107
SISWA KELAS X TKJ.1 SMK NEGERI 3 MALANG 2016/2017
Drs. Siswanto, M.Pd.
SMK Negeri 3 Malang
ABSTRAK
Masalah dalam penelitian ini adalah siswa kurang memahami teknik lari 100 meter dan kurangnya minat untuk lari 100 meter, sehingga pada saat siswa melakukan lari 100 meter kurang maksimal.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran atletik lari 100 meter melalui latihan Sirkuit Training. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X.Tkj.2 SMK Negeri 3 Malang.
Jenis penelitian ini adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas), penelitian ini menggunakan siklus sebelum melakukan siklus I terlebih dahulu melakukan Pre Tes hasilnya yang masuk kedalam kategori sangat baik sebanyak 0 siswa atau sebesar (0%), kategori baik sebanyak 7 siswa atau sebesar (20.59%), kategori sedang sebanyak 4 siswa atau sebesar (11.77%), kategori Kurang sebanyak 12 siswa atau sebesar (35.29%), dan kategori kurang sekali sebanyak 11 siswa atau sebesar (32.35%). Setelah itu melakukan siklus 1 keberhasilannya 52.94% dengan rata-rata nilai 73.09. Dari hasil ini jika diukur dari kriteria keberhasilan tindakan, satu belum berhasil karena secara klasikal hanya mencapai 52.94% dengan rata-rata nilai 73.09 atau kurang dari 80% dengan nilai ketuntasan 75. Siswa yang belum tuntas 16 siswa dengan mencapai 47.06%, Dilanjutkan siklus II terdapat 30 orang siswa telah mencapai nilai diatas KKM yang berarti keberhasilan secara klasikal sebesar 88,24% dengan rata-rata nilai 81.03. Dari hasil ini jika diukur dari kriteria keberhasilan tindakan, siklus dua ini telah berhasil karena secara klasikal maupun rata-rata nilanya melampaui batas kriteria keberhasilan yaitu 88.24% dengan rata-rata nilai 81.03. Siswa yang belum tuntas 4 siswa dengan mencapai 11.76%. Berarti terdapat peningkatan hasil lari 100 meter melalui latihan sirkuit training siswa kelas. X Tkj.2 SMK Negeri 3 Kota Malang.
Kata Kunci: latihan sirkuit training, hasil lari 100 meter.
ABSTRACT
The problem in this study was that students did not understand the 100-meter running technique and the lack of interest in running 100 meters so that when the students did 100 meters run it was not maximal. This study aims to improve 100-meter running athletic learning through Training Circuit training. The population in this study were students of class X. TKj.2 SMK Negeri 3 Malang.
This type of research is PTK (Class Action Research), this study uses a cycle before conducting the first cycle to pre-test the results which fall into the very good category as many as 0 students or equal to (0%), a good category of 7 students or equal to (20.59%), medium category as many as 4 students or equal to (11.77%), Less category as many as 12 students or equal to (35.29%), and very low category as many as 11 students or equal to (32.35%). After that, the first cycle of success was 52.94% with an average value of 73.09. From these results, if measured from the criteria of success of the action, one has not succeeded because classically only reached 52.94% with an average value of 73.09 or less than 80% with 75 completeness scores. Students who have not finished 16 students reached 47.06%, followed by cycle II there are 30 students who have reached the value above KKM which means that success in classical is 88.24% with an average value of 81.03. From these results, if measured from the criteria of success of the action, this second cycle has been successful because classically and the average score exceeded the success criteria limit of 88.24% with an average value of 81.03. Students who have not completed 4 students reached
108
11.76%. This means that there is an increase in the results of the 100 meter run through training class student training circuits. X Tkj.2 SMK Negeri 3 Malang City.
Keywords: circuit training, 100-meter run results.
Pendahuluan
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian pendidikan secara umum yang mengutamakan aktifitas gerak sebagai media dalam pembelajaran (Bangun, 2012). Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan mempunyai peran penting untuk meningkatkan kualitas manusia (Tawardi, dkk, 2016). Hal ini sesuai pendapat bahwa Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif dan kecerdasan emosi (Syahrin, dkk, 2017).
Menurut Khomsin (2011) lari sebagai olahraga dalam bentuk perlombaan sudah dikenal oleh bangsa mesir purba pada tahun 1500. Selain perlombaan lari mengenal pula perlombaan-perlombaan lempar dan lompat. Kompetisi atletik dimulai sejak 2000 tahun yang lalu di yunani. Orang Yunani kuno adalah atlet-atlet yang pertama. Mereka berlari cepat dan kuat dalam perlombaan ketahanan serta mahir dalam melempar cakram dan tolak peluru. Orang-orang yunani melalui Olimpiade pada tahun 776. Beberapa hal yang perlu diketahui dalam cabang olahraga atletik yaitu lari 100 meter siswa harus memahami teknik dasar lari sprint untuk lari secepat mungkin dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Menurut Agust (2015) latihan kecepatan (speed) yang dibutuhkan dalam olahraga lari sprint 100 meter. Akibatnya jika kekurangannya kecepatan siswa pada saat berlari tidak akan mendapatkan hasil yang lebih baik. Selain kekuatan dan postur tubuh, emosi, mental dan percaya diri merupakan suatu faktor yang menjadi tolak ukur untuk melakukan olahraga ini saat perlombaan.
Pembelajaran keterampilan atletik sering menjadi kegiatan yang membosankan.
Perlu tindakan yang solutif untuk mengatasinya dan diperlukan adanya modifikasi dalam model pembelajaran. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan model permainan untuk di terapkan dalam pembelajaran. Permainan dalam pembelajaran keterampilan atletik ini merupakan kombinasi antara kegembiraan gerak dan tantangan tugas gerak yang dekat dengan pengalaman nyata yang mengandung unsur- unsur teknik keterampilan atletik (Kuncoro, 2010). Permainan ini dimaksudkan untuk merangsang gerak dan keaktifan siswa dengan memasukkan konsep dasar keterampilan atletik di dalamnya, yaitu jalan, lari, lompat dan loncat.
Lari jarak pendek merupakan salah satu dari keterampilan atletik (Hariyani, 2012).
Pada materi lari jarak pendek, akan terkesan sangat monoton pembelajarannya jika dalam proses pembelajarannya langsung menuju kepada inti materi dan praktik. Bagi siswa SMK, dalam pembelajarannya harus dikombinasikan antara pendekatan bermain dan kompetisi.
Melalui pola permainan dan kompetisi menjadi salah satu prasyarat yang menguntungkan untuk pembentukan keterampilan gerak yang dapat menarik minat siswa. Pada tahap selanjutnya dapat ditingkatkan keterampilan atletik sesuai dengan peraturan yang sesungguhnya.
109
Modifikasi pembelajaran lari jarak pendek yang di kemas dalam permainan- permainan sangat memberikan solusi bagus dalam pengembangan metode pembelajaran, dimana anak nantinya akan lebih tertantang dan akan melakukan gerak seluas-luasnya.
Maka dari itu diperlukan modifikasi permainan dan model pembelajaran yang menyenagkan.
Model permainan yang dikembangkan mempunyai aturan yang mudah dan jelas serta akan sesuai tujuan awal yaitu semua siswa akan melakukan gerak seluas-luasnya dengan rasa senang karena ada pertandingan pada permainannya.
Dengan adanya data-data diatas peneliti mengambil solusi untuk mengatasi masalah yang ada di SMK Negeri 3 Malang, dengan memberikan latihan sirkuit training diharapkan dapat menghasilkan tehnik dasar lari 100 meter dengan baik, dari latar belakang yang didapatkan maka perlu dikaji tentang peningkatan tehnik lari 100 meter dengan mengimlementasikan model latihan sirkuit training siswa kelas X Tkj.1 SMK Negeri 3 Malang semester Genap tahun pelajaran 2016/2017.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, dan melakukan praktik dan teori. Subjek penelitian adalah Siswa kelas X Tkj SMKN 3 Malang sebanyak 34 siswa (16 perempuan dan 18 laki- laki). Teknik analisis data pada penelitian tindakan kelas dilakukan melalui 3 tahap, yaitu:
reduksi data, paparan data, dan penyimpulan hasil analisis.
Hasil Penelitian
Pelaksanaan Tindakan Awal Tes atau Pre-Tes Sebelum Melakukan Latihan- Latihan
Penilaian unjuk keterampilan siswa diatas dapat diketahui bahwa pada tes awal dari 34 orang siswa, 11 siswa telah mencapai nilai diatas KKM yang berarti keberhasilannya 29.41% dengan rata-rata nilai 64.15. Dari hasil ini jika diukur dari criteria keberhasilan tindakan, satu belum berhasil karena secara klasikal hanya mencapai 29.41% dengan rata- rata nilai 64.15 atau kurang dari 80% dengan nilai ketuntasan 75. Siswa yang belum tuntas 24 siswa dengan mencapai 70.58%.
Hasil belajar tehnik lari 100 meter siswa Kelas X Tkj.1 SMK Negeri 3 Malang pada tindakan 1 (Pre Test) yang masuk kedalam kategori sangat baik sebanyak 0 siswa atau sebesar (0%), kategori baik sebanyak 7 siswa atau sebesar (20.59%), kategori sedang sebanyak 4 siswa atau sebesar (11.77%), kategori Kurang sebanyak 12 siswa atau sebesar (35.29%), dan kategori kurang sekali sebanyak 11 siswa atau sebesar (32.35%).
Pelaksanaan Tindakan Siklus Satu Perencanaan
Dalam tahap perencanaan, peneliti bersama kolaborator merencanakan skenario pembelajaran dan juga menyiapkan fasilitas pendukung untuk melaksanakan skenario tindakan tersebut. Pelaksanaan siklus satu dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua dilaksanakan pada minggu pertama dan minggu kedua bulan Februari sesuai jam KBM di sekolah. Secara rinci kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah:
1) Tujuan penelitian dan rencana tindakan disosialisasikan kepada kolaborator. Peneliti dan
110
kolaborator melakukan tukar pikiran untuk menyamakan persepsi.
2) dalam menggunakan pendekatan model-model pembelajaran tehnik lari 100 meter melalui bentuk sirkut training
2) Membuat skenario pembelajaran tehnik lari 100 meter melalui bentuk sirkuit training 3) Menyiapkan fasilitas pembelajaran, lapangan, alat-alat untuk pembelajaran gerak dasar
meroda melalui bentuk permainan dan peragaan.
4) Dalam penelitian ini dibuat dan disusun instrumen untuk melakukan monitoring pelaksanaan pembelajaran tehnik lari 100 meter melalui bentuk sirkuit training.
5) Menentukan teknis pelaksanaan penelitian.
6) Menyiapkan kegiatan refleksi.
Tindakan Siklus 1 Observasi Pertemuan ke-1
Penilaian mengenai hasil belajar tehnik lari 100 meter siswa Kelas X Tkj.1 SMK Negeri 3 Malang yang pelaksanaannya pada pertemuan ke-2 ini, adalah pada tabel 1 berikut:
Siklus Satu
Hasil penilaian unjuk keterampilan siswa diatas dapat diketahui bahwa pada Siklus 1 dari 34 orang siswa, 18 orang telah mencapai nilai diatas KKM yang berarti keberhasilannya 52.94% dengan rata-rata nilai 73.16. Dari hasil ini jika diukur dari criteria keberhasilan tindakan, satu belum berhasil karena secara klasikal hanya mencapai 52.94% dengan rata- rata nilai 73.16 atau kurang dari 80% dengan nilai ketuntasan 75. Siswa yang belum tuntas 16 siswa dengan mencapai 47.06%
Hasil belajar gerakdasar meroda siswa Kelas X Tkj.1 SMK Negeri 3 malang pada tindakan satu yang masuk kedalam kategori sangat baik sebanyak 2 siswa atau sebesar (05.89%), kategori baik sebanyak 7 siswa atau sebesar (20.59%), kategori sedang sebanyak 8 siswa atau sebesar (23.53%), kategori Kurang sebanyak 12 siswa atau sebesar (35.29%), dan kategori kurang sekali sebanyak 5 siswa atau sebesar (14.71%).
Refleksi
Dalam pelaksanaan tindakan kelas siklus satu terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan yang terjadi belum secara signifikan dan belum juga sesuai dengan indikator keberhasilan.
Pelaksanaan Tindakan Siklus Dua
Siklus dua perlu dilaksanakan karena berdasarkan hasil refleksi siklus satu. Hasil siklus satu secara keseluruhan telah terjadi peningkatan hasil pembelajaran guru walaupun peningkatan yang terjadi belum sesuai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Begitu juga hasil belajar siswa di siklus satu, kenyataan yang terjadi telah terjadi peningkatan hasil belajar siswa dibandingkan dengan data kasus, walaupun peningkatan yang di peroleh belum secara signifikan dan belum juga sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, yaitu hasil belajar siswa minimal sebanyak 75% dari total siswa dalam satu kelas
111
masuk dalam kategori penilaian“Cukup” Baik“ dan “sangat baik”
Harapan yang diinginkan akan adanya peningkatan yang signifikan mengenai hasil yang diperoleh di siklus dua, sehingga akan diperoleh perbedaan dibandingkan data/ hasil siklus satu. Untuk itu diperlukan tahan perencanaan yang maksimal, dengan juga melibatkan kolaborator secara penuh untuk menyamakan persepsi dan melakukan tukar pikiran dalam menetukan teknis penggunaan pendekatan bermain dan peragaan dalam pembelajaran tehnik lari 100 meter.
Perencanaan
Dalam tahap perencanaan, peneliti bersama kolaborator merencanakan skenario pembelajaran dan juga menyiapkan fasilitas pendukung untuk melaksanakan skenario tindakan tersebut. Pelaksanaan siklus dua dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada minggu ketiga dan minggu keempat bulan Februari sesuai jam KBM di sekolah. Secara rinci kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan adalah:
1) Peneliti dan kolaborator melakukan tukar pikiran untuk menyamakan persepsi dalam menggunakan pendekatan model-model pembelajaran tehnik lari 100 meter melalui bentuk sirkuit training, agar hasilnya yang diperoleh pada siklus dua ini akan sesuai dengan indikator keberhasilan yang diharapkan.
2) Membuat skenario pembelajaran tehnik lari 100 metre yang lebih fokus melalui bentuk sirkuit training.
3) Menyiapkan fasilitas pembelajaran, lapangan, alat-alat untuk pembelajaran tehnik lari 100 meter melalui bentuk sirkuit training.
4) Dalam tindakan ini juga sama menggunakan instrumen untuk melakukan monitoring pelaksanaan pembelajaran tehnik lari 100 meter melalui bentuk sirkuit training.
5) Menentukan teknis pelaksanaan penelitian.
6) Menyiapkan kegiatan refleksi.
Tindakan
Penilaian unjuk keterampilan siswa pada siklus dua sebagaimana data diatas dapat diketahui bahwa pada siklus dua terdapat 30 orang siswa telah mencapai nilai diatas KKM yang berarti keberhasilan secara klasikal sebesar 88,24% dengan rata-rata nilai 81.1. Dari hasil ini jika diukur dari kriteria keberhasilan tindakan, siklus dua ini telah berhasil karena secara klasikal maupun rata-rata nilanya melampaui batas kriteria keberhasilan yaitu 88.24% dengan rata-rata nilai 81.1. Siswa yang belum tuntas 4 siswa dengan mencapai 11.76%. Diukur dari keberhasilan berdasarkan interval penilaian dapat diketahui dari tabel berikut:
Tabel 6. Kesimpulan Kategori Interval Penilaian Siklus Dua.
No Interval Penilaian Kategori Frekuensi Persentase
1 X > 91 Sangat Baik 6 siswa 17.65%
2 81 –90 Baik 13 siswa 38.24%
3 71 –80 Sedang 11 siswa 32.35%
4 61 –70 Kurang 4 siswa 11.77%
5 X < 60 Kurang Sekali 0 siswa 0%
Jumlah = 34 siswa 100%
112
Berdasarkan tabel 3 di atas bahwa hasil belajar tehnik lari 100 meter siswa Kelas X Tkj.1 SMK Negeri 3 Malang pada siklus dua yang masuk kedalamkategori sangat baik sebanyak 6 siswa atau sebesar (17.65%), kategori baik sebanyak 13 siswa atau sebesar (38.24%), kategori sedang sebanyak 11 siswa atau sebesar (32.35%), sedangkan siswa yang belum tuntas sejumlah 4 siswa atau sebesar (11.77%).
Refleksi
Dari hasil pelaksanaan tindakan kelas siklus dua terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Peningkatan yang terjadi secara signifikan hasilnya dan telah sesuai dengan indikator keberhasilan.
PEMBAHASAN
Penelitian ini dalam bentuk PTK dengan 2 siklus dalam keseluruhan 5 kali(diawali Pre-Tes, Pos Te siklus 1, Pos-Tes Akhir Siklus 2) proses pembelajaran tehnik lari 100 meter dengan pendekatan Perlombaan antar kelompok melakukansirkuit training siswa kelas X Tkj.1 SMK Negeri 3 Malang kota Malang. Setiap siklus terdiri dari tahapan: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran gerak dasar meroda melalui permainan dan peragaan meningkat. Peningkatan tersebut diantarannya, adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan proses pembelajaran yang signifikan selama adanya perlakuan dalam kegiatan proses pembelajaran di dua siklus dengan keseluruhan selama 5 kali proses tatap muka (diawali Pre-Tes samapai Pos-Tes Akhir Siklus 2). Terlihat adanya motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan guru mampu menciptakan suasana kegiatan pembelajaran bagi siswa yang menyenangkan, sehingga siswa antusias dalam mengikuti proses pembelajaran tehnik lari 100 meter.
2. Siswa sudah baik dalam berpartisipasi secara aktif. Hampir seluruh siswa bergerak dan berpartisipasi secara aktif. Pembelajaran tehnik lari 100 meter dengan pendekatan melalui permainan dan peragaan sudah mampu mendorong kreatifitas siswa untuk beraktivitas selama pembelajaran. Hampir seluruh siswa dapat menyelesaikan tugas yang diberikan guru dengan cukup baik. Disamping itu, suasana pembelajaran sudah menyenangkan, hal ini dibuktikan dengan seluruh siswa bersemangat dalam proses pembelajaran, bersungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran dan seluruh siswa bertanggung jawab dalam melaksanakan tugas dari guru.
3. Hasil belajar siswa meningkat. Hal dibuktikan dengan perkembangan hasil belajar tehnik lari 100 meter siswa di siklus dua dibandingkan dengan hasil data kasus dan hasil belajar di siklus satu. Hasil belajar tehnik lari 100 meter telah sesuai dengan indikator keberhasilan, yaitu minimal sebanyak 75% dari total siswa dalam satu kelas masuk dalam kategori penilaian “sedang”baik” dan “sangat baik”.
Pengertian siklus dalam penelitian ini adalah putaran keseluruhan proses tindakan dari awal sampai akhir. Tindakan pembelajaran dalam dua siklus, terbukti bahwa kenyataannya dalam keseluruhan sebanyak 7 kali pertemuan (diawali Pre-Tes samapai Pos- Tes Akhir Siklus 2) sudah dapat meningkatkan pembelajaran tehnik lari 100 meter sehingga hipotesis penelitian yang mengatakan “Diduga model sirkuit training dapat meningkatkan pembelajaran tehnik lari 100 meter pada siswa kelas X Tkj.1 SMK Negeri 3 Malang terbukti”.
113 Kesimpulan
Dari hasil penelitan upaya meningkatkan hasil lari sprint 100 meter melalui model sirkuittraining siswa kelas X.Tkj.1 SMK Negeri 3 Malang yaitu pada pelaksanaan pengumpulan data tes awal atau Pre-Test kelas X Tkj.1 jumlah siswa 34, terdapat11 siswa (32.35%) tuntas dan 23 siswa(67.65%) tidak tuntas. Pada siklus I didapatkan nilai dengan rincian dari jumlahkeseluruhan siswa kelas X.Tkj.2 yang berjumlah 34 siswa, terdapat 18 siswa (52.94%) tuntas dan 16 siswa (47.06%) tidak tuntas. Pada siklus II didapat nilai dengan rincian dari jumlahsiswa kelasX.Tkj.2 yang berjumlah 34 siswa, terdapat 30 siswa (88,24%) tuntas, dan 4 siswa(11.76%) tidak Tuntas.
Saran
Hendaknya siswa dapat disiplin terhadap tugas yang diberikan selama proses pembelajaran dan siswa harus terus berlatih supaya mempunyai keberanian dalam berkomunikasi yang baik yang pada akhirnya akan sangat bermanfaat bagi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Agust, K. A. 2015. Pengaruh Latihan Beanbag Relayterhadapkecepatan Lari Jarak Pendek 100 Meter Padaatlet Atletik Putra Pplp Riau. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, 2(2), 1-8.
Bangun, S. Y. 2012. Analisis Tujuan Materi Pelajaran dan Metode Pembelajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Cerdas Sifa Pendidikan, 1(1).
Hariyani, S. 2012. Upaya Peningkatan Keterampilan Lari Jarak Pendek Melalui Model Bermain Pada Siswa Kelas V Sd Negeri 2 Gedongsari Kecamatan Jumo Temanggung Tahun Ajaran 2011/2012 (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).
Khomsin, A. (2011). Studi komparasi motivasi belajar biologi antara siswa yang tinggal di pondok pesantren dengan siswa yang tinggal di rumah pada siswa MA Matholi’ul Huda Bugel Kedung Jepara tahun ajaran 2010/2011 (Doctoral dissertation, IAIN Walisongo).
Kuncoro, B. (2010). Perbedaan Pembelajaran Model Bermain Dan Pendekatan Teknik Terhadap Peningkatan Kemampuan Gerak Dasar Lempar Lembing Pada Siswa Putra Kelas 4 Dan 5 Sd Negeri 1 Mundu Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten Tahun 2008/2009 (Doctoral dissertation, Universitas Sebelas Maret Surakarta).
Syahrin, A., Amiruddin, A., dan Bustamam, B. 2017. Peran Guru Pendidikan Jasmani Dalam Membentuk Karakter Siswa Pada Mts Se-banda Aceh Tahun Pelajaran 2016/2017.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, 3(2).
Tawardi, T., Putra, S., dan Zulfikar, Z. 2016. Evaluasi Sarana dan Prasarana Penjasorkes pada Sdlb Sekabupaten Bener Meriah Tahun Ajaran 2012/2013. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, 1(3)
114