1,187

1,186

4850 1,185

4880 1,185

2 6090

6057 1,214

1,211

6100 1,212

5980 1,208

3 69706970 7003 1,2251,225 1,224

(24)

14

7070 1,223

4 8010

8037 1,237

1,237

8070 1,238

8030 1,236

5 9070

9070 1,248

1,248

9090 1,248

9050 1,247

6 9770

9800 1,275

1,274

9790 1,274

9840 1,274

Gambar grafik hubungan antara iluminasi cahaya dan tegangan yang dihasilkan LED warna merah ditunjukkan pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Grafik perbandingan iluminasi rata rata (lux) terhadap tegangan rata rata yang dihasilkan (V) pada LED warna merah

Pada grafik, terlihat bahwa tegangan rata rata yang dihasilkan LED warna merah mengalami kenaikan secara linear sebanding dengan semakin besarnya iluminasi cahaya rata rata. Tegangan rata rata mengalami kenaikan dari 1,186 V – 1,274 V dengan iluminasi rata rata dari 4857 lux - 9800 lux.

(25)

15

4.1.2 Pengujian LED warna kuning

Pengujian dilakukan untuk mengetahui iluminasi dan tegangan yang dihasilkan LED. Saat pengujian 5 buah LED berwarna kuning dirangkai paralel.

Adapun tabel hasil pengujian ditunjukkan pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil pengujian LED warna kuning No Iluminasi Cahaya (Lux) Rata-rata

Iluminasi

Cahaya (Lux) Tegangan (V) Rata-rata Tegangan (V)

1 4970

4923 1,307

1,307

4950 1,308

4850 1,307

2 5970

5973 1,320

1,321

5940 1,320

6010 1,323

3 7010

7010 1,338

1,338

7050 1,338

6970 1,337

4 8070

8003 1,355

1,353

8000 1,353

7940 1,351

5 9060

9013 1,385

1,376

8990 1,373

8990 1,370

6 10100

10067 1,371

1,379

9900 1,388

10200 1,377

Gambar grafik hubungan antara iluminasi cahaya dan tegangan yang dihasilkan LED warna kuning ditunjukkan pada gambar 4.3.

(26)

16

Gambar 4.3 Grafik perbandingan iluminasi rata rata (lux) terhadap tegangan rata rata yang dihasilkan (V) pada LED warna kuning

Pada grafik, terlihat bahwa tegangan rata rata yang dihasilkan LED warna kuning mengalami kenaikan secara linear sebanding dengan semakin besarnya iluminasi cahaya rata rata. Tegangan rata rata mengalami kenaikan dari 1,307 V – 1,379 V dengan iluminasi rata rata dari 4923 lux - 10067 lux.

4.1.3 Pengujian LED warna hijau

Pengujian dilakukan untuk mengetahui iluminasi dan tegangan yang dihasilkan LED. Saat pengujian 5 buah LED berwarna hijau dirangkai paralel.

Adapun tabel hasil pengujian ditunjukkan pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil pengujian LED warna hijau No Iluminasi Cahaya (Lux) Rata-rata

Iluminasi

Cahaya (Lux) Tegangan (V) Rata-rata Tegangan (V)

1 5100

5000 1,410

1,407

4980 1,405

4920 1,405

2 6010 5993 1,418 1,417

(27)

17

6000 1,417

5970 1,417

3 7020

7037 1,428

1,427

7040 1,427

7050 1,427

4 8050

8037 1,435

1,434

8020 1,434

8040 1,434

5 9010

9000 1,437

1,437

9020 1,438

8970 1,437

6 9890

9970 1,442

1,443

10020 1,444

10000 1,443

Gambar grafik hubungan antara iluminasi cahaya dan tegangan yang dihasilkan LED warna hijau ditunjukkan pada gambar 4.4.

Gambar 4.4 Grafik perbandingan iluminasi rata rata (lux) terhadap tegangan rata rata yang dihasilkan (V) pada LED warna hijau

Pada grafik, terlihat bahwa tegangan rata rata yang dihasilkan LED warna hijau mengalami kenaikan secara linear sebanding dengan semakin besarnya

(28)

18

iluminasi cahaya rata rata. Tegangan rata rata mengalami kenaikan dari 1,407 V – 1,443 V dengan iluminasi rata rata dari 5000 lux - 9970 lux.

4.1.4 Pengujian LED warna putih

Pengujian dilakukan untuk mengetahui iluminasi dan tegangan yang dihasilkan LED. Saat pengujian 5 buah LED berwarna putih dirangkai paralel.

Adapun tabel hasil pengujian ditunjukkan pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil pengujian LED warna putih No Iluminasi Cahaya (Lux) Rata-rata

Iluminasi

Cahaya (Lux) Tegangan (V) Rata-rata Tegangan (V)

1 5020

4993 0,308

0,305

4900 0,297

5060 0,311

2 6150

6050 0,415

0,409

5920 0,393

6080 0,419

3 6990

6997 0,518

0,519

6990 0,518

7010 0,52

4 8070

7977 0,641

0,631

7920 0,625

7940 0,626

5 9020

9080 0,757

0,764

9120 0,769

9100 0,766

6 9920

9967 0,865

0,872

10020 0,879

9960 0,872

Gambar grafik hubungan antara iluminasi cahaya dan tegangan yang dihasilkan LED warna putih ditunjukkan pada gambar 4.5.

(29)

19

Gambar 4.5 Grafik perbandingan iluminasi rata rata (lux) terhadap tegangan rata rata yang dihasilkan (V) pada LED warna putih

Pada grafik, terlihat bahwa tegangan rata rata yang dihasilkan LED warna putih mengalami kenaikan secara linear sebanding dengan semakin besarnya iluminasi cahaya rata rata. Tegangan rata rata mengalami kenaikan dari 0,305 V – 0,872 V dengan iluminasi rata rata dari 4993 lux - 9967 lux.

4.1.5 Perbandingan hasil pengujian LED warna merah, kuning, hijau, dan putih

Perbandingan hasil pengujian dilakukan untuk mengetahui warna LED dengan iluminasi cahaya yang sama, namun tegangan yang dihasilkan berbeda.

Gambar grafik hubungan antara iluminasi cahaya rata rata dan tegangan rata rata yang dihasilkan keempat LED ditunjukkan pada gambar 4.6.

(30)

20

Gambar 4.6 Grafik perbandingan iluminasi rata rata (lux) terhadap tegangan rata rata yang dihasilkan (V) pada LED warna merah, kuning, hijau, dan putih

Pada grafik, terlihat bahwa tegangan rata rata yang dihasilkan LED warna hijau paling besar daripada LED warna merah, kuning dan putih dengan iluminasi cahaya rata rata yang sama.

(31)

21

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pada pengujian alat membuktikan bahwa perbedaan LED mengakibatkan perbedaan tegangan yang dihasilkan. Keseluruhan LED warna merah, kuning, hijau, dan putih semakin tinggi iluminasi yang diberikan, linear dengan semakin besarnya tegangan yang dihasilkan.

Pada LED merah, tegangan rata rata diperoleh 1,186 V – 1,274 V dengan iluminasi rata rata dari 4857 lux - 9800 lux. Pada LED kuning, tegangan rata rata diperoleh 1,307 V – 1,379 V dengan iluminasi rata rata dari 4923 lux - 10067 lux.

Pada LED hijau, tegangan rata rata diperoleh 1,407 V – 1,443 V dengan iluminasi rata rata dari 5000 lux - 9970 lux. Pada LED putih, tegangan rata rata diperoleh 0,305 V – 0,872 V dengan iluminasi rata rata dari 4993 lux - 9967 lux.

Selain itu, dari keseluruhan pengujian pada penelitian ini tegangan rata rata terbesar dihasilkan dari 5 buah LED berwarna hijau yang dirangkai secara paralel, dengan hasil tegangan rata rata 1,407 V – 1,443 V saat diberi iluminasi cahaya rata rata 5000 lux - 9970 lux.

5.2 Saran

Data hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk pengembangan sel surya berbasis LED, yaitu dengan menggunakan LED berwarna hijau. Selain itu, akan lebih baik jika menggunakan lebih banyak LED yang dirangkai. Perlu dilakukan pengujian arus yang mengalir jika membuat prototipe dengan LED dalam jumlah besar ( lebih dari 100 buah LED ).

(32)

22

DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Ahmad Ruslan. 2016. Penggunaan Dioda Jenis LED (Light Emitting Diode) pada Pembuatan Sel Surya Sederhana Berbasis Bahan Semikonduktor. Jember : Universitas Jember.

Hamdi, Saipul. 2014. Mengenal Lama Penyinaran Matahari sebagai Salah Satu Parameter Klimatologi. Bandung: LAPAN.

Kementrian ESDM. 2016. Percepatan akses energi di indonesia: opsi peluang dan tantangannya. Jakarta: Kementerian ESDM.

Mella, Sagita. 2015. Aplikasi LED RGB pada Lengan Robot Penyortir Kotak Berdasarkan Warna Berbasis Arduino Uno. Palembang : Universitas Sriwijaya.

Putranto, S. H. 2011. Saatnya Berfikir Ketahanan Energi Nasional. Journal of the Indonesian Oil and Gas Community.

Siswono, Hartono. 2008. Tenaga Surya sebagai Sumber Energi. Jakarta : Universitas Gunadarma.

(33)

23

LAMPIRAN 1. Instrumen Penelitian

Gambar 1. Multimeter digital merek Sanwa tipe CD800a

(Sumber : http://www.horme.com.sg)

Gambar 2. Light meter merek Lutron tipe LM-81LX

(Sumber : http://www.horme.com.sg) 2. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Lampu Halogen 500 Watt Gambar 2. Prototipe LED berbagai warna

Gambar 4. Pengukuran LED menggunakan Light Meter dan Multimeter

(34)

2

RIWAYAT PENULIS

Shulthon Hanif Majid. Dilahirkan di Tangerang pada tanggal 23 Agustus 1997. Anak pertama dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Agus Purwanto dan Ibu Waliyah. Bertempat tinggal di Jl. Swadaya V no. 8 RT 016/04 Kel. Cempaka Baru Kec. Kemayoran Jakarta Pusat.

Pendidikan formal yang telah diselesaikan adalah: SDN 01 Jerukagung dari tahun 2003 sampai 2004, lalu SDN 03 Cempaka Baru dari tahun 2004 sampai 2009. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMPN 10 Jakarta dan lulus pada tahun 2012. Pendidikan yang ditempuh selanjutnya adalah di SMKN 39 Jakarta Jurusan Audio Video, lulus pada tahun 2015. Pada tahun yang sama diterima di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) program studi pendidikan teknik elektronika dari jalur SNMPTN.

Referensi

Dokumen terkait

Pertumbuhan tanaman akan menjadi baik jika ditanam di tanah yang.. memiliki tata

Berganti sepeda motor 2 kali, jumlah sepeda motor yang dimilki 1 sepeda motor, mengganti karena sudah lama dan sering rusak, cukup dengan 1 sepeda motor, boleh jika

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif yang tidak bermakna antara derajat keparahan sirosis hati menurut klasifikasi Child kelas B

Penelaahan ini dilakukan secara congruent dan terintegrasi satu sama lain dalam konteks studi kasus tertentu Bagaimana produk sifat teknologi dalam mendukung atau menghambat

Pers dalam arti kata sempit yaitu yang menyangkut dengan kegiatan komunikasi yang hanya dilakukan dengan perantara barang cetakan.. Sedangkan pers dalam arti kata

Pieksämäen Vesi, Savonlinnan Vesi ja JJR (Juva-Joroinen-Rantasalmi). Pohjavesialueella on Punkaharjun kunnan varavedenottamo. Kulennoisharju on luokiteltu vesipuitedirektiivin

Untuk mengatasi masalah pada sistem yang masih manual tersebut, maka diperlukan adanya sistem pemasaran meubel kayu di Jepara berbasis SMS mobile.. Kata Kunci :

Apakah pimpinan anda ikut campur tangan dalam memecahkan masalah yang ada di kantor?jika ia, pimpinan anda perna ikut campur tangan dalam memecahkan masalah apa?. K : Ya,