• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Tidak hanya untuk menjajakan barang dagangannya tetapi juga menyebarkan agama.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Tidak hanya untuk menjajakan barang dagangannya tetapi juga menyebarkan agama."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagai alat komunikasi bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Hampir seluruh aktivitas manusia tidak lepas dari kegiatan mengguakan bahasa. Selain berkomunikasi bahasa juga digunakan untuk mengekspresikan diri.

Serta bahasa sebagai upaya untuk menyampaikan gagasan. Menurut Wijana (2015:2) bahasa merupakan salah satu alat yang paling penting yang dimiliki manusia dalam mengembangkan kebudayaan dan peradabannya. Bisa diambil contoh pada zaman kolonial para penjajah menjajah Indonesia tidak hanya mengambil Sumber Daya Alamnya (SDA) tetapi juga menyebarkan bahasa sebagai wujud luasnya daerah jajahannya. Begitu juga dengan para pedagang dari Arab yang singgah ke Indonesia.

Tidak hanya untuk menjajakan barang dagangannya tetapi juga menyebarkan agama.

Dari upayanya berdakwah itu masyarakat Indonesia diajari berbahasa Arab. Hal ini menjadikan banyak kata berbahasa Arab digunakan dalam bahasa Indonesia.

Misalnya, kata katulistiwa berasal dari bahasa Arab khat al-Istiwa yang berarti garis imajinasi yang dibuat di tengah-tengah planet diantara kutub dan pararel terhadap poros rotasi planet (wikipedia. 2017).

Berbeda halnya pada kata mangga pada umumnya mangga adalah buah yang berwarna kuning bila sudah matang dan dapat dijadikan asinan. Berbeda dengan bahasa Sunda istilah mangga berarti mempersilahkan sesuatu, seperti mempersilahkan makan, dan mempersilahkan duduk. Dari contoh tersebut memperlihatkan adanya persoalan yang terdapat pada kata yang digunakan, yaitu makna. Menurut

(2)

2

Kridalaksana (2009:148) menyatakan bahwa pengertian makna dibagi menjadi empat, yaitu (1) maksud pembicara, (2) pengaruh satuan bahasa dalam memahami persepsi atau perilaku manusia atau kelompok, (3) hubungan, dalam arti kesepadanan antara bahasa dengan alam diluar bahasa, atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjukannya, (4) cara menggunakan lambang-lambang bahasa.

Dalam perkembangan bahasa, kata sering mengalami perubahan makna.

Perubahan tersebut berkembang sesuai dengan perkembangan pikiran pemakaian bahasa. Manusia menggunakan kata atau kalimat sering kali menambahi dan merubah kosakata sesuai kebutuhannya menjadikan kata pun mengalami perubahan makna.

Dalam setiap perubahan terdapat sebab-sebab yang mendasari perubahan tersebut.

Menurut Chaer (2013: 131) terdapat sembilan sebab perubahan makna, yaitu (1) perkembangan dalam ilmu dan teknologi, (2) perkembangan sosial dan budaya, (3) perbedaan bidang pemakaian, (4) adanya asosiasi, (5) pertukaran tanggapan indra, (6) perbedaan tanggapan, (7) adanya penyingistilahn, (8) proses gramatikal, (9) pengembangan istilah. Sehubungan dengan sebab-sebab perubahan makna, jenis perubahan makna juga berpengaruh dalam pembentukannya. Menurut Chaer (2013:140) terdapat lima jenis perubahan makna, yaitu (1) meluas, (2) menyempit, (3) perubahan total, (4) penghalusan, dan (5) pengakasaran.

Media massa atau jurnalistik dalam perkembangannya sangat berpengaruh dengan perkembangan bahasa. Sebagaimana menurut Alwasilah (2000:48) media massa sebagai institusi memiliki peran sosial politik yang sangat penting dalam dalam pembangunan bangsa, khususnya pendidikan bahasa. Media massa adalah salah satu alat mudah untuk menyebarkan bahasa. Seperti halnya peran pemerintah terhadap bahasa sangat berpengaruh karena dengan itu suatu negara akan memiliki bahasa

(3)

3

identitas sendiri. Dalam perkembangan media massa berita yang banyak diantaranya setiap hari ialah politik, ekonomi, pendidikan, teknologi, kesehatan, hiburan dan lainnya. Dari topik-topik berita yang paling banyak diberitakan tersebut, peneliti memilih berita politik karena hampir selalu ada pada berita utama pada setiap pemberitaan di media elektronik maupun cetak terutama pada surat kabar. Tidak hanya itu manurut Chomsky (dalam Rokhman dan Surahmat, 2016: 16) mengemukakan bahwa bahasa pemerintah yang korup selalu bersayap. Artinya, bahasa politik itu mengandung dua arti yang tidak langsung dapat ditangkap oleh pendengarnya. Chomsky merumuskan setidaknya ada dua bentuk arti dalam bahasa politik. Yang pertama arti yang seharusnya, sebagaimana istilah yang sesuai pengertiannya dengan kamus. Yang kedua arti dokrinal, yakni arti dari suatu kata, sebagaimana kata itu digunakan untuk melayani kekuasaan politik yang ada.

Hal inilah yang menjadikan istilah politik yang muncul dan menarik untuk dipahami.

Majalah Tempo adalah majalah berjenis berita dan politik yang berskala nasional. Tampo juga merupakan majalah pertama yang tidak berafiliasi dengan pemerintah (Wikipedia, 2007). Mengusung jenis berita politik, menjadikan majalah ini mempunyai independensi dalam berbahasa yang memunculkan istilah politik yang menarik untuk dianalisis. Istilah politik menjadi salah satu aspek berkembangnya bahasa. Majalah sebagai salah satu sarana pertumbuhan dan perkembangan bahasa.

Seperti pada penjelasan diatas tentang bahasa pemerintah korup cenderung bersayap. Istilah politik yang digunakan dalam berita majalah Tempo juga bersayap, misalnya pada rubrik “Nasional” edisi 6-12 Maret 2016. Peneliti menemukan istilah suap, istilah yang terdapat pada konteks kalimat berikut:

(4)

4

E1(1) Suap itu diduga untuk menunda pengiriman salinan putusan kasasi perkara korupsi pembangunan pelabuhan di Nusa Tenggara Barat 2007-2008 dengan terdakwa Ichasan Suaidi, Direktur PT Citra Gading Asritama.(MT/Mar/JSKK/32)

Data E1(1) mempunyai sebab perubahan makna perbedaan tanggapan. Suap mepunyai makna secara umum yaitu memasukan makanan ke dalam mulut (Pusat Pembinaan dan Pengmbangan Bahasa, 2007). Contohnya memasukan makanan pada mulut balita.

Dewasa ini istilah suap mengalami perubahan menjadi lebih rendah maknanya. Dalam bidang politik suap bisa diartikan memberikan uang sogokan untuk tujuan tertentu.

Perubahan suap mempunyai arti memasukan makanan kedalam mulut untuk tujuan memberikan rasa kenyang kemudian berubah maknanya menjadi memberikan uang sogokan. Bisa diistilahkan istilah suap mengalami makna peyoratif. Jenis perubahan makna “suap” termasuk dalam jenis perubahan makna meluas. Dari awalnya hanya memiliki satu makna karena beberapa faktor berubah menjadi mempunyai makna lebih dari satu.

Begitu pula perubahan makna terdapat pada istilah panen yang terdapat pada konteks kalimat berikut:

E1(8) Panen fulus dimulai dua hari sebelum pertemuan Setya.

(MT/Mar/ATMS/41)

Istilah panen memiliki sebab perubahan makna perbedaan bidang pemakaian.

Biasanya istilah panen berlaku dalam bidang pertanian. Panen memiliki arti mengambil hasil atau memetik hasil pertanian (Pusat Pembinaan dan Pengmbangan Bahasa, 2007: 822). Bila dilihat dalam konteks kalimat tersebut panen yang dimaksud yaitu “panen uang”. Pada bidang politik istilah panen biasa diartikan adalah uang sogokan yang biasanya ini diberikan pada saat akan pemilihan umum atau pemilihan ketua untuk tujuan tertentu baik kelompok maupun perorangan. Karena istilah tersebut

(5)

5

digunakan dalam bidang lainnya dan dapat terbantu menjadikan istilah panen memiliki makna baru atau makna lain disamping makna lainnya. Sedang jenis perubahan makna pada istilah panen termasuk dalam jenis perubahan meluas. Istilah tersebut berkembang tidak hanya memiliki satu makna tapi juga memiliki beberapa makna, tergantung pada konteks kalimatnya. Kalimattersebut terdapat pada majalah Tempo pada rubrik “Nasional” edisi 13-19 Maret 2016.

Perubahan makna perbedaan bidang pemakaian juga terjadi pada istilah partai dalam konteks kalimat berikut:

E5(23) Menurut dia, Jailani punya peran besar dalam kasus dugaan suap pada politikus partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Damayanti Wisnu Putranti. (MT/Apr/BSKB/32)

Perubahan makna istilah partai yaitu mempunyai sebab perbedaan bidang pemakaian.

Istilah partai merupakan perkumpulan segolongan orang yang seasas, sehaluan dan setujuan (Pusat Pembinaan dan Pengmbangan Bahasa, 2007: 831). Menurut Kaelola (2009: 219) istilah partai merupakan perkumpulan orang-orang yang seasas, sehaluan, dan setujuan terutama di bidang politik partisipasi. Meski dalam bidang olahraga istilah partai disebut sebagai penggolongan pertandingan, namun istilah partai lebih banyak digunakan dalam bidang politik terutama ilmu politik. Istilah partai dalam bidang ilmu politik yang dimaksud merupakan partai politik. Menurut Friedrich (dalam Budiardjo, 2008: 404) partai politik adalah „sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pemimpin partainya dan berdasarkan penguasaan ini, memberikan kepada anggota partainya kemanfaatan yang bersifat idiil dan materil‟.

Sedang jenis perubahan makna istilah partai termasuk pada jenis perubahan meluas.

Pada konteks kalimat diatas istilah partai yang dimaksud yaitu menunjuk salah satu

(6)

6

partai politik. Karena istilah partai mengalami perluasan lebih dari satu makna menjadikan istilah partai tidak bisa berdiri sendiri. Meskipun istilah partai dalam bidang olahraga kurang populer. Kalimat tersebut terdapat pada majalah Tempo rubrik

“Nasional” edisi Edisi 3 - 9 April 2016.

Pada kesempatan lain peneliti membaca majalah Tempo pada rubrik

“Nasional” edisi 3 - 9 April 2016. Perubahan makna juga terjadi pada istilah senayan yang terdapat dalam konteks kalimat berikut:

E5(33) Karena alasan itu, Abdul percaya pada pengakuan Amran bahwa ia menjadi pihak yang akan mengelola proyek aspirasi dana politikus Senayan. (MT/Apr/PPTS/38)

begitu juga istilah senayan memiliki sebab perubahan makna adanya asosiasi. Istilah senayan merupakan tempat di kelurahan Kebayoran Baru Jakarta Selatan kini disebut

gelanggang olahraga Gelora Bung Karno (GBK). Makna adanya asosiasi juga bisa berkenaan dengan tempat. Dan jenis perubahan makna istilah senayan termasuk dalam jenis meluas. Perubahan makna meluas merupakan suatu proses perubahan makna yang dialami sebuah kata yang tadinya mengandung makna khusus, kemudian meluas menjadi makna umum.

Berdasarkan fenomena yang ditemukan peneliti pada majalah Tempo edisi bulan Maret – April 2016 terkait istilah politik. Peneliti berasumsi bahwa majalah Tempo pada rubrik “Nasional” edisi Maret - April 2016 mempunyai banyak istilah

politik yang mengalami perubahan makna. Perubahan makna yang bisa memperkaya perbendaharaan kosakata bahasa Indoensia. Untuk mengetahui benar atau tidaknya asumsi tersebut, diperlukan kajian secara empirik dan mendalam. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul penelitian “Sebab dan Jenis Perubahan Makna Istilah Politik pada Rubrik “Nasional” Edisi Bulan Maret – April 2016.

(7)

7

B. Rumusan Masalah

Melalui uraian singkat pada latar belakang masalah, peneliti dapat merumuskan permasalahan yang akan dibahas yaitu:

1. Bagaimana sebab-sebab perubahan makna istilah politik pada rubrik “Nasional”

dalam majalah Tempo edisi bulan Maret - April 2016 ?

2. Bagaimana jenis-jenis perubahan makna istilah politik pada rubrik “Nasional”

dalam majalah Tempo edisi bulan Maret - April 2016 ?

C. Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan masalah yang telah dirumuskan di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk:

1. mendeskripsikan sebab-sebab perubahan makna istilah politik pada rubrik

“Nasional” dalam majalah Tempo edisi bulan Maret - April 2016.

2. mendeskripsikan jenis-jenis perubahan makna istilah politik pada rubrik

“Nasional” dalam majalah Tempo edisi bulan Maret - April 2016.

D. Manfaat Penelitian

Melalui bahasa orang dapat mengerti, memahami, menikmati perkembangan bahasa yang bermakna. Mengerti atau tahu apa yang dimaksud oleh peneliti.

Memahami atau tahu benar apa yang sampaikan peneliti. Menikmati proses perkembangan bahasa yang bermakna. Oleh karena itu penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoretis dan praktis.

1. Manfaat Teoretis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan di bidang ilmu bahasa (linguistik) terutama tentang teori semantik mengenai makna. Semantik adalah

(8)

8

ilmu yang mempelajari tentang makna. Penelitian ini mempelajari tentang sebab dan jenis perubahan makna istilah politik pada rubrik “Nasional” dalam majalah Tempo edisi bulan Maret-April 2016.

b. Bermanfaat untuk menambah wacana pengetahuan dan wawasan studi semantik mengenai sebab dan jenis perubahan makna istilah politik.

2. Manfaat Praktis

a. Dapat memberikan sumber informasi bagi peneliti mengenai sebab dan jenis perubahan makna bahasa dan harapan peneliti dapat menambah referensi bagi peneliti lain untuk mengembangkan penelitian mengenai perubahan makna istilah politik.

b. Dapat mempelajari sebab dan jenis perubahan makna istilah politik pada rubrik

“Nasional” dalam majalah Tempo edisi bulan Maret-April 2016.

Referensi

Dokumen terkait

Efektivitas fraksi ekstrak etil asetat kulit buah pisang kepok ( Musa paradisiaca L) terhadap penurunan kadar gula darah mencit jantan ( Mus musculus ). 6.A) dapat

Ini didasari bahwa dalam Undang- Undang Pemilihan umum yang baru ini yaitu Undang-Undang Pemilihan Umum Nomor 8 Tahun 2012 yang dijelaskan dalam Pasal 208 bahwa partai politik

Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Perkebunan Kab.Tanjung Jabung Barat ditujukan untuk memperoleh informasi kinerja yg penting, akurat, lengkap, tepat waktu

Sintesis Surfaktan Metil Ester Sulfonat Minyak Jarak dari Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.).. Skripsi

Bahwa untuk kurun waktu 2005-2010 acuan pelaksanaan pembangunan daerah menggunakan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 2 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Tebal minimum yang ditentukan dalam tabel berlaku untuk konstruksi satu arah yang tidak menumpu atau tidak disatukan dengan partisi atau konstruksi lain yang mungkin akan rusak

Berdasarkan Tabel 5a dan Tabel 5b, penyakit neonatal terbanyak adalah Caput Succedaneum dengan jumlah 247 kasus dari total 2804 pasien yang dirawat pada tahun 2014 dan 119