• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN MEDIA POHON ANGKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN MEDIA POHON ANGKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN ANAK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN MEDIA POHON ANGKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL

LAMBANG BILANGAN ANAK

Desak Putu Budiartini1, I Nyoman Jampel2, Nice Maylani Asril3

1,3Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

2Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Bali

e-mail:desak.budiartini@yahoo.co.id1, nyomanjampel@yahoo.com2, nice.asril@gmail.com3,

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak kelompok B semester II di TK Kuncup Harapan Banjar tahun pelajaran 2013/2014 melalui penerapan metode pemberian tugas berbantuan media pohon angka. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek dari penelitian ini adalah 13 anak TK pada kelompok B semester II tahun pelajaran 2013/2014. Data penelitian tentang kemampuan mengenal lambang bilangan dikumpulkan dengan metode observasi dengan instrumen berupa pedoman observasi. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode deskriptif kuantitaif. Berdasarkan perhitungan dan grafik polygon siklus I, kemampuan mengenal lambang bilangan melalui penerapan metode pemberian tugas berbantuan media pohon angka pada anak kelompok B tahun pelajaran 2013/2014 di TK Kuncup Harapan Banjar termasuk ke dalam kategori rendah. Perhitungan dan grafik polygon siklus II, kemampuan mengenal lambang bilangan melalui penerapan metode pemberian tugas berbantuan media pohon angka pada anak kelompok B tahun pelajaran 2013/2014 di TK Kuncup Harapan Banjar termasuk ke dalam kategori tinggi. Melalui penerapkan metode pemberian tugas berbantuan media pohon angka dalam meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak kelompok B semester II tahun pelajaran 2013/2014 di TK Kuncup Harapan Banjar, dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan sebesar 23%.

Kata kunci : metode pemberian tugas, media pohon angka, kemampuan mengenal lambang bilangan

Abstract

This study aimed at investigating the improvement of second semester children in B group of Kuncup Harapan Banjar kindergarten school in academic year 2013/2014 competency in recognizing sign of calculation through the implementation of administration-tasks method assisted by tree-number. This study was a classroom action research that was conducted through two cycles. The subjects of this study were 13 children of second semester children in B group in academic year 2013/2014. The data of recognizing sign of calculation ability were gathered by using observation method with an instrument in the form of observation guidelines.

The data obtained were analyzed by using descriptive quantitative method and descriptive qualitative method. Based on the result of analysis and also polygon graph in cycle 1, low number of improvement in children recognizing sign of calculation ability after the implementation of administration-tasks method assisted by tree-number in second semester children in B group of KuncupHarapan Banjar kindergarten school in academic year 2013/2014. Furthermore, based on the result of analysis and also polygon graph in cycle 2, high number of improvement in children cognitive ability after the implementation of administration-tasks method assisted by tree-number in second semester children in B group of Kuncup Harapan Banjar kindergarten school in academic year 2013/2014. There was improvement for about 23% gained from cycle I to cycle II by the second semester children in B group of Kuncup Harapan Banjar kindergarten school in academic year 2013/2014 after the implementation of administration-tasks method assisted by tree-number in improving ability in recognizing sign of calculation.

Keywords: administration-tasks method,tree-numbermedia, recognizing sign of calculation ability

(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Salah satu komponen yang paling penting dalam pendidikan adalah belajar dan pembelajaran. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Pembelajaran merupakan proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

PAUD pada hakikatnya merupakan pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak. Setiap tahap perkembangan anak usia dini memiliki ciri atau tugas perkembangan tertentu yang dapat dijadikan standar atau perkiraan tentang hal-hal yang harus dikuasai anak pada tahap tertentu.

Masyarakat telah menunjukkan kepedulian terhadap masalah pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan anak usia 0 sampai 6 tahun dengan berbagai jenis layanan sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang ada baik dalam jalur pendidikan formal. Usia 4 sampai 6 tahun merupakan masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak.

Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi ke dalam dirinya.

Masa ini merupakan masa awal

pengembangan kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan moral dan nilai-nilai agama.

Kemampuan kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang mencirikan seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide-ide dan belajar. Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. (Sujiono, 2007: 1.3). Hurlock (Jawati, 2013), mengatakan bahwa “usia 3- 5 tahun adalah masa permainan”. Bermain dengan benda atau alat permainan dimulai sejak usia satu tahun pertama dan akan mencapai puncaknya pada usia 5-6 tahun.

Pada mulanya anak mengeksplorasi mainannya antara usia 2 dan 3 tahun, kemudian mereka membayangkan mainannya mempunyai sifat hidup (dapat bergerak, berbicara, dan merasakan), misalnya anak mengajak berbicara boneka kesayangannya. Bermain merupakan media yang amat diperlukan untuk proses berpikir karena menunjang perkembangan intelektual melalui pengalaman yang cara berpikir anak-anak. Perkembangan kognitif banyak hal yang dapat dikembangkan seperti mengenal lambang bilangan dan konsep bilangan, memecahkan masalah sederhana, warna, mengenal bentuk, ukuran, pola dan sebagainya.

Pedoman pembelajaran permainan konsep bilangan permulaan di taman kanak-kanak di jelaskan bahwa: konsep bilangan merupakan bagian dari matematika, diperlukan untuk menumbuhkembangkan keterampilan berhitung yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar. Ningsih (Kustini, 2012), mengungkapkan bahwa kegiatan berhitung untuk anak usia dini di sebut juga sebagai kegiatan menyebutkan urutan bilangan atau membilang buta (route counting/rational counting). Anak menyebutkan urutan bilangan tanpa menghubungkan dengan benda-benda kongkret. Pada anak usia 4 tahun, mereka dapat menyebutkan urutan bilangan sampai sepuluh. Usia 5 atau 6

(3)

tahun dapat menyebutkan urutan bilangan sampai seratus. Ningsih (Kustini, 2012), menjelaskan bahwa kegiatan menyebutkan bilangan ini dapat dilakukan melalui permainan bilangan.

Metode adalah cara menyampaikan atau mentransfer ilmu yang tepat sesuai dengan anak usia TK sehingga menghasilkan pemahaman yang maksimal bagi anak didik. Metode merupakan bagian dari strategi pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diinginkan, oleh karena itu dalam memilih suatu metode yang akan digunakan, guru TK perlu memilih alasan yang kuat dan memperhatikan faktor-faktor yang mendukung pemilihan metode tersebut seperti karakteristik tujuan kegiatan dan karakteristik anak.

Karakteristik tujuan adalah pengembangan kognitif, fisik, sosial emosional, moral dan nilai-nilai agama dan seni. Penulis menerapkan metode pemberian tugas untuk mengatasi permasalahan yang muncul di TK.

Menurut Moeslichatoen (Wati, 2012), “Metode pemberian tugas merupakan tugas atau pekerjaan yang sengaja diberikan kepada anak TK yang harus dilaksanakan dengan baik. Tugas itu diberikan kepada anak TK untuk memberi kesempatan kepada mereka untuk menyelesaikan tugas yang didasarkan pada petunjuk langsung dari guru yang sudah dipersiapkan sehingga anak dapat menjalani secara nyata dan melaksanakan dari awal sampai tuntas. Tugas yang diberikan kepada anak dapat diberikan secara perorangan atau kelompok (Kurikulum Taman kanak-Kanak, 1986:10)”.

Melalui penerapan metode pemberian tugas ini nantinya dapat membantu dalam mengatasi beberapa permasalahan yang ada di TK. Salah satunya melalui penerapan metode pemberian tugas yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini.Pohon angka adalah salah satu media yang dapat digunakan untuk pembelajaran di Taman Kanak-kanak yang merupakan permainan edukasi untuk melatih berhitung anak-anak melalui media permainan edukatif. Media ini adalah alat permainan edukasi (APE) untuk kelompok pendidikan anak usia dini (PAUD). Pohon angka juga dapat

digunakan untuk melatih kemampuan kognitif anak salah satunya untuk mengenalkan lambang bilangan dan konsep bilangan.

Guru juga memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembelajaran dan pembentukan perilaku, karena guru berinteraksi langsung dengan anak sebagai peserta didik. Interaksi langsung inilah, guru merupakan model bagi anak. Perilaku ini tercermin dalam tutur kata, penampilan, sikap, dan tindakan yang dilakukan oleh anak didik. Oleh karena itu, pendidik PAUD diharapkan memiliki penampilan, sikap, tindakan dan tutur kata yang baik, sehingga anak mendapatkan model yang baik dan patut ditiru.

Guru juga dapat memberikan layanan yang baik bagi anak didik dengan menyediakan lingkungan yang menyenangkan dan mengairahkan bagi anak saat proses pembelajaran berlansung sehingga tercipta hubungan dua arah yang harmonis antara guru dan anak didik. Cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak dengan menggunakan metode pemberian tugas dan media pohon angka yaitu dengan memberikan tugas, anak akan mampu meningkatkan kemampuan kognitifnya.

Maka berdasarkan kenyataan dan uraian diatas dilakukan penelitian yang berjudul

“Penerapan Metode Pembemberian Tugas Berbantuan Media Pohon Angka untuk Meningkatkan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan Pada Anak Kelompok B semester genap tahun pelajaran 2013/2014 Di TK Kuncup Harapan Banjar Desa Banjar Kecamatan Banjar”.

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut.

Apakah setelah penerapan metode pembelajaran tugas berbantuan media pohon angka dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak kelompok B semester genap tahun pelajaran 2013/2014 di TK Kuncup Harapan Banjar?

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak kelompok B semester II tahun pelajaran 2013/2014 setelah penerapan metode pemberian tugas berbantuan media pohon

(4)

angka di TK Kuncup Harapan Banjar Desa Banjar Kecamatan Banjar.

Ada beberapa pendapat yang menyatakan pengertian metode pemberian tugas, diantaranya pendapat Sujiono (2007:77) menyatakan bahwa metode pemberian tugas adalah metode yang memberikan kesempatan kepada anak melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung dari guru, apa yang harus dikerjakan, sehingga anak dapat memahami tugasnya secara nyata agar dapat dilaksanakan secara tuntas. Metode pemberian tugas dapat diberikan secara berkelompok atau perorangan.

Menurut Moeslichatoen (Wati, 2012), “Metode pemberian tugas merupakan tugas atau pekerjaan yang sengaja diberikan kepada anak TK yang harus dilaksanakan dengan baik. Tugas itu diberikan kepada anak TK untuk memberi kesempatan kepada mereka untuk menyelesaikan tugas yang didasarkan pada petunjuk langsung dari guru yang sudah dipersiapkan sehingga anak dapat menjalani secara nyata dan melaksanakan dari awal sampai tuntas. Tugas yang diberikan kepada anak dapat diberikan secara perorangan atau kelompok (Kurikulum Taman kanak-Kanak, 1986:10)”.

Pendapat lain dari Gunarti (2008:73), metode pemberian tugas merupakan tugas atau pekerjaan yang sengaja diberikan kepada anak yang harus dilaksanakan dengan baik. Tugas ini diberikan anak untuk memberikan

kesempatan kepada mereka

menyelesaikan tugas yang diberikan yang didasarkan pada petunjuk langsung dari pendidik yang sudah dipersiapkan sehingga anak dapat menjalani secara nyata dan melaksanakan dari awal sampai tuntas.

Tugas yang diberikan kepada anak harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak. Selain itu, kita juga memberikan kebebasan kepada anak dalam proses pengerjaannya. Dengan kata lain, kita tidak boleh menuntut anak menyelesaikan suatu tugas dengan waktu yang sama dengan teman-teman yang lainnya.

Jadi menurut beberapa pendapat mengenai metode pemberian tugas di atas, dapat disimpulkan bahwa metode pemberian tugas merupakan salah satu

metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran baik dalam bentuk tugas-tugas di sekolah ataupun di rumah untuk melatih tanggung jawab anak dan melatih seberapa besar pemahaman anak terhadap materi yang diberikan.

Pemberian tugas yang diberikan dalam penelitian ini adalah anak ditugaskan menulis angka. Pemberian penentuan batasan tugas merupakan prasyarat yang sangat penting yang harus mendapat perhatian guru TK. Banyak anak yang mengalami hambatan untuk memperoleh kemajuan belajar karena tidak menentunya batas tugas yang diberikan guru yang harus diselesaikan. Anak harus mendapat kejelasan mengapa ia harus mengerjakan tugas itu. Guru harus menjelaskan tujuan dari diberikannya tugas tersebut. Metode pemberian tugas yang digunakan dalam penelitian ini adalah menulis angka 1-20.

Menurut Wati (2012), adapun faktor- faktor yang berpengaruh dalam penentuan kejelasan batas tugas bagi anak TK, yaitu:

tugas harus cukup jelas rinciannya agar tugas itu tidak membingungkan, anak memahami dari mana harus memulai pekerjaan itu dan sampai dimana harus mengakhirinya, tugas yang diberikan guru harus jelas kaitannya dengan hal-hal konkret yang dihadapi anak sehari-hari, pemberian tugas secara lisan harus cukup singkat tetapi rinci agar setiap anak memahami memahami tugas yang harus diselesaikan, bila anak menghadapi kesulitan dalam melaksanakan bagian tugas yang harus diselesaikan, guru sudah dapat membayangkan kira-kira bantuan apa yang perlu diberikan untuk menangani kesulitan tersebut.

Menurut Wati (2012), adapun manfaat metode pemberian tugas yaitu:

pendidik akan memperoleh umpan balik tentang kualitas hasil belajar anak, pemberian tugas bila dirancang secara tepat dan proporsional akan dapat meningkatkan cara belajar yang benar, anak akan semakin terampil mengerjakan, semakin lancar, semakin pasti dan terarah untuk mencapai tujuan pembelajaran, tugas yang diberikan secara teratur, berkala, dan ajeg akan menanamkan kebiasaan dan sikap belajar yang positif serta dapat

(5)

memotivasi anak untuk belajar sendiri, pemberian tugas secara tepat dan dirancang secara seksama dapat menghasilkan prestasi belajar yang optimal, tugas yang diberikan dengan menggunakan bahan-bahan yang bervariasi akan menarik minat anak untuk mengerjakan tugas yang akan diberikan selanjutnya.

Media Pohon Angka adalah salah satu media yang dapat digunakan untuk pembelajaran di Taman Kanak-kanak yang merupakan permainan edukasi untuk melatih berhitung anak-anak melalui media permainan edukatif. Media ini adalah alat permainan edukasi (APE) untuk kelompok pendidikan anak usia dini (PAUD). Pohon angka juga dapat digunakan untuk melatih kemampuan kognitif anak salah satunya untuk mengenalkan lambang bilangan dan konsep bilangan (Wati, 2012).

Manfaat media pohon angka menurut Wati (2012), adapun manfaat dari media pohon angka yaitu: mengasah otak, pohon angka adalah cara yang baik untuk mengasah otak anak usia dini, disini terlihat ketika anak menyusun angka sesuai dengan urutanya, melatih koordinasi mata dan tangan, pohon angka dapat melatih koordinasi mata dan tangan. Disini anak harus memasangkan angka pada pohonnya, memperkuat daya ingatan, pohon angka dapat memperkuat daya ingat anak. dengan bermain pohon angka anak dapat mengingat urutan angka 1-10.

Berdasarkan teori yang dibangun oleh Piaget (Sujiono, 2007:14) beberapa penulis mendefinisikan kognitif atau intelektual dengan redaksi yang berbeda- beda, namun pada dasarnya sama, yaitu aktivitas mental dalam mengenal dan mengetahui tentang dunia. Beberapa ahli psikologi mendefinisikan kognitif yang berkecimpung dalam bidang pendidikan bahwa kognitif dengan berbagai peristilahan. Terman mendefinisikan bahwa kognitif adalah Kemampuan untuk berpikir secara abstrak. Colfin mendefinisikan bahwa kognitif adalah Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Henman mendefinisikan bahwa kognitif adalah intelektual ditambah dengan pengetahuan. Hent mendefinisikan bahwa kognitif adalah teknik untuk memproses yang di sediakan oleh indra.

Minet (Sujiono, 2007:14), perkembangan intelektual adalah sama dengan perkembangan mental, sedangkan perkembangan kogntif adalah perkembangan pikiran. Pikiran adalah bagian dari proses berpikir dari otak. Pikiran yang digunakan untuk mengenali, membeli alasan rasional,mengatasi dan memahami kesempatan penting.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kognitif adalah suatu proses berfikir berupa kemampuan atau daya untuk menghubungkan suatu peristiwa dengan peristiwa, menilai dan mempertimbangkan segala sesuatu yang dari dunia sekitar.

Piaget (Sujiono, 2007:37), mengemukakan bahwa perkembangan kognitif bukan hanya hasil kematangan organisme, bukan pula pengaruh lingkungan saja, melainkan interaksi antara keduanya. Piaget (Sujiono, 2007:37), mengatakan bahwa tahap-tahap perkembangan kognitif secara skematis digambarkan yaitu: Tahap Sensori motor umur 0-2 tahun, perkembangan skema mlalui refleks-refleks untuk mengtahui dunianya dan mencapai kemampuan dalam mempersiapkan ketetapan dalam objek, tahap Praoperasional umur 2-7, penggunaan simbol dan penyusunan tanggapan internal, misalnya dalam permainan, bahasa dan peniruan, tahap Konkret operasional umur 7-11, mencapai kemampuan untuk berpikir sistematik terhadap hal-hal atau objek-objek yang konkret dan mencapai kemampuan mengkonservasikan, tahap Formal oprasional umur 11, mencapai kemampuan untuk berpikir sistematik terhadap hal-hal yang abstrak dan hipotesis.

Aspek-aspek Kemampuan Kognitif Perkembangan kognitif merupakan proses berfikir untuk menghubungakn sesuatu dapat juga dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah (Depdiknas, 2006). Pengembangan kognitif merupakan perwujudan dari kemampuan frimer yang memiliki aspek utama sebagai berikut Kemampuan berbahasa, Kemampuan mengingat atau kecepatan, Kemampuan nalar atau berpikir logis atau ketepatan, Kemampuan bilangan, Kemampuan menggunakan kata-kata.

(6)

Pengenalan lambang bilangan pada anak perlu diberikan sedini mungkin dengan menggunakan cara yang tepat dan sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Dengan mengenalkan lambang bilangan diharapkan anak akan lebih mudah dalam memahami konsep matematika yang lainnya pada pembelajaran di tingkat yang lebih tinggi.

Pengenalan lambang bilangan pada anak akan merangsang perkembangan kognitifnya, sehingga anak dapat mengolah dan menggunakan lambang bilangan tersebut dalam kehidupan sehari- hari.Sebelum membahas mengenai lambang bilangan, maka perlu diketahui terlebih dahulu mengenai pengertian bilangan.

Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran. Merserve (Dali, 2011) menyatakan bahwa bilangan adalah suatu abstraksi. Sebagai abstraksi bilangan tidak memiliki keberadaan secara fisik. Sementara itu, menurut Sudaryanti (2006: 1) bilangan adalah suatu obyek matematika yang sifatnya abstrak dan termasuk kedalam unsur yang tidak didefinisikan (underfined term).

Soedadiatmodjo, dkk (1983: 67) bilangan adalah suatu idea yang digunakan untuk menggambarkan atau mengabstraksikan banyaknya anggota suatu himpunan.

Bilangan itu sendiri tidak dapat dilihat, ditulis, dibaca dan dikatakan karena merupakan suatu idea yang hanya dapat dihayati atau dipikirkan saja.

Menurut definisi di atas maka diperlukan adanya simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili suatu bilangan yang disebut sebagai angka atau lambang bilangan. Menurut Sudaryanti (2006: 1) untuk menyatakan suatu bilangan dinotasikan dengan lambang bilangan yang disebut angka. Bilangan dengan angka menyatakandua konsep yang berbeda, bilangan berkenaan dengan nilai sedangkan angka bukan nilai. Angka hanya merupakan suatu notasi tertulis dari sebuah bilangan. perlu adanya pembeda antara tanda bilangan dengan operasi pada bilangan, karena tanda bilangan menyangkut nilai bilangan itu. Menurut Soedadiatmodjo, dkk (1983: 67), untuk

menyatakan bilangan suatu lambang atau simbol yang disebut dengan angka.

Menurut pengertiannya, antara bilangan dengan lambang bilangan sangat berbeda.

Bilangan menyatakan suatu kuantitas, sedangkan angka adalah notasi dari bilangan tersebut.

Menurut Merserve (Dali, 2011) manusia menuliskan bilangan hanya sekedar sebagai bilangan saja, tetapi manusia menuliskan bilangan menurut lambang yang disajikan oleh bilangan itu.

Dan sebagai batasan manusia menentukan pula bahwa setiap dua lambang yang menunjukkan bilangan yang sama adalah satu sama dengan yang lainnya. Hal tersebut berarti bahwa bilangan muncul karena ada sesuatu yang ingin diungkapkan atau dilambangkan dan lambang itulah yang mewakili bilangan. dan untuk dapat menuliskannya manusia menciptakan lambang bilangan dalam berbagai bentuk.

Dari beberapa pengertian yang telah diuraikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa untuk menyatakan suatu bilangan diperlukan lambang bilangan. Bilangan merupakan gambaran banyaknya anggota suatu himpunan. Bilangan menyatakan suatu kuantitas, sedangkan lambang bilangan (angka) adalah notasi dari bilangan tersebut.

Kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak sangat penting dikembangkan guna memperoleh kesiapan dalam mengikuti pembelajaran di tingkat yang lebih tinggi khususnya dalam penguasaan konsep matematika. Menurut Munandar (Ahmad, 2011) bahwa kemampuan adalah merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai hasil dari pembawaan dan latihan. Seseorang dapat melakukan sesuatu karena adanya kemampuan yang dimilikinya. Dalam pandangan Munandar, kemampuan ini ialah potensi seseorang yang merupakan bawaan sejak lahir serta dikembangkan dengan adanya pembiasaan dan latihan, sehingga ia mampu melakukan sesuatu.

Dengan demikian kemampuan mengenal lambang bilangan telah ada pada anak dan untuk mengembangkannya maka guru memberikan stimulus dan rangsangan pada anak agar kemampuan mengenal lambang

(7)

bilangan dapat berkembang dengan baik dan optimal.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan diatas, maka program pengembangan kemampuan mengenal lambang bilangan di Taman Kanak-kanak memiliki tujuan untuk memperkenalkan anak dalam menggunakan lambang bilangan. Materi yang diberikan diantaranya: membilang banyak benda 1 sampai 10, membilang atau menyebut urutan bilangan 1 sampai 10, membilang dengan menunjuk benda (mengenal konsep bilangan pada benda-benda) sampai 10, membuat urutan bilangan 1 samapi 10 dengan benda, menunjuk lambang bilangan, meniru lambang bilangan.

Sementara itu, menurut Ahmad (2011), kemampuan mengenal lambang bilangan anak usia TK adalah sebagai berikut:

membilang, menyebut urutan bilangan dari 1-20, membilang (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda) sampai 10, membuat urutan bilangan 1-10 dengan benda-benda.

Metode merupakan bagian dari strategi. Metode dipilih berdasarkan strategi yang sudah dipilih dan ditetapkan. Metode merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan. Ada beberapa macam metode yang digunakan guru dan setiap kegiatan pembelajaran akan menggunakan metode yang dapat disesuaikan dengan bentuk kegiatan yang diberikan. Bentuk pendidikan di TK mempunyai cara yang berbeda dari bentuk pendidikan yang lainnya. Oleh sebab itu, metode yang dapat digunakan agar lebih disesuaikan bagi anak TK dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.

Dalam pembelajaran di TK guru dapat menggunakan beberapa metode pembelajaran, salah satunya adalah metode pemberian tugas. Metode ini sangat cocok diberikan di TK karena dapat meningkatkan proses belajar mengajar menjadi lebih efektif. Melalui metode pemberian tugas ini akan mempermudah tercapainya tujuan kegiatan pembelajaran pengenalan lambang bilangan bilangan untuk anak usia dini. Metode pemberian tugas akan dapat meningkatkan daya ingat anak dari pengalaman-pengalaman yang dimiliki anak oleh anak. Anak dapat

berusaha berlatih untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih baik, anak diberikan kesempatan dalam melakukan sesuatu tetapi masih perlu bimbingan guru. Melalui metode ini anak akan semakin lancar, semakin pasti dan terarah. Selain itu guru juga dapat memberikan kegiatan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga anak dapat mengembangkan kemampuannya sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul penerapan metode pemberian tugas berbantuan media pohon angka untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bilangan pada anak kelompok B semester II tahun pelajaran 2013/2014 di TK Kuncup Harapan Banjar.

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir tersebut dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut. jika penerapan metode pemberian tugas berbantuan media pohon angka berjalan efektif, maka kemampuan mengenal lambang bilangan cenderung meningkat pada anak TK Kuncup Harapan Banjar di Kelompok B Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014.

METODE

Penelitian dilaksanakan pada semester II bulan april tahun pelajaran 2013/2014. Tempat pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada kelompok B di TK Kuncup Harapan Banjar Desa Banjar Kecamatan Banjar.

Subjek penelitian ini adalah anak- anak kelompok B TK Kuncup Harapan Banjar. tahun pelajaraan 2013/2014 yang berjumlah 13 orang dengan 7 anak laki-laki dan 6 anak perempuan.

Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Agung (2010:2) menyatakan bahwa: “PTK sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan- tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara lebih profesional”.

Penelitian ini direncanakan sebanyak dua siklus, tetapi tidak menutup kemungkinan dilanjutkan ke siklus berikutnya apabila belum memenuhi target

(8)

yang telah ditentukan. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu rencana tindakan, pelaksanaan, evaluasi/observasi, refleksi.

Metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan kognitif anak, pada saat proses pembelajaran berlangsung menggunakan metode pemberian tugas berbantuan media pohon angka. Observasi dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan pada masing- masing siklus dengan menggunakan instrument penelitian berupa lembar observasi. Setiap kegiatan yang diobservasi dikatagorikan kedalam kualitas yang sesuai dengan pedoman pada Permendiknas No.58 Tahun 2009 yaitu, 1) bintang (*) belum berkembang, 2) bintang (**) mulai berkembang, 3) bintang (***) berkembang

sesuai harapan, dan 4) bintang (****) berkembang sangat baik.

Instrumen yang di perlukan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) haruslah sejalan dengan prosedur dan langkah PTK, dalam penelitian ini data yang diperlukan dari hasil mengenal lambang bilangan.

Peneliti yang menjadi instrumen utama yang terjun langsung ke lapangan untuk mengumpulkan data yang diperlukan.

Peneliti juga akan menggunakan instrumen bantu berupa lembar observasi dan foto.

Setelah data dalam penelitian terkumpul maka selanjutnya dilakukan analisis data. Dalam menganalisis data ini di gunakan yaitu metode analisis statistik deskriptif dan metode deskriptif kuantitatif.

Tabel. 1 Pedoman Konversi PAP Skala Lima tentang Tingkatan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan

Kriteria keberhasilan pada penelitian ini adalah adanya peningkatan dalam

kemampuan kognitif

pada anak kelompok B TK Kuncup Harapan Banjar. Penelitian ini dinyatakan berhasil jika terjadi perubahan positif skor rata-rata dari siklus I ke siklus berikutnya dan jika dikonversikan pada pedoman PAP Sekala lima tentang tingkat kemampuan kognitif berada pada rentang 80-89 dengan kriteria

tinggi. Apabila terjadi peningkatan skor rata- rata dari siklus berikutnya dan mampu mencapai kriteria tinggi maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pohon angka melalui metode bermain berjalan dengan efesien dan efektif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di TK Kuncup Harapan Banjar, pada kelompok B semester II tahun pelajaran 2013/2014. Dimulai dari tanggal 14 Maret 2014 - 3 Mei 2014. Subjek dari penelitian ini sebanyak 13 anak-anak, yang terdiri dari 7 anak laki-laki dan 6 anak perempuan. Penelitian dilaksanakan sebanyak 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 5 kali pertemuan.

Berdasarkan perhitungan dan grafik polygon di atas terlihat Mo>M>Me

(10,00>9,15>6,5), sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data-data peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan melalui penerapan metode pemberian tugas media pohon angka pada anak kelompok B tahun pelajaran 2013/2014 di TK Kuncup Harapan Banjar pada Siklus I merupakan kurva juling positif, karena modus (Mo) lebih besar dari pada mean (M) dan median (Me). Nilai M%= 57% bila dikonversikan ke dalam PAP Skala V pada Tabel 3.5 tingkat penggunaan berada pada rentangan (55-64%) termasuk ke dalam kategori rendah.

Presentase Kriteria Kemampuan Kognitif 90-10 Sangat tinggi

80-89 Tinggi 65-79 Sedang 55-64 Rendah 0-54 Sangat rendah

(9)

Gambar 1. Grafik Polygon Peningkatan

Kemampuan Mengenal

Lambang Bilangan Pada Siklus I

Berdasarkan perhitungan dan grafik polygon di atas terlihat M>Mo>Me (12,93>12,00>6,5), sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data-data peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan melalui penerapan metode pemberian tugas berbantuan media pohon angka pada anak kelompok B tahun pelajaran 2013/2014 di TK Kuncup Harapan Banjar pada Siklus II merupakan kurva juling negatif, karena mean (M) lebih besar daripada mean (Mo) dan median (Me). Nilai M%= 80,8% bila dikonversikan ke dalam PAP Skala V pada Tabel 3.5 tingkat penggunaan berada pada rentangan (80- 89%) termasuk ke dalam kategori tinggi.

Gambar 2. Grafik Polygon Peningkatan

Kemampuan Mengenal

Lambang Bilangan pada Siklus II

Hasil penelitian PTK ini menunjukkan bahwa dengan penerapan metode pemberian tugas berbantuan media pohon angka dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak kelompok B di TK Kuncup Harapan Banjar berhasil dengan baik. Hal ini terbukti dari hasil peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak kelompok B pada siklus I sebesar 57%, sedangkan presentase dalam

peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan anak pada kelompok B pada siklus II sebesar 80,8%. Data ini menunjukkan ada peningkatan rata-rata persentase pada peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan anak kelompok B dari siklus I ke siklus II sebesar 23%.

Peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak kelompok B diakibatkan karena diterapkannya metode pemberian tugas berbantuan media pohon angka yang dapat merangsang anak-anak untuk mencapai tujuan keberhasilan pada kemampuan mengenal lambang bilangan.

Hal ini dapat memberikan keleluasaan dan kebebasan kepada anak-anak TK dalam mengaktualisasikan diri pada kemampuan mengenal lambang bilangan khususnya dalam mengikuti proses pembelajaran.

Penerapan metode pemberian tugas dilakukan sangat efektif dan efesien untuk menumbuh kembangkan motivasi belajar anak. Tumbuhnya kesadaran anak-anak karena penerapan metode pemberian tugas berbantuan media pohon angka yang efektif dan menantang serta menarik minat anak- anak. Dampak dari penerapan metode pemberian tugas berbantuan media pohon angka dapat mendorong anak-anak kreatif belajar mandiri, menentukan banyak ide-ide dan pengalaman belajar yang inovatif. Hal ini dapat ditumbuh kembangkan kepada anak-anak secara berkelanjutan di lingkungan masyarakat ataupun keluarga.

Semua keberhasilan tersebut di atas bermuara dari hasil penerapan metode pemberian tugas berbantuan media pohon angka. Metode dan media tersebut meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak kelompok B yang dilaksanakan secara terus menerus maupun secara efektif dan efesien.

SIMPULAN DAN SARAN

Penerapan metode pemberian tugas berbantuan media pohon angka dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak kelompok B tahun pelajaran 2013/2014 di TK Kuncup Harapan Banjar. Hal ini dapat dilihat dari

0 1 2 3 4 5 6

11 12 13 14 15 16

0 1 2 3 4 5 6

7 8 9 10 11 12

(10)

adanya peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan pada setiap siklus.

Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, dapat diketahui pencapaian kemampuan mengenal lambang bilangan sebesar 57% yang berada pada kategori rendah. Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II, dapat diketahui pencapaian kemampuan mengenal lambang bilangan sebesar 80,8% yang berada pada kategori tinggi.

Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II pada kemampuan mengenal lambang bilangan dari penerapkan metode pemberian tugas berbantuan media pohon angka. Ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata persentase kemampuan mengenal lambang bilangan terjadi sebesar 23%.

Berdasarkan simpulan di atas, disampaikan beberapa saran sebagai berikut. Kepada guru disarankan untuk meningkatkan kreativitas dan kemampuan dalam membuat media pembelajaran yang lebih inovatif dan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak. Kepada kepala sekolah disarankan mampu memberikan suatu informasi dan motivasi dalam pengadaan maupun penggunaan media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga pembelajaran berlangsung sacara efektif dan efisien. Kepada peneliti lain, disarankan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut sebagai penyempurnaan untuk menulis lambang bilangan dari kemampuan mengenal lambang bilangan melalui media pohon angka.

DAFTAR RUJUKAN

Agung, A. A. Gede. 2010. Metodelogi Penelitian Suatu Pengantar.

Singaraja: Fakultas Ilmu Pendidikan Ganesha.

---. 2012. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Singaraja: FIP Undiksha.

Aisyah, Siti. 2008. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.

Jawati, Ramaikis. 2013 Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Permainan Ludo Geometri Di Paud Habibul Ummi II. Tersedia pada:

http://www.google.com/url?sa=t&rct

=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&

cad=rja&uact=8&ved=0CCQQFjAA&

url=http%3A%2F%2Fejournal.unp.a c.id%2Findex.php%2Fpnfi%2Farticl e%2Fdownload%2F1537%2Fpdf&ei

=ADAYU6_tIsSXkQXwsYDIAg&usg

=AFQjCNFk9hVmH977J1UGfZsdpw afAJYN3Q&bvm=bv.62577051,d.aG c. Diakses pada tanggal 20 Februari 2014.

Kustini, 2013. Meningkatkan Pemahaman Konsep Bilangan Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Bermain Dengan Media Kartu Angka Di TK Pertiwi Rejosari. Tersedia pada:

https://www.google.com/#q=jurnal+

media+lambang+bilangan+untuk+an ak+usia+dini+pdf. Diakses pada tanggal 20 Februari 2014.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009. Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:

DepartemenPendidikan Nasional Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembina TK dan SD.

Sujiono, Yuliani Nurani. 2007. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Universitas Pendidikan Ganesha. 2009.

Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha.

Gambar

Gambar  1.  Grafik  Polygon  Peningkatan

Referensi

Dokumen terkait

Anda dapat menetapkan System Password (Kata Sandi Sistem) yang baru dan/atau Setup Password (Kata Sandi Pengaturan) atau mengubah System Password (Kata Sandi Sistem) dan/atau

Sehubungan dengan hal itu penerapan metode bermain berbantuan media kolam pancing dapat meningkatkan perkembangan kognitif dalam mengenal lambang bilangan pada anak

Berdasarkan rumusan masalah yang dipakai, dapat dirumuskan tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan kemampuan kognitif melalui penerapan metode

Terjadinya peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak setelah penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) berbantuan media pohon bilangan

Dalam proyek yang sedang berjalan selalu ada pemimpin proyek yang mengkoordinir para teamnya untuk dapat bekerja sama dan bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Manajer proyek

Hasil penelitian menunjukkan bahwa delignifikasi enzimatik sekam padi oleh jamur Marasmius sp memberikan hasil yang lebih baik daripada jamur

Namun jika dilihat dari jumlah penambahan bioetanol yang digunakan, campuran solar dan bioetanol 10% masih menunjukkan performa yang cukup baik jika

Perlakuan pakan campuran dengan formulasi (T. Costatum 18 x 10 4 sel / ml) memberikan hasil yang lebih baik terhadap pertumbuhan kerang Totok, berat basah jaringan lunak