47
A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan Kota Pekalongan
1. Sejarah Berdirinya
Pada tahun 2001 berdiri sebuah rumah di jalan WR. Supratman Gg.
Banyar RT. 04 RW. XII. Sejak berdirinya rumah tersebut, pemilik rumah mengumpulkan anak-anak kampung untuk mengkaji agama dengan sistem sorogan. Sejalan dengan bergulirnya waktu dan semakin banyaknya anak-anak yang mengaji ditambah dengan santri yang mukim, maka mereka membuka TPQ dan Madrasah Diniyah Darul Ishlah yang pada waktu itu lokasinya masih menumpang menjadi satu dengan rumah mereka.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan memberikan kenyamanan kepada santri yang mukim, mereka segenap pengurus pondok pesantren Darul Ishlah menggagas dan merencanakan pembangunan pondok pesantren Darul Ishlah dengan dasar li’illa kalimatillah sehingga mereka ingin terus membimbing dan membina masyarakat yang berada di pinggir pantai yang selama ini sangat perlu adanya sentuhan-sentuhan moral agama.
Meskipun berkembangnya para santri belum begitu banyak, baik yang mukim maupun santri yang berasal dari daerah sekitar kampung Panjang Wetan, pengurus mengupayakan adanya pemukiman bagi yang ingin bermukim. Demikian pula yang dari luar untuk dapat tertampung dalam pelaksanaan pendidikan agama yang amat sederhana dan tidak mengurangi semangat dari para ustaz dan santri.
Mereka berkeinginan wilayah Panjang Wetan agar berkembang dan menjadikan wilayah yang lebih Islami dan religius. Maka dari itu mereka akan terus mengembangkan pondok pesantren Darul Ishlah agar lebih baik lagi di masa yang akan datang dan menyelenggarakan pendidikan yang bermutu, modern, dan bercitrakan Islami.
2. Identitas Pondok Pesantren
Nama Pondok Pesantren : Pondok Pesantren Darul Ishlah
No Telepon : -
Email :darulishlah@gmail.com
Alamat : Jl. WR. Supratman Pisang Sari, Gg. Banyar RT. 04 RW. XII Kelurahan Panjang Wetan Kecamatan Pekalongan Utara
Desa/ Kelurahan : Panjang Wetan
Kecamatan : Pekalongan Utara
Kabupaten/ Kota : Kota Pekalongan
Provinsi : Jawa Tengah
Status Tanah : Milik Pribadi Sifat Lembaga : Non Formal Tahun Berdiri : 2001 1
3. Letak Geografis
Pondok pesantren Darul Ishlah di bangun di atas tanah seluas 800 m2. Tanah tersebut merupakan tanah milik pribadi. Pondok pesantren Darul Ishlah terletak di Pisang Sari Kelurahan Panjang Wetan Kota Pekalongan, letak geografisnya adalah sebagai berikut:
a. Batas bagian utara berbatasan dengan laut b. Batas bagian selatan berbatasan dengan Jetayu
c. Batas bagian barat berbatasan dengan Panjang Baru dan, d. Batas bagian timur berbatasan dengan Krapyak
Sedangkan letak pondok pesantren Darul Ishlah adalah sebagai berikut:
a. Batas bagian utara Masjid
b. Batas bagaian selatan rumah penduduk c. Batas bagian barat rumah penduduk d. Batas bagian timur rumah penduduk
Jadi, letak pondok pesantren Darul Ishlah ini berada diantara rumah-rumah penduduk. Lokasi pondok pesantren Darul Ishlah, dilihat dari kondisi alamnya cukup nyaman dan tenang dalam artian kondusif
1 Dokumentasi Pondok Pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan Kota Pekalongan diambil tanggal 21 Februari 2016.
untuk pelaksanaan proses pendidikan. Hal ini disebabkan karena letaknya kurang lebih 20 m dari jalan raya yang ramai. 2
4. Visi dan Misi a. Visi
1) Membangun diri dan masyarakat yang beramal, berilmu, berakhlak dan mandiri.
b. Misi
1) Menyelenggarakan pendidikan umum (kesetaraan) dan pendidikan agama bagi masyarakat luas
2) Menciptakan generasi yang berakhlak, berilmu dan religius
3) Menyelenggarakan beberapa keterampilan dalam usaha kemandirian.3
5. Struktur Organisasi Pondok Pesantren Darul Ishlah Penasehat : Pengurus Yayasan Darul Ishlah
1. Kiai Drs. Faqihudin 2. Kiai Drs. H. Ali Musthofa Kepala : Kiai Drs. Abdul Choliq Wakil : Ust. M. Khotam, S. H. I.
Sekretaris : Ust. Awaludin Taufiq, S.E.
2 Observasi di Pondok Pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan Kota Pekalongan, 22 Februari 2016.
3 Dokumentasi Pondok Pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan Kota Pekalongan diambil tanggal 21 Februari 2016.
Wakil Sekretaris : Ust. Slamet Edi, S. Pd.
Bendahara I : Ust. Junali
Bendahara II : Ust. Milatul Qowimah Sie Pendidikan : Ustazah Sri Mulyati, S. Ag.
Sie Humas : Ust. Agus Faizi, S. Pd.
Pembantu Umum : Ust. Abdullah Rifai, S. Pd.4
6. Fasilitas Pondok Pesantren Darul Ishlah
Sejak berdirinya pondok pesantren Darul Ishlah pada tahun 2001 sampai sekarang, pondok tersebut telah memiliki beberapa fasilitas penunjang walaupun masih banyak kekurangan. Akan tetapi, pengurus pondok pesantren Darul Ishlah berusaha memenuhi beberapa fasilitas penunjang agar kegiatan pondok dapat berjalan dengan lancar.
Tabel I
Daftar fasilitas Pondok Pesantren Darul Ishlah 5
No Fasilitas Jumlah Keterangan
1. Ruang belajar 3 Ruang Baik
2. Ruang Kantor 1 Ruang Baik
3. Ruang Shalat 1 Ruang Baik
4. Kamar Santri 6 Ruang Baik
4 Dokumentasi Pondok Pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan Kota Pekalongan diambil tanggal 21 Februari 2016.
5 Dokumentasi Pondok Pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan Kota Pekalongan diambil tanggal 21 Februari 2016.
5. Kamar Mandi Putri 3 Buah Baik 6 Kamar Mandi Putra 3 Buah Baik
7. Perpustakaan 1 Ruang Baik
8. Koperasi 1 Ruang Baik
9. Dapur 1 Ruang Baik
10. Mini Lab Komputer 1 Ruang Baik
11. Simtuddurror 1 Set Baik
B. Implementasi Pendidikan Life Skill di Pondok Pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan Kota Pekalongan
1. Tahap Perencanaan Pendidikan Life Skill di Pondok Pesantren Darul Ishlah
1) Tahap Perencanaan Awal
Dalam tahap perencanaan awal tahun 2002, kiai pondok pesantren Darul Ishlah, menyusun desain sebagai bingkai pondok pesantren, salah satunya dalam menciptakan visi misi pondok pesantren. Selain itu, melakukan rapat kerja antara pengasuh dan para santri untuk membahas beberapa program dan kegiatan terkait dengan desain pendidikan life skill dalam jangka panjang. Hasil rapat kerja ini nantinya dijadikan sebagai bahan acuan dalam melakukan beberapa kegiatan di pesantren tersebut. Selain program kerja, pesantren ini telah merencanakan beberapa hal sebagai berikut:
a. Merumuskan Tujuan
Sesuai dengan visi dan misinya, tujuan umum dari pendidikan life skill di podok pesantren Darul Ishlah adalah untuk meningkatkan kemandirian, karena kemandirian merupakan salah satu faktor utama. Tujuan khususnya yaitu santri sepulang dari pondok pesantren tidak tergantung dengan orang lain dan bisa membuka lapangan pekerjaan. Kalau bisa santri setelah keluar dari pesantren bisa menghidupi keluarga dan membantu kedua orang tuanya. Disamping mereka harus mengajarkan ilmu agama mereka juga diharapkan bisa bekerja sesuai dengan kemampuannya.6
b. Pemilihan Program
Pengasuh pondok pesantren mengadakan musyawarah dengan para santri untuk meminta pertimbangan atau persetujuan dalam menyelenggarakan pendidikan life skill di pondok pesantren Darul Ishlah. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengasuh, pada awalnya program life skill yang akan diajarkan di pondok pesantren Darul Ishlah adalah life skill menjahit dan keterampilan tangan dari pelepah pisang.7
6 Kiai Abdul Choliq, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 21 Februari 2016.
7 Kiai Abdul Choliq, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 05 April 2016.
c. Identifikasi sumber daya
Pondok pesantren Darul Ishlah dalam hal perencanan berusaha mempersiapkan terlebih dahulu segala yang berkaitan dengan sumber daya yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan pendidikan life skill, baik itu sumber daya manusia maupun sumber daya non manusianya, seperti tenaga pengajar, peserta didik, masyarakat dan lingkungan, fasilitas/sarana-prasarana, dan dana.
a) Tenaga Pengajar
Berdasarkan hasil wawancara, untuk tenaga pengajar pengasuh mencari teman-temannya yang bersedia membantu dan bisa diajak bekerjasama untuk menjadi pengajar life skill, tapi itu sesuai dengan kebutuhan, contoh life skill menjahit, dengan mencari teman yang bisa menjahit.
b) Peserta didik
Yang dijadikan sebagai peserta didik dalam pendidikan life skill di pondok pesantren Darul Ishlah adalah para santri yang ada di pondok pesantren Darul Ishlah, santrinya pada waktu itu hanya 10 anak.
c) Masyarakat dan lingkungan
Masyarakat sekitar dan lingkungan selalu mendukung dengan adanya pendidikan life skill di pondok pesantren Darul Ishlah.8
d) Fasilitas/ sarana prasarana
Tempat pelaksanaan pendidikan life skill menyesuaikan materi yang diajarkan, seperti dengan memanfaatkan tempat yang luas di sekitar pondok pesantren, diantaranya aula pondok dan halaman pondok. Mengenai sarana prasarana berdasarkan wawancara dengan pengasuh sebagai berikut:
“Berhubung kami terkendala dengan dana, maka untuk sarana prasarana kami minta bantuan kepada teman saya dengan meminjam, misalnya mesin jahit kami harus pinjam ke teman, untuk keterampilan tangan, alat yang digunakan masih sederhana, jadi dapat dijangkau oleh pondok pesantren”.9
2) Perencanaan Sekarang
Agar kegiatan-kegiatan pembelajaran life skill dapat terprogram dengan baik. Maka perencanaan untuk jangka panjang tersebut, pondok pesantren Darul Ishlah melakukan perencanaan ulang, akan tetapi dalam merumuskan tujuan tidak dilakukan perencanaan ulang.
Adapun perencanaan ulang/ sekarang tersebut antara lain dalam hal :
8 Kiai Abdul Choliq, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 05 April 2016.
9 Kiai Abdul Choliq, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 05 April 2016.
a. Pemilihan program
Dalam pemilihan program ulang, pondok pesantren menerapakan life skill yang beranekaragam, diantaranya seperti yang diungkapkan oleh pengasuh sebagai berikut:
“Pendidikan life skill di pondok pesantren ini macam- macam, ada life skill menjahit, tata boga, keterampilan tangan, komputer dan kaligrafi”.10
b. Identifikasi sumber daya a) Tenaga pengajar
Pengadaan tenaga pengajar life skill di pondok pesantren Darul Ishlah diambil dari luar pondok. Pengasuh pondok pesantren berusaha mencari teman-teman yang bersedia membantu dan diajak bekerja sama untuk menjadi pengajar dalam pendidikan life skill di pondok pesantren Darul Ishlah sesuai dengan keterampilan yang diperlukan. Seperti yang diungkapkan pengasuh pondok pesantren Darul Ishlah sebagai berikut:
“Kriteria pengajar yang kami butuhkan adalah orang- orang yang ikhlas, karena kami berangkatnya dari keikhlasan, walaupun kami toh nantinya memberikan sesuatu”11
10 Kiai Abdul Choliq, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 21 Februari 2016.
11Kiai Abdul Choliq, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 21 Februari 2016.
Tabel II
Daftar Tenaga Pengajar Pendidikan Life Skill 12
No Pengajar L/P Life Skill yang diampu 1. Kiai Drs. Abdul Choliq L Keterampilan Tangan 2. Ust. Abdullah Rifa’i,
S.Pd.
L Komputer
3. Ustazah Sri Mulyati, S.Ag.
P Menjahit, Tata Boga, Keterampilan Tangan.
4. Ust. Khafidz L Kaligrafi
b) Peserta didik
Sebagai peserta didik dalam pendidikan life skill di pondok pesantren Darul Ishlah adalah para santri, namun pondok pesantren juga melibatkan warga sekitar sebagai peserta didiknya, khususnya bagi mereka yang berminat dan berkeinginan. Sebagaimana yang diungkapkan pengasuh pondok pesantren Darul Ishlah:
“Peserta didik yang pasti adalah santri, kemudian diantara guru-guru yang berkeinginan, namun yang diuatamakan adalah santri-santri sini”.13
12Dokumentasi Pondok Pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan Kota Pekalongan diambil tanggal 21 Februari 2016.
13 Kiai Abdul Choliq, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi.
Pekalongan, 21 Februari 2016.
Tabel III
Daftar Santri Pendidikan Life Skill 14
No Nama L/P Tempat/ Tanggal lahir
1. Kiki Yulianti P Pkl, 08 September 1998 2. Nurul Hidayanti P Demak, 12 Nov 1997 3. Nila Fauziyatun Nisa P Pkl, 02 September 1997 4. Putri Nabila P Demak, 05 Oktober 2000
5. Aryanti P Batang, 07 Januari 1999
6. Anisah P Pkl, 09 September 1994
7. Cholifah P 15 Oktober 1996
8 Irfan Khasani L Pkl. 22 Juni 1999 9 Anil Khakim L Pkl, 07 April 2000
10 Romadhon L Pkl, 02 Agustus 1995
11. Amin Sahrul Rokhmat L Pkl, 06 Mei 1999 12. Syariful Humam L Pkl, 20 November 1997 13. Arman Gunawan L Pkl, 13 Oktober 1993 14. M. Multazam L Pkl, 03 Februari 1996 15. Nur Hasan L Pkl, 23 November 1992
16. Muamar L Demak, 16 Agustus 1999
17. Roso Aji L Pkl, 08 April 1997
18. Ahmad Mantab I.R. L Pkl, 09 November 1998
14Dokumentasi Pondok Pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan Kota Pekalongan, diambil 15 Maret 2016.
19. Sholeh L Pkl, 06 Maret 1992 20. Ahmad Faqih L Pkl, 06 Juni 2000 21. Bima Eko Cahyo L Pkl, 09 Des 1992 22. M. Fatoni L Pkl, 02 Okt 1993 23. M. Syuhada L Pkl, 02 Okt 1993
24. M. Kharif L Pkl, 20 Nop 1997
25. Bambang Supriyanto L Pkl, 02 Maret 1992 26. Rizalnul Hakim L Pkl, 15 April 1990
27. Gustonyo L Pkl, 07 April 1995
28. Sugeng Riyadi L Pkl, 01 Januari 1992
c) Masyarakat dan lingkungan
Masyarakat sekitar dan lingkungan perlu di rencanakan dalam pendidikan life skill di pondok pesantren ini, seperti yang diungkapkan pengasuh sebagai berikut:
“Yang selama ini tidak pernah ada komen dari masyarakat, yang pasti mereka aman dan nyaman saja, bahkan mereka sangat antusias, terutama anak-anaknya yang ikut sekolah disini, ngaji disini. Yang penting kami tidak pernah merepoti masyarakat, merusuhi, kita mencoba untuk membantu.”15
d) Fasilitas/ sarana prasarana
Tempat pelaksanaan pendidikan life skill menyesuaikan materi yang akan diajarkan, seperti dengan memanfaatkan
15Kyai Abdul Choliq, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi.
Pekalongan, 21 Februari 2016.
tempat yang luas di sekitar pondok pesantren, diantaranya aula pondok, halaman pondok, mini lab komputer dan lain sebagainya. Sarana prasarana yang di perlukan pun beranekaragam sesuai kebutuhan jenis ketrampilan yang diajarkan, untuk sekarang pondok pesantren sudah ada sarana prasarana yang digunakan dalam pendidikan life skill, akan tetapi masih kurang, dan perlu dibeli sambil menjalankan pendidikan life skill dengan menungggu uangnya terkumpul.16
Tabel IV
Sarana prasarana Pendidikan Life Skill 17
No Sarana Prasarana Jumlah Keterangan 1. Tempat pendidikan life
skill
3 Baik
2. Peralatan Menjahit
Mesin jahit
Meja jahit
Kursi
2 2 2
Rusak Baik Baik 3. Peralatan Komputer
Komputer
Meja Komputer
Kursi Komputer
Mini lab komputer
6 6 6 1
Baik Baik Baik Baik 4. Peralatan Tata Boga
16 Kiai Abdul Choliq, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi.
Pekalongan, 21 Februari 2016.
17Dokumentasi Pondok Pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan Kota Pekalongan, diambil 15 Maret 2016.
Panci
Wajan/ penggorengan
Blander jus
2 2 1
Baik Baik Baik 5. Peralatan Keterampilan
tangan
Gunting
Lem tembak
3 1
Baik Baik 6. Peralatan kaligrafi
Gergaji
Palu
Tang
Kuas
2 2 1 2
Baik Baik Baik Baik
e) Dana
Berdasarkan wawancara dengan pengasuh, untuk masalah dana pendidikan life skill di pondok pesantren Darul Ishlah yaitu bantuan dari Dinas Pendidikan dan perusahaan Telkom yang dimanfaatkan untuk keperluan operasional, dan dana untuk selanjutnya dari pondok itu sendiri seperti hasil penjualan produk yang dibuat, hasil mengikuti perlombaan, membuka warung kecil-kecilan di wilayah pondok, dan lain sebagainya.18
18Kiai Abdul Choliq, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi.
Pekalongan, 21 Februari 2016.
2. Tahap Pengorganisasian Pendidikan Life Skill di Pondok Pesantren Darul Ishlah
1) Pengorganisasian Awal
Untuk pengorganisasian ketika awal diadakannya pendidikan life skill, pengasuh membagi pengajar untuk mengajar sesuai dengan
bidangnya masing-masing. Akan tetapi pada saat itu pondok pesantren belum menyusun struktur organisasi dan jadwal secara tertulis.19
2) Pengorganisasian sekarang
Untuk mencapai apa yang direncanakan maka langkah yang dilakukan oleh pengasuh pondok pesantren Darul Ishlah melakukan pengorganisasian ulang, yaitu seperti yang diungkapkan oleh pengasuh sebagai berikut:
“Untuk mengorganisasikan dalam pendidikan life skill kami menggunakan langkah menentukan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan terlebih dahulu. Kemudian merancang dan mengembangkan kelompok kerja, menugaskan seseorang atau kelompok orang dalam suatu tanggung jawab, dan pendelegasian wewenang”.20
Dalam merealisasikan pengorganisasian tersebut pengasuh beserta pengajar sepakat untuk membuat jadwal life skill antara kegiatan satu dengan kegiatan yang lainya. Begitu juga dibuatkan
19 Kiai Abdul Choliq, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 05 April 2016.
20 Kiai Abdul Choliq, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi.
Pekalongan, 21 Februari 2016.
struktur organisasi dalam pendidikan life skill di pondok pesantren Darul Ishlah.21
Struktur organisasi pendidikan life skill di pondok pesantren Darul Ishlah adalah sebagai berikut:
Ketua Penyelenggara : Kiai Drs. Abdul Choliq Sekretaris : Ust. Awaludin Taufiq, S.E.
Bendahara : Ust. Milatul Qowimah Humas : Ust. Muhajirin, S.Pd.
Anggota : Pengajar Life Skill (Tutor)22 Tabel V
Jadwal Pendidikan Life Skill 23
No HARI LIFE SKILL PENGAJAR
1. Senin Menjahit Ustazah Sri Mulyati, S.Ag.
2. Selasa Tata Boga
Keterampilan Tangan
Ustazah Sri Mulyati, S.Ag.
3. Kamis Kaligrafi Ust. M. Khafidz 4. Sabtu Keterampilan Pelepah
Pisang
Kiai Drs. Abdul Choliq
5. Ahad Komputer Ust. Abdullah Rifa’i, S.Pd
21 Kiai Abdul Choliq, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi.
Pekalongan, 21 Februari 2016.
22 Dokumentasi Pondok Pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan Kota Pekalongan diambil tanggal 21 Februari 2016.
23 Dokumentasi Pondok Pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan Kota Pekalongan, diambil 13 Maret 2016.
3. Tahap Penggerakan Pendidikan Life Skill di Pondok Pesantren Darul Ishlah
1) Penggerakan Awal
Pelaksanaan atau penggerakan awal ketika diadakannya pendidikan life skill di pondok pesantren adalah dengan menjaga komunikasi atau situasi yang baik antara pengasuh dengan pengajar, sebagaimana yang diungkapkan oleh salah satu pengajar sebagai berikut:
“Alhamdulillah komunikasi antara saya dengan pengasuh baik.
Tidak ada masalah.”24
Begitu juga ada upaya dari pengasuh memberikan masukan atau bimbingan ketika pelaksanaan pendidikan life skill di pondok pesantren, seperti yang diungkapkan oleh pengajar life skill menjahit:
“Motivasi, bimbingan maupun pengarahan selalu diberikan pengasuh kepada saya, misalnya kaya gini, anak-anak butuh dilatih membuat baju ini pak, dan saya pun harus melatihnya.”25
Untuk mencapai tujuan yang direncanakan maka pengajar harus melakukan kegiatan yang bertujuan dalam pendidikan life skill di pondok pesantren Darul Ishlah, adapun kegiatan yang dilakukan oleh pengajar adalah:
a. Life Skill Menjahit: diampu oleh bapak khafidz, proses pembelajaran life skill menjahit di pesantren ini dengan
24 Khafidz, Pengajar life skill di Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 5 April t 2016.
25 Khafidz, Pengajar life skill di Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 5 April t 2016.
memanfaatkan aula pesantren. Dan dilakukan seminggu sekali.
Adapun hasil jahitannya adalah berupa baju seragam batik sekolah.26
b. Life skill kerajinan tangan dari pelepah pisang : diampu oleh bapak Kiai Abdul Choliq, tempat pembelajaran yang dilakukan di halaman pondok. Dilakukan seminggu sekali, adapun hasil dari kerajinan pelepah pisang itu adalah bingkai foto.27
2) Penggerakan Sekarang
Dengan diadakan perencanaan dan pengorganisasian ulang dalam pendidikan life skill, maka kegiatan life skill yang ada di pondok pesantren ditambah, tidak hanya dua life skill saja yang diajarkan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, kegiatan life skill yang ada di pondok pesantren tersebut diantaranya:
a. Life skill menjahit : kegiatan life skill ini dulunya diampu oleh bapak Khafidz, namun sekarang dilimpahkan kepada ibu Sri Mulyati, S.Ag., kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari senin siang, di lakukan di aula pondok pesantren.28 Adapun hasil dari jahitan tersebut adalah gorden, sarung bantal, baju batik, dan taplak meja.29
26 Khafidz, Pengajar life skill di Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 5 April 2016.
27 Kiai Abdul Choliq, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi.
Pekalongan, 4 April 2016.
28 Observasi di Pondok Pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan Kota Pekalongan, 7 Maret 2016.
29 Sri Mulyati, Pengajar life skill di Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 1 Maret 2006.
Gambar I
Santri membuat pola dan menjahit manual
Gambar II
Santri menjahit dengan mesin jahit
Adapun gambar I dan II diatas para santri pondok pesantren Darul Ishlah sedang menjahit baju batik, ada yang menggunakan mesin jahit, menjahit secara manual dan ada juga yang membuat pola.
b. Life skill tata boga dan keterampilan tangan : kegiatan life skill tata boga dan keterampilan tangan di ampu oleh ibu Sri Mulyati,
S.Ag., kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari selasa siang, dengan jadwal secara bergantian, misalnya minggu pertama life skill tata boga dan minggu kedua life skill keterampilan tangan.
Untuk tata boga dilaksanakan di dapur pondok pesantren dan untuk keterampilan tangan dilaksanakan di halaman pondok pesantren.30 Hasil dari tata boga biasanya membuat makanan maupun minuman seperti, puding telur, olahan jagung, jus mentimun dan makanan atau minuman lainnya yang unik.
Sementara kerajinan tangan biasanya membuat bunga dari plastik, hiasan sandal, keterampilan dari kain flanel seperti bros, gantungan kunci.31
Gambar III
Santri mempersiapkan bahan untuk masak
30 Observasi di Pondok Pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan Kota Pekalongan, 1 Maret 2016.
31 Sri Mulyati, Pengajar life skill di Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 1 Maret 2006.
Gambar IV
Praktik memasak di dapur
Gambar III dan IV di atas para santri pondok pesantren Darul Ishlah sedang mempersiapkan bahan-bahan dari jagung untuk kegiatan life skill tata boga. Kemudian para santri ke dapur untuk melakukan praktik tata boga.
Gambar V
Santri praktik kerajinan tangan dari plastik
Gambar VI
Hasil kerajinan tangan dari plastik
Gambar VII
Santri praktik kerajinan tangan menghias sandal
Gambar VIII
Hasil kerajinan tangan menghias sandal
Gambar di atas para santri di pondok pesantren Darul Ishlah sedang membuat kerajinan tangan dari bahan yang tidak terpakai seperti plastik dan menghias sandal dengan bahan- bahan sisa jahitan. Bahan yang tidak terpakai dari plastik dibuat bunga hiasan, sementara bahan-bahan sisa jahitan batik dibuat untuk menghias sandal agar memiliki nilai jual tinggi.
c. Life skill keterampilan pelepah pisang : kegiatan life skill pelepah pisang ini diampu sendiri oleh pengasuh pondok pesantren Darul Ishlah, yaitu bapak Kiai Drs. Abdul Cholik, kegiatan tersebut dilaksanakan pada hari sabtu siang di halaman pondok pesantren.32Hasil kerajinan dari pelepah pisang tersebut adalah
32 Observasi di Pondok Pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan Kota Pekalongan, 5 Maret 2016.
dibuat bingkai foto dan kerajinan lain seperti pot bunga, asbak dll.33
Gambar IX
Santri praktik kerajinan tangan dari pelepah pisang
Gambar X
Hasil kerajinan tangan dari pelepah pisang
Gambar IX dan X di atas para santri di pondok pesantren Darul Ishlah sedang membuat kerajinan tangan dari pelapah
33 Kiai Abdul Choliq, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi.
Ahad, 21 Februari 2016.
pisang, bahan dari pelapah pisang tersebut nantinya dibuat bingkai foto dan hiasan.
d. Life skill komputer : kegiatan life skill komputer ini diampu oleh bapak Abdullah Rifa’i, S.Pd. kegiatan ini dilakukan pada hari ahad pagi di mini lab komputer.34 Adapun materi yang diajarkan diantaranya: M.S. Word, M.S. Excel, Power Point, dan editing.35
Gambar XI
Santri sedang praktik komputer
Gambar di atas para santri di pondok pesantren Darul Ishlah sedang belajar komputer, para santri diajari mengetik dengan baik.
e. Life skill kaligrafi: kegiatan life skill kaligrafi ini diampu oleh bapak Khafidz, kegiatan ini dilakukan pada hari kamis siang di
34 Observasi di Pondok Pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan Kota Pekalongan, 6 Maret 2016.
35 Abdullah Rifa’i, Pengajar Life Skill di Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 15 Maret 2016.
aula pondok pesantren. 36 Untuk kegiatan ini santri dilatih menegenal huruf kaligrafi/ khot terlebih dahulu, kemudian mencoba pembuatan kaligrafi di kertas, ketika dipandang sudah baik dan indah baru dipraktikkan secara nyata di tempat yang bagus, seperti fiber, lilin/ timbul, menggunakan alas karpet, triplek, setelah selesai diletakkan di bingkai yang sudah dipersiapkan.37
Gambar XII Hasil life skill kaligrafi
Gambar di atas merupakan hasil dari life skill kaligrafi yang dibuat oleh para santri pondok pesantren Darul Ishlah. Karya di atas merupakan kaligrafi yang dibuat dari timbul.
Dalam pelaksanaan pendidikan life skill di pondok pesantren Darul Ishlah para santri merasa senang, selain mereka mengkaji
36 Observasi di Pondok Pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan Kota Pekalongan, 3 Maret 2016.
37 Khafidz, Pengajar life skill di Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 16 Maret 2016.
masalah agama mereka juga diajari berbagai keterampilan yang nantinya bisa dijadikan bekal ketika terjun ke masyarakat. Seperti yang diungkapkan salah satu santri:
“Pendidikan life skill disini baik mas, saya beruntung bisa mondok disini, karena tidak hanya diajari ilmu agama saja, akan tetapi diajari berbagai macam keterampilan yang dijadikan bekal nanti.”38
Selain pengasuh meminta bantuan kepada para pengajar untuk mengajar life skill di pondok pesantren Darul Ishlah, beliau juga mengadakan kerjasama dengan pihak luar untuk menambah pengalaman para santrinya, misalnya dengan BLK, seperti yang diungkapkan oleh pengasuh sebagai berikut:
“Kemarin kami mengirimkan santri ke Grobogan untuk mengikuti diklat 1 bulan, berangkat awal Desember pulang sampai akhir Desember, dan bulan Januari kami suruh buat kaligrafi dari lilin/ timbul di pondok pesantren, dan sekarang banyak pesenan-pesenan dari luar. Insya Allah sebentar lagi teman-teman yang tidak ikut diajari pembuatan kaligrafi dari lilin/ timbul tiga dimensi”.39
4. Tahap Pengawasan Pendidikan Life Skill di Pondok Pesantren Darul Ishlah
1) Pengawasan Awal
Aktivitas akhir dalam sebuah manajemen adalah pengontrolan/
pengawasan yang dilaksanakan pada proses pelaksanaan maupun
38 Muhammad Fatoni, Santri Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 26 Februari 2016.
39 Kiai Abdul Choliq, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi.
Ahad, 21 Februari 2016.
setelah pelaksanaan pendidikan life skill. Pengawasan yang dilakukan sebelum di lakukan perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan ulang, yaitu seorang pengajar hanya menyampaikan apa yang terjadi di lapangan dan hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan life skill di pondok pesantren.40
2) Pengawasan Sekarang
Adapun pengawasan yang dilakukan baru-baru ini adalah tidak jauh beda dengan sebelumnya yaitu hanya dilakukan dengan cara pengajar menyampaikan apa yang terjadi di lapangan dan hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan pendidikan life skill di pondok pesantren dalam rapat yang diadakan pengasuh, kemudian pengasuh memberikan masukan-masukan untuk memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi. Masalah-masalah yang biasa muncul misalnya, sarana-parasarana life skill yang masih kurang atau rusak, jadwal yang dirubah, nilai jual batik yang dijahit kurang laku, dan sebagainya.
Namun apabila timbul suatu masalah-masalah tersebut segera dimusyawarahkan dan diselesaikan bersama. 41 Seperti yang diungkapkan pengasuh:
“Apapun yang tidak sesuai langsung kita urus, kalau kita salah kita saling menasehati, jangan ditunda nanti menjadi kesalahan yang fatal. Kita ada jiwa saling menasehati, mengoreksi, mawas diri.”42
40 Kiai Abdul Choliq, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 05 April 2016.
41 Observasi di Pondok Pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan Kota Pekalongan, 13 Maret 2016.
42 Kiai Abdul Choliq, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 21 Februari 2016.
Berdasarkan hasil wawancara, untuk mengetahui berhasil atau tidaknya pendidikan life skill yang ada di pondok pesantren Darul Ishlah bisa dilihat dari hasil dan nilai jual produk yang dihasilkannya, menurut pengasuh seperti yang dikatakannya :
“Kualitasnya yang kami anggap sudah maksimal. Maksimalnya itu dari hasil, seperti baju sudah mempunyai nilai jual, sekarang tanpa nilai jual apalah artinya. Kemudian kaligrafi nilai jualnya sudah ada, dan sekarang banyak pesenan.” 43
C. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Pendidikan Life Skill di Pondok Pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan Kota Pekalongan
Setiap kegiatan dalam organisasi pasti ada faktor pendukung dan penghambatnya. Dalam imlplementasi pendidikan life skill di pondok pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan Kota Pekalongan juga ada beberapa faktor pendukung dan penghambatnya. Diantara faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1. Faktor Pendukung Implementasi Pendidikan Life Skill di Pondok Pesantren Darul Ishlah
a. Pengasuh
Pengasuh selaku pemimpin pondok pesantren, selalu memberikan motivasi, bimbingan dan arahan kepada para pengajar.
Pengasuh melihat apa saja yang dibutuhkan para santri saat ini yang
43 Kiai Abdul Choliq, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 21 Februari 2016.
belum bisa, misalnya saja memasak, maka pengasuh segera memberi masukan kepada pengajar yang bersangkutan untuk mengajar memasak.44 Seperti yang diungkapkan salah satu pengajar:
“Motivasi, bimbingan selalu ada dari pengasuh, misalnya anak- anak perlu dilatih memasak ini bu, seperti kue dan sebagainya”.45
b. Tenaga Pengajar
Tenaga pengajar life skill di pondok pesantren Darul Ishlah, selain mereka memiliki keahlian di bidang tertentu, mereka juga ikhlas dalam mengajar, seperti yang diungkapkan oleh pengasuh:
“Kriteria pengajar yang kami butuhkan adalah orang-orang yang ikhlas, karena kami berangkatnya dari keikhlasan.
Kemudian kami memasukkan jiwa itu kepada tenaga pengajar, walaupun kami toh nantinya memberikan sesuatu. Biar kami sama-sama mendapat tafaqquh fiddīn.”46
c. Masyarakat dan lingkungan
Masyarakat mendukung dengan adanya pendidikan life skill yang diterapkan di pondok pesantren Darul Ishlah. Mereka bahkan memasukkan anak-anaknya untuk mengikuti pendidikan life skill di pondok pesantren tersebut, antusias masyarakat begitu tinggi. Begitu juga tempat pendidikan life skill di pondok pesantren juga lumayan luas, seperti dengan memanfaatkan aula, halaman pondok pesantren,
44 Observasi di Pondok Pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan Kota Pekalongan, 13 Maret 2016.
45 Sri Mulyati, Pengajar life skill di Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi Pekalongan, 1 Maret 2016.
46 Kiai Abdul Choliq, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 21 Februari 2016.
dan mini lab komputer menjadi faktor pendorong dalam pelaksanaan pendidikan life skill.47
d. Pemilihan Program
Life skill yang diajarkan di pondok pesantren Darul Ishlah
beranekaragam, tidak hanya satu life skill saja. Seperti menjahit, memasak, komputer, membuat keterampilan tangan dan kaligrafi.
Seperti yang diungkapkan salah satu santri mengenai pendidikan life skill di pondok pesantren ini. Hal tersebut juga diungkapkan salah satu
santri sebagai berikut:
“Seru dan menyenangkan. Banyak keterampilan yang diajarkan, tidak hanya satu saja, seperti memasak, menjahit, membuat barang yang tidak terpakai lagi dan sebagainya. Banyak sekali manfaatnya, yang dulunya tidak bisa menjahit jadi bisa menjahit, yang dulunya tidak bisa memasak jadi bisa memasak, dan banyak keterampilan yang lainnya yang saya peroleh”.48
2. Faktor Penghambat Implementasi Pendidikan Life Skill di Pondok Pesantren Darul Ishlah
a. Sarana prasarana
Sarana prasarana yang digunakan dalam pendidikan life skill masih ada alat yang rusak, seperti mesin jahit. Begitu juga jumlah komputer tidak sesuai dengan jumlah siswa yang ada di pondok pesantren tersebut, ketika pelaksanaan life skill komputer, setiap satu
47 Kiai Abdul Choliq, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 21 Februari 2016.
48 Putri Nabila, Santriwati Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi., Pekalongan, 27 Februari 2016.
komputer digunakan oleh beberapa siswa.49 Seperti yang diungkapkan oleh salah satu pengajar:
“Jumlah komputer yang ada di pondok pesantren ini masih terbatas.”50
Begitu juga yang diungkapkan oleh ibu Sri Mulyati.
“Misalkan disini saya mau buat kerampilan apa, kebetulan alatnya masih rusak atau tidak ada ya saya bawa sendiri dari rumah. Misalkan ketika menjahit, mesin jahitnya sedang rusak, ya nanti yang bisa dijahit dengan tangan ya di jahit misalnya menyulam, kalau yang tidak bisa dijahit dengan tangan ya nanti nunggu mesin jahitnya sudah benar kadang juga dijahit dirumah saya, kebetulan rumah saya ada mesin jahit.”51
b. Pengelolaan kelas
Pendidikan life skill di pondok pesantren Darul Ishlah tidak ada sistem pembagian kelas, akan tetapi seluruh santri kumpul dijadikan satu kelas, dicampur antara santri lama dengan santri baru.52 Seperti yang diungkapakan pengajarnya
“Saya kan sudah ngajar keterampilan, misalkan 10 anak habis itu yang 5 keluar, dan ada pendatang baru lagi, kemudian dicampur, lha ini yang yang baru datang itu belum bisa, akhirnya saya kasih keterampilan yang dasar lagi, akhirnya yang sudah bisa jadinya malas, soalnya disini kan jadi satu kelas.”53
49 Observasi di Pondok Pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan Kota Pekalongan, 23 Februari 2016.
50 Abdullah Rifa’i, Pengajar Life Skill di Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 15 Maret 2016.
51 Sri Mulyati, Pengajar life skill di Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi Pekalongan, 1 Maret 2016.
52 Observasi di Pondok Pesantren Darul Ishlah Pisang Sari Panjang Wetan Kota Pekalongan, 1- 7 Maret 2016.
53 Sri Mulyati, Pengajar life skill di Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 1 Maret 2016.
c. Dana/ pembiayaan
Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa dana untuk pendidikan life skill kedepannya ditanggung sendiri oleh pondok pesantren, baik itu dari penjualan produk yang dihasilkan, mengikuti perlombaan, dan sebagainya. jadi untuk membeli segala sesuatu yang diperlukan dalam pendidikan life skill harus mengumpulkan uang terlebih dahulu.54
d. Kondisi santri
Santri yang ada di pondok pesantren Darul Ishlah memiliki bakat atau keahlian yang berbeda-beda. Santri yang belajar life skill tidak sesuai dengan keahliannya mengalami kesulitan dan malas.
Seperti yang diungkapkan oleh salah satu pengajar kaligrafi:
“Kesulitannya pada santri, seperti tidak bakat sehingga kalau dipaksa tidak jadi walaupun di stand by 24 jam pun sama. Kalau di pondok ini yang bakat membuat kaligrafi sekitar setengah santrinya.”55
54 Kiai Abdul Choliq, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 21 Februari 2016.
55 Khafidz, Pengajar life skill di Pondok Pesantren Darul Ishlah, Wawancara Pribadi, Pekalongan, 16 Maret 2016.