• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN PEMIKIRAN POLITIK: ISLAM DAN JEPANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERBANDINGAN PEMIKIRAN POLITIK: ISLAM DAN JEPANG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN PEMIKIRAN POLITIK: ISLAM DAN JEPANG SARAH SONIA THERESIA LUMBANTOBING

PENDAHULUAN

Setiap wilayah dan lapisan masyarakat memiliki kepercayaan baik dalam menjalankan politik maupun sosialnya sekalipun hal tersebut berbeda-beda. Biasanya kepercayaan yang ada di suatu wilayah berasal dari leluhur ataupun dari wilayah luar yang mendominasi budaya setempat.

Pemikiran politik juga bisa menjadi pelopor dalam membentuk suatu sistem negara baik dari sistem politik, strukturalisasi, maupun konsep negaranya.

Suatu pemikiran politik juga dapat dipengaruhi dari dalam dan luar wilayahnya sendiri, dimana pemimpin dan masyarakat setempat yang kurang mampu mempertahankannya akan mengalami perubahan di beberapa aspek. Salah satu pemikiran politik yang ada di berbagai lapisan masyarakat dunia adalah pemikiran politik timur. Pemikiran politik timur ini berasal dari wilayah benua Asia dan Afrika. Pemikiran politik timur terdiri dari pemikiran politik dari komponen budaya yang berbeda-beda seperti Shinto, Konfusius, Buddha, Hindu dan Islam. Pada artikel ini

(2)

penulis akan menjelaskan mengenai perbandingan pemikiran politik timur terkhususnya bagi politik Jepang dan Islam.

Pemikiran Politik Timur

Terdapat lima kelompok besar yang berada dalam lingkup pemikiran politik timur, yakni pemikiran Hindu, pemikiran Buddha, pemikiran Konfusius, pemikiran Sinto dan pemikiran Islam.

Pemikiran-pemikiran politik timur ini timbul berdasarkan keyakinan yang ada di dunia, di suatu daerah ataupun wilayah dan berada pada posisi paling tinggi. Lalu terdapat penafsiran-penafsiran para ahli seperti Nabi-nabi besar, Biksu dari berbagai aliran-aliran kepercayaan yang telah ada terlebih dahulu dan juga dari praktik-praktik masyarakat umum yang menghasilkan sebuah teori yang telah diteliti.

Dari lima kelompok besar tersebut memiliki pandangan yang berbeda-beda. Pemikiran ini timbul dikarenakan pemikiran disetiap daerah, agama, dan kepercayaan masyarakat setempat yang berbeda-beda. Selain itu juga dipengaruhi oleh filsafat dan tokoh yang berbeda-beda juga.

Pemikiran politik timur cenderung merujuk pada konsep keagamaan, dimana keyakinan adalah posisi tertinggi dari pemikiran ini. Karena menurut filsafat-filsafat timur bahwa Tuhan adalah segalanya yang memiliki kekuatan penuh atas dunia ini, dimana keberadaannya tidak bisa dijelaskan atau abstrak.

Didalam ajaran politik timur yang menjunjung tinggi nilai ketuhanan berdasarkan aliran yang telah mereka percaya sedari dulu ternyata memiliki karakteristik mengenai konsep ketuhanannya. Pertama, Tuhan itu powerfull, yang berarti karena Ia adalah pencipta dunia beserta isinya, maka Ia juga dapat mengetahui kebutuhan dan penderitaan yang dialami umatnya sehingga ketika umatnya berada dalam kesusahan Ia dapat meringankan penderitaan umat-Nya yang percaya kepada-Nya. Kedua, Tuhan itu abstrak, dari dahulu hingga sekarang teori-teori dan analisa yang dilakukan oleh peneliti mengenai ketuhanan tidak pernah secara konkret menyatakan bentuk Sang Pencipta seperti apa dan keberadaanya dimana tidak ada yang mengetahuinya. Manusia yang ada di dunia ini hanya mengandalkan kepercayaan bahwa Dia ada dimanapun dan kapanpun pada mereka yang percaya. Ketiga, adalah Ideal maksudnya adalah nilai yang terbaik dimana Tuhan dianggap memiliki nilai yang ideal. Keempat adalah Absolut, dimana maksudnya adalah mutlak dan memiliki bentuk yang paling tinggi.

(3)

Manusia memiliki ilmu pemahaman yang memenuhi kehendak Tuhan. Hal ini yang menjawab pertanyaan bahwa mengapa manusia perlu yakin terhadap suatu penafsiran. Pemikiran politik timur yang berlandaskan ketuhanan adalah jalan yang terbaik menurut pemikiran politik timur. Berbeda dengan pemikiran politik barat dimana mereka mengutamakan logika dan realitas terhadap pandangan dan pemikirannya karena banyak terdapat perdebatan yang menentang ketika politik disatupadukan dengan sebuah keyakinan. Konsep penyatuan ini akan menimbulkan perdebatan politik yang meromantisasi permasalahan dan membawa permasalahan tersebut kepada Tuhannya.

Di dalam pemikiran politik timur juga terdapat beberapa karakteristik manusia yakni powerless, dimana manusia memang memiliki sifat alamiah yaitu suka mengeluh dan bergantung terhadap manusia lainnya. Kedua, bersifat implementasi, realistik, dan manusia membutuhkan nilai moral sehingga baik maupun jahat harus memiliki moral dan perlu moral. Di sisi lain, politik timur terbagi-bagi menjadi pemikiran politik dari beberapa daerah dan keyakinan beberapa diantaranya ada pemikiran politik Islam dan Jepang.

Pemikiran Politik Islam

Politik Islam termasuk ke dalam pemikiran politik timur dikarenakan selain keberadaan Islam berasal dari daerah timur terdapat juga pemikiran yang kompleks dimana membahas mengenai bidang politik, hukum, filsafat dan lainnya. Nabi Muhammad menjadi pembuka pemikiran politik Islam yang mana membicarakan konsep keagamaan dalam praktek politik.

Beberapa tokoh Islam yang berperan penting pada abad pertengahan seperti Al-Farabi, Al- Mawardi dan Al Ghazali dan menciptakan pemikiran politik Islam yang seimbang.1

Politik Islam yang sudah ada keberadaannya sejak 600 M sampai ke abad pertengahan menjunjung tinggi dan sangat menghormati khalifah, karena khalifah diartikan sebagai pemimpin negara maupun dalam keagamaan dalam agama Islam. Dalam Islam sumber ajaran yang digunakan berasal dari Al-Quran sebagai kitab suci dan landasan hidup, lalu terdapat Hadist yang merupakan tindakan atau perkataan yang pernah dilakukan oleh Rasulullah dan Ijtihad yang berarti pendapat para ulama. Aspek politiknya terdapat sistem, nilai dan situasi politik islam. Dimana pada saat itu

1 Muhammad Fakhry Ghafur (2018), Pemikiran Politik Islam Dalam Perspektif Sejarah, diakses melalui http://repo.iain-tulungagung.ac.id/9234/4/BAB%20I.pdf pada 24 Juni 2021

(4)

agama Islam menolak sekularisme yang memisahkan urusan negara dan agama. Struktur politik dalam politik Islam dan Barat memiliki kesamaan dan kemiripan yang sangat similar. Struktur yang terkandung dalam konsep Barat adalah Eksekutif, Yudikatif dan Legislatif. Pemikiran dari barat ini berkembang pada abad 18 dimana pembuka pemikiran pada saat itu adalah Montesque.

Di samping itu, politik dalam stuktur Islam adalah Syuro (sebagai pembuat UU), Alifah atau Amir atau Ulil Amrih (Melaksanakan UU) dan Qoldoh (lembaga penegak hukum pada waktu itu).

Menaati Allah sebagai Tuhan dan pemegang kekuasaan serta mewujudkan perdamaian menjadi salah satu dasar pemikiran politik Islam. Dalam perjalanannya hingga kini terdapat kelompok-kelompok pemikir politik Islam, yakni pada masa Ali bin Abi Thalib atau dikenal dengan kelompok Sunni. Pada kelompok ini Sunni diartikan sebagai ulama dalam ajaran agama Islam.

Politik Islam dibagi menjadi tiga model yakni: Pertama, Darul Islam dimana pemimpin negara tersebut harus beragama Islam atau dikenal dengan memiliki nilai keagamaan yang tinggi.

Kedua, Darul Ahdi yaitu hukum yang tidak mengandung keagamaan Islam tetapi tidak bertentangan dengan agama Islam itu sendiri. Terakhir, terdapat Darul Harbi yang mana memiliki pemimpin non-Islam dan hal lainnya tidak mengandung unsur agama Islam. Selain Kelompok Sunni terdapat pemikiran Ibnu Kaldun yang menyatakan bahwa negara Islam tidak harus mengayomi negara Islam saja. Pemikiran politik Sunni ini dikembangkan dari pemikiran Ibnu Khaldun dan Waliyullah.

Pemikiran Politik Jepang

Pemikiran Politik Jepang menjadi salah satu negara kelompok pemikir timur. Dimana negara- negara yang menganut politik timur berasal dari Asia, salah satunya adalah Jepang. Negara ini tidak memaksakan dan mengharuskan masyarakatnya untuk menganut agama apapun. Mereka memiliki hak dan kebebasan sendiri dalam memilih dan menjalani kepercayaannya. Tetapi kebanyakan masyarakat Jepang menganut dua ajaran Jepang yang terdiri dari dua kepercayaan yakni Buddha sebagai agama resmi dan dipercaya hingga akhirat dan Shinto yang merupakan agama turun-temurun dari nenek moyang yang dalam proses penyembahannya dengan menyembah arwah leluhur.

(5)

Shinto atau Shintoisme yang diakui sebagai kepercayaan dari leluhur memiliki semboyan yakni “Kami Negara-no-mishi” dengan arti mencari jalan dewa atau roh. Agama Shinto di Jepang menjadi kepercayaan yang dominan dianut oleh masyarakatnya. Dengan urutan dua adalah agama Buddha dan lainnya hanya sebagian kecil dari agama Shinto dan Buddha. Dalam penerapannya agama asli Jepang yang berasal dari leluhur ini hampir musnah karena masuknya agama Budha ke Jepang, tetapi Pemerintah Jepang yang meyakini Shinto sebagai agama asli Jepang maka Pemerintah melindunginya agar tidak terintimidasi bahkan hilang.

Dalam ajaran agama Shinto mempercayai bahwa segala yang tercipta di bumi memiliki roh dan dianggap sebagai Tuhan atau Kami dalam kepercayaan Jepang, semua benda yang tercipta ini wajib hukumnya dihormati.2 Agama Shinto juga mengajarkan bahwa Tuhan atau Dewa yang telah dipercayai oleh masyarakat harus secara langsung dihormati dan disembah, karena menurut kepercayaan mereka bahwa Dewa tidak dapat melihat dan mendengar. Pada saat Tokugawa bertahta terdapat perpaduan agama Buddha dan Shinto yang dikenal dengan Fukko Shinto.

Perbandingan Politik Islam dengan Politik Jepang

Di dalam pemikiran politik timur yang mengandung pemikiran dari beberapa agama dan negara dapat dilihat bahwa politik Islam sangat menjunjung tinggi pemimpinnya karena pemimpin atau dikenal dengan Sunni merupakan perwakilan Allah di dunia. Politik Islam menjadikan Al- Quran sebagai kitab suci dan landasan hidup agama, lalu terdapat Hadist, merupakan tindakan atau perkataan yang pernah dilakukan oleh Rasulullah dan Ijtihad merupakan pendapat para ulama. Di dalam Islam juga terdapat pemikiran-pemikiran dari orang-orang yang dihormati. Beberapanya adalah Pemikiran Ibnu Khaldun dimana ia menyampaikan bahwa keberadaan Ashabiyah dilarang dalam ajaran Islam, karena terdapat Firqodulah yang artinya sekte yang sesat. Menurut pemikiran Ibnu Khaldun Ashabiyah dapat dilaksanakan dalam batas-batas tertentu saja tetapi terdapat juga larangannya.

Dalam penerpannya konsep negara berbeda-beda penerapannya oleh kedua pemikir politik Islam. Menurut Ibnu Kaldun bahwa Ash-Shabiyah menjadi yang bermanfaat bagi banyak orang, sedangkan Waliyullah menganjurkan seperti Khulafaur Rasyidin. Dimana Khulafaur Rasyidin

2 Budi Mulyadi (2017). “Konsep Agama Dalam Kehidupan Masyarakat Jepang”. Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi. Izumi, Volume 6, No 1, 2017.hal 17.

(6)

membagi-bagi kekuasaan yakni Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. Pada saat abad ke 7 masyarakat Yunani juga terbagi menjadi tiga adalah Golongan Elit, Masyarakat Biasa, budak dan perempuan. Dalam tulisan ini penulis menganalisa bahwa dalam Pemikiran Politik Islam menjunjung tinggi Allah sebagai Tuhan dan Maha Kuasa yang berlandaskan kitab suci sebagai pedoman hidup. Di dalam Islam juga terdapat golongan-golongan berdasarkan pemikiran- pemikiran para terdahulu, setiap pemikir atau tokoh politik Islam memiliki perbedaan penerapan ajarannya hal ini didukung juga dari zaman yang berbeda-beda sehingga pemikiran masyarakat masih terlalu kaku. Pada politik Islam secara jelas menyatakan bahwa Tuhan adalah satu yakni Allah dan tidak berbentuk apapun atau abstrak. Politik Islam penerapannya mengandung nilai- nilai agama Islam, walaupun memiliki perbedaan implementasi berdasarkan kepemimpinannya.

Penyebutan pemimpin tergantung pada daerah tinggal biasanya pemimpin dikenal dengan Khalifah. Ajaran Politik Islam mengajarkan manfaat dan perdamaian untuk sekitar, nilai-nilai sukresi harus jelas serta penegakan keadilan harus jelas.

Dalam Politik Jepang yang memiliki dua agama besar yakni Shinto dan Buddha. Penerapan ajaran politik Jepang menganut kepercayaan dari leluhur. Di Jepang dalam penerapan agama hanya sekedar sosialisasi dan dalam pelaksanaannya kepada nilai lahiriah. Pemerintahan Jepang tidak mengatur pilihan agama yang dianut setiap individu. Di negara ini agama menjadi bersifat rahasia dan dianggap kaku. Jepang menganggap bahwa segala ciptaan yang ada di bumi baik yang hidup ataupun tidak memiliki nilai spiritual dan layak untuk dihormati, seperti pohon, hutan, sungai dan lainnya bisa disebut sebagai dewa. Dewa juga bisa diartikan sebagai Tuhan.3

Karena agama menurut masyarakat Jepang bukan suatu hal yang terpenting maka mereka bebas dalam memilih agama apapun, oleh sebab itu mereka tidak bergantung pada kata agama karena mereka percaya apa yang ada di dunia saja yakni pekerjaan. Berbeda dengan ajaran Islam yang menganggap bahwa agama adalah pedoman hidup dalam melakukan sesuatu, memperlakukan seseorang dan menjunjung tinggi agama dan menyatakan bahwa Tuhan adalah satu dan tidak dapat dijelaskan dalam bentuk apapun, namun dalam ajaran Jepang tujuannya hanyalah satu yaitu kebahagiaan duniawi sehingga Jepang terlihat maju dalam perkembangan politiknya.

3 Budi Mulyadi (2017). “Konsep Agama Dalam Kehidupan Masyarakat Jepang”. Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi. Izumi, Volume 6, No 1, 2017.hal 18 s/d 20

(7)

KESIMPULAN

Pembahasan diatas mengenai pemikiran politik Islam dan Jepang menurut penulis terdapat perbedaan dalam aliran kepercayaan dari kedua pemikiran politiknya. Dalam pemikiran politik Jepang terbagi dua kepercayaan besar yakni Buddha sebagai agama resmi dan Shinto sebagai kepercayaan leluhur. Dan dari dua kepercayaan ini mengandung unsur kepercayaan terhadap nenek moyang mereka. Selain itu masyarakat setempat juga tidak terlalu menggantungkan hidup mereka pada suatu agama karena menurut mereka agama hanyalah sekedar ruang untuk bersosialisasi. Mereka juga tidak percaya kehidupan setelah kematian sehingga perbuatan baik harus dijalankan ketika masih hidup dimana nilai-nilai kebaikan tersebut dapat dipelajari dan diimplementasikan dari kehidupan sehari-hari.

Berbeda dengan Islam yang memiliki satu pedoman hidup dan landasan dalam berbuat baik yakni dari satu agama yakni Islam. Islam mengajarkan merangkul sesama umat beragama terkhususnya yang seiman dan menciptakan perdamaian Teladan yang dicontoh oleh masyarakat muslim berasal dari Nabi Muhammad SAW atau para pemimpin agama Islam lainya. Perjalanan Islam yang panjang telah melahirkan pemikir politik dengan berbagai perspektif yang berbeda selama masa periode kepemimpinannya. Biasanya mereka akan tunduk terhadap pemimpinnya karena dianggap sebagai perwakilan Tuhan di dunia dan masyarakat akan sangat menghormati pemimpinnya. Walaupun perbedaan yang ada dari berbagai pemimpin yang berkuasa dari zaman ke zaman satu landasan hidup mereka dengan menerapkan nilai-nilai ajaran Islam. Tuhan dalam pandangan Islam tidak dapat dijelaskan dan digambarkan dan hanya berlandaskan keyakinan dan kepercayaan yang telah ada dan hal inilah yang membedakannya dengan pemikiran politik Jepang.

DAFTAR PUSTAKA

Adriani, Dewi Sri. 2007. Eksistensi Agama Shinto dalam Pelaksanaan Matsuri di Jepang. Jakarta.

Jurnal Lingua Cultura.

Herlina, Sandra. 2011. Agama dalam Kehidupan Orang Jepang. Jakarta. Jurnal Al-Azhar

(8)

Mulyadi, Budi (2017). “Konsep Agama Dalam Kehidupan Masyarakat Jepang”. Tersedia online di http://ejournal.undip.ac.id/index.php/izumi. Izumi, Volume 6, No 1, 2017.

Ghafur, Muhammad Fakhry (2018), Pemikiran Politik Islam Dalam Perspektif Sejarah, diakses melalui http://repo.iain-tulungagung.ac.id/9234/4/BAB%20I.pdf pada 24 Juni 2021

Catatan Materi Perkuliahan: Pemikiran Politik Timur, Pemikiran Politik Islam dan Jepang.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian etika kerja Islam merupakan variabel bebas yang berpengaruh secara positif, tapi tidak signifikan terhadap komitmen organisasi di Koperasi Karyawan Pura

Berdasarkan hal tersebut maka penulis melakukan penelitian tentang evaluasi pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun (Studi Kasus di Kelurahan

Pembelajaran bahasa Arab merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh para siswa. Dengan demikian membutuhkan berbagai macam cara dan metode untuk

Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan data tahun 2015 pelayanan pada Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aceh Besar memiliki kecendrungan masuk ke daerah efisiensi dengan

To minimize soil nutrients loss and soil quality degradation, the study recommends: (i) brick fields should be built away from the productive agricultural land;

Metode yang didasarkan pada turunan parsial kedua dan ketiga dari energi bebas Helmholtz terhadap jumlah mol masing-masing komponen ini, sangat membantu untuk

Dari hasil pengamatan dan analisis diperoleh kesimpulan bahwa: (1) Pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII-D SMP Negeri 2 Purwadadi Subang