Tim CPPBT UNAIR Kenalkan
Produk Hasil Penelitian pada
Pengusaha dan Peternak di
Jatim
UNAIR NEWS – Tim peneliti program Calon Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga mengadakan acara pengenalan produk hasil penelitian yang berupa ”Ekstrak Meniran untuk Implementasi
Pemberantasan Enterotoksin Escherichia Coli Resisten Antibiotik.” Produk tersebut oleh Tim CPPBT UNAIR diberi nama
”Bio Imuno Formula”.
Kegiatan yang dilaksanakan Sabtu 16 September 2017 di Fave Hotel Tuban, itu merupakan bagian dari program: Calon Pengusaha Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT), Direktorat Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi, Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi, Kemenristekdikti bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Inovasi (LPI) Universitas Airlangga.
Hadir dalam acara tersebut para peternak kemitraan dan beberapa pengusaha peternakan se-Jawa Timur. Panitia sebenarnya hanya mengundang 30 peternak/pengusaha, tapi yang hadir lebih dari 50 orang. Mereka sangat antusias mendengarkan paparan tim peneliti peneliti CPPBT UNAIR sebagai narasumber. Tim peneliti tersebut diketuai Dr. Ir. Sri Hidanah, MS., dengan anggota Emy Koestanti Sabdoningrum, Drh.M.Kes dan Retno Sri Wahjuni, Drh., MS.
Antusiasme peserta itu karena tidak lepas dari topik kajian yang menarik. Apalagi pemerintah akan memberlakukan pelarangan penggunaan antibiotik pada usaha budidaya peternakan. Sehingga peternak mulai mencari produk-produk pengganti antibiotik untuk usaha peternakannya.
PARA peternak dan pengusaha di Jatim peserta pengenalan produk hasil penelitian CPPBT UNAIR berfoto bersama pemrasaran dan panitia. (Foto: Dok CPPBT)
Selain itu dalam kegiatan ini Tim CPPBT juga melibatkan mahasiswa S1 FKH UNAIR dan mahasiswa S2 Agribisnis Veteriner. Kemudian juga menghadirkan narasumber Guru Besar FKH UNAIR Prof. Sri Agus Sujarwo, Ph.D., yang memberikan pemaparan tentang ”Resisten Kuman sebagai Dampak Penggunaan Antibiotik yang Irasional”. Kemudian Dr. Rochmah Kurnijasanti, drh., M.Si memaparkan tentang “Ekstrak Meniran”.
Setelah pemaparan hasil kajian, acara dilanjutkan dengan tanya jawab. Kemudian Tim CPPBT UNAIR memberikan contoh Produk “Bio Imuno Formula” kepada peserta yang hadir. Karena Tim CPPBT hanya menyediakan 30 pack produk, maka peserta yang belum mendapatkan, produk akan dikirim ke peserta atau bisa diambil di FKH UNAIR.
Dijelaskan oleh Ketua Tim Peneliti CPPBT UNAIR, Dr. Ir. Sri Hidanah, MS., bahwa produk ekstrak meniran ini sangat diperlukan karena belum optimalnya bahan kimia di pasaran sebagai antimikroba untuk pemberantasan atau terapi enterotoksin Escherichia coli resisten antibiotik. Bahan kimia sebagai antibiotik penyakit diare yang disebabkan enterotoksin
Escherichia coli banyak menimbulkan efek samping berupa
resistensi atau tubuh menjadi kebal terhadap antibiotic, sehingga sulit untuk diterapi.
Kemampuan ekstrak tanaman meniran dalam membunuh bakteri itu, kata Dr. Sri Hidanah, karena kandungan zat aktif antibakteri dalam ekstrak tanaman meniran. Antara lain tanin, saponin, dan
alkaloid. Kemudian flavonoid berfungsi sebagai imunnomodulator
yang berperan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan memperbaiki sistem imun yang fungsinya terganggu.
”Flavanoid itu bersifat menghambat perkembangan bakteri dengan
bertindak sebagai inhibitor enzim dengan cara menghambat produksi energi dan asam nukleat atau protein,” tambah Sri Hidanah.
Sedangkan senyawa tanin memiliki mekanisme kerja menghambat dan membunuh pertumbuhan bakteri secara bereaksi dengan sel membran serta destruksi atau inaktivasi fungsi dari materi genetik, bersifat toksik dan sifat astrigensianya berkerja terhadap membran sel bakteri, yaitu dengan cara menginhibisi enzim tertentu.
PESERTA antusias menyimak paparan ”Ekstrak Meniran untuk Implementasi Pemberantasan Enterotoksin Escherichia Coli Resisten Antibiotik.” (Foto: Dok CPPBT)
Saponin dapat meningkatkan permeabilitas membran sel bakteri,
jadi dapat mengubah struktur dan fungsi membran, menyebabkan denaturasi protein membran sehingga membran sel akan rusak dan
lisis. Sedangkan alkaloid bersifat toksik terhadap mikroba, sehingga efektif membunuh bakteri gram negatif dan gram positif.
”Alkaloid ini bekerja sebagai antibakteri dengan cara merusak komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian sel tersebut,” tambahnya.
Kelebihan produk ekstrak meniran adalah tidak menimbulkan resistensi aman, efektif, serta lebih murah dibandingkan dengan produk kimia untuk terapi antimikroba enterotoksin
Escherichia coli resisten antibiotik. Produk ekstrak meniran
ini dosis 30% selama lima hari per-oral efektif sebagai antibakteri dan imunomodulator terhadap enterotoksin
Escherichia coli resisten antibiotik pada ayam broiler. (*)
Editor: Bambang Bes
Alumni FEB Bersinergi Dukung
UNAIR Jadi Perguruan Tinggi
Berkelas Dunia
UNAIR NEWS – Para alumnus Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga dari berbagai tahun angkatan melebur dalam ikatan keakraban.
Bagaimana tidak, para alumnus tersebut hadir dalam puncak acara Gala Dinner Dies Natalis ke-56 FEB UNAIR yang digelar di Empire Palace Surabaya, Jumat (11/8).
Perwakilan tahun angkatan ’85, Djoko Susanto, bercerita tentang masa-masa kuliahnya dulu. Pada saat itu, ada banyak
kelompok-kelompok mahasiswa yang mewadahi minat dan bakat bidang olahraga seperti liga mahasiswa sepak bola.
Di akhir prakatanya, Djoko berharap agar Ikatan Alumni FEB (IKAFE) dapat semakin erat dan berkontribusi dalam mendukung UNAIR menuju perguruan tinggi berkelas dunia.
“Semoga IKAFE tetap satu untuk mendukung UNAIR sebagai world
class university (perguruan tinggi berkelas dunia),” tutur
Djoko.
Dekan FEB UNAIR Prof. Dr. Dian Agustia, S.E., M.Si., Ak, mengaku merasa sedikit deg-degan ketika memberikan kata sambutan di depan para alumnus dan sivitas akademika.
“Saya belum pernah merasa deg-degan seperti ini karena kedatangan para senior, guru besar, dan alumnus. Ini merupakan rangkaian acara Dies Natalis ke-56 FEB UNAIR dan kita berkumpul jadi satu dalam acara Gala Dinner,” aku Dian.
Dian menerangkan, Dies Natalis ke-56 FEB UNAIR sudah dimeriahkan dengan berbagai acara. Di antaranya adalah silaturahmi antara siswa dan guru sekolah menengah atas di FEB UNAIR, sejumlah seminar nasional dan internasional, senam pagi bersama, talkshow bersama Menteri Kelautan dan Perikanan RI Susi Pudjiastuti, dan Gala Dinner.
“Kami tetap dan terus mengharapkan dukungan dari ikatan alumni untuk membangun budaya akademik khususnya menuju world class
university (perguruan tinggi berkelas dunia). Tetaplah
bersilaturrahmi dan saling mendukung,” pesan Dekan FEB UNAIR. Acara makan malam tersebut dimeriahkan oleh pemutaran profil para guru besar, pemberian penghargaan kepada dosen dan mahasiswa berprestasi, hiburan berupa musik akustik hingga penampilan dari jebolan FEB UNAIR yang juga musisi nasional, Ari Lasso.
menjadi mahasiswa Program Studi S-1 Manajemen juga mendukung UNAIR untuk menjadi perguruan tinggi berkelas dunia.
“Fakultas Ekonomi (sebelum berubah menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis) punya sejarah kuat dalam kehidupan saya. Kalau tidak salah, saya tadi dengar bahwa Fakultas Ekonomi dan UNAIR pengin menjadi 500 kampus terbaik di dunia. Semoga mimpi-mimpinya tercapai dan mari kita terbang tinggi seperti elang,” ujar Ari Lasso.
Penulis: Defrina Sukma S
Rumah Sakit UNAIR Ditarget
Mandiri Pada 1 Januari 2018
UNAIR NEWS – Rumah Sakit Universitas Airlangga ditarget menjadi rumah sakit yang mandiri pada 1 Januari 2018 mendatang. Hal itu diungkapkan oleh Rektor UNAIR Prof. Mochammad Nasih saat memberikan pengarahan di hadapan jajaran manajemen RS UNAIR dalam Rapat Kerja I, Sabtu (1/4).“Mulai 1 Januari 2018, kita akan menyerahkan pengelolaan operasional Rumah Sakit UNAIR sepenuhnya kepada manajemen dan Dewan Pengawas Rumah Sakit UNAIR. Jadi, keberadaan Dewan Pengawas RS UNAIR merupakan representasi universitas,” ungkap Nasih.
Nasih mengatakan, status rumah sakit pendidikan di bawah Kemenristekdikti memiliki sejumlah konsekuensi logis. Ia mengingatkan agar RS UNAIR meluluskan dokter spesialis dan meningkatkan publikasi riset.
mengeluarkan banyak dana untuk membangun rumah sakit ini, jadi setidaknya kita juga memberikan kontribusi ini kepada publik,” imbuh Nasih.
Ia meminta agar manajemen RS UNAIR memperhatikan sejumlah asas pengelolaan seperti pengelolaan pendapatan secara mandiri, membiayai seluruh kegiatannya secara mandiri dari aspek operasional, pemeliharaan, maupun pengembangan sumber daya manusia, alat, bangunan, dan sistem.
“Kami yakin dan percaya sepenuhnya kepada pihak RS UNAIR. Maka kami mohon kerjasamanya agar semua berjalan sebaik-baiknya,” pinta Rektor.
Menghadapi target semacam itu, Direktur RS UNAIR Prof. Nasronuddin mengatakan, pihaknya sudah mempersiapkan kebutuhan terhadap kemandirian tersebut sejak tahun 2016. Direktur RS UNAIR mengungkapkan empat langkah menuju kemandirian rumah sakit yang berdiri sejak lima tahun lalu. Yakni, menerapkan efisiensi pada pelayanan BPJS tanpa mengurangi kualitas.
“Kita melakukan langkah-langkah efisiensi terkait layanan BPJS dengan tidak mengurangi kualitas sehingga tetap menarik dan membuat nyaman pasien,” tutur Nasron.
Kedua, meningkatkan jumlah pasien umum yang berobat ke RS UNAIR melalui pendekatan profesional. Para dokter di RS UNAIR yang belum sepenuhnya memanfaatkan jatah tiga surat ijin praktik (SIP), akan didorong untuk menggunakan SIP tersebut di fasilitas kesehatan wilayah pinggiran. Tujuannya, agar tercipta potensi rujukan pasien tersebut ke RS UNAIR.
Ketiga, membangun jejaring kerja sama dengan asuransi swasta. “Asuransi itu membawa pasien. Maka, kombinasi efisiensi BPJS dengan pasien umum, maka finansial akan membaik,” imbuh pakar penyakit tropik itu.
Langkah-lainnya adalah meningkatkan pelayanan tata laksana yang sudah ada seperti pengobatan dengan stem cell,
hemodialisis, ruang perawatan Intensive Care Unit (ICU), termasuk pelayanan di eks Rumah Sakit Penyakit Tropik dan Infeksi.
Selain di bidang sarana dan prasarana, pihaknya juga akan berupaya untuk meningkatkan kesejahteraan para karyawan di RS UNAIR.
Targetnya, persiapan pihak RS UNAIR dalam mendokumentasikan rencana-rencana tersebut akan rampung pada bulan September 2017 dan diserahkan pada Rektor UNAIR.
Penulis: Defrina Sukma S Editor: Nuri Hermawan
IG Bagus Yatna Wibawa,
Wisudawan Terbaik S-2 Sekolah
Pascasarjana
UNAIR NEWS – Terkejut dan tidak menyangka. Begitulah gambaran perasaan I Gde Bagus Yatna Wibawa, ST., M.T., ketika dinyatakan sebagai wisudawan terbaik S-2 Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga. Ia lulus program studi Teknobiomedik, dengan IPK 3,95.
”Saya terkejut, karena saya merasa biasa-biasa saja. Masih banyak teman-teman yang lebih kritis. Tetapi dengan IPK setinggi itu, tentu akan membawa tantangan bagi saya. Pandangan orang terhadap saya akan menjadi tinggi,” tutur Bagus kepada Warta UNAIR.
semaksimal mungkin dan memperbaiki kekurangan-kekurangan sebelumnya. Menurutnya, semakin banyak ia belajar, semakin banyak hal yang justru ia tidak ketahui. Selain itu, selama kuliah ia menyibukkan diri dengan mengikuti penelitian dosen pembimbing tentang pengembangan produk fotodinamik untuk kedokteran gigi dan akupunktur, kegiatan pameran, dan akreditasi prodi.
Beragam kegiatan tak membuat Bagus lupa akan tantangan orang tuanya untuk menyelesaikan studi S-2 di UNAIR kurang dari dua tahun. “When you want to give up, remember why you started (Ketika kamu ingin menyerah, ingatlah mengapa kamu memulai). Pesan dari Evan Charmichael itulah yang membuat saya tetap semangat,” tutur Bagus.
Dalam tesisnya, ia membahas pemanfaatan laser di bidang kedokteran gigi. Ia meneliti tentang periodontitis (penyakit pada jaringan pendukung gigi). Sumber penularannya adalah kuman-kuman yang bersifat patogen pada gigi, jumlahnya meningkat karena kurangnya perhatian host dalam menjaga kebersihan mulut. Ketika diuji, bakteri Aggregatibacter
actinomycetemcomitans dapat menyebabkan infeksi endokartitis
apabila masuk ke peredaran darah.
Masyarakat terkadang mengabaikan perawatan gigi dan masih beranggapan laser sebagai benda berbahaya. Ia memanfaatkan low
level power laser diode yang tidak berbahaya terhadap jaringan
tubuh manusia, namun dapat menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri.
“Penelitian ini dan penelitian terdahulu dapat menjadi acuan untuk dikembangkan menjadi produk, sehingga nanti dapat digunakan masyarakat secara luas,” terangnya. (*)
Penulis: Siti Nur Umami Editor: Defrina Sukma S.
Juara Silat dan Organisasi,
Anggi Wisudawan Berprestasi
FPK UNAIR
UNAIR NEWS – Ketika menempuh pendidikan formal, mahasiswa wajib mengikuti kegiatan akademik dan organisasi. Anggi Setiya Aji aktif menempuh keduanya. Hingga akhirnya ia berhasil merengkuh gelar sebagai wisudawan berprestasi Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga. Setelah lulus, Anggi sudah memperoleh beasiswa untuk S2 di Thailand. ”Alhamdulillah saya sudah dapat beasiswa ke Thailand, Pak,” katanya ketika di wisuda, hari Sabtu 911/3) kemarin, di Gedung ACC UNAIR.
Keaktifannya itu bisa dilihat dari SKP (Satuan Kredit Prestasi) yang dikumpulkan hingga mencapai 4.815 poin. Ini terbesar kedua setelah yang dihimpun Michael Jonatan, wisudawan berprestasi FK UNAIR dengan 7.847 poin. Peraih IPK 3,13 mengakui bahwa dirinya lebih banyak bergiat pada non-akademik dibandingkan yang non-akademik.
“Saya menyadari bahwa kemampuan akademik saya cenderung pas-pasan. Jadi saya lebih aktif pada Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM),” pengakuan Anggi, seraya tertawa.
Anak pertama dari dua bersaudara ini sudah aktif di UKM sejak semester pertama menjadi mahasiswa. Anggi bergabung dengan dua UKM sekaligus, UKM Setia Hati Terate dan UKM Pramuka. Dari aktivitasnya itu, wajar kalau ia mengoleksi segudang prestasi yang cukup membanggakan.
Competition di Universitas Negeri Surakarta, juara I ganda
putra National Competition Pencak Silat Rector Cup Unhas Hassanudin, juara I ganda putra National Airlangga Cup Setia
Hati Competition di UNAIR. Selain itu, ada 20 penghargaan lain
yang ia peroleh dari aktivitasnya tersebut.
Selain aktif di UKM, Anggi juga pernah dan masih menjadi bagian sejumlah organisasi ekstra kampus yakni Rumah Indonesia Cerdas, Be Revolutioner, Himpunan Mahasiswa Padangan (HIMAPA),
Airlangga Bojonegoro Community (ABC), Surabaya Youth Entrepreneur Community dan Saka Bhayangkara. Tahun 2015 Anggi
juga pernah menjabat Ketua Forum Komunikasi UKM UNAIR.
“Hoby” Anggi di organisasi, ia suka membakar semangat rekan-rekannya. “Ayoo… tetap semangat. Jangan lupa, kita harus punya aktivitas tambahan yang dapat menampung dan menghilangkan kepedihan dalam usaha kita.” Itu kata-kata yang selalu ia gelorakan.
Di bidang akademik, ia mengaku menyelesaikan tugas akhir merupakan perjuangan cukup menantang. “Perjuangan dalam penelitian saya cukup menantang, dan urusan itu baru selesai s e l a m a e n a m b u l a n , ” u j a r p e n u l i s s k r i p s i b e r j u d u l
“Karakteristik Kitosan dari Cangkang Kerang Kampak (Atrina Pectinata) dengan Perbedaan Konsentrasi Natrium Hidroksida (NAOH) pada Tahap Deproteinasi” ini. Mantab. (*)
Penulis: Achmad Janni Editor: Bambang Bes
Ilhami Ginang P, Lulus
Terbaik S-2 FH UNAIR dengan
IPK 4,0
UNAIR NEWS – Siapa bilang kuliah sambil bekerja menjadi penghalang bagi seseorang untuk meraih prestasi? Tidak benar. Ilhami Ginang Pratidina sudah membuktikan hal itu dan meraih prestasi di bidang pendidikan. Pasalnya, setelah berhasil menjadi wisudawan terbaik saat menyelesaikan studi S-1 di Fakultas Hukum Universitas Airlangga, beberapa tahun lalu, sekarang ini prestasi yang sangat membanggakan itu dapat kembali digapai oleh perempuan kelahiran Magetan, 31 Juli 1992 ini.
Ginang, sapaan karibnya, dalam gelaran wisuda UNAIR periode Maret 2017 ini kembali dinobatkan sebagai wisudawan terbaik jenjang studi S-2. Ia lulus dari Program Studi Kenotariatan FH UNAIR ini dengan nilai IPK sempurna, yakni 4,00.
Guna menunjang kelulusannya yang sempurna itu, Ginang menulis tesis yang linear dengan tema skripsinya saat studi S-1 dulu. Judul tesisnya itu ”Keabsahan Perjanjian Elektronik Melalui
Agen Elektronik dalam Sistem Hukum Kontrak Indonesia”.
Salama menjalani studi di Program Magister itu, Ginang bekerja sebagai paralegal di KJD Law Firm sejak tahun 2014. Untuk menunjang karirnya itu, Ginang sering mengikuti seminar maupun pelatihan seperti Pendidikan Khusus Professi Advokat (tahun 2014), Pelatihan Advokasi dan Social Justice (tahun 2013), serta Seminar Nasional Perburuhan (tahun 2012).
“Studi S-2 saya itu dapat dikatakan penuh dengan perjuangan. Mengingat saya kerja di sebuah kantor firma hukum yang pada praktiknya memang tidak memiliki jam kerja, sehingga kendala terbesar jelas masalah manajemen waktu dan stamina, bagi saya sendiri,” tuturnya.
Ditanya apa progress setelah menyelesaikan S-2 ini? Dikatakan Ginang bahwa ia berencana mengajukan beasiswa untuk melanjutkan studi di jenjang Doktoral (S-3). Selain itu ia juga mengajukan tawaran untuk mengajar di suatu perguruan tinggi di sela waktunya yang ada.
“Bagi rekan-rekan yang menempuh studi di S-2, baik yang sambil bekerja maupun yang tidak dijalani sambil bekerja, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Semua itu hanya soal pola piker kita saja. Maka selalulah berpikir positif dan bangunlah karakter yang kuat, sehingga dapat menyelesaikan studi itu dengan baik dan dapat bermanfaat untuk sesama,” demikian ginang ketika dimintai sarannya untuk adik tingkatnya. (*)
Penulis: Pradita Desyanti Editor: Binti Quryatul M
Akhiri Kepengurusan, BEM FEB
UNAIR Adakan Jalan Sehat di
Kota Batu
UNAIR NEWS – Satu periode kepengurusan bukan hanya rentang waktu, tetapi tahap-tahap proses untuk tumbuh. Dalam kegiatan perpisahan ini, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) mengkonsep acara sedemikian rupa untuk mengapresiasi proses tersebut. Berkaitan dengan itu, pengurus BEM FEB periode baru dan lama mengadakan acara kekeluargaan di Kota Apel, Batu.
setelah sejenak keluar dari rutinitas di Surabaya mendadak sirna oleh sejuknya udara kota apel itu. Sementara itu panitia perpisahan, yaitu Sobat BEM telah mempersiapkan serangkaian kegiatan yang berlangsung selama tiga hari pada 26-28 Desember 2016 di Vila Hamsa, Batu.
Sebelum berangkat jalan sehat seluruh peserta melakukan senam bersama. (Foto: Siti Umami)
Pada hari Selasa (27/12), panitia mengadakan jalan sehat dan undian. Rute jalan sehat melewati sawah-sawah yang hijau, kebun jeruk, dan perumahan warga. Sedangkan, pada malam hari, acara dikonsep dengan cukup syahdu.
Seluruh anggota BEM duduk melingkar di tepi kolam yang hanya diterangi sinar lilin. Ketua BEM FEB 2016 M. Rusdinal, Badan Pengurus Harian (BPH), dan sebagian staf bercerita suka duka satu tahun bersama.
Rasa haru tidak tertahankan, bahkan tetes air mata mewarnai malam itu. Seluruh peserta, baik anggota dan Sobat BEM saling
berpegang tangan menyatukan hati. Rusdinal mengucapkan terima kasih kepada para personel yang telah bersinergi dalam mewujudkan berbagai program kerja selama satu periode kepengurusan.
“Terima kasih banyak untuk sobat BEM yang telah membuat acara yang sangat menarik. Harapannya, baik sobat BEM, staf, dan deputi kepengurusan tahun ini dapat mendukung kepengurusan tahun depan,” ujar Rusdinal.
Begitu pula dengan Rizky Ananda Putra yang bertindak sebagai ketua acara sekaligus staf Pengembangan Sumber Daya Manusia BEM FEB. “Banyak hal yang saya pelajari selama kepengurusan di BEM FEB. Belajar bagaimana memimpin sebuah kegiatan. Dari situ nilai-nilai untuk upgrade diri banyak saya kembangkan,” tuturnya.
Selain Rizky, ada pula Indah yang merupakan staf kesejahteraan mahasiswa BEM FEB. Ia berharap, acara di Batu bukanlah sebuah perpisahaan melainkan awal dari perkenalan yang semakin erat dengan eks pengurus.
“Kini, kita memang tidak lagi bekerja dalam satu rumah lagi, tapi ini bukan sebuah perpisahan. Ini membuatku semakin mengenal. Kita akan selalu menjadi keluarga,” kata Indah.
BEM FEB UNAIR 2016, bersama, berkarya, menginspirasi!
Penulis: Siti Nur Umami Editor: Defrina Sukma S
Khitanan Massal
UNAIR NEWS – Dalam rangka pengabdian masyarakat, alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis (IKAFE) Universitas Airlangga angkatan 89 menggelar khitanan massal dengan melibatkan setidaknya 71 peserta asal Surabaya. Acara tersebut dilangsungkan di Masjid Ulul Azmi Kampus C, Minggu (24/12). Ketua IKAFE UNAIR tahun angkatan 89 M. Rusdy Kurniawan mengungkapkan, kegiatan bakti sosial serupa dilakukan secara rutin setiap tahunnya. “Tahun sebelumnya kita pernah mengadakan kegiatan serupa berupa santunan ke panti asuhan atau juga memberikan bingkisan kepada pasukan kuning (petugas kebersihan) Surabaya. Sedangkan, kesempatan tahun ini, kami mengadakan kegiatan khitanan massal yang diikuti oleh adik-adik,” ungkap Rusdy.
Khitanan massal diikuti anak-anak dengan usia 1 sampai 16 tahun secara gratis. Khitanan massal diikuti oleh sebanyak 71 anak yang sebagian besar belum genap sepuluh tahun. Dalam pelaksanaannya, mereka dikhitan oleh mantri. Usai dikhitan, setiap peserta mendapat bingkisan.
Melalui pelaksanaan kegiatan itu, Rusdy berharap, kegiatan bakti sosial ini akan menggugah alumni yang lain untuk ikut berperan dalam membantu masyarakat. “Semoga dengan adanya khitanan ini bisa bermanfaat serta dapat menggugah alumni-alumi yang lain juga,” tandasnya.
Salah satu peserta khitan massal, Rizky yang masih berusia delapan tahun, tak merasa gugup ketika akan dikhitan. “Nggak gugup,” jawab Rizky singkat, ketika ditanya apakah dia gugup. Orang tuanya, Rosyid, tak lupa berterima kasih kepada pihak penyelenggara acara khitan.
Penulis: Akhmad Janni Editor: Defrina Sukma S
Hikmah “Bongkar” Skripsi,
Jessica Lulus Terbaik S-1 FST
UNAIR
UNAIR NEWS – Keterbatasan pakar dan data saat penelitian membuat Jessica, S.Kom harus mengubah judul skripsinya, meskipun kala itu proposal yang dibuat sudah selesai ditulis dan siap diseminarkan. Membongkar judul skripsi itu, diakui, sempat membuatnya patah semangat di tengah melakukan penelitian.
Apalagi, begitu banyak perubahan yang terjadi pada skripsinya itu. Tetapi termotivasi dengan waktu yang harus cepat selesai, akhirnya Jessica dapat menyelesaikannya, dan bahkan memperoleh predikat sebagai wisudawan terbaik dengan IPK 3,97. Jessica pun lulus terbaik untuk jenjang S-1 Fakuktas Sains dan Teknologi (FST) UNAIR, pada wisuda periode Desember 2016. “Awal bulan Februari 2016 sebenarnya proposal skripsi saya sudah selesai, walaupun belum maju sidang proposal. Namun ternyata saya memiliki kendala kesediaan pakar, yakni psikiater/psikolog dan data (training dan testing) untuk membangun sistem tersebut,” ujarnya.
Jadi, selama hampir setengah tahun Jesssica harus berusaha menyelesaikan berbagai kendalanya tersebut. “Saya bahkan sampai menjadi ‘buronan’ dosen pembimbing,” ungkapnya.
Namun akhirnya Jessica dapat menyelesaikan kendalanya tersebut dan dapat mengikuti sidang skripsi hingga mengikuti yudisium untuk mengikuti wisuda periode Desember 2016 ini.
Ia mengaku, tidak ada kiat-kiat secara khusus dari pencapaiannya hingga memperoleh predikat yang sangat membanggakan ini. Ia hanya belajar dan berusaha untuk mengasah kreativitasnya dalam pengembangan diri semaksimal mungkin untuk memberikan hasil terbaik.
Menurutnya, di program studi Sistem Informasi ada mata kuliah yang dinilai “paling horor”, yaitu matkul yang berhubungan dengan programming, selain dari Kalkulus mata kuliah Matematika.
“Prinsip saya, berusaha jangan pernah menyontek proyek, atau numpang nama saja di proyek kelompok,” katanya.
Cewek yang semasa mahasiswa aktif dalam Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) Kerohanian Kristen ini berangan-angan setelah lulus ini, nanti banyak start-up non-komersil yang dapat berguna bagi masyarakat, dan tentunya masyarakat menjadi lebih
melek teknologi.
Dengan pencapaiannya ini (wisudawan terbaik), Jessica merasa sangat bangga, namun juga merasa takut. “Saya tentunya bangga dengan pencapaian ini. Tetapi ada kalimat ‘From great power,
comes great responsibility’. Ketika saya diberikan kesempatan
untuk memperoleh prestasi ini, maka saya akan mempunyai beban lebih pula untuk mempertanggungjawabkannya,” ujar Jessica. (*) Penulis : Disih Sugianti
Editor : Binti Q. Masruroh
Dekat dengan Kehidupan, Ilmu
Hukum
Administrasi
dan
Agraria
diperlukan
Berkelanjutan
UNAIR NEWS – Disiplin ilmu hukum administrasi dan hukum agrarian terhitung yang konkret aplikasinya di masyarakat. Umumnya, pemerintah daerah setempat membutuhkan pemahaman tentang ilmu ini secara komprehensif. Jadi, para mahasiswa yang berkhidmat di ranah ini, jelas memiliki prospek bagus untuk mengabdi di masyarakat.
Ilmu ini meliputi aspek-aspek yang bersentuhan langsung dengan warga. Misalnya, soal sertifikasi tanah dan hak kepemilikan. Termasuk, terkait keabsahan alas hak aset negara, yang dikelola pemerintah.
“Kepastian hukum di cakupan yang bersinggungan langsung dengan kebutuhan masyarakat dan pemerintah setempat, selaludiperlukan
dan menjadi kebutuhan secara berkelanjutan setiap waktu,” kata Wakil Dekan II Fakultas Hukum Dr. Sri Winarsi, SH., MH.
UNAIR selama ini sudah banyak mengisi peran tersebut. Dengan memberikan pengawalan, advokasi, maupun dijadikan narasumber pemda-pemda untuk berkonsultasi.
Tidak hanya di Surabaya dan Jawa Timur, sumbangsih dan kiprah ksatria Airlangga juga mencapai daerah lain di luar pulau. Di antaranya, Sumatera dan Kalimantan.
“Kami pernah diundang ke Kalimantan Utara untuk berdiskusi tentang hukum administrasi dan agraria di kawasan yang tergolong baru, hasil pemakaran itu,” ungkap perempuan kelahiran Mojokerto tersebut.
Sementara itu, Fakutas Hukum yang memiliki banyak departemen atau spesifikasi keilmuan terus berupaya menebar manfaat di masyarakat. Termasuk, mengembangkan ilmu hukum agar lebih sesuai dengan tantangan zaman.
Dekan Fakultas Hukum Prof. Dr. Abd. Shomad, Drs., SH., MH, mengatakan, secara umum kampus UNAIR memiliki tujuan untuk menjadi institusi yang melahirkanpara peneliti, pemerhati, pegiat, dan praktisi yang berakhlaqul karimah atau beretika baik.
“Ilmu hukum sesuai fitrahnya menjadi ilmu yg memiliki karakter sui generis yang sarat nilai. Termasuk, nilai keadilan berlandaskan kearifan lokal dan religiusitas. Orientasi pendidikan hukum pada upaya menghasilkan yuris profesional harus fokus dan konsensisten dilaksanakan untuk menghasilkan generasi yang berperilaku baik dan berwawasan global,” papar dia. (*)
Penulis : Rio F. Rachman