• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi awal dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi awal dalam"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Data Hasil Wawancara

Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi awal dalam menentukan fokus penelitian dan menentukan sampel penelitian. Selain itu, wawancara digunakan untuk menemukan kesesuaian data yang diperoleh dari observasi dan dokumentasi setelah fokus penelitian ditentukan hingga berakhirnya proses pengumpulan data.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara semi terstruktur dan tidak terstruktur. Peneliti menggunakan wawancara semi terstruktur untuk memperoleh data mengenai persiapan siswa dalam menghadapi tes hasil belajar pelajaran matematika khususnya kepada para narasumber. Wawancara tidak terstruktur digunakan untuk menemukan data yang lebih mendalam dari narasumber atau menggali data baru dari narasumber lain di luar narasumber yang telah ditentukan sebelumnya dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada suatu tujuan tertentu yang dapat mendukung data persiapan siswa dalam menghadapi tes hasil belajar pelajaran matematika.

Proses wawancara yang dilakukan peneliti dijelaskan secara lengkap dalam catatan lapangan penelitian (Lampiran 1, halaman 122) dan diperoleh data berupa hasil rekaman yang dituliskan dalam bentuk

(2)

transkrip wawancara pada Lampiran 8-18 (halaman 144-185). Waktu pelaksanaan wawancara dijelaskan dalam Tabel 2.

Tabel 2. Waktu Pelaksanaan Wawancara dengan Narasumber

No. Hari Tanggal Narasumber

1. Senin 11-01-2016 Guru Mata Pelajaran Matematika Kelas XI IPS

2. Kamis 14-01-2016 S1, S7, S9, S11, S18, dan R5 3. Sabtu 16-01-2016 S1, S7, S9, S11, dan S18 4. Senin 25-01-2016 S7, S8, S9, S11, S18, dan R5 5. Senin 22-02-2016 S7, S8, S9, S18, R5, dan R13 6. Selasa 01-03-2016 R11 dan R12

7. Kamis 03-03-2016 S7, S11, dan S18 8. Selasa 15-03-2016 R5, S7, S8, S9, dan S18 9. Minggu 20-03-2016 S8 dan S18

10. Rabu 23-03-2016 S7, S8, S9, S11, dan S18 11. Senin 28-03-2016 R5, S11, dan S18.

12. Rabu 30-03-2016 R5, S1, S7, S8, S9, S11, S18, R16, dan R18.

13. Kamis 07-04-2016 S1, S7, S9, S11, S18, dan R13

Langkah awal dalam wawancara ini adalah peneliti mengunjungi guru pelajaran matematika dan melakukan wawancara tidak terstruktur untuk memperoleh informasi awal sebagai dasar untuk menentukan fokus penelitian. Dari wawancara tersebut, peneliti memperoleh hasil pekerjaan siswa dalam UTS dan UAS pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 serta menemukan data bahwa tidak ada siswa yang tuntas menurut KKM, yaitu 75. Sehingga, peneliti mulai menentukan fokus penelitian mengenai persiapan belajar siswa dalam menghadapi tes hasil belajar pelajaran matematika. Kemudian peneliti melakukan wawancara semi terstruktur untuk studi pendahuluan dengan subyek penelitian, yaitu R5, S1, S7, S9, S11, dan S18. Setelah dilakukan wawancara, peneliti memilih

(3)

pengumpulan data lebih lanjut, hingga berakhirnya proses pengambilan data. Dalam menentukan sampel penelitian, proses dijelaskan pada bagian subyek penelitian (halaman 49-51) dan catatan lapangan penelitian (Lampiran 1, halaman 122, pada nomor 3, 6, 8, 11, dan 12) yang menjelaskan proses dari narasumber berjumlah 6 siswa, yaitu R5, S1, S7, S9, S11, dan S18 (purposive sampling), menjadi 12 siswa dengan 6 orang sebagai narasumber baru, yaitu S8, R11, R12, R13, R16 dan R18 (snowball sampling).

2. Hasil Observasi Proses Belajar Mengajar di Kelas

Observasi proses belajar mengajar pelajaran matematika dilaksanakan di kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2, yaitu dijelaskan dalam Tabel 3 berikut ini.

Tabel 3. Waktu Pelaksanaan Observasi Proses Belajar Mengajar Pelajaran Matematika di Kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2

No.

XI IPS 1 XI IPS 2

Hari,

Tanggal Waktu Hari,

Tanggal Waktu

1. Sabtu, 5-3-2016

8.30-10.00 WIB Rabu, 24-2-2016

8.30-10.00 WIB 2. Sabtu,

19-3-2016

8.30-10.00 WIB Sabtu, 5-3-2016

7.00-8.30 WIB

3. - - Sabtu,

19-3-2016

7.00-8.30 WIB

Observasi ini bertujuan untuk mengamati jalannya proses belajar mengajar dan melihat perilaku siswa di kelas saat belajar matematika, khususnya narasumber yang telah dipilih oleh peneliti sebagai sampel penelitian, yaitu siswa dengan kode R5, R11, R12, dan R13 di Kelas XI

(4)

bahwa dalam observasi ini R16 dan R18 (Kelas XI IPS 1) belum menjadi narasumber.

Berikut ini uraian hasil observasi proses belajar mengajar pelajaran matematika di kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 yang dimulai dengan penjelasan observasi di kelas XI IPS 2 terlebih dahulu karena mengikuti jadwal pelajaran matematika yang lebih awal di kelas XI IPS 2 baru di kelas XI IPS 1 setiap hari Rabu dan Sabtu.

a. Observasi di Kelas XI IPS 2

Di Kelas XI IPS 2, ada 6 siswa yang menjadi narasumber dalam penelitian, yaitu siswa dengan kode S1, S7, S8, S9, S11, dan S18.

1) Observasi Pertama

Saat observasi pertama, kelas XI IPS 1 mengikuti ulangan harian dengan materi limit. Ulangan harian bersifat open book. Saat itu, ulangan harian ditunggui oleh guru piket karena guru mata pelajaran matematika sedang berkegiatan di luar sekolah. Walau telah dimudahkan dengan open book, beberapa siswa masih bertanya kepada teman lain dengan menghampiri tempat duduknya tanpa takut ditegur oleh guru piket yang sedang menjaga meskipun pada kenyataannya guru tersebut juga tidak menegur siswa karena sedang mengerjakan pekerjaan lain di meja guru. Posisi tempat duduk siswa saat proses belajar mengajar biasanya (Gambar 9) dibandingkan dengan saat mengikuti ulangan harian saat itu

(5)

(Gambar 10) sekaligus posisi tempat duduk S1, S7, S8, S9, S11, dan S18 adalah sebagai berikut:

Gambar 9. Posisi Tempat Duduk Siswa Kelas XI IPS 2 saat Proses Belajar Mengajar Biasa

Gambar 10. Posisi Tempat Duduk Siswa Kelas XI IPS 2 saat Ulangan Harian pada Observasi Pertama

Keterangan Gambar 9 dan Gambar 10:

: Meja Siswa

: Arah Hadapan Siswa 2) Observasi Kedua

Materi yang diajarkan oleh guru saat observasi kedua

(6)

dalam Lampiran 2 (halaman 133). Setelah guru memberi penjelasan di papan tulis, siswa diminta untuk mengerjakan latihan soal halaman 172 no. 3.a s.d. 3.e, yaitu menentukan limit fungsi jika diketahui f(x) pada soal. Saat latihan soal, para siswa cenderung berdiskusi dengan siswa-siswa lain dan guru berkeliling untuk memantau. Jika ada pertanyaan dari siswa, guru menjelaskan saat itu juga.

Saat mengerjakan latihan soal, S18 dan S11 membentuk kelompok diskusi bersama beberapa teman yang lain. S8 dan S9 mengerjakan latihan soal dengan meminta bantuan langsung kepada peneliti dan mengatakan saat itu juga bahwa tidak paham dengan penjelasan guru. S1 mengerjakan sendiri, terkadang bertanya kepada S18, dan juga memperhatikan peneliti saat menjelaskan materi kepada S8 dan S9. Sedangkan S7 tidak melakukan apa-apa. S7 cenderung banyak melamun atau melihat saja teman-teman yang sedang mengerjakan latihan soal.

Setelah semua pekerjaan siswa hampir selesai, guru meminta kepada beberapa siswa untuk menuliskan jawaban di papan tulis. Kali ini, S9 maju untuk mengerjakan jawaban soal no.

4 di papan tulis dengan penuh percaya diri. Setelah semua nomor telah dituliskan siswa di papan tulis, guru mengoreksi jawaban siswa yang secara lengkap terangkum dalam Lampiran 3

(7)

halaman 172 untuk no 5 dan 6, yaitu penerapan bentuk limit untuk konsep turunan yang berbentuk soal cerita.

3) Observasi Ketiga

Sebelum memulai proses belajar mengajar, guru membagikan tugas pada pertemuan sebelumnya yang telah dikoreksi oleh guru. Kemudian guru menjelaskan mengenai teorema turunan fungsi. Secara lengkap penjelasan guru dijelaskan dalam Lampiran 4 (halaman 138). Saat guru menjelaskan, banyak siswa yang tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru dan diperkirakan para siswa belum paham dari apa yang dijelaskan oleh guru. Tetapi hanya ada satu siswa, yaitu S18, yang kadang-kadang turut terlibat dalam tanya jawab. Sehingga, guru sering mengulang penjelasannya. Setelah penjelasan selesai, guru memberikan latihan soal halaman 189 no. 1.a. s.d. 1.g, yaitu menentukan turunan fungsi-fungsi pada soal dengan menuliskan jawabannya dalam bentuk paling sederhana. Seperti pada observasi kedua, beberapa siswa cenderung untuk membentuk kelompok diskusi sendiri tanpa diminta oleh guru. Guru juga memantau jalannya diskusi dan menjawab langsung pertanyaan dari para siswa jika ada siswa yang bertanya.

S18 dan S11 mengerjakan latihan soal secara berkelompok seperti yang dilakukan saat observasi kedua. Pada observasi ketiga ini, peneliti sengaja untuk tidak terlalu terlibat dalam proses belajar

(8)

mengajar karena untuk membandingkan perilaku siswa, khususnya S8 dan S9, jika ada peneliti maupun tidak di dalam kelas. Saat itu, peneliti mengambil duduk jauh dari S8 dan S9. Ternyata, mereka berdua tidak meminta bantuan seperti yang dilakukan pada observasi kedua dan juga tidak mengerjakan latihan soal. S8 cenderung diam saja, bermain HP, atau bercanda dengan S9 sedangkan S9 sering bernyanyi di kelas atau melawak sehingga membuat teman-temannya tertawa. Untuk observasi kali ini, S7 dan S1 tidak melakukan apa-apa. Bahkan, S7 lebih sibuk dengan HP-nya.

Setelah itu, guru meminta kepada perwakilan siswa-siswa untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis. Namun, hanya 3 siswa yang berani menuliskan hasil pekerjaan latihan soalnya di papan tulis, yaitu no. 1.a s.d. 1.c. Siswa yang mengerjakan no. 1.c.

diminta oleh guru untuk menjelaskan kepada teman lain yang dimungkinkan supaya siswa yang lain akan lebih mudah paham jika dijelaskan oleh teman sendiri. Setelah siswa tersebut menjelaskan, ternyata beberapa siswa mengganguk-angguk dengan kemungkinan bahwa mereka mulai mengerti cara menentukan turunan suatu fungsi dengan menggunakan teorema turunan fungsi pangkat.

Guru memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengerjakan latihan soal lagi. Beberapa siswa juga ada yang

(9)

bertanya kepada guru atau peneliti jika menemukan kesulitan.

Salah satunya adalah S18 yang bertanya kepada peneliti untuk menentukan turunan fungsi pada soal 1.e. Nampak beberapa siswa telah menyelesaikan tugas yang diberikan sehingga guru meminta 2 siswa untuk menuliskan jawaban no. 1.d. dan 1.e. Nomor 1.d. telah dituliskan jawabannya oleh salah satu siswa. Akan tetapi belum ada siswa yang menemukan jawaban no. 1.e. kecuali S18, sehingga banyak siswa yang kemudian bertanya kepada S18. Secara lengkap pekerjaan siswa untuk soal halaman 189 no. 1.a. s.d. 1.d terlampir dalam Lampiran 5 (halaman 140). Namun sayangnya, jam pelajaran matematika telah berakhir sehingga belum ada siswa yang menuliskan jawaban no. 1.e. Guru pun menyempatkan untuk memberi PR (Pekerjaan Rumah) kepada siswa untuk mengerjakan soal halaman 189 no. 3, yaitu menentukan turunan fungsi-fungsi yang menerapkan aturan turunan fungsi perkalian.

b. Observasi di Kelas XI IPS 1

Di Kelas XI IPS 1, ada 4 siswa yang menjadi narasumber dalam penelitian, yaitu siswa dengan kode R5, R11, R12, dan R13. Posisi tempat duduk R5, R11, R12, R13, dan seluruh siswa kelas XI IPS 1 digambarkan pada Gambar 11 sebagai berikut:

(10)

Gambar 11. Posisi Tempat Duduk Siswa Kelas XI IPS 1 Keterangan Gambar 11:

: Meja Siswa

: Arah Hadapan Siswa 1) Observasi Pertama

Materi yang diajarkan oleh guru saat observasi pertama sama dengan materi yang disampaikan di kelas XI IPS 2 pada Observasi kedua yang terlampir dalam Lampiran 2 (halaman 133), yaitu bentuk limit untuk konsep turunan. Guru juga memberikan latihan soal yang sama pada halaman 172 no. 3.a s.d. 3.e, yaitu menentukan limit fungsi jika diketahui f(x) pada soal. Selama mengerjakan latihan soal, tidak banyak siswa yang berdiskusi untuk berusaha menyelesaikan latihan soal. Beberapa siswa ada yang bermain HP, berdandan, tidur, bahkan diam saja tanpa mengerjakan sesuatu hal yang berkaitan dengan pelajaran matematika.

R5 mengerjakan latihan soal dengan R11. R12 mengerjakan latihan soal sendiri. Guru meminta para siswa untuk menuliskan

(11)

mengerjakan no. 3.a. s.d. 3.c. dan guru mengoreksi jawaban tersebut. Kemudian, guru juga menunjuk siswa lain untuk menuliskan pekerjaannya di papan tulis, yaitu R13 mengerjakan 3.d. dan 1 siswa lain mengerjakan 3.e. Baru setelah diminta maju oleh guru, R13 dan 1 siswa lain tersebut meminta bantuan kepada peneliti untuk menyelesaikan soal yang diberikan kepadanya.

Padahal sebelumnya mereka diam saja atau bercanda dengan teman sebangku. R13 sudah mampu menyelesaikan soal 3.d. dengan bantuan peneliti dan kemudian menuliskannya di papan tulis.

Kemudian peneliti juga membantu siswa yang diberi soal 3.e.

Namun karena siswa tersebut lama memahami dan jam pelajaran telah selesai, ia tidak jadi mengerjakan soal no. 3.e di papan tulis.

Secara lengkap pekerjaan siswa di papan tulis terangkum dalam Lampiran 6 (halaman 141). Pada akhir pelajaran, guru juga memberikan PR yang sama dengan yang diberikan di kelas XI IPS 2, yaitu halaman 172 untuk no 5 dan 6, yaitu penerapan bentuk limit untuk konsep turunan yang berbentuk soal cerita.

2) Observasi Kedua

Guru mengawali proses belajar mengajar dengan meminta kepada siswa untuk mengumpulkan tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya. Kemudian guru menjelaskan mengenai teorema turunan. Penjelasan guru pun kurang lebih sama dengan penjelasan yang diberikan di Kelas XI IPS 2 yang termuat dalam

(12)

Lampiran 4 (halaman 138). Akan tetapi di awal penjelasan, guru

lebih banyak memberikan contoh terlebih dahulu sebelum memulai penjelasan mengenai teorema turunan fungsi. Ditemukan pula perilaku siswa yang sama dengan Kelas XI IPS 2, banyak siswa yang tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru dan tidak mau terlibat dalam proses belajar mengajar saat itu. Di kelas XI IPS 1, ada 2 siswa yang terkadang mengikuti tanya jawab yang dilakukan oleh guru, yaitu R11 dan R12. Setelah penjelasan selesai, guru memberikan latihan soal halaman 189 no. 1.a. s.d. 1.g, yaitu menentukan turunan fungsi-fungsi pada soal dengan menuliskan jawabannya dalam bentuk paling sederhana. Siswa juga menunjukkan perilaku yang sama saat observasi pertama antara siswa yang mau mengerjakan latihan soal, bermain HP, berdandan, tidur, dan diam saja. Terutama siswa putra, hanya R12 yang terlihat memperhatikan penjelasan guru daripada siswa putra yang lain.

Perilaku siswa dalam mengerjakan latihan soal juga sama dengan observasi kedua. R5 mengerjakan latihan bersama dengan R11. Kali ini R5 mengerjakan latihan soal dengan mendengarkan musik melalui headset. R12 mengerjakan latihan soal sendiri. Kali ini R13 tidak hadir di kelas karena ada kegiatan OSIS. Setelah ada siswa yang telah selesai mengerjakan latihan soal, guru meminta kepada siswa untuk menuliskan pekerjaannya di papan tulis.

Namun, hanya 4 soal yang telah diselesaikan oleh siswa. Belum

(13)

ada siswa yang mengerjakan soal no. 1.e-1g. Secara lengkap pekerjaan siswa terangkum dalam Lampiran 7 (halaman 143). Di akhir pelajaran, guru memberi PR kepada siswa untuk mengerjakan soal halaman 189 no. 3, yaitu menentukan turunan fungsi-fungsi yang menerapkan aturan turunan fungsi perkalian.

Selain observasi proses belajar mengajar pelajaran matematika di kelas, peneliti juga melaksanakan observasi proses belajar mengajar pelajaran geografi. Hal ini perlu dilaksanakan berdasarkan pengakuan S8, S7, dan R5 bahwa mereka lebih menyukai pelajaran geografi daripada pelajaran matematika yang disampaikan saat Wawancara 4 (Lampiran 11, halaman 153). Sehingga, observasi ini bertujuan untuk membandingkan

perilaku siswa saat mengikuti pelajaran matematika dan pelajaran geografi. Pelaksanaan observasi proses belajar mengajar pelajaran geografi dijelaskan dalam Tabel 4 sebagai berikut:

Tabel 4. Waktu Pelaksanaan Observasi Proses Belajar Mengajar Pelajaran Geografi di Kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2

No.

XI IPS 1 XI IPS 2

Hari,

Tanggal Waktu Hari,

Tanggal Waktu

1. Sabtu,

19-3-2016 12.15-13.45 WIB Selasa,

1-3-2016 12.15-13.45 WIB

2. - - Rabu,

16-3-2016 7.00-8.30 WIB

Berikut ini dijelaskan hasil observasi proses belajar mengajar pelajaran geografi yang didahului dengan penjelasan di Kelas XI IPS 2

(14)

baru penjelasan di Kelas XI IPS 1 karena mengikuti jadwal di Kelas XI IPS 2 yang lebih dahulu dibandingkan dengan Kelas XI IPS 1.

a. Obsevasi di Kelas XI IPS 2 1) Observasi Pertama

Guru mengawali pelajaran geografi dengan membuka proses belajar mengajar. Guru tidak memberikan penjelasan tetapi memberikan latihan soal kepada siswa. Guru memperbolehkan siswa untuk membuka buku atau membuka sumber lain, misalnya browsing menggunakan HP masing-masing siswa. Akan tetapi,

guru tidak memperbolehkan siswa untuk bertanya teman lain atau bekerja sama dalam mengerjakan latihan soal. Siswa juga diperbolehkan bertanya kepada guru apabila ada pertanyaan yang membingungkan.

Saat mengerjakan latihan soal, para siswa mengerjakan dengan serius. Semua berusaha untuk mengerjakan sendiri dengan membuka buku, termasuk S1, S7, S8, S9, S11, dan S18. Namun setelah 1 jam pelajaran pertama, banyak siswa yang mulai mengobrol dengan siswa lain atau membuka HP tetapi bukan yang berkaitan dengan menjawab soal. Walaupun sudah dimudahkan dengan membuka buku, beberapa siswa tetap ada yang bertanya kepada siswa lain, salah satunya S1 bertanya kepada S7, atau berdiskusi dengan teman sebelahnya untuk memperoleh jawaban.

Namun kali ini, S7 nampak lebih serius mengerjakan latihan

(15)

soalnya sendiri. S18 dan S11 mengerjakan dengan serius. S8 dan S9 mengerjakan tetapi sesekali bercanda. Setelah selesai mengerjakan latihan soal, guru tidak mencocokkan jawaban siswa langsung tetapi mengumpulkan jawaban siswa untuk dibahas pada pertemuan selanjutnya yang bersamaan dengan berakhirnya jam pelajaran geografi.

2) Observasi Kedua

Pada observasi kedua ini, guru juga tidak memberikan penjelasan mengenai suatu materi tetapi guru mengajak siswa untuk mencocokkan dan membahas hasil ulangan harian yang diadakan pada pertemuan sebelumnya untuk satu jam pertama.

Untuk satu jam selanjutnya, guru meminta siswa untuk mengerjakan soal sebagai pengayaan atau remidi. Guru juga memperbolehkan siswa untuk membuka buku tetapi tidak untuk bertanya atau berdiskusi dengan siswa lain. Guru meminta kepada siswa untuk berusahan mengerjakan sendiri. Siswa pun mengerjakan dengan serius, termasuk S1, S7, S8, S9, S11, dan S18, walaupun ada beberapa siswa yang telihat sibuk dengan HP- nya atau bertanya kepada teman lain. Sesaat sebelum jam pelajaran geografi berakhir, guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya dan berpesan kepada siswa untuk memintakan tanda tangan orang tua pada hasil pekerjaan ulangan hariannya. Jam pelajaran pun selesai dan guru mengakhiri pelajaran.

(16)

b. Observasi di Kelas XI IPS 1

Pada observasi di kelas XI IPS 1, guru memberikan latihan soal kepada para siswa. Sama dengan di kelas XI IPS 2, guru juga mengizinkan kepada para siswa untuk membuka buku atau browsing dengan HP masing-masing siswa. Akan tetapi, guru meminta kepada siswa untuk mengerjakan sendiri-sendiri.

Saat mengerjakan latihan soal, R5 meminta izin kepada guru untuk mengerjakan sambil mendengarkan musik melalui headset.

Guru menanyakan kepada R5 apakah tidak menganggu dan R5 pun menjawab bahwa ia akan tetap bisa konsentrasi. Guru pun mengizinkannya. R11 dan R12 mengerjakan dengan serius. R13 tidak hadir karena ada keperluan OSIS. Karena jam pelajaran hampir selesai, guru meminta kepada siswa untuk mengumpulkan pekerjaan yang akan dikoreksi dan dibahas bersama pada pertemuan selanjutnya.

3. Data Hasil Dokumentasi

Data hasil dokumentasi terdiri dari data tes hasil belajar siswa, catatan harian siswa, hasil rekaman wawancara yang dijelaskan dalam transkrip wawancara (Lampiran 8-18, halaman 144-185), dan foto proses belajar mengajar di kelas saat peneliti melakukan observasi. Data tes hasil belajar siswa akan dijelaskan dalam bentuk diagram pada bagian ini dan juga dalam bentuk tabel pada Lampiran 21-25 (halaman 204-208). Catatan harian siswa untuk pelajaran matematika disajikan dalam Lampiran 27

(17)

(halaman 210). Foto proses belajar mengajar di kelas saat peneliti

melakukan observasi disajikan dalam Lampiran 28 (halaman 216).

Data tes hasil belajar siswa terdiri dari nilai-nilai murni siswa kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 dalam tes hasil belajar pelajaran matematika. Tes hasil belajar tersebut meliputi Ulangan Tengah Semester Ganjil, Ulangan Akhir Semester Ganjil, ulangan harian dan remidial materi limit, serta Ulangan Tengah Semester Genap untuk Tahun Ajaran 2015/2016. Berikut ini nilai- nilai murni siswa kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 yang disajikan dalam bentuk diagram (Gambar 12-19):

Gambar 12. Diagram Hasil Ulangan Tengah Semester Ganjil Tahun Ajaran 2015/2016 Kelas XI IPS 1

(18)

Gambar 13. Diagram Hasil Ulangan Tengah Semester Ganjil Tahun Ajaran 2015/2016 Kelas XI IPS 2

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

R1 R2 R3 R4 R5 R6 R7 R8 R9 R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16 R17 R18 R19 R20 R21 R22 R23

Nilai

Kode Siswa

Nilai KKM=75

Gambar 14. Diagram Hasil Ulangan Akhir Semester Ganjil Tahun Ajaran 2015/2016 Kelas XI IPS 1

Keterangan Gambar 14:

Data nilai siswa dengan kode R1-R11 tidak ada karena tidak ditemukan arsip jawaban siswa dan guru tidak memiliki rekapan nilai murni untuk

(19)

Gambar 15. Diagram Hasil Ulangan Akhir Semester Ganjil Tahun Ajaran 2015/2016 Kelas XI IPS 2

Gambar 16. Diagram Hasil Ulangan Harian dan Remidial Materi Limit Kelas XI IPS 1

(20)

Gambar 17. Diagram Hasil Ulangan Harian dan Remidial Materi Limit Kelas XI IPS 2

Gambar 18. Diagram Nilai Ulangan Tengah Semester Genap

(21)

Gambar 19. Diagram Hasil Ulangan Tengah Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016 Kelas XI IPS 2

Dari Gambar 12-19, hanya ada 5 siswa Kelas XI IPS 1 dan 3 siswa Kelas XI IPS 2 yang mempeoleh nilai tuntas menurut KKM tetapi hanya diperoleh siswa dalam remidial setelah mengikuti ulangan harian materi limit. Selain itu, siswa tidak ada yang tuntas menurut KKM, yaitu 75, dalam tes hasil belajar yang diselenggarakan oleh guru meliputi Ulangan Tengah Semester Ganjil, Ulangan Akhir Semester Ganjil, ulangan harian materi limit, dan Ulangan Tengah Semester Genap untuk Tahun Ajaran 2015/2016.

B. Pembahasan

Peneliti telah melakukan reduksi data dengan merangkum, memilih hal- hal pokok, membuang data yang tidak diperlukan, memfokuskan pada hal-hal penting, mencari tema dan polanya mengenai persiapan siswa dalam

(22)

menghadapi tes hasil belajar pelajaran matematika. Hasil reduksi data yang dilakukan peneliti disajikan sebagai berikut.

a. Persiapan mental siswa

Persiapan mental siswa merupakan motivasi belajar siswa yang menyangkut kebutuhan, minat, dan tujuan siswa untuk belajar matematika.

Untuk mengetahui hal tersebut, peneliti telah mengumpulkan data dengan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Melalui reduksi data, peneliti dapat menyajikan persiapan mental siswa menjadi (1) minat siswa terhadap pelajaran matematika; (2) tujuan dan kebutuhan siswa belajar matematika; sekaligus menjadi indikator persiapan mental siswa yang akan dijelaskan sebagai berikut.

1) Minat siswa terhadap pelajaran matematika

Peneliti melakukan wawancara terlebih dahulu untuk mengetahui minat siswa terhadap pelajaran matematika. Pada studi awal, peneliti menanyakan kepada narasumber untuk memilih antara belajar matematika atau belajar akutansi terlebih dahulu apabila menghadapi ujian matematika dan akutansi. S1, S9, dan S18 memilih untuk belajar matematika terlebih dahulu karena menurut mereka matematika bisa dipahami dan tidak rumit seperti akutansi. Akan tetapi, S7, S11, dan R5 memilih akutansi terlebih dahulu karena menurut mereka akutansi lebih mudah dipahami. Namun, seluruh narasumber baik S1, S7, S9, S11, S18 maupun R5 mengaku menyukai pelajaran matematika. Namun, pernyataan tersebut harus diteliti lebih

(23)

lanjut apakah siswa-siswa benar-benar menyukai matematika, artinya berminat terhadap matematika atau tidak sehingga peneliti melakukan pengambilan data lanjutan (triangulasi teknik) dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Minat atau rasa senang seseorang akan suatu hal dapat dinilai dari perhatian yang diberikan terhadap hal tersebut. Artinya, jika siswa-siswa benar-benar berminat terhadap matematika, maka seharusnya siswa-siswa menunjukkan sikap belajar yang baik terutama saat proses belajar mengajar pelajaran matematika di kelas.

Maka, peneliti melakukan observasi di kelas dalam proses belajar mengajar pelajaran matematika untuk melihat aktivitas narasumber.

Setelah mengumpulkan data, mereduksi data, dan menemukan pola, peneliti menemukan indikator perhatian siswa terhadap pelajaran matematika, yaitu apakah (1) siswa memperhatikan penjelasan guru, (2) siswa mencatat apa yang dijelaskan oleh guru, (3) siswa aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan guru, (4) siswa mengerjakan latihan soal pada materi yang sedang dibahas, (5) siswa berusaha menyelesaikan latihan soal yang menurutnya sulit dengan bertanya kepada teman lain atau guru, (6) siswa menuliskan hasil latihan soal yang dikerjakan di papan tulis, atau (7) siswa mengulang-ulang pelajaran matematika.

(24)

a) S1

Dari observasi yang dilakukan, peneliti memperoleh hasil bahwa S1 cukup memberikan perhatian saat proses belajar mengajar di kelas. S1 memperhatikan penjelasan guru dan mencatat. Peneliti telah mengecek catatan S1 dan menemukan catatan cukup rapi dan lengkap. S1 juga mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru. Ketika menemui kesulitan, S1 bertanya kepada S18. Akan tetapi apabila S1 belum paham juga, maka S1 berhenti untuk mengerjakan dan melakukan aktivitas lain seperti membuka HP, melihat teman lain mengerjakan, atau diam saja. S1 mengaku bahwa jarang belajar matematika di luar jam pelajaran di sekolah. Bahkan, S1 menjelaskan bahwa ia tidak belajar matematika sebelum ujian pelajaran matematika pada UTS Genap TA 2015/2016.

b) S7

Dalam proses belajar mengajar, S7 tidak memberikan perhatiannya. S7 cenderung diam saja. Untuk meyakinkan penilaian, peneliti mengecek hal tersebut melalui wawancara dan S7 juga mengaku diam saja di kelas. Diam di sini berkaitan dengan diam tidak melakukan aktivitas yang berhubungan dengan pelajaran matematika. S7 juga terlihat tidak mendengarkan penjelasan guru dan juga tidak mencatat. Setelah mengecek, peneliti pun tidak menemukan hasil catatan S7 karena ia memang

(25)

tidak memiliki buku catatan matematika. S7 lebih terlihat sibuk dengan HP-nya. Untuk meyakinkan kebiasaan S7 di kelas, peneliti bertanya kepada guru pelajaran matematika mengenai S7. Guru menilai S7 memang sering tidak memperhatikan, tidak mengerjakan latihan soal di kelas, dan diam saja tetapi diamnya dalam arti gelisah. Dari beberapa wawancara terutama saat peneliti memberikan soal untuk diselesaikan, S7 tidak pernah tertarik untuk menyelesaikannya. Bahkan S7 tidak pernah bersedia untuk mencoba terlebih dahulu. Hal ini ditunjukkan dalam Lampiran 9 (halaman 145). Peneliti menilai bahwa S7 sangat tidak menyukai

matematika yang ditunjukkan dengan sikap yang tidak pernah mau belajar matematika. Sama dengan S1, S7 juga tidak belajar matematika sebelum ujian pelajaran matematika pada UTS Genap TA 2015/2016.

c) S8

S8 juga diam di kelas. S8 duduk sebangku dengan S9. Saat di kelas, S8 terlihat sering bercanda dengan S9. Guru juga menilai bahwa S8 sering bercanda dengan S9. Sesekali memperhatikan penjelasan guru, terkadang mencatat, sesekali mengerjakan latihan soal, dan lebih banyak diam di kelas. Peneliti melakukan pengecekan terhadap catatan S8 dan menemukan bahwa buku catatan yang ia gunakan adalah milik S7. S8 mengatakan bahwa buku S7 masih bersih karena tidak digunakan sehingga digunakan

(26)

oleh S8 untuk mencatat. S8 memiliki catatan tetapi catatan yang ia buat tidak lengkap. Saat ditanya langsung kepada S8, ia mengaku bahwa di kelas memang diam, hanya mengerjakan jika paham, dan mau mengerjakan latihan soal hanya saat meminta bantuan peneliti atau bertanya kepada S18 (dijelaskan dalam Lampiran 15, halaman 171). Ketika peneliti sengaja tidak membantu S8, S8

ternyata tidak melakukan apa-apa dan diam saja. Sehingga, peneliti mengategorikan S8 temasuk yang tidak bersedia mengerjakan dan tidak berusaha menyelesaikan latihan soal. S8 juga menjelaskan cara belajarnya. S8 belajar matematika sedikit-sedikit. Saat menghadapi UTS Genap TA 2015/2016 pelajaran matematika, S8 juga tidak berusaha lebih untuk belajar matematika. S8 hanya membuka-buka buku tetapi saat ujian apa yang telah dipelajari lupa. S8 pun tidak latihan soal dalam belajarnya.

d) S9

S9 hampir sama dengan S7 dan S8. S9 lebih banyak diam (tidak melakukan aktivitas yang berkaitan dengan pelajaran matematika) di kelas. Saat peneliti mengeceknya dengan wawancara, S9 mengaku bahwa ia hanya diam saja, memegang buku, bolpoin, dan melamun melihat penjelasan guru. Namun dengan meminta bantuan peneliti, S9 mengaku bahwa ia mau mengerjakan latihan soal dan berani maju di depan kelas (dijelaskan dalam Lampiran 16, halaman 176). Meskpiun

(27)

demikian, hal tersebut hanya dilakukan S9 sekali dari keseluruhan proses belajar mengajar yang ia ikuti. Sehingga, peneliti tetap mengategorikan S9 tidak bersedia mengerjakan, tidak berusaha menyelesaikan, dan tidak menuliskan latihan soal di papan tulis.

Guru menilai bahwa S9 memiliki karakter aktif dan sering membuat lelucon bagi teman-temannya. Untuk catatan S9, peneliti tidak menemukan catatan yang rapi dan lengkap melainkan catatan yang tidak rapi dan terbagi-bagi dalam buku catatan pelajaran lain bahkan catatan milik teman yang lain. Hal ini juga diakui oleh S9 bahwa ia memang demikian. Sehingga, peneliti mengategorikan S9 tidak memiliki catatan. S7 juga menambahkan bahwa S9 malas dan tidak membawa buku karena bukunya dibawa S7 (dijelaskan dalam Lampiran 15, halaman 172). S9 kurang dalam mengulang-ulang

pelajaran matematika. Cara belajar S9 untuk matematika adalah membuka-buka buku dan membacanya. Hal tersebut juga ia lakukan sebelum UTS Genap TA 2015/2016 untuk pelajaran matematika. S9 mengaku dengan cara belajar yang demikian, ia bingung dan lupa caranya sehingga tidak berhasil mengerjalan soal yang diberikan dalam ujian matematika.

e) S11

S11 cukup memberikan perhatian dalam proses belajar mengajar di kelas. S11 memperhatikan guru di kelas dan mencatat.

S11 memiliki catatan yang cukup rapi dan lengkap. S11

(28)

mengerjakan latihan soal. S11 melakukan diskusi dengan teman lain apabila menemui kesulitan, khususnya bertanya kepada S18, atau bertanya langsung kepada guru. S11 cukup aktif menuliskan hasil latihan soalnya di papan tulis. S11 tidak pernah mengulang- ulang pelajaran matematika, baik sebelum maupun sesuah pelajaran matematika di sekolah. S11 akan belajar saat menghadapi ujian.

Cara belajar yang digunakan saat menghadapi ujian adalah dengan latihan soal.

f) S18

S18 adalah siswa yang baik dalam memberikan perhatian dalam proses belajar matematikanya. S18 aktif terlibat dalam proses belajar mengajar seperti memperhatikan penjelasan guru, menjawab pertanyaan dari guru, mencatat, mengerjakan latihan soal sendiri bahkan mengajari teman yang lain, semangat untuk menuliskan hasil latihan soalnya di papan tulis, dan tidak malu bertanya kepada guru saat menemui kesulitan. Saat ada peneliti pun, S18 sering meminta bantuan apabila menemui kesulitan.

Namun, S18 mengaku tidak pernah belajar matematika. S18 hanya belajar matematika di sekolah. Bahkan saat menghadapi ujian pelajaran matematika, S18 juga tidak belajar matematika.

g) R5

R5 adalah siswa yang cukup baik untuk memberikan perhatian dan terlibat dalam proses belajarnya. Saat guru memberikan

(29)

penjelasan di depan kelas, R5 memperhatikannya dan mencatat apa yang dijelaskan oleh guru. Saat waktunya mengerjakan latihan soal, R5 mengerjakan latihan soal dan bertanya saat mengalami kesulitan kepada teman, khususnya R11. Namun, R5 jarang mau menuliskan hasil latihan soalnya di papan tulis. R5 juga jarang belajar matematika. Saat menghadapi UTS Genap TA 2015/2016 untuk pelajaran matematika, R5 mengaku tidak belajar matematika.

h) R11

R11 adalah siswa yang baik dalam memberikan perhatian di dalam proses belajar mengajar. R11 mendengarkan penjelasan guru dan memiliki catatan yang rapi dan lengkap. R11 adalah siswa yang cepat paham dengan penjelasan guru karena saat diminta untuk menuliskan hasil latihan soal di papan tulis, R11 adalah siswa yang berani dan langsung menuliskan hasil latihannya di papan tulis. Hal ini menunjukkan bahwa R11 juga memiliki rasa percaya diri yang baik terhadap kemampuannya. Namun setelah wawancara lebih dalam dengan R11, peneliti menilai bahwa R11 belajar hanya saat ada ulangan atau ujian yang sifatnya diberitahu dulu. Sebab, peneliti menemukan bahwa sebelum ulangan harian materi limit, R11 tidak belajar dengan alasan tidak diberitahu oleh guru.

(30)

i) R12

R12 adalah siswa yang baik dalam memberikan perhatian terhadap proses belajar mengajar di kelas. R12 memperhatikan penjelasan guru, mencatat, dan sering menjawab pertanyaan- pertanyaan yang diberikan oleh guru sedangkan siswa yang lain hanya diam. R12 mengerjakan latihan soal dan sering tampil untuk menuliskan hasil latihan soalnya di papan tulis. Menurut R13, R12 adalah siswa yang cepat paham saat belajar matematika. Namun saat ditanya apakah menyukai matematika atau tidak, R12 menjawabnya dengan ragu antara suka atau tidak (dijelaskan dalam Lampiran 12, halaman 165). Setelah peneliti juga mewawancarai

R12, ternyata R12 hanya kadang-kadang belajar matematika.

Ketika ditanya kapan belajar saat menghadapi ulangan matematika, R12 menjawab H-1 sebelum jadwalnya tiba.

j) R13

R13 adalah siswa yang tidak memperhatikan proses belajarnya dalam pelajaran matematika. R13 tidak memperhatikan, mencatat, dan mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru. Saat ada peneliti, R13 mau mengerjakan dan bertanya soal yang menurutnya sulit untuk dituliskan di papan tulis. Namun, hal itu ia lakukan setelah guru memintanya untuk menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis. R13 sering tidak hadir dalam proses belajar mengajar di kelas karena kesibukan kegiatan meliputi OSIS, Pramuka, dan

(31)

kegiatan lain. R13 adalah ketua OSIS SMA Negeri 1 Cangkringan.

Setelah mengenal R13 dari wawancara dan observasi, peneliti menilai bahwa R13 sama sekali tidak tertarik terhadap matematika.

R13 juga sama sekali tidak pernah belajar matematika.

Peneliti menilai walaupun pada awalnya narasumber mengatakan bahwa mereka menyukai matematika, tetapi sikap yang ditunjukkan narasumber selama peneliti mengambil data adalah sikap yang tidak mencerminkan seseorang berminat terhadap matematika dan sudah dijelaskan pada deskripsi sebelumnya di bagian masing- masing narasumber. Penilaian tersebut dicek kembali oleh peneliti dengan observasi lanjutan sebagai berikut.

Saat mengumpulkan data, peneliti menemukan bahwa S7, S8, dan R5 menyukai pelajaran geografi. Maka, peneliti memilih melakukan observasi di kelas geografi untuk membandingkan antara perilaku siswa saat mengikuti pelajaran matematika dan geografi. Dari observasi proses belajar mengajar geografi, peneliti menilai bahwa S1, S7, S8, S9, S11, S18, R5, R11, R12, dan R13 bahkan seluruh siswa aktif mengikuti dan terlibat dalam proses belajar mengajar. Saat guru meminta siswa untuk latihan soal, seluruh siswa mengerjakan dengan serius. Guru meminta kepada siswa untuk mengerjakan sendiri- sendiri. Siswa mengerjakan sendiri-sendiri pada awalnya. Setelah kurang lebih setengah jam, siswa mulai bertanya kepada teman lain.

Akan tetapi, proses latihan soal tetap berlangsung kondusif.

(32)

Setelah melakukan triangulasi teknik dengan wawancara dan observasi disertai dengan data-data dokumentasi, peneliti menilai bahwa narasumber menunjukkan sikap yang berbeda antara mengikuti pelajaran matematika dan geografi. Jika kebanyakan narasumber tidak terlibat dalam proses belajar mengajar matematika di kelas dan lebih sibuk dengan kegiatan di luar proses tersebut, maka narasumber sangat antusias dan bersedia mengerjakan serangkaian kegiatan dalam proses belajar mengajar pada pelajaran geografi. Hal ini menunjukkan bahwa siswa-siswa kurang berminat terhadap pelajaran matematika.

2) Tujuan dan Kebutuhan Siswa Belajar Matematika

Peneliti melakukan wawancara dengan narasumber untuk mengetahui apakah siswa mengetahui tujuan dan kebutuhan belajar matematika. Peneliti memfokuskan pada pertanyaan apakah para siswa mengetahui tujuan belajar matematika terlebih dahulu.

Dari hasil wawancara, narasumber menjelaskan bahwa dengan belajar matematika, mereka dapat menghitung, bisa matematika seperti apa yang diajarkan oleh guru, dan bisa mengerjakan ulangan, UTS (Ulangan Tengah Semester), atau UKK (Ulangan Kenaikan Kelas). Selain itu, peneliti juga menanyakan kepada narasumber apakah teman kelasnya mengetahui tujuan belajar matematika.

Narasumber berpendapat bahwa teman-teman yang lain pun tidak mengetahui tujuan belajar matematika. Maka, peneliti dapat menilai bahwa narasumber sebenarnya tidak mengetahui tujuan belajar

(33)

matematika. Melalui observasi proses belajar mengajar di kelas, peneliti juga menemukan bahwa guru tidak menjelaskan tujuan belajar di setiap materi pelajaran matematika yang sedang dipelajari.

Peneliti menilai bahwa dengan siswa belum mengetahui tujuan belajar matematika, maka siswa juga belum mengetahui kebutuhan belajar matematika. Siswa mengikuti proses belajar mengajar pelajaran matematika sebaga rutinitas, yang penting mengetahui seperti apa yang dijelaskan oleh guru, bisa menghintung, dan bisa mengerjakan ulangan harian, UTS (Ulangan Tengah Semester), atau UKK (Ulangan Kenaikan Kelas) tanpa mengetahui makna belajar matematika yang sebenarnya.

b. Persiapan Intelektual Siswa

Persiapan intelektual siswa meliputi latar belakang pengalaman dan keberhasilan struktur pengalaman yang telah diperoleh sebelumnya dalam proses belajar matematika. Hal tersebut sudah menjadi bagian dari fase- fase dalam proses belajar siswa menurut Gagne sebagai indikator untuk mengetahui persiapan intelektual siswa yang akan dijelaskan sebagai berikut.

1) Apakah siswa mempersiapkan diri sebelum belajar matematika Untuk melihat apakah siswa sudah mempersiapkan diri sebelum belajar matematika, peneliti telah melaksanakan wawancara dan observasi dengan S1, S7, S8, S9, S11, S18, R5, R11, R12, dan R13.

Dari hasil wawancara dan observasi tersebut, seluruh narasumber

(34)

tidak ada yang mempersiapkan diri dengan belajar terlebih dahulu sebelum pelajaran matematika. Seluruh narasumber juga tidak ada yang memperhatikan bahwa di setiap jadwal pelajaran matematika, kira-kira mereka akan belajar apa saja. Bahkan S7 terlihat santai padahal tidak memiliki buku catatan matematika dan S9 sering tidak membawa buku baik paket maupun catatan.

2) Apakah siswa mengetahui tujuan belajar matematika

Apakah siswa mengetahui tujuan belajar matematika telah dijelaskan pada pembahasan tujuan dan kebutuhan siswa belajar matematika dalam persiapan mental siswa (halaman 95-96). Dari penjelasan tersebut, siswa tidak mengetahuii tujuan belajar matematika.

3) Apakah siswa ingat dari ingatan jangka panjang yang terkait dengan materi pelajaran matematika yang sedang dipelajari

Untuk mengetahui apakah siswa mengingat kembali dari ingatan jangka panjang, peneliti melakukan wawancara yang berkaitan dengan materi kuartil, peluang, dan limit yang akan dijelaskan sebagai berikut.

a) Wawancara Mengenai Materi Kuartil

Wawancara mengenai materi kuartil ini merupakan wawancara yang dilakukan oleh peneliti untuk melakukan studi awal dan menentukan sampel penelitian. Akan tetapi, hasil wawancara ini juga dapat digunakan untuk mengecek ingatan

(35)

melakukan wawancara dengan S1, S7, S9, S11, dan S18. Secara lengkap, hasil wawancara disajikan dalam transkrip wawancara 2 pada Lampiran 9 (halaman 145).

Dari hasil wawancara tersebut, dapat diketahui bahwa tidak ada narasumber yang ingat mengenai materi kuartil. Ada 2 soal yang diberikan peneliti kepada narasumber, yaitu (1) menentukan nilai kuartil untuk data tunggal dan (2) menentukan nilai kuartil untuk data berkelompok.

Hanya R18 yang dapat mengerjakan soal nomor 1 untuk menentukan nilai kuartil data tunggal. Walaupun dapat mengerjakan nomor 1, R18 belum mampu untuk menjelaskan maksud dari nilai kuartil. S18 juga menambahkan bahwa soal pernah diberikan pada materi statistika. S18 menebak-nebak yang dimaksud kuartil, yaitu simpangan rataan atau simpangan baku.

Hal ini menunjukkan bahwa S18 benar-benar lupa apa yang dimaksud dengan nilai kuartil.

Narasumber lain tidak ada yang mengerjakan soal yang diberikan dan bahkan tidak mencoba untuk menjawab dengan alasan lupa/tidak ingat. S1 dan S11 menambahkan bahwa mereka hanya mengingat cara menentukan mean dan modus untuk data tunggal.

(36)

b) Wawancara Mengenai Materi Peluang

Peneliti melakukan wawancara dengan narasumber S7, S8, S9, S11, S18, dan R5. Fokus pertanyaan hanya mengenai definisi dan konsep pemahan mengenai peluang. Peneliti mengaitkan pertanyaan peluang dengan menghubungkan kejadian yang mungkin terjadi di lingkungan sekolah narasumber. Transrip wawancara secara lengkap dijelaskan dalam Lampiran 10 (halaman 148).

Dari hasil wawancara tersebut, S7 dan S8 sama sekali tidak mengetahui yang dimaksud dengan peluang. S7 hanya diam saja dan S8 mau mencoba tetapi ia mencoba dengan konsep pencacahan sehingga tidak sesuai dengan pertanyaan dari peneliti.

S9 mampu memberikan jawaban yang benar akan tetapi ia tidak yakin dengan jawabannya karena lupa. S11 juga tidak mampu menjawab pertanyaan peneliti dan justru mengerjakan dengan faktorial. Hanya S18 yang mampu menjawab pertanyaan peneliti yang mengindikasikan bahwa S18 masih ingat dengan konsep peluang.

c) Wawancara Mengenai Materi Limit Fungsi

Wawancara mengenai materi limit peneliti lakukan saat menjelang Ulangan Tengah Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2016 yang salah satu materinya mengenai limit fungsi.

Peneliti melakukan wawancara dengan narasumber S7, S8, S9,

(37)

S11, dan S18 dengan S8 dan S18 pada 20 Maret 2016 serta S7, S8, dan S9 pada 23 Maret 2016. Peneliti memberikan 10 soal yang dimodifikasi dari soal ulangan harian materi limit fungsi yang diberikan guru pada 24 Februari 2016 (Kelas XI IPS 2) dan 27 Februari 2016 (XI IPS 1). Setelah narasumber mengerjakan soal yang diberikan, peneliti memberikan pertanyaan bagaiman narasumber memperoleh jawaban dari soal tersebut. Transkrip wawancara disajikan dalam Lampiran 15 dan 16 (halaman 169 dan 173).

Dari 10 soal yang diberikan, hanya S18 yang mau mencoba sampai dengan nomor 10 sedangkan S7, S8, S9, dan S11 hanya mau mencoba sampai dengan nomor 5. Mereka mengaku bahwa soal yang diberikan cukup sulit dan sudah lupa dengan materi tersebut. Padahal, wawancara dilakukan kurang lebih satu bulan dari siswa melaksanakan ulangan harian materi limit dan tidak ada satu minggu lagi siswa akan menjalani Ulangan Tengah Semester Genap Tahun Ajaran 2015/2015 pelajaran matematika. Guru juga telah memberikan remidi dan membahasnya.

i) S18

S18 mengerjakan 10 soal tetapi hanya mampu menjawab soal no 1, 2, 3, 4, 6, dan 7. Nomor selain itu, S18 tidak menjawabnya. Dari 6 soal yang diberikan, S18 hanya benar

(38)

untuk soal nomor 1-4. Namun, S18 mengabaikan tanda sama dengan yang dijelaskan pada Gambar 20.

Gambar 20. Jawaban S18 untuk Soal Limit Fungsi Nomor 1-4 Peneliti mengecek jawaban S18 untuk soal nomor 1-10 dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah dijelaskan dalam Lampiran 15 (halaman 169). Dari pertanyaan-pertanyaan

tersebut, peneliti menilai bahwa S18 hanya mengetahui cara menentukan nilai limit suatu fungsi, yaitu dengan mensubstitusi, memfaktorkan, dan mengalikan sekawannya.

Akan tetapi, S18 belum terampil untuk menentukan penyelesaian dari masing-masing soal apakah lebih tepat menggunakan substitusi, pemfaktoran, atau perkalian sekawan sehingga S18 membuat kesalahan pada no 6 yang dijelaskan dalam Gambar 21.

Gambar 21. Jawaban S18 untuk Soal Limit Fungsi Nomor 6 Dari jawaban S18 untuk soal nomor 6 (Gambar 21), peneliti menilai bahwa S18 tidak memahami bagaimana

(39)

menyederhanakan suatu fungsi sehingga cara menentukan nilai limit suatu fungsi yang telah diketahuinya dapat digunakan.

S18 juga membuat kesalahan dengan menyebut bentuk adalah tidak terdefinisi, yang sebenarnya adalah bentuk tidak tentu.

Gambar 22. Jawaban S18 untuk Soal Limit Fungsi Nomor 7 Hasil jawaban S18 untuk soal nomor 7 (Gambar 22) mengindikasikan bahwa S18 mengetahui cara menentukan nilai limit fungsi dengan perkalian sekawan. Akan tetapi, S18 membuat kesalahan mengalikan dengan

sehingga ia membuat kesahalan dalam menjawab soal nomor 7.

Untuk soal yang lain yaitu soal nomor 5, 8, 9, dan 10, S18 mengaku lupa caranya. Sehingga, S18 tidak menjawab soal denga nomor tersebut dan mengaku menyerah yang dijelaskan dalam Gambar 23 berikut ini.

Gambar 23. Jawaban S18 untuk Soal Limit Fungsi Nomor 5, 8,

(40)

ii) S8

S8 hanya mau mengerjakan soal nomor 1-5. Namun, S18 hanya benar untuk soal nomor 2. Untuk Nomor 1, S8 sudah menggunakan cara yang tepat tetapi kurang teliti dalam menghitung. Penteliti menilai bahwa S8 tidak memahami cara menentukan nilai limit suatu fungsi dengan baik karena S8 hanya menggunakan cara substitusi dari nomor 1-5. Saat ditanya peneliti, S8 menjawab bahwa ia lupa. Jawaban S8 untuk soal nomor 1-5 dijelaskan dalam Gambar 24.

Gambar 24. Jawaban S8 untuk Soal Limit Fungsi Nomor 1-5 iii) S7

S7 tidak mengerjakan dan tidak bersedia mencoba untuk mengerjakan soal nomor 1-5. Ketika peneliti menanyakan, S7 sama sekali tidak paham dengan cara menentukan nilai limit

(41)

iv) S9

S9 sama dengan S8 bahwa ia hanya mengetahui cara mementukan nilai limit suatu fungsi dengan substitusi.

Terbukti S9 menjawab seluruh soal nomor 1-5 dengan substitusi. Saat ditanya peneliti, S9 menjawab bahwa ia bingung. Jawaban S9 untuk soal nomor 1-5 dijelaskan dalam Gambar 25 berikut ini.

Gambar 25. Jawaban S9 untuk Soal Limit Fungsi Nomor 1-5 v) S11

S11 mengerjakan nomor 1-5. S11 hanya menerapkan cara substitusi untuk menentukan nilai limit fungsi pada soal nomor 1-5. Sehingga, S11 hanya benar untuk soal nomor 1 walaupun mengabaikan tanda sama dengan. S11 melakukan

(42)

pembilang dengan 2 padahal merupakan suku-suku dari penjumlahan dan pengurangan sehingga tidak dapat dibagi.

Hal ini mengindikasikan bahwa S11 tidak paham mengenai konsep dasar dalam matematika, yaitu penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Jawaban S11 secara lengkap dijelaskan dalam Gambar 26 berikut ini.

Gambar 26. Jawaban S11 untuk Soal Limit Fungsi Nomor 1-5 Dari penjelasan hasil wawancara yang berkaitan dengan materi kuartil, peluang, dan limit yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti menilai bahwa faktor utama yang membuat siswa tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan adalah karena lupa.

Siswa juga tidak baik dalam mengingat konsep-konsep dasar matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian,

(43)

dan memfaktorkan suatu fungsi. Hal ini mengindikasikan bahwa siswa tidak mempunyai, memahami, atau menguasai ingatan jangka panjang mengenai pokok bahasan yang sedang dipelajari, diantaranya menentukan nilai kuartil, peluang, dan nilai limit fungsi yang telah dijelaskan sebelumnya.

4) Apakah siswa mengamati unsur-unsur perangsang yang sesuai dengan materi pelajaran matematika yang sedang dipelajari

Untuk mengetahui apakah siswa mengamati unsur-unsur perangsang yang sesuai dengan materi matematika yang sedang dipelajari, peneliti telah melakukan observasi dalam proses belajar mengajar matematika yang telah dijelaskan dalam bagian observasi proses belajar mengajar matematika skripsi ini halaman 66-76 dan lampiran yang berkatian dengan observasi tersebut, yaitu Lampiran 2- 7 (halaman 133-143).

Dari observasi tersebut, peneliti menilai bahwa siswa tidak mengamati unsur-unsur yang sesuai. Sebab dalam mengawali penjelasan, guru sering memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan pokok bahasan matematika yang sedang dipelajari tetapi siswa hanya diam yang dimungkinkan siswa tidak mengetahui jawabannya. Walaupun guru telah menambahkan petunjuk agar siswa mau menjawab, siswa tetap diam. Jika siswa diam, dimungkingkan siswa mengabaikan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan pokok bahasan matematika yang sedang dipelajari padahal hal ini sangat

(44)

dijelaskan guru selanjutnya. Jika siswa mengamati pertanyaan- pertanyaan yang relevan tersebut, maka seharusnya siswa aktif menjawab atau meminta guru untuk menjelaskan terlebih dahulu apa yang belum dipahami jika siswa benar-benar belum paham tanpa melewatkannya begitu saja. Akan tetapi, siswa tidak melakukan hal tersebut. Bahkan, beberapa siswa menunjukkan sikap diam saja jika tidak paham dengan penjelasan guru seperti yang diakui oleh S1, S7, S8, dan S9. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa siswa tidak mengamati unsur-unsur perangsang yang sesuai bagi pokok bahasan matematika yang sedang dipelajari.

5) Apakah siswa mampu mengolah dan menghubungkan informasi di STM (Short Term Memory) menjadi bermakna pada pola perseptual LTM (Long-Term Memory)

Dari studi yang telah dilakukan peneliti melalui teknik wawancara, observasi, dokumentasi, dan triangulasi, peneliti menilai bahwa siswa akan sukar untuk mengolah dan menghubungkan informasi di STM (Short Term Memory) menjadi bermakna pada pola perseptual LTM (Long-Term Memory). Sebab, siswa saja kurang baik dalam proses memperhatikan setiap hal yang akan dipelajari saat belajar matematika, siswa tidak mengetahui tujuan belajar matematika, siswa tidak ingat jangka panjang apa yang sudah diketahui/dipahami/dikuasai tentang materi pelajaran matematika yang sedang dipelajari. Jika siswa mampu mengolah dan menghubungkan informasi di STM (Short Term Memory) menjadi

(45)

bermakna pada pola perseptual LTM (Long-Term Memory), maka seharusnya siswa tidak kesulitan dalam menjawab pertanyaan- pertanyaan yang peneliti berikan dalam wawancara yang berkaitan dengan materi matematika yang sedang dipelajari dan siswa tidak akan gagal dalam setiap tes hasil belajar pelajaran matematika yang akan dijelaskan selanjutnya.

6) Apakah siswa membuktikan melalui suatu prestasi kepada guru dan diri sendiri bahwa materi pelajaran matematika telah dikuasai serta memberi indikasi bahwa tujuan belajar matematika pada dasarnya telah dicapai

Prestasi siswa telah dijelaskan pada bagian penyajian data tes hasil belajar siswa terdiri yang dari nilai-nilai murni siswa kelas XI IPS 1 dan XI IPS 2 dalam tes hasil belajar pelajaran matematika yang disajikan dalam bentuk diagram (halaman 79-84) dan juga dalam bentuk tabel pada Lampiran 21-25 (halaman 204-208). Tes hasil belajar tersebut meliputi Ulangan Tengah Semester Ganjil, Ulangan Akhir Semester Ganjil, ulangan harian dan remidial materi limit, serta Ulangan Tengah Semester Genap untuk Tahun Ajaran 2015/2016.

Dari data tersebut, hanya ada 5 siswa Kelas XI IPS 1 dan 3 siswa Kelas XI IPS 2 yang mempeoleh nilai tuntas menurut KKM tetapi hanya diperoleh siswa dalam remidial setelah mengikuti ulangan harian materi limit. Selain itu, siswa tidak ada yang tuntas menurut KKM, yaitu 75, dalam tes hasil belajar yang telah diselenggarakan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa siswa belum menguasai pokok

(46)

indikasi bahwa tujuan pembelajaran matematika yang ada pada setiap pokok bahasan tersebut tidak dicapai oleh siswa.

7) Apakah siswa mendapat penguatan (umpan balik) dari guru apabila prestasinya tepat dan mendapat koreksi apabila prestasinya belum tepat

Untuk mengetahui umpan balik dari guru mengenai prestasi siswa, peneliti hanya mampu menilai berdasarkan observasi proses belajar mengajar di kelas. Dari observasi tersebut, guru telah memberikan penguatan kepada siswa apakah benar atau salah hasil pekerjaan siswa dari latihan soal yang diberikan guru setelah menjelaskan suatu pokok bahasan matematika yang sedang dipelajari untuk dituliskan siswa di papan tulis.

8) Apakah siswa mengerjakan berbagai tugas, mengadakan transfer belajar, dan mengulang-ulang kembali materi pelajaran matematika yang sedang dipelajari untuk memantabkan hasil belajar

Untuk mengetahui apakah siswa mengerjakan berbagai tugas, mengadakan transfer belajar, dan mengulang-ulang kembali pokok bahasan matematika yang sedang dipelajari untuk memantabkan hasil belajar, peneliti melakukan wawancara dengan narasumber. Akan tetapi, peneliti belum mampu untuk mengamati transfer belajar siswa karena keterbatasan peneliti. Sehingga, berikut ini disajikan hasil perolehan data siswa untuk mengerjakan berbagai tugas dan mengulang-ulang kembali pokok bahasan matematika yang sedang dipelajari.

(47)

i) S1

Menurut pengakuan S1, peneliti menemukan bahwa S1 adalah siswa yang tidak rajin mengerjakan tugas. Ketika ditanya apakah demikian juga dengan pelajaran yang lain, ternyata S1 menjawab hanya matematika. Menurutnya, matematika rumit dan membingungkan. S1 juga tidak pernah menyiapkan untuk mempelajari pokok bahasan yang akan dipelajari dan juga tidak mengulangnya setelah pokok bahasan tersebut dipelajari.

ii) S7

Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan S7, peneliti menilai bahwa S7 adalah siswa yang sama sekali tidak memiliki minat terhadap matematika. S7 tidak pernah menyiapkan pokok bahasan yang akan dipelajari dan tidak pernah pula mengulang setelah mempelajarinya. Bahkan untuk semua pelajaran. Dengan kata lain, S7 adalah siswa yang tidak pernah belajar. Ketika menanyakan aktivitas sehari-hari S7, peneliti menemukan bahwa ia memang tidak pernah belajar di luar sekolah. Saat belajar di sekolah pun, S7 sering mengabaikan penjelasan guru khususnya matematika yang sama sekali tidak ia minati.

Peneliti pernah melaksanakan kunjungan rumah secara dadakan (dijelaskan dalam Lampiran 14, halaman 168) yang dilaksanakan saat libur Ujian Sekolah Kelas XII dan bertepatan dengan menjelang Ulangan Tengah Semester (UTS) Genap

(48)

Tahun Ajaran 2015/2016. Kunjungan ini dilaksanakan untuk melihat apakah S7 sudah mempersiapkan UTS atau belum. Dari kunjungan tersebut, peneliti menemukan bahwa S7 tidak belajar sama sekali. Bahkan, S7 merencanakan untuk tidak belajar sampai tepat satu hari sebelum UTS karena ia baru akan belajar sebentar saat malam atau pagi-pagi sebelum hari ujian tiba.

iii) S8

S8 tidak pernah belajar dan mengulang-mengulang pelajaran matematika. Saat ditanya bagaimana persiapan menjelang UTS pelajaran matematika, S8 menjawab bahwa ia hanya membuka- buka buku dan tidak latihan soal. S8 mengaku lupa apa yang telah ia pelajari saat mengerjakan UTS pelajaran matematika.

Saat peneliti melakukan kunjungan rumah pada waktu libur Ujian Sekolah Kelas XII dan bertepatan dengan menjelang Ulangan Tengah Semester (UTS) Genap TA 2015/2016, peneliti menemukan bahwa S8 tidak belajar. S8 sedang pergi ke rumah teman. S8 pun baru mengerjakan 1 tugas dari 12 tugas sekolah yang diperoleh untuk dikerjaan saat hari libur.

iv) S9

S9 juga tidak pernah belajar. Bahkan, S9 menjelaskan jika akan menghadapi ujian matematika ia hanya belajar satu jam pada malam sebelumnya, dilihat-lihat lebih dahulu, jika paham maka ia latihan soal dan jika tidak paham maka tidak dikerjakan. S9

(49)

memang tidak membuat rencana belajar. Realisasinya saat menghadapi UTS pelajaran matematika, S9 hanya belajar sedikit dari 10 soal materi limit fungsi yang pernah peneliti berikan sebagai bahan wawancara tanggal 23 Maret 2016. Namun sampai di sekolah, S9 bingung dan lupa caranya. Ia juga tidak belajar pelajaran yang jadwalnya bersamaan dengan matematika, yaitu PKn.

Saat peneliti melakukan kunjungan rumah, S9 sedang tidak di rumah. Ternyata, S9 sedang di rumah teman tempat S8 juga sedang di sana saat itu. Saat ditanya apakah sudah mengerjakan tugas-tugas sekolah, S9 menjawab bahwa ia belum mengerjakannya. Bahkan, S9 mengajak S8 untuk bermain bilyard padahal akan menghadapi UTS.

v) S11

Menurut pengakuan S11, ia rajin mengerjakan tugas. S11 tidak pernah belajar matematika selain belajar di sekolah. S11 tidak pernah menyiapkan pokok bahasan yang akan dipelajari dan tidak pernah pula mengulang setelah mempelajarinya. Namun ketika menjelang ujian tepatnya saat malam sebelum hari ujian tiba, S11 baru belajar dengan giat. S11 belajar dengan membaca dan latihan soal. Jika saat latihan soal S11 lupa caranya, ia membuka catatan kemudian menutupnya kembali.

(50)

vi) S18

Dari wawancara dan observasi, peneliti menilai bahwa S18 adalah siswa yang cukup aktif dan menjadi salah satu yang terbaik di kelas XI IPS 2. S18 juga rajin mengerjakan tugas tetapi jika S18 mampu untuk mengerjakan tugas tersebut. jika tidak bisa maka S18 tidak mengerjakan tugas tersebut dan juga tidak bertanya kepada teman atau guru. S18 adalah siswa yang menerapkan pola belajar hanya di sekolah, artinya S18 tidak belajar dan tidak juga mengulang-ngulang pelajaran yang telah dipelajari. Bahkan saat menjelang ulangan harian, S18 hanya belajar saat setibanya di sekolah. Saat menghadapi UTS pelajaran matematika, S18 mengaku tidak belajar matematika sama sekali dan merasa sudah bisa. S18 hanya belajar PKn yang jadwal UTS- nya bersamaan dengan matematika.

vii) R5

R5 adalah siswa yang cukup rajin mengerjakan tugas dan biasa bekerja sama dengan R11 bila menemui kesulitan. Namun, R5 jarang mengulang pelajaran. R5 hanya mengulang pelajaran saat mood. R5 merasa bahwa ia tidak paham dengan matematika.

Sehingga saat menjelang UTS pelajaran matematika, R5 sama sekali tidak belajar matematika.

(51)

viii) R11

R11 adalah siswa yang rajin mengerjakan tugas dan menjadi salah siswa yang terbaik di kelas XI IPS 1. Hal ini diakui oleh R5 karena ia sering bertanya kepada R11 apabila menemui kesulitan dalam belajar. R11 mengaku belajar saat mengerjakan tugas rumah dan apabila ada mood belajar. R11 biasa belajar sore atau malam sebelum hari ujian. Untuk ulangan harian, R11 hanya belajar apabila diberitahu akan ulangan oleh guru.

ix) R12

R11 menjadi salah satu siswa yang terbaik di Kelas XI IPS 1.

R12 hanya kadang-kadang belajar. Tidak hanya matematika, tetapi pelajaran lain juga demikian. R12 mengaku tidak belajar sebelum ada ulangan atau ujian. R12 mengaku biasa belajar pada malam hari sebelum hari ujian tiba.

x) R13

Menurut penilaian peneliti dari hasil wawancara dan observasi, R13 adalah siswa yang sebenanya memiliki kemampuan di bidang matematika tetapi ia sangat tidak berminat dengan matematika. R13 tidak pernah belajar matematika kecuali jika ada ulangan/ujian dan belajarnya pun saat paginya. R13 mengaku menyukai cara cepat menjawab soal-soal matematika seperti yang ia lalukan saat menjalani Ujian Nasional saat SMP.

R13 tidak pernah mengerjakan tugas. R13 jika menghadapi

(52)

kesulitan, biasa bertanya kepada R12 yang menurutnya R12 cepat paham pelajaran matematika.

Dari seluruh hasil wawancara dan observasi dengan S1, S7, S8, S9, S11, S18, R5, R11, R12, dan R13, peneliti menemukan bahwa tidak ada siswa yang rutin belajar matematika. Narasumber hanya belajar saat menjelang ulangan/ujian. Bahkan, ada narasumber yang tidak belajar sama sekali atau hanya membaca. Padahal belajar matematika tidak hanya dibaca. Siswa harus berlatih dengan mengerjakan latihan-latihan soal dan mengulang-ulang pelajaran matematika sehingga memperoleh prestasi belajar matematika yang optimal.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah berpijak pada teori-teori persiapan siswa menurut Thorndike, Darwis A. Soelaiman, Slameto, Asri Budiningsih, dan Wasty Soemanto. Namun, teori tentang persiapan siswa yang dimanfaatkan dalam penelitian ini merupakan persiapan pada umumnya dan lebih mencermati persiapan dari dalam diri siswa. Karena keterbatasan, peneliti belum mampu menemukan teori persiapan siswa. Peneliti memerlukan teori persiapan siswa khusus untuk belajar matematika sehingga memudahkan untuk mengkaji persiapan siswa dalam menghadapi tes hasil belajar pelajaran matematika.

Penelitian ini mengambil narasumber siswa kelas XI SMA Negeri 1 Cangkringan, yaitu S1, S7, S8, S9, S11, S18, R5, R11, R12, dan R13.

(53)

Namun, peneliti tidak dapat mengontrol kehadiran narasumber dalam setiap pengambilan data. Peneliti tidak dapat memaksa kehadiran narasumber karena terkendala oleh narasumber yang kadang-kadang tidak bersedia untuk diwawancarai atau sedang menjalankan kegiatan yang tidak dapat ditinggalkan.

Peneliti juga mengalami kendala untuk mengamati salah satu indikator dalam persiapan intelektual siswa, yaitu mengamati penguatan (umpan balik) dari guru apabila prestasi siswa tepat dan koreksi dari guru kepada siswa apabila prestasinya salah. Peneliti hanya mampu mengamati dari proses belajar mengajar di kelas. Karena umpan balik ini adalah guru yang melakukan, peneliti juga merasa belum layak untuk menilai guru karena guru adalah tenaga profesional yang seharusnya peneliti contoh dan bukan dinilai atau dievaluasi oleh peneliti.

Penelitian ini hanya dilakukan peneliti selama kurang lebih 3 bulan dan tidak dilakukan selama satu tahun saat siswa menjalani proses belajar mengajar di kelas XI IPS karena peneliti memiliki keterbatasan waktu penelitian. Jadi, dimungkinkan ada perubahan persiapan siswa kelas XI IPS SMA Negeri 1 Cangkringan dalam menghadapi tes hasil belajar pelajaran matematika.

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatannya penilaian revegetasi meliputi penilain luas tanaman pada setiap blok atau petak pengukuran yang sudah ada lahan yang ditanam kurang dari 70% dari rencana, Jumlah

Kecamatan Sangir Dirinci Menurut Tingkat Pendidikan dan Golongan serta Jenis Kelamin Tahun 2019. Tingkat Pendidikan

Dari hasil analisis di atas dapat dikatakan bahwa perlakuan yang diberikan berpengaruh terhadap tingkat komunikasi verbal siswa, sehingga dapat disimpulkan bahwa

dan Anggota Badan Pengawas Pemilu, Panitia Pengawas Pemilu Provinsi, atau Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota dapat dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai

muscaedomesticae yang berasal dari induk betina kawin akan menjadi deutonimfa bakal jantan dengan lama stadia 22,43 jam dan bakal betina 23,02 jam.. Pada induk betina yang tidak

Langkah yang dilakukan dalam Fraud Risk Assesssment dengan menganalisa fraud triangle dan pengendalian internal yang dapat menyebabkan fraud, lalu melakukan analisa

Abstrak 1) Dibuat dalam bahasa Indonesia dan Inggris disertai kata kunci (keywords) yang memuat 3–5 kata (atau frasa). 2) Artikel asli / laporan hasil penelitian

Dari Direktorat Jenderal Tanaman Pangan diperoleh data historis luas sawah terkena kekeringan untuk seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia. Karena daerah layanan