• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN MEDIA KARTU ANGKA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN MEDIA KARTU ANGKA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN MEDIA KARTU ANGKA BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN

PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK USIA DINI

Ni Luh Putu Yutiastini¹, I Nyoman Wirya², Nice Maylani Asril³

¹ ² ³Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

e-mail: yuti.astini@yahoo.com,nyoman.wirya14@gmail.com, nice.asril@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan perkembangan kognitif anak dalam pengenalan lambang bilangan kelompok B1 di TK Trisula, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng pada semester II tahun pelajaran 2013/2014 setelah menerapkan metode pemberian tugas berbantuan media kartu angka bergambar.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subyek penelitian adalah 13 pada anak kelompok B1 semester II tahun pelajaran 2013/2014 di TK Trisula. Data tentang perkembangan kognitif anak dalam pengenalan lambang bilangan kelompok B1 dilanjutkan dengan menggunakan metode observasi dengan instrument berupa lembar observasi. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis kuantitatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan perkembangan kognitif anak dalam pengenalan lambang bilangan kelompok B1 dengan media kartu angka bergambar pada siklus I sebesar : 56,50% berada pada kriteria rendah dan pada siklus II meningkat menjadi sebesar 81,50% berada pada kriteria tinggi.

Peningkatan perkembangan kognitif berbantuan media kartu angka bergambar dari siklus I sampai siklus II sebesar 25%.

Kata-kata kunci : Metode pemberian tugas, media kartu angka bergambar, perkembangan kognitif

ABSTRACT

The present study was aimed to find out the improvement of second semester B1 students’ cognitive skill in recognizing numbers on the academic years 2013/2014 at Trisula kindergarten in Buleleng district, Buleleng regency after implementing the task giving method assisted with picturial numbers flash card. This study was a classroom action research conducted in two cycles. There were 13 second semester B1 students’

cognitive skill ability on the academic years 2013/2014 at Trisula kindergarten as the subject of the research. The data which was about the B1 students’ cognitive skill in recognizing numbers was obtained through observation by using observation sheets.

The data was analyzed by using descriptive statistical analysis and quantitative analysis method. The result of the data analysis showed a significant improvement to the students’ cognitive development after the implementation of task giving method assisted with picturial numbers flash card. The first cycle which was 56.60% and categorized as low criteria improved into 81.50 % in the second cycle which was categorized as high criteria. Thus, the improvement from first cycle to the second cycle was 25%.

Key words: task giving method, picturial numbers flash card, cognitive development

(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pelajaran dan pelatihan. Salah satu komponen yang paling penting dalam pendidikan adalah belajar. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

(Slameto,2003:2). Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan pendidikan yang paling mendasar menempati posisi yang sangat strategis dalam pengembangan sumber daya manusia (Direktorat PAUD, 2005). Menurut Permendiknas No 58 Tahun 2009 PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun, pendidikan ini dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohan.

Guru sebagai ujung tombak dan fasilitator dalam pembelajaran di PAUD.

Guru hendaknya memiliki pemahaman yang memadai dan menyeluruh mengenai metode dan media yang akan digunakan sesuai dengan lima bidang aspek perkembangan anak. Kelima aspek tersebut meliputi: perkembangan kognitif, bahasa, fisik motorik, sosial emosional dan nila moral agama. Semua aspek tersebut hendaknya dikembangkan secara bersamaan. Anak didik diharapkan lebih siap untuk menghadapi lingkungannya dan dapat mengikuti pada jenjang pendidikan selanjutnya yang lebih tinggi.

Berdasarkan observasi dan wawancara awal dengan guru kelompok B1 TK Trisula Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng pada hari senin 30 desember 2013, ditemukan beberapa hambatan yaitu, kurangnya metode dalam proses pembelajaran, kurangnya media atau alat peraga dalam proses pembelajaran, dan kurangnya pemahaman anak terhadap pengenalan lambang bilangan, ini terlihat ketika anak-anak menghapal lambang bilangan dan tidak tahu bentuknya. Hal ini menyebabkan

perkembangan kognitif anak rendah.

Rendahnya perkembangan kognitif anak dapat juga dilihat dari perolehan bintang.

Jumlah anak kelompok B1 TK Trisula Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng adalah 13 orang anak. 13 orang anak tersebut, 6 orang anak belum berkembang (*), 4 orang anak mulai berkembang (**), dan 3 orang anak berkembang sesuai harapan (***).

Menurut Piaget (dalam Handayani, 2012), kognitif adalah aktivitas mental dalam mengenal dan mengetahui tentang dunia luar. Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang memadai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide- ide dan belajar (Susanto,2012: 47).

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 tentang tingkat pencapaian perkembangan kelompok usia 5 ≤ 6 tahun dalam lingkup perkembangan kognitif terdapat tingkat pencapaian perkembangan berupa pengenalan lambang bilangan. Pengenalan lambang bilangan meliputi: pertama menyebutkan bilangan 1-10, kedua mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan ketiga mengenal berbagai macam lambang, huruf vokal dan konsonan.

Belajar tentang pengenalan lambang bilangan merupakan pembelajaran yang sangat penting bagi keberhasilan anak di masa yang akan datang. Burns (dalam Mutiah, 2010:160) mengatakan kelompok matematika yang sudah dapat diperkenalkan mulai dari usia tiga tahun adalah kelompok bilangan (aritmatika, berhitung), pola dan fungsinya, geometri, ukuran-ukuran, grafik, estimasi, probabilitas, pemecahan masalah.

Piaget (dalam Hidayani, 2007:3.10)

mengemukakan empat tahap

perkembangan kognitif yang pertama yaitu Tahap Sensorimotor ( Sensorimotor period) dimulai sejak lahir hingga kurang lebih usia 2 tahun. kedua Tahap praoperasional (Preoperational period) dimulai sejak usia 2 tahun hingga kurang lebih usia 6 atau 7

(3)

tahun. ketiga Tahap operasi konkret (Concreteoperations period), dimulai sejak usia 6 tahun atau 7 tahun hingga kurang lebih usia 11 atau 12 tahun. Dan yang keempat Tahap operasi formal (Formal operations period) dimulai sejak usia 11 atau 12 tahun hingga dewasa.

Berdasarkan keempat tahapan tersebut anak usia dini berada pada rentangan usia berbeda-beda dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda pula. Hal ini menyebabkan metode dan media/alat peraga yang digunakan dalam proses pembelajaran, seyogyanya dapat membantu mendidik. Metode dan media/alat peraga yang dapat dapat mendukung kegiatan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak. Berdasarkan hal tersebut maka akan dilakukan penelitian dengan judul “Penerapan Metode Pemberian Tugas Berbantuan Media Kartu Angka Bergambar untuk Meningkatkan Perkembnagan Kognitif pada Anak Kelompok B1 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 di TK Trisula, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng.

Kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Proses kognitif berhubungan dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang memadai seseorang dengan berbagai minat terutama sekali ditujukan kepada ide- ide dan belajar (Susanto,2012: 47).

Perkembangan kognitif merupakan kemampuan pikiran. Pikiran merupakan bagian dari otak yaitu bagian yang digunakan untuk bernalar, berpikir, dan memahami sesuatu. Setiap hari, pemikiran akan berkembang ketika mereka belajar tentang orang-orang yang ada disekitarnya, belajar berkomunikasi, dan mencoba mendapatkan lebih banyak pengalaman lainnya. Kognitif juga dapat diartikan sebagai kemampuan verbal, kemampuan memecahkan masalah, dan kemampuan untuk beradaptasi dan belajar dari pengalaman hidup sehari-hari. Hal ini tertuang dalam Peraturan mentri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.

Pengembangan kognitif bertujuan mengembangkan kemampuan berpikir anak untuk dapat mengolah perolehan belajar menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah. Membantu anak untuk mengembangkan logika matematis dan pengetahuan anak akan ruang dan waktu. Kemampuan untuk memilah-milah, mengelompokkan serta mempersiapkan kemampuan berpikir secara teliti.

Burns (dalam mutiah, 2010:161) menyatakan kelompok matematika yang sudah dapat diperkenalkan mulai dari usia 3 tahun adalah kelompok bilangan (aritmetika, berhitung), pola dan fungsinya, geometri, ukuran-ukuran, grafik dan pemecahan masalah.

Burns (dalam mutiah, 2010:161) menyatakan, penguasaan masing-masing kelompok melalui tiga tahapan. Pertama yaitu, Tingkat pemahaman konsep, Anak akan memahami konsep melalui pengalaman bekerja/bermain dengan benda-benda konkret. Kedua yaitu, Tingkat menghubungkan konsep konkret dengan lambang bilangan, Setelah konsep dipahami oleh anak, guru mengenalkan lambang konsep. Kejelasan hubungan antara konsep konkret dan lambang bilangan menjadi tugas guru yang sangat penting dan tidak tergesa-gesa. Kegita yaitu, Tingkat lambang bilangan , Anak diberi kesempatan untuk menulis lambang bilangan atas konsep konkret yang telah mereka pahami. Berilah kesempatan yang cukup untuk menggunakan alat konkret hingga mereka melepaskannya sendiri.

Upaya yang dapat peningkatan perkembangan kognitif khususnya dalam pengenalan lambang bilangan, memerlukan suatu metode sebagai sarana pendukung perkembangan kognitif dalam proses pembelajaran. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran yaitu metode pemberian tugas. Menurut Parmiti & Sulastri, (2010:27) Metode pemberian tugas adalah metode yang memberikan kesempatan kepada anak untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk langsung yang telah dipersiapkan oleh guru sehimgga anak dapat memahami secara nyata dan melaksanakan secara tuntas. Menurut

(4)

Djamarah & Zein, (1996:96) metode pemberian tugas adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar anak melakukan kegiatan belajar.

Metode pemberian tugas ini memiliki keunggulan dan kelemahan yaitu, menurut Djamarah & Zain (2002) mengatakan bahwa: keunggulan metode pemberian tugas Kebaikan metode pemberian tugas yaitu, lebih merangsang anak dalam melakukan aktivitas belajar individual atau kelompok, dapat mengembangkan kemandirian anak di luar pengawasan guru, dapat membina tanggung jawab dan disiplin anak, dapat mengembangkan krestivitas anak. Menurut Djamarah & Zain (2002) menyebutkan bahwa, kelemahan dari metode pemberian tugas yaitu, anak sulit dikontrol, apakah benar ia yang mengerjakan tugas ataukah orang lain, khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan yang lainnya tidak berpartisipasi dengan baik, tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu anak, sering memberikan tugas yang menoton (tak bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan anak.

Teknik pemberian tugas biasanya digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil belajar yang lebih mantap, karena anak melaksanakan latihan-latihan selama mengerjakan tugas. Berdasarkan proses itu, anak dalam mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi akibat pendalaman dan pengalaman siswa yang berbeda-beda pada saat menghadapi masalah atau situasi yang baru. anak juga dididik untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, aktivitas dan rasa tanggung jawab serta kemampuan anak untuk memanfaatkan waktu belajar secara efektif dengan mengisi kegiatan yang berguna dan konstruktif.

Penerapan metode pemberian tugas menurut (Roestiyah,1989) mengemukakan perlunya memperhatikan langkah-langkah yaitu, merumuskan tujuan khusus dari tugas diberikan, pertimbangkan betul-betul apakah pemilihan teknik pemberian tugas itu telah tepat untuk

mencapai tujuan yang anda rumuskan, anda perlu merumuskan tugas-tugas dengan jelas dan mudah dimengerti.

Menurut moeslichatoen (1999:197) mengemukkan bahwa, dalam menetapkan rancangan langkah-langkah pemberian tugas hendaknya tercermin, tugas apa yang harus dilakukan anak, hasil yang diharapkan untuk mengerjakan tugas tersebut, bagaimana cara mengerjakan tugas itu, bahan dan alat apa yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas itu.

Upaya membantu peningkatan perkembangan kognitif khususnya dalam pengenalan lambang bilangan, memerlukan suatu media atau alat permainan sebagai sarana pendukung perkembangan kognitif dalam proses pembelajaran. Media adalah segala sesuatu yang dapat di indera yang berfungsi sebagai perantara/sarana/alat untuk proses komunikasi (proses belajar mengajar) (Rohani,1997). Media pembelajaran adalah segala hal (alat, benda, metode, prosedur) yang difungsikan sebagai perantara penyampaian pesan dalam proses komunikasi pembelajaran.

Rohani (dalam Tegeh, 2009) menyatakan bahwa: Beberapa pengertian media sebagai berikut. pertama yaitu media adalah semua benda perantara yang dipakai orang untuk menyebarkan ide sehingga idea tau gagasan sampai pada penerima, kedua yaitu media adalah chanel (saluran) karena pada hakekatnya media telah memperluas atau memperpanjang kemampuan manusia untuk merasakan, mendengar, melihat dalam batas-batas jarak, ruang dan waktu tertentu, dan yang ketiga yaitu media adalah medium yang digunakan untuk membawa/penyampaikan suatu pesan.

Berbagai ragam media pembelajaran yang membantu dan memperjelaskan materi ajar seperti yang dikemukakan oleh Sadiman dkk (1996:16) yang menyatakan bahwa: Membagi jenis media ditinjau dari karakteristiknya dibagi menjadi tiga yaitu, media grafis yaitu yang termasuk media visual, media grafis ini terdiri dari foto, sketsa, diagram, grafik, kartun, poster, peta dan papan planel., media audio berkaitan dengan indera pendengaran, media ini terdiri dari radio,

(5)

alat perekam magnetic, laboratorium bahasa, dan tape recorder, media proyeksi diam, media ini hampir sama dengan media grafis hanya saja pada media ini pesan baru diterima setelah diproyeksikan di projector. Adapun yang termasuk media ini adalah film bingkai, tranfaran, projector dan microfis.

Perencanaan dan persiapan lingkungan belajar anak harus dirancang dengan seksama sehingga segala sesuatu dapat merupakan kesempatan belajar yang sangat menyenangkan bagi anak itu sendiri. Menurut Kamisa, 1997 (dalam Parwati) Kartu angka bergambar adalah kertas tebal, berbentuk persegi panjang, bujur sangkar dan kotak yang berisi tanda atau lambang sebagai ganti bilangan dan gambar. Mayke 1995 (dalam Parwati) yang menyatakan bahwa yaitu nBelajar dengan bermain kartu angka memberi kesempatan kepada anak, mengulang-ngulang, menemukan sendiri, bereksplorasi, mendapatkan bermacam-macam konsep serta pengertian yang tidak terhitung banyaknya. Dwiana, (2012), menyatakan media kartu angka bergambar memiliki fungsi untuk mengkonkritkan ide-ide abstrak, memberikan perangsang yang sama, menyamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama. Fungsi lainnya yaitu, Mengarahkan perhatian anak pada satu titik fokus dan memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara guru dengan anak. Model dan bentuk kartu angka yang dibuat menarik merupakan daya tarik tersendiri bagi anak.

Bantuan kartu angka bergambar dalam memperlancar sesuatu anak akan senang belajar. Anak akan lebih merasa nyaman dalam mengikuti aktifitas yang ada. teknik permainan kartu angka dapat dikembangkan untuk membantu penguasaan anak-anak terhadap aspek- aspek khusus termasuk dalam perkembangan kognitif anak. Kartu angka ini merupakan bagian dari kegiatan belajar mengajar yang sangat tepat untuk diterapkan, hal ini berkaitan dengan perkembangan kognitif.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti mencoba menawarkan metode pemberian tugas yang dikolaborasikan dengan media kartu angka bergambar dalam proses

pembelajaran yang tepat sehingga diharapkan dapat membantu aspek perkembangan kognitif anak khususnya dalam pengenalan lambang bilangan.

Pelaksanaan pembelajaran pada anak usia dini haruslah disesuaikan dengan dunianya, yaitu memberikan kesempatan kepada anak untuk aktif dan kreatif.

Kegiatan pembelajaran yang menerapkan konsep bermain sambil belajar, belajar seraya bermain. Pemberian tugas kepada anak ditunjukkan untuk mengembangkan secara lebih optimal seluruh aspek pengembangan perilaku dan kemampuan dasar anak. Pemberian tugas dapat diberikan secara individual maupun secara kelompok. Pemberian tugas itu harus jelas dan dapat dipahami oleh anak. Kejelasan batas tugas yang harus diselesaikan anak akan memperkecil kemungkinan anak membuang-buang waktu dan tenaga untuk suatau kegiatan yang bisa bermakna bagi anak. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak dalam pengenalan lambang bilangan serta memfasilitasi penggunaan penggunaan metode dan media pembelajaran dengan tepat. Diharapkan dengan metode pemberian tugas mampu menarik minat anak dalam melaksanakan pembelajaran serta memberikan kebebasan pada anak untuk bereksplorasi.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada semester II (genap) pada tahun pelajaran 2013/2014 Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada kelompok B1 di TK Trisula, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng dalam kegiatan pembelajaran.

Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2013/2014 dalam penentuan waktu yang disesuaikan dengan kalender pendidikan di TK Trisula, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Yang menjadi subjek dalam penelitian ini 13 anak-anak kelompok B1 TK Trisula, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2013/2014 yaitu laki-laki berjumlah 9 orang dan perempuan berjumlah 4 orang. Penelitian ini tergolong penelitian tindakan kelas (PTK). Agung, (2010) menyatakan bahwa PTK sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-

(6)

tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran dikelas secara lebih propesional. Tujuan dari Tindakan Kelas (PTK) yaitu untuk meningkatkan perkembangan kognitif anak dalam pengenalan lambang bilangan melalui gambar. Penelitian ini menggunakan dua siklus. Metode yang digunakan di penelitian

ini yaitu observasi dan alat pengumpulan datanya dengan menggunakan lembar observasi. Metode observasi adalah suatu cara memperoleh atau mengumpulkan data yang dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang objek tertentu (Agung,2012:61).

Tabel 1 Instrumen penelitian perkembangan kognitif Anak TK dalam kegiatan pengenalan lambang bilangan

No Variabel Indikator

1 Perkembangan Kognitif 1. Mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan 2. Meniru lambang bilangan 1-10

3. Membilang/menyebut urutan bilangan dari 1-10 4. Mengenal lambang bilangan 1-20

5. Menunjukkan lambang bilangan 1-10

Tabel 2 Pedoman penskoran

No Tanda Makna Skor

1 **** Berkembang Sangat Baik 4

2 *** Berkembang sesuai harapan 3

3 ** Mulai Berkembang 2

4 * Belum berkembang 1 (Permendiknas No.58,2009:10)

Penelitian ini menggunakan dua metode analisis data yaitu, metode analisis statistik deskriptif, dan metode deskriptif kuantitatif. Metode analisis statistik deskriptif adalah cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan teknik dan rumus-rumus statistik deskriptif seperti frekuwensi, grafik, angka rata-rata (Mean), median (Md), dan modus (Mo) untuk menggambarkan keadaan suatu objek tertentu sehingga diperoleh kesimpulan umum Agung (2010: 76).

“Metode analisis deskriptif kuantitatif

adalah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menyusun secara sistematis dalam bentuk angka-angka dan atau persentase mengenai keadaan suatu objek yang diteliti sehingga diperoleh kesimpulan umum” (Agung, 2012: 67).

Metode analisis deskriptif ini digunakan untuk menentukan tingkat tinggi rendahnya hasil belajar anak pada perkembangan kognitif anak dalam pengenalan lambang bilangan yang dikonversikan ke dalam penilaian acuan patokan (PAP) skala lima.

Tabel 3 Pedoman PAP skala lima tentang perkembangan kognitif anak dalam pengenalan lambang bilangan

Persentase Tingkat Hasil Belajar 90-100 Sangat tinggi 80-89 Tinggi 65-79 Sedang 55-64 Rendah 0-54 Sangat rendah

(Agung,2011

(7)

Penelitian ini dilaksanakan di TK Trisula, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Penelitian ini dilaksanakan 2 bulan dari bulan februari sampai dengan bulan April 2014. Siklus I dilaksanakan selama 20 pertemuan, yaitu 15 kali untuk pelaksanaan tindakan dan 5 kali untuk penilaian kegiatan. Data perkembangan kognitif anak dalam pengenalan lambang bilangan pada penelitian siklus 1 disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, menghitung rata-rata (Mean), median (Md), modus (Mo), grafik polygon dan membandingkan rata-rata atau mean dengan PAP skala lima. Hasil observasi yang dilaksanakan pada saat penerapan metode pemberian tugas berbantuan media kartu angka bergambar pada kegiatan anak dalam pengenalan lambang bilangan untuk meningkatkan perkembangan kogniif dengan menggunakan 5 indikator yang muncul dalam proses pembelajaran akan diberi bobot, yakni (*) Belum berkembang, (**) Mulai berkembang, (***) Berkembang sesuai harapan, ( ****) Berkembang sangat baik. Skor total yang diperoleh masing- masing anak dibagi dengan bobot maksimal dikali 100.

Gambar 4.

Gambar 4.1 Grafik Polygon Peningkatan Perkembangan Kognitif Anak dalam Pengenalan Lambang Bilangan Kelompok B1 pada Siklus 1

Berdasarkan perhitungan dan grafik polygon di atas terlihat Mo<Md<M (9<11<11,30), sehingga disimpulkan bahwa sebaran data-data perkembangan kognitif anak kelompok B1 pada siklus 1 merupakan kurva juling positif. Menentukan tingkat perkembangan kognitif anak dalam pengenalan lambang bilangan kelompok B1, dapat dihitung dengan membandingkan rata-rata persen (M%) dengan kriteria Penilaian Acuan Patokan (PAP) Skala Lima.

Nilai M% = 56,50,%, bila dikonversikan ke dalam dalam PAP Skala V pada tabel 3.5 tingkat penguasaan berada pada rentangan (55%-64%) termasuk dalam kriteria rendah.

Siklus II juga dilaksanakan selama 20 pertemuan, yaitu 15 kali untuk pelaksanaan tindakan dan 5 kali untuk penilaian kegiatan. Data perkembangan kognitif anak dalam pengenalan lambang bilangan pada penelitian siklus 1 disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, menghitung rata-rata (Mean), median (Md), modus (Mo), grafik polygon dan membandingkan rata-rata atau mean dengan PAP skala lima. Hasil observasi yang dilaksanakan pada saat penerapan metode pemberian tugas berbantuan media kartu angka bergambar pada kegiatan anak dalam pengenalan lambang bilangan untuk meningkatkan perkembangan kogniif dengan menggunakan 5 indikator yang muncul dalam proses pembelajaran akan diberi bobot, yakni (*) Belum berkembang, (**) Mulai berkembang, (***) Berkembang sesuai harapan, ( ****) Berkembang sangat baik. Skor total yang diperoleh masing- masing anak dibagi dengan bobot maksimal dikali 100.

0 1 2 3 4 5

8 9 10 11 12 14 15

frekuensi (f)

Skor (X)

Mo = 9 M = 11,30

Md = 11

(8)

Gambar 4.2 Grafik polygon peningkatan perkembangan kognitif anak dalam pengenalan lambang bilangan kelompok B1 pada siklus II

Berdasarkan perhitungan dan grafik polygon di atas terlihat Mo>Md>M (18>17>16,30). Modus lebih besar daripada median, median lebih besar daripada mean, sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data-data perkembangan kognitif anak dalam pengenalan lambang bilangan pada anak kelompok B1 TK Trisula pada siklus II merupakan kurva juling negatif.

Menentukan tingkat pekembangan kognitif anak dalam pengenalan lambang bilangan pada anak kelompok B1 dapat dihitung dengan membandingkan rata-rata persen (M%) dengan kriteria Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima. Nilai M% = 81,50%, bila dikonversikan ke dalam PAP Skala V pada tabel 3.5 tingkat penguasaan dalam rentangan (80%-89%), berarti bahwa perkembangan kognitif anak dalam pengenalan lambang bilangan pada siklus II berada pada kriteria Tinggi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif diperoleh rata-rata persentase perkembangan kognitif anak dalam pengenalan lambang bilangan kelompok B1 TK Trisula berhasil dengan baik. Hasil penelitian ini terbukti dari perkembangan

kognitif dalam pengenalan lambang bilangan dan media kartu angka bergambar pada siklus I 56,50% dengan rata-rata persentase dalam peningkatan perkembangan kognitif anak dalam pengenalan lambang bilangan anak kelompok B1 pada siklus II 81,50%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata persentase peningkatan perkembangan kognitif anak dalam pengenalan lambang bilangan dari siklus I ke siklus II sebesar 25%.

Piaget (dalam Hidayani, 2007), mengemukakan ada 4 tahap perkembangan kognitif yaitu tahap sensori motor, tahap praoperasional, tahap operasional konkret, dan tahap operasional formal. Keempat tahapan tersebut memiliki rentangan usia yang berbeda-beda. Anak usia dini berada pada tahap praoperasional (Preoperational).

Praoperasional (Preoperational period) dimulai sejak usia 2 tahun hingga kurang lebih usia 6 atau 7 tahun. Pada fase ini, berpikir simbolik dan bahasa mulai jelas terlihat untuk menggambarkan objek dan kejadian. Fase ini menunjukkan bahwa, cara berpikir anak belum logis dan belum menyerupai cara berpikir orang dewasa, pada penelitian ini proses pembelajaran dalam kegiatan pengenalan lambang bilangan difasilitasi dengan media kartu angka bergambar. Melalui media kartu angka bergambar anak dapat mengetahui bentuk lambang bilangan melalui gambar yang ada pada kartu tersebut. Hal ini menyebabkan anak dapat mengetahui bagaimana cara menulis atau membuat lambang bilangan. Anak juga adapat menyebut dan menunjukkan lambang bilangan. Model dan bentuk kartu angka yang dibuat menarik merupakan daya tarik tersendiri bagi anak .

Penerapan metode pemberian tugas berbantuan media kartu angka bergambar untuk perkembangan kognitif anak dalam pengenalan lambang bilangan pada siklus I terlihat bahwa, anak belum mengerti dengan instruksi yang dijelaskan oleh peneliti mengenai metode dan media yang diberikan, sehingga anak tidak fokus dalam 0

1 2 3 4 5

13 14 15 16 17 18 19

frekuensi (f)

(X)

Mo = 18 M = 16,30

Md = 17

(9)

mengerjakan kegiatan pembelajaran.

Instruksi yang diberikan kurang jelas sehingga anak tidak mau mencoba mengerjakan tugasnya sendiri. Peningkatan perkembangan kognitif pada siklus II terjadi karena anak telah memahami instruksi yang diberikan oleh peneliti, sehingga anak menjadi lebih fokus dan mampu mengerjakan tugas dengan baik. Anak menjadi ingat dan mengetahui bentuk dari lambang bilangan yang telah diajarkan. Hal ini sesuai dengan yang ditawarkan oleh Parwati, 2013.

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian tersebut. Penerapan metode pemberian tugas dan media kartu angka bergambar dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak dalam pengenalan lambang bilangan kelompok B1 pada semester II tahun pelajaran 2013/2014 di TK Trisula, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Strategi pembelajaran yang demikian sangat perlu dilakukan intensif dan berkelanjutan.

Penerapan metode pemberian tugas berbantuan media kartu angka bergambar pada proses pembelajaran yang menggunakan tingkat capaian perkembangan menyebutkan lambang bilangan 1-10 dalam kegiatan mengucapkan angka atau bilangan 1-10, memerlukan konsentrasi dan daya ingat terhadap suatu kegiatan. Kegiatan menyebutkan atau mengucapkan angka atau bilangan, ada beberapa anak yang tidak mampu mengucapkannya dengan benar. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu, faktor intelegensi anak yang kurang, faktor orang tua yang terlalu mengkekang atau terlalu keras pada anak sehingga anak tidak mampu.

Capaian perkembangan

mencocokkan bilangan dengan lambang bilangan serta mengenal berbagai macam lambang, huruf vokal dan konsonan seperti kegiatan mencocokkan jumlah gambar dengan bilangan, mengenal lambang bilangan 1-20. Kegiatan tersebut memerlukan konsentrasi dan daya ingat anak terhadap suatu kegiatan. Kegiatan ini ada beberapa anak yang tidak mampu

mengerjakannya. Hal ini ada beberapa hambatan atau faktor yang menyebabkannya yaitu, faktor internal yaitu faktor bawaan, Faktor lingkungan, seperti lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah.

Hal lainnya bisa juga disebabkan oleh keterlambatan perkembangan.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif dapat disimpulkan bahwa, penerapan metode pemberian tugas berbantuan media kartu angka bergambar dapat meningkatkan perkembangan kognitif anak dalam pengenalan lambang bilangan TK pada kelompok B1 semester II di TK Trisula, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini dapat dilihat adanya peningkatan perkembangan kognitif anak dalam pengenalan lambang bilangan pada setiap siklus. Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran siklus I, dapat diketahui pencapaian perkembangan kognitif anak dalam pengenalan lambang bilangan sebesar 56,50% menjadi sebesar 81,50% pada siklus II yang berada pada kriteria tinggi.

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut yaitu, Kepada guru, dalam proses pembelajaran diharapkan menggunakan media kartu angka bergambar sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan perkembangan kognitif, Kepada Kepala Sekolah, disarankan agar mampu memberikan informasi tentang metode pembelajaran dan media belajar pada proses pembelajaran nantinya mampu meningkatkan perkembangan anak, Kepada peneliti lain yang tertarik dengan perkembangan kognitif pada Anak Usia Dini hendaknya dapat melaksanakan PTK dengan memperhatikan kekurangan dalam media yang digunakan dalam pelitian ini, seperti kurangnya warna yang menarik, bentuk dan gambar dalam media kurang menarik minat anak dan jumlah media kurang banyak.

(10)

DAFTAR RUJUKAN

Agung, A. A. G. 2010. Metodelogi penelitian Penelitian. Singaraja : Fakultas Ilmu Pendidikan , Undiksha Singaraja.

---, 2010. Penelitian Tindakan kelas. Singaraja: fakultas Ilmu Pendidikan. Undiksha Singaraja.

.

Djamarah, S.B., Zain, A. 2002. Strategi belajar Mengajar cetakan ke-2.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Dwiana, D. 2012. “Penggunaan Metode permainan Kartu Bilangan

Untuk Meningkatkan

Pembelajaranmatematika Tentang Pecahan” Tersedia pada

http://jurnal.fkip.uns.ac.id/indek.

php/pgsdkebumen/article/viewfil e/567/283. (diakses tanggal 25 januari 2014)

Hidayani, R dkk. 2007. Psikologi Perkembangan ctakan ke-9.

Jakarta: Universitas Terbuka.

Moeslichtoen, R. 1999, Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Mutiah, D.2012. Psikologi bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Parniti, D. P., Sulastri, M. 2010. Strategi Pembelajran Anak TK.

Singaraja: Fakultas Ilmu

Pendidikan. Undiksha Singaraja.

Parwati. 2013.”Penerapan pembelajaran Picture and Picture Berbantuan Media Kartu Angka Bergambar

dapat Meningkatkan

perkembangan Kognitif”

tersedia pada

http://jurnal.FIP.Undiksha.ac.id/i ndek.php/pgpaudkebumen/articl e/viewfile. ( di akses pada tanggal 25 januari 2014).

Peraturan Mentri Pendidikan nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.

Jakarta: departemen Pendidikan Nasional RI.

Roestyah N.K. 1998. Teknik Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Rohani, A. 1997. Media Intruksional Edukatif Cetakan Pertama.

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sadiman, A.S dkk. 2006. Media Pendidikan.

Jakarta: CV Rajawali.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Cetakan Keempat. Jakarta: PT Rineka Cipta

Susanto, A. 2012. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Permana Media Group.

Tegeh, I M. 2008. Media Pembelajaran.

Malang: Universitas Negeri Malang

(11)

Gambar

Gambar  4.2  Grafik  polygon  peningkatan  perkembangan  kognitif  anak  dalam  pengenalan lambang bilangan kelompok B1  pada siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan rumusan masalah yang dipakai, dapat dirumuskan tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah untuk meningkatkan kemampuan kognitif melalui penerapan metode

Hal yang harus diperhatikan pada fase ini yaitu (a) laporan siswa baik lisan ataupun tertulis dari apa yang telah dikerjakan, (b) ada tanya jawab atau diskusi

Terjadinya peningkatan persentase kemampuan kognitif pada anak didik saat penerapan metode pemberian tugas berbantuan media balok disebabkan oleh rasa ingin tahu

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada saat penerapan metode mind mapping berbantuan media kartu gambar untuk meningkatkan kemampuan bahasa menggunakan

Manfaat teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan teori pendidikan khususnya tentang strategi pembelajaran dengan penerapan metode

Oleh karena itu, untuk memperbaiki pembelajaran dalam meningkatkan perkembangan kognitif anak dilakukan melalui metode pemberian tugas berbantuan media balok, karena

(10,00&gt;9,15&gt;6,5), sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data-data peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan melalui penerapan metode pemberian tugas

Secara umum proses pembelajaran dengan penerapan metode demonstrasi berbantuan media kartu bergambar untuk meningkatkan kemampuan kognitif dalam mengenal lambang