• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2013 (BUKU II)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2013 (BUKU II)"

Copied!
231
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI

TAHUN 2013

(BUKU II)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN

(3)

KATALOG DALAM TERBITAN

Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Profil Pendidikan Tinggi Tahun 2013 (Buku 2).

Disusun oleh: Bidang Pendayagunaan Data dan Pelayanan Data Statistik Pendidikan Dikdasmen, Pendidikan Tinggi dan PAUDNI. Jakarta: Pusat Data dan Statistik Pendidikan, Kemendikbud, 2013, iv, 226 hal.

ISBN 979 401 584 9

Tim Penulis Buku II : 1. Ida Kintamani

2. Bambang Suwardi Joko 3. Lexy Torar

4. Fitri Sumairawati 5. Noorman Sambodo

Editor: Edison Panjaitan

(4)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah Yang Maha Esa, Profil Pendidikan Tinggi Tahun 2013 selesai untuk diterbitkan. Profil Pendidikan Tinggi Tahun 2013 disusun untuk masing-masing provinsi dan dibagi menjadi 3 Buku. Buku II menampilkan 11 Profil Pendidikan Tinggi Provinsi di pulau Sumatera, yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, dan Maluku.

Buku ini disusun dalam upaya memberikan gambaran tentang perkembangan pendidikan tinggi di masing-masing provinsi dengan menyajikan menurut keadaan pendidikan tinggi serta analisis indikator. Sumber data yang digunakan dalam menyusun profil pendidikan tinggi ini adalah: (1) Kuesioner Pendiidkan Tinggi yang disebar ke PTN dan Kopertis, (2) Data Statistik Pendidikan Tinggi, (3) data pendukung lainnya seperti provinsi dalam angka dan hasil publikasi Bappeda.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada pengelola data di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Kopertis, serta tim yang terlibat dalam penyusunan buku ini.

Kami menerima dengan senang hati kritik dan saran untuk penyempurnaan penulisan profil PT ini.

Jakarta, Desember 2013 Kepala,

Dr. -Ing. Ir. Yul Yunazwin Nazaruddin NIP 195707151987031001

(5)

DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Katalog Dalam Terbitan ii

Kata Pengantar iii

Daftar Isi iv

Penyusunan Profil Pendidikan Tinggi

1. Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Aceh 1

2. Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Sumatera Utara 22

3. Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Sumatera Barat 43

4. Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Riau 63

5. Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Kepulauan Riau 83

6. Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Jambi 104

7. Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Sumatera Selatan 124

8. Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Bangka Belitung 145

9. Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Bengkulu 165

10. Profil Pendidikan Tinggi Provinsi Lampung 186

(6)

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2012/2013

PROVINSI ACEH

A. Pendahuluan

Profil Pendidikan Tinggi (Profil PT) disusun berdasarkan pada Statistik Perguruan Tinggi Tahun 2012/2013 yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Statistik Pendidikan (PDSP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Sesuai dengan Statistik Perguruan Tinggi maka Profil PT juga menyajikan data pada tahun akademik 2012/2013.

Profil PT mengacu pada visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) 2014. Berdasarkan visi tersebut terdapat layanan prima pendidikan nasional yang dijabarkan menjadi misi pendidikan 5K. Visi Kemdikbud 2014 adalah terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional. Indikator pendidikan yang dimaksud disesuaikan dengan Rencana Strategi (Renstra) Kemdikbud dalam rangka Pembangunan Pendidikan 2010-2014 yang terdiri dari tiga pilar kebijakan dan dijabarkan dalam misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri atas 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan.

Profil PT terdiri atas data dan indikator pendidikan. Data pendidikan dirinci

menjadi lima variabel, yaitu 1) lembaga pendidikan, 2) mahasiswa baru, 3) mahasiswa, 4) lulusan, dan 5) dosen. Kelima variabel data tersebut dirinci

menurut jenis lembaga dan status lembaga. Pendidikan tinggi terdiri dari lima

jenis lembaga PT, yaitu 1) universitas, 2) institut, 3) sekolah tinggi (ST), 4) akademi, dan 5) politeknik. Pendidikan tinggi dirinci menurut status lembaga,

yaitu negeri dan swasta.

Indikator pendidikan dirinci berdasarkan misi pendidikan 5K. Untuk misi K-1 adalah rasio mahasiswa per lembaga yang dirinci menurut jenis dan status lembaga PT. Untuk misi K-2 adalah daerah terjangkau yang dihitung dari daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Daerah yang bisa dijangkau oleh mahasiswa dalam jarak 25 km2. Oleh karena itu, daerah terjangkau lembaga adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan lembaga sedangkan daerah terjangkau mahasiswa adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan penduduk 19-23 tahun. Untuk

(7)

misi K-3 terdiri dari empat jenis, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, dan angka produktivitas menurut status jenis dan status, sedangkan kelayakan mengajar dosen menurut status lembaga. Untuk misi K-4 terdiri dari tiga jenis, yaitu perbedaan gender APK, indeks paritas gender APK, dan persentase mahasiswa swasta menurut jenis lembaga. Untuk misi K-5 terdiri dari dua jenis, yaitu APK dan AM ke PT menurut jenis lembaga. Dengan demikian, jumlah indikator yang digunakan untuk menilai kinerja pendidikan tinggi sebanyak 11 jenis indikator pendidikan.

Tabel 1

Standar untuk Melakukan Konversi

Oleh karena 11 indikator tersebut memiliki satuan yang berbeda maka diperlukan standar untuk menyatukan nilainya seperti disajikan pada Tabel 1. Hanya ada empat indikator yang menggunakan ideal, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT. Berdasarkan perhitungan kinerja maka nilai kinerja menurut jenis disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Jenis Kinerja

B. Data Pendidikan

Gambaran umum pendidikan tinggi disajikan pada Tabel 3 yang dirinci menurut variabel pendidikan, status lembaga, dan jenis lembaga.

Berdasarkan Tabel 3, pada tahun 2012/2013 jumlah lembaga PT di provinsi Aceh adalah 105 dengan rincian 12 universitas (11,43%), 44 sekolah tinggi (41,90%), 45 akademi (42,86%), dan 4 politeknik (3,81%). Dengan demikian, jenis lembaga terbesar adalah akademi dan terkecil adalah politeknik. Untuk status

No. Misi Indikator Standar Penjelasan

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L 2.000 Asumsi

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT 8.500 Asumsi

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D 25 Asumsi

R-D/L 100 Asumsi

Aproduk 25 Asumsi

%DL 100 Ideal

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK 0 Ideal

IPG APK 1 Ideal

%MhsSwt 75 Asumsi

5 Misi K-5 Kepastian APK 30 Asumsi

AM PT 100 Ideal

No. Jenis Kinerja

1 Paripurna 2 Utama 3 Madya 4 Pratama 5 Kurang 80.00-84.99 kurang dari 80.00 Nilai 95.00 ke atas 90.00-94.99 85.00-89.99

(8)

lembaga negeri hanya memiliki 2 universitas dan 1 politeknik sehingga jumlah lembaga negeri sebesar 3 lembaga, sedangkan untuk lembaga swasta terdapat 10 universitas, 44 sekolah tinggi, 45 akademi, dan 3 politeknik sehingga jumlahnya 102 lembaga. Dengan demikian, jenis status lembaga negeri terbesar adalah universitas dan terkecil adalah politeknik sedangkan status lembaga swasta terbesar adalah akademi dan terkecil adalah politeknik.

Tabel 3

Gambaran Umum Pendidikan Tinggi Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Grafik 1

Jumlah Lembaga Menurut Jenis dan Status Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa baru PT di provinsi Aceh sebesar 18.562 orang, berada di negeri sebesar 12.175 orang lebih besar daripada di swasta sebesar 6.387 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa baru universitas yang terbesar sebesar 17.507 orang atau 94,32% dan terkecil pada sekolah tinggi sebesar 393 orang atau 2,12%. Bila dilihat menurut status lembaga maka

No. Variabel Universitas % Institut % ST % Akademi % Politeknik % Jumlah

1 Lembaga 12 11.43 0 0.00 44 41.90 45 42.86 4 3.81 105 a. Negeri 2 66.67 0 0.00 0 0.00 0 0.00 1 33.33 3 b. Swasta 10 9.80 0 0.00 44 43.14 45 44.12 3 2.94 102 2 Mahasiswa Baru 17.507 94.32 0 0.00 393 2.12 0 0.00 662 3.57 18.562 a. Negeri 11.513 94.56 0 0.00 0 0.00 0 0.00 662 5.44 12.175 b. Swasta 5.994 93.85 0 0.00 393 6.15 0 0.00 0 0.00 6.387 3 Mahasiswa 92.931 94.99 0 0.00 1.873 1.91 0 0.00 3.024 3.09 97.828 a. Negeri 45.676 93.79 0 0.00 0 0.00 0 0.00 3.024 6.21 48.700 b. Swasta 47.255 96.19 0 0.00 1.873 3.81 0 0.00 0 0.00 49.128 4 Lulusan 10.359 82.78 0 0.00 1.215 9.71 450 3.60 490 3.92 12.514 a. Negeri 7.942 94.56 0 0.00 0 0.00 0 0.00 457 5.44 8.399 b. Swasta 2.417 58.74 0 0.00 1.215 29.53 450 10.94 33 0.80 4.115 5 Dosen 5.008 67.67 0 0.00 1.428 19.29 584 7.89 381 5.15 7.401 a. Negeri 1.949 86.97 0 0.00 0 0.00 0 0.00 292 13.03 2.241 b. Swasta 3.059 59.28 0 0.00 1.428 27.67 584 11.32 89 1.72 5.160 0 20 40 60 80 100 120

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Jumlah

2 0 0 0 1 3 10 0 44 45 3 102 12 0 44 45 4 105

(9)

mahasiswa baru PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 11.513 orang atau 94,56% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 5.994 orang atau 93,85%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 662 orang atau 5,44% dan PT swasta adalah sekolah tinggi sebesar 393 orang atau 6,15%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa baru PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas. Dapat dikatakan bahwa universitas masih menjadi idola banyak orang ketika melanjutkan ke PT.

Grafik 2

Jumlah Mahasiswa Baru dan Mahasiswa PT Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa PT provinsi Aceh sebanyak 97.828 orang berada di PT negeri sebanyak 48.700 orang dan di PT swasta sebanyak 49.128 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa terbesar di universitas sebanyak 92.931 orang atau 94,99% dan terkecil di sekolah tinggi sebanyak 1.873 orang atau 1,91%. Bila dilihat menurut status lembaga, mahasiswa PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 45.676 orang atau 93,79% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 47.255 orang atau 96.19%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 3.024 orang atau 6.21% dan PT swasta adalah sekolah tinggi sebesar 1.873 orang atau 3,81%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Jumlah lulusan PT provinsi Aceh sebanyak 12.514 orang dengan lulusan dari PT negeri sebanyak 8.399 orang dan dari PT swasta sebanyak 4.115 orang. Bila dilihat per jenis lembaga maka lulusan terbanyak juga pada universitas sebesar 10.359 orang atau 82,78% dan terkecil pada akademi sebesar 450 orang atau 3,60%. Bila dilihat menurut status lembaga, lulusan PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 7.942 orang atau 94,56% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 2.417 orang atau 58.74%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah akademi sebesar 450 orang atau 3.60% dan PT swasta adalah politeknik sebesar 33 orang atau 0.80%. Dengan demikian, dominasi lulusan PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

0 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000 90.000 100.000

Negeri Swasta Jumlah

12.175

6.387

18.562

48.700 49.128

97.828

(10)

Grafik 3

Jumlah Lulusan dan Dosen PT Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Jumlah dosen PT provinsi Aceh sebanyak 7.401 orang dengan dosen dari PT negeri sebanyak 2.241 orang dan dari PT swasta sebanyak 5.160 orang. Bila dilihat per jenis lembaga, jumlah dosen terbanyak juga pada universitas sebesar 5.008 orang atau 67,67% dan terkecil pada politeknik sebesar 381 orang atau 5.15%. Bila dilihat menurut status lembaga, dosen PT negeri terbesar pada universitas sebesar 1.949 orang atau 86,97% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 3.059 atau 59.28%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri pada politeknik sebesar 292 orang atau 13,03% dan PT swasta adalah akademi sebesar 584 orang atau 11,32%. Dengan demikian, dominasi dosen PT Negeri juga pada universitas dan PT Swasta juga pada universitas.

Secara rinci, pembangunan pendidikan di setiap jenis dan status lembaga PT tidak sama. Oleh karena itu, dilakukan penjabaran pada setiap jenis variabel pendidikan, seperti lembaga, mahasiswa baru, mahasiswa, lulusan, dan dosen. 1. Lembaga

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lembaga adalah sekolah atau tempat belajar pada tingkat pendidikan tinggi.

Jumlah PT provinsi Aceh sebanyak 105 lembaga dengan rincian menurut status lembaga adalah PT negeri sebanyak 3 lembaga dan PT swasta sebanyak 102 lembaga. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka terdapat 12 universitas atau 11,43%, 44 sekolah tinggi atau 41.90%, 45 akademi atau 42.86%, dan 4 politeknik atau 3.81%. Bila dirinci menurut status lembaga maka pada PT negeri terdiri dari 2 universitas dan 1 politeknik sedangkan PT swasta terdiri dari 10 universitas, 44 ST, 45 akademi, dan 3 politeknik.

2. Mahasiswa Baru

Mahasiswa baru adalah pendaftar pada pendidikan tinggi yang telah lulus dalam seleksi ujian masuk ke perguruan tinggi. Mahasiswa baru dirinci menurut

0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000

Negeri Swasta Jumlah

8.399 4.115 12.514 2.241 5.160 7.401 Lulusan Dosen

(11)

tiga jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa baru juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 4

Jumlah Mahasiswa Baru menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin, Perguruan Tinggi

Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 4 merupakan jumlah mahasiswa baru PT Provinsi Aceh sebanyak 18.562 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program tersebut yang terbanyak diterima menjadi mahasiswa baru pada program S-1 sebesar 16.125 orang atau 86,87% dengan rincian di PT negeri sebanyak 9.738 orang atau 79,98% dan PT swasta sebanyak 6.387 orang atau 100,00%. Sebaliknya, yang masuk program profesi yang terkecil sebesar 313 orang atau 1,69% dengan rincian di PT negeri sebesar 313 orang atau 2,57% dan PT swasta sebesar 0 orang. Hal ini menunjukkan minat untuk masuk ke program profesi masih sangat kecil jika dibandingkan dengan program lainnya.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa baru laki-laki terbesar pada program S-3 sebesar 82,35% atau 14 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 17.65% atau 3 orang. Jumlah mahasiswa baru laki-laki terkecil pada program profesi sebesar 32,59% atau 102 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 67,41% atau 211 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti minat perempuan melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 621 56,92 470 43,08 1.091 5,88 a. Negeri 621 56,92 470 43,08 1.091 8,96 b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00 2 S-1 7.623 47,27 8.502 52,73 16.125 86,87 a. Negeri 4.988 51,22 4.750 48,78 9.738 79,98 b. Swasta 2.635 41,26 3.752 58,74 6.387 100,00 3 S-2 608 59,84 408 40,16 1.016 5,47 a. Negeri 608 59,84 408 40,16 1.016 8,34 b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00 4 S-3 14 82,35 3 17,65 17 0,09 a. Negeri 14 82,35 3 17,65 17 0,14 b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00 5 Profesi 102 32,59 211 67,41 313 1,69 a. Negeri 102 32,59 211 67,41 313 2,57 b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00 6 Jumlah 8.968 48,31 9.594 51,69 18.562 100,00 a. Negeri 6.333 52,02 5.842 47,98 12.175 100,00 b. Swasta 2.635 41,26 3.752 58,74 6.387 100,00

(12)

3. Mahasiswa

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar pada jenjang pendidikan tinggi. Mahasiswa dirinci menurut empat jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 5 menunjukkan jumlah mahasiswa PT provinsi Aceh sebesar 97.828 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program, mahasiswa yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 88.078 orang atau 90,03% dengan rincian di PT negeri sebanyak 38.950 orang atau 39,81% dan PT swasta sebanyak 49.128 orang atau 50,22%. Besarnya mahasiswa di PT swasta karena memang lembaga PT swasta lebih besar jika dibandingkan dengan lembaga PT negeri. Jumlah mahasiswa terkecil adalah pada jenjang S-3 sebanyak 66 orang atau 0,07% dengan rincian di seluruhnya di PT negeri. Hal ini berarti minat melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi atau S-3 ternyata masih sangat kecil.

Tabel 5

Jumlah Mahasiswa menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin serta Penduduk Usia 19-23 tahun menurut Jenis Kelamin

Perguruan Tinggi, Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP dan Proyeksi BPS

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa laki-laki terbesar pada jenjang S-3 sebanyak 83,33% atau 55 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 16,67% atau 11 orang. Proporsi mahasiswa laki-laki terkecil pada jenjang profesi sebanyak 32,46% atau 408 orang dan lebih kecil jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 67,54% atau 849 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 2.484 56,93 1.879 43,07 4.363 4,46 a. Negeri 2.484 56,93 1.879 43,07 4.363 4,46 b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00 2 S-1 40.218 45,66 47.860 54,34 88.078 90,03 a. Negeri 19.952 51,22 18.998 48,78 38.950 39,81 b. Swasta 20.266 41,25 28.862 58,75 49.128 50,22 3 S-2 2.430 59,79 1.634 40,21 4.064 4,15 a. Negeri 2.430 59,79 1.634 40,21 4.064 4,15 b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00 4 S-3 55 83,33 11 16,67 66 0,07 a. Negeri 55 83,33 11 16,67 66 0,07 b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00 5 Profesi 408 32,46 849 67,54 1.257 1,28 a. Negeri 408 32,46 849 67,54 1.257 1,28 b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00 6 Jumlah 45.595 46,61 52.233 53,39 97.828 100,00 a. Negeri 25.329 52,01 23.371 47,99 48.700 100,00 b. Swasta 20.266 41,25 28.862 58,75 49.128 100,00 7 Penduduk 19-23 th 233.114 49,65 236.419 50,35 469.533

(13)

kesempatan perempuan bersekolah di jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

Dilihat dari penduduk usia PT maka penduduk usia 19-23 tahun provinsi Aceh sebesar 469.533 orang dengan rincian laki-laki sebesar 233.114 atau 49,65% lebih kecil daripada perempuan sebesar 236.419 orang atau 50,35%.

4. Lulusan

Lulusan adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliahnya berdasarkan pada hasil ujian dan paper/tesis/disertasi yang disiapkan pada suatu jenjang pendidikan tinggi. Lulusan dapat dirinci menurut empat program, yaitu S-0, S-1, S-2, dan S-3. Lulusan S-0 juga dirinci menurut diploma 1, diploma 2, diploma 3, dan diploma 4. Lulusan diploma 1 dengan masa kuliah selama 1 tahun, diploma 2 selama 2 tahun, diploma 3 selama 3 tahun, dan diploma 4 selama 4 tahun. Lulusan S-1 dengan masa kuliah selama 4 tahun sedangkan lulusan S-2 dan S-3 selama 2 tahun.

Tabel 6

Jumlah Lulusan menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 6 merupakan jumlah lulusan PT provinsi Aceh sebanyak 12.514 orang, dari kelima jenjang program tersebut, jumlah lulusan yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 10.832 orang atau 86,56% dengan rincian di PT negeri sebanyak 6.717 orang dan PT swasta sebanyak 4.115 orang. Jumlah lulusan terkecil adalah pada jenjang S-3 pada PT sebanyak 11 orang atau 0,09% dengan rincian seluruhnya berasal dari PT negeri sebesar 11 orang. Hal ini berarti sejalan dengan jumlah mahasiswa maka lulusan di jenjang yang paling tinggi ternyata masih sangat kecil.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 428 56,91 324 43,09 752 6,01 a. Negeri 428 56,91 324 43,09 752 8,95 b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00 2 S-1 5.138 47,43 5.694 52,57 10.832 86,56 a. Negeri 3.441 51,23 3.276 48,77 6.717 79,97 b. Swasta 1.697 41,24 2.418 58,76 4.115 100,00 3 S-2 419 59,77 282 40,23 701 5,60 a. Negeri 419 59,77 282 40,23 701 8,35 b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00 4 S-3 9 81,82 2 18,18 11 0,09 a. Negeri 9 81,82 2 18,18 11 0,13 b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00 5 Profesi 71 32,57 147 67,43 218 1,74 a. Negeri 71 32,57 147 67,43 218 2,60 b. Swasta 0 - 0 - 0 0,00 6 Jumlah 6.065 48,47 6.449 51,53 12.514 100,00 a. Negeri 4.368 52,01 4.031 47,99 8.399 100,00 b. Swasta 1.697 41,24 2.418 58,76 4.115 100,00

(14)

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi lulusan laki-laki terbesar pada jenjang S-3 sebesar 81,82% atau 9 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 18,18% atau 2 orang. Proporsi lulusan laki-laki terkecil pada program profesi sebesar 32,57% atau 71 orang, jika dibandingkan dengan lulusan perempuan sebesar 67,43% atau 147 orang. Hal ini berarti seperti halnya mahasiswa maka lulusan perempuan di jenjang yang paling tinggi ternyata juga lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

5. Dosen

Dosen adalah tenaga pengajar pada perguruan tinggi. Dosen dapat dikategorikan sebagai dosen tetap dan tidak tetap. Dosen juga dirinci menurut enam tingkat pendidikan yang pernah diikuti, yaitu < S-1, S-1/D-4, S-2, S-3, spesialis, dan profesi menurut status kepegawaian.

Berdasarkan Tabel 7, jumlah dosen PT di Provinsi Aceh sebanyak 7.401 orang, dari keenam tingkat pendidikan tersebut, dosen yang terbanyak adalah lulusan S-1 sebesar 3.862 orang atau 52,18% dengan rincian di PT negeri sebanyak 285 orang atau 3,85% dan PT swasta sebanyak 3.577 orang atau 48,33%. Proporsi dosen terkecil adalah lulusan <S-1 sebanyak 1,69% atau 125 orang dengan rincian di PT negeri sebesar 0% atau 0 orang dan PT swasta sebesar 1,69% atau 125 orang. Dengan demikian, sebagian besar dosen sudah memiliki ijazah sesuai dengan ketentuan kelayakan mengajar, yaitu S-2 dan yang lebih tinggi.

Tabel 7

Jumlah Dosen menurut Pendidikan Tertinggi, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian Perguruan Tinggi, Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP 1 < S-1 82 65,60 43 34,40 125 1,69 a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00 b. Swasta 82 65,60 43 34,40 125 1,69 2 S-1/D-4 2.317 59,99 1.545 40,01 3.862 52,18 a. Negeri 282 98,95 3 1,05 285 3,85 b. Swasta 2.035 56,89 1.542 43,11 3.577 48,33 3 S-2 2.406 82,43 513 17,57 2.919 39,44 a. Negeri 1.539 99,61 6 0,39 1.545 20,88 b. Swasta 867 63,10 507 36,90 1.374 18,57 4 S-3 310 98,41 5 1,59 315 4,26 a. Negeri 289 100,00 0 0,00 289 3,90 b. Swasta 21 80,77 5 19,23 26 0,35 5 Spesialis 91 74,59 31 25,41 122 1,65 a. Negeri 72 100,00 0 0,00 72 0,97 b. Swasta 19 38,00 31 62,00 50 0,68 6 Profesi 52 89,66 6 10,34 58 0,78 a. Negeri 50 100,00 0 0,00 50 0,68 b. Swasta 2 25,00 6 75,00 8 0,11 7 Jumlah 5.258 71,04 2.143 28,96 7.401 100,00 a. Negeri 2.232 99,60 9 0,40 2.241 30,28 b. Swasta 3.026 58,64 2.134 41,36 5.160 69,72 Jumlah %

(15)

Dosen layak mengajar adalah tenaga pengajar yang memiliki ijazah tertinggi S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen layak mengajar di program diploma dan S-1 adalah dosen lulusan S-2 dan yang lebih tinggi sedangkan dosen layak mengajar di program pascasarjana adalah dosen lulusan S-3. Oleh karena keterbatasan data yang dimiliki maka dosen layak dimaksud adalah dosen yang memiliki ijazah S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen dirinci menurut layak mengajar dan tidak layak mengajar serta menurut status kepegawaian.

Tabel 8

Jumlah Dosen menurut Jenis Kelayakan Mengajar, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian Perguruan Tinggi, Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 8 menunjukan jumlah dosen layak mengajar sebesar 3.414 orang atau 46,13% lebih kecil jika dibandingkan dengan tidak layak mengajar sebesar 3.987 orang atau 53,87%. Selain itu, proporsi dosen layak di PT negeri sebesar 87,28% atau 1.956 orang lebih besar daripada di PT swasta sebesar 28,26% atau 1.458 orang atau. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dosen layak di PT negeri lebih baik jika dibandingkan dengan PT swasta, terutama untuk dosen tetap. Oleh karena itu, peningkatan kelayakan dosen mengajar di PT swasta sangat diperlukan, terlebih karena dosen lebih banyak yang tidak layak daripada layak.

C. Analisis Indikator Pendidikan Tinggi

Indikator pendidikan merupakan salah satu dari sejumlah faktor yang sangat penting dalam upaya mengetahui tercapainya tujuan sistem pendidikan nasional. Indikator pendidikan dapat digunakan sebagai peringatan awal terhadap permasalahan pendidikan yang ada di lapangan.

Indikator pendidikan disusun untuk mengetahui kinerja suatu daerah dengan mendasarkan pada data kuantitatif pendidikan. Kinerja pendidikan diukur dengan menggunakan misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri dari 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian

1 Tidak layak 2.399 45,63 1.588 74,10 3.987 53,87 a. Negeri 282 12,63 3 33,33 285 12,72 b. Swasta 2.117 69,96 1.585 74,27 3.702 71,74 2 Layak 2.859 54,37 555 25,90 3.414 46,13 Negeri 1.950 87,37 6 66,67 1.956 87,28 Swasta 909 30,04 549 25,73 1.458 28,26 3 Jumlah 5.258 100,00 2.143 100,00 7.401 100,00 Negeri 2.232 42,45 9 0,42 2.241 30,28 Swasta 3.026 57,55 2.134 99,58 5.160 69,72 Jumlah %

No. Kriteria Tetap % Tidak

(16)

memperoleh layanan pendidikan. Penggabungan kelima misi pendidikan tersebut menghasilkan kinerja program pendidikan.

Berdasarkan kelima misi pendidikan tersebut, disusun enam jenis komposit indikator, yaitu 1) ketersediaan layanan, 2) keterjangkauan layanan, 3) kualitas layanan, 4) kesetaraan layanan, 5) kepastian layanan, dan 6) kinerja program pendidikan. Analisis misi K-1 digunakan untuk mengukur ketersediaan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-2 digunakan untuk mengukur keterjangkauan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-3 digunakan untuk mengukur kualitas layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-4 digunakan untuk mengukur kesetaraan layanan pendidikan. Analisis misi K-5 digunakan untuk mengukur kepastian memperoleh layanan pendidikan. Kinerja program pendidikan untuk mengukur sejauh mana ketercapaian program pembangunan yang telah dilakukan pada tahun berjalan. 1. Ketersediaan Layanan Pendidikan: Misi K-1

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan tahun 2010-2014, diperlukan indikator pendidikan yang dapat menilai kemajuan pendidikan, termasuk kemajuan program pembangunan PT. Indikator ketersediaan layanan PT digunakan rasio mahasiswa per lembaga. Indikator keterjangkauan layanan PT digunakan daerah terjangkau. Indikator kualitas layanan PT digunakan empat jenis indikator, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, angka produktivitas, dan kelayakan dosen mengajar. Indikator kesetaraan layanan Pendidikan digunakan tiga jenis indikator, yaitu PG APK, IPG APK, dan persentase mahasiswa swasta. Indikator kepastian layanan pendidikan digunakan dua jenis indikator, yaitu APK dan AM ke PT.

Tabel 9

Indikator Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Rasio mahasiswa per lembaga menggambarkan kepadatan mahasiswa pada suatu lembaga baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin besar nilainya berarti semakin padat mahasiswa yang ada pada lembaga tersebut. Berdasarkan Tabel 9 dan Grafik 4, rasio mahasiswa per lembaga sebesar 932 dengan rincian di negeri sebesar 16.233 orang dan di swasta sebesar 482 orang. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka PT terpadat pada universitas sebesar 7.744 dan terjarang pada politeknik sebesar 756. Bila dirinci menurut status dan jenis lembaga maka PT negeri pada universitas yang terpadat sebesar 22.838 dan yang terjarang sebesar 3.024 sedangkan PT swasta

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Lembaga 7.744 0 43 0 756 932 a. Negeri 22.838 0 0 0 3.024 16.233 b. Swasta 4.726 0 43 0 0 482

(17)

pada universitas yang terpadat sebesar 4.726 dan terjarang pada sekolah tinggi sebesar 43.

Grafik 4

Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Aceh,Tahun 2012/2013

2. Keterjangkauan Layanan Pendidikan: Misi K-2

Untuk melihat keterjangkauan layanan maka digunakan indikator kepadatan lembaga dan kepadatan penduduk usia PT dengan daerah terjangkau lembaga dan mahasiswa. Daerah terjangkau dihitung dari jarak 25 km2 dengan rincian daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Bila nilainya tinggi maka keterjangkauan makin luas, bila nilainya rendah maka keterjangkauannya makin kecil. Oleh karena itu, makin tinggi nilainya berarti makin baik karena jangkauannya makin luas.

Tabel 10

Indikator Keterjangkauan Layanan Pendidikan Misi K-2 Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 10, kepadatan lembaga hanya sebesar 0,0018 lembaga per km2 sedangkan kepadatan penduduk usia 19-23 sebesar 8,10 orang per km2. Daerah terjangkau lembaga dalam radius 25 km2 sebesar 4,00 lembaga per km2 sedangkan daerah terjangkau mahasiswa sebesar 15.914 mahasiswa per km2. Dengan demikian, daerah terjangkau sebesar 3.979 mahasiswa per km2.

0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

22.838 0 0 0 0 16.233 4.726 0 43 0 0 482 7.744 0 43 0 756 932

Negeri Swasta Rata2

Daerah Lembaga P19-23 Lembaga Mahasiswa terjangkau

1 Daerah terjangkau 0,0018 8,10 4,00 15.914 3.979

Kepadatan Daerah terjangkau

(18)

3. Kualitas Layanan Pendidikan: Misi K-3

Analisis indikator peningkatan mutu dan relevansi pendidikan digunakan untuk mengukur mutu pendidikan suatu daerah. Peningkatan mutu bisa dilakukan melalui proses belajar mengajar yang efektif dan ditunjang oleh sumber daya, sarana/prasarana serta biaya yang memadai. Proses belajar yang bermutu akan menghasilkan lulusan yang mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Sejalan dengan ketersediaan layanan maka peningkatan mutu untuk semua program pendidikan tinggi juga dilaksanakan.

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan 2010-2014 dan kualitas layanan pendidikan maka indikator pendidikan yang digunakan untuk pendidikan tinggi dapat dilihat dari tiga jenis, yaitu mahasiswa, dosen, dan lembaga. Berdasarkan ketiga jenis strategi tersebut maka dijabarkan menjadi empat indikator, yaitu 1) rasio mahasiswa per dosen (R-M/D), 2) rasio dosen per lembaga (R-D/L), 3) angka produktivitas (APro), dan 4) persentase dosen layak (%DL). Indikator 1, 2, dan 4 dilihat dosen, dan indikator 3 dilihat dari mahasiswa.

Tabel 11

Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3 Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Tabel 11 (lanjutan)

Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3 Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Dosen 19 0 1 0 8 13

a. Negeri 23 0 0 0 0 22

b. Swasta 15 0 1 0 0 10

2 Rasio Dosen per Lembaga 417 0 32 13 95 70

a. Negeri 975 0 0 0 0 747

b. Swasta 306 0 32 13 30 51

3 Angka Produktivitas 11,15 0,00 64,87 0,00 16,20 12,79 a. Negeri 17,39 0,00 0,00 0,00 0,00 17,25 b. Swasta 5,11 0,00 64,87 0,00 0,00 8,38

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

4 Angka Produktivitas 13,30 12,35 12,79 0,96 0,93 a. S-0 17,23 17,24 17,24 -0,01 1,00 b. S-1 12,78 11,90 12,30 0,88 0,93 c. S-2 17,24 17,26 17,25 -0,02 1,00 d. S-3 17,24 17,26 17,25 -0,02 1,00 e. Negeri 17,25 17,25 17,25 0,00 1,00 f. Swasta 8,37 8,38 8,38 0,00 1,00 5 Kelayakan Mengajar Dosen Rata-rata

Rata-rata 2.859 54,37 555 25,90 46,13 a. Negeri 1.950 87,37 6 66,67 87,28 b. Swasta 909 30,04 549 25,73 28,26

(19)

Grafik 5

Rasio Mahasiswa per Dosen menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Rasio mahasiswa per dosen menggambarkan layanan dosen terhadap mahasiswa baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Rasio ini diperlukan untuk mengetahui efektivitas belajar mengajar. Semakin tinggi nilainya berarti semakin banyak mahasiswa yang dilayani oleh dosen atau dosen makin kurang. Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 5 dapat diketahui efektivitas belajar mengajar di PT provinsi Aceh di mana rata-rata seorang dosen melayani 13 mahasiswa, setelah dirinci menurut status lembaga ternyata dosen negeri melayani 22 mahasiswa jauh lebih tinggi dibanding dengan dosen swasta. Pada universitas negeri seorang dosen melayani 23 mahasiswa sedangkan universitas swasta melayani 15 mahasiswa. Makin besar nilainya berarti makin kurang dosennya.

Rasio dosen per lembaga menggambarkan ketersediaan dosen pada setiap lembaga dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin banyak jumlah dosen di setiap lembaga maka diharapkan proses belajar mengajar akan makin meningkat dan pada akhirnya peningkatan mutu pendidikan bisa tercapai.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 6 rasio dosen per lembaga PT provinsi Aceh sebesar 70 dengan rincian PT negeri sebesar 747 atau 14,77 kali lebih besar jika dibandingkan dengan PT swasta sebesar 51. Bila dilihat per jenis lembaga maka universitas yang tertinggi sebesar 417 dan terkecil pada akademi sebesar 13. Bila dilihat menurut status dan jenis lembaga maka untuk PT negeri universitas yang terbesar sebesar 975 dan terkecil politeknik sebesar 292 sedangkan untuk PT swasta universitas yang terbesar sebesar 306 dan akademi yang terkecil sebesar 13. Besarnya rasio ini menunjukkan banyaknya dosen di suatu lembaga.

0 5 10 15 20 25

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2 23 0 0 0 0 22 15 0 1 0 0 10 19 0 1 0 8 13

(20)

Grafik 6

Rasio Dosen per Lembaga menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Berdasarkan data yang terjaring dari kuesioner pendataan PT, bisa diketahui bagaimana kondisi mutu PT. Indikator mutu mahasiswa ditunjukkan dari angka produktivitas mahasiswa yang telah lulus setelah menempuhkan mata kuliah sesuai dengan kredit semester yang harus ditempuh. Angka produktivitas bervariasi untuk setiap program, misalnya untuk S-0 sekitar 30% karena tiga tahun sedangkan S-1 sekitar 25% karena selama 4 tahun.

Berdasarkan Tabel 11 dan Grafik 7, angka produktivitas PT sebesar 12,79% sangat kecil dengan rincian pada PT negeri sebesar 17,25% lebih besar daripada PT swasta sebesar 8,38%. Bila dilihat menurut jenis lembaga maka ST yang terbesar sebesar 64,87 dan terkecil pada universitas sebesar 11,15. Angka produktivitas PT negeri lebih besar 8,87% jika dibandingkan dengan PT swasta walaupun PT negeri pun sebetulnya masih lebih kecil jika dibandingkan dengan standar yang ada.

Grafik 7

Angka Produktivitas menurut Status Lembaga dan Jenis Program Perguruan Tinggi, Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1.000

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

417 0 32 13 95 70 975 0 0 0 292 747 306 0 32 13 30 51

Negeri Swasta Rata2

0,00 2,00 4,00 6,00 8,00 10,00 12,00 14,00 16,00 18,00

Rata2 Negeri Swasta S-0 S-1 S-2 S-3

13,30 17,25 8,37 17,23 12,78 17,24 17,24 12,35 17,25 8,38 17,24 11,90 17,26 17,26 12,79 17,25 8,38 17,24 12,30 17,25 17,25

(21)

Bila dibandingkan antara laki-laki dan perempuan pada Tabel 11 lanjutan maka angka produktivitas laki-laki sebesar 13,30% lebih besar daripada perempuan sebesar 12,35%. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan gender sebesar 0,96% dengan indeks paritas gender 0,93 yang berarti belum setara. Angka produktivitas antara S-0, S-1, S-2, dan S-3 cukup bervariasi, yang tertinggi pada program S-2 dan S-3 sebesar 17,25% namun yang terendah pada S-1 sebesar 12,30%. Perbedaan gender program S-0 sebesar -0,01% dengan indeks paritas gender sebesar 1,00 berarti sudah setara sedangkan program S3 dengan perbedaan gender sebesar -0,02% dan indeks paritas gender sebesar 1,00 berarti sudah setara.

Indikator mutu lainnya adalah persentase dosen PT layak mengajar. Ketentuan dosen PT yang layak mengajar adalah lulusan S-2 ke atas dan diterapkan baik di universitas, institut, sekolah tinggi, akademi maupun di politeknik. Persentase dosen layak mengajar idealnya 100% berarti tidak ada dosen yang berijazah kurang dari S-1.

Berdasarkan Tabel 11 lanjutan dan Grafik 8, persentase dosen layak mengajar PT sebesar 46,13%, bila dibandingkan antara PT negeri dan PT swasta maka persentase dosen layak mengajar PT negeri sebesar 87,28% lebih baik daripada PT swasta sebesar 28,26%. Dosen tetap layak mengajar sebesar 54,37% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 25,90%. Dosen tetap layak di PT negeri sebesar 87,37% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 66,67% sedangkan dosen tetap di PT swasta sebesar 30,04% lebih baik jika dibandingkan dengan dosen tidak tetap sebesar 25,73%.

Grafik 8

Persentase Dosen Layak menurut Status Kepegawaian dan Status Lembaga Perguruan Tinggi, Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

4. Kesetaraan Layanan Pendidikan: Misi K-4

Pembangunan pendidikan yang dilaksanakan selama ini telah menunjukkan kemajuan tetapi masih terjadi kesenjangan dalam hal kemitrasejajaran antara laki-laki dan perempuan. Untuk dapat melihat kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan maka digunakan ukuran dari segi jenis kelamin seperti

0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 70,00 80,00 90,00 Tetap TT Tetap+TT 54,37 25,90 46,13 87,37 66,67 87,28 30,04 25,73 28,26

(22)

perbedaan gender (PG) APK dan indeks paritas gender (IPG) APK serta dari segi status sekolah seperti persentase mahasiswa swasta (%MhsSwt). Tidak ada perbedaan gender bila nilainya 0 dan telah setara bila nilainya 1. %MhsSwt makin besar berarti makin besar partisipasi swasta dalam program pendidikan tinggi.

Ditinjau dari sisi pendidikan, kesenjangan tersebut terasa karena masih tingginya perbedaaan gender APK perempuan jika dibandingkan dengan APK laki-laki. Oleh karena itu, untuk mencapai kesetaraan gender yang dihitung dari indeks paritas gender di segala bidang perlu dilakukan pengelolaan data berwawasan gender secara sistematis, teratur, dan berkesinambungan.

Berdasarkan Tabel 12 dan Grafik 9 maka PG APK sebesar -2,53 yang berarti masih terjadi perbedaan sebesar -2,53% dengan perempuan lebih besar daripada laki-laki. Dengan demikian IPG APK sebesar 1,13 yang berarti belum setara dan perempuan lebih diuntungkan dari laki-laki.

Tabel 12

Indikator Kesetaraan Layanan Pendidikan Misi K-4 Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Grafik 9

PG APK dan IPG APK Perguruan Tinggi Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Berdasarkan Tabel 12 maka %MhsSwt PT sebesar 50,22% yang berarti sebanyak 50,22% mahasiswa bersekolah di PT swasta. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka sekolah tinggi terbesar atau 100,00% dan terkecil universitas sebesar 50,85%. Hal ini berarti dominasi PT swasta pada sekolah tinggi sedangkan jenis lembaga lainnya seperti universitas sebesar 50,85% dan institut sebesar 100,00%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa PT swasta banyak

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

1 APK (%) 19,56 22,09 20,84 -2,53 1,13

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

2 % Mahasiswa Swasta 50,85 - 100,00 - - 50,22 -3,00 -2,50 -2,00 -1,50 -1,00 -0,50 0,00 0,50 1,00 1,50

PG APK IPG APK

-2,53

(23)

berperan pada universitas (50,85%) yang terbesar diikuti sekolah tinggi (100,00%).

5. Kepastian Memperoleh Layanan Pendidikan: Misi K-5

Untuk dapat melihat kepastian memperoleh layanan pendidikan maka digunakan dua ukuran, yaitu seberapa banyak mahasiswa dapat dilayani pada pendidikan tinggi melalui APK dan sejauh mana akses masuk ke perguruan tinggi melalui angka melanjutkan.

Berdasarkan Tabel 13 dan Grafik 10 maka APK PT sebesar 20,84% yang berarti sebanyak 20,84% penduduk usia PT bersekolah di PT dengan rincian di PT negeri sebesar 10,37% dan PT swasta sebesar 10,46%. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka partisipasi terbesar pada universitas sebesar 19,79% dan terkecil pada sekolah tinggi sebesar 0,40%. Partisipasi PT negeri terbesar pada unversitas sebesar 9,73% dan terkecil pada politeknik sebesar 0,64%. Partisipasi PT swasta terbesar pada universitas sebesar 10,06% dan terkecil pada sekolah tinggi sebesar 0,40%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam pencapaian partisipasi bersekolah di PT.

Tabel 13

Indikator Kepastian Layanan Pendidikan Misi K-5 Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Indikator kepastian layanan juga dapat dilihat dari AM PT yang terdapat pada Tabel 13 dan Grafik 10. AM PT sebesar 31,21% dengan rincian terbesar pada universitas sebesar 29,43% dan terkecil pada sekolah tinggi sebesar 0,66%. Bila dirinci menurut status lembaga maka AM PT negeri sebesar 20,47% lebih besar daripada PT swasta sebesar 10,74%. AM PT negeri terbesar pada unversitas sebesar 19,36% dan terkecil pada politeknik sebesar 1,11%. AM PT swasta terbesar pada universitas sebesar 10,08% dan terkecil pada sekolah tinggi sebesar 0,66%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa universitas menunjang sangat besar dalam memberikan akses ke PT.

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 APK 19,79 - 0,40 - 0,64 20,84 a. Negeri 9,73 - - - 0,64 10,37 b. Swasta 10,06 - 0,40 - - 10,46 2 AM ke PT 29,43 0,00 0,66 0,00 1,11 31,21 a. Negeri 19,36 0,00 0,00 0,00 1,11 20,47 b. Swasta 10,08 0,00 0,66 0,00 0,00 10,74

(24)

Grafik 10

APK dan AM PT menurut Jenis Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

6. Kinerja Pendidikan Tinggi: Gabungan Misi K-1 sampai K-5

Indikator misi pendidikan 5K digunakan untuk menilai kinerja program pendidikan tinggi. Misi K-1 dan K-2 masing-massing menggunakan satu jenis indikator, misi K-3 menggunakan 4 jenis indikator, misi K-4 menggunakan 3 jenis indikator, dan misi K-5 menggunakan 2 jenis indikator sehingga untuk melihat kinerja pendidikan tinggi menggunakan 11 jenis indikator. Ke-11 indikator tersebut memiliki kontribusi yang sama. Agar dapat ditentukan nilai kinerja maka semua indikator yang memiliki satuan yang berbeda dijadikan satuan yang sama menggunakan standar. Standar yang digunakan dalam analisis ini hanya menggunakan asumsi karena belum ada ketentuan khusus kecuali untuk empat indikator, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT menggunakan standar ideal. Dengan menggunakan standar tersebut maka nila 100 adalah maksimal dan nilai 0 adalah yang minimal.

Berdasarkan Tabel 14 dan Grafik 11, ketersediaan layanan sebesar 46,58, keterjangkauan layanan sebesar 46,81, kualitas layanan sebesar 66,95, kesetaraan layanan sebesar 84,32, dan kepastian layanan sebesar 50,33. Berdasarkan misi pendidikan 5K maka kinerja pendidikan tinggi sebesar 59,00 Idealnya adalah 100, sehingga kinerja pendidikan tinggi telah mencapai setengah dari ideal 50%. -5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

19,79 - 0,40 - 0,64 20,84 29,43 - 0,66 - 1,11 31,21 APK AM PT

(25)

Tabel 14

Kinerja Pendidikan Tinggi Berdasarkan Misi Pendidikan 5K Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Grafik 11

Kinerja PT menurut Misi Pendidikan 5K Provinsi Aceh, Tahun 2012/2013

Dengan melihat Grafik 11 dapat diketahui bahwa misi K-4 yang terbaik sebesar 84,32 sedangkan misi K-1 yang terburuk karena hanya mencapai 46,58 sedangkan kinerja PT sebesar 59,00. Dengan demikian, untuk PT prioritas pembangunan perlu berikan pada dipeningkatkan ketersediaan layanan (K-1), keterjangkauan layanan (misi K-2), kualitas layanan (misi K-3), dan kepastian layanan (K-5) karena capaian kinerja masih kurang dari 60,00. Selain itu, kualitas layanan (misi K-3) perlu dipertahankan dan ditingkatkan karena telah mencapai lebih dari 80.

No. Misi Indikator Satuan Nilai Standar Konversi Jenis Kinerja

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L lembaga 932 2.000 46,58 KURANG 2 Mis K-2 Keterjangkauan DT orang 3.979 8.500 46,81 KURANG 3 Misi K-3 Kualitas R-M/D dosen 13 25 100,00

R-D/L dosen 70 100 70,49 Aproduk % 12,79 25 51,17 %DL % 46,13 100 46,13 Kualitas Layanan 66,95 KURANG 4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK % -2,53 0 97,47

IPG APK Indeks 1,13 1 88,53 %MhsSwt % 50,22 75 66,96 Kesetaraan Layanan 84,32 PRATAMA 5 Misi K-5 Kepastian APK % 20,84 30 69,45

AM PT % 31,21 100 31,21 Kepastian Layanan 50,33 KURANG

59,00 KURANG Kinerja PT 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 Misi K-1 Misi K-2 Misi K-3 Misi K-4 Misi K-5

(26)

D. Penutup 1. Simpulan

Berdasarkan analisis indikator maka dapat disimpulkan bahwa misi K-4 yang terbaik dengan nilai sebesar 84,32, berarti termasuk kategori pratama. Sebaliknya, misi K-1 yang terburuk dengan nilai sebesar 46,58 termasuk kinerja kategori kurang, misi K-2 sebesar 46,81, misi K-3 sebesar 66,95, dan misi K-5 sebesar 50,33 juga termasuk kinerja kategori kurang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kinerja PT Provinsi Aceh sebesar 59,00 termasuk kinerja kategori kurang.

2. Saran

Kinerja PT provinsi Aceh sebesar 59,00 termasuk kategori kurang. Hal ini disebabkan karena misi K-1, K-2, K-3, dan K-5 termasuk kategori kurang. Oleh karena itu, misi K-1, K-2, K-3, dan K-5 perlu ditingkatkan karena hanya tercapai masing-masing 46,58, 46,81, 66,95, dan 50,33.

Untuk misi K-1, dalam rangka meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan maka diperlukan peningkatan adanya lembaga pendidikan. Untuk misi K-2, dalam rangka meningkatkan keterjangkauan layanan pendidikan maka diperlukan peningkatan indikator daerah terjangkau melalui meningkatan jumlah lembaga PT serta kapasitas lembaga. Untuk misi K-3, dalam rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan maka diperlukan jumlah dan pendidikan dosen untuk meningkatkan indikator rasio dosen-mahasiswa, rasio dosen-lembaga, dan %dosen layak. Sedangkan untuk meningkatkan kesetaraan (misi K-4), perlu memberikan kesempatan atau advokasi kepada lulusan SM laki-laki untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang PT. Untuk misi K-5 perlu ditingkatkan indikator APK dan APM PT.

(27)

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2012/2013

PROVINSI SUMATERA UTARA

A. Pendahuluan

Profil Pendidikan Tinggi (Profil PT) disusun berdasarkan pada Statistik Perguruan Tinggi Tahun 2012/2013 yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Statistik Pendidikan (PDSP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Sesuai dengan Statistik Perguruan Tinggi maka Profil PT juga menyajikan data pada tahun akademik 2012/2013.

Profil PT mengacu pada visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) 2014. Berdasarkan visi tersebut terdapat layanan prima pendidikan nasional yang dijabarkan menjadi misi pendidikan 5K. Visi Kemdikbud 2014 adalah terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional. Indikator pendidikan yang dimaksud disesuaikan dengan Rencana Strategi (Renstra) Kemdikbud dalam rangka Pembangunan Pendidikan 2010-2014 yang terdiri dari tiga pilar kebijakan dan dijabarkan dalam misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri atas 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan.

Profil PT terdiri atas data dan indikator pendidikan. Data pendidikan dirinci

menjadi lima variabel, yaitu 1) lembaga pendidikan, 2) mahasiswa baru, 3) mahasiswa, 4) lulusan, dan 5) dosen. Kelima variabel data tersebut dirinci

menurut jenis lembaga dan status lembaga. Pendidikan tinggi terdiri dari lima

jenis lembaga PT, yaitu 1) universitas, 2) institut, 3) sekolah tinggi (ST), 4) akademi, dan 5) politeknik. Pendidikan tinggi dirinci menurut status lembaga,

yaitu negeri dan swasta.

Indikator pendidikan dirinci berdasarkan misi pendidikan 5K. Untuk misi K-1 adalah rasio mahasiswa per lembaga yang dirinci menurut jenis dan status lembaga PT. Untuk misi K-2 adalah daerah terjangkau yang dihitung dari daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Daerah yang bisa dijangkau oleh mahasiswa dalam jarak 25 km2. Oleh karena itu, daerah terjangkau lembaga adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan

(28)

kepadatan lembaga sedangkan daerah terjangkau mahasiswa adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan penduduk 19-23 tahun. Untuk misi K-3 terdiri dari empat jenis, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, dan angka produktivitas menurut status jenis dan status, sedangkan kelayakan mengajar dosen menurut status lembaga. Untuk misi K-4 terdiri dari tiga jenis, yaitu perbedaan gender APK, indeks paritas gender APK, dan persentase mahasiswa swasta menurut jenis lembaga. Untuk misi K-5 terdiri dari dua jenis, yaitu APK dan AM ke PT menurut jenis lembaga. Dengan demikian, jumlah indikator yang digunakan untuk menilai kinerja pendidikan tinggi sebanyak 11 jenis indikator pendidikan.

Tabel 1

Standar untuk Melakukan Konversi

Oleh karena 11 indikator tersebut memiliki satuan yang berbeda maka diperlukan standar untuk menyatukan nilainya seperti disajikan pada Tabel 1. Hanya ada empat indikator yang menggunakan ideal, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT. Berdasarkan perhitungan kinerja maka nilai kinerja menurut jenis disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Jenis Kinerja

B. Data Pendidikan

Gambaran umum pendidikan tinggi disajikan pada Tabel 3 yang dirinci menurut variabel pendidikan, status lembaga, dan jenis lembaga.

Berdasarkan Tabel 3, pada tahun 2012/2013 jumlah lembaga PT di provinsi Sumatera Utara adalah 258 dengan rincian 33 universitas (12,79%), 3 institut (1,16%), 86 sekolah tinggi (33,33%), 120 akademi (46,51%), dan 16 politeknik

No. Misi Indikator Standar Penjelasan

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L 2.000 Asumsi

2 Mis K-2 Keterjangkauan DT 8.500 Asumsi

3 Misi K-3 Kualitas R-M/D 25 Asumsi

R-D/L 100 Asumsi

Aproduk 25 Asumsi

%DL 100 Ideal

4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK 0 Ideal

IPG APK 1 Ideal

%MhsSwt 75 Asumsi

5 Misi K-5 Kepastian APK 30 Asumsi

AM PT 100 Ideal

No. Jenis Kinerja 1 Paripurna 2 Utama 3 Madya 4 Pratama 5 Kurang 80.00-84.99 kurang dari 80.00 Nilai 95.00 ke atas 90.00-94.99 85.00-89.99

(29)

(6,20%). Dengan demikian, jenis lembaga terbesar adalah akademi dan terkecil adalah institut. Untuk status lembaga negeri hanya memiliki 2 universitas dan 1 politeknik sehingga jumlah lembaga negeri sebesar 3 lembaga, sedangkan untuk lembaga swasta terdapat 31 universitas, 3 institut, 86 sekolah tinggi, 120 akademi, dan 15 politeknik sehingga jumlahnya 255 lembaga. Dengan demikian, jenis status lembaga negeri terbesar adalah universitas dan terkecil adalah politeknik sedangkan status lembaga swasta terbesar adalah akademi dan terkecil adalah institut.

Tabel 3

Gambaran Umum Pendidikan Tinggi Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Grafik 1

Jumlah Lembaga Menurut Jenis dan Status Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa baru PT di provinsi Sumatera Utara sebesar 66.899 orang, berada di negeri sebesar 10.484 orang lebih kecil daripada di swasta sebesar 56.415 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa baru universitas yang terbesar sebesar 35.387 orang atau 52,90% dan terkecil pada

No. Variabel Universitas % Institut % ST % Akademi % Politeknik % Jumlah

1 Lembaga 33 12,79 3 1,16 86 33,33 120 46,51 16 6,20 258 a. Negeri 2 66,67 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 33,33 3 b. Swasta 31 12,16 3 1,18 86 33,73 120 47,06 15 5,88 255 2 Mahasiswa Baru 35.387 52,90 1.618 2,42 18.841 28,16 8.022 11,99 3.031 4,53 66.899 a. Negeri 9.667 92,21 0 0,00 0 0,00 0 0,00 817 7,79 10.484 b. Swasta 25.720 45,59 1.618 2,87 18.841 33,40 8.022 14,22 2.214 3,92 56.415 3 Mahasiswa 243.161 57,67 8.197 1,94 111.951 26,55 41.923 9,94 16.442 3,90 421.674 a. Negeri 40.099 87,97 0 0,00 0 0,00 0 0,00 5.483 12,03 45.582 b. Swasta 203.062 53,99 8.197 2,18 111.951 29,77 41.923 11,15 10.959 2,91 376.092 4 Lulusan 23.240 53,33 1.043 2,39 12.141 27,86 5.169 11,86 1.988 4,56 43.581 a. Negeri 6.669 92,22 0 0,00 0 0,00 0 0,00 563 7,78 7.232 b. Swasta 16.571 45,59 1.043 2,87 12.141 33,40 5.169 14,22 1.425 3,92 36.349 5 Dosen 7.499 53,62 299 2,14 3.222 23,04 2.016 14,42 949 6,79 13.985 a. Negeri 2.721 89,89 0 0,00 0 0,00 0 0,00 306 10,11 3.027 b. Swasta 4.778 43,60 299 2,73 3.222 29,40 2.016 18,40 643 5,87 10.958 0 50 100 150 200 250 300

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Jumlah

2 0 0 0 1 3 31 3 86 120 15 255 33 3 86 120 16 258

(30)

institut sebesar 1.618 orang atau 2,42%. Bila dilihat menurut status lembaga maka mahasiswa baru PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 9.667 orang atau 92,21% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 25.720 orang atau 45,59%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 817 orang atau 7,79% dan PT swasta adalah institut sebesar 1.618 orang atau 2,87%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa baru PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas. Dapat dikatakan bahwa universitas masih menjadi idola banyak orang ketika melanjutkan ke PT.

Grafik 2

Jumlah Mahasiswa Baru dan Mahasiswa PT Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa PT provinsi Sumatera Utara sebanyak 421.674 orang berada di PT negeri sebanyak 45.582 orang dan di PT swasta sebanyak 376.092 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa terbesar di universitas sebanyak 243.161 orang atau 57,67% dan terkecil di institut sebanyak 8.197 orang atau 1.94%. Bila dilihat menurut status lembaga, mahasiswa PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 40.099 orang atau 87,97% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 203.062 orang atau 53,99%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 5.483 orang atau 12,03% dan PT swasta adalah institut sebesar 8.197 orang atau 2,18%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas. 0 50.000 100.000 150.000 200.000 250.000 300.000 350.000 400.000 450.000

Negeri Swasta Jumlah

10.484

56.415 66.899

45.582

376.092

421.674

(31)

Grafik 3

Jumlah Lulusan dan Dosen PT Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2012/2013

Jumlah lulusan PT provinsi Sumatera Utara sebanyak 43.581 orang dengan lulusan dari PT negeri sebanyak 7.232 orang dan dari PT swasta sebanyak 36.349 orang. Bila dilihat per jenis lembaga maka lulusan terbanyak juga pada universitas sebesar 23.240 orang atau 53,33% dan terkecil pada institut sebesar 1.043 orang atau 2,39%. Bila dilihat menurut status lembaga, lulusan PT negeri pada universitas yang terbesar sebesar 6.669 orang atau 92,22% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 16.571 orang atau 45,59%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 563 orang atau 7,78% dan PT swasta adalah institut sebesar 1.043 orang atau 2,87%. Dengan demikian, dominasi lulusan PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Jumlah dosen PT provinsi Sumatera Utara sebanyak 13.985 orang dengan dosen dari PT negeri sebanyak 3.027 orang dan dari PT swasta sebanyak 10.958 orang. Bila dilihat per jenis lembaga, jumlah dosen terbanyak juga pada universitas sebesar 7.499 orang atau 53,62% dan terkecil pada institut sebesar 299 orang atau 2,14%. Bila dilihat menurut status lembaga, dosen PT negeri terbesar pada universitas sebesar 2.721 orang atau 89,89% dan PT swasta juga pada universitas sebesar 4.778 atau 43,60%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri pada politeknik sebesar 306 orang atau 10,11% dan PT swasta adalah institut sebesar 299 orang atau 2,73%. Dengan demikian, dominasi dosen PT negeri juga pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Secara rinci, pembangunan pendidikan di setiap jenis dan status lembaga PT tidak sama. Oleh karena itu, dilakukan penjabaran pada setiap jenis variabel pendidikan, seperti lembaga, mahasiswa baru, mahasiswa, lulusan, dan dosen. 1. Lembaga

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lembaga adalah sekolah atau tempat belajar pada tingkat pendidikan tinggi.

0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000 45.000

Negeri Swasta Jumlah

7.232 36.349 43.581 3.027 10.958 13.985 Lulusan Dosen

(32)

Jumlah PT provinsi Sumatera Utara sebanyak 258 lembaga dengan rincian menurut status lembaga adalah PT negeri sebanyak 3 lembaga dan PT swasta sebanyak 255 lembaga. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka terdapat 33 universitas atau 12,79%, 3 institut atau 1,16%, 86 sekolah tinggi atau 33,33%, 120 akademi atau 46,51%, dan 16 politeknik atau 6,20%. Bila dirinci menurut status lembaga maka pada PT negeri terdiri dari 2 universitas dan 1 politeknik sedangkan PT swasta terdiri dari 31 universitas, 3 institut, 86 ST, 120 akademi, dan 15 politeknik.

2. Mahasiswa Baru

Mahasiswa baru adalah pendaftar pada pendidikan tinggi yang telah lulus dalam seleksi ujian masuk ke perguruan tinggi. Mahasiswa baru dirinci menurut tiga jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa baru juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 4

Jumlah Mahasiswa Baru menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin, Perguruan Tinggi

Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 4 merupakan jumlah mahasiswa baru PT provinsi Sumatera Utara sebanyak 66.899 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program tersebut yang terbanyak diterima menjadi mahasiswa baru pada program S-1 sebesar 50.742 orang atau 75,85% dengan rincian di PT negeri sebanyak 6.732 orang atau 64,21% dan PT swasta sebanyak 44.010 orang atau 78,01%. Sebaliknya, yang masuk program profesi yang terkecil sebesar 484 orang atau 0,72% dengan rincian di PT negeri sebesar 210 orang atau 2,00% dan PT swasta sebesar 274 orang atau 0,49%. Hal ini menunjukkan minat untuk masuk ke program profesi masih sangat kecil jika dibandingkan dengan program lainnya.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 4.790 34,81 8.971 65,19 13.761 20,57 a. Negeri 1.038 45,83 1.227 54,17 2.265 21,60 b. Swasta 3.752 32,64 7.744 67,36 11.496 20,38 2 S-1 25.145 49,55 25.597 50,45 50.742 75,85 a. Negeri 2.931 43,54 3.801 56,46 6.732 64,21 b. Swasta 22.214 50,47 21.796 49,53 44.010 78,01 3 S-2 969 54,19 819 45,81 1.788 2,67 a. Negeri 563 48,83 590 51,17 1.153 11,00 b. Swasta 406 63,94 229 36,06 635 1,13 4 S-3 73 58,87 51 41,13 124 0,19 a. Negeri 73 58,87 51 41,13 124 1,18 b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00 5 Profesi 151 31,20 333 68,80 484 0,72 a. Negeri 50 23,81 160 76,19 210 2,00 b. Swasta 101 36,86 173 63,14 274 0,49 6 Jumlah 31.128 46,53 35.771 53,47 66.899 100,00 a. Negeri 4.655 44,40 5.829 55,60 10.484 100,00 b. Swasta 26.473 46,93 29.942 53,07 56.415 100,00

(33)

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa baru laki-laki terbesar pada program S-3 sebesar 58,87% atau 73 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 41,13% atau 51 orang. Jumlah mahasiswa baru laki-laki terkecil pada program profesi sebesar 31,20% atau 151 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 68,80% atau 333 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti minat perempuan melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

3. Mahasiswa

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar pada jenjang pendidikan tinggi. Mahasiswa dirinci menurut empat jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 5 menunjukkan jumlah mahasiswa PT provinsi Sumatera Utara sebesar 421.674 orang, bila dirinci menurut lima jenjang program, mahasiswa yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 322.664 orang atau 76,52% dengan rincian di PT negeri sebanyak 29.270 orang atau 6,94% dan PT swasta sebanyak 293.394 orang atau 69,58%. Besarnya mahasiswa di PT swasta karena memang lembaga PT swasta lebih besar jika dibandingkan dengan lembaga PT negeri. Jumlah mahasiswa terkecil adalah pada jenjang S-3 sebanyak 537 orang atau 0,13% dengan rincian seluruhnya berada di PT negeri. Hal ini berarti minat melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi atau S-3 ternyata masih sangat kecil.

Tabel 5

Jumlah Mahasiswa menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin serta Penduduk Usia 19-23 tahun menurut Jenis Kelamin

Perguruan Tinggi, Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP dan Proyeksi BPS

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 29.526 34,14 56.961 65,86 86.487 20,51 a. Negeri 4.514 45,83 5.335 54,17 9.849 2,34 b. Swasta 25.012 32,64 51.626 67,36 76.638 18,17 2 S-1 160.832 49,85 161.832 50,15 322.664 76,52 a. Negeri 12.744 43,54 16.526 56,46 29.270 6,94 b. Swasta 148.088 50,47 145.306 49,53 293.394 69,58 3 S-2 5.150 55,71 4.095 44,29 9.245 2,19 a. Negeri 2.446 48,81 2.565 51,19 5.011 1,19 b. Swasta 2.704 63,86 1.530 36,14 4.234 1,00 4 S-3 318 59,22 219 40,78 537 0,13 a. Negeri 318 59,22 219 40,78 537 0,13 b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00 5 Profesi 893 32,58 1.848 67,42 2.741 0,65 a. Negeri 217 23,72 698 76,28 915 0,22 b. Swasta 676 37,02 1.150 62,98 1.826 0,43 6 Jumlah 196.719 46,65 224.955 53,35 421.674 100,00 a. Negeri 20.239 44,40 25.343 55,60 45.582 100,00 b. Swasta 176.480 46,92 199.612 53,08 376.092 100,00 7 Penduduk 19-23 th 600.222 50,07 598.576 49,93 1.198.798

(34)

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa laki-laki terbesar pada jenjang S-3 sebanyak 59,22% atau 318 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 40,78% atau 219 orang. Proporsi mahasiswa laki-laki terkecil pada jenjang profesi sebanyak 32,58% atau 893 orang dan lebih kecil jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 67,42% atau 1.848 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti kesempatan perempuan bersekolah di jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

Dilihat dari penduduk usia PT maka penduduk usia 19-23 tahun provinsi Sumatera Utara sebesar 1.198.798 orang dengan rincian laki-laki sebesar 600.222 atau 50,07% lebih besar daripada perempuan sebesar 598.576 orang atau 49,93%.

4. Lulusan

Lulusan adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliahnya berdasarkan pada hasil ujian dan paper/tesis/disertasi yang disiapkan pada suatu jenjang pendidikan tinggi. Lulusan dapat dirinci menurut empat program, yaitu S-0, S-1, S-2, dan S-3. Lulusan S-0 juga dirinci menurut diploma 1, diploma 2, diploma 3, dan diploma 4. Lulusan diploma 1 dengan masa kuliah selama 1 tahun, diploma 2 selama 2 tahun, diploma 3 selama 3 tahun, dan diploma 4 selama 4 tahun. Lulusan S-1 dengan masa kuliah selama 4 tahun sedangkan lulusan S-2 dan S-3 selama 2 tahun.

Tabel 6

Jumlah Lulusan menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Sumatera Utara, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 3.133 34,93 5.837 65,07 8.970 20,58 a. Negeri 716 45,81 847 54,19 1.563 21,61 b. Swasta 2.417 32,63 4.990 67,37 7.407 20,38 2 S-1 16.334 49,50 16.666 50,50 33.000 75,72 a. Negeri 2.022 43,54 2.622 56,46 4.644 64,21 b. Swasta 14.312 50,47 14.044 49,53 28.356 78,01 3 S-2 649 53,90 555 46,10 1.204 2,76 a. Negeri 388 48,81 407 51,19 795 10,99 b. Swasta 261 63,81 148 36,19 409 1,13 4 S-3 50 58,82 35 41,18 85 0,20 a. Negeri 50 58,82 35 41,18 85 1,18 b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00 5 Profesi 100 31,06 222 68,94 322 0,74 a. Negeri 34 23,45 111 76,55 145 2,00 b. Swasta 66 37,29 111 62,71 177 0,49 6 Jumlah 20.266 46,50 23.315 53,50 43.581 100,00 a. Negeri 3.210 44,39 4.022 55,61 7.232 100,00 b. Swasta 17.056 46,92 19.293 53,08 36.349 100,00

(35)

Tabel 6 merupakan jumlah lulusan PT provinsi Sumatera Utara sebanyak 43.581 orang, dari kelima jenjang program tersebut, jumlah lulusan yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 33.000 orang atau 75,72% dengan rincian di PT negeri sebanyak 4.644 orang dan PT swasta sebanyak 28.356 orang. Jumlah lulusan terkecil adalah pada jenjang S-3 pada PT sebanyak 85 orang atau 0,20% dengan rincian keseluruhannya berada di PT negeri. Hal ini berarti sejalan dengan jumlah mahasiswa maka lulusan di jenjang yang paling tinggi ternyata masih sangat kecil.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi lulusan laki-laki terbesar pada jenjang S-3 sebesar 58,82% atau 50 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 41,18% atau 35 orang. Proporsi lulusan laki-laki terkecil pada program profesi sebesar 31,06% atau 100 orang, jika dibandingkan dengan lulusan perempuan sebesar 68,94% atau 222 orang. Hal ini berarti seperti halnya mahasiswa maka lulusan perempuan di jenjang yang paling tinggi ternyata juga lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

5. Dosen

Dosen adalah tenaga pengajar pada perguruan tinggi. Dosen dapat dikategorikan sebagai dosen tetap dan tidak tetap. Dosen juga dirinci menurut enam tingkat pendidikan yang pernah diikuti, yaitu < S-1, S-1/D-4, S-2, S-3, spesialis, dan profesi menurut status kepegawaian.

Berdasarkan Tabel 7, jumlah dosen PT di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 13.985 orang, dari keenam tingkat pendidikan tersebut, dosen yang terbanyak adalah lulusan S-1 sebesar 6.933 orang atau 49,57% dengan rincian di PT negeri sebanyak 321 orang atau 2,30% dan PT swasta sebanyak 6.612 orang atau 47,28%. Proporsi dosen terkecil adalah lulusan <S-1 sebanyak 1,43% atau 100 orang dengan rincian di PT negeri sebesar 0,01% atau 2 orang dan PT swasta sebesar 1,42% atau 198 orang. Dengan demikian, sebagian besar dosen belum memiliki ijazah sesuai dengan ketentuan kelayakan mengajar, yaitu S-1/D-4.

Gambar

Tabel  5  menunjukkan  jumlah  mahasiswa  PT  provinsi  Aceh  sebesar  97.828  orang,  bila  dirinci  menurut  lima  jenjang  program,  mahasiswa  yang  terbanyak  pada jenjang S-1 sebesar 88.078 orang atau 90,03% dengan rincian di PT negeri  sebanyak 38.9
Tabel 2  Jenis Kinerja
Tabel 5 menunjukkan jumlah mahasiswa PT provinsi Sumatera Utara sebesar  421.674  orang,  bila  dirinci  menurut  lima  jenjang  program,  mahasiswa  yang  terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 322.664 orang atau 76,52% dengan rincian di  PT  negeri  sebanyak
Tabel 2  Jenis Kinerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Belanja daerah disusun dengan pendekatan prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan oleh karena itu dalam penyusunan APBD Tahun

Kuadran II : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal, strategi yang harus diterapkan adalah menggambar

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah subtitusi pakan segar dengan pakan buatan dengan persentase berbeda memberikan pengaruh yang nyata (P&lt;0,05) terhadap

Pada siklus III pertemuan 5 dan 6, dari hasil refleksi yang dilakukan diperoleh simpulan bahwa guru sudah dapat melaksanakan tahpan- tahapan pembelajaran dengan baik,

Hasil penelitian Mochtar pada remaja sekolah menengah atas di kota Pontianak menunjukkan bahwa terdapat hubungan konsentrasi berfikir menggunakan metode digit

Pemerintah Belanda melanjutkan politik tradisional VOC dengan tujuan memperoleh penghasilan sebagai upeti dan laba perdagangan, semuanya demi keuntungan Negeri Belanda,

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: (1) Masyarakat Desa Lubuk Beringin ini terkenal dengan kegotong-royongan

Abstrak: Kajian ini dijalankan bertujuan untuk mengkaji sejauh mana sokongan ibu bapa dalam pendidikan anak-anak pendidikan khas di peringkat sekolah berdasarkan 4 faktor