• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. Metodologi Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III. Metodologi Penelitian"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

51

BAB III

Metodologi Penelitian

3.1 Paradigma Penelitian

Paradigma menurut Indiwan (2013, p. 36) adalah kepercayaan dalam diri seseorang mengenai pandangannya terhadap dunia dan bagaimana cara pandangnya terhadap dunia. Paradigma juga harus bersifat normatif yaitu menunjukkan kepada praktisinya apa yang harus dilakukan tanpa perlu melakukan pertimbangan eksistensial atau juga epistemologis yang panjang (Mulyana, 2013, p. 9).

Paradigma penelitian ini yaitu paradigma positivisme. Paradigma post-positivisme pada dasarnya merupakan kritik terhadap paradigma post-positivisme. Batubara (2017) menyebutkan bahwa dalam paradigma post-positivisme peneliti tidak akan mendapatkan fakta apabila membuat jarak dengan kenyataan yang ada dalam penelitian. Oleh karena itu, penelitian harus bersifat interaktif antara peneliti dengan realita yang ada. Dengan kata lain, paradigma ini menegaskan bahwa realita yang ada merupakan fakta yang sesungguhnya dan bebas nilai konsep.

Peneliti menggunakan paradigma post-positivisme karena peneliti ingin mengetahui secara langsung bagaimana strategi community relationship yang digunakan oleh Asia Commerce Network dalam meningkatkan strategi marketing

communication. Adapun, studi ilmu penelitian sendiri tidak terlepas dari tiga

landasan berikut, yaitu ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Pada ontolog, realitas pada post-positivisme dianggap sebagai realitas yang real tetapi dipahami secara tidak sempurna dan dipahami secara probabilistic, yaitu bukan dipahami secara

(2)

52

absolut (Kriyantono, 2006). Selanjutnya, secara epistemologi, dengan asumsi bahwa masih memungkinkan untuk memperkirakan realitas tetapi tidak paham secara penuh (objectivist yang dimodifikasi), dan realitas tidak dapat digeneralisasi seperti yang dianut oleh positivisme (Kriyantono, 2006). Berdasarkan studi aksiologi, post-positivisme merujuk pada eksplanasi, prediksi, serta kontrol realitas dengan nilai-nilai dan pengaruh periset harus terpisah (Kriyantono, 2006).

3.2 Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Saryono (2010), kualitatif merupakan jenis penelitian yang dimanfaatkan untuk menyelidiki, menemukan, menggambarkan, serta menjelaskan mengenai kualitas dan keistimewaan dari pengaruh sosial yang tidak dapat atau sulit dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui pendekatan kuantitatif.

Sedangkan Nazir (2011, p. 63) mengatakan, deskriptif adalah suatu teknik penelitian terhadap suatu kelompok manusia, objek, set kondisi, sistem pemikiran ataupun kelas peristiwa pada saat berlangsung. Tujuannya yaitu untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 1988).

Peneliti memilih menggunakan jenis penelitian kualitatif dan teknik deskriptif karena sifatnya sesuai untuk dapat digunakan dalam melakukan penelitian yang ingin memaparkan tentang strategi community relations dalam meningkatkan strategi marketing communications Asia Commerce Network, sehingga peneliti akan mengumpulkan informasi secara rinci yang nantinya akan dianalisis untuk dapat menjelaskan dan menggambarkan tema dari penelitian ini.

(3)

53

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian menurut Sugiyono (2014, p. 2) adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu oleh peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif, yaitu studi kasus. Studi kasus sendiri merupakan metode empiris yang menyelidiki kasus secara mendalam, terutama apabila batasan antara fenomena dan konteks di dunia nyata tidak terlihat jelas (Yin, 2018, p. 12). Dalam hal ini, menurut Yin (2018, p. 12) untuk memahami kasus di dunia nyata, maka perlu untuk melibatkan kontekstual nyata yang berkaitan dengan kasus.

Studi kasus tidak hanya terbatas pada teknik pengumpulan data atau fitur desain saja menurut Stoecker (Dalam Yin, 2018, p. 13), tetapi juga mencakup logika desain dan pendekatan khusus untuk analisis data.

3.4 Partisipan dan Informan

Informan atau narasumber adalah yaitu orang yang dapat memberikan informasi mengenai data yang dibutuhkan peneliti berkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakannya (Surokim, 2017, p. 130). Informan merupakan sumber pengumpulan data bagi peneliti dalam mengungkapkan permasalah dalam penelitian, yaitu orang yang dianggap mengetahui dengan baik masalah yang diteliti. Dalam melakukan wawancara diperlukan beberapa informan yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait dengan penelitian yang dilakukan.

Adapun pemilihan informan dalam penelitian ini yaitu berdasarkan adanya keterlibatan pihak-pihak dalam menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan

(4)

54

yang terlibat dalam pelaksanaannya. Berdasarkan kriteria tersebut, maka informan atau narasumber yang akan berpartisipasi dalam penelitian ini, yaitu:

1. Vincent Kusumawijaya, selaku chapter director ACE Commerce Community pada tahun 2018-2020 dan consultant Asia Commerce Network. Narasumber terlibat secara langsung atas terbentuknya ACE Commerce Community sebagai komunitas dari Asia Commerce Network, dari awal hingga sampai saat ini. Oleh karena itu, Vincent Kusumawijaya menjadi narasumber utama dalam penelitian sebagai seseorang yang berperan penting dalam pembentukan dan pengembangan ACE Commerce Community.

2. Nia Tatipikalawan, selaku Community Organizer ACE Commerce. Narasumber terlibat langsung dalam perencanaan dan pelaksanaan strategi sekaligus menjadi leader team ACE Commerce Community. Oleh karena itu, Nia Tatipikalawan menjadi narasumber pendukung yang berkaitan dengan perencanaan dan pelaksanaan strategi ACE Commerce Community.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada studi kasus yang baik adalah dengan mendapatkan data melalui berbagai sumber agar dapat saling melengkapi. Teknik pengumpulan data menurut Yin (2018, h. 124) dapat dilakukan dengan mengumpulkan setidaknya enam sumber data berupa dokumen (documentation), catatan arsip (archival

records), wawancara (interviews), observasi langsung (direct observation),

observasi partisipan (participant observation), dan artefak fisik (physical artifacts).

(5)

55

Informasi atau data yang didapatkan dari dokumenter akan relevan dengan setiap topik studi kasus. Informasi dokumenter bisa didapatkan melalui dokumenter personal seperti email, surat, kalender, catatan, atau bahkan buku harian. Selain itu, informasi dokumenter juga bisa didapat dari notulen rapat, laporan acara atau kegiatan, dan agenda. Dokumen administrasi seperti proposal dan laporan perkembangan juga dapat dijadikan informasi dokumenter, serta studi formal, evaluasi, dan juga kliping artikel atau berita di media massa.

2. Archival Records

Sumber informasi ini merupakan file data dan catatan sensus yang juga bisa digunakan dalam penelitian kuantitatif. Adapun contoh dari sumber informasi archival records berupa catatan sensus oleh pemerintah, catatan layanan seperti jumlah klien, catatan organisasi, peta atau bagan geografis, dan juga data survei yang dibuat oleh orang lain.

3. Interviews

Sumber informasi melalui wawancara ini pada umumnya sering digunakan dalam studi kasus. Melalui wawancara secara langsung, narasumber dapat membantu menjelaskan mengenai apa dan bagaimana suatu kasus terjadi. Wawancara studi kasus tersendiri menyerupai percakapan yang terpandu (Yin, 2018). Terdapat tiga jenis pengumpulan data atau informasi melalui interview (Yin, 2018), yaitu:

(6)

56

Jenis wawancara ini dapat berlangsung selama dua jam atau lebih, baik dalam satu sesi maupun beberapa sesi kedepannya. Peneliti dapat bertanya kepada narasumber mengenai interpretasi dan pendapat tentang seseorang, peristiwa, atau wawasan lainnya. Narasumber juga dapat menyarankan orang lain sebagai narasumber lainnya.

b. Shorter interviews

Jenis wawancara ini berlangsung secara lebih singkat dengan durasi satu jam dan hanya terdiri dari satu sesi saja. Wawancara dilakukan dengan mengikuti protokol atau panduan pertanyaan dalam studi kasus untuk meminimalisir waktu yang digunakan.

c. Survey interviews

Jenis wawancara berikut adalah wawancara survey yang menggunakan kuesioner terstruktur. Survey dirancang sebagai bagian dari studi kasus yang kemudian akan menghasilkan data kuantitatif sebagai bukti dari studi kasus.

4. Direct Observation

Sumber informasi melalui observasi secara langsung dapat dilaksanakan karena konteks penelitian merupakan kasus di dunia nyata. Kegiatan observasi secara langsung dapat dilakukan secara formal maupun informal. Pada observasi formal, pengamatan dilakukan pada rapat, aktivitas trotoar, pekerjaan pabrik, ruang kelas, dan lainnya. Selain itu, pada

(7)

57

observasi informal, pengamatan dapat dilakukan selama kerja lapangan saat bukti lainnya sedang dikumpulkan seperti wawancara.

5. Participant Observation

Pada sumber informasi ini, peneliti tidak hanya berperan sebagai pengamat pasif, tetapi juga dapat terlibat dalam situasi kerja lapangan di dalamnya dan berperan dalam tindakan yang sedang dipelajarinya (DeWalt & DeWalt, 2011, p. 2). Peneliti dapat berinteraksi langsung dengan lingkungan, menjadi bagian dari penduduk yang merupakan subjek dari studi kasus, hingga beberapa peran fungsional lainnya seperti pengambilan keputusan.

6. Physical Artifacts

Sumber informasi terakhir yang dapat digunakan dalam studi kasus adalah artefak fisik, seperti perangkat teknologi, alat, karya seni, dan juga bukti fisik lainnya. Sumber ini dapat diamati sebagai bagian dari studi yang telah digunakan secara luas pada penelitian antropologi. Artefak merupakan sumber informasi yang memiliki nilai relevan paling rendah untuk studi kasus, namun dapat menjadi komponen yang penting dalam studi kasus secara keseluruhan.

Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan beberapa sumber informasi untuk mengumpulkan data, berupa documentation dengan mendokumentasikan aktivitas dan acara yang diselenggarakan di dalam komunitas. Selain itu, peneliti juga mengumpulkan data melalui interview dengan narasumber yang bersangkutan secara mendalam. Peneliti juga akan menggunakan participant observation untuk

(8)

58

mengamati secara langsung kegiatan atau kelas-kelas yang diadakan oleh komunitas melalui kerja lapangan magang dan ikut berpartisipasi dalam proses yang dilakukan. Observasi yang dilakukan berupa pengamatan pada aktivitas dan kegiatan yang dilakukan pengurus komunitas, yaitu community development officer dan intern dalam mengembangkan ACE Commerce Community.

3.6 Teknik Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan data (trustworthiness) diperlukan teknik pemeriksaan. Penelitian kualitatif dapat dinyatakan absah ketika memiliki derajat keterpercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability). Teknik untuk uji pengabsahan data (validitas) yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Triangulasi.

Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda (Nasution, 2003, p. 115) yaitu wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data. Denzin (dalam Moloeng, 2004), membedakan empat macam triangulasi diantaranya dengan memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Pada penelitian ini, dari keempat macam triangulasi tersebut, peneliti hanya menggunakan teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan sumber. Triangulasi dengan sumber artinya membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton, 1987, p. 331). Adapun untuk mencapai kepercayaan itu, maka ditempuh langkah sebagai berikut:

(9)

59

2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.

3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.

4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan informan.

5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dibutuhkan peneliti untuk menganalisis data-data terpercaya yang telah dikumpulkan sebelumnya. Peneliti menggunakan teknik analisis data dari Yin (2018, p. 224) yang menyebutkan bahwa terdapat lima teknik dalam menganalisis data, yaitu:

1. Pattern matching

Teknik analisis ini membandingkan pola empiris berupa temuan dari studi kasus dengan pola yang sudah diprediksi sebelumnya oleh peneliti sebelum mengumpulkan data.

2. Explanation building

Teknik ini juga merupakan teknik dengan pencocokkan pola khusus, namun dalam prosedut dan prosesnya lebih sulit dan rumit. Tujuannya yaitu untuk menganalisis data dengan membangun penjelasan tentang kasus tersebut. Teknik ini umumnya relevan pada studi kasus eksplanatori.

(10)

60

Teknik selanjutnya adalah time-series analysis yang merupakan teknik analisis deret waktu yang dilakukan dalam psikologi perilaku dan juga klinis. Semakin tepat polanya, maka analisi ini akan menjadi pondasi yang kokoh dan kuat untuk studi kasus.

4. Logic models

Teknik ini akan menetapkan dan mengoperasionalisasikan suatu rantai kejadian yang cukup lama, untuk mencoba menunjukkan bagaimana aktivitas yang kompleks dapat berlangsung. Proses ini akan membantu organisasi untuk melihat lebih jelas visi dan tujuannya dalam mengadakan acara. Model ini masih menerapkan pencocokan empiris dengan pola yang diprediksi secara teoritis.

5. Cross-case synthesis

Selanjutnya, teknik analisis data cross-case synthesis hanya dapat diterapkan untuk analisis studi kasus ganda. Teknik ini sangat relevan dengan penelitian studi kasus yang menggunakan dua kasus. Tujuannya untuk membandingkan pola yang diprediksi dalam kasus dengan keseluruhan kasus, sehingga dapat menjaga integritas keseluruhan kasus.

Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan teknik analisis data yaitu

pattern matching yang membandingkan temuan berupa hasil penelitian dari studi

kasus yang diteliti dengan pola yang sudah diprediksi oleh peneliti berdasarkan teori dan konsep sebelum mengumpulkan data. Dalam hal ini, peneliti juga ingin melihat lebih jelas visi dan tujuan komunitas dalam mengadakan suatu rangkaian kegiatan atau acara

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu produk yang dihasilkan dan dijual oleh perusahaan harus dapat memiliki keunggulan bersaing di dalam pasar, persaingan ini menjadikan adanya beberapa pilihan

Penanda genetik env SU dengan metode RT- PCR atau PCR dapat digunakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi sapi Bali yang dicurigai terin- feksi penyakit

Sedangkan pada tanggal 29 Maret 2015 pada salon Lenny penulis menemukan kenyataan bahwa kurangnya perencanaan usaha salon, pelayanan yang diberikan oleh salon belum

Peraskok merupakan ayam F1 hasil persilangan ayam ras petelur dengan ayam Buras Bangkok yang diharapkan memiliki pertumbuhan cepat dan kualitas daging setara dengan

perkuliahan, pustakawan Perpustakaan UMB Cabang Cibubur berusaha untuk menjadi pustakawan yang sangat berbeda dari informasi yang diberikan oleh mahasiswa tersebut

Dari hasil analisis data dan hasil dari pengujian hipotesis yang telah dianalisis dapat disimpulkan ada hubungan antara kecerdasan emosional dengan coping stres

Jikalau anggota Badan Pengurus Pusat maupun Daerah yang hadir atau diwakili dalam rapat tidak memenuhi korum yang disyaratkan dalam Ayat 4 Pasal ini, maka

sering dilakukan sehingga menghasilkan film yang tidak bagus adalah kelebihan dan kekurangan waktu developer, kelebihan dan kekurangan waktu fixer, larutan yang