• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2012/2013 PROVINSI KEPULAUAN RIAU

A. Pendahuluan

Profil Pendidikan Tinggi (Profil PT) disusun berdasarkan pada Statistik Perguruan Tinggi, Tahun 2012/2013 yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Statistik Pendidikan (PDSP), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Sesuai dengan Statistik Perguruan Tinggi maka Profil PT juga menyajikan data pada tahun akademik 2012/2013.

Profil PT mengacu pada visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) 2014. Berdasarkan visi tersebut terdapat layanan prima pendidikan nasional yang dijabarkan menjadi misi pendidikan 5K. Visi Kemdikbud 2014 adalah terselenggaranya layanan prima pendidikan nasional. Indikator pendidikan yang dimaksud disesuaikan dengan Rencana Strategi (Renstra) Kemdikbud dalam rangka Pembangunan Pendidikan 2010-2014 yang terdiri dari tiga pilar kebijakan dan dijabarkan dalam misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri atas 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan.

Profil PT terdiri atas data dan indikator pendidikan. Data pendidikan dirinci

menjadi lima variabel, yaitu 1) lembaga pendidikan, 2) mahasiswa baru, 3) mahasiswa, 4) lulusan, dan 5) dosen. Kelima variabel data tersebut dirinci

menurut jenis lembaga dan status lembaga. Pendidikan tinggi terdiri dari lima

jenis lembaga PT, yaitu 1) universitas, 2) institut, 3) sekolah tinggi (ST), 4) akademi, dan 5) politeknik. Pendidikan tinggi dirinci menurut status lembaga,

yaitu negeri dan swasta.

Indikator pendidikan dirinci berdasarkan misi pendidikan 5K. Untuk misi K-1 adalah rasio mahasiswa per lembaga yang dirinci menurut jenis dan status lembaga PT. Untuk misi K-2 adalah daerah terjangkau yang dihitung dari daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Daerah yang bisa dijangkau oleh mahasiswa dalam jarak 25 km2. Oleh karena itu, daerah terjangkau lembaga adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan

kepadatan lembaga sedangkan daerah terjangkau mahasiswa adalah jari-jari dikalikan 25 km dan dikalikan dengan kepadatan penduduk 19-23 tahun. Untuk misi K-3 terdiri dari empat jenis, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, dan angka produktivitas menurut status jenis dan status, sedangkan kelayakan mengajar dosen menurut status lembaga. Untuk misi K-4 terdiri dari tiga jenis, yaitu perbedaan gender APK, indeks paritas gender APK, dan persentase mahasiswa swasta menurut jenis lembaga. Untuk misi K-5 terdiri dari dua jenis, yaitu APK dan AM ke PT menurut jenis lembaga. Dengan demikian, jumlah indikator yang digunakan untuk menilai kinerja pendidikan tinggi sebanyak 11 jenis indikator pendidikan.

Oleh karena 11 indikator tersebut memiliki satuan yang berbeda maka diperlukan standar untuk menyatukan nilainya seperti disajikan pada Tabel 1. Hanya ada empat indikator yang menggunakan ideal, yaitu %DL, PG APK, IPG APK, dan AM PT. Berdasarkan perhitungan kinerja maka nilai kinerja menurut jenis disajikan pada Tabel 2.

Tabel 1

Standar untuk Melakukan Konversi

Tabel 2 Jenis Kinerja

B. Data Pendidikan

Gambaran umum pendidikan tinggi disajikan pada Tabel 3 yang dirinci menurut variabel pendidikan, status lembaga, dan jenis lembaga.

No. Misi Indikator Standar Penjelasan

1 Misi K-1 Ketersediaan Rasio M/L 2.000 Asumsi 2 Mis K-2 Keterjangkauan DT 8.500 Asumsi 3 Misi K-3 Kualitas R-M/D 25 Asumsi R-D/L 100 Asumsi Aproduk 25 Asumsi %DL 100 Ideal 4 Misi K-4 Kesetaraan PG APK 0 Ideal IPG APK 1 Ideal %MhsSwt 75 Asumsi 5 Misi K-5 Kepastian APK 30 Asumsi AM PT 100 Ideal

No. Jenis Kinerja 1 Paripurna 2 Utama 3 Madya 4 Pratama 5 Kurang 80.00-84.99 kurang dari 80.00 Nilai 95.00 ke atas 90.00-94.99 85.00-89.99

Tabel 3

Gambaran Umum Pendidikan Tinggi Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Berdasarkan Tabel 3, pada tahun 2012/2013 jumlah lembaga PT provinsi Kepulauan Riau adalah 26 PT dengan rincian 6 universitas (23,08%), 14 sekolah tinggi (53,85%), 5 akademi (19,23%), dan 1 politeknik (3,85%). Dengan demikian, jenis lembaga terbesar adalah ST dan terkecil adalah politeknik. Untuk status lembaga negeri hanya memiliki 1 universitas dan 1 politeknik sedangkan untuk lembaga swasta terdapat 5 universitas, 14 ST, dan 5 akademi sehingga jumlahnya 24 lembaga. Dengan demikian, jenis status lembaga swasta terbesar adalah ST dan terkecil adalah universitas dan akademi.

Grafik 1

Jumlah Lembaga Menurut Jenis dan Status Lembaga Perguruan Tinggi Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa baru PT provinsi Kepulauan Riau sebesar 3.565 orang, berada di negeri sebesar 1.286 orang lebih kecil daripada di swasta sebesar 2.279 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa baru universitas yang terbesar sebesar 2.309 orang atau 64,77% dan terkecil pada akademi sebesar 150 orang atau 4,21%. Bila dilihat menurut status lembaga maka

No. Variabel Universitas % Institut % ST % Akademi % Politeknik % Jumlah

1 Lembaga 6 23,08 0 0,00 14 53,85 5 19,23 1 3,85 26 a. Negeri 1 50,00 0 0,00 0 0,00 0 0,00 1 50,00 2 b. Swasta 5 20,83 0 0,00 14 58,33 5 20,83 0 0,00 24 2 Mahasiswa Baru 2.309 64,77 0 0,00 576 16,16 150 4,21 530 14,87 3.565 a. Negeri 756 58,79 0 0,00 0 0,00 0 0,00 530 41,21 1.286 b. Swasta 1.553 68,14 0 0,00 576 25,27 150 6,58 0 0,00 2.279 3 Mahasiswa 20.621 68,49 0 0,00 6.001 19,93 1.449 4,81 2.039 6,77 30.110 a. Negeri 5.272 72,11 0 0,00 0 0,00 0 0,00 2.039 27,89 7.311 b. Swasta 15.349 67,32 0 0,00 6.001 26,32 1.449 6,36 0 0,00 22.799 4 Lulusan 1.730 76,68 0 0,00 371 16,45 97 4,30 58 2,57 2.256 a. Negeri 730 92,64 0 0,00 0 0,00 0 0,00 58 7,36 788 b. Swasta 1.000 68,12 0 0,00 371 25,27 97 6,61 0 0,00 1.468 5 Dosen 754 65,00 0 0,00 304 26,21 48 4,14 54 4,66 1.160 a. Negeri 82 60,29 0 0,00 0 0,00 0 0,00 54 39,71 136 b. Swasta 672 65,63 0 0,00 304 29,69 48 4,69 0 0,00 1.024 0 5 10 15 20 25 30

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Jumlah

1 0 0 0 1 2 5 0 14 5 0 24 6 0 14 5 1 26

mahasiswa baru PT negeri terkecil pada universitas sebesar 756 orang atau 58,79%, sedangkan PT swasta terbesar pada universitas sebesar 1.553 orang atau 68,14%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 530 orang atau 41,21%, sedangkan PT swasta adalah akademi sebesar 150 orang atau 6,58%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa baru PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas. Dapat dikatakan bahwa universitas masih menjadi idola banyak orang ketika melanjutkan ke PT.

Grafik 2

Jumlah Mahasiswa Baru dan Mahasiswa PT Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

Jumlah mahasiswa PT provinsi Kepulauan Riau sebanyak 30.110 orang berada di PT negeri sebanyak 7.311 orang dan di PT swasta sebanyak 22.799 orang. Bila dilihat menurut jenis lembaga, jumlah mahasiswa terbesar di universitas sebanyak 20.621 orang atau 68,49% dan terkecil di akademi sebanyak 1.449 orang atau 4,81%. Bila dilihat menurut status lembaga, mahasiswa PT negeri terbesar pada universitas sebesar 5.272 orang atau 72,11% dan terkecil pada politeknik sebesar 2.039 orang atau 27,89%, sedangkan PT swasta terbesar pada universitas sebesar 15.349 orang atau 67,32% dan terkecil adalah akademi sebesar 1.449 orang atau 6,36%. Dengan demikian, dominasi mahasiswa PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Jumlah lulusan PT provinsi Kepulauan Riau sebanyak 2.256 orang dengan lulusan dari PT negeri sebanyak 788 orang dan dari PT swasta sebanyak 1.468 orang. Bila dilihat per jenis lembaga maka lulusan terbanyak juga pada universitas sebesar 1.730 orang atau 76,68% dan terkecil pada politeknik sebesar 58 orang atau 2,57%. Bila dilihat menurut status lembaga, lulusan PT negeri pada universitas sebesar 730 orang atau 92,64% dan PT swasta terbesar pada universitas sebesar 1.000 orang atau 68,12%. Sebaliknya, lulusan PTN terkecil pada politeknik sebesar 58 orang atau 7,36% dan PT swasta adalah akademi sebesar 97 orang atau 6,61%. Dengan demikian, dominasi lulusan PT negeri pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

0 5,000 10,000 15,000 20,000 25,000 30,000 35,000

Negeri Swasta Jumlah

1,286 2,279

3,565 7,311

22,799

30,110

Grafik 3

Jumlah Lulusan dan Dosen PT Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

Jumlah dosen PT provinsi Kepulauan Riau sebanyak 1.160 orang dengan dosen dari PT negeri sebanyak 136 orang dan dari PT swasta sebanyak 1.024 orang. Bila dilihat per jenis lembaga, jumlah dosen terbanyak juga pada universitas sebesar 754 orang atau 65,00% dan terkecil pada akademi sebesar 48 orang atau 4,14%. Bila dilihat menurut status lembaga, dosen terbesar PT negeri pada universitas sebesar 82 orang atau 60,29% dan PT swasta terbesar pada universitas sebesar 672 atau 65,63%. Sebaliknya, yang terkecil untuk PT negeri adalah politeknik sebesar 54 atau 39,71% dan PT swasta adalah akademi sebesar 48 orang atau 4,69%. Dengan demikian, dominasi dosen PT negeri juga pada universitas dan PT swasta juga pada universitas.

Secara rinci, pembangunan pendidikan di setiap jenis dan status lembaga PT tidak sama. Oleh karena itu, dilakukan penjabaran pada setiap jenis variabel pendidikan, seperti lembaga, mahasiswa baru, mahasiswa, lulusan, dan dosen. 1. Lembaga

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, lembaga adalah sekolah atau tempat belajar pada tingkat pendidikan tinggi.

Jumlah PT provinsi Kepulauan Riau sebanyak 26 lembaga dengan rincian menurut status lembaga adalah PT negeri sebanyak 2 lembaga dan PT swasta sebanyak 24 lembaga. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka terdapat 6 universitas atau 23,08%, 14 ST atau 53,85%, 5 akademi atau 19,23%, dan 1 politeknik atau 3,85%. Bila dirinci menurut status lembaga maka pada PT negeri hanya memiliki 1 universitas dan 1 politeknik, sedangkan PT swasta terdiri dari 5 universitas, 14 ST, dan 5 akademi.

2. Mahasiswa Baru

Mahasiswa baru adalah pendaftar pada pendidikan tinggi yang telah lulus dalam seleksi ujian masuk ke perguruan tinggi. Mahasiswa baru dirinci menurut

0 500 1,000 1,500 2,000 2,500

Negeri Swasta Jumlah

788 1,468 2,256 136 1,024 1,160 Lulusan Dosen

tiga jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa baru juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 4

Jumlah Mahasiswa Baru menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin, Perguruan Tinggi

Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 4 merupakan jumlah mahasiswa baru PT provinsi Kepulauan Riau sebanyak 3.565 orang, bila dirinci menurut tiga jenjang program karena tidak ada program S-3 dan profesi maka yang terbanyak diterima menjadi mahasiswa baru pada program S-1 sebesar 2.898 orang atau 81,29% dengan rincian di PT negeri sebanyak 964 orang atau 27,04% dan PT swasta sebanyak 1.934 orang atau 54,25%. Sebaliknya, yang masuk program S-2 yang terkecil sebesar 55 orang atau 1,54% di PT swasta. Hal ini berarti minat untuk masuk ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau program S-2 ternyata sangat kecil jika dibandingkan dengan program lainnya.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa baru laki-laki terbesar pada program S-2 sebesar 69,09% atau 38 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 30,91% atau 17 orang. Proporsi mahasiswa baru laki-laki terkecil pada program S-0 sebesar 47,39% atau 290 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 52,61% atau 322 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti minat perempuan melanjutkan ke jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 290 47,39 322 52,61 612 17,17 a. Negeri 198 61,49 124 38,51 322 9,03 b. Swasta 92 31,72 198 68,28 290 8,13 2 S-1 1.489 51,38 1.409 48,62 2.898 81,29 a. Negeri 504 52,28 460 47,72 964 27,04 b. Swasta 985 50,93 949 49,07 1.934 54,25 3 S-2 38 69,09 17 30,91 55 1,54 a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00 b. Swasta 38 69,09 17 30,91 55 1,54 4 S-3 0 0,00 0 0,00 0 0,00 a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00 b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00 5 Profesi 0 0,00 0 0,00 0 0,00 a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00 b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00 6 Jumlah 1.817 50,97 1.748 49,03 3.565 100,00 a. Negeri 702 54,59 584 45,41 1.286 100,00 b. Swasta 1.115 48,92 1.164 51,08 2.279 100,00

3. Mahasiswa

Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar pada jenjang pendidikan tinggi. Mahasiswa dirinci menurut empat jenis program, yaitu S-0 atau diploma, S-1 atau sarjana, S-2 dan S-3 atau pascasarjana. Mahasiswa juga dirinci menurut jenis kelamin, yaitu laki-laki dan perempuan.

Tabel 5 menunjukkan jumlah mahasiswa PT provinsi Kepulauan Riau sebesar 30.110 orang, bila dirinci menurut tiga jenjang program, mahasiswa yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 25.422 orang atau 84,43% dengan rincian di PT negeri sebanyak 6.074 orang atau 20,17% dan PT swasta sebanyak 19.348 orang atau 64,26%. Besarnya mahasiswa di PT swasta karena memang lembaga PT swasta lebih besar jika dibandingkan dengan lembaga PT negeri. Jumlah mahasiswa terkecil adalah pada jenjang S-2 sebanyak 551 orang atau 1,83% di PT swasta. Hal ini berarti minat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi atau S-2 ternyata masih sangat kecil.

Tabel 5

Jumlah Mahasiswa menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin serta Penduduk Usia 19-23 tahun menurut Jenis Kelamin

Perguruan Tinggi, Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP dan Proyeksi BPS

Dilihat dari penduduk usia PT maka penduduk usia 19-23 tahun provinsi Kepulauan Riau sebesar 188.517 orang dengan rincian laki-laki sebesar 89.048 atau 47,24% lebih kecil daripada perempuan sebesar 99.469 orang atau 52,76%.

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi mahasiswa laki-laki terbesar pada jenjang S-2 sebanyak 69,15% atau 381 orang jika dibandingkan dengan perempuan sebanyak 30,85% atau 170 orang. Proporsi mahasiswa laki-laki terkecil pada jenjang S-0 sebanyak 40,49% atau 1.675 orang dan lebih kecil jika

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 1.675 40,49 2.462 59,51 4.137 13,74 a. Negeri 759 61,36 478 38,64 1.237 4,11 b. Swasta 916 31,59 1.984 68,41 2.900 9,63 2 S-1 13.064 51,39 12.358 48,61 25.422 84,43 a. Negeri 3.201 52,70 2.873 47,30 6.074 20,17 b. Swasta 9.863 50,98 9.485 49,02 19.348 64,26 3 S-2 381 69,15 170 30,85 551 1,83 a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00 b. Swasta 381 69,15 170 30,85 551 1,83 4 S-3 0 0,00 0 0,00 0 0,00 a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00 b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00 5 Profesi 0 0,00 0 0,00 0 0,00 a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00 b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00 6 Jumlah 15.120 50,22 14.990 49,78 30.110 100,00 a. Negeri 3.960 54,16 3.351 45,84 7.311 100,00 b. Swasta 11.160 48,95 11.639 51,05 22.799 100,00 7 Penduduk 19-23 th 89.048 47,24 99.469 52,76 188.517

dibandingkan dengan perempuan sebanyak 59,51% atau 2.462 orang. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa makin tinggi jenjang pendidikan laki-laki ternyata makin banyak bersekolah di PT. Sebaliknya, makin rendah jenjang pendidikan makin banyak perempuan bersekolah di PT. Hal ini berarti minat perempuan bersekolah di jenjang yang paling tinggi ternyata lebih rendah jika dibandingkan dengan laki-laki.

4. Lulusan

Lulusan adalah mahasiswa yang telah menyelesaikan kuliahnya berdasarkan pada hasil ujian dan paper/tesis/disertasi yang disiapkan pada suatu jenjang pendidikan tinggi. Lulusan dapat dirinci menurut empat program, yaitu S-0, S-1, S-2, dan S-3. Lulusan S-0 juga dirinci menurut diploma 1, diploma 2, diploma 3, dan diploma 4. Lulusan diploma 1 dengan masa kuliah selama 1 tahun, diploma 2 selama 2 tahun, diploma 3 selama 3 tahun, dan diploma 4 selama 4 tahun. Lulusan S-1 dengan masa kuliah selama 4 tahun sedangkan lulusan S-2 dan S-3 selama 2 tahun.

Tabel 6 merupakan jumlah lulusan PT provinsi Kepulauan Riau sebanyak 2.256 orang, dari ketiga jenjang program tersebut, jumlah lulusan yang terbanyak pada jenjang S-1 sebesar 1.812 orang atau 80,32% dengan rincian di PT negeri sebanyak 566 orang dan PT swasta sebanyak 1.246 orang. Jumlah lulusan terkecil adalah pada jenjang S-2 pada PT swasta sebanyak 35 orang atau 1,55%. Hal ini berarti sejalan dengan jumlah mahasiswa maka lulusan di jenjang yang sesuai ternyata juga yang paling kecil.

Tabel 6

Jumlah Lulusan menurut Jenjang Program, Status Lembaga, dan Jenis Kelamin Perguruan Tinggi, Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

No. Jenjang Program Laki2 % Perempuan % Jumlah %

1 S-0 195 47,68 214 52,32 409 18,13 a. Negeri 136 61,26 86 38,74 222 9,84 b. Swasta 59 31,55 128 68,45 187 8,29 2 S-1 911 50,28 901 49,72 1.812 80,32 a. Negeri 276 48,76 290 51,24 566 25,09 b. Swasta 635 50,96 611 49,04 1.246 55,23 3 S-2 24 68,57 11 31,43 35 1,55 a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00 b. Swasta 24 68,57 11 31,43 35 1,55 4 S-3 0 0,00 0 0,00 0 0,00 a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00 b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00 5 Profesi 0 0,00 0 0,00 0 0,00 a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00 b. Swasta 0 0,00 0 0,00 0 0,00 6 Jumlah 1.130 50,09 1.126 49,91 2.256 100,00 a. Negeri 412 52,28 376 47,72 788 100,00 b. Swasta 718 48,91 750 51,09 1.468 100,00

Berdasarkan jenis kelamin, proporsi lulusan laki-laki terbesar pada jenjang S-2 sebesar 68,57% atau S-24 orang, jika dibandingkan dengan perempuan sebesar 31,43% atauu 11 orang. Proporsi lulusan laki-laki terkecil pada program S-0 sebesar 47,68% atau 195 orang, jika dibandingkan dengan lulusan perempuan sebesar 52,32% atau 214 orang. Hal ini berarti lulusan laki-laki di jenjang yang lebih rendah lebih kecil jika dibandingkan dengan perempuan.

5. Dosen

Dosen adalah tenaga pengajar pada perguruan tinggi. Dosen dapat dikategorikan sebagai dosen tetap dan tidak tetap. Dosen juga dirinci menurut enam tingkat pendidikan yang pernah diikuti, yaitu < S-1, S-1/D-4, S-2, S-3, spesialis, dan profesi menurut status kepegawaian.

Berdasarkan Tabel 7, jumlah dosen PT provinsi Kepulauan Riau sebanyak 1.160 orang, dari keenam tingkat pendidikan tersebut, dosen yang terbanyak adalah lulusan S-2 sebesar 554 orang atau 47,76% dengan rincian di PT negeri sebanyak 70 orang atau 6,03% dan PT swasta sebanyak 484 orang atau 41,72%. Jumlah dosen terkecil adalah lulusan kurang dari S-1 di PT sebanyak 3 orang atau 0,26%. Dengan demikian, lebih dari 50% dosen memiliki ijazah sesuai dengan ketentuan kelayakan mengajar, yaitu S-2 dan yang lebih tinggi.

Tabel 7

Jumlah Dosen menurut Pendidikan Tertinggi, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian Perguruan Tinggi, Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP 1 < S-1 1 33,33 2 66,67 3 0,26 a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00 b. Swasta 1 33,33 2 66,67 3 0,26 2 S-1/D-4 398 73,70 142 26,30 540 46,55 a. Negeri 59 89,39 7 10,61 66 5,69 b. Swasta 339 71,52 135 28,48 474 40,86 3 S-2 517 93,32 37 6,68 554 47,76 a. Negeri 70 100,00 0 0,00 70 6,03 b. Swasta 447 92,36 37 7,64 484 41,72 4 S-3 34 100,00 0 0,00 34 2,93 a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00 b. Swasta 34 100,00 0 0,00 34 2,93 5 Spesialis 15 62,50 9 37,50 24 2,07 a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00 b. Swasta 15 62,50 9 37,50 24 2,07 6 Profesi 2 40,00 3 60,00 5 0,43 a. Negeri 0 0,00 0 0,00 0 0,00 b. Swasta 2 40,00 3 60,00 5 0,43 7 Jumlah 967 83,36 193 16,64 1.160 100,00 a. Negeri 129 94,85 7 5,15 136 100,00 b. Swasta 838 81,84 186 18,16 1.024 100,00 Jumlah %

No. Pendidikan Tertinggi Tetap % Tidak Tetap

Dosen layak mengajar adalah tenaga pengajar yang memiliki ijazah tertinggi S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen layak mengajar di program diploma dan S-1 adalah dosen lulusan S-2 dan yang lebih tinggi sedangkan dosen layak mengajar di program pascasarjana adalah dosen lulusan S-3. Oleh karena keterbatasan data yang dimiliki maka dosen layak dimaksud adalah dosen yang memiliki ijazah S-2 dan yang lebih tinggi. Dosen dirinci menurut layak mengajar dan tidak layak mengajar serta menurut status kepegawaian.

Tabel 8

Jumlah Dosen menurut Jenis Kelayakan Mengajar, Status Lembaga, dan Status Kepegawaian Perguruan Tinggi, Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

Sumber: Statistik PT 2012/2013, PDSP

Tabel 8 menunjukan jumlah dosen layak mengajar sebesar 617 orang atau 53,19% lebih besar jika dibandingkan dengan tidak layak mengajar sebesar 543 orang atau 46,81%. Selain itu, dosen layak di PT negeri sebesar 70 orang atau 51,47% lebih kecll daripada di PT swasta sebesar 547 orang atau 53,42%. Bila dirinci menurut status kepegawaian maka dosen tetap yang layak mengajar sebesar 568 orang atau 58,74%, sedangkan dosen tidak tetap yang layak mengajar sebesar 49 orang atau 25,39%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dosen tetap yang layak di PT negeri lebih buruk jika dibandingkan dengan PT swasta. Oleh karena itu, peningkatan kelayakan dosen mengajar di PT negeri maupun swasta sangat diperlukan karena hanya mencapai 53,19% dari dosen yang ada.

C. Analisis Indikator Pendidikan Tinggi

Indikator pendidikan merupakan salah satu dari sejumlah faktor yang sangat penting dalam upaya mengetahui tercapainya tujuan sistem pendidikan nasional. Indikator pendidikan dapat digunakan sebagai peringatan awal terhadap permasalahan pendidikan yang ada di lapangan.

Indikator pendidikan disusun untuk mengetahui kinerja suatu daerah dengan mendasarkan pada data kuantitatif pendidikan. Kinerja pendidikan diukur dengan menggunakan misi pendidikan 5K. Misi pendidikan 5K terdiri dari 1) misi K-1 meningkatkan ketersediaan layanan pendidikan, 2) misi K-2 memperluas keterjangkauan layanan pendidikan, 3) misi K-3 meningkatkan kualitas dan relevansi layanan pendidikan, 4) misi K-4 mewujudkan kesetaraan dalam

1 Tidak layak 399 41.26 144 74.61 543 46.81 a. Negeri 59 45.74 7 100.00 66 48.53 b. Swasta 340 40.57 137 73.66 477 46.58 2 Layak 568 58.74 49 25.39 617 53.19 Negeri 70 54.26 0 0.00 70 51.47 Swasta 498 59.43 49 26.34 547 53.42 3 Jumlah 967 100.00 193 100.00 1,160 100.00 Negeri 129 13.34 7 3.63 136 11.72 Swasta 838 86.66 186 96.37 1,024 88.28 Jumlah %

No. Kriteria Tetap % Tidak

memperoleh layanan pendidikan, dan 5) misi K-5 menjamin kepastian memperoleh layanan pendidikan. Penggabungan kelima misi pendidikan tersebut menghasilkan kinerja program pendidikan.

Berdasarkan kelima misi pendidikan tersebut, disusun enam jenis komposit indikator, yaitu 1) ketersediaan layanan, 2) keterjangkauan layanan, 3) kualitas layanan, 4) kesetaraan layanan, 5) kepastian layanan, dan 6) kinerja program pendidikan. Analisis misi K-1 digunakan untuk mengukur ketersediaan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-2 digunakan untuk mengukur keterjangkauan layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-3 digunakan untuk mengukur kualitas layanan pendidikan pada suatu daerah. Analisis misi K-4 digunakan untuk mengukur kesetaraan layanan pendidikan. Analisis misi K-5 digunakan untuk mengukur kepastian memperoleh layanan pendidikan. Kinerja program pendidikan untuk mengukur sejauh mana ketercapaian program pembangunan yang telah dilakukan pada tahun berjalan. 1. Ketersediaan Layanan Pendidikan: Misi K-1

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan tahun 2010-2014, diperlukan indikator pendidikan yang dapat menilai kemajuan pendidikan, termasuk kemajuan program pembangunan PT. Indikator ketersediaan layanan PT digunakan rasio mahasiswa per lembaga. Indikator keterjangkauan layanan PT digunakan daerah terjangkau. Indikator kualitas layanan PT digunakan empat jenis indikator, yaitu rasio mahasiswa per dosen, rasio dosen per lembaga, angka produktivitas, dan kelayakan dosen mengajar. Indikator kesetaraan layanan digunakan tiga jenis indikator, yaitu PG APK, IPG APK, dan persentase mahasiswa swasta. Indikator kepastian layanan pendidikan digunakan dua jenis indikator, yaitu APK dan AM ke PT.

Tabel 9

Indikator Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

Rasio Mahasiswa per Lembaga 3,437 0 429 290 2,039 1,158

a. Negeri 5,272 0 0 0 2,039 3,656

Grafik 4

Ketersediaan Layanan Pendidikan Misi K-1 Provinsi Kepulauan Riau,Tahun 2012/2013

Rasio mahasiswa per lembaga menggambarkan kepadatan mahasiswa pada suatu lembaga baik untuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, maupun politeknik. Semakin besar nilainya berarti semakin padat mahasiswa yang ada pada lembaga tersebut. Berdasarkan Tabel 9 dan Grafik 4, rasio mahasiswa per lembaga sebesar 1.158 dengan rincian di negeri sebesar 3.656 orang dan di swasta sebesar 950 orang. Bila dirinci menurut jenis lembaga maka PT terpadat pada universitas sebesar 3.070 dan terjarang pada akademi sebesar 290. Bila dirinci menurut status dan jenis lembaga maka PT negeri terpadat pada universitas sebesar 5.272 dan terjarang pada politeknik sebesar 2.039, sedangkan PT swasta terpadat pada universitas sebesar 3.070 dan terjarang pada akademi sebesar 290. Persentase rasio swasta terhadap negeri rata-rata sebesar 25,99%.

2. Keterjangkauan Layanan Pendidikan: Misi K-2

Untuk melihat keterjangkauan layanan maka digunakan indikator kepadatan lembaga dan kepadatan penduduk usia PT dengan daerah terjangkau lembaga dan mahasiswa. Daerah terjangkau dihitung dari jarak 25 km2 dengan rincian daerah terjangkau mahasiswa dibagi dengan daerah terjangkau lembaga. Bila nilainya tinggi maka keterjangkauan makin luas, bila nilainya rendah maka keterjangkauannya makin kecil. Oleh karena itu, makin tinggi nilainya berarti makin baik karena jangkauannya makin luas.

Tabel 10

Indikator Keterjangkauan Layanan Pendidikan Misi K-2 Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000

Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

0 0 0 0 2,039 3,656 3,070 0 429 290 0 950 3,437 0 429 290 2,039 1,158

Negeri Swasta Rata2

Daerah Lembaga P19-23 Lembaga Mahasiswa terjangkau

Daerah terjangkau 0.0030 22.99 6.00 45,149 7,525

Kepadatan Daerah terjangkau Indikator

Berdasarkan Tabel 10 maka kepadatan lembaga hanya sebesar 0,0030 lembaga per km2 sedangkan kepadatan penduduk usia 19-23 sebesar 22,99 orang per km2. Daerah terjangkau lembaga dalam radius 25 km2 sebesar 6 lembaga per km2 sedangkan daerah terjangkau mahasiswa sebesar 45.149 mahasiswa per km2. Dengan demikian, daerah terjangkau sebesar 7.525 mahasiswa per km2.

3. Kualitas Layanan Pendidikan: Misi K-3

Analisis indikator peningkatan mutu dan relevansi pendidikan digunakan untuk mengukur mutu pendidikan suatu daerah. Peningkatan mutu bisa dilakukan melalui proses belajar mengajar yang efektif dan ditunjang oleh sumber daya, sarana/prasarana serta biaya yang memadai. Proses belajar yang bermutu akan menghasilkan lulusan yang mampu mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi. Sejalan dengan ketersediaan layanan maka peningkatan mutu untuk semua program pendidikan tinggi juga dilaksanakan.

Berdasarkan Rencana Strategi Pembangunan Pendidikan 2010-2014 dan kualitas layanan pendidikan maka indikator pendidikan yang digunakan untuk pendidikan tinggi dapat dilihat dari tiga jenis, yaitu mahasiswa, dosen, dan lembaga. Berdasarkan ketiga jenis strategi tersebut maka dijabarkan menjadi empat indikator, yaitu 1) rasio mahasiswa per dosen (R-M/D), 2) rasio dosen per lembaga (R-D/L), 3) angka produktivitas (APro), dan 4) persentase dosen layak (%DL). Indikator 1, 2, dan 4 dilihat dosen, dan indikator 3 dilihat dari mahasiswa.

Tabel 11

Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3 Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

Tabel 11 (lanjutan)

Indikator Kualitas Layanan Pendidikan Misi K-3 Provinsi Kepulauan Riau, Tahun 2012/2013

No. Indikator Universitas Institut ST Akademi Politeknik Rata2

1 Rasio Mahasiswa per Dosen 27 0 20 30 38 26

a. Negeri 64 0 0 0 38 54

b. Swasta 23 0 20 30 0 22

2 Rasio Dosen per Lembaga 126 0 22 10 54 45

a. Negeri 82 0 0 0 54 68

b. Swasta 134 0 22 10 0 43

3 Angka Produktivitas 8.39 0.00 6.18 6.69 2.84 7.49

a. Negeri 13.85 0.00 0.00 0.00 2.84 10.78

b. Swasta 6.52 0.00 6.18 6.69 0.00 6.44

No. Indikator Laki2 Perempuan Rata2 PG IPG

4 Angka Produktivitas 7,47 7,51 7,49 -0,04 1,01