• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN PICTURED CARDS UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF PADA ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN PICTURED CARDS UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KOGNITIF PADA ANAK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014)

1

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN PICTURED CARDS UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN

KOGNITIF PADA ANAK

Luh Putu Rosalina Dewi1, A. A. Gede Agung2, I Gde Wawan Sudatha3,

1Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

2Jurusan Teknologi Pendidikan, 3Jurusan Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

email: dewirosalina14@yahoo.co.id,

agung2056@yahoo.co.id,igedewawans@gmail.com

Abstrak

Permasalahan yang terjadi di TK Pradnya Paramita adalah masih rendahnya perkembangan kognitif anak. Ini terlihat dari rerata perkembangan kognitif selama dua tahun terakhir adalah 58,30% yang berada pada kategori rendah. Rendahnya rata-rata perkembangan tersebut diduga karena metode pembelajaran yang diterapkan guru kurang efektif. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan perkembangan kognitif anak TK pada kelompok B1 di TK Pradnya Paramita dengan menerapkan metode pemberian tugas berbantuan pictured cards. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian adalah 20 orang anak. Data penelitian tentang perkembanan kognitif dikumpulkan dengan metode observasi dengan instrumen berupa lembar observasi. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan perkembangan kognitif setelah penerapan metode pemberian tugas berbantuan pictured cards pada siklus I sebesar 58,75% yang berada pada kategori rendah mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 82,50% tergolong pada kategori tinggi. Jadi terjadi peningkatan perkembangan kognitif anak setelah penerapan metode pemberian tugas berbantuan media pictured cards.

Kata-kata kunci: Metode pemberian tugas, Pictured cards, Kognitif.

Abstract

The problems that occur in kindergarten Pradnya Paramita is still low cognitive development of children. This is evident from the mean cognitive development during the last two years is 58.30% which is at the low category. The low average growth, presumably because the applied learning method is less effective teachers. Therefore, this study was aimed to finding out : the increase of cognitive ability kindergarten children in B1 group at Pradnya Paramita kindergarten with giving task method helped by pictured cards. This research is an action research conducted in two cycles. The subjects were 20 kindergarten with children in B1 group at 2013 / 2014 academic year. The data of it is about cognitive ability collected by the method of observation with instrument such as observation sheet. The data were analyzed with descriptive analysis method and quantitative descriptive analysis method. The result of the data analysis were showed that the increase of cognitive ability with giving task method helped by pictured cars on the first cycle was 58,75% which are in low category were increased at the second cycle to 82,50% belong to high category, so there was an increase of cognitive child’s ability in grouped of pictured cards.

Keywords: Giving task method, Pictured cards, Cognitive

(2)

2

PENDAHULUAN

Pedidikan anak usia dini (early child education/PAUD) sangat penting artinya untuk perkembangan anak selanjutnya.

Karena pendidikan anak usia dini akan menentukan arah dan kualitas pendidikan berikutnya. Hal ini diungkap oleh Endah Kuntaryati (2007), bahwa pendidikan anak sejak dini akan dapat mengembangkan potensinya secara optimal, anak menjadi lebih mandiri, disiplin, dan lebih mudah diarahkan untuk menyerap ilmu pengetahuan secara optimal setelah berada di SD. Hasil kajian yang disampaikan oleh Fasli Jalal (2002), tentang perkembangan kecerdasan menyatakan bahwa perkembangan kecerdasan terjadi sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupan anak yakni sampai usia 4 tahun kapabilitas kecerdasan telah berkembang sekitar 50%, 80% terjadi ketika anak berumur 8 tahun, dan mencapai titik kulminasi ketika anak berumur sekitar 18 tahun Pendidikan pada anak usia dini dilakukan dengan pendekatan belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar. Montolalu, dkk (2007), mengungkapkan melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, dan memanfaatkan obyek- obyek yang dekat dengannya sehingga pembelajaran menjadi bermakna. Dengan proses ini potensi dan aspek-aspek perkembangan anak akan terstimulasi secara optimal dan terintegrasi.

Perkembangan anak didik terjadi secara simultan dan berkesinambungan dan senantiasa terjadi perubahan yang lebih baik. Maksudnya mengembangkan anak didik tidak dapat dilakukan sebagian- sebagian saja tetapi senantiasa perkembangan satu aspek berkaitan dan mempengaruhi aspek perkembangan yang lainnya. Usia dini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian seorang anak.

Masa ini merupakan masa tepat untuk meletakkan dasar nilai-nilai agama dan moral, fisik motorik anak, kognitif, bahasa, dan sosial emosional kemandirian anak.

Sehingga pengembangan seluruh potensi anak usia dini sesuai dengan hak anak

sebagaimana diatur dalam UU No. 23 tahun 2002 tentang ”perlindungan anak yang menyatakan setiap anak berhak untuk hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan diskriminasi.

PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Menurut Undang- undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 angka 14 dalam Sujiono, (2009:6) ditegaskan bahwa:

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut

Dalam Permendiknas no 58 tahun 2009 bahwa tujuan pendidikan anak usia dini salah satu bentuk peyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada keletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan motorik kasarnya), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku, serta agama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan anak dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Dukungan fasilitas, sarana, dan prasarana sekolah, alat peraga atau bermain, program pengembangan yang memadai, serta suasana pendidikan yang menunjang merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mencapai sasaran pendidikan yang ingin dicapai. Kegiatan bermain bagi anak usia dini adalah sesuatu yang sangat penting dalam perkembangan kepribadiannya. Bermain bagi seorang anak tidak sekedar mengisi waktu, tetapi media bagi anak untuk belajar. Setiap bentuk kegiatan bermain pada anak mempunyai nilai positif terhadap

(3)

e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014)

3 perkembangan kepribadiannya. Di dalam bermain anak memiliki nilai kesempatan untuk mengekspresikan sesuatu yang ia rasakan dan pikirkan. Dengan bermain, anak sebenarnya sedang mempraktekkan keterampilan dan anak mendapatkan kepuasan dalam bermain, yang berarti mengembangkan dirinya sendiri. Dalam bermain, anak dapat mengembangkan otot kasar dan halus, meningkatkan penalaran, dan memahami keberadaan lingkungannya, membentuk daya imajinasi, daya fantasi, dan kreativitas.

Pembelajaran di TK Pradnya Paramita Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng, dalam proses pembelajaran pengembangkan aspek kognitif terutama dalam meningkatkan keterampilan daya ingat pada anak didik belum berjalan secara optimal karena terbatasnya media yang ada pada TK tersebut.

Hasil observasi di TK Pradnya Paramita ditemukan banyak hambatan seperti kurangnya alat peraga yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak didik. Kemampuan kognitif merupakan keterampilan anak dalam mengolah daya ingatnya terhadap apa yang dilihat. Guru kurang mampu dalam mengembangkan metode pemberian tugas, metode pemberian tugas memiliki beberapa keunggulan antara lain, (1) lebih merangsang anak didik dalam melakukan aktivitas belajar individual ataupun kelompok, (2) dapat mengembangkan kemandirian anak didik diluar pengawasan guru, (3) dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa, (4) dapat mengembangkan kreativitas siswa. Dari hasil penilaian terhadap ke lima aspek perkembangan pada anak kurang memuaskan. Dari rata-rata ke lima aspek perkembangan anak aspek kognitif berada pada urutan ke dua setelah aspek perkembangan moral agama. Jadi dapat disimpulkan bahwa perkembangan aspek kognitif anak didik di TK Pradnya Paramita perlu mendapatkan tindak lanjut agar mencapai peningkatan.

Berdasarkan uraian diatas, perlu melakukan pembuktian secara emperik melalui suatu penelitian tentang seberapa

besar penerapan metode pemberian tugas berbantuan pictured cards mampu meningkatkan kemampuan kognitif (daya ingat) anak didik. Itulah yang mendasari perancangan sebuah penelitian yang berjudul “Penerapan Metode Pemberian Tugas Berbantuan Pictured Cards Untuk Mengembangkan Kemampuan Aspek Kognitif Pada Anak Didik Kelompok B1 semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di TK Pradnya Paramita Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng”. Hasil rata- rata perhitungan aspek perkembangan kognitif anak terlampir.

Dengan memperhatikan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan Metode Pemberian Tugas berbantuan Pictured Cards dapat meningkatkan kemampuan kognitif pada anak kelompok B1 Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014 di TK Pradnya Paramita Penarungan Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng ?

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian akan membatasi dan memfokuskan penelitian ini hanya pada mengelompokkan Pictured Cards (kartu bergambar) untuk mengembangkan kemampuan kongnitif pada anak Kelompok B1 TK Pradnya Paramita.

Penelitian ini difokuskan pada pengelompokkan Pictured Cards (kartu bergambar) untuk perkembangan kemampuan kongnitif pada anak Kelompok B1 TK Pradnya Paramita. Tujuannya adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan kognitif anak Kelompok B1 Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014 di TK Pradnya Paramita Penarungan Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng, setelah diterapkannya metode pemberian tugas dengan pictured cards.

Untuk meningkatkan seluruh aspek pengembangan perilaku dan kemampuan dasar seorang anak perlu diberikan rangsangan, latihan dan kesempatan pada anak. Oleh karena itu guru dan orang tua perlu tahu bagaimana cara atau metode yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan seorang anak secara optimal.

(4)

4 Metode berasal dari kata methodos secara etimologi “methodos” berasal dari kata

“metha dan holos” metha artinya dilalui dan holos berarti jalan. Metode adalah “jalan yang harus dilalui untuk mencapai sesuatu tujuan” (Agung, 2012:1) Menurut Sujiono, dkk (2007) metode adalah cara menyampaikan/mentransferilmu yang tepat sesuai dengan anak usia TK sehingga menghasilkan pemahaman yang maksimal bagi anak didik. Metode merupakan bagian dari strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan.

Dalam pembelajaran di PAUD guru dapat menggunakan beberapa metode pembelajaran, salah satunya adalah metode pemberian tugas. Metode ini sangat cocok diberikan karena dapat meningkatkan proses belajar mengajar menjadi lebih efektif. Melalui metode pemberian tugas anak dapat berusaha berlatih untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih baik, anak diberi kesempatan dalam melakukan sesuatu tetapi masih perlu bimbingan guru. Melalui metode ini anak akan semakin lancar, semakin pasti dan terarah. Selain itu guru juga dapat memberikan kegiatan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga anak dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Menurut Sujiono, dkk (2007) metode pemberian tugas adalah metode yang memberikan kesempatan kepada anak melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung dari guru, apa yang harus dikerjakan, sehingga anak dapat memahami tugasnya secara nyata agar dapat dilaksanakan secara tuntas. Metode pemberian tugas dapat diberikan secara kelompok atau perorangan. Yang harus diperhatikan dalam pemberian tugas adalah kejelasan tugas yang harus dilaksanakan dan batasan pemberian tugas. Pemberian batasan tugas merupakan syarat mutlak pada metode ini dan harus menjadi perhatian guru. Sering kali anak mengalami hambatan untuk memperoleh kemajuan belajar karena tidak menentunya batas yang harus dikerjakannya. Hal lain yang harus menjadi perhatian adalah penjelasan guru kepada anak, mengapa ia harus

mengerjakan tugas tersebut. Kejelasan penentuan batas tugas akan memperkecil kemungkinan anak membuang-buang waktu dan tenaga untuk suatu kegiatan yang tidak bermakna. Agar bahan pelajaran selesai sesuai batas waktu yang ditentukan, maka metode-metode inilah yang biasanya guru gunakan untuk mengatasinya. Dengan memanfaatkan metode secara akurat, guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode pemberian tugas adalah suatu tugas atau pekerjaan yang diberikan kepada anak-anak untuk dapat dikerjakan secara nyata, tepat dan tuntas sesuai dengan arahan yang sesuai dengan waktu yang telah diberikan.

Menurut Isyono (2006:262) kartu adalah “kertas persegi panjang yang agak tebal digunakan untuk berbagai keperluan”.

Kartu adalah sebuah objek kecil tipis datar, umumnya terbuat dari kertas tebal atau plastik. Kartu adalah alat yang digunakan untuk penggunaan informasi yang mudah dibawa kemana-mana, informasi yang berbeda pada kartu berupa informasi identitas diri. Namun pengertian kartu dalam konteks pemahaman anak TK kartu yang dimaksud bukanlah kartu kredit melainkan kartu yang terbuat dari kertas karton berbentuk persegi panjang dengan ukuran 7x10 cm. Kemudian dihiasi dengan gambar-gambar sebagai sarana perantara antara pembelajaran dengan sumber belajar yang dapat mengkondisikan anak didik untuk belajar. Gambar-gambar yang digunakan harus berdasarkan tema pembelajaran dan sesuai dengan karakteristik anak. Kartu Bergambar (Education Flashcards) adalah kartu-kartu bergambar yang diperkenalkan oleh Glenn Doman, seorang dokter ahli bedah otak dari Philadelphia, Pennsylvania. Gambar- gambar pada kartu bergambar dikelompok- kelompokkan berdasarkan seri binatang, buah-buahan, pakaian, warna, bentuk- bentuk angka yang disesuaikan dengan tema pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan

(5)

e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014)

5 mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Menurut Witherington (dalam Sujiono, 2007) mengemukakan bahwa kognitif adalah pikiran, kognitif (kecerdasan pikiran) melalui pikiran dapat digunakan dengan cepat dan tepat untuk mengatasi suatu situasi untuk memecahkan masalah.

Sedangkan perkembangan kognitif (perkembangan mental) adalah perkembangan pikiran. Pikiran adalah bagian dari proses berpikir dari otak. Pikiran yang digunakan untuk mengenali, mengetahui, dan memahami. Teori

“Multiple Intelegence” dikemukakan oleh Guilford dan Howard Gardner (dalam Sujiono, 2007) berpendapat bahwa kognitif dapat dilihat dari tiga kategori dasar atau

“faces of intellect” , yaitu operasi mental, content dan produk. Menurut Guilford keterkaitan antara ketiga kategori berpikir atau kemampuan intelektual tersebut, telah melahirkan 180 kombinasi kemampuan.

Model struktur intelektual Guilford ini telah mengembangkan wawasan tentang hakikat kognitif dengan menambah faktor-faktor seperti “social judgment” (evaluasi terhadap orang lain) dan kreativitas (berpikir

“divergen”). Sedangkan Gardner membagi kognitif kedalam tujuh jenis, yaitu kecerdasan logika, kecerdasan bahasa, kecerdasan musik, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestik, kecerdasan interpersonal dan kecerdasan antarpersonal. Jadi dapat disimpulkan bahwa perkembangan Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Pengembangan kognitif dimaksud agar individu mampu mengembangkan kemampuan persepsinya, ingatan, berpikir, pemahaman terhadap symbol, melakukan penalaran dan memecahkan masalah.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan kognitif dapat diartikan sebagai kecerdasan berpikir. Secara luas kognitif (daya pikir) mengenai berpikir dan mengamati. Perkembangan kognitif merupakan tingkah laku yang mengakibatkan orang memperoleh pengetahuan atau yang dibutuhkan untuk

memperoleh pengetahuan. Kemampuan anak untuk mengkoordinasikan berbagai cara berpikir untuk menyelesaikan berbagai masalah dapat dipergunakan sebagai tolak ukur pertumbuhan kecerdasan.

Penelitian sejenis mengenai penggunaan Pictured Cards dengan menggunakan metode pemberian tugas dalam upaya meningkatkan kemampuan aspek kognitif anak sudah pernah dilakukan oleh Putu Astri Diah Utari. Namun, perbedaan terletak pada permainan kartu gambar sedangkan peneliti saat ini meneliti kemampuan aspek kognitif anak dengan mengelompokkan kartu bergambar (pictured cards). Media kartu bergambar ini juga sudah pernah dilakukan oleh I Gusti Agung Ayu Sutrisnadi, namun perbedaan terletak pada penggunaan metode bercakap-cakap sedangkan peneliti saat ini meneliti penggunaan metode pemberian tugas. Media kartu bergambar ini juga sudah pernah dilakukan oleh Sita Fitriah, namun perbedaan terletak pada penggunaan metode bercakap-cakap sedangkan peneliti saat ini meneliti penggunaan metode pemberian tugas.

Adapun hipotesis yang dirumuskan dari penelitian ini adalah jika metode pemberian tugas melalui pictured cards diterapkan secara efektif, maka kemampuan aspek kognitif (daya ingat) anak di TK Pradnya Paramita akan cenderung meningkat.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan tindakan berupa penerapan metode pemberian tugas berbantuan pictured cards untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Pradnya Paramita semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Penentuan waktu disesuaikan dengan kalender pendidikan di TK Pradnya Paramita pada rentangan waktu semester II tahun 2013/2014.

Subjek penelitian ini adalah anak-anak kelompok B1 semester II tahun pelajaraan 2013/2014 TK Pradya Paramita yang berjumlah 20 orang dengan 9 orang siswa

(6)

6 laki-laki dan 11 orang siswa perempuan.

Siswa ini dipilih menjadi subjek penelitian mengingat di kelompok B1 TK Pradnya Paramita, pada semester II tahun pelajaran 2013/2014 ditemukan permasalahan- permasalahan seperti yang telah dipaparkan dalam latar belakang. Objek yang ditangani dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan Kognitif pada anak kelompok B1 TK Pradnya Paramita pada Semester Genap.

Adapun pelaksanaan tindakan ini adalah dengan menerapkan metode pemberian tugas berbantuan pictured cards dapat meningkatkan kemampuan kognitif pada anak kelompok B1 semester II tahun pelajaran 2013/2014 di Taman Kanak- kanak Pradnya Paramita. Pelaksanaan penelitian ini mengikuti tahap-tahap penelitian tindakan kelas yang pelaksanaan tindakannya terdiri atas beberapa siklus.

Untuk mengumpulkan data tentang kemampuan kognitif anak digunakan metode observasi terhadap kegiatan yang dilakukan oleh anak pada proses belajar mengajar berlangsung. Menurut Agung,

(2012:61) menyatakan bahwa “metode observasi adalah suatu cara memperoleh atau mengumpulkan data yang dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang objek tertentu”. Instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan kognitif pada anak kelompok B1 TK Pradnya Paramita adalah lembar observasi.

Penelitian tindakan kelas ini menggunakan dua metode analisis data yaitu metode analisis statistik deskriptif dan metode deskriptif kuantitatif. Dalam buku metodologi penelitian dinyatakan bahwa

ada dua jenis metode analisis statistik yaitu metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis statistik inferensial. Dalam hubungan ini Agung (2012:70) menyatakan bahwa, Metode analisis statistik deskriptif adalah cara pengelolaan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan teknik dan rumus-rumus statistik deskriptif seperti distribusi frekuensi, grafik, angka rata-rata (Mean), Median (Me), dan Modus (Mo) untuk menggambarkan keadaan suatu objek tertentu sehingga diperoleh kesimpulan umum.

Dalam penerapan metode analisis statistik deskriptif ini, data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis atau disajikan ke dalam: (a) tabel distribusi frekuensi, dan (b) menghitung angka rata-rata (Mean), (c) menghitung median, (d) menghitung modus, (e) menyajikan data ke dalam grafik polygon. Metode analisis deskriptif kuantitatif ialah “suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau persentase mengenal keadaan suatu objek yang diteliti

sehingga diperoleh kesimpulan umum”

Agung (2012:76). Metode analisis des- kriptif kuantitatif ini digunakan untuk menentukan tinggi rendah kemampuan kognitif anak yang dikonversikan ke dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima

Tingkatan kemampuan hasil belajar dan keaktifan belajar siswa dapat ditentukan dengan membandingkan M (%) atau rata-rata persen ke dalam PAP skala lima dengan kriteria seperti tabel berikut.

Penelitian ini berhasil apabila ketuntasan belajar anak dapat memenuhi target yang sudah ditentukan. Dalam hal ini Tabel 1. Pedoman PAP Skala Lima

Persentase (%) Kreteria Hasil Belajar Kognitif 90 – 100

80 – 89 65 – 79 55 – 64 0 – 54

Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah Sumber (Agung, 2012 : 9)

(7)

e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014)

7 krtiteria keberhasilan siswa yaitu jika sudah mencapai presentase 80% keatas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan di TK Pradnya Paramita Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan yaitu bulan Maret 2014.

Untuk mendapatkan hasil penelitian sebagaimana tertera pada tujuan penelitian,

dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dilaksanakan dalam 6 kali pertemuan mulai tanggal 3 maret 2014 sampai dengan tanggal 8 maret, siklus II dilaksanakan dalam 6 kali pertemuan mulai tanggal 17 maret Sampai dengan 22 maret, dengan menggunakan program semester kelompok B1 TK Pradnya Paramita seperti pada lampiran No 06, Peta Konsep pada lampiran No 07 Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) seperti pada lampiran No 8,9,10,11,12,13. Pada saat pelaksanaan pembelajaran guru melakukan penelitian dengan menggunakan instrument observasi seperti pada lampiran No 14 evaluasi penilaian belajar anak.

Data kemampuan kognitif pada penelitian siklus I disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, menghitung mean (M), median (Md), modus (Mo), grafik polygon, dan membandingkan rata-rata atau mean dengan model PAP skala lima.

Dari hasil observasi yang dilakukan pada saat penerapan metode pemberian tugas dan pictured cards dengan menggunakan 6 indikator yang muncul dalam proses pembelajaran akan diberi bobot, yakni 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (cukup baik), 1 (kurang baik).

Adapun hasil analisis data statistik deskriptif disajikan pada tabel 2

Grafik polygon 1. perkembangan kemampuan kognitif anak pada siklus I

0 1 2 3 4 5

10 11 12 13 14 15 16 17

Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat diketahui bahwa tingkat kemampuan kognitif anak pada siklus I masih berada pada kriteria rendah. Adapun kendala-kendala dan kekurangan penerapan penggunaan metode pemberian tugas dan pictured cards pada siklus I berdasarkan hasil observasi adalah sebagai berikut. Anak masih belum terbiasa menggunakan metode pemberian tugas dan menggunakan pictured cards yang peneliti gunakan, anak belum memahami pembelajaran menggunakan metode pemberian tugas, serta ada beberapa anak yang tidak merespon kegiatan Tabel 2. Deskriptif kemampuan Kognitif anak siklus I dan II

Statistik Siklus I Siklus II

Mean 14,10 19,80

Median 14,00 20,00

Modus 13,00 21,00

M % 58,75% 82,50%

Mo = 13,00

Md = 14,00 M = 14,10

(8)

8 pembelajaran saat proses pembelajaran berlangsung.

Beberapa anak masih bingung terhadap metode yang digunakan pada penggunaan pictured cards, media yang dipergunakan tampilannya kurang menarik dari segi ukuran, gambar maupun warnanya.

Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, maka usaha yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut. Mensosialisasikan kembali penggunaan pictured cards dalam setiap pembelajaran dengan menerapkan metode pemberian tugas, sehingga pertemuan berikutnya anak akan lebih terbiasa dalam mengikuti pembelajaran.

Membuat tampilan gambar dengan variasi yang lebih menarik dari segi warna, ukuran, dan gambar yang mudah dipahami anak.

Berdasarkan hasil refleksi tersebut, maka penelitian tindakan kelas ini perlu dilanjutkan ke siklus II untuk peningkatan dan penyempurnaan.

Setelah diadakan perbaikan pada proses pembelajaran siklus I dalam pelaksanaan siklus II telah nampak adanya peningkatan signifikan yang dapat dilihat

pada kemampuan kognitif

mengelompokkan pictured cards (kartu bergambar) yang diperoleh anak yang sebelumnya berada pada kriteria rendah meningkat menjadi kriteria tinggi.

Grafik polygon 2. perkembangan kemampuan kognitif anak pada siklus II

0 1 2 3 4 5

16 17 18 19 20 21 22 23

Adapun temuan-temuan yang diperoleh selama pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut. Secara garis besar

proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana kegiatan harian yang direncanakan oleh peneliti, sehingga pencapaian kognitif anak yang diharapkan dapat tercapai, anak yang awalnya kemampuannya dalam mengelompokkan kurang dalam proses pembelajaran menjadi baik.

Anak yang kemampuan kognitif kurang aktif dalam proses pembelajaran menjadi aktif. Peneliti dalam hal ini berperan sebagai guru yang memberikan arahan pada anak apabila ada hal yang mereka tidak mengerti mengenai suatu tugas yang diberikan.

Secara umum proses pembelajaran dengan metode pemberian tugas sudah berjalan dengan baik, hal ini terlihat dari adanya peningkatan rata-rata persentase (M%) dari siklus I ke siklus II, sehingga peneliti memandang peneliti ini cukup sampai di siklus II dan tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif diperoleh rata-rata persentase kemampuan kognitif anak melalui metode pemberian tugas, anak siklus I sebesar 58,75% dan rata-rata persentase kemampuan kognitif anak dengan pictured cards anak siklus II sebesar 82,50%. Ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata persentase kemampuan kognitif anak dari siklus I ke siklus II sebesar 23,75% ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata persentase kemampuan kognitif anak dari siklus I ke siklus II sebesar 58,75% (rendah) menjadi 82,50% (tinggi). Adapun peningkatan kemampuan kognitif setelah penerapan metode pemberian tugas sejalan dengan pendapat para ahli yang terdapat dalam bukunya Sujiono, dkk (2007) yang menyatakan bahwa metode yang memberikan kesempatan kepada anak melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung dari guru, apa yang harus dikerjakan, sehingga anak dapat memahami tugasnya secara nyata agar dapat dilaksanakan secara tuntas..

Peningkatan kemampuan kognitif anak pada setiap siklus menunjukkan bahwa penerapan metode pemberian tugas Mo = 21,00

Md = 20,00 M = 19,80

(9)

e-Journal PG-PAUD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 2 No 1 Tahun 2014)

9 dan penggunaan pictured cards dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap kemampuan kognitif anak. Keberhasilan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode pemberian tugas dan penggunaan pictured cards untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak ternyata sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan kognitifnya.

Berdasarkan hasil dan uraian tersebut berarti bahwa dengan penerapan metode pemberian tugas berbantuan pictured cards mampu meningkatkan kemampuan kognitif anak kelompok B1 Semester Genap di TK Pradnya Paramita, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2013/2014.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran siklus I hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode pemberian tugas berbantuan pictured cards untuk meningkatkan kemampuan kognitif pada anak kelompok B1 di TK Pradnya Paramita Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan kemampuan kognitif dengan mengelompokkan pictured cards pada anak kelompok B1 di TK Pradnya Paramita setelah penerapan metode pemberian tugas berbantuan Pictured Cards persentase kemampuan kognitif anak pada siklus I sebesar 58,75% menjadi sebesar 82,50% pada siklus II yang ada pada kategori tinggi sehingga mengalami peningkatan sebesar 23,75%. Dengan demikian penerapan metode pemberian tugas berbantuan Pictured Cards mampu meningkatkan kemampuan kognitif anak kelompok B1 semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014 di TK Pradnya Paramita.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pemberian tugas berbantuan pictured cards dapat meningkatkan kemampuan kognitif pada anak kelompok B1 Semester Genap TK Pradnya Paramita Tahun Pelajaran

2013/2014. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan kemampuan kognitif anak pada setiap siklus. Berdasarkan hitungan dari grafik Polygon pada siklus I Mo, Md, M, dimana Mo<Md<M (13,00<14,00<14,10) sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data-data kemampuan kognitif pada siklus I merupakan kurva juling positif, sedangkan pada siklus II terlihat M, Md, Mo dimana Mo>Md>M (21,00>20,00>19,80), sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data- data kemampuan kognitif pada siklus II merupakan kurva juling negatif, berarti harus belajar kemampuan kognitif anak TK Pradnya Paramita kelompok B cenderung meningkat.

Kepada para siswa/siswi, agar lebih proaktif dalam proses pembelajaran yang berlangsung, sehingga kemampuan anak dalam pengembangan kemampuan kognitif dapat lebih meningkat dan berhasil dengan semakin baik.

Kepada Guru-guru TK disarankan untuk mengembangkan kreativitas dalam pembuatan dan pemanfaatan media yang terjangkau dari segi ekonomi namun memiliki potensi untuk digunakan sebagai sarana dalam mengembangkan kemampuan kognitif anak.

Kepada Kepala TK, agar memberi bantuan sarana dan prasarana belajar pada guru yang sedang mengembangkan profesinya melalui PTK yang diterapkan serta mampu menginformasikan daya guna metode pemberian tugas berstruktur dapat meningkatkan profesi guru secara profesional sesuai bidang studi yang dimilikinya.

Kepada para peneliti lainnya agar mengadakan penelitian lebih lanjut masalah pemanfaatan strategi belajar mengajar dengan metode pemberian tugas dengan mengembangkan variabel yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, A. A. Gede. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja:

Jurusan Teknologi Pendidikan, FIP Undiksha.

Aisyah, Siti, Dkk. 2007. Perkembangan Dan Konsep Dasar Pengembangan Anak

(10)

10 Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.

Ali, Asrori. 2004. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik.

Jakarta: Bumi Askara.

Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru.

Surabaya : Usaha Nasional (cetakan I).

---, 2007. Strategi Belajar Mengajar.

Surabaya : Rineka Cipta (edisi revisi).

Dhienietal (2007: 9.6-9.7). Pegembangan Kosa Kata. Bandung: Alfabeta Bandung.

Harmalik, Oemar. 2001. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung:

PT Citra Aditnya Bakti.

Koyan, I W. 2007. Statistika Dasar dan Lanjut (Teknik Analisis Data Kuantitatif). Singaraja:

Pascasarjana, Universitas Pendidikan Ganesha.

---, 2007.Statistika Pendidikan.Singaraja:

Universitas Pendidikan Ganesha.

Koyan, I W. 2012. Statistik Pendidikan (Teknik Analisis Data Kuantitatif).

Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Moeslichatoen. 1999. Pengertian Metode Pemberian Tugas.Tersedia pada http://ipotes.wordpress.com/1999/Pe ngertian-Metode-Pemberian-Tugas (diakses tanggal 3 Februari 2014).

Moeslichatoen. R. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak.

Jakarta: Rineka Cipta

Nana,Sudjana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar.Tersedia pada http://ipotes.wordpress.com/1989/Pe

ngertian-Metode-Pemberian-

Tugas/(diakses tanggal 8 Februari 2014).

Isyono. 2006. Media Pendidikan Pengertian

Pengembangan dan

Pemanfaatannya, Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Jalal, Fasli. 2003. Perluasan Layanan Pendidikan Anak Usia Dini.. Buletin PADU, Agustus 2003, Jakarta.

---, 2003. Kebijakan Makro Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia, Buletin PADU, Edisi Khusus, Jakarta.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009, tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembina TK dan SD.

Roestiyah. 2012. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Suarta, I Nyoman, dkk. 2011. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.

Mataram : Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal PAUD.

Sujiono, Yuliani Nurani, dkk. 2006. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut, peneliti memilih judul “Penerapan Metode Demonstrasi dan Pemberian Tugas Dapat Meningkatkan Kemampuan Berhitung

Dari proses pembelajaran dengan menerapkan metode pemberian tugas melalui kegiatan mencocok dengan berbantuan media gambar untuk meningkatkan kemampuan motorik halus

kreativitas anak pada setiap siklus menunjukkan bahwa penerapan metode pemberian tugas berbantuan media balok dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan diatas maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah dengan Penerapan Metode Pemberian Tugas Dapat

Kelemahan ini yang menyebabkan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode pemberian tugas berbantuan media mozaik untuk meningkatkan perkembangan motorik halus

Berdasarkan rumusan masalah yang dipakai, dapat dirumuskan tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan kemampuan kognitif melalui penerapan metode

(10,00&gt;9,15&gt;6,5), sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data-data peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan melalui penerapan metode pemberian tugas

Metode pemberian tugas, di samping merangsang anak untuk aktif belajar, juga menanamkan tanggung jawab (Maksud, 2013). Adapun karakteristik metode pemberian tugas