KONSEP PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Kuliah Minggu ke-5 (Kuliah Daring/Online) Kamis, 23 September 2021
IS-6101
Perencanaan Infrastruktur Air dan Sanitasi (Studio)
Dr. Ir. I Made Wahyu Widyarsana, ST. MT.
Prodi Magister Pengelolaan Infrastruktur Air Bersih dan Sanitasi Fakultas Teknik Sipil & Lingkungan
Institut Teknologi Bandung 2021
1
PENDAHULUAN
RENCANA INDUK
1
Perencanaan Umum
Posisi dan Tahapan Pelaksanaan
Perencanaan Umum
Posisi dan Tahapan Pelaksanaan
RENCANA INDUK (RI)
• RI di dalam satu wilayah administrasi kota disusun &
ditetapkan oleh Pem. Kota
• RI lintas kabupaten dan/
atau kota disusun &
ditetapkan oleh Pem. Prov.
• RI lintas provinsi disusun &
ditetapkan oleh Pemerintah
STUDI KELAYAKAN (SK) SK disusun pemerintah sesuai dgn kewenangannya dan/atau swasta
PERENCANAAN TEKNIS &
MANAJEMEN
PERSAMPAHAN (PTMP) PTMP disusun oleh pemerintah kabupaten/kota
Hanya kota besar &
metropolitan Hanya kota sedang &
kecil
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PRT/M/2013 Penyelenggaraan Prasarana & Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Jenis Rencana Induk
Rencana Induk
RI di dalam satu wilayah administrasi kota disusun & ditetapkan oleh Pem. Kota
RI lintas kabupaten dan/ atau kota disusun & ditetapkan oleh Pem. Prov.
RI lintas provinsi disusun &
ditetapkan oleh Pemerintah
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PRT/M/2013 Penyelenggaraan Prasarana & Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Muatan & Pelaksanaan Rencana Induk
1. Rencana umum
2. Rencana penanganan sampah 3. Program & kegiatan penanganan
sampah
4. Kriteria mencakup kriteria teknis atau hasil survei
5. Standar pelayanan ditentukan sejak awal
6. Rencana alokasi lahan TPA 7. Rencana keterpaduan dengan Air
Minum, Air Limbah dan Drainase 8. Rencana pembiayaan dan pola
investasi
9. Rencana pengembangan kelembagaan
Identifikasi
• sumber air baku air minum
• potensi pencemar badan air sumber baku air minum;
• lokasi IPAL/IPLT
• saluran drainase di sekitar TPA/TPST
Evaluasi
kondisi kota/ kawasan & rencana pengembangan
eksisting penanganan sampah dari sumber ke TPA
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PRT/M/2013 Penyelenggaraan Prasarana & Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Kriteria Teknis
1. Periode perencanaan min.
10 tahun
2. Sasaran & prioritas penanganan 3. Strategi penanganan 4. Kebutuhan pelayanan
Proyeksi penduduk & timbulan sampah, kebu-tuhan lahan TPA, sarana & prasarana
persampahan
awal : daerah pelayaan saat ini, berkepadatan tinggi, kawasan strategis.
berikut : daerah pengembangan sesuai arahan RI kota.
a. Kondisi pelayanan eksisting, kebera-daan TPA & masalah pencemaran;
b. Urgensi penutupan & rehab. TPA, pemilihan lokasi TPA baru skala kota, lintas kab./kota / lintas prov.(regional);
c. Komposisi & karakteristik sampah;
d. Mengurangi jumlah sampah diang kut &
ditimbun di TPA bertahap;
e. Pemanfaatan 3R melibatkan masy., pemilahan sampah di sumber & pola insentif
”bank sampah”;
f. Pemanfaatan gas bio di TPA;
g. Pengembangan pelayanan penanganan sampah;
h. Penegakkan peraturan;
i. Peningkatan manajemen OP.
1. Rencana Umum
2. Rencana penanganan sampah 3. Program dan kegiatan pengembangan 4. Kriteria dan standar pelayanan 5. Rencana sumber sampah
6. Rencana keterpaduan dengan Prasarana dan Sarana Air Minum, Air Limbah dan Drainase
7. Rencana pengembangan
8. Rencana pembiayaan dan pola investasi 9. Rencana pengembangan kelembagaan 10. Rencana pengembangan peraturan 11. Rencana pengembangan peran masyarakat 12. Rencana Tahapan Pelaksanaan
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PRT/M/2013 Penyelenggaraan Prasarana & Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
1. Rencana Umum (1)
a. Pengumpulan data sekunder
b. Evaluasi sistem eksisting
c. Identifikasi permasa- lahan & kebutuhan pelayanan penyeleng garaan PSP
d. Perkirakan
kebutuhan pelayanan penanganan sampah
1) Fungsi strategis kota/ kawasan.
2) Peta topografi, foto udara.
3) Hidrologi sumber air, topo grafi, klimatografi, fisiografi & geologi.
4) Curah hujan.
5) Penggunaan lahan & renc. tata guna lahan.
6) Demografi skg & 10 th terakhir, penyebaran pend., kepadatan.
7) Sosek–karakteristik wilayah 8) Kesehatan lingkungan 9) Sarana-prasarana kota
1) Teknis 2) institusi 3)pem- biayaan 4) peraturan 5) Peran masy. & swasta 1) Tingkat & cakupan pelayanan
2) Pencemaran akibat sampah 3) Kinerja & kajian PSP yang ada 3) Potensi cakupan & daerah layanan 4) PSP yg belum manfaat optimal 5) Kinerja
Didasarkan data sekunder &
sesuaikan dengan target nasional
1. Rencana Umum (2)
e. Identifikasi lokasi TPA/TPST f. Kembangkan alternatif g. Kembangkan kelembagaan
& SDM
h. Pilih alternatif sistem i. Renc. Pengembangan/
peningkatan
Untuk informasi : 1) Jarak angkutan sampah;
2) Jarak TPA ke konservasi alam;
3) Teknologi pengolahan &
pemrosesan akhir sampah;
4) Proses pengolahan lindi 1) Dikaji teknis, ekonomi, lingk.
2) Pradesain & alt. terpilih dasar prakiraan biaya investasi &
prakelayakan teknis.
1) Kegiatan utama penyediaan PSP;
2) Institusi & SDM;
3) Pembiayaan;
4) Dukungan peraturan;
5) Peran serta masyarakat;
6) Pentahapan 5 tahun;
7) Rencana tingkat lanjut
2. Rencana penanganan sampah (1)
Direncanakan sesuai : a. Rencana pengembangan
kota/wilayah
b. Kerjasama antar daerah pengelolaan regional (jika ada)
c. Kebutuhan pelayanan;
d. Kemampuan daerah dan masyarakat
e. Alokasi lahan TPA/TPST
Langkah pengerjaan 1. Tentukan daerah
pelayanan berdasarkan prioritas kebutuhan pelayanan
2. Kumpulkan data daerah pelayanan
3. Gambar skenario pola penanganan sampah 4. Tentukan kebutuhan
pelayanan
5. Ikuti Pola pelayanan
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PRT/M/2013 Penyelenggaraan Prasarana & Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Pola Pelayanan
a. Pengembangan cakupan pelayanan
b. Mengedepankan pemanfaatan sampah c. Manajemen persampahan,
program peningkatan : institusi, SDM, rencana pembiayaan : perhitungan tarif retribusi, penyusunan perda, program kampanye
& edukasi
Mempertimbangkan : - Efisiensi - efektifitas
pelayanan
- Kemudahan operasional terkait teknologi
pengolahan sampah - Ketersediaan SDM & daya
dukung lingkungan
- Minimalkan dampak negatif akibat pencemaran &
kerusakan lahan
- Kepedulian pelaksanaan program 3R berbasis masyarakat
3. Program & Kegiatan
Pengembangan
Perencanaan optimum perlu strategi pemenuhan PSP : a. Pemanfaatan prasarana-sarana eksisting optimal (tanpa
pengadaan/pembangunan baru)
b. Penutupan / rehabilitasi TPA bermasalah berdasarkan hasil evaluasi indeks resiko
c. Pembangunan baru (pengembangan prasarana - sarana bertahap sesuai kebutuhan)
d. Tingkatkan kegiatan 3R bertahap dengan program kampanye edukasi & pendampingan
e. Kurangi sampah dibuang ke TPA secara bertahap
4. Kriteria dan Standar Pelayanan
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PRT/M/2013 Penyelenggaraan Prasarana & Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Kebutuhan pelayanan berdasarkan:
a. Proyeksi penduduk, interval 5 th selama periode perencanaan u/ perhitungan kebutuhan domestik.
b. Identifikasi sumber sampah perumahan, fasilitas umum, fasilitas komersial dan fasilitas sosial.
c. Identifikasi daerah kepadatan penduduk tinggi berturut-turut >100 jiwa/ha, 50-100 jiwa/ha dan <50 jiwa/ha & kawasan strategis ( perumahan baru).
5. Rencana sumber sampah
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PRT/M/2013 Penyelenggaraan Prasarana & Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Pertimbangan keterpaduan dengan air minum, air limbah dan drainase :
a. Perlindungan air baku air minum dari pencemaran sampah ke badan air & pengaliran leachate sekitar TPA ke badan air / saluran drainase.
b. Meminimalkan dampak negatif & dampak sosial yang timbul akibat TPA, penentuan lokasi TPA memperhitungkan lokasi IPAL / IPLT
c. Keterpaduan dilakukan sejak tahap perencanaan
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PRT/M/2013 Penyelenggaraan Prasarana & Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Renc. pengembangan, pengembangan pelayanan:
1)alokasi lahan TPA (lokal/regional) 2)Skenario SPA.
3)pengurangan sampah melalui 3R.
4)Skenario lain sesuai kondisi & kebijakan lokal.
Alternatif 1, Renc.jangka panjang:
1) Optimalisasi pemanfaatan PSP 2) penyiapan lokasi TPA baru (lokal).
3) Tanpa pengurangan sampah
Alternatif 2, Renc. jangka panjang : 1) Optimalisasi pemanfaatan PSP.
2) Penyiapan lokasi TPA baru (regional).
3) Pengurangan sampah min. 20%.
Evaluasi yang paling sesuai kondisi wilayah perenc., pertimbangkan aturan berlaku, kemampuan daerah, efisiensi & efektivitas proses penanganan sampah
Pemilihan prioritas, melalui penapisan
1) Urutan sifat urgensi : kasus yang perlu tindakan mendesak.
2) Rencana kegiatan urutkan sesuai tingkat prioritas.
3) Uraikan prioritas tahap mendesak, jangka menengah & panjang
7. Rencana Pengembangan
8. Rencana Pembiayaan & Pola Investasi
Renc. biaya jangka panjang:
a. Biaya Investasi, didasarkan kebutuhan pengadaan lahan
& pengadaan PSP.
b. Biaya pengoperasian &
pemeliharaan, didasarkan kebutuhan alternatif
pengoperasian penang-anan sampah dari sumber ke TPA.
c. Indikasi retribusi sampah, didasarkan indikasi biaya satuan penanganan sampah (Rp/m3 atau Rp/kapita/th).
d. Potensi sumber dana dari swasta
Perhatikan : Sumber dana, Kemampuan & kemauan masy., Kemampuan keuang-an daerah, Potensi kemitraan swasta (KPS)
Indikasi biaya & pola investasi : Dihitung dalam present value, konversikan menjadi future value berdasarkan metode analisis finansial, serta sudah menghitung kebutuhan biaya jangka pendek, jangka menengah & jangka panjang
Acuan :
a. UU No. 32/2004 ttg Pemerintah Daerah.
b. PP No. 38/2007 ttg.
Pembagian Urusan Pemerintahan c. PP No.41/2007 ttg.
Struktur Organisasi Dinas Daerah.
d. PP No.23/2005 ttg Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Terlaksana pelaksanaan &
pengawasan yg baik, perlu pemisahan peran operator &
regulator.
Rencana pengem-bangan organisasi :
a. Bentuk Institusi.
b. Struktur Organisasi.
c. SDM.
d. Tata Laksana Kerja.
e. Pola Kerjasama Antar Kota.
9. Rencana Pengembangan Kelembagaan
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PRT/M/2013 Penyelenggaraan Prasarana & Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Peraturan Daerah mempertimbangkan hal berikut:
1) Jenis Peraturan Daerah Pembentukan Institusi, Ketentuan Penanganan Persampahan dan Retribusi.
2) Substansi materi cukup menyeluruh, tegas dan dapat diimplementasikan jangka panjang (20 th).
3) Penerapan perlu didahului sosialisasi, uji coba di kawasan tertentu dan penerapan menyeluruh. Diperlukan kesiapan aparat dari mulai kepolisian, kejaksaan dan kehakiman untuk penerapan sanksi atas pelanggaran terjadi.
4) Evaluasi dilakukan setiap 5 tahun untuk menguji tingkat kelayakannya.
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PRT/M/2013 Penyelenggaraan Prasarana & Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
11. Rencana Pengembangan Peran Masyarakat
Peningkatan peran serta masyarakat dilakukan berjenjang, dari fase pengenalan (1-3 th) sampai fase pelaksanaan (5-10 th).
Rencana peningkatan peran masyarakat, meliputi : a. Penyusunan program penyuluhan/kampanye.
b. Pelaksanaan penyuluhan/kampanye.
c. Internalisasi penanganan sampah ke kurikulum sekolah.
d. Uji coba kegiatan 3R berbasis masyarakat.
e. Replikasi pengembangan kegiatan 3R berbasis masyarakat untuk mencapai target ditentukan selama 20 th masa perencanaan (20%-40%).
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PRT/M/2013 Penyelenggaraan Prasarana & Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
12. Rencana Tahapan Pelaksanaan
a. Rencana Jangka Pendek (1-2 th) : tahap pelaksanaan bersifat mendesak & dijadikan pondasi pentahapan selanjutnya b. Rencana Jangka Menengah (5 th) : tahap pelaksanaan 5 th
didasarkan hasil kajian sebelumnya, mempertimbangkan tahap mendesak yang sudah dilakukan
c. Rencana Jangka Panjang (≤ 10 th) : tahap pelaksanaan menyeluruh, mempertimbang kan hasil pencapaian tahap sebelumnya
d. Rencana program peningkatan penyelenggaraan PSP jangka pendek, menengah dan panjang
e. Rencana Pembiayaan
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PRT/M/2013 Penyelenggaraan Prasarana & Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Pengumpulan data
• survei (data primer)
• data sekunder
Studi literatur
• Data & as-built drawing prasarana TPA
• Laporan rencana induk ANALISIS DATA
KESIMPULAN
REKOMENDASI KAJIAN &
KESIMPULAN
PENETAPAN RENC. INDUK
• Studi lama digunakan
• Studi lama rubah sebagian
• Dibuat studi baru
Cara Pengerjaan Rencana
Induk
Wajib disosialisasikan penyelenggara bersama
pemerintah provinsi/kota/ kabupaten untuk menjaring tanggapan masyarakat sebelum ditetapkan.
1. Konsultasi publik harus dilakukan sekurang- kurangnya satu kali dalam 12 bulan.
2. Dihadiri masyarakat di wilayah layanan &
masyarakat di wilayah yang diperkirakan terkena dampak.
3. Mengundang tokoh masyarakat, LSM, perguruan tinggi.
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PRT/M/2013 Penyelenggaraan Prasarana & Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Survei Penyusunan Rencana Induk
Pengkajian Wilayah Studi & Pelayanan Pengkajian sumber timbulan, komposisi &
karakteristik sampah
Pengkajian demografi & ketatakotaan Pengkajian biaya, sumber pendanaan &
keuangan 1.
2.
3.
4.
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PRT/M/2013 Penyelenggaraan Prasarana & Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Ketentuan Umum 1. Dilaksanakan TA & TL
sesuai aturan;
2. Pelajari laporan terdahulu ttg. sistem penanganan sampah & tata ruang.
3. Lakukan bahasan untuk kesepakatan lingkup wilayah studi & wilayah pelayanan.
Ketentuan Teknis
Melakukan pengumpulan data 1. Kondisi wilayah studi &
wilayah pelayanan 2. Penyelenggaraan PSP 3. Data kependudukan 4. Data sosial ekonomi 5. Data kelembagaan 6. Data peraturan 7. Data peran serta
masyarakat
8. Peta ukuran skala sesuai ketentuan
1. Pengkajian
Wilayah Studi & Pelayanan (1)
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PRT/M/2013 Penyelenggaraan Prasarana & Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
a. Sumber timbulan, komposisi &
karakteristik sampah
b. Pola penanganan sampah dari sumber ke TPA, rute pengangkutan alternatif c. Batas wilayah pelayanan
d. Batas wilayah studi e. Batas wilayah proyek Cara Pengerjaan 1. Persiapan survei
2. Prosedur pelaksanaan survei 3. Pengkajian data terkait
persampahan 4. Hasil Pengkajian
a. Surat pengantar survei;
b. Peta kota;
c. Tata cara survei & manual alat;
d. Penyiapan kuesioner survei;
e. Jadwal pelaksanaan survei;
f. Prosedur pelaksanaan survei.
a. Serahkan surat izin ke instansi b. Pengumpulan data peta, laporan &
data teknis
c. Kunjungan lapangan :
1) Sumber timbulan 2) Komposisi &
karakteristik 3) PSP renc. daerah pelayanan 4) Rute alternatif pengangkutan 5) Peta kota, plot hasil survei
d. Buat foto lokasi terkait
1. Pengkajian
Wilayah Studi & Pelayanan (2)
Ketentuan Umum Survei sumber timbulan, komposisi & karakteristik 1) Tenaga ahli bersertifikat &
pemimpin tim 2) Seksama & koordinasi 3) Laporan hasil survey
tertulis : Foto lokasi; Data timbulan, komposisi dan karakteristik sampah; Peta letak PSP.
4) Mengirimkan data &
laporan ke pemberi tugas.
Ketentuan Teknis 1. Gambar sketsa lokasi &
peta
2. Sumber sampah:
a. Jumlah sumber penghasil sampah
b. Karakteristik & komposisi sampah wilayah pelayanan
Peralatan survei sesuai SNI No 19- 3964-1994
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PRT/M/2013 Penyelenggaraan Prasarana & Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Penentuan jumlah sample KK representatif mewakili suatu wilayah permukiman :
Jumlah contoh jiwa / sampel : S = Cd√Ps
S = jumlah contoh (jiwa)Cd = koefisien perumahan, 1 (kota besar/
metropolitan), 0,5 (kota sedang dan kecil) Ps = Populasi (jiwa)
Jumlah KK yang diamati K = S / N K = jumlah contoh (KK)
N = Jumlah jiwa per keluarga = (5)
Penentuan Sampel
Jumlah contoh jiwa / sampel : S = Cd * √Ps
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PRT/M/2013 Penyelenggaraan Prasarana & Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
KETATAKOTAAN 1. Ada sumber daya
alam / bukan alam yang mendukung penghidupan &
kehidupan kota yang disurvei;
2. Ada prasarana perkotaan sebagai titik tolak arah pengembangan penataan ruang kota
KEPENDUDUKAN1. Wilayah sasaran survei kelom-pokan dalam kategori wilayah berdasarkan jumlah penduduk
2. Data jumlah penduduk awal perencanaan.
3. Tentukan persentase pertam-bahan pend. /th (r).
4. Hitung pertambahan nilai pend.
sampai akhir th perencanaan, rumus:
arithmatik, geometrik, least square, Trend Logistic ;
5. Menentukan rumus proyeksi : hitung standar deviasi/ koefisien korelasi
3. Pengkajian Demografi &
Ketatakotaan
Ketentuan Teknis
Ketentuan Teknis
Survei, pengkajian biaya, sumber pendanaan & keuangan merupakan perolehan data lapangan untuk analisis keuangan.
Data lapangan adalah perolehan :
a. Data Eksisting Penyelenggaraan PSP & Data Statistik b. Data Pelanggan
c. Data Penagihan Retribusi d. Data Timbulan Sampah e. Data Personil
f. Data Laporan Keuangan
g. Data Kemampuan Sumber Pendanaan Daerah h. Data Kemampuan Masyarakat
i. Data Peluang Adanya KPS
j. Data Alternatif Sumber Pembiayaan.
4. Pengkajian biaya, sumber pendanaan & keuangan
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PRT/M/2013 Penyelenggaraan Prasarana & Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
KONSEP
STUDI KELAYAKAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
2
Perencanaan prasarana dan sarana persampahan yang ada
Perkiraan timbulan sampah
Kondisi sosial dan ekonomi (berdasarkan kebutuhan nyata)
Kelembagaan
Data sumber sampah
Program pengembangan dan strategi pelaksanaan
AMDAL atau UKL/UPL
Rencana operasi dan pemeliharaan
Perkiraan biaya proyek dan pemeliharaan
Perkiraan pendapatan
Kajian sumber pembiayaan
Bagan alir cara pengerjaan Studi Kelayakan
Kajian Lingkungan
Kajian Sosial
Kajian Hukum Kajian Kelembagaan Kajian Kelayakan
Ekonomi dan Keuangan Kriteria standar kelayakan Ekonomi
dan Keuangan
Penjelasan tentang gambaran umum daerah perencanaan berupa evaluasi kondisi eksisting penyelenggaraan prasarana dan sarana persampahan dan identifikasi permasalahan dan kebutuhan pelayanan penyelenggaraan prasarana dan sarana persampahan.
Hal yang perlu diidentifikasi antara lain:
✓ Tingkat dan cakupan pelayanan yang ada dan masalah pencemaran akibat sampah;
✓ Kinerja prasarana dan sarana persampahan yang ada dan kajian teknologi pengolahan dan pemrosesan akhir sampah yang ramah lingkungan;
✓ Potensi cakupan dan daerah pelayanan;
✓ Terdapat prasarana dan sarana persampahan yang belum dimanfaatkan secara optimal;dan
✓ Kinerja kelembagaan, sumber daya manusia, pembiayaan, masalah pengaturan didaerah dan peran masyarakat/swasta
Rencana Prasarana dan Sarana Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah
Gambaran dan rencana penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Pengolahan Sampah dan Prasarana dan Sarana Pemrosesan Akhir Sampah
1
Mencantumkan peta perencanaan penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan.
2
Rencana pengelolaan sampah yang telah dirumuskan dalam rencana induk
3
Bagan pengelolaan sampah
4
Program perencanaan penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan Jangka Pendek yang telah disusun pada Rencana Induk.
5
Rencana Prasarana dan Sarana Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (2)
Dasar-dasar perencanaan untuk rancangan umum penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan
6
Rancangan timbulan dan komposisi sampah.
7
Komposisi sampah rumah tangga
8
Komposisi sampah komersil
9
Komposisi sampah pasar
10
No. Komponen Unit
Dasar Perencanaan Tahun
Operasional
Tahun Masa Layan 1. Lokasi
2. Luas area lokasi zona prioritas Ha
3. Jumlah Penduduk Jiwa
4. Jumlah komuter
5. Jumlah sampah yang dihasilkan ton/hari 6. Jumlah sampah yang masuk ke TPA ton/hari
7. Rencana Pelayanan Jiwa
8. Rasio Jangkauan Pelayanan PSP % 9. Kapasitas Pelayanan TPA Sampah Jiwa
Desain Awal Sarana Pengolahan Sampah Pengolahan Fisik
Pengolahan Biologi sampah Pengolahan Kimia Termal
Desain Awal Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
➢ Lokasi area TPA
➢ Unit Pengolahan Sampah (sistem pelapis dasar, pipa penyaluran lindim pipa ventilasi gas bio)
➢ Unit pengolahan lindi
➢ Unit pengolahan gas bio
➢ Alat berat dan truk pengangkut tanah
Kabupaten/kota dapat merencanakan pembangunan SPA skala kawasan dengan syarat melakukan analisis kelayakan yang dapat
membuktikan bahwa
keberadaan SPA skala kawasan akan berdampak terhadap penurunan biaya pengangkutan ke TPA Sampah.
Analisis Kelayakan Pembangunan SPA Skala Kawasan
Kriteria Kajian Kelayakan Teknis SPA
Kriteria Sub Kriteria Faktor Penentu Data Perangkat
Rencana Teknis Operasional
Jarak ke TPA >25KM Jarak sumber sampah dan TPA
Ritasi <2 ritasi/hari Jumlah ritasi pengangkutan sampah Biaya OP SPA ≤Reduksi Biaya
Pengangkutan langsung ke TPA Sampah
• Biaya pengangkutan sampah ke TPA
• Biaya pengakutan sampah ke rencana lokasi SPA
Reduksi biaya pengangkutan sampah langsung ke TPA Sampah
Ketersediaan Lahan
Tersedia lahan milik pemerintah
Tersedia lahan seluas kebutuhan SPA Kemudahan
operasional
Ketersediaan SOP
Tersedia SOP untuk SPA Kebutuhan SDM Jumlah SDM Jumlah SDM untuk
mengolah sampah
Jumlah Kebutuhan SDM
Perhitungan Jumlah kebutuhan
SDM untuk
mengoperasikan SPA
Kriteria Kajian Kelayakan Teknis Sarana Pengolahan Sampah
Kriteria Kajian
Teknis Sub- Kriteria Faktor Penentu Data Perangkat yang dibutuhkan
Rencana Teknis Operasional
Reduksi Sampah % Reduksi sampah maksimum Jumlah timbulan sampah Kapasitas Pengolahan Sampah Rasio Reduksi Sampah
Data timbulan sampah Rencana Pengolahan Sampah Perhitungan Reduksi Sampah Mass Balance Pengolahan Sampah Pencemaran udara1 Pencemaran udara minimum1 Emisi pencemaran udara yang dapat
timbul pada masa operasional Peraturan terkait pencemaran udara.
Pengkajian emisi udara
Pencemaran Air1 Pencemaran air minimum1 Pencemaran air yang dapat timbul pada masa operasional PermenLH No.01 tahun 2001
Pengkajian pencemaran air
Habitat vektor penyakit1 Habitat vektor penyakit minimum1
Area yang dapat menjadi habitat vektor penyakit Peraturan terkait habitat vektor penyakit
Pengkajian area habitat vektor penyakit
Kemudahan dan kehandalan konstruksi
Kemudahan dan kehandalan konstruksi
Konstruksi paling sesuai dengan area pembangunan
• Metode Konstruksi Sarana pengolahan atau
• Metode Konstruksi Tempat Pemrosesan Akhir
• Data kekuatan tanah
• Jenis tanah
• Ánalisis metode konstruksi pada Sarana Pengolahan Sampah
• Analisis metode konstruksi pada Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
• Survei Topografi
• Survei Geologi Muka air tanah Kedalaman muka air tanah • Data posisi muka air tanah • Survei geolistrik Kebutuhan Lahan Kebutuhan Lahan1 Kesesuaian dengan
ketersediaan lahan
• Kajian kondisi fisik setempat • Kajian RTRW
• Analisis Pemilihan Lokasi
• Kondisi kepemilikan tanah Kebutuhan Air
dan Energi
Kebutuhan Air Kebutuhan air minimum Kajian kebutuhan air Kalkulasi kebutuhan air Kebutuhan Energi Kebutuhan energi minimum
atau Efisiensi energi maksimum
Kebutuhan energi Kalkulasi kebutuhan energi
Gambaran umum pengoperasian dan pemeliharaan
Ketersediaan SOP Tersedia SOP untuk mengoperasikan, memelihara dan merawat
SOP Pengoperasian Sarana Pengolahan Sampah Masa Layan
Sistem
Masa layan sistem Masa layan sistem maksimal Data umur teknis teknologi pengolahan sampah
Kebutuhan SDM Kebutuhan SDM Ketersediaan SDM maksimal Data Jumlah Kebutuhan SDM Kajian kebutuhan SDM dan kapasitas SDM Kapasitas SDM Kapasitas SDM untuk
mengoperasikan sistem
Data Kebutuhan Kapasitas SDM
D.Safitri,M.Chaerul, E.Sembiring (2012).
Tujuan kajian kelayakan TPA adalah:
Mengidentifikasi strategi dan alternatif rencana pembangunan TPA Sampah.
Mengidentifikasi dasar ketentuan kajian kelayakan teknis pembangunan TPA Sampah.
Menentukan kriteria kelayakan teknis TPA Sampah.
Menyusun pengkajian data sehingga dapat ditentukan kelayakan perencanaan sarana pengumpulan sampah dan kegiatan yang perlu dilaksanakan sehingga pembangunan TPA Sampah dapat terlaksana.
Kriteria Kajian Teknis Unit Pengolahan Sampah
Kriteria Kajian
Teknis Sub- Kriteria Faktor Penentu Data Perangkat yang dibutuhkan
Rencana Teknis Operasional
% reduksi volume sampah % reduksi volume sampah maksimum
• % pembentukan Kompos
• % reduksi volume sampah
• % pemadatan sampah
Pengkajian durasi pematangan kompos
Pengkajian sistem resirkulasi air lindi
Pengkajian jenis alat berat yang digunakan
Pencemaran udara1 Pencemaran udara minimum1 • Emisi pencemaran udara yang dapat timbul pada masa operasional
• Peraturan terkait pencemaran udara.
Pengkajian emisi udara
Pencemaran Air 1 Pencemaran air minimum1 • Sistem Pelapis Dasar TPA Sampah
Pengkajian pencemaran air tanah Pengkajian sistem pelapis dasar TPA Sampah
Habitat vektor penyakit 1 Habitat vektor penyakit minimum 1
• Area yang dapat menjadi habitat vektor penyakit
• Peraturan terkait habitat vektor penyakit
• Rencana Material Penutup Sampah
• Rencana Frekuensi Penutupan Sampah
Pengkajian material penutup sampah
Kemudahan dan kehandalan konstruksi
Kemudahan dan kehandalan konstruksi
Konstruksi paling sesuai
dengan area pembangunan • Metode Konstruksi Tempat Pemrosesan Akhir
• Data kekuatan tanah
• Jenis tanah
• Analisis metode konstruksi pada Tempat Pemrosesan Akhir Sampah
• Survei Topografi
• Survei Geologi Muka air tanah Kedalaman muka air tanah • Data posisi muka air tanah • Survei Geolistrik Kebutuhan Lahan Kebutuhan Lahan1 Kesesuaian dengan
ketersediaan lahan
• Kajian kondisi fisik setempat • Kajian RTRW
• Analisis Pemilihan Lokasi
• Kondisi kepemilikan tanah Zona Penyangga Kesesuaian rencana zona
penyangga dan rencana pengurugan sampah (LUS/LUT)
Rencana Zona Penyangga Pengkajian area TPA Sampah
Kebutuhan Air dan Energi
Kebutuhan Air Kebutuhan air minimum Kajian kebutuhan air Kalkulasi kebutuhan air Kebutuhan Energi Kebutuhan energi minimum Kebutuhan energi Kalkulasi kebutuhan energi Gambaran umum
pengoperasian dan pemeliharaan
Ketersediaan SOP Tersedia SOP untuk
mengoperasikan, memelihara dan merawat
SOP Pengoperasian Sarana Pemrosesan Akhir Sampah
Masa Layan Sistem
Masa layan sistem Masa layan sistem maksimal Data umur teknis perencanaan Tempat pemrosesan akhir sampah
Kebutuhan SDM Kebutuhan SDM1 Ketersediaan SDM maksimal Data Jumlah Kebutuhan SDM Kajian kebutuhan SDM dan kapasitas SDM
Kapasitas SDM Kapasitas SDM untuk
mengoperasikan sistem
Data Kebutuhan Kapasitas SDM
Kriteria Kajian Unit Pengolahan Lindi
Kriteria Kajian
Teknis Sub- Kriteria Faktor Penentu Data Perangkat yang dibutuhkan
Rencana Teknis Operasional
BOD5 % Reduksi BOD5 Data reduksi BOD5
Peraturan terkait baku mutu BOD5 pada air limbah industri Kategori Sungai Penerima Effluen
Mass Balance Reduksi Pencemaran Air
COD % Reduksi COD Data reduksi COD
Peraturan terkait baku mutu COD pada air limbah
Kategori Sungai Penerima Effluen
Mass Balance Reduksi Pencemaran Air
SS % Reduksi SS Data reduksi SS
Peraturan terkait baku mutu SSpada air limbah
Kategori Sungai Penerima Effluen
Mass Balance Reduksi Pencemaran Air
T-N % Reduksi T-N Data reduksi T-N
Peraturan terkait baku mutu T-N pada air limbah
Kategori Sungai Penerima Effluen
Mass Balance Reduksi Pencemaran Air
Kemudahan dan kehandalan konstruksi
Kemudahan dan kehandalan konstruksi
Konstruksi paling sesuai dengan area pembangunan
• Kedalaman Kolam Lindi
• Metode Konstruksi Unit Pengolahan Lindi
• Jenis material kolam lindi
• Data kekuatan tanah
• Jenis tanah
• Analisis metode konstruksi pada Unit Pengolahan Lindi
• Survei Topografi
• Survei Geologi
Muka air tanah Kedalaman muka air tanah • Data posisi muka air tanah • Survei Geolistrik Kebutuhan Lahan Kebutuhan Lahan Kesesuaian dengan
ketersediaan lahan
• Kajian kondisi fisik setempat • Kajian RTRW
• Analisis Pemilihan Lokasi
• Kondisi kepemilikan tanah Kebutuhan Air
dan Energi
Kebutuhan Air Kebutuhan air minimum Kajian kebutuhan air Kalkulasi kebutuhan air
Kebutuhan Energi Kebutuhan energi minimum Kebutuhan energi Kalkulasi kebutuhan energi Gambaran umum
pengoperasian dan pemeliharaan
Ketersediaan SOP Tersedia SOP untuk mengoperasikan, memelihara dan merawat
SOP Pengoperasian Sarana Pemrosesan Akhir Sampah
Masa Layan Sistem
Masa layan sistem Masa layan sistem maksimal Data umur teknis perencanaan Unit Pengolahan Lindi
Kebutuhan SDM Kebutuhan SDM Ketersediaan SDM maksimal Data Jumlah Kebutuhan SDM Kajian kebutuhan SDM dan kapasitas SDM
Kapasitas SDM Kapasitas SDM untuk
mengoperasikan sistem
Data Kebutuhan Kapasitas SDM
Rangkuman kajian kelayakan teknik unit pengolahan sampah (contoh) Sehingga setiap alternatif Sarana Pengolahan dan Pemrosesan Akhir yang diusulkan dapat diberikan penilaian kelayakan berdasarkan kriteria dan indikator kelayakan teknis yang telah ditentukan sebelumnya.
Kriteria Sub Kriteria Peringkat
Keterangan Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Teknis
Rencana Teknis Operasional
% reduksi volume sampah Pencemaran udara1 Pencemaran Air 1 Habitat vektor penyakit
1
Kemudahan dan kehandalan konstruksi
Kemudahan dan kehandalan konstruksi
Kebutuhan Lahan
Muka air tanah Kebutuhan Lahan1
Zona Penyangga Kebutuhan Air
dan Energi
Kebutuhan Air
Kebutuhan Energi
Gambaran umum pengoperasian dan pemeliharaan
Ketersediaan SOP
Masa Layan Sistem
Masa layan sistem
Kebutuhan SDM
Kebutuhan SDM
Kapasitas SDM
Tiga tahap utama dalam analisis risiko:
›
Identifikasi bahaya yang dapat timbul dan konsekuensinya
›
Menentukan risiko yang dapat timbul dan aspek yang terkena dampak.
›
Evaluasi risiko dan penentuan tingkat risiko.
Analisis resiko mempunyai tujuan:
✓ Melaksanakan Analisis Resiko Lingkungan terhadap usulan rencana sarana pengolahan dan/atau TPA Sampah yang memiliki nilai peringkat hampir sama
✓ Menentukan usulan rencana sarana pengolahan dan/atau TPA Sampah berdasarkan analisis risiko lingkungan
Analisis Risiko Lingkungan dilaksanakan dengan penggunaan Indeks Risiko Lingkungan sebagaimana tabel berikut :
Uraian kegiatan: …….
Lokasi:………
No. Faktor Lingkungan Bobot Resiko Nilai
Rendah Sedang Tinggi
1. Emisi Atmosferik 3
2. Bau 1
3. Badan Air Penerima 3
4. Konsumsi Energi 2
5. Flora 3
6. Fauna 3
7. Degradasi Tanah 2
8. Hidrogeologi 3
9. Kebisingan 1
10 Lalu Lintas 1
11. Kesehatan dan Keselamatan Manusia 3
12. Estetika dan Bentang Alam 1
Nilai resiko total
Resiko Rendah = Nilai Resiko Total <40 % Resiko Sedang = Nilai Resiko Total 40 -65%
Resiko Tinggi = Nilai Resiko Total > 65 %
Peringkat Resiko
Kategori Resiko Nilai Resiko
Rendah 1
Sedang 2
Tinggi 3
Kriteria Kajian Sosial Penyelenggaraan PSP
1. Penerimaan Masyarakat.
Analisis jumlah masyarakat yang setuju dengan adanya sarana pengolahan sampah dan TPA baru
Kesediaan Pembangunan Sarana Pengolahan Sampah dan Pemrosesan Akhir Sampah
Persentase Keterangan
Ya bersedia, segera dibangun
Tidak bersedia dibangun
2. Kemauan Membayar Sarana Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah
TAGIHAN SAMPAH PER BULAN (Rp)
TOTAL Jumlah RT Persentase
0 – 25.000 20 25,00%
25.000– 50.000 23 28,75%
50.000– 75.000 27 33,75%
75.000– 100.000 5 6,25%
100.000–150.000 3 3,75%
150.000–200.000 2 2,50%
Kriteria Kajian Sosial Penyelenggaraan PSP (2)
3. Kemampuan Membayar Sarana Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah
Interval Pendapatan (Rp)
Jumlah Responden
Bobot (%)
Bobot Kumulatif (%)
4% Pendapatan (Rp)
500.000-1.000.000 9 14.3 100 20.000–40.000
1.000.001–1.500.000 15 23.8 85.7 40.000–60.000
1.500.001–2.000.000 18 28.6 61.9 60.000–70.000
2.000.001–2.500.000 4 6.3 33.3 80.000–100.000
2.500.001–3.000.000 3 4.8 27.0 100.000–120.000
3.000.001–3.500.000 2 3.2 22.2 120.000–140.000
3.500.001–4.000.000 1 1.6 19.0 140.000–160.000
4.000.001–4.500.000 4 6.3 17.4 160.000–180.000
4.500.001–5.000.000 1 1.6 11.1 180.000–200.000
>5.000.000 65 9.6 9.5 >200.000
Total 100
Contoh tabel kemampuan membayar
Setiap alternatif Sarana Pengolahan dan Pemrosesan Akhir yang diusulkan dapat diberikan penilaian kelayakan berdasarkan kriteria dan indikator kelayakan sosial yang telah ditentukan sebelumnya
Kajian Lingkungan
Proyek dikatakan layak lingkungan apabila seluruh biaya yang timbul dan kapasitas kelembagaan yang
dibutuhkan sesuai
rekomendasi RKL dan RPL dapat dipenuhi oleh lembaga pengelola yang bertanggung jawab
Skematik Kajian Lingkungan Proyek Persampahan
Bagan Pengkajian Kelembagaan Pengelolaan Sampah
Keluaran dari kajian kelembagaan adalah :
> Penjelasan Kondisi Kelembagaan yang dibutuhkan dalam mengelola dan
mengoperasikan Sarana Pengolahan dan TPA Sampah
> Penjelasan kegiatan dan tindakan yang
dibutuhkan untuk mendapatkan kondisi kelembagaan yang dibutuhkan untuk mengelola dan
mengoperasikan Sarana Pengolahan dan TPA Sampah.
Keluaran :
➢ Kesesuaian rencana pembangunan sarana pengolahan dan pemrosesan akhir sampah terhadap undang-undang yang berlaku
➢ Kesesuain rencana pengaturan yang telah dirumuskan terhadap rencana sarana pengolahan dan pemrosesan akhir sampah
➢ Rekomendasi pengaturan yang dibutuhkan
Kriteria
Ketentuan Peraturan Perundang-undangan
Kebijakan
Perijinan yang diperlukan
Kriteria Kelayakan
Kriteria Kelayakan Ekonomi Proyek
Kriteria Kelayakan Keuangan Proyek
Layak ekonomi jika manfaat ekonomo lebih
besar dari biaya yang ditimbulkan
Ditolak jika tidak dapat menutup biaya
operasional
Kriteria Sub-Kriteria Faktor penentu Data Survei Ekonomi Economic Benefit
Cost Ratio
• Rasio B/C >1 • Tingkat Inflasi
• Jangka waktu proyek
• Biaya investasi
• Biaya operasi dan
pemeliharaan
• Biaya umum
dan administrasi
• Biaya penyusutan
• Tarif retribusi
• Pendapatan retribusi
Economic Net
Present Value
• NPV > 0 Economic Internal
Rate of Return
• EIRR > r r = ….%
Keuangan Pay Back Period • Rasio B/C > 1 Financial Net
Present Value
• NPV > 0 Financial Internal
Rate of Return
• FIRR > r r =….%
Skematik Biaya dan Manfaat Proyek
Proses perhitungan kelayakan ekonomi dan keuangan proyek
persampahan harus memperkirakan seluruh biaya dan manfaat yang timbul dari kegiatan investasi dan operasi serta memperkirakan selisih atau membandingkan antara biaya dan manfaat selama tahun proyeksi
Metode Analisis Kelayakan Ekonomi
1
➢ Benefit cost ratio adalah perbanidngan antara present value benefit dibagi dengan present value cost.
➢ Hasil B/C-R dari suatu proyek dikatakan layak secara ekonomi bila nilai B/C-R adalah lebih besar dari satu.
➢ Dipakai dengan membandingkan total manfaat terhadap total biaya yang telah didiskonto ke tahun dasar dengan memakai nilai suku bunga diskonto (discount rate) selama tahun rencana.
➢ Nilai B/C-R yang lebih kecil dari 1 (satu), menunjukkan investasi ekonomi yang tidak menguntungkan.
Benefit Cost Ratio (B/C-R)
B/C-R = 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑏𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡𝑠 𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡 𝑣𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑐𝑜𝑠𝑡
Metode Analisis Kelayakan Ekonomi (2)
2
➢ Digunakan untuk menentukan apakah suatu rencana mempunyai manfaat dalam periode waktu analisis.➢ Dasar dari metode ini adalah bahwa semua manfaat (benefit) ataupun biaya (cost) mendatang yang berhubungan dengan suatu proyek didiskonto ke nilai sekarang ( present values), dengan menggunakan suatu suku bunga diskonto.
➢ Hasil NPV dari suatu proyek yang dikatakan layak secara ekonomi adalah yang menghasilkan nilai NPV bernilai positif.
Analisis Net Present Value (NPV)
NPV = nilai bersih sekarang bi= manfaat pada tahun I;
Ci= biaya pada tahun I;
r = suku bunga diskonto (discount rate) n= umur ekonomi proyek
Metode Analisis Kelayakan Ekonomi (3)
3
➢ merupakan tingkat pengembalian berdasarkan pada penentuan nilai suku bungan diskonto (discount rate)➢ Dalam perhitungan nilai EIRR adalah dengan cara mencoba beberapa suku bunga, dicari suku bunga yang menghasilkan NPV positif yang terkecil dan tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif terkecil.
Analisis Economic Internal Rate of Return (EIRR)
EIRR = Economic Internal Rate of Return;
I1 = Tingkat bunga 1 ( tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1);
i2 = Tingkat bunga 2 ( tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2 );
NPV1 = Net present value 1 NPV2 = Net present value 2
Analisis Kelayakan Keuangan
Pay Back Period
Analisis periode yang diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluarang investasi dengan menggunakan proceed atau alira kas neto (net cash flow).
Financial Net Present Value
(FNPV)
Metode ini memperhatikan time value of money, maka proceedsyang dipergunakan adalah cash flow yang didiskontokan atas dasar biaya modal atau rate of returnyang diinginkan.
Financial Internal Rate of Return
Pengertian Internal Rate of Returndidefinisikan sebagai tingkat bunga yang akan dijadikan jumlah nilai sekarang dari proceed yang diharapkan akan diterima..
Analisis Kepekaan/Sensifitas
Menguji bagaimana kepekaan NPV proyek atau FYRR atau rasio manfaat/biaya lainnya terhadap kenaikan konstruksi perpanjangan/penundaan periode pelaksanaan, atau penurunan harga.
Proyek-proyek di bidang persampahan, biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Biaya, b. Pendapatan
c. Penundaan pelaksanaan proyek, yang bisa disebabkan antara lain:
▪ Kesulitan teknis yang tidak diperkirakan sebelumnya;
▪ Keterlambatan dalam pemesanan dan penerimaan peralatan;
d. Masalah-masalah administrasi dan persyaratan-persyaratan yang tidak dapat dihindarkan.
Analisis kelayakan ekonomi menentukan apakah keputusan untuk berinvestasi dalam sebuah proyek sudah tepat dari sudut pandang manfaat ekonomi.
Rencana Jangka Waktu Pembangunan
Tipe
Pembangunan Nama Sarana Kapasitas
1 2 3 4 5
Penjelasan mengenai rencana pembangunan TPA Sampah
Penjelasan mengenai jangka waktu pembangunan
Penjelasan mengenai tipe pembangunan, konstruksi baru, perluasan, penutupan
Nama Sarana
yang akan
dibangun
Kapasitas TPA Sampah yang akan dibangun
No. Perihal Biaya Penanggung Biaya
Umum Swasta
1. TPA Sampah
Biaya perbaikan, ekspansi dan konstruksi baru dan biaya pembaharuan TPA Sampah
Biaya konstruksi langsung Biaya konstruksi tidak langsung 2 Biaya Teknis
3 Kontingensi Fisik 4 Biaya penggunaan lahan
5 Biaya Pengoperasian, Pemeliharaan dan Perawatan TPA Sampah
No. Perihal Nilai Masa Depan Nilai Sekarang
Biaya
1 Biaya perbaikan, ekspansi dan konstruksi baru dan biaya pembaharuan TPA Sampah 2 Biaya konstruksi langsung 3 Biaya sistem lahan urug dan perataan tanah
TPA Sampah dan zona penyangga;
4 TPA Sampah dan zona penyangga;
5 Biaya pekerjaan sipil TPA Sampah (bangunan 3R, bangunan dan fasilitas penunjang);
6 Biaya pekerjaan M/E TPA Sampah;
7 Biaya pekerjaan landscape;
8 Biaya pekerjaan drainase; dan 9 Biaya pekerjaan jalan akses.
10 Biaya konstruksi tidak langsung 11 Biaya Teknis 12 Survei 13 Investigasi 14 Feasibility Study (FS) 15 Detailed Design 16 studi AMDAL 17 kampanye publik 18 Standard Operational Procedur (SOP) 19 Kontingensi Fisik 20 Biaya pembebasan lahan 21 Pembebasan lahan untuk TPA Sampah
termasuk lahan untuk zona penyangga;
22 Pembebasan lahan untuk jalan akses TPA Sampah.
Biaya Total
Manfaat
23 Manfaat Langsung 24 Pengurangan biaya pengolahan air baku air
minum
25 Peningkatan nilai harga bangunan 26 Pendapatan dari material yang dapat di daur
ulang Sub Total 27 Manfaat tidak Langsung 28 Manfaat ekonomi berupa peningkatan
produktifitas penduduk akibat peningkatan derajat kesehatan 29 Manfaat lingkungan berupa pengurangan
derajat pencemaran dan terjaganya kelestarian sumber daya air 30 Manfaat sosial berupa penurunan derajat
konflik yang disebabkan oleh pencemaran Persampahan
Sub Total
31 Jenis manfaat proyek yang tidak dapat diukur dengan nilai uang (Intangible) 32 Penurunan tingkat kematian bayi 33 Penurunan rasio penyakit infeksi 34 Penurunan Disability-Adjusted Life Year
(DALY) akibat penyakit infeksi Sub Total Manfaat Total
Manfaat/biaya rasio (B/C Ratio)
*Net Present Value (NPV) Economic Internal Rate of Return
Analisis Finansial diselenggarakan untuk mengevaluasi apakah proyek yang diadakan adalah layak secara Finansial.
Hasil dari analisis finansial di evaluasi dengan menghitung Net Present Value (NPV), Rasio Manfaat dan Biaya (B/C Ratio) dan Financial Internal Rate of Return (FIRR).
No. Perihal Nilai masa
depan Nilai saat ini
Biaya
1 0 0 Biaya Operasi
1 1 0 Biaya gaji tenaga operator dan perlengkapan kerja operator;
1 1 1 Biaya material habis pakai (BBM, dan sebagainya); dan
1 1 2 Biaya peralatan operasi.
1 1 3 Biaya Pemeliharaan
1 2 0 Pemeliharaan rutin alat berat (ganti olie, dan sebagainya);
1 2 1 Pemeliharaan berkala (ganti ban, kopling).
1 2 2 Komponen Biaya Operasi dan Pemeliharaan Alat Berat
1 3 0 Komponen Biaya Operasi dan Pemeliharaan TPA Sampah 1 3 1 Biaya Operasi TPA Sampah 1 3 2 Biaya gaji operator dan perlengkapan kerja
operator;
1 3 3 Biaya material habis pakai seperti tanah penutup, energi listrik, air; dan 1 3 4 Biaya peralatan operasional.
1 3 5 Biaya Pemeliharaan 1 3 6 Pemeliharaan rutin TPA Sampah;
1 3 7 Pemeliharaan berkala instalasi; dan 1 3 8 Pemeliharaan bangunan penunjang 1 4 0 Komponen Biaya Umum dan Administrasi 1 4 1 Biaya gaji staf dan manajemen;
1 4 2 Biaya material habis pakai (ATK, Telepon, Listrik, dan sebagainya);
1 4 3 Biaya peralatan kantor (Komputer, Printer, Kendaraan Operasional, dan sebagainya);
dan
1 4 4 Komponen Biaya Penyusutan 1 4 5 Biaya penyusutan alat berat;
1 4 6 Biaya penyusutan TPA Sampah; dan 1 4 7 Biaya penyusutan kantor umum dan
administrasi.
Biaya (total) Manfaat Pendapatan dari Retribusi
Keuntungan (total
Rasio B/C NPV
Financial Internal Rate of Return (FIRR)
Perhitungan Analisis Keuangan
Asumsi :
✓ Investasi : Penanganan pengelolaan sampah di suatu daerah dibutuhkan Investasi sebesar Rp. 800 juta
✓ Pengeluaran terdiri dari biaya operasional dan pemeliharaan, biaya umum dan administrasi, dan biaya penyusutan.
✓ Periode selama 5 tahun
✓ Discount Factor (DF) = 12%
Contoh Kelayakan Ekonomi
Nilai Manfaat per tahun yaitu :
Sebelum sampah dikelola dengan baik, jumlah penduduk sakit diperkirakan sekitar 30% s/d 50% dengan total biaya berobat sekitar Rp. 510 juta s/d Rp. 1,4 milyar/th. Tetapi setelah ada perbaikan pengelolaan sampah, jumlah penduduk sakit menurun menjadi 15% per tahun dengan total biaya berobat sekitar Rp. 255 juta s/d Rp. 445 juta /th. Sehingga ada selisih atau nilai manfaat sebesar Rp. 255 juta s/d 1 milyar/th. Adapun lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel nilai manfaat dibawah ini.
Analisis Kelayakan Ekonomi
1. Menghitung Benefit and Cost Ratio (B/C-R)
Asumsi DF 12%
dengan jangka waktu 5 tahun diperoleh B/C-R sebesar 1,35 (lebih dari 1).
Benefit DF NPV Benefit Cost DF NPV Cost
( b ) 12% b x DF 12% ( c ) 12% b x DF 12%
0 800,000,000 1.000 800,000,000
1 255,000,000 0.893 227,678,571 190,000,000 0.893 169,642,857 2 391,000,000 0.797 311,702,806 192,100,000 0.797 153,140,944 3 562,062,500 0.712 400,064,986 194,347,000 0.712 138,332,356 4 775,646,250 0.636 492,937,214 196,751,290 0.636 125,039,002 5 1,040,658,719 0.567 590,497,705 199,323,880 0.567 113,101,723 NPV Benefit 2,022,881,282 NPV Cost 1,499,256,881
B/C-R =
B/C-R = 1.35( Lebih dari 1) Thn.
2. Mengitung NPV
Asumsi DF 12%
dengan jangka waktu 5 tahun diperoleh NPV Benefit bersih sebesar Rp. 523.624.401 (positif).
Analisis Kelayakan Ekonomi (2)
3. Menghitung Economy Internal Rate of Return (EIRR), Langkah untuk menghitung EIRR sebagai berikut : 1. Cari rata-rata benefit bersih (th. 1 s/d 5) =
2. Cari perkiraan Besarnya PP
Dalam Tabel Present Value Interest Factor For One Dollar Annuity (PVIFA) Tahun ke 2 diketahui yang terdekat dengan angka 1,949 yaitu 1,942 adalah 2%.