• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teori

2.1.1. Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari tentang peristiwa- peristiwa yang terjadi di alam. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai produk tidak dapat dipisahkan dari hakekatnya sebagai proses. Produk Ilmu Pengetahuan Alam adalah fakta- fakta, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip serta teori-teori.

Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar adalah program untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Tujuan IPA secara umum membantu agar siswa memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Memiliki keterampilan untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar maupun menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam yang harus dibuktikan kebenarannya di laboratorium, dengan demikian IPA tidak saja sebagai produk tetapi juga sebagai proses. Untuk itu ada tiga hal yang berkaitan dengan sasaran IPA di Sekolah Dasar adalah sebagai berikut. (1) IPA tidak semata berorientasi kepada hasil tetapi juga proses. (2) Sasaran pembelajaran IPA harus utuh menyeluruh dan (3) pembelajaran IPA akan lebih berarti apabila dilakukan secara berkesinambungan dan melibatkan siswa secara aktif (Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006)

Ruang lingkup Ilmu Pengetahuan Alam untuk sekolah dasar meliputi aspek-aspek berikut:

1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan

2. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas

3. Energi dan perubahannya meliputi: energi, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana

4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.

5

(2)

2.1.2. Hasil Belajar IPA

Belajar dapat membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Perubahan ini merupakan pengalaman tingkah laku dari yang kurang baik menjadi lebih baik.

Pengalaman dalam belajar merupakan pengalaman yang ditujukan pada hasil yang akan dicapai siswa dalam proses belajar di sekolah. Menurut Poerwodarminto (1991: 768), hasil belajar adalah hasil yang dicapai (dilakukan, dekerjakan), dalam hal ini hasil belajar merupakan hasil pekerjaan, hasil penciptaan oleh seseorang yang diperoleh dengan ketelitian kerja serta perjuangan yang membutuhkan pikiran.

Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui dengan mengadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan untuk rnengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Di samping itu guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam proses belajar rmengajar di sekolah.dengan hasil belajar, maka dapat diartikan bahwa hasil belajar IPA adalah nilai yang dipreoleh siswa setelah melibatkan secara langsung/aktif seluruh potensi yang dimilikinya baik aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (ketrampilan) dalam proses belajar mengajar IPA.

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai berikut:

1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

2. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan

yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan

suatu nilai atau kompleks nilai.

(3)

3. Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mengamati).

Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah. Hasil belajar adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku pada diri siswa yang lebih baik lagi.

2.1.3. Metode Eksperimen

Metode eksperimen merupakan metode yang sangat efektif dalam pembelajaran sebab membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar.

Menurut Joseph Mbulu, (2001) Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan eksperimen (percobaan) dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode eksperimen, siswa diberi pengalaman untuk mengalami sendiri tentang suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan tentang suatu objek keadaan.

Dengan demikian siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari suatu kebenaran, mencari suatu data baru yang diperlukannya, mengolah sendiri, membuktikan suatu dalil atau hukum dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu.

Metode eksperimen menurut Djamarah (2006) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari.

Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan

untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati

suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk

mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil,

dan menarik kesimpulan dari proses yang dialami yaitu.

(4)

Menurut Sumantri, Mulyani dan Purnama Johar (1999) metode eksperimen adalah metode yang sesuai untuk pembelajaran sains, karena metode eksprimen mampu memberikan kondisi belajar yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir dan kreativitas secara optimal. Siswa diberi kesempatan untuk menyusun sendiri konsep- konsep dalam struktur kognitifnya, selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupannya.

Sagala (2005) mengatakan, “Metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari”. Selanjutnya, Syah (2006) mengatakan bahwa: Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan. Dengan melakukan eksperimen, siswa menjadi akan lebih yakin atas suatu hal daripada hanya menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa.

Langkah-langkah pembelajaran dengan metode eksperimen tersebut meliputi:

1) Kegiatan Persiapan

a) Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan metode eksperimen.

b) Menyiapkan materi pembelajaran yang diajarkan melalui eksperimen.

c) Menyiapkan alat, sarana dan bahan yang diperlukan dalam eksperimen.

d) Menyiapkan panduan prosedur pelaksanaan eksperimen, termasuk Lembar Kerja Siswa (LKS).

2) Kegiatan Pelaksanaan Eksperimen a) Kegiatan awal

- Menanyakan materi pelajaran yang telah diajarkan minggu lalu (apersepsi).

- Memotivasi siswa dengan mengemukakan ceritera anekdot yang ada kaitannya dengan materi pelajaran yang akan diajarkan.

- Mengemukakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, dan prosedur eksperimen yang akan dilakukan.

b) Kegiatan Inti

- Siswa diminta membantu menyiapkan alat dan bahan yang akan

dipakai dalam eksperimen.

(5)

- Guru mengelompokkan siswa, tiap kelompok terdiri dari 4-5 anak.

- Siswa melaksanakan eksperimen berdasarkan panduan dan LKS yang telah disiapkan guru.

- Guru memonitor dan membantu siswa yang mengalami kesulitan.

- Pelaporan hasil eksperimen.

- Diskusi kelas membahas hasil eksperimen.

c) Kegiatan Penutup

- Guru meminta siswa untuk merangkum hasil eksperimen.

- Guru mengadakan evaluasi hasil dan proses eksperimen.

- Tindak lanjut, yaitu meminta siswa yang belum menguasai materi eksperimen untuk mengulang lagi eksperimennya, dan bagi yang sudah menguasai diberi tugas untuk pendalaman.

2.2. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Metode Eksperimen dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di tingkat satuan Pendidikan Dasar ( Sekolah Dasar ) telah diujikan pada beberapa Sekolah Dasar dan hampir semuanya berhasil meningkatkan hasil belajar siswa pada sekolah yang diujikan. Oleh karena itu peneliti mencoba menerapkannya di sekolah dimana peneliti bekerja sekarang ini.

Penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian dilakukan oleh Sunarto yang berjudul, “Penerapan metode eksperimen untuk meningkatkan hasil belajar IPA tentang cahaya merambat lurus pada siswa kelas V di SD Negeri IV Baturetno Kecamatan Singosari Kabupaten Malang Tahun 2011”.

Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa dengan penelitian tindakan kelas dapat meningkatkan hasil pembelajaran (mencapai hasil belajar tuntas) pada siswa kelas V di SD Negeri IV Baturetno Kecamatan Singosari Kabupaten Malang Tahun 2011.

2.3. Kerangkan Pikir

Dari pemikiran tersebut dapat digambarkan dengan kerangka berpikir sebagai berikut :

(6)

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

Dengan melihat bagan di atas ini menunjukkan adanya suatu komparasi antara kondisi sebelum dan sesudah menggunakan metode eksperimen, hal ini merupakan aktifitas yang melibatkan guru dan anak didik yang terjadi di kelas, maka dari itu seorang pendidik (guru) dalam hal ini mencoba menerapkan metode eksperimen sebagai pembelajaran aktif guna mengembangkan pemikiran siswa dalam mengungkap materi perubahan wujud benda.

2.4. Hipotesa Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah :

Metode Eksperimen diduga dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Tunggulrejo kecamatan Gabus tahun 2012/2013

Ketrampilan siswa memahami konsep Perubahan wujud benda masih rendah Belum

menggunakan metode Eksperimen Kondisi Awal

Ketrampilan siswa memahami konsep Perubahan wujud benda meningkat

Kondisi Akhir

Diduga dengan menerapkan metode eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar IPA Siswa kelas IV Semester 1 SD

Negeri 3 Tunggulrejo Menggunakan

metode

Eksperimen

Tindakan

Gambar

Gambar 2.1     Kerangka Pikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang berbeda ditemukan oleh Dewasiri dan Banda (2014) yang menemukan bahwa firm size berpengaruh positif signifikan terhadap volatilitas harga saham. Hasil yang

Naloga preiskovalcev je, da iz okoliščin KD izbira objekta ali žrtve, čas in kraj dejanja, uporabljeno sredstvo, način izvršitve, ravnanje storilca pred in po dejanju, sledi, ki so,

Hasil dari penelitian ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian yaitu pola asupan penghambat Fe tidak berhubungan dengan kadar MCV (mean corpuscular volume)

Pasalnya, setelah berhasil menjadi wisudawan terbaik saat menyelesaikan studi S-1 di Fakultas Hukum Universitas Airlangga, beberapa tahun lalu, sekarang ini prestasi

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian dan hasil penelitian tentang media pembelajaran VCD terhadap pukulan forehand dan backhand pada permainan tenis

Landasan Psikologis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari studi ilmiah dalam bidang psikologi yang menjadi sandaran, tumpuan atau titik tolak studi dan

2. Bulanan untuk kategori suku cadang dan aksesoris; bahan bakar kendaraan; peralatan informasi dan komunikasi; perlengkapan rumah tangga lainnya; barang budaya dan

Menimbang, bahwa pertimbangan Majelis Hakim Tingkat Pertama tidak sempurna atau kurang mempertimbangkan fakta-fakta hukum yang terungkap di persidangan yaitu :