• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III ANALISIS JARINGAN FTTH DENGAN TEKNOLOGI GPON DI CLUSTER TEBET

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III ANALISIS JARINGAN FTTH DENGAN TEKNOLOGI GPON DI CLUSTER TEBET"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

DI CLUSTER TEBET

3.1 Diagram Alur Penelitian

Selama proses penelitian dimulai dengan penentuan lokasi kemudian dilakukan

perumusan masalah, dilanjutkan dengan studi litelatur bersamaan pencarian data

tentang perancangan awal yaitu pembuatan jalur dan pembagian wilayah pada

perumahan Tebet, Jakarta Selatan. Kemudian dilanjutkan dengan peramalan

demand. Kemudian pencarian data perancangan teknologi GPON dengan

menentukan perangkat, spesifikasi, dan volume. kemudian dilakukan analisis

kelayakan hasil perancangan jaringan yang menggunakan parameter power link

budget dan rise time budget. Dan akan didapatkan kesimpulan dari hasil penelitian.

(2)

Mulai

Penentuan Lokasi

Pencarian Data Jalur dan Wilayah

Analisa Power Link Budged dan Rise Time Budget

Kesimpulan

Selesai

Ya

Ya

Ya

Ya

Pengolahan data perancangan GPON

Perhitungan Demand

Ya

Ya

Ya

Tidak

Tidak

Gambar 3.1 Flowchart Penelitian

(3)

Cluster Tebet terletak di bilangan Jakarta Selatan, berbatasan Pancoran dan Asem Baris. Perumahan di Tebet adalah salah satu area yang menjadi favourit para penyedia Jaringan Internet dan TV Berbayar, dikarenakan lokasi Tebet yang Strategis dekat dengan pusat perkantoran dan perbelanjaan.

3.2 Perencanaan jaringan FTTH

Di dalam cluster Tebet yang kami buat ini terdapat sekitar 4.632 rumah yang merupakan potensi menurut dari pengalaman sebelumnya. Hampir semua dari perumahan di cluster Tebet ini sudah menggunakan layanan Internet, Telephon dan TV berbayar. Selama 9 bulan berjalan sejak November 2014 hingga Juli 2015, sebanyak 317 unit rumah sudah teregistrasi aktif menggunakan layanan Oxygen.Id (Lampiran B) . Hal ini tentunya diharapkan akan terus tumbuh 30% dari jumlah target rumah yang sudah di survey pada akhir 2015 menjadi 1.389 Pelanggan aktif.

Dari segi penyedia PT Moratelindo selalu belajar dan terus meningkatkan kualitas pelayanan agar pelanggan merasakan kenyamanan dalam menggunakan layanan tanpa mengurangi kualitas yang diberikan.

Gambar 3.2 Topology Perencanaan Cluster Tebet

(4)

Hal itu dikuatkan dengan tidak adanya pelanggan yang churn hingga saat ini yang sedang berjalan. Perkembangan teknologi serat optik yang diambil oleh PT. Moratelindo adalah teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network).

GPON merupakan teknologi terbaru dari perkembangan PON yang bersifat passive dan menggunakan splitter. Secara operasional tentunya jauh lebih efisien dari pengalaman sebelumnya menggunakan teknologi HFC, yang memerlukan banyak perangkat aktif (konsumsi power)

[1]

. Teknologi GPON dapat meningkatkan performansi dan akan menjadi lebih efisien, karena bersifat pasif jadi tidak perlu catuan daya, serta akan meringankan perawatan.

Gambar 3.3 Strategy Perencanaan Pengembangan FTTH Cluster Tebet

(5)

3.3 Peramalan Demand

Pembahasan tugas akhir ini adalah peramalan kebutuhan bandwidth dan membangun jaringan akses Fiber To The Home ( FTTH) menggunakan teknologi GPON di clustering Tebet. Daftar pengguna internet di Cluster Tebet dapat dilihat di Lampiran B. Untuk daftar pertumbuhan pelanggan internet bisa dilihat di tabel 3.1

Tabel 3.1 Daftar pertumbuhan pelanggan Internet cluster Tebet

Bulan Jumlah

Pelanggan 25 Mbps 50 Mbps 100 Mbps

November 2014 39 20 11 8

Desember 2014 78 52 17 9

Januari 2015 112 79 22 11

Februari 2015 153 92 31 30

Maret 2015 187 114 38 35

April 2015 207 125 43 39

Mei 2015 246 142 57 47

Juni 2015 275 154 62 59

Juli 2015 317 184 66 67

Perhitungan peramalan bandwidth berdasarkan jumlah pelanggan perpaket.

Dari peramalan jumlah perpaket dikali dengan paket yang digunakan. Jumlah

peramalan pelanggan didapatkan dengan menggunakan software MINITAB versi

17. Dari tiap grafik nantinya akan muncul nilai MAPE (Mean Absolute Percentage

Error), MAD (Mean Absolute Deviation) dan MSD (Mean Square Deviation). Nilai

MAPE merupakan rata-rata dari keseluruhan persentase kesalahan (selisih) antara

data aktual dengan data hasil peramalan. Ukuran akurasi dicocokkan dengan data

time series, dan ditunjukkan dalam persentase. MAD merupakan rata-rata dari nilai

(6)

absolute simpangan. MSD merupakan rata-rata dari nilai kuadrat simpangan data.

Kemudian nilai MAPE dari keempat model tersebut dibandingkan, yang digunakan sebagai peramalan adalah yang memiliki nilai MAPE terkecil.

3.3.1 Peramalan Jumlah Pelanggan Pemakai Internet

Tabel 3.2 Peramalan pertumbuhan jumlah pelanggan

Bulan Linear Quadratic Eksponential S-Curve Agt 2015 1326.83 972.832 433054.1587 1.284702952 Sept 2015 2643.08 1003.798 3974818346 0.643657023 Okt 2015 3790.58 266.338 1.13252E+13 0.448537886 Des 2015 5174.33 -1570.052 1.65973E+17 0.328466125 Jan 2016 6321.83 -3878.312 4.72896E+20 0.268795701 Feb 2016 6996.83 -5568.752 5.09282E+22 0.242845016 Mar 2016 8313.08 -9573.818 4.67448E+26 0.204370042 April 2016 9291.83 -13159.32 4.13439E+29 0.182830734 Mei 2016 10709.33 -19270.572 7.65624E+33 0.158619237

MAPE 3.2253 2.4861 17.08 6.776

Hasil Simulasi dengan MAPE terkecil adalah Trend Quadratic dengan nilai 2.4861

Gambar 3.4 Prediksi kurva peramalan terhadap pertumbuhan jumlah pelanggan

-30000 -20000 -10000 0 10000

0 2 4 6 8 10

Pelanggan

Bulan

Quadratic - Penjualan

(7)

Keterangan : Berdasarkan tabel 3.2 menggunakan software minitab, didapat

kesimpulan Gambar 3.4 Grafik Trend Quadratic sebagai MAPE terkecil (minus), yang berarti tingkat eror pertumbuhan penjualan sangat kecil.

3.3.2 Peramalan Paket 25 Mbps

Tabel 3.3 Peramalan paket 25 Mbps

Bulan Linear Quadratic Eksponential S-Curve Agt 2015 387.13 249.3 2740.11837 173.1917201 Sept 2015 984.986 -404.844 3899833.449 173.2012616 Okt 2015 1489.427 -1961.961 1784938700 173.2012616 Des 2015 1732.306 -3039.804 34091175755 173.2012616 Jan 2016 2143.332 -5349.716 5.01787E+12 173.2012616 Feb 2016 2348.845 -6733.725 6.08778E+13 173.2012616 Mar 2016 2666.456 -9173.004 2.88162E+15 173.2012616 April 2016 2890.652 -11114.436 4.38647E+16 173.2012616 Mei 2016 3451.142 -16763.076 3.96563E+19 173.2012616

MAPE 10.5014 7.1648 23.572 10.934

Hasil Simulasi dengan MAPE terkecil adalah Trend Quadratic dengan nilai 7.1648

Gambar 3.5 Prediksi kurva peramalan paket 25 Mbps terhadap kapasitas total perumahan

-20000 -15000 -10000 -5000 0 5000

0 2 4 6 8 10

Paket 60 Mbps

Bulan

Quadratic - Pelanggan 25Mbps

(8)

Keterangan : Berdasarkan tabel 3.3 menggunakan software minitab, didapat

kesimpulan Gambar 3.5 Grafik Trend Quadratic sebagai MAPE terkecil (minus), yang berarti tingkat eror pertumbuhan penjualan paket 25 Mbps sangat kecil.

3.3.3 Peramalan Paket 50 Mbps

Tabel 3.4 Peramalan paket 50 Mbps

Bulan Linear Quadratic Eksponential S-Curve Agt 2015 82.253 84.094 125.1236393 76.92069259 Sept 2015 125.951 134.686 472.0634959 84.30771171 Okt 2015 162.366 180.366 1427.41841 84.96685319 Des 2015 227.913 270.654 10460.26939 85.06198344 Jan 2016 278.894 348.046 49239.55224 85.06425831 Feb 2016 315.309 407.166 148889.8082 85.06437642 Mar 2016 417.271 589.726 3299190.717 85.06439369 April 2016 453.686 661.006 9976042.646 85.06439374 Mei 2016 482.818 720.334 24176809.99 85.06439374

MAPE 2.14 4.14825 3.4639 8.56069

Hasil Simulasi dengan MAPE terkecil adalah Trend Linear dengan nilai 2.14

Gambar 3.6 Prediksi kurva peramalan paket 50 Mbps terhadap kapasitas total perumahan

0 100 200 300 400 500 600

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Paket 200 Mbps

Bulan

Linear - Paket 50 Mbps

(9)

Keterangan : Berdasarkan tabel 3.4 menggunakan software minitab, didapat

kesimpulan Gambar 3.6 Grafik Trend Linear sebagai MAPE terkecil, yang berarti laju pertumbuhan penjualan paket 50 Mbps akan stugnant dan menurun dimulai pada 2 bulan berikutnya

3.3.4 Peramalan Paket 100 Mbps

Tabel 3.5 Peramalan paket 100 Mbps

Bulan Linear Quadratic Eksponential S-Curve Agt 2015 57.234 57.886 62.49843374 57.2265693 Sept 2015 65.017 67.489 83.39790998 59.97321236 Okt 2015 80.583 88.249 148.5002667 62.36155599 Des 2015 228.46 388.81 35658.40113 63.31437678 Jan 2016 267.375 498.985 150866.2282 63.31438105 Feb 2016 298.507 596.449 478339.4125 63.31438122 Mar 2016 360.771 816.241 4808663.999 63.31438123 April 2016 454.167 1208.089 153269885.1 63.31438123 Mei 2016 516.431 1510.761 1540795843 63.31438123

MAPE 20.3766 17.2124 17.8758 17.3083

Hasil Simulasi dengan MAPE terkecil adalah Trend Quadratic dengan nilai 17.2124

Grafik 3.7 Prediksi kurva peramalan paket 100 Mbps terhadap kapasitas total perumahan

0 500 1000 1500 2000

0 2 4 6 8 10

Paket 600 Mbps

Bulan

Quadratic - Paket 100 Mbps

(10)

Keterangan : Berdasarkan tabel 3.5 menggunakan software minitab, didapat

kesimpulan Gambar 3.7 Grafik Trend Quadratic sebagai MAPE terkecil, yang berarti laju pertumbuhan penjualan paket 10 Mbps akan stugnant dan menurun dimulai pada 3 bulan berikutnya

Tabel 3.6 Peramalan Kebutuhan Bandwidth

Paket Layanan Pelanggan Total bandwidth (Mbps)

25 25 -16763.076 -419,076.9

50 50 482.818 24,140.9

100 100 1510.761 15,1076.1

Total -243,859.9

CIR 1 : 32

-7,620.621

Dari keseluruhan kebutuhan bandwidth, jika dijumlahkan maka total bandwidth

yang dibutuhkan mampu mencapai 7,620 Gbps. Jika dari PT.Moratelindo kapasitas

bandwidth yang diinginkan average 5,5 Mbps dari tiap rumah, dan kapasitas cluster

Tebet hanya 4632 rumah. Untuk itu PT. Moratelindo perlu membuat total kapasitas

bandwidth mencapai 4632 x 5.5 Mbps = 25,476 Mbps, jaringan akses eksisting

belum memenuhi kapasitas serta kebutuhan bandwidth yang dibutuhkan, maka

perlu dirancang Fiber to the home (FTTH) menggunakan teknologi GPON di

Cluster Tebet.

(11)

3.4 Perancangan Awal Jaringan

Teknologi GPON telah dipilih untuk dapat memenuhi kebutuhan demand yang telah diramalkan karena dapat melayani bandwidth yang besar dan GPON juga dapat melayani 3 layanan: suara, video, dan data. Jumlah pelanggan yang banyak sangat cocok diterapkan untuk jaringan point to multipoint dengan teknologi FTTH. OLT untuk cluster Tebet berada sekitar ±3 Km pada perumahan Tebet, jarak ini memungkinkan untuk pembangunan kabel fiber optik tanpa menggunakan repeater, Cluster Tebet yang luas nya bisa mencapai 504 hektar berdasarkan tata letaknya dibagi menjadi 5 daerah untuk pembuatan jaringan, lalu untuk penarikan kabel dibagi 2 bagian untuk Cluster Tebet. untuk daerah A,C dijadikan satu group daerah selatan dan daerah B,D,E dijadikan daerah utara.

Gambar 3.8 Gambar Perencanaan Cluster Tebet

3.5 Penentuan Perangkat dan Spesifikasi

Pada bagian ini juga akan dijelaskan tentang perangkat yang digunakan

dalam perancangan jaringan beserta spesifikasi, tata letak dan volumenya.

(12)

3.5.1 OLT (Optical Line Termination)

Optical Line Termination yang digunakan dalam perancangan ini sesuai dengan standard ITU-T G.984 dan yang di rekomendasikan oleh PT.Moratelindo.

Pemilihan perangkat Optical Line Termination ini dengan melihat nilai optical transmit power (Ptx) yang sebaiknya bernilai besar karena akan berpengaruh terhadap link power budget dan juga memperhitungkan nilai lebar spektral (Δσ), rise time dan fall time yang sebaiknya bernilai relative kecil karena akan berpengaruh terhadap nilai rise time budget.

Tabel 3.7 Tabel Spesifikasi OLT

[6]

3.5.2 Fiber Optic

Fiber optik yang digunakan adalah fiber optik yang sesuai dengan standar ITU-T G.652 dan drop fiber G.657. Fiber optik yang digunakan pada perancangan ini

Parameter Spesifikasi Unit

Optical Transmit Power 5 dBm

Downlink Wavelength 1490 Nm

Uplink Wavelength 1310 Nm

Video Wavelength 1550 Nm

Spectrum Width 1 Nm

Downstream Rate 2.4 Gbps

Upstream Rate 1.2 Gbps

Optical Rise Time 150 Ps

Optical Fall Time 150 Ps

Max.Work Temperature 45 ̊̊C

Min.Work Temperature -5 ̊̊C

Power Supply (DC) -48 V

(13)

adalah perangkat dengan spesifikasi yang dapat dilihat di tabel 3.8. Dari FAT sampai ke pelanggan menggunakan fiber optik ITU-T G.657 yang memiliki spesifikasi seperti pada tabel 3.8

Tabel 3.8 Tabel Spesifikasi Fiber Optik G.657

[11]

Adapun spesifikasi Fiber Optic sebagai drop Fiber G.657 dapat dilihat pada tabel 3.9 dibawah ini

Tabel 3.9 Tabel Spesifikasi Fiber Optik G.652

[12]

Parameter Spesifikasi Unit Attenuation (1310 nm) ≤ 0.35 dB/Km Attenuation (1383 nm) ≤ 0.31 dB/Km Attenuation (1550 nm) ≤ 0.21 dB/Km Attenuation (1625 nm) ≤ 0.23 dB/Km

Parameter Spesifikasi Unit Attenuation at 1310 nm ≤ 0.35 dB/Km Attenuation at 1550 nm ≤ 0.21 dB/Km Attenuation at 1490 nm ≤ 0.28 dB/Km Chromatic Dispersion

(1285nm-1330nm) ≤ 3.5 ps/(nm.km) Chromatic Dispersion

(1550nm) ≤ 18 ps/(nm.km)

(14)

3.5.3 Konektor

Konektor yang digunakan adalah konekor SC. Konektor SC digunakan pada bagian OLT,FDT,FAT dan ONT. Spesifikasi konektor seperti pada tabel 3.10

Tabel 3.10 Tabel Spesifikasi Konektor

[13]

Parameter Spesifikasi Unit Fiber Type SM 10/125 - Insertion Loss 0.2 dB

3.5.4 Splitter

Splitter yang akan digunakan ada 2 tipe yaitu splitter 1:4 dan splitter 1:8. Splitter 1:4 diletakan di FDT, sedangkan splitter 1:8 diletakan di FAT. Spesifikasi splitter dapat dilihat di tabel 3.11

Tabel 3.11 Tabel Spesifikasi Splitter

[6]

Parameter Spesifikasi Unit Insertion Loss 1:4 6 - 7.8 dB Insertion Loss 1:8 9 - 11 dB

3.5.5 ONT (Optical Network Terminal)

Optical Network Terminal yang digunakan pada perancangan ini adalah perangkat

dengan spesifikasi seperti pada tabel 3.12

(15)

Tabel 3.12 Tabel Spesifikasi ONT

[6]

3.6 Penentuan Letak Perangkat Dan Volume

Perancangan dilakukan mulai dari OLT Graha sampai ke tiap rumah pelanggan di perumahan Tebet. Fiber optik G. 652 ditarik dari OLT sampai ke FDT yang berbeda letak, bagian utara, bagian selatan, bagian timur dan bagian barat perumahan. Dari OLT Graha ditarik 144 core untuk perumahan Tebet. menuju bagian utara perumahan ditarik kabel sebanyak 36 core lalu menuju daerah selatan perumahan sebanyak 36 core. Kemudian dari FDT akan terdistribusi ke FAT dengan menggunakan G.652. Setelah dari FAT kemudian dengan menggunakan G.657 akan terdistribusi lagi ke ONT yang terletak di rumah pelanggan. Tiap FDT maksimal dapat terdistribusi ke 12 splitter 1:4 yang terdistribusi lagi ke splitter 1:8.

Pembagian pelanggan didasarkan pada letak rumah pelanggan.

Parameter Spesifikasi Unit

Downstream Rate 2.4 Gbps

Upstream Rate 1.2 Gbps

Downlink Wavelength 1490 Nm

Uplink Wavelength 1310 Nm

Video Wavelength 1550 Nm

Max.Transmission

Distance 20 Km

Power Consumption ≤ 16 Watt

Sensitivity -29 dBm

Optical Rise Time 200 Ps

Optical Fall Time 200 Ps

Max.Work Temperature 45 ̊̊C

Min.Work Temperature -5 ̊̊C

(16)

3.6.1 Lokasi FDT, FAT dan ONT

Penentuan lokasi penempatan FDT dan FAT didasarkan pada efisiensi jaringan, kebutuhan layanan akan pelanggan, dan batas minimum redaman yang diperbolehkan untuk teknologi yang digunakan. Pada FDT dan FAT didalamnya terdapat passive splitter mempunyai redaman yang cukup besar dan dapat mempengaruhi kelayakan perancangan jaringan. Penempatan FDT dilakukan dengan melihat pembagian tata letak perumahan. Untuk efisiensi kabel FDT ditempatkan di pinggir jalan pintu masuk utama perumahan, sehingga kabel terus di tanamkan sampai ke ujung rumah pelanggan tanpa ada perbalikan arah yang menuju FDT kembali. Dari gambar 3.10 terlihat bahwa perancangan jaringan FTTH dengan teknologi GPON di perumahan Cluster Tebet menggunakan 2 jenis passive splitter yaitu 1:4 dan 1:8. Passive splitter 1:4 yang terletak di FDT akan membagi daya dari kabel feeder yang masuk ke FDT ke 4 FAT. Fiber optik yang keluar dari FDT akan masuk ke FAT yang di dalamnya terdapat passive splitter 1:8.

Selanjutnya fiber optik tersebut akan menghasilkan disalurkan ke rumah-rumah pelanggan (ONT) yang berjumlah maksimal 8 pelanggan. Jadi 1 FAT diperhitungkan untuk 8 lokasi rumah. Perancangan jaringan di perumahan Cluster Tebet menggunakan teknologi FTTH (Fiber To The Home) sehingga peletakan perangkat ONT (Optical Network Terminal) berada di dalam rumah pelanggan.

Fiber optik yang berasal dari FAT akan masuk ke rumah pelanggan dan menuju

perangkat OTB. Dari perangkat OTB, fiber optik tersebut akan masuk ke perangkat

roset. Setelah keluar dari perangkat roset maka fiber optik tersebut akan masuk ke

perangkat ONT. Lokasi penempatan tata letak dapat dilihat pada gambar 3.8.

(17)

Setelah dilakukan penempatan letak perangkat, kemudian diukur jarak nya bisa dilihat pada Tabel 3.12.

Gambar 3.9 Gambar Perencanaan Splitter

(18)

Tabel 3.13 Jumlah FDT, splitter dan kabel Feeder dan jarak OLT ke FDT

FDT JARAK OLT ke FDT (m) JUMLAH FAT Spliter 1:4 Spliter 1:8 KABEL

A 3,461.97 27 7 20 24 core

B 4,160.50 36 9 27 24 core

C 4,554.18 45 12 33 24 core

D 4,729.24 40 10 30 24 core

E 4,636.17 42 11 31 24 core

F 5,400.96 36 12 24 24 core

G 5,820.70 44 8 36 24 core

H 4,218.99 36 12 24 24 core

I 5,038.97 45 10 35 24 core

J 5,525.64 28 10 18 24 core

K 6,032.08 36 12 24 24 core

3.6.2 Daftar Perangkat Yang Dibutuhkan

Setelah dilakukan perancangan maka dibuatlah daftar perangkat yang dibutuhkan dalam perancangan. Daftar perangkat berupa spesifikasi perangkat dan jumlah yang dibutuhkan. Hal ini berdasarkan perencanaan dari team Planning PT Moratelindo.

Tabel 3.14 Daftar Perangkat yang dibutuhkan

No. Perangkat Jumlah

1 OLT 1 unit

2 Feeder Cable 8 buah ± (17.357 Km)

3 FDT 11 buah

4 Passive Splitter 1:4 113 buah 5 Distribution Cable 216 buah ± (99,536 Km)

6 FAT 85 buah

7 Passive Splitter 1:8 302 buah 8 Drop Cable 4263 buah (426,3 Km)

9 ONT 4263 buah

10 Konektor SC 4263 buah

11 Sambungan Splice 200 buah

(19)

3.7 Konfigurasi Jaringan Akses FTTH

Pada gambar 3.8 dan Tabel 3.12 kita dapat melihat Konfigurasi jaringan FTTH menggunakan teknologi GPON dari OLT Menteng sampe rumah pelanggan.

Ditarik kabel berjumlah 144 core lalu dibagi ke 11 FDT, dari FDT beberapa kabel digunakan untuk menyalurkan ke masing-masing FAT. Sisa dari kabel FDT yang murni tidak terpakai disimpan sebagai cadangan. Lalu dari FAT disalurkan lagi ke rumah-rumah pelanggan.

Gambar 3.10 Konfigurasi Jaringan FTTH

Referensi

Dokumen terkait

Belanja modal Pengadaan alat-alat angkutan darat bermotor station wagon

Analisis cluster merupakan salah satu teknik statistik multivariat yang tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi kelompok dari objek berdasarkan karakteristik

Perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini sehingga meningkatkan persaingan dengan teknologi informasi yang cukup tinggi pula dan dilengkapi

perbuatan. Karena ada aksi dan reaksi, maka interaksi pun terjadi. Karena itu, interaksi akan berlangsung bila ada hubungan timbal balik antara dua orang atau

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) MENGGUNAKAN GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) UNTUK PERUMAHAN JINGGA BANDUNG.. NETWORK DESIGN OF FIBER TO THE HOME (FTTH)

Setelah pengukuran jarak antar perangkat di dapat, jarak tersebut akan menentukan besar redaman dari perancangan jaringan FTTH dengan Teknologi GPON di perumahan

Perkembangan teknologi informasi mengakibatkan permintaan pelanggan terhadap teknologi telekomunikasi pun meningkat, khususnya permintaan pada triple play maka dari

Nelayan Kabupaten Aceh Barat masih menggunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan yaitu mini trawl untuk penangkapan rajungan (portunus pelagicus spp.), sehingga akan berdampak