• Tidak ada hasil yang ditemukan

EVALUASI TINGKAT KERUSAKAN JALAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (Studi Kasus : Jalan Purwokerto Ajibarang Kabupaten Banyumas)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EVALUASI TINGKAT KERUSAKAN JALAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (Studi Kasus : Jalan Purwokerto Ajibarang Kabupaten Banyumas)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

553

EVALUASI TINGKAT KERUSAKAN JALAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX

(Studi Kasus : Jalan Purwokerto – Ajibarang Kabupaten Banyumas) Febri Noval Trisdianto1,2*, Sulfah Anjarwati1, Juanita1

Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jl.Raya Dukuh Waluh PO BOX 202 Purwokerto 53182

Telp; (0281) 636751 ext 130. Fax. (0281) 637239 *Email: febri.noval@ymail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis, tingkat kerusakan jalan dan nilai kondisi jalan. Penelitian ini dilakukan melalui survey, yaitu dengan cara mengukur panjang, lebar, dalam serta luasan setiap jenis kerusakan. Setelah semua data terkumpul, selanjutnya mengevaluasi menggunakan Metode Pavement Condition Index. Dari hasil penelitian bahwa jenis kerusakan terbanyak yang ada pada ruas Jalan Purwokerto – Ajibarang yaitu Tambalan 64,77%, mengembang jembul 15,92%, sisanya antara 0,35% - 4,61% (Retak kotak-kotak, Pinggiran jalan runtuh vertikal, Retak kulit buaya, Cekungan, Retak samping jalan, Pelepasan butir) dan nilai indeks kondisi (PCI) Jalan Purwokerto - Ajibarang sebesar 90,68% dengan rating “SEMPURNA”.

Kata kunci : tingkat kerusakan jalan, pavement condition index

1. PENDAHULUAN

Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk menunjang segala aktivitas manusia. Namun seiring berjalanya waktu pertumbuhan manusia yang semakin meningkat diikuti pula pertumbuhan kendaraan semakin tinggi tidak diimbangi dengan pembangunan prasarana transportasi yang tidak memadai. Jumlah kendaraan yang semakin tinggi setiap tahunya mengakibatkan sering terjadinya kerusakan jalan dibeberapa wilayah Indonesia (Yani et al, 2012).

Kerusakan jalan yang terjadi di berbagai daerah saat ini khususnya di Jalan Purwokerto - Ajibarang Kabupaten Banyumas (Sta 3+400 sd Sta 10+100), sebagai salah satu jalan utama menuju Kabupaten Brebesmerupakan permasalahan yang sangat kompleks. Kerugian yang diderita pengguna jalan akibat kerusakan ini seperti terjadinya waktu tempuh yang lama, kemacetan, kecelakaan lalulintas, dan lain-lain. Banyak kritik telah disampaikan kepada instansi pemerintahan dalam upaya penanganan dan pengelolaan jalan agar berbagai kerusakan yang terjadi segera diatasi.

Secara umum penyebab kerusakan jalan ada berbagai faktor seperti umur rencana jalan yang telah dilewati, genangan air pada permukaan jalan yang tidak dapat mengalir akibat drainase yang kurang baik, beban lalu lintas berulang yang berlebihan (overloaded) menyebabkan umur pakai jalan lebih pendek dari perencanaan. Perencanaan yang tidak tepat, pengawasaan yang kurang baik dan pelaksanaan yang tidak sesuai dengan rencana yang ada. Selain itu minimnya biaya pemeliharaan, keterlambatan pengeluaran anggaran serta prioritas penanganan yang kurang tepat juga menjadi penyebab.

Panas dan suhu udara, air dan hujan, serta mutu awal produk jalan kurang baik juga sangat mempengaruhi. Oleh sebab itu disamping direncanakan secara tepat jalan harus dipelihara dengan baik agar dapat melayani pertumbuhan lalulintas selama umur rencana.

Untuk mengetahui kondisi kerusakan jalan salah satunya dengan menggunakan Metode

Pavement Condition Index (PCI). Metode Pavement Condition Index merupakan salah satu solusi

untuk menyelesaikan dan mencari cara perbaikan pada permasalahan kerusakan jalan. Metode ini merupakan sistem penilaian kondisi perkerasan jalan berdasarkan jenis, tingkat dan luas kerusakan yang terjadi dan dapat digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan.

(2)

554 2. METODE PENELITIAN

A. Pelaksanaan Survey

Langkah-langkah pelaksanaan survey selama penelitian sebagai berikut : 1. Penentuan Ruas jalan

Sebelum melakukan kegiatan penelitian, terlebih dahulu menentukan ruas jalan sebagai lokasi penelitian.

2. Survey Lapangan

Setelah menentukan ruas jalan sebagai lokasi penelitian, selanjutnya melakukan survey lapangan untuk mengetahui panjang dan lebar ruas jalan.

3. Penentuan Sampel Unit

Setelah panjang ruas jalan didapat kemudian jalan dibagi menjadi beberapa segmen (N) dan setiap segmen panjang 100 m. Selanjutnya menentukan sampel unit yang akan disurvey dengan cara :

a. Sebagai contoh pada suatu tempat diketahui panjang ruas jalan adalah 6700 m dengan panjang area survey @ segmen 100 m, maka N = 67 segmen. Panjang ruas jalan selanjutnya diplotkan ke grafik.

b. Menentukan interval area untuk sampel unit yang akan disurvey Interval = N/n

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 dst

8020 m

Gambar 1. Grafik Sampel Unit 4. Survey Perkerasan Jalan

a. Lubang-lubang b. Alur c. Amblas d. Tambalan e. Retak B. Analisis Data

Hasil survey yang berupa data jenis kerusakan jalan dan tingkat kerusakan jalan kemudian dianalisis sehingga dapat ditentukan nilai PCI suatu ruas jalan dan kemudian dapat dikategorikan tingkatanya, apakah dalam kategori sempurna, baik sekali, baik, sedang, jelek, sangat jelek, gagal. Setelah itu dapat ditentukan jenis penanganan permasalahan tersebut dan dapat diketahui penyebab kerusakan jalan tersebut.

(3)

555 Data Hasil Survey

1. Tipe kerusakan

2. Luas kerusakan berdasarkan tingkat kerusakan

3. Presentase atau density keruskan

Deduct Value

Menentukan deduct velue dengan menggunakan grafik berdasarkan density kerusakan

Jumlah Nilai Deduct Value Menjumlah seluruh nilai deduct velue dalam satu Sta yang ditinjau

Menentukan q q = banyaknya nilai deduct velue

CDV (Corrected Deduct Value) Menentukan CDV menggunakan grafik

PCI (Pavement Condition Index) PCI = 100 - CDV

Rating PCI Menggunakan grafik PCI

REKOMENDASI

(4)

556

C.

Bagan Alir Pelaksanaan Penelitian

Mulai 1. Perumusan Masalah Studi Pendahuluan 2. Studi pustaka Proposal Penelitian Survei Lapangan Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder

 Jenis kerusakan  Peta jaringan jalan

jalan  Karakteristik Jalan :

 Jumlah atau luas 1. Panjang 13,548

km

kerusakan jalan Llebar 8 m

 Tingkat kerusakan 2. Kelas jalan III

jalan A Analisis Data Hasil dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran Selesai

(5)

557 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Menentukan Sampel Unit

Setelah panjang ruas jalan didapat kemudian jalan dibagi menjadi beberapa segmen dan setiap segmen mempunyai panjang 100 m. Selanjutnya menentukan sampel unit yang akan di survey dengan cara :

a. Diketahui panjang ruas Jalan Purwokerto – Ajibarang adalah 6700 m dengan panjang area survey @ segmen 100 m, maka N = 67 segmen.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 50 61 62 63 64 65 66 67 100m Gambar 4.1 Pembagian Sampel Unit

b. Pemilihan unit sampel merupakan interval yang dilakukan untuk pengambilan sampel. Dimana panjang ruas jalan yang akan disurvey dibagi menjadi beberapa segmen (N). Selanjutnya panjang ruas jalan diplotkan pada grafik sampel unit dan diperoleh jumlah sampel unit minimum (n). Selanjutnya membagi jumlah segmen dengan sampel minimum untuk menentukan interval sampel unit.

Gambar 4.2 Pengeplotan Sampel Unit

(6)

558 Interval = N/n

= 67/12

= 5,5 dibulatkan 5

Jadi pemilihan unit sampel dilakukan pada tiap segmen dengan interval 5 seperti pada gambar pengambilan sampel. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67

Gambar 4.3 Pengambilan Sampel Unit 2. Perhitungan PCI

a. Mencari Presentase Kerusakan (Density)

Density adalah presentase luas kerusakan terhadap luas sampel unit yang ditinjau, density

diperoleh dengan cara membagi luas kerusakan dengan luas sampel unit. Menghitung density yang merupakan presentase luasan kerusakan terhadap luasan unit penelitian. Sta 5 + 700 s/d Sta 5 + 800 Density = Ad As x 100% … Atau Density = Ld As x 100% … Jenis kerusakan Cekungan ● 11,4 8 x 100% = 1,4 Retak Memanjang ● 9,3 8 x 100% = 1,16 ● 8,2 8 x 100% = 1,02 Tambalan ● 17,5 8 x 100% = 2,19 ● 15,28 8 x 100% = 1,91 ● 4,5 8 x 100% = 0,56 Mengembang Jembul ● 10,95 8 x 100% = 1,36 Tabel 4.1. Nilai Density

(7)

559

Jenis Keruskan Tingkat Kerusakan Density

Cekungan M 1,4 Retak Memanjang M 1,16 H 1,02 Tambalan L 2,19 M 1,91 H 0,56 Mengembang Jembul M 1,36

Sumber : Pengolahan Data 2016

b. Menentukan Deduct Value

Setelah nilai density diperoleh, kemudian masing – masing jenis kerusakan diplotkankegrafik sesuai dengan tingkat kerusakanya untuk mencari nilai deduct value.

Gambar 4.4 Pengeplotan Nilai Deduct Value Tipe Cekungan

- Untuk kerusakan cekungan diplotkan nilai distress ke grafik bumps and sags (sesuai dengan kerusakan) pada lampiran D.

- Untuk kerusakan retak memanjang diplotkan nilai distress ke grafik longtudinal and

transverse craacking (sesuai dengan kerusakan) pada lampiran D.

- Untuk kerusakan kulit buaya diplotkan nilai distress ke grafik aligator craacking (sesuai dengan kerusakan) pada lampiran D.

- Untuk kerusakan mengembang jembul diplotkan nilai distress ke grafik swell (sesuai dengan kerusakan) pada lampiran D.

Tabel 4.2. Nilai Deduct Value

Jenis Keruskan Tingkat Kerusakan Density Deduct Value

Cekungan M 1,4 28

(8)

560 H 1,02 19 Tambalan L 2,19 0 M 1,91 14 H 0,56 14 Mengembang Jembul M 1,36 14

Sumber : Pengolahan Data 2016

c.

Mencari Nilai q

Syarat untuk mencari nilai q adalah nilai deduct value lebih besar dari 2 dengan menggunakan iterasi. Nilai deduct value diurutkan dari yang besar sampai yang kecil. Sebelumnya dilakukan pengecekan nilai deduct value dengan rumus :

Mi = 1+ (9/98) * (100- HDVi) Mi = nilai koreksi untuk deduct value

HDVi = nilai terbesar deduct value dalam satu sampel unit

Jika nilai deduct value lebih besar dari nilai Mi maka dilakukan pengurangan terhadap nilai deduct

value dengan nilai Mi, tetapi jika nilai deduct value lebih kecil dari nilai Mi maka tidak dilakukan

pengurangan terhadap nilai deduct value tersebut, tapi nilai deduct value semula yang digunakan. Mi = 1+ (9/98) * (100- HDVi)

= 1 + (9/98) * (100 – 28) = 7,62

Tabel 4.3. Tabel Nilai q

Deduct Value Total Nilai q

20,38 12,76 12,76 6,38 52,28 4

20,38 12,76 12,76 2 47,90 3

20,38 12,76 2 2 37,14 2

20,38 2 2 2 26,38 1

Sumber : Pengolahan Data 2016 d. Mencari Nilai CDV

Nilai CDV dapat dicari setelah nilai q diketahui dengan cara menjumlah nilai deduct

value, selanjutnya mengeplotkan jumlah deduct value tadi pada grafik CDV sesuai dengan

nilai q. Nilai CDV yang digunakan adalah nilai CDV terbesar.

Dari Grafik CDV diatas maka diperoleh nilai CDV sebesar 28. Untuk lebih jelasnya liat tabel nilai CDV di bawah ini.

(9)

561 Tabel 4.4. Tabel Nilai CDV

Deduct Value Total Nilai q CDV

20,38 12,76 12,76 6,38 52,28 4 28

20,38 12,76 12,76 2 47,90 3 30

20,38 12,76 2 2 37,14 2 27

20,38 2 2 2 26,38 1 26,38

Sumber : Pengolahan Data 2016 e. Menetukan Nilai PCI

Setelah nilai CDV diketahui makadapat ditentukan nilai PCI dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

PCI = 100 – CDV = 100 – 40 = 70

Setelah nilai PCI diketahui kemudian diplotkan ke grafik Pavement Condition Rating. Untuk Sta 5+700 s/d Sta 5+800 pada ruas Jalan Purwokerto – Ajibarang dengan nilai PCI = 70% dengan rating BAIK.

Untuk data rating stasioning yang lain dapat dilihat pada tabel rating PCI. Untuk nilai PCI rata – rata sampel unit 5 yaitu

PCIr = 73,44+63+53,46+70+79,9 5

= 67,96%

Setelah diketahui nilai PCIr pada sampel unit 5 dengan rating BAIK. Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 26 – 27 Juni 2016, kondisi umum sebagian besar ruas Jalan Raya Purwokerto – Ajibarang masih terjadi banyak kerusakan. Jenis kerusakan yang ditemui antara lain : Retak Kulit Buaya, Retak Samping Jalan, Pelepasan Butir, Tambalan, Mengembang Jembul, Retak Memanjang, Pinggiran Jalan Runtuh Vertikal, Retak Kotak – Kotak, Cekungan.

1. Keseluruhan Unit Sampel Ruas Jalan Purwokerto – Ajibarang

a. Pada sampel unit 1 (sta 3+400 s/d sta 3+900) didapat nilai PCI rata – rata sebesar 88,4% dengan rating “SEMPURNA”.

b. Pada sampel unit 2 (sta 3+900 s/d sta 4+400) didapat nilai PCI rata – rata sebesar 83,6% dengan rating “SEMPURNA”.

c. Pada sampel unit 3 (sta 4+400 s/d sta 4+900) didapat nilai PCI rata – rata sebesar 78,5% dengan rating “SANGAT BAIK”.

d. Pada sampel unit 4 (sta 4+900 s/d sta 5+400) didapat nilai PCI rata – rata sebesar 83,2% dengan rating “SANGAT BAIK”.

e. Pada sampel unit 5 (sta 5+400 s/d sta 5+900) didapat nilai PCI rata – rata sebesar 67,96% dengan rating “BAIK”.

f. Pada sampel unit 6 (sta 5+900 s/d sta 6+400) didapat nilai PCI rata – rata sebesar 64,98% dengan rating “BAIK”.

g. Pada sampel unit 7 (sta 6+400 s/d sta 6+900) didapat nilai PCI rata – rata sebesar 100% dengan rating “SEMPURNA”.

h. Pada sampel unit 8 (sta 6+900 s/d sta 7+400) didapat nilai PCI rata – rata sebesar 97,2% dengan rating “SEMPURNA”.

i. Pada sampel unit 9 (sta 7+400 s/d sta 7+900) didapat nilai PCI rata – rata sebesar 93% dengan rating “SEMPURNA”.

j. Pada sampel unit 10 (sta 7+900 s/d sta 8+400) didapat nilai PCI rata – rata sebesar 100% dengan rating “SEMPURNA”.

k. Pada sampel unit 11 (sta 8+400 s/d sta 8+900) didapat nilai PCI rata – rata sebesar 100% dengan rating “SEMPURNA”.

(10)

562

l. Pada sampel unit 12 (sta 8+900 s/d sta 9+400) didapat nilai PCI rata – rata sebesar 100% dengan rating “SEMPURNA”.

m. Pada sampel unit 13 (sta 9+400 s/d sta 9+900) didapat nilai PCI rata – rata sebesar 100% dengan rating “SEMPURNA”.

Untuk perincian data kerusakan ruas Jalan Purwokerto - Ajibarang yang lebih lengkap dapat dilihat di table kerusakan.

2. Nilai PCIs

Dari hasil survey dan analisis maka diperoleh nilai PCI ruas Jalan Purwokerto – Ajibarang.

Jumlah nilai rata – rata PCI = 1156,84

N = 13

PCIr = 88,99

Nilai A = 2

PCIa = 100

PCIs = (N−A) x PCIr+A x PCIa

N

= (13−2) x 88,99+2 x 100 13

= 90,68

Setelah dianalisis secara keseluruhan berdasarkan grafik rating perkerasan PCI, maka kondisi ruas Jalan Purwokerto – Ajibarang dikatakan “SEMPURNA”. 4. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada ruas Jalan Purwokerto – Ajibarang dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Jenis kerusakan terbanyak yang ada pada ruas Jalan Purwokerto – Ajibarang yaitu Tambalan 64,77%, mengembang jembul 15,92%, sisanya antara 0,35% - 4,61% (Retak kotak-kotak, Pinggiran jalan runtuh vertikal, Retak kulit buaya, Cekungan, Retak samping jalan, Pelepasan butir).

2. Untuk jenis kerusakan pada ruas Jalan Purwokerto - Ajibarang berdasarkan tingkat kerusakanya yaitu

a. Low : Retak Kulit Buaya, Retak Samping Jalan, Pinggiran Jalan Runtuh Vertikal, Tambalan, Mengembang Jembul.

b. Medium : Retak Kulit Buaya, Retak Kotak – Kotak, Cekungan, Retak Samping Jalan, Pinggiran Jalan Runtuh Vertikal, Retak Memanjang, Tambalan, Mengembang Jembul, Pelepasan Butir.

c. High : Retak Memanjang, Tambalan, Pelepasan Butir.

3. Nilai indeks kondisi (PCI) Jalan Purwokerto - Ajibarang sebesar 90,68% dengan rating “SEMPURNA”.

DAFTAR PUSTAKA

AASHTO, (1986), Guide for Design of Pavement Structures, Washington DC.

Amin K., dkk, (2012), Evaluasi Jenis dan Tingkat Kerusakan Menggunakan Metode Pavement

Condition Index (Studi Kasus : Jalan Soekarno Hatta, Dumai), Program Studi Teknik

Sipil, Politeknik Negeri Bengkalis.

Andrianto F., (2015), Evaluasi Tingkat Kerusakan Perkerasan Jalan Menggunakan Metode PCI

Pada Ruas Jalan Jatilawang – Rawalo, Tugas Akhir, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas

Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Departemen Pekerjaan Umum, (1992), Petunjuk Praktis Pemeliharaan Rutin Jalan Upr. 02.1 Pemeliharaan Rutin Perkerasan Jalan, Direktorat Jenderal Bina Marga, Jakarta, Indonesia Departement of the Army, (1982), Pavement Maintenance Management, Washington DC.

Manurung, A., M., (2010). Evaluasi Tingkat Kerusakan Jalan Sebagai Dasar Penentuan

Perbaikan Jalan. Skripsi Universitas Sumatra Utara, Medan.

(11)

563

Ajibarang – Kranggan Kabupaten Banyumas, Tugas Akhir, Program Studi Teknik Sipil,

Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 34 (2006) tentang Jalan, Jakarta. Sukirman S., (1999), Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova, Bandung.

Sukirman. S., (1992), Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova, Bandung.

Yani, A., Idham, M., Saleh, H., (2012), Evaluasi Jenis dan Tingkat Kerusakan Menggunakan

Metode Pavement Condition Index (PCI) (Studi Kasus : Jalan Arifin Muhammad, Dumai

Gambar

Gambar 2. Bagan Analisis Data
Gambar 3. Bagan Alir Penelitian
Gambar 4.2 Pengeplotan Sampel Unit
Gambar 4.3 Pengambilan Sampel Unit  2.  Perhitungan PCI
+3

Referensi

Dokumen terkait

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul ” EVALUASI TINGKAT KERUSAKAN PERKERASAN JALAN DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (Studi Kasus: Jalan

EVALUASI TINGKAT KERUSAKAN JALAN DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI) SEBAGAI DASAR PENENTUAN PERBAIKAN JALAN (STUDI KASUS : JALAN SETURAN RAYA), Rensya Talapessy, NPM

perkerasan jalan berdasarkan jenis, tingkat kerusakan yang terjadi dan dapat.. digunakan sebagai acuan dalam

Dari hasil penelitian akan di ketahui tingkat dan jenis kerusakan yang dominan terjadi yang harus segera dilakukan penanganan berdasarkan hasil nilai kondisi

Dari grafik diatas maka didapatkan nilai deduct value untuk jenis kerusakan kulit buaya kualitas low adalah 11,3 dan medium adalah 29,2, sedangkan untuk jenis kerusakan

Pavement Condition Index (PCI) merupakan suatu sistem penilaian kondisi perkerasan jalan berdasarkan jenis, tingkat kerusakan yang terjadi, dan dapat digunakan

 Pavement condition index (PCI) adalah salah satu sistem penilaian kondisi  perkerasan jalan berdasarkan jenis, tingkat kerusakan yang terjadi dan dapat

Dari analisa nilai pengurangan pada tingkat keparahan low, medium, dan high, secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa jenis kerusakan edge cracking, ravelling, dan potholes sangat