• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL INTERVENSI PAIN DAN CANCER PAIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MODUL INTERVENSI PAIN DAN CANCER PAIN"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL

INTERVENSI PAIN DAN CANCER PAIN

EDITOR :

IGN Mahaalit Aribawa

CO EDITOR :

Tjokorda Gde Agung Senapathi I Made Gede Widnyana

PROGRAM STUDI ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA 2016

(2)

MODUL INTERVENSI PAIN DAN CANCER PAIN

EDITOR :

dr. I Gusti Ngurah Mahaalit Aribawa, Sp.An, KAR, FIPM

PROGRAM STUDI ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

(3)

MODUL INTERVENSI PAIN DAN CANCER PAIN

ISBN : 978-602-51029-5-0

EDITOR : dr. IGN Mahaalit Aribawa, SpAn, KAR, FIPM

Penerbit :

Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi FK UNUD

Jalan Kesehatan Nomor 1 Telp: (0361) 235980 Denpasar. Bali 80114

Distributor Tunggal :

Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi FK UNUD

Cetakan Pertama, Desember 2017

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang All Right Reserved

(4)

TIM PENYUSUN / KONTRIBUTOR

Made Wiryana, Prof., Dr., dr. SpAn., KIC., KAO Guru Besar

Spesialis Anestesi

Konsultan Intensive Care Konsultan Anestesi Obstetrik

SMF Anestesiologi dan Terapi Intensif

Fakultas Kedokeran Universitas Udayana-RSUP Sanglah Denpasar-Bali

I Gede Budiarta, dr., SpAn., KMN Spesialis Anestesi

Konsultan Manajemen Nyeri

SMF Anestesiologi dan Terapi Intensif

Fakultas Kedokeran Universitas Udayana-RSUP Sanglah Denpasar-Bali

Tjokorda Gde Agung Senapathi, Dr., dr., SpAn., KAR Spesialis Anestesi

Konsultan Anestesi Regional

SMF Anestesiologi dan Terapi Intensif

Fakultas Kedokeran Universitas Udayana-RSUP Sanglah Denpasar-Bali

I Made Gede Widnyana, dr., SpAn., MKes., KAR Spesialis Anestesi

Konsultan Anestesi Regional

SMF Anestesiologi dan Terapi Intensif

Fakultas Kedokeran Universitas Udayana-RSUP Sanglah Denpasar-Bali

(5)

Halaman ini sengaja dibiarkan kosong

(6)

KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Essa/ Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan telah selesainya penyusunan Modul Kompetensi Intervensi Pain and Cancer Pain Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, karena berkat rahmat-Nya segala sesuatu dapat terwujud.

Pada kesempatan ini kami sampaikan ucapan terima kasih kepada segenap Tim Penyusun Modul Kompetensi Intervensi Pain and Cancer Pain Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang dengan segenap kemampuan telah dapat menyelesaikan buku ini.

Demikian Modul Kompetensi Intervensi Pain and Cancer Pain Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ini disusun dan saran-saran yang bersifat membangun akan sangat kami harapkan.

Ketua Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

MADE WIRYANA NIP. 19540504 1981031004

(7)

Halaman ini sengaja dibiarkan kosong

(8)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

BAB 1. Kompetensi Pencitraan Radiologi ... 1

BAB 2. Modul Spinal Radioanatomi ... 3

BAB 3. Kompetensi Surat Persetujuan Untuk Prosedur Penanganan Nyeri Intervensi ... 5

BAB 4. Modul Kompetensi Evaluasi Nyeri Pasien ... 6

BAB 5 Interventional Pain Pendekatan Epidural Lumbal, Caudal ... 9

BAB 6. Modul Lumbal Facet dan Median Branch Blok ... 11

BAB 7 Modul Kompetensi Penanganan Nyeri Sacroilliac Joint ( SIJ ) ... 13

BAB 8. Modul Kompetensi Radiofrekuensi Koagulasi ... 15

BAB 9. Modul Kompetensi Blok Lumbar Simpatis ... 17

BAB 10. Modul Kompetensi Nyeri Kanker ... 19

(9)

Halaman ini sengaja dibiarkan kosong

(10)

1 BAB 1

KOMPETENSI PENCITRAAN RADIOLOGI Made Wiryana

Tujuan pembelajaran umum

Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memiliki pengetahuan tentang sejarah dari pencitraaan radiologi, karakteristik radiasi, refleksi fisika dari proses pencitraan, dan radiasi medis beserta batas aman paparan dari proses radiasi atau pencitraan.

Tujuan pembelajaran khusus

1. Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan memiliki pengetahuan dalam dasar pencitraan radiologi secara kognitif, psikomotor, hubungan / komunikasi interpersonal dan profesionalisme:

Kognitif

1. Mampu menjelaskan sejarah dari terbentuknya pencitraan radiolagi.

2. Mampu menjelaskan struktur atom pembentuk pencitraan radiologi.

3. Mampu menjelaskan orbit electron dan level energy dalam pencintraan radiologi 4. Mampu menjelaskan spectrum electromagnet dalam pencintraan radiologi 5. Mampu menjelaskan produksi sinar X dalam pencitraan radiologi.

6. Mampu menjelaskan karakteristik radiasi dalam pencitraan radiologi.

7. Mampu menjelaskan tentang gambaran fluoroscopic dalam pencitraan radiologi.

8. Mampu menjelaskan Radiasi medis dalam pencitraan radiologi.

9. Mampu menjelaskan batas aman dalam proses radiasi atau pencitraan.

Psikomotor

1. Mampu memilih tindakan pencitraan yang digunakan dalam praktek intervensi nyeri 2. Mengetahui prinsip keamanan bagi pasien dan operator C-arm

3. Mampu menggunakan C-arm dengan berbagai posisi dan mauver yang diperlukan untuk intervensi nyeri

Komunikasi/Hubungan interpersonal

1. Mampu menjelaskan kepada pasien tentang keperluan dilakukannya pencitraan radiologi.

2. Mampu menjelaskan pada pasien tentang efek yang ditimbulkan dari proses pencitraan radiologi.

(11)

2 Profesionalisme

1. Mampu bekerja sesuai standar prosedur secara efisien.

2. Mampu menjamin keamanan diri dan lingkungan sekitar saat prosedur pencitraan dilakukan.

(12)

3 BAB 2

MODUL SPINAL RADIOANATOMI I Gede Budiarta

Tujuan pembelajaran umum

Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memiliki pengetahuan tentang Spinal radioanatomi, fluoroskopi pada blok saraf spinal, cervical, thoracal, lumbal dan anatomi orentasi tulang belakang.

Tujuan pembelajaran khusus

Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan memiliki kemampuan untuk mengetahui anatomi tulang vertebrae yang terdiri dari cervical, thoracal, lumbal, pengenalan mengenai pengetahuan spinal radiotomi dan flouroskopi pada penggunaan blok saraf.

Kognitif

1. Mampu menjelaskan jenis-jenis anatomi tulang belakang.

2. Mampu menjelaskan fluoroskopi dapat di pakai pada blok spinal, cervical, thorakal lumbal.

3. Mampu menjelaskan pengertian lordosis.

4. Mampu menjelaskan scoliosis.

5. Mampu menjelaskan stuktur khas vertebra secara radioanatomi.

6. Mampu menjelaskan pengertian pedikel.

7. Mampu menjelaskan lamina.

8. Mampu menjelaskan tentang vertebra thorakal, lumbal dan sacral Psikomotor

1. Mampu menjelaskan dan identifikasi anatomi tulang vertebrae, thoracal, lumbal dan os sacrum

2. Mampu melakukan pencitraan radiologi tulang belakang dengan teknik yang benar 3. Mampu identifikasi facet joint, lamina, pedikel, proses spinosus dan prosesu

transversus

4. Mampu memilih tempat yang aman untuk memasukan jarum ke daerah spinal

5. Mampu memilih tempat yang aman untuk memasukan jarum ke daerah epidural dan transforainal

(13)

4

6. Mampu mengerti gambar radiologi untuk melihat foramen persarafan pada daerah lumbal

Komunikasi/Hubungan interpersonal

1. Mampu berkomunikasi dengan pasien mengenai penanganan nyeri menggunakan teknik pencitraan radiologi

2. Mampu berkomunikasi dengan dokter disiplin lain yang mengkonsulkan psien nyeri 3. Mampu berkomunikasi dengan radiographer yang membantu operasional C-arm Profesionalisme

1. Mampu bekerja sesuai standar prosedur secara efisien.

2. Mampu bekerja secara aman dan berhati- hati

(14)

5 BAB 3

SURAT PERSETUJUAN

UNTUK PROSEDUR PENANGANAN NYERI INTERVENSI Made Wiryana

Tujuan pembelajaran umum

Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memiliki pengetahuan dan mampu memberikan informasi kepada pasien dan kerabat pasien tentang kondisi pasien, prosedur tindakan serta efek yang dapat terjadi, hasil yang didapatkan dan komplikasi yang tidak diinginkan yang dapat terjadi

Tujuan pembelajaran khusus

Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan memiliki kemampuan untuk:

Kognitif

1. Mampu menjelaskan secara rinci tentang tindakan dan prosedur penanganan nyeri intervensi

2. Mampu menjelaskan kepada pasien dan kerabatnya dengan bahasa yang mudah dimengerti tentang kemungkinan hasil dari tindakan yang dilakukan

3. Mampu menjelaskan kepada pasien dan kerabatnya dengan bahasa yang mudah dimengerti mengenai efek samping atau komplikasi yang kemungkinan terjadi pada tindakan penanganan nyeri intervensi

Komunikasi / Hubungan interpersonal

1. mampu menjelaskan secara rinci kepada pasien dan kerabatnya tentang kemungkinan hasil dari tindakan yang dilakukan

2. Mampu menjelaskan secara rinci tentang tindakan dan prosedur penanganan nyeri intervensi

3. Mampu berkomunikasi dengan sejawat operator dan tenaga medis yang terkait bila timbul efek samping dan gejala toksisitas, bekerjasama mengatasi komplikasinya.

Profesionalisme

1. Mampu berkomunikasi dengan baik kepada pasien dan keluarga pasien, memberikan informasi tindakan yang akan dilakukan meliputi prosedur tindakan, keuntungan ataupun komplikasi yang terjadi secara efektif

2. Mampu bekerja sesuai dengan prosedur.

3. Mampu bekerjasama dengan sejawat operator dan tenaga medis terkait sehubungan dengan tindakan penanganan intervensi nyeri

(15)

6 BAB 4

EVALUASI NYERI PASIEN I Gede Budiarta

Tujuan Pembelajaran Umum

Setelah mempelajari modul ini peserta didik diharapkan mampu dan memahami tentang peran penting ilmu dan tim multidisiplin dalam menangani dan evaluasi nyeri, yang melibatkan dokter-dokter spesialisasi yang beraneka ragam yang juga melibatkan dokter umum, terapis fisik, terapis kesehatan kerja, perawat nyeri, pekerja social, konsultan, dan staf pembantu lainnya. Peserta didik juga diharapkan juga untuk mampu dalam evaluasi nyeri secara holistik, yang terdiri dari Anamnesis (Anamnesis Umum, Keluhan Utama, Riwayat Nyeri, Diagram Nyeri, Riwayat Pengobatan Terdahulu, Riwayat keluarga, Riwayat personal), Pemeriksaan Fisik (Pemeriksaan Umum, Pemeriksaan Sistemik, Pemeriksaan Lokal, Pemeriksaan Neurologis), dan tes diagnostik umum dan test diagnostik secara khusus.

Tujuan Pembelajaran Khusus

I. Mampu memahami cabang ilmu yang terlibat dalam menangani nyeri Kognitif

1. Mampu mamahami berbagai pengetahuan terkait dengan bidang ilmu yang berhubungan dengan manajemen nyeri

2. Mampu menjelaskan jenis jenis pemeriksaan yang diperlukan untuk diagnosis dan penanganan nyeri

3. Mampu mengenali bidang ilmu yang akan dikonsultasikan untuk diagnosis dan penanganan nyeri

Psikomotor

1. Mampu memilih alat alat penunjang untuk mendiagnosis nyeri 2. Mampu mengenali tanda klinis dan melakukan pemeriksaan nyeri 3. Mampu mengenali tanda klinis komplikasi dari nyeri

Komunikasi

1. Mampu menjelaskan kepada pasien tentang efek nyeri

2. Mampu menjelaskan kepada operator tentang efek dan komplikasi dari nyeri

3. Mampu berkomunikasi sejawat operator dan tenaga medis lainnya yang tekait bila timbul efek samping dari nyeri

(16)

7 Profesionalisme

1. Mampu bekerja sesuai standar prosedul secara efisien

2. Mampu menjaga membina kerja sama dengan bidang lainnya yang terkait dengan nyeri

II. Melakukan Anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang dalam evaluasi nyeri

Kognitif

1. Mampu menjelaskan tentang cara evaluasi nyeri

2. Mampu menjelaskan tentang cara anamnesa yang sistematis 3. Mampu menjelaskan peenggunaan VAS pada evaluasi nyeri

4. Mampu menjelaskan tentang kuisoner nyeri sebagai pedoman evaluasi nyeri

5. Mampu menjelaskan tentang hubungan pola pikir pasien, permasalahan medisnya, harapannya, dan pilihan terapi yang memungkinkan baginya dalam evaluasi nyeri 6. Mampu menjelaskan tentang karakteristik nyeri, yaitu letak, onset, variasi nyeri harian,

tingkat keparahan, faktor pemberat, faktor peringan, nyeri

7. Mampu menjelaskan tentang terapi dan kebiasaan sosial dalam hubungannya pada evaluasi nyeri

8. Mampu menjelaskan tentang pemeriksaan fisik yang dilakukan evaluasi nyeri 9. Mampu menjelaskan pemeriksaan inspeksi dan palpasi pada pemeriksaan fisik

10. Mampu menjelaskan pemeriksaan neurologis pada evaluasi nyeri, baik motoris, cerebrum, fungsi simpatis.

11. Mampu menjelaskan tes diagnostik baik umum dan khusus yang digunakan untuk evaluasi nyeri.

Psikomotor

1. Mampu melakukan wawancara yang efektif dan efisien

2. Mampu melakukan pemeriksaan fisik secara cermat dan sistematis 3. Mampu menggunakan alat bantu yang sesuai dalam mengevaluasi nyeri

4. Mampu memilih tes diagnostik yang digunakan dalam penegakan diagnosa dan evaluasi nyeri

Komunikasi/hubungan interpersonal

1. Mampu membangun hubungan saling percaya dan terbuka terhadap pasien 2. Mampu membangun rasa nyaman pada pasien selama pemeriksaan

3. Mampu menjelaskan tata cara serta tujuan pada pemeriksaan yang dilakukan

(17)

8

4. Mampu menjelaskan efek samping dan komplikasi pemeriksaan yang dilakukan

Profesionalisme

1. Mampu melakukan anamnesa, pemeriksaan fisik dan penunjang secara lege artis dan sesuai prosedur yang berlaku

2. Mampu menjamin ketersediaan SOP alat bantu yang dibutuhkan

3. Mampu memahami, memberikan penjelasan kepada pasien atau keluarganya tentang evaluasi nyeri pasien sesuai hak pasien.

(18)

9 BAB 5

INTERVENTIONAL PAIN

PENDEKATAN EPIDURAL LUMBAL, CAUDAL Tjokorda Gde Agung Senapathi

Tujuan pembelajaran umum

Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memiliki pengetahuan dan mampu melakukanintervensi nyeri yang meliputi penanganan nyeri dengan menggunakan neuroaxial blok epidural, lumbar dan caudal, pada materi ini peserta didik dijelaskan tentang anatomi, indikasi, kontraindikasi, prosedur tindakan, serta obat-obat yang digunakan untuk penangan nyeri dengan neuroaxial blok epidural, lumbar, caudal dengan baik dan benar

Tujuan pembelajaran khusus

Setelah mengikuti perkuliahan ini peserta didik akan memiliki kemampuan untuk:

1. Mampu menjelaskann mengenai intervensi nyeri dengan blok neuroaxial epidural, lumbar dan caudal

2. Mampu menjelaskan anatomi ruang epidural, lumbar dan caudal

3. Mampu menjelaskan indikasi dan kontraindikasi penggunaan multimodal intervensi yeri dengan neuroaxila blok epidural, lumbar dan caudal.

4. Mampu menjelaskan teknik dan prosedur serta obat-obatan yang digunakan saat dilakukan intervensi penanganan nyeri neuroaxial blok epidural, lumbar, caudal.

5. Peserta didik mengetahui keuntungan dan komplikasi yang didapat dengan penanganan nyeri neuroaxial blok epidural, lumbal dan caudal

Psikomotor

1. Mampu memilih dan mempersiapkan alat-alat yang digunakan sesuai prosedur tindakan pemasangan blok epidural, lumbal dan caudal

2. Mampu menyiapkan obat-obatan yang diperlukan untuk tindakan intervensi nyeri di daerah neuroaxial blok epidural, lumbal, caudal.

3. Mampu menggunakan obat-obatan yang sesuai dengan dosis yang telah ditentukan secara benar

4. Mampu menyiapkan keseterilan alat serta bekerja sesuai prosedur tindakan.

5. Mampu mengenali tanda-tanda klinis bila terjadi efek samping dan toksisitas akibat pemberian obat-obatan serta tindakan yang digunakan untuk tindakan intervensi nyeri,

(19)

10

6. Mampu mencegah dan mengatasi komplikasi yang terjadi akibat pemberian obat dan tindakan yang dilakukan pada saat melakukan tindakan intervensi nyeri neuroaxial blok epidural, lumbal, caudal

Komunikasi/Hubungan interpersonal

1. Mampu menjelaskan kepada pasien tentang efek yang menguntungkan serta komplikasi yang dapat ditimbulkan obat serta tindakan yang akan dilakukan 2. Mampu menjelaskan kepada sejawat operator tentang manfaat serta efek samping

dan komplikasi yang dapat timbul dari pemberian obat serta tindakan neuroaxial blok penanganan epidural, lumbar, dan caudal.

3. Mampu berkomunikasi dengan sejawat operator dan tenaga medis yang terkait bila timbul efek samping dan gejala toksisitas, bekerja sama mengatasi komplikasinya.

Profesionalisme

1. Mampu bekerja sesuai standar prosedur secara efisien.

2. Mampu menjamin ketersediaan dan sterilitas jenis obat anastesi lokal serta kontras yang akan digunakan dengan sesuai dosis, konsentrasi dan pengenceran, penambahan adjuvan yang sesuai dengan indikasi dan kebutuhan tindakan penanganan intervensi nyeri pendekatan ruang epidural, lumbar dan caudal.

(20)

11 BAB 6

LUMBAL FACET DAN MEDIAN BRANCH BLOK I Made Gede Widnyana

Tujuan pembelajaran umum

Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memiliki pengetahuan dan mampu melakukan anestesia regional yang meliputi anestesia blok lumbar facet dan median branch block secara baik dan benar.

Tujuan pembelajaran khusus

Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan memiliki kemampuan untuk:

1. Mampu menjelaskan anatomi sendi facet dan tulang belakang.

2. Mampu menjelaskan patofisiologi terjadinya nyeri para proses trauma maupun degenerative

3. Mampu melakukan evaluasi dan diagnosa nyeri punggung

4. Mampu menjelaskan kontra indikasi tindakan facet block, median branch block dan injeksi intra artikular.

5. Mampu menjelaskan peralatan yang dibutuhkan untuk melakukan tindakan facet block, median branch block

6. Mampu menjelaskan berbagai pendekatan dan teknik untuk melakukan injeksi facet joint.

Kognitif

1. Mampu menjelaskan anatomi dari tulang belakang beserta kompartemennya.

2. Mampu menjelaskan anatomi sendi facet dan cabang cabang inervasi sarafnya.

3. Mampu menjelaskan kontraindikasi tindakan.

4. Mampu menjelaskan jenis anestesi lokal dan kortikosteroid yang digunakan untuk tindakan.

5. Mampu menjelaskan persiapan alat dan obat anestesi lokal dan kortikosteroid yang akan dipakai untuk melakukan tindakan.

6. Mampu menjelaskan prosedur median branch dan facet block dengan pendekatan intralaminar, transforaminal, dan caudal.

7. Mampu menjelaskan posisi pasien dalam melakukan tindakan median branch dan facet block.

(21)

12

8. Mampu menjelaskan indikasi dan kontraindikasi tindakan anestesia median branch dan facet block.

9. Mampu menyebutkan jenis obat, dosis, konsentrasi, pengenceran, mula kerja, lama kerja obat anestesi lokal dan kortikosteroid yang dapat dipakai untuk anestesia blok median branch dan facet block.

10. Mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran obat yang diinjeksikan serta proyeksi dari C-arm terhadap penyebaran obat.

Psikomotor

1. Mampu memilih dan mempersiapkan jenis obat anastesi lokal, kortikosteroid yang akan dipakai dengan dosis, konsentrasi dan pengenceran.

2. Mampu menjaga sterilitas dan melakukan penyimpanan obat anestesi lokal, kortikosteroid dengan baik dan benar selama tindakan.

3. Mampu mempersiapkan posisi pasien sebelum melakukan tindakan.

4. Mampu mengatur posisi C-arm yg diperlukan 5. Mampu identifikasi facet joint

6. Mampu identifikasi prosesus tranversus dan pedikel

7. Melakukan identifikasi tempat insersi jarum dan evaluasi posisi jarum secara berkelanjutan

8. Melakukan identifikasi posisi nervus median yang mensarafi facet joint

9. Mampu melakukan injeksi obat de nervus media secara hati0hati dan lege artis Komunikasi/Hubungan interpersonal

1. Mampu menjelaskan kepada pasien tentang rencana tindakan dan prosedur yang akan dilakukan

2. Mampu menjelaskan kepada pasien tentang efek yang ditimbulkan obat anestesi lokal dan kortikosteroid

3. Mampu berkomunikasi dengan sejawat dan tenaga medis lainnya dalam menangani efek samping dan komplikasi akibat tindakan.

Profesionalisme

1. Mampu bekerja sesuai standar prosedur secara efisien.

2. Mampu menjamin ketersediaan dan sterilitas jenis obat anastesi lokal dan kortikosteroid yang akan dipakai dengan dosis, konsentrasi dan pengenceran yang sesuai.

(22)

13 BAB 7

PENANGANAN NYERI SACROILLIAC JOINT ( SIJ ) Tjokorda Gde Agung Senapathi

Tujuan pembelajaran umum

Setelah mengikuti perkuliahan ini peserta didik memiliki pengetahuan dan mampu melakukan penanganan nyeri yang meliputi penanganan nyeri dengan menggunakan blok saraf perifer persendian sacroiliac joint, pada materi ini peserta didik dijelaskan tentang anatomy, indikasi, kontraindikasi, prosedur tindakan, serta obat-obat yang digunakan untuk penanganan nyeri dengan blok sacroiliac joint dengan baik dan benar

Tujuan pembelajaran khusus Kognitif

Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan memiliki kemampuan untuk:

1. Mampu menegakkan diagnose nyeri SIJ

2. Mampu menjelaskan mengenai intervensi nyeri sacroiliac joint

3. Mampu menjelaskan anatomi yang melewati persarafan sacroiliac joint

4. Mampu menjelaskan indikasi dan kontraindikasi penggunaan multimodal intervensi yeri dengan blok saraf tepi sacroiliac joint

5. Mampu menjelaskan teknik dan prosedur serta obat-obatan yang digunakan saat dilakukan intervensi penanganan nyeri sacroiliac joint.

6. Peserta didik mengetahui keuntungan yang didapat dengan teknik sacroiliac joint Psikomotor

1. Mampu memilih dan mempersiapkan alat-alat yang digunakan sesuai prosedur tindakan sacroiliac joint

2. Mampu menyiapkan obat-obatan yang diperlukan untuk tindakan intervensi nyeri blok saraf sacroilliac.

3. Mampu menggunakan obat-obatan yang sesuai dengan dosis yang telah ditentukan secara benar

4. Mampu menyiapkan keseterilan alat serta bekerja sesuai prosedur tindakan.

5. Mampu menggunakan C-Arm secara benar untuk membantu intervensi SIJ 6. Mampu melakukan identifikasi os sacrum dan sacroiliac joint secara benar

(23)

14

7. Mampu melakukan insersi jarum secara benar dan identifikasi posisi jarum secara benar dengan bantuan kontras dan C-arm

8. Mampu mengenali tanda-tanda klinis bila terjadi efek samping dan toksisitas akibat pemberian obat-obatan serta tindakan yang digunakan untuk tindakan intervensi nyeri, 9. Mampu mencegah dan mengatasi komplikasi yang terjadi akibat pemberian obat dan

tindakan yang dilakukan pada saat melakukan tindakan intervensi nyeri sacroiliac joint

Komunikasi/Hubungan interpersonal

1. Mampu menjelaskan kepada pasien tentang efek yang meguntungkan serta komplikasi ditimbulkan obat serta tindakan yang akan dilakukan

2. Mampu menjelaskan kepada sejawat tentang manfaat serta efek samping dan komplikasi yang dapat timbul dari pemberian obat serta tindakan blok saraf sacroiliac joint.

3. Mampu berkomunikasi dengan tenaga medis yang terkait bila timbul efek samping dan gejala toksisitas, bekerja sama mengatasi komplikasinya.

Profesionalisme

1. Mampu bekerja sesuai standar prosedur secara efisien.

2. Mampu menjamin ketersediaan dan sterilitas jenis obat anastesi lokal serta kontras yang akan digunakan dengan sesuai dosis, konsentrasi dan pengenceran, penambahan adjuvan yang sesuai dengan indikasi dan kebutuhan tindakan sacroiliac joint.

3. Mampu memahami, memberikan penjelasan kepada pasien atau keluarganya tentang kondisi pasien sesuai hak pasien.

(24)

15 BAB 8

MODUL KOMPETENSI RADIOFREKUENSI KOAGULASI I Made Gede Widnyana

Tujuan pembelajaran umum

Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memiliki pengetahuan mengenai radiofrekuensi koagulasi dan mampu melakukan seleksi pasien, melihat indikasi maupun kontraindikasi, dan mampu melakukan tindakan radiofrekuensi koagulasi dengan baik dan benar.

Tujuan pembelajaran khusus

Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan memiliki kemampuan untuk memilih prosedur terapi radiofrekuensi dan melakukan prosedur radiofrekuensi secara tepat dan aman

Kognitif

1. Mengevaluasi pasien dengan nyeri kronis dan mengerti pilihan tindakan prosedur untuk mengatasi nyeri kronis tersebut.

2. Mengetahui prinsip dan cara kerja radiofrekuensi

3. Mengetahui prosedur radiofrekuensi koagulasi untuk mengatasi nyeri kronis.

4. Mengetahui pilihan kriteria seleksi pasien nyeri kronis yang dapat menjalani prosedur radiofrekuensi koagulasi.

5. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi tindakan radiofrekuensi koagulasi.

Psikomotor

1. Mampu identifikasi saraf yang menjadi target radiofrekuensi

2. Mampu melakukan tes sensorik sebelum prosedur radiofrekuensi dilakukan 3. Mampu melakukan tes motorik sebelum prosedur radiofrekuensi dilakukan 4. Mampu melakukan tindakan prosedur radiofrekuensi koagulasi.

Komunikasi/Hubungan Interpersonal

1. Mampu menjelaskan kepada pasien mengenai tindakan prosedur radiofrekuensi koagulasi.

2. Mampu menjelaskan keutungan radiofrekuensi

3. Mampu menjelaskan efek samping dan komplikasi radiofrekuensi serta alternative terapinya

(25)

16 Profesionalisme

1. Mampu bekerja sesuai standar prosedur secara efisien.

2. Mampu memahami, memberikan penjelasan kepada pasien atau keluarganya tentang kondisi pasien sesuai hak pasien.

(26)

17 BAB 9

MODUL KOMPETENSI BLOK LUMBAR SIMPATIS Tjokorda Gde Agung Senapathi

Tujuan pembelajaran umum

Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memiliki pengetahuan dan mampu melakukan blok lumbar simpatis.

Tujuan pembelajaran khusus

Setelah mengikuti sesi ini peserta didik akan memiliki kemampuan untuk:

1. Mengenali anatomi saraf simpatis di daerah lumbal.

2. Memahami nyeri kronik yang berhubungan dengan rantai simpatis lumbal 3. Indikasi dari blok

4. Teknik melakukan blok 5. Pemilihan obat blok

6. Komplikasi yang mungkin muncul

Kognitif

1. Mampu menjelaskan anatomi saraf simpatis di daerah lumbal 2. Mampu menjelaskan teknik blok lumbar simpatik

3. Mampu menjelaskan jenis jenis anestesi lokal

4. Mampu menjelaskan mekanisme kerja dan sifat obat anestesi lokal.

5. Mampu menjelaskan jenis-jenis serabut syaraf yang dihambat serta jenis hambatan yang dihasilkan dan cara pengecekkannya.

6. Mampu menjelaskan dosis, dosis maksimum, mula kerja, masa kerja, cara pemberian masing-masing obat anestesi lokal.

7. Mampu menjelaskan berbagai efek samping dan toksisitas yang dapat ditimbulkan obat anestesi lokal beserta tanda-tanda klinisnya.

8. Mampu menjelaskan cara mencegah dan menangani komplikasinya yang mungkin timbul saat tindakan blok lumbar simpatis.

(27)

18 Psikomotor

1. Mampu melakukan teknik blok lumbar simpatis

2. Mampu mempergunakan C-arm untuk blok simpatis lumbal

3. Mampu memilih dan mempersiapkan jenis obat anastesi lokal yang akan dipakai dengan dosis, konsentrasi dan pengenceran, penambahan adjuvan yang sesuai dengan indikasi dan kebutuhan.

4. Mampu memakai obat anestesi lokal dengan cara pemberian yang benar.

5. Mampu menjaga sterilitas dan melakukan penyimpanan obat anestesi lokal dengan baik dan benar.

6. Mampu mengenali tanda-tanda klinis dan melakukan pemeriksaan adanya hambatan simpatis saat obat anestesi lokal mulai bekerja atau akan habis.

7. Mampu mengenali tanda-tanda klinis bila terjadi efek samping dan toksisitas akibat pemberian obat anestesi lokal.

8. Mampu mencegah dan mengatasi komplikasi yang terjadi akibat blok lumbar simpatis.

Komunikasi/Hubungan interpersonal

1. Mampu menjelaskan kepada pasien tentang efek yang ditimbulkan obat anestesi lokal dan resiko yang dapat timbul akibat blok lumbar simpatis.

2. Mampu menjelaskan kepada sejawat operator tentang manfaat serta efek samping dan komplikasi yang dapat timbul dari tindakan blok lumbar simpatis

3. Mampu berkomunikasi dengan sejawat operator dan tenaga medis yang terkait bila timbul efek samping dan gejala toksisitas, bekerja sama mengatasi komplikasinya.

Profesionalisme

1. Mampu bekerja sesuai standar prosedur secara efisien.

2. Mampu menjamin ketersediaan dan sterilitas jenis obat anastesi lokal yang akan dipakai dengan dosis, konsentrasi dan pengenceran, penambahan adjuvan yang sesuai dengan indikasi dan kebutuhan.

3. Mampu memahami, memberikan penjelasan kepada pasien atau keluarganya tentang kondisi pasien sesuai hak pasien.

(28)

19 BAB 10

MODUL KOMPETENSI NYERI KANKER I Gede Budiarta

Tujuan pembelajaran umum

Setelah menyelesaikan modul ini, peserta didik mampu menjelaskan patofisiologi nyeri kanker, melakukan assesment nyeri kanker dan breakthrough pain , melakukan pengelolaan nyeri kanker dan breakthrough pain dengan pendekatan farmakologis dan non farmakologis, menggunakan tehnik non invasif maupun invasif.

Tujuan pembelajaran khusus

Setelah mengikuti sesi ini peserta didik memiliki kemampuan untuk:

I. Menguasai patofisiologi nyeri kanker.

Kognitif

1. Mampu menjelaskan patofisiologi nyeri kanker.

2. Mampu menjelaskan mekanisme terjadinya nyeri kanker.

3. Mampu menjelaskan jenis-jenis nyeri kanker.

4. Mampu menjelaskan tentang cancer pain syndrome.

Psikomotor

1. Mampu menjelaskan patofisiologi dan mekanisme molekuler yang terlibat dalam terjadinya nyeri kanker.

2. Mampu mengenali jenis-jenis nyeri kanker

3. Mampu mengenali terjadinya cancer pain syndrome.

Komunikasi/Hubungan interpersonal

1. Mampu menjelaskan kepada pasien dan keluarga pasien tentang bagaimana terjadinya nyeri pada pasien yang menderita kanker.

2. Mampu berkomunikasi yang baik dengan sejawat di bidang lain dalam penanganan pasien kanker.

3. Mampu berkomunikasi yang baik dengan tim perawat tentang jenis nyeri yang dapat terjadi pada penderita kanker.

Profesionalisme

1. Mampu bekerja sesuai standar prosedur secara efisien.

(29)

20

2. Mampu menjamin adanya kecukupan informasi dan edukasi tentang nyeri kanker.

II. Melakukan assesment nyeri kanker dan breakthrough pain.

Kognitif

1. Mampu menjelaskan cara assesment dan reassesment pada nyeri kanker dengan menggunakan penilaian nyeri yang merefleksikan sumber nyeri multidimensional dengan Brief Pain Inventory.

2. Mampu menjelaskan elemen inti dari initial assesment.

3. Mampu menjelaskan tentang breakthrough pain dan menjelaskan tentang cara untuk melakukan assesment breakthrough pain.

4. Mampu menjelaskan faktor psikososial pada nyeri kanker.

5. Mampu menjelaskan faktor spiritual pada nyeri kanker.

6. Mampu menjelaskan hambatan dan solusi dalam melakukan assesment yang akurat pada pasien nyeri kanker.

Psikomotor

1. Mampu melakukan assesment dan reassesment pada nyeri kanker dengan menggunakan penilaian nyeri yang merefleksikan sumber nyeri multidimensional dengan Brief Pain Inventory.

2. Mampu melakukan penilaian elemen inti dari initial assesment.

3. Mampu mengenali dan melakukan assesment terjadinya breakthrough pain pada pasien nyeri kanker.

4. Mampu melalukan penilaian aspek psikososial pada pasien nyeri kanker.

5. Mampu melakukan penilaian aspek spiritual pada pasien nyeri kanker.

6. Mampu mengenali hambatan dalam melakukan assesment yang akurat pada pasien nyeri kanker dan dapat melakukan tindakan antisipasi untuk mengatasi hambatan- hambatan dalam melakukan assesment yang akurat pada pasien nyeri kanker.

Komunikasi/Hubungan interpersonal

1. Mampu menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien tentang kondisi pasien setelah dilakukan penilaian nyeri awal dan penilaian nyeri lanjutan.

2. Mampu menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien tentang kondisi pasien yang terjadi breakthrough pain pada pasien nyeri kanker.

3. Mampu menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien mengenai faktor-faktor psikososial dan spiritual yang dapat mempengaruhi penilaian nyeri seperti ketakutan, kecemasan, pola tidur, perubahan mood, pengaruh ekonomi dan dukungan spiritual.

(30)

21

4. Mampu mengkomunikasikan dengan pasien atau keluarga pasien hambatan dalam melakukan assesment yang akurat pada pasien nyeri kanker sehingga dapat melakukan tindakan antisipasi untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam melakukan assesment yang akurat pada pasien nyeri kanker.

5. Mampu berkomunikasi yang baik dan efektif dengan sejawat lain yang merawat bersama pasien dengan nyeri kanker sehingga terdapat kesepahaman penilaian nyeri kanker dan breakthrough pain.

6. Mampu berkomunikasi yang baik dan efektif dengan perawat yang merawat pasien dengan nyeri kanker sehingga terdapat kesepahaman penilaian nyeri kanker dan breakthrough pain.

Profesionalisme

1. Mampu bekerja sesuai prosedur dengan efisien.

2. Mampu melakukan assesment dan reassesment nyeri pada pasien dengan nyeri kanker dan breakthrough pain.

3. Mampu berinteraksi dengan sejawat lain maupun tenaga paramedik dan tenaga medis lain atas dasar menghargai kompetensi masing-masing.

4. Mampu memahami, memberikan penjelasan kepada pasien atau keluarganya tentang kondisi pasien sesuai hak pasien.

III. Melakukan pengelolaan nyeri kanker dan breakthrough pain dengan pendekatan farmakologis dan non farmakologis, menggunakan tehnik non invasif maupun invasif.

Kognitif

1. Mampu menjelaskan penatalaksanaan nyeri kanker dan breakthrough pain dengan pendekatan non farmakologis dengan metode massage, aplikasi hangat dan dingin, TENS, distraksi teknik relaksasi.

2. Mampu menjelaskan penatalaksanaan nyeri kanker dan breakthrough pain dengan pendekatan farmakologis dengan obat-obat non opioid.

3. Mampu menjelaskan penatalaksanaan nyeri kanker dan breakthrough pain dengan pendekatan farmakologis dengan obat-obat opioid.

4. Mampu menjelaskan penatalaksanaan nyeri kanker dan breakthrough pain dengan pendekatan non invasif.

5. Mampu menjelaskan penatalaksanaan nyeri kanker dan breakthrough pain dengan pendekatan invasif.

(31)

22 Psikomotor

1. Mampu melakukan penatalaksanaan nyeri kanker dan breakthrough pain dengan pendekatan non farmakologis dengan metode massage, aplikasi hangat dan dingin, TENS, distraksi teknik relaksasi.

2. Mampu melakukan penatalaksanaan nyeri kanker dan breakthrough pain dengan pendekatan farmakologis dengan obat-obat non opioid.

3. Mampu melakukan penatalaksanaan nyeri kanker dan breakthrough pain dengan pendekatan farmakologis dengan obat-obat opioid.

4. Mampu melakukan penatalaksanaan nyeri kanker dan breakthrough pain dengan pendekatan non invasif.

5. Mampu melakukan penatalaksanaan nyeri kanker dan breakthrough pain dengan pendekatan invasif.

Komunikasi/Hubungan interpersonal

1. Mampu menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien tentang penatalaksanaan nyeri kanker dan breakthrough pain dengan pendekatan non farmakologis dengan metode massage, aplikasi hangat dan dingin, TENS, distraksi teknik relaksasi untuk mendapatkan informed consent.

2. Mampu menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien tentang penatalaksanaan nyeri kanker dan breakthrough pain dengan pendekatan farmakologis dengan obat- obat non opioid dengan resiko dan efek samping yang dapat ditimbulkannya.

3. Mampu menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien tentang penatalaksanaan nyeri kanker dan breakthrough pain dengan pendekatan farmakologis dengan obat- obat opioid dengan resiko dan efek samping yang dapat ditimbulkannya.

4. Mampu menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien tentang penatalaksanaan nyeri kanker dan breakthrough pain dengan pendekatan farmakologis dengan metode invasif dengan resiko dan efek samping yang dapat ditimbulkannya.

5. Mampu berkomunikasi yang baik dan efektif dengan sejawat lain yang merawat bersama pasien dengan nyeri kanker sehingga penatalaksanaan dapat dilakukan secara komprehensif dan berjalan sinergis.

6. Mampu berkomunikasi yang baik dengan perawat yang merawat pasien dengan nyeri kanker sehingga penatalaksanaan dapat dilakukan secara komprehensif dan berjalan sinergis.

(32)

23 Profesionalisme

1. Mampu bekerja sesuai prosedur dengan efisien.

2. Mampu melakukan penatalaksanaan secara cepat dan tep dan at terhadap pasien dengan nyeri kanker breakthrough pain

3. Mampu berinteraksi dengan sejawat lain maupun tenaga paramedik dan tenaga medis lain atas dasar menghargai kompetensi masing-masing.

4. Mampu memahami, memberikan penjelasan kepada pasien atau keluarganya tentang kondisi pasien sesuai hak pasien.

(33)

Referensi

Dokumen terkait

ikan badut akan memakan parasit yang menempel pada tentakel.. anemon, sedangkan anemon akan melindungi ikan badut dari

[r]

Dasar Pembelajaran Materi Kegiatan Pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi Karakter yang Diharapkan.

Di dalam penelitian ini, di bahas tentang tata cara pelaksanaan kesenian bordah dan fungsi yang terdapat pada adat perkawinan Melayu di Desa Teluk Binjai, Kecamatan Kualuh

Menggunakan penggaris dan jangka untuk melukis garis sumbu, garis bagi, garis berat, dan garis tinggi suatu segitiga.  Melukis garis tinggi, garis bagi, garis berat, dan

Telah dilakukan percobaan penentuan kadar Karoten dan bilangan DOBI pada CPO limbah buah kelapa sawit dengan alat spektrofotometer UV-Visible.. Pada penentuan kadar

Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan Andarsari (2011) didapatkan bahwa sebagian besar pengetahuan Ibu bekerja tentang ASI eksklusif dalam

Pengaruh Laba Akuntansi terhadap Harga Saham Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia .... Pengaruh Arus Kas Aktivasi Operasi terhadap Harga Saham