• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN BAHASA PADA ANAK"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS BERBANTUAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN BAHASA

PADA ANAK

Ni Made Seroni¹, Gede Raga2, Nice Maylani Asril3

¹ ² 3Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

e-mail: {madeseroni@gmail.com¹, ragapaud@gmail.com², nice.asril@gmail.com}@undiksha.ac.id3

Abstrak

Permasalahan yang terdapat pada penelitian ini mengenai rendahnya perkembangan bahasa pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan perkembangan bahasa pada anak setelah diterapkan metode pemberian tugas berbantuan media gambar pada anak kelompok A semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 di TK Putra Kusuma Tampaksiring. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek penelitian ini adalah 18 orang anak TK pada Kelompok A Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014. Data penelitian tentang kemampuan motorik halus dikumpulkan dengan metode observasi dan instrumen berupa lembar format observasi. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan metode analisis statistik deskriptif dan metode analisis deskriptif kuantitatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan perkembangan bahasa dengan penerapan metode pemberian tugas pada siklus I sebesar 51,55% yang berada pada kategori sedang ternyata mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 89,55% yang tergolong pada kategori tinggi.

Jadi, terdapat peningkatan perkembangan bahasa pada anak setelah diterapkan metode pemberian tugas berbantuan media gambar sebesar 38%.

Kata Kunci : metode pemberian tugas, media gambar, perkembangan bahasa Abstract

The problems found in this study regarding the lack of language development in children.

This study aims to determine the increase in language development in children after application of the method of administration tasks aided media images on children in group A the second semester of academic year 2013/2014 at the Putra Kusuma Tampaksiring kindergarten. This research is an action research conducted in two cycles. The subjects were 18 kindergarten children in Group A Second Semester Academic Year 2013/2014.

The research data collected on fine motor skills with the method of observation and the observation instrument in the form of sheet format. The data were analyzed using descriptive statistical analysis and quantitative descriptive analysis method. The results of the data analysis showed that an increase in the ability of language development with the application of the method of administration tasks on the first cycle of 51.55% which is in the medium category was experiencing an increase in cycle II to 89.55% were classified in the high category. Thus, there is an increase in language development in children after application of the method of administration tasks aided image media by 38%.

Key Word: method of assignment, media images, language development

(2)

PENDAHULUAN

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk

membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009 menyatakan bahwa:

“tujuan pendidikan Taman Kanak-kanak adalah membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik fisik dan psikis yang meliputi lingkup perkembangan nilai agama, fisik motorik, kognitif, bahasa serta sosial emosional kemandirian”.

Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang cukup penting dan bahkan menjadi landasan kuat untuk mewujudkan generasi yang cerdas dan dapat dijadikan sebagai dasar pembentukan kepribadian manusia secara utuh, yaitu pembentukan karakter, budi pekerti luhur, cerdas, ceria, terampil, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena pada usia dini sedang pesatnya perkembangan dan pertumbuhan yang dialami anak usia dini yang sering disebut dengan golden age atau masa keemasan sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia.

Anak adalah individu yang berbeda dimana setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda sesuai dengan tahap usia dan perkembangannya, salah satunya adalah potensi dibidang perkembangan bahasa.

Pengembangan bahasa di TK ialah usaha atau kegiatan mengembangkan kemampuan anak untuk berkomunikasi dengan lingkungannya melalui bahasa.

Perkembangan bahasa tersebut selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya usia anak. Perkembangan bahasa atau komunikasi pada anak merupakan salah satu aspek dari tahapan perkembangan anak yang penting . Anak yang memiliki

keterampilan berbahasa yang bagus akan mudah bergaul dan bersosialisasi.

Taman Kanak-Kanak (TK) termasuk pendidikan anak usia dini, yang merupakan salah satu pendidikan jalur formal yang menyediakan program pendidikan dini bagi anak usia empat tahun sampai enam tahun sebelum memasuki pendidikan dasar.

Melalui pendidikan TK, anak diharapkan dapat menguasai sejumlah pengetahuan dan keterampilan dasar, mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya (intelektual, sosial, emosi, bahasa, dan fisik), memiliki dasar-dasar agama yang dianutnya, memiliki kebiasaan-kebiasaan perilaku yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangannya.

Salah satu aspek yang dikembangkan dari perkembangan bahasa yaitu pengenalan media gambar. Pengenalan media gambar penting ditanamkan sejak dini agar anak mampu menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan berbahasa yang nantinya dapat dijadikan dasar untuk mempersiapkan anak melanjutkan pendidikan selanjutnya. Oleh karena itu penting untuk meningkatkan potensi perkembangan bahasa khususnya dalam pengenalan media gambar pada anak sejak dini agar perkembangan bahasa anak dapat berkembang secara optimal.

Keterampilan berbahasa tidak di kuasai dengan sendirinya oleh anak. Akan tetapi, keterampilan berbahasa akan di peroleh melalui proses pembelajaran atau memerlukan upaya pengembangan.

Dengan menciptakan situasi yang memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan kemampuan bahasanya.

Kesempatan ini dapat di lakukan melalui kegiatan bercakap-cakap, bercerita, bertanya dan menjawab pertanyaan.

Menyediakan sarana pendukung perkembangan bahasa anak. Misalnya, menyediakan alat permainan yang menstimulasi perkembangan bahasa anak.

Menurut Sujiono (2007:7.2) “metode adalah cara menyampaikan/ mentransfer ilmu yang tepat sesuai dengan anak usia TK sehingga menghasilkan pemahaman yang maksimal bagi anak didik”.

(3)

Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan alat komunikasi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bahasa, seseorang dapat menyampaikan ide, pikiran, perasaan kepada orang lain, baik yang diutarakan dalam bentuk lisan, tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ekspresi wajah pantonim atau seni.

Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan memahami bagaimana anak kita belajar, apakah prilaku yang memadukan bahwa belajar telah berlangsung pada diri anak. Situasi yang memungkinkan terjadinya kegiatan pembelajaran yang optimal adalah suatu situasi di mana anak dapat berinteraksi dengan komponen lain secara optimal dalam rangka mencapai tujuan. Bagaimana informasi yang diperoleh dapat di proses dalam pekerjaannya, kemudian mampu dikembangkan, bagaimana informasi itu disajikan agar dapat dicerna, lama di ingat serta mampu bertahan dalam pikiran anak.

Pengembangan bahasa di TK ialah usaha atau kegiatan mengembangkan kemampuan anak untuk berkomunikasi dengan lingkungannya melalui bahasa.

Perkembangan bahasa tersebut selalu meningkat sesuai dengan meningkatnya usia anak. Perkembangan bahasa atau komunikasi pada anak merupakan salah satu aspek dari tahapan perkembangan anak yang penting . Anak yang memiliki keterampilan berbahasa yang bagus akan mudah bergaul dan bersosialisasi.

Anak dikatakan siap atau matang berbicara dan belajar bahasa apabila aspek motorik bicara (koordinasi otot bicara) dan aspek mental bicara (kemampuan berpikir) anak sudah mulai berfungsi dengan baik.

Pada saat anak mulai masuk sekolah merupakan masa yang paling baik untuk belajar bahasa. Anak selalu bertanya mengenai segala yang dilihat dan ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Anak mulai membangun kosakata yang biasanya merupakan kata benda, kata kerja, kata sifat, kata keterangan, kata merangkai/pengganti dari apa saja yang dijumpai anak dalam kehidupan sehari-hari khususnya mengenai warna, waktu, uang,

dan kata popular yang digunakan kelompok anak atau teman sebaya.

Selain itu sudah ada standar PAUD (Permen Diknas no. 58 tahun 2009 yang menjelaskan tentang PAUD yang dilihat dari umurnya 0-2 tahun masuk dalam taman penitipan anak, umur 2-4 tahun Kelompok Bermain dan 4-6 tahun taman kanak-kanak. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan memahami bagaimana anak kita belajar, apakah prilaku yang memadukan bahwa belajar telah berlangsung pada diri anak. Situasi yang memungkinkan terjadinya kegiatan pembelajaran yang optimal adalah suatu situasi di mana anak dapat berinteraksi dengan komponen lain secara optimal dalam rangka mencapai tujuan. Bagaimana informasi yang diperoleh dapat di proses dalam pekerjaannya, kemudian mampu dikembangkan, bagaimana informasi itu disajikan agar dapat dicerna, lama di ingat serta mampu bertahan dalam pikiran anak.

Selain itu, ”situasi tersebut dapat lebih mengoptimalkan kegiatan pembelajaran apabila menggunakan metode dan media yang tepat”.

Metode pemberian tugas adalah metode yang dimaksudkan memberikan tugas-tugas kepada siswa baik untuk di rumah atau yang dikarenakan di sekolah dengan mempertanggung jawabkan kepada guru. pemberian tugas adalah metode yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan petunjuk guru secara langsung. Dengan metode pemberian tugas siswa dapat mengenali fungsinya secara nyata. Tugas dapat diberikan kepada kelompok atau perorangan.

Guru sebagai ujung tombak fasilitator dalam pembelajaran di TK, hendaknya memiliki pemahaman yang memadai dan menyeluruh mengenai metode apa yang akan digunakan sesuai dengan tujuh aspek perkembangan kemampuan anak. Tujuh aspek tersebut meliputi aspek: moral, sosial, emosi, kognitif, bahasa, fisik-motorik dan seni. Semua aspek tersebut hendaknya dikembangkan secara serempak bersamaan, sehingga anak didik

(4)

diharapkan lebih siap untuk menghadapi dengan lingkungannya dan dapat mengikuti pada jenjang pendidikan selanjutnya yang lebih tinggi.

Jika penerapan metode pemberian tugas berbantuan media gambar berjalan efektif dan efesien, maka perkembangan bahasa dalam pengenalan gambar pada anak kelompok A Semester II di TK Putra Kusuma Tampaksiring Tahun Pelajaran 2013/2014 dapat ditingkatkan.

Melalui metode ini akan memberikan kesempatan kepada anak dalam bereksplorasi dengan lingkungannya, meningkatkan daya ingat anak karena dari pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh anak, yaitu bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain, sehingga akan mempermudah anak dalam mengenal suatu media gambar. Salah satu gambar yang dapat diceritakan melalui metode pemberian tugas adalah menceritakan isi gambar. Anak akan dengan sendirinya membangun suatu pengetahuan mengenai isi gambar dengan bereksplorasi dengan menggabungkan gambar menjadi cerita sederhana yang akan dibawakan oleh anak. Jadi dengan metode pemberian tugas akan dapat meningkatkan perkembangan bahasa pada anak.

Manfaat teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan teori pendidikan khususnya tentang strategi pembelajaran dengan penerapan metode pemberian tugas berbantuan media gambar untuk meningkatkan perkembangan bahasa pada anak dalam pengenalan gambar di Taman Kanak-kanak.

Manfaat Praktis, bagi siswa hasil penelitian ini diharapkan anak memperoleh pengalaman belajar dalam proses pembelajaran yang lebih bermakna dan dapat meningkatkan perkembangan bahasa, khususnya dalam pengenalan gambar dengan menggunakan metode pemberian tugas berbantuan media gambar. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman bagi guru untuk meningkatkan profesionalismenya dalam pengajaran khususnya dalam kegiatan pengenalan media gambar. Agar nantinya dapat dikembangkan dengan baik sehingga

pembelajaran dapat lebih efektif dan dapat meningkatkan belajar anak. Bagi Kepala Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai motivasi dan inspirasi dan diharapkan dapat memperkaya pengetahuan tentang media dan pengembangan metode dalam menerapkan pembelajaran di TK. Bagi Peneliti Lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai model bahwa proses belajar mengajar di Taman Kanak- kanak lebih mengutamakan dan mengoptimalkan penggunaan media dan metode pembelajaran, karena dengan media pembelajaran dan metode dapat menarik minat anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas melalui penerapan metode pemberian tugas berbantuan media gambar dalam upaya meningkatkan perkembangan bahasa pada anak kelompok A semester II tahun pelajaran 2013/2014 di TK Putra Kusuma Tampaksiring, dengan menggunakan media gambar untuk dijadikan media pembelajaran.

Hipotesis adalah Untuk mencapai tujuan pembelajaran guru menggunakan beberapa cara untuk mencapai tujuan tersebut salah satu cara dengan menggunakan metode bermain untuk meningkatan perkembangan kognitif anak.

Atas dasar penentuan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka pada penelitian ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut. Apakah dengan penerapan metode pemberian tugas berbantuan media gambar dapat meningkatkan perkembangan bahasa pada anak kelompok A semester II Tahun pelajaran 2013-2014 di TK Putra Kusuma Tampaksiring?

Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana telah dipaparkan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. Untuk mengetahui peningkatan perkembangan bahasa setelah diterapkan metode pemberian tugas dengan menggunakan media gambar pada TK Putra Kusuma Tampaksiring.

(5)

METODE

Penelitian ini tergolong jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Agung, (2012:24) menyatakan PTK merupakan penelitian yang bersifat aplikasi (terapan), terbatas, segera, dan hasilnya untuk memperbaiki dan menyempurnakan program pembelajaran yang sedang berjalan. Menurut Wardhani & Wihardit, (2008:1.4) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

Selanjutnya masih terkait dengan jenis penelitian tindakan kelas menurut Suharsimi Arikunto, dkk (2012:3) PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.

Penelitian ini direncanakan sebanyak dua siklus, tetapi tidak menutup kemungkinan dilanjutkan kesiklus berikutnya apabila belum memenuhi target penelitian. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/evaluasi dan refleksi.

Rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) dapat di gambarkan sebagai berikut.

Gambar 1 Model Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto, dkk, 2012:16)

Pada tahap perencanaan tindakan dilakukan kegiatan, Menyamankan persepsi

dengan guru mengenai penerapan metode pemberian tugas berbantuan media gambar, menyiapkan materi pelajaran yang sesuai dengan RKH. Menyiapkan media gambar dalam kegiatan pembelajaran.

Menyusun instrumen penelitian yaitu format penilaian observasi. Tahap yang kedua pelaksanaan tindakan adalah upaya yang dilaksanakan oleh guru/peneliti untuk melakukan perbaikan yang diinginkan.

Tahap yang ketiga yaitu evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil dari pembelajaran.

dan tahap yang keempat refleksi dilakukan untuk melihat, mengkaji, dan mempertimbangkan dampak tindakan yang telah diberikan.

Metode observasi digunakan dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data tentang perkembangan bahasa pada anak, pada saat proses pembelajaran berlangsung menggunakan metode pemberian tugas berbantuan media gambar.

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi. Setiap kegiatan yang diobservasi dikatagorikan ke dalam kualitas yang sesuai dengan pedoman pada Permendiknas No. 58 Tahun 2009 yaitu, bintang ( ) belum berkembang, bintang ( ) mulai berkembang, bintang ( ) berkembang sesuai harapan, dan bintang ( ) berkembang sangat baik.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masih banyak anak yang belum dapat memenuhi tingkat pencapaian perkembangan dan indikator yang diharapkan dalam meningkatkan perkembangan bahasa pada anak khususnya dalam pengenalan gambar.

Salah satu penyebab permasalahan tersebut adalah ketidaksesuain antara metode pembelajaran dengan pengembangan yang diberikan, dan metode pembelajaran yang digunakan kurang menyenangkan bagi anak, selain itu media yang digunakan kurang menarik minat anak dalam mengikuti pembelajaran, sehingga anak–anak menjadi jenuh, bosan serta kurang begitu memperhatikan dan memahami pelajaran yang dijelaskan oleh guru.

Kreativitas guru dalam memperhatikan strategi pembelajaran sangat diperlukan,

SIKLUS I Pelaksanaa nn Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

?

Perencanaan

Refleksi

(6)

karena strategi pembelajaran sangat berperan penting dalam keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati peranan yang tidak kalah penting dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar mengajar. Tidak satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak menggunakan metode pengajaran. Dalam penggunaan metode terkadang guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas.

Salah satu metode yang digunakan untuk meningkatkan perkembangan bahasa adalah metode bermain. “Bermain adalah kegiatan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Bermain harus dilakukan atas inisiatif anak dan atas keputusan anak itu sendiri.

Bermain harus dilakukan dengan rasa senang, sehingga semua kegiatan bermain yang menyenangkan akan menghasilkan proses belajar pada anak” (Mutiah, 2012:91).

Selain memperhatikan metode untuk membantu kelancaran dalam perkembangan bahasa seperti yang dipaparkan diatas sangat diperlukan penunjang media atau alat untuk memberikan yang berarti dan membentuk pemahaman anak. Salah satu media yang sesuai dengan kondisi anak usia dini sehingga dapat diangkat dalam penelitian ini yaitu media gambar. Media gambar dapat memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan kemampuan bahasanya.kesempatan ini dapat dilakukan melalui kegiatan bercerita. Misalnya menyediakan alat permainan yang dapat menstimulasi prkembangan bahasa pada anak.

Untuk pemerolehan data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode tertentu untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode observasi. Menurut Agung (2012:61) Observasi suatu cara memperoleh data dengan jalan mengadakan pengamatan dan pencatatan. Sedangkan menurut Arikunto, dkk (2012:127) Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data)

untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran.

Berikut ini kisi-kisi instrumen penelitian penerapan metode pemberian tugas berbantuan media gambar untuk meningkatkan perkembangan bahasa pada anak.

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Perkembangan Bahasa Pada Anak

Variabel Indikator

Perkemb angan bahasa

1. Menceritakan kembali isi cerita secara sederhana 2. Menyebutkan

tokoh-tokoh yang ada dalam cerita

3. Menirukan kalimat yang disampaikan secara sederhana

(Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58, 2009)

Setelah data dalam penelitian terkumpul maka selanjutnya dilakukan analisis data. Dalam menganalisis data ini di gunakan yaitu metode analisis statistik deskriptif dan metode deskriptif kuantitatif.

Kedua jenis metode analisis data tersebut dijelaskan sebagai berikut.

Metode analisis statistik deskriptif ialah suatu cara pengolahan data yang dilakukan dengan jalan menerapkan rumus-rumus statistik deskriptif seperti: distribusi frekuensi, grafik, angka rata-rata, median, modus, mean dan standar deviasi untuk menggambarkan suatu objek atau variabel tertentu sehingga di peroleh kesimpulan umum (Agung, 2012:67).

Dalam penerapan metode analisis statistik deskriptif ini, data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisis dan disajikan ke dalam tabel distribusi frekuensi, menghitung modus, menghitung median, menghitung angka rata-rata (mean), menyajikan data ke dalam grafik polygon.

Metode analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya Perkembangan bahasa pada

(7)

anak yang dikonversikan ke dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima.

Tabel 2. Pedoman Konversi Skala Lima tentang Perkembangan Bahasa

Persentase Kriteria Perkembangan Bahasa

90-100 Sangat Tinggi 80-89 Tinggi

65-79 Sedang 55-64 Rendah

0-54 Sangat Rendah

Kriteria keberhasilan pada penelitian ini adalah adanya peningkatan perkembangan bahasa pada anak kelompok A di TK Putra Kusuma Tampaksiring.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan di kelompok A TK Purta Kusuma Tampaksiring dengan jumlah anak sebanyak 18 orang. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu dari tanggal 3 Maret sampai 14 April 2014.

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dimana masing-masing siklus terdiri dari tujuh kali pertemuan, yaitu enam kali pertemuan untuk proses pembelajaran (memberikan tindakan) dan satu kali pertemuan untuk evaluasi penilaian. Data yang dikumpulkan yaitu penerapan metode pemberian tugas berbantuan media gambar untuk meningkatkan perkembangan bahasa pada anak. Data yang diperoleh tersebut dianalisis dengan menggunakan metode yang telah ditetapkan sebelumnya. Data perkembangan bahasa pada penelitian siklus I disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, menghitung Modus (Mo), Median (Md) dan Mean (M), grafik polygon dan membandingkan rata-rata atau Mean dengan model PAP skala lima.

0 2 4 6 8

0 36 43 50 57 64 0

M = 51,55 Me =55,60 Mo = 65,755

Grafik 1. Data Perkembangan Bahasa pada anak TK Putra Kusuma Tampaksiring pada Siklus I

Berdasarkan perhitungan dan grafik polygon di atas terlihat Mo < Me < M, (51,55<55,60 <65,755 ), sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data perkembangan bahasa pada Siklus I merupakan kurva juling positif. Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa skor perkembangan bahasa pada anak kelompok A semester II di TK Putra Kusuma Tampaksiring Tahun Pelajaran 2013/2014 cenderung rendah.

Berdasarkan rata-rata persentase, nilai M% pada siklus I sebesar 51,55%

yang dikonversikan ke dalam PAP skala lima, berada pada tingkat penguasaan 55- 64% yang berarti bahwa perkembangan bahasa pada anak berada pada kriteria sedang.

Adapun kendala-kendala yang dihadapi peneliti saat penerapan siklus I adalah sebagai berikut. Beberapa anak masih suka bermain sendiri, sehingga tugas bercerita dengan menggunakan media gambar tidak dapat diselesaikan dengan baik, dalam melaksanakan tugas menceritakan isi gambar anak masih menunjukkan prilaku tidak percaya diri, hal ini terlihat dari beberapa anak banyak bertanya pada teman maupun minta kepada peneliti untuk membantu menyelesaikan cerita yang dibawakan, setiap anak yang sudah menyelesaikan tugas dihimbau agar tidak mengganggu temannya yang sedang bercerita tentang gambar yang dibawakan.

(8)

Beberapa anak yang sudah menyelesaikan tugas merasa senang, namun mengganggu teman yang belum selesai melaksanakan tugas bercerita dengan menggunakan media gambar.

Adapun solusi yang bisa dilakukan untuk mengatasi kendala-kendala di atas adalah sebagai berikut. Peneliti melakukan pengawasan ekstra ketat dengan membujuk anak untuk berlaku disiplin melakukan tugas dengan baik agar mendapat nilai yang tinggi dengan mendapat julukan anak yang pintar, memberikan penguatan bahwa setiap anak pasti dapat melakukan tugas dengan baik, disamping itu anak yang kurang percaya diri diberikan bimbingan secara individual dengan demikian ia dapat melakukan tugasnya dan pada akhirnya ia percaya diri.

Siklus II dilaksanakan tujuh kali pertemuan, yaitu enam kali pertemuan untuk proses pembelajaran (memberikan tindakan) dan satu kali pertemuan untuk evaluasi penilaian perkembangan bahasa pada anak kelompok A yang berjumlah 18 orang. Data kemampuan anak disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, menghitung Modus (Mo), Median (Me), Mean (M), grafik polygon dan membandingkan rata-rata atau Mean dengan model PAP skala lima.

0 1 2 3 4 5 6 7 8

0 79 84 89 94 99 0

Mo = 86,50 M = 89,55 Me = 90,50

Grafik 2. Data Perkembangan Bahasa pada anak TK Putra Kusuma Tampaksiring pada Siklus II

Berdasarkan perhitungan dan grafik polygon di atas terlihat Mo > Md > M (86,50 > 89,55 > 90,50), sehingga dapat disimpulkan bahwa sebaran data perkembangan bahasa pada anak pada Siklus II merupakan kurva juling negatif.

Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa skor perkembangan bahasa pada anak kelompok A semester II di TK Putra Kusuma Tampaksiring Tahun Pelajaran 2013/2014 cenderung tinggi.

Berdasarkan rata-rata persentase, nilai M% pada siklus II sebesar 89,55%

yang dikonversikan ke dalam PAP skala lima, berada pada tingkat penguasaan 80- 89% yang berarti bahwa perkembangan bahasa pada anak berada pada kriteria tinggi.

Adapun temuan-temuan yang diperoleh selama tindakan pelaksanaan siklus II adalah sebagai berikut. Secara garis besar proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana kegiatan harian yang telah direncanakan oleh peneliti, sehingga peningkatan perkembangan bahasa yang diharapkan dapat tercapai, dalam pelaksanakan proses pembelajaran, perkembangan bahasa pada anak dalam menceritakan isi gambar sudah meningkat yang awalnya rendah menjadi tinggi, pemberian motivasi pada anak selalu diberikan apabila ada anak yang belum bisa mengejarkan tugas yang diberikan pada saat kegiatan. Pemberian reward juga dilakukan bagi anak yang mampu melakukan dan menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Secara umum proses pembelajaran dengan menerapkan metode pemberian tugas dengan berbantuan media gambar untuk meningkatkan perkembangan bahasa pada anak sudah berjalan dengan baik, hal ini terlihat dari adanya peningkatan rata- rata nilai perkembangan bahasa dari sikus I ke siklus II, sehingga penelitian ini cukup sampai di siklus II dan tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya.

Penyajian hasil penelitian di atas memberikan gambaran bahwa dengan penerapan metode pemberian tugas berbantuan media gambar dapat meningkatkan perkembangan bahasa pada

(9)

anak. Hal ini dapat dilihat dari analisis mengenai perkembangan bahasa pada anak dapat diuraikan sebagai berikut.

Berdasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif diperoleh rata-rata persentase perkembangan bahasa pada anak kelompok A semester II di TK Putra Kusuma Tampaksiring Tahun Pelajaran 2013/2014 pada siklus I sebesar 51,55%

dan rata-rata persentase perkembangan bahasa pada anak kelompok A di TK Putra Kusuma Tampaksiring pada siklus II sebesar 89,55%, ini menunjukkan adanya peningkatan rata-rata persentase perkembangan bahasa pada anak dari siklus I ke siklus II sebesar 38,00% dan berada pada kategori tinggi. Sehubungan dengan hal tersebut, penerapan metode pemberian tugas berbantuan media gambar dapat meningkatkan perkembangan bahasa pada anak hingga mencapai kriteria tinggi tetapi karena adanya keterbatasan waktu baik dari pihak peneliti maupun pihak sekolah maka penelitian ini tidak dilanjutkan ke siklus berikutnya untuk mencapai kriteria sangat tinggi.

Terjadinya peningkatan

perkembangan bahasa pada saat penerapan metode pemberian tugas berbantuan media gambar dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) disebabkan oleh rasa tertarik anak pada kegiatan dan media pembelajaran yang disajikan oleh guru, sehingga perkembangan bahasa pada anak semakin meningkat dan kegiatan pembelajaran mencapai hasil yang optimal.

Penerapan metode pemberian tugas dilakukan dalam beberapa proses kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan perkembangan bahasa pada anak. Metode pemberian tugas merupakan salah satu metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran baik dalam bentuk tugas-tugas di sekolah ataupun di rumah untuk melatih tanggung jawab anak dan melatih seberapa besar pemahaman anak terhadap materi yang diberikan. Hal ini sependapat dengan Moeslichatoen (2004:181) menyatakan bahwa ”metode pemberian tugas merupakan tugas atau pekerjaan yang sengaja diberikan kepada anak TK yang harus dilaksanakan dengan baik”. Dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan metode pemberian tugas berbantuan media gambar anak akan mengenal banyak hal secara mandiri dan bertanggung jawab atas kegiatannya selain itu akan merangsang ide anak sehingga perkembangan bahasa pada anak akan berkembang sesuai tahap perkembangan anak.

Penerapan metode pemberian tugas dalam penelitian ini dibantu dengan media gambar. Media gambar merupakan media pembelajaran yang cocok untuk anak-anak, dikarenakan kertas dan warna yang tidak luntur, tidak mengandung bahan-bahan kimia atau zat pewarna yang berbahaya bagi anak. Berdasarkan pemaparan tersebut, dengan penggunaan media gambar melalui metode pemberian tugas dapat membina tanggung jawab dan disiplin anak serta melatih kemampuan berbahasa dan kreativitas anak.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai penerapan metode pemberian tugas berbantuan media gambar dapat meningkatkan perkembangan bahasa pada anak kelompok A Semester II di TK Putra Kusuma Tampaksiring Tahun Pelajaran 2013/2014, dan oleh karenanya metode pembelajaran yang demikian sangat perlu dilakukan secara intensif dan berkelanjutan.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan terjadi peningkatan perkembangan bahasa setelah diterapkan metode pemberian tugas berbantuan media gambar pada anak kelompok A semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 di TK Putra Kusuma Tampaksiring. Hal ini dapat dilihat dari adanya perkembangan bahasa pada setiap siklus. Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran siklus I, dapat diketahui pencapaian perkembangan bahasa 51,55%

menjadi 89,55% pada siklus II yang berada pada kategori tinggi. Dengan demikian penerapan metode pemberian tugas berbantuan media gambar dapat meningkatkan perkembangan bahasa pada anak kelompok A semester II Tahun

(10)

Pelajaran 2013/2014 di TK Putra Kusuma Tampaksiring.

Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian ini, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut. Kepada siswa, disarankan dalam melakukan kegiatan pembelajaran lebih kreatif, dengan memperhatikan kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung sehingga kemampuan yang diperoleh benar-benar berkembang sesuai dengan taraf perkembangan anak. Kepada guru, disarankan lebih kreatif, inovatif dan aktif dalam menyiapkan media pembelajaran dan memeilih metode pembelajaran yang disesuaikan dengan tema pembelajaran, sehingga anak lebih tertarik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dan suasana pembelajaran akan menyenangkan. Kepada Kepala Sekolah, disarankan agar mampu memberikan informasi tentang metode pembelajaran dan media belajar pada proses pembelajaran yang nantinya mampu meningkatkan kreativitas anak dan perkembangan anak. Kepada mahasiswa lulusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, agar selalu inovatif dalam hal menerapkan metode pembelajaran sehingga dapat dipergunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Kepada peneliti lain, disarankan Bagi peneliti lain, hal-hal yang belum tercapai dalam penelitian ini agar bisa disempurnakan dalam penelitian selanjutnya, karena pencapaian perkembangan bahasa dalam kemampuan berbicara dalam penelitia ini baru tercapai pada criteria tinggi. Oleh karena itu diharapkan kepada peneliti lain untuk mengoptimalkan pembelajaran dalam bidang perkembangan bahasa dengan menggunakan metode serta media pembelajaran yang tepat agar tercapai hasil yang optimal.

DAFTAR RUJUKAN

Agung, A.A. Gede. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan. Singaraja:

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

Arikunto Suharsimi, dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak-kanak. Jakarta: PT.

Rineka Cipta.

Mutiah Diana. 2012. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009, Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:

Departemen Pendidikan nasional Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembina TK dan SD.

Pedoman Penulisan Skripsi dan Tugas Akhir Program Sarjana dan Diploma Undiksha. 2009. Singaraja:

Universitas Pendidikan Ganesha.

Sujiono Yuliani Nurani, dkk. 2007. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Suarni, Ni Ketut. 2009. Psikologi Perkembangan 1. Singaraja:

Universitas Pendidikan Ganesha.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI.

Wardhani dan Wihardit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka

Zaman Badru, dkk. 2008. Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta:

UniversitasTerbuka

Gambar

Gambar 1 Model Penelitian Tindakan Kelas  (Suharsimi Arikunto, dkk, 2012:16)
Grafik 1. Data Perkembangan Bahasa pada  anak TK Putra Kusuma Tampaksiring pada  Siklus I
Grafik 2. Data Perkembangan Bahasa pada  anak TK Putra Kusuma Tampaksiring pada  Siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan metode pemberian tugas berbantuan media gambar dengan teknik mozaik untuk meningkatkan kemampuan motorik halus yang menggunakan capaian perkembangan

Penelitian ini memiliki tujuan utama yaitu mengevaluasi seberapa efektif penerapan sistem pengendalian internal pada PT Tirta Saka Pratama Yogyakarta sehingga dapat

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian diatas mengenai penerapan metode demonstrasi berbantuan media biji-bijian dapat meningkatkan perkembangan motorik halus pada anak

Secara umum proses pembelajaran dengan penerapan metode pemberian tugas melalui kegiatan menganyam berbantuan media daun pisang untuk meningkatkan kemampuan motorik

Kelemahan ini yang menyebabkan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode pemberian tugas berbantuan media mozaik untuk meningkatkan perkembangan motorik halus

Penerapan metode pemberian tugas berbantuan media kertas lipat akan mampu memberikan hasil yang lebih optimal dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan kemampuan motorik

Hal yang harus diperhatikan pada fase ini yaitu (a) laporan siswa baik lisan ataupun tertulis dari apa yang telah dikerjakan, (b) ada tanya jawab atau diskusi

Berdasarkan pendapat diatas metode observasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang individu maupun kelompok dengan cara