• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI GEOTAGGING DIREKTORAT JENDERAL PAJAK USER MANUAL VERSI Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "APLIKASI GEOTAGGING DIREKTORAT JENDERAL PAJAK USER MANUAL VERSI Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI GEOTAGGING DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

USER MANUAL

VERSI 2.0

©2020

Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian

(2)

DAFTAR ISI

I. MEMULAI APLIKASI ... 1

A. Alamat Aplikasi ... 1

B. Login Aplikasi... 1

C. Tampilan Setelah Login ... 2

II. SUBMENU PENUGASAN ... 3

A. Membuat Penugasan ... 3

B. Memilih Prioritas WP ... 4

C. Menambahkan Wajib Pajak ... 6

D. Mencetak Penugasan ... 7

E. Melakukan Edit dan Hapus Penugasan ... 8

III. SUBMENU PENDATAAN POI BARU ... 8

IV.SUBMENU PEMUTAKHIRAN POI ... 10

V. KETENTUAN PENGISIAN DATA WAJIB PAJAK ... 14

VI.SUBMENU PERSETUJUAN ... 19

A. Alur Persetujuan ... 20

B. Melakukan Persetujuan/Penolakan ... 20

VII. SUBMENU MONITORING ... 24

(3)

DAFTAR GAMBAR

I.A-1.Gambar Alamat Aplikasi ... 1

I.A-2. Gambar Halaman Depan Aplikasi ... 1

I.B-1. Gambar Login Aplikasi ... 2

I.C-1. Gambar Menu Aplikasi ... 2

II-1. Gambar Submenu Penugasan ... 3

II-2. Gambar Halaman Submenu Penugasan ... 3

II.A-1. Gambar Dialog Box Perekaman Penugasan ... 4

II.A-2. Gambar Konfirmasi Box ... 4

II.A-3. Tabel Penugasan ... 4

II.B-1. Gambar Tabel Parameter ... 5

II.B-2. Gambar Data NPWP Sasaran Berdasarkan Prioritas ... 5

II.B-3. Gambar Data NPWP Sasaran Berdasarkan AR dan Alamat ... 6

II.C-1. Gambar Menambahkan WP ... 6

II.C-2. Gambar Konfirmasi Box ... 6

II.D-1. Gambar Rincian Penugasan ... 7

II.D-2. Gambar Hasil Cetak Penugasan ... 7

II.E-1. Gambar Menu Edit Penugasan ... 8

II.E-2. Gambar Menu Penghapusan Penugasan ... 8

III-1. Gambar Submenu Pendataan POI Baru ... 8

III-2. Halaman Submenu Pendataan POI Baru ... 9

III-3 Gambar Tahapan Pendataan POI Baru ... 9

III-4 Gambar Menyimpan Hasil Penugasan ... 10

IV-1. Gambar Submenu Pemutakhiran PoI ... 10

IV-2. Halaman Submenu Pemutakhiran ... 11

IV-3. Gambar PoI Sasaran Pemutakhiran ... 12

IV-4. Gambar Fitur Go To ... 12

IV-5. Gambar Menu Editing ... 12

IV-6. Gambar Edit Atribut ... 13

IV-7. Gambar Upload Foto ... 13

IV-8. Gambar Menu History ... 13

IV-9. Gambar Edit Lokasi ... 14

VI.A-1. Gambar Alur Persetujuan ... 20

VI.B-1. Gambar SubMenu Approval ... 21

VI.B-2. Gambar Daftar Persetujuan ... 21

VI.B-3. Gambar Jenis Penugasan ... 22

VI.B-4. Gambar Review Lokasi PoI ... 22

VI.B-5. Gambar Review Atribut PoI ... 22

VI.B-6. Gambar Box Konfirmasi ... 23

VI.B-7. Gambar Dialog Box Penolakan ... 23

VI.B-8 Gambar History Pengerjaan ... 23

VII-1. Gambar Halaman Monitoring ... 24

VII-2. Gambar Detil Monitoring ... 24

(4)

1

I.A-1.Gambar Alamat Aplikasi

I.A-2. Gambar Halaman Depan Aplikasi

I. MEMULAI APLIKASI

Bab ini akan menjelaskan mengenai proses untuk memulai penggunaan aplikasi, proses login aplikasi ECTag 2.0 dan menu yang terdapat pada aplikasi setelah anda berhasil login.

A. Alamat Aplikasi

Sebelum menjalankannya, pastikan kembali bahwa komputer dan perangkat komunikasi (smartphone dan/atau tablet) anda telah terhubung dengan internet, kemudian ikuti langkah-langkah berikut ini:

1. Buka browser yang ter-install di desktop atau di smartphone/tablet anda (disarankan menggunakan browser Mozilla Firefox atau Google Chrome).

2. Isikan alamat website https://mapping.pajak.go.id seperti contoh gambar berikut

kemudian tekan enter atau tombol Go pada browser anda. Akan tampil halaman home aplikasi seperti gambar berikut ini:

B. Login Aplikasi

Setelah masuk pada halaman awal (halaman home) dari aplikasi Geotagging ini, pengguna harus melakukan proses login dahulu agar dapat menjalankan aplikasi ini, dengan tahapan sebagai berikut:

1. Klik logo ECTAG 2.0

2. Isikan NIP dan password anda sebagaimana NIP dan password sebagaimana pada aplikasi Sistem Informasi Kepegawaian, Keuangan dan Aktiva (SIKKA) DJP dan kode keamanan.

(5)

2

I.B-1. Gambar Login Aplikasi

3. Setelah dimasukkan dengan benar, klik tombol Login atau tekan tombol Enter pada Keyboard. Maka aplikasi akan kembali kepada menu home dan identitas pengguna muncul di toolbar aplikasi .

C. Tampilan Setelah Login

Setelah pengguna berhasil login maka akan ada 4 (empat) menu yang dapat dilihat pada aplikasi ini yaitu:

1. Home, untuk kembali ke halaman awal aplikasi (landing page).

2. Menu Utama yang terdiri atas:

a. Menu Geotagging, merupakan menu dimana pengguna melakukan kegiatan Geotagging yang terdiri atas submenu:

1) Submenu Penugasan

2) Submenu Pendataan POI baru 3) Submenu Pemutakhiran POI 4) Submenu Persetujuan 5) Submenu Monitoring

b. Menu Peta Tematik, terdiri atas submenu Tematik Dasar dan submenu Tematik Pengawasan. Menu ini digunakan untuk menampilkan PoI hasil Geotagging dalam peta dengan tema tertentu.

c. Menu Zona Pengawasan, merupakan menu dimana pengguna dapat melakukan kegiatan assignment wilayah yang terdiri atas submenu:

1) Submenu Simulator 2) Submenu Designer 3) Submenu Assigner 4) Submenu Monitoring 5) Submenu Upload SK

3. Identitas Pengguna, terdiri atas submenu:

a. My Profile, untuk menampilkan identitas pengguna.

b. Log Out, untuk keluar dari aplikasi.

I.C-1. Gambar Menu Aplikasi

home menuutama identitas pengguna

(6)

3

II-1. Gambar Submenu Penugasan

II-2. Gambar Halaman Submenu Penugasan

II. SUBMENU PENUGASAN

Submenu Penugasan hanya bisa diakses oleh Kepala Seksi, berfungsi untuk membuat penugasan baru berupa kegiatan pendataan dan/atau pemutakhiran data hasil Geotagging kepada pegawai yang akan melakukan penugasan.

Submenu Penugasan terdiri dari 4 tabel, yaitu:

1. Tabel Parameter yang digunakan untuk memilih urutan prioritas dan jenis kegiatan.

2. Tabel NPWP Sasaran yang berisi data-data Wajib Pajak yang dapat dipilih dan diturunkan datanya kepada pegawai yang ditugaskan untuk dilakukan pendataan atau pemutakhiran.

3. Tabel Penugasan yang digunakan untuk melakukan perekaman penugasan kepada pegawai yang ditugaskan.

4. Tabel Resume Kinerja KPP yang berisi Jumlah NPWP Rencana, Jumlah Penugasan, Jumlah NPWP yang ditugaskan sampai dengan Jumlah POI yang disetujui.

A. Membuat Penugasan

Penugasan yang akan dibuat oleh atasan, terlebih dahulu dilakukan dengan membuat Surat Tugas. Penugasan yang dibuat hanya bisa ditujukan kepada Kepala Seksi dan Pelaksana/Account Representative yang merupakan bawahan langsung.

Berikut adalah tahapan dalam membuat penugasan.

1. Pilih tanda (plus) pada tabel penugasan sehingga muncul dialog box.

2. Isi data penugasan baru dengan lengkap kemudian simpan dengan klik tombol (simpan).

Tabel Parameter

Tabel NPWP Sasaran

Tabel Penugasan

Tabel Resume Kinerja

(7)

4 Berikut keterangan mengenai pengisian perekaman penugasan:

1. Kolom “Nomor Surat Tugas” diisi dengan nomor surat tugas dari Unit Kerja masing-masing.

2. Kolom “Pilih Pegawai” menampilkan nama-nama pegawai yang terdiri dari Kepala Seksi bersangkutan dan pegawai yang merupakan bawahan langsung yang dapat diberikan penugasan.

3. Kolom “Pilih Kegiatan” menampilkan jenis kegiatan penugasan yaitu pendataan atau pemutakhiran.

4. Kolom “Tanggal Mulai” dan “Tanggal Selesai” diisi dengan tanggal awal penugasan pemutakhiran sampai dengan tanggal selesainya penugasan peutakhiran.

Setelah data penugasan baru selesai direkam, maka akan muncul dialog box konfirmasi disudut kanan bawah, sebagai berikut:

Selanjutnya data perekaman penugasan akan muncul di tabel penugasan sebagai berikut:

B. Memilih Prioritas WP

Tabel Parameter digunakan untuk memilih urutan prioritas, jenis kegiatan dan melakukan filter berdasarkan alamat atau filter pegawai.

1. Kolom “Prioritas” terdiri dari prioritas 0 sampai dengan 16 untuk menampilkan NPWP sasaran sesuai prioritas. Pilih prioritas 0 untuk menampilkan semua NPWP sasaran.

2. Kolom “Kegiatan” terdiri dari jenis kegiatan yaitu pendataan dan pemutakhiran yang dilakukan untuk memperbaharui data Geotagging berdasarkan informasi yang diperoleh. Pembaharuan data tersebut dapat berupa tindakan mengubah data, menghapus data ataupun konfirmasi data yang telah sesuai.

3. Kolom “Kriteria” digunakan untuk memilih filter berdasarkan NIP AR atau NPWP untuk menampilkan NPWP sasaran.

II.A-1. Gambar Dialog Box Perekaman Penugasan

II.A-2. Gambar Konfirmasi Box

II.A-3. Tabel Penugasan

(8)

5 4. Kolom “Filter” digunakan untuk memasukkan isian NIP AR atau NPWP sesuai

kriteria yang dipilih pada kolom “Kriteria”, yang akan digunakan sebagai filter untuk menampilkan NPWP sasaran.

5. Kolom “Cari alamat” digunakan sebagai filter untuk menampilkan NPWP sasaran berdasarkan alamat.

II.B-1. Gambar Tabel Parameter

Setelah memilih prioritas dan jenis kegiatan, maka akan tampil data Wajib Pajak pada tabel NPWP Sasaran Pemutakhiran seperti berikut:

Data NPWP sasaran yang ditampilkan setelah pemilihan prioritas adalah data seluruh NPWP yang berdasarkan assignment WP berada dalam pengawasan seksi tersebut.

Untuk menampilkan WP tertentu dapat dilakukan dengan cara:

1. Filter berdasarkan AR atau NPWP dengan cara memilih kriteria pada kolom

“Kriteria” dan melakukan isian pada kolom “Filter”. Digunakan untuk menampilkan NPWP sasaran berdasarkan assignment Wajib Pajak sesuai AR tersebut pada prioritas yang dipilih atau menampilkan NPWP sasaran sesuai NPWP yang dimasukkan. Untuk penurunan data kepada Kepala Seksi dan Pelaksana tidak perlu menggunakan filter berdasarkan AR.

2. Filter berdasarkan alamat dengan cara melakukan isian pada kolom “Cari alamat”. Digunakan untuk menampilkan NPWP sasaran berdasarkan alamat pada prioritas yang dipilih.

II.B-2. Gambar Data NPWP Sasaran Berdasarkan Prioritas

(9)

6

II.C-1. Gambar Menambahkan WP

3. Penggunaan filter berdasarkan kriteria AR atau NPWP dapat dikombinasikan dengan penggunaan filter berdasarkan alamat Wajib Pajak dengan cara memilih kriteria serta melakukan isian pada kolom “Filter” dan kolom “Cari alamat”.

II.B-3. Gambar Data NPWP Sasaran Berdasarkan AR dan Alamat

C. Menambahkan Wajib Pajak

Setelah menentukan parameter maka selanjutnya menambahkan Wajib Pajak ke suatu penugasan pegawai tertentu untuk dilakukan pendataan atau pemutakhiran.

Yang dimaksud menambahkan Wajib Pajak disini adalah menambahkan Wajib Pajak yang ada pada tabel NPWP sasaran ke dalam suatu penugasan (ST) yang sudah dibuat sebelumnya.

Untuk menambahkan Wajib Pajak ke suatu penugasan dapat dilakukan dengan klik simbol yang ada pada sebelah kanan nama Wajib Pajak, kemudian akan muncul daftar penugasan yang telah dibuat sebelumnya. Selanjutnya klik simbol yang ada di sebelah kanan penugasan yang dipilih.

Setelah data Wajib Pajak diturunkan ke pegawai yang dipilih maka akan muncul konfirmasi disudut kanan bawah sebagai berikut:

II.C-2. Gambar Konfirmasi Box

(10)

II.D-2. Gambar Hasil Cetak Penugasan 7

Ketentuan dalam menambahkan WP dalam penugasan adalah sebagai berikut:

1) Kepala Seksi hanya dapat menambahkan WP atas penugasan dirinya sendiri, Account Representative dan Pelaksana yang merupakan bawahan langsungnya.

2) Account Representative hanya dapat menerima WP sesuai dengan assignment WP yang berada dibawah pengawasan AR tersebut.

3) Kepala Seksi dan Pelaksana hanya dapat menerima WP sesuai dengan assignment Wajib Pajak yang berada dibawah pengawasan Seksi tersebut.

4) Account Representative tidak dapat menerima WP yang dilakukan assignment kepada Account Representative lain, meskipun dalam satu seksi.

Setelah Wajib Pajak ditambahkan pada penugasan, data Wajib Pajak tersebut akan hilang dari daftar Wajib Pajak pada tabel NPWP sasaran dan akan pindah ke daftar penugasan pegawai masing-masing.

D. Mencetak Penugasan

Langkah dalam melakukan pencetakan penugasan adalah dengan menampilkan terlebih dahulu data rinci penugasan per pegawai pada tabel penugasan dengan cara klik simbol sehingga tampil rincian daftar penugasan atas pegawai tersebut, lalu klik simbol untuk mencetak.

Hasil cetakan Lampiran adalah sebagai berikut:

Cetak Lampiran Menampilkan Rincian

II.D-1. Gambar Rincian Penugasan

(11)

8

III-1. Gambar Submenu Pendataan POI Baru

E. Melakukan Edit dan Hapus Penugasan

Dalam hal penugasan yang sudah dibuat terdapat kesalahan, maka dapat dilakukan:

1. “Edit” penugasan, dapat dilakukan dengan cara mengklik symbol pada tabel menu penugasan yang telah disimpan sebelumnya, sehingga akan tampil dialog box Edit Penugasan. Kemudian lakukan perubahan data sesuai dengan yang dibutuhkan.

2. “Hapus” penugasan, terdapat 2 jenis penghapusan penugasan, yaitu:

a. Penghapusan penugasan untuk menghapus penugasan pendataan/

pemutakhiran atas pegawai dan nomor penugasan tertentu yang dapat dilakukan jika sudah tidak ada daftar penugasan; dan

b. Penghapusan NPWP atas Wajib Pajak yang terdapat dalam daftar penugasan yang dapat dilakukan jika Wajib Pajak tersebut belum dilakukan pendataan/pemutakhiran.

III. SUBMENU PENDATAAN POI BARU

Submenu Pendataan POI Baru merupakan kertas kerja untuk melakukan pendataan Geotagging (PoI) baru, dimana user hanya dapat melihat daftar penugasan untuk dirinya sendiri.

II.E-1. Gambar Menu Edit Penugasan

Penghapusan NPWP Penghapusan

Penugasan

II.E-2. Gambar Menu Penghapusan Penugasan

(12)

9

III-2. Halaman Submenu Pendataan POI Baru

III-3 Gambar Tahapan Pendataan POI Baru

Halaman submenu Pendataan POI baru terdiri atas:

1. Daftar PoI/NPWP, yaitu tabel yang menampilkan daftar penugasan pendataan yang berisi data Wajib Pajak (NPWP, nama, dan alamat) yang belum dilakukan geotagging.

2. Peta lokasi, yaitu peta yang berfungsi sebagai kertas kerja untuk melakukan geotagging.

3. Dashboard Monitoring, yaitu tabel yang menampilkan informasi terkait penugasan meliputi jumlah penugasan, telah dikerjakan, dan telah disetujui.

Secara singkat, tahapan pendataan (tagging baru) adalah sebagai berikut:

1. Melakukan tagging baru terhadap Wajib Pajak yang belum memiliki PoI.

2. Melengkapi informasi tentang Wajib Pajak dengan mengisi data atribut WP.

Tahapan melakukan pendataan adalah sebagai berikut:

1. Pilih NPWP yang akan dilakukan geotagging dengan memberikan checklist pada table daftar POI/NPWP.

2. Klik tombol untuk melakukan tagging baru/tambah POI dan arahkan pointer POI ke lokasi Wajib Pajak yang sesuai pada peta kertas kerja.

3. Lakukan pengisian atribut POI dan tambahkan foto lokasi sebagai data pendukung, lalu klik simpan. Jika berhasil akan muncul konfirmasi bahwa data berhasil ditambahkan.

Peta Lokasi

Daftar PoI/NPWP Dashboar

Monitoring

(13)

10

IV-1. Gambar Submenu Pemutakhiran PoI III-4 Gambar Menyimpan Hasil Penugasan

4. Klik kanan pada POI yang sudah terbentuk dan pilih konfirmasi untuk menyimpan hasil penugasan. Selanjutnya hasil penugasan akan dikirim ke menu persetujuan.

K

Ketentuan persetujuan penugasan pendataan berikut:

a. Apabila PoI ditempatkan pada zona pengawasan seksi yang sama, maka persetujuan akan ditentukan oleh atasan langsung.

b. Apabila PoI ditempatkan pada zona pengawasan seksi yang berbeda, maka persetujuan akan ditentukan oleh atasan langsung dan kepala seksi pemilik zona PoI ditempatkan.

c. Apabila PoI ditempatkan pada zona pengawasan di luar KPP, maka persetujuan akan ditentukan oleh atasan langsung dan kepala seksi pemilik zona PoI ditempatkan.

IV. SUBMENU PEMUTAKHIRAN POI

Submenu Penugasan POI merupakan kertas kerja untuk melakukan pemutakhiran data hasil geotagging (PoI), dimana user hanya dapat melihat daftar penugasan untuk dirinya sendiri.

POI yang sudah terbentuk

(14)

11

IV-2. Halaman Submenu Pemutakhiran

Halaman submenu Pemutakhiran POI terdiri atas:

1. Daftar PoI/NPWP, yaitu tabel yang menampilkan daftar penugasan pemutakhiran kepada user, yang berisi data Wajib Pajak (NPWP, nama, dan alamat) serta kriteria belum valid atas PoI tersebut. PoI invalid yang harus dimutakhirkan oleh KPP Pratama adalah PoI dengan kriteria sebagai berikut:

a. Density yaitu PoI yang berada dalam sebuah wilayah heksagon dengan kepadatan per 100 m2 lebih dari 2 PoI.

b. Tumpuk yaitu PoI dengan koordinat yang sama lebih dari 2 PoI.

c. Ganda yaitu lebih dari satu PoI atas satu NPWP.

d. Pola yaitu PoI yang membentuk garis lurus.

2. Peta lokasi, yaitu table yang peta menampilkan lokasi dari PoI pada daftar penugasan dan berfungsi sebagai kertas kerja pemutakhiran.

3. Dashboard Monitoring, yaitu menampilkan informasi terkait penugasan meliputi jumlah penugasan, telah dikerjakan, dan telah disetujui.

Secara singkat, tahapan pemutakhiran PoI adalah sebagai berikut:

1. Melakukan edit atribut dan edit PoI; dan

2. Melakukan konfirmasi bila data PoI dan data atribut sudah sesuai dengan kondisi sebenarnya; atau

3. Melakukan penghapusan apabila PoI seharusnya tidak ada.

Tahapan pemutakhiran PoI lengkap adalah sebagai berikut:

1. Memilih PoI sasaran pemutakhiran

Pada daftar PoI/NPWP, dapat diketahui kriteria invalid atas PoI tersebut. Satu PoI dapat memiliki lebih dari satu kriteria invalid. Klik pada salah satu kriteria invalid (yang telah ada tanda centang) dari PoI yang akan dilakukan pemutakhiran. Maka lokasi PoI akan ditunjukkan pada Peta Lokasi.

Daftar PoI/NPWP

Dashboar Monitoring Peta Lokasi

(15)

12 klik

menuju titik yang akan dilakukan pemutakhiran

IV-4. Gambar Fitur Go To

Dalam hal terdapat lebih dari satu PoI pada satu titik, untuk menuju ke PoI yang akan dilakukan pemutakhiran, klik simbol pada ujung kanan kolom NPWP dan klik

menu Go To .

2. Melakukan edit atribut dan edit lokasi

Klik kanan pada PoI sasaran yang akan dilakukan pemutakhiran maka akan tampil menu editing yang terdiri dari edit atribut, edit lokasi, konfirmasi, dan hapus.

a) Edit atribut

Tombol edit atribut digunakan untuk melakukan pemutakhiran pada atribut PoI, yaitu dengan:

1. melengkapi isian data atribut yang masih kosong.

2. melakukan perbaikan data atribut apabila terdapat data yang tidak benar.

3. menentukan jenis lokasi atas PoI.

4. melengkapi foto objek.

Pola Ganda, terdapat lebih dari satu PoI atas satu

NPWP

IV-3. Gambar PoI Sasaran Pemutakhiran

IV-5. Gambar Menu Editing

(16)

13 Klik edit atribut kemudian isi data dengan lengkap dan benar. Klik tombol Simpan untuk menyimpan perubahan data atau tombol “close” untuk membatalkan perubahan data.

Menu Galery untuk menampilkan dan menambah foto PoI sebagai berikut:

IV-7. Gambar Upload Foto

Menu History untuk menampilkan riwayat perubahan data PoI, sebagai berikut:

IV-8. Gambar Menu History

b) Edit lokasi

Tombol edit lokasi digunakan untuk melakukan editing lokasi PoI dengan memindahkan PoI ke lokasi sebenarnya sesuai dengan data lapangan. Editing dilakukan dengan cara melakukan klik kanan pada PoI yang akan dimutakhirkan lalu pilih edit lokasi, selanjutnya geser PoI ke lokasi yang sebenarnya. Jika lokasi PoI sudah berada pada titik yang sesuai, klik kanan pada PoI dan klik simpan untuk melakukan konfirmasi lalu klik pindah untuk

Untuk menampilkan dan menambahkan foto Untuk menampilkan riwayat perubahan data

Jenis Lokasi:

IV-6. Gambar Edit Atribut

(17)

14

IV-9. Gambar Edit Lokasi

memindah data atau klik batal untuk membatalkan editing lokasi yang telah dilakukan.

Setelah dilakukan pemutakhiran atas lokasi PoI, maka klik Simpan atau Batal.

Kemudian akan muncul dialog box konfirmasi atas edit lokasi yang dilakukan.

Klik tombol Pindah untuk melakukan pemindahan dan tombol Batal untuk membatalkan pemindahan.

Ketentuan persetujuan penugasan pemutakhiran dengan jenis pemutakhiran berupa edit lokasi adalah berikut:

1. Apabila PoI ditempatkan/diubah lokasi pada zona pengawasan seksi yang sama, maka persetujuan akan ditentukan oleh atasan langsung.

2. Apabila PoI ditempatkan/diubah lokasi pada zona pengawasan seksi yang berbeda, maka persetujuan akan ditentukan oleh atasan langsung dan kepala seksi pemilik zona PoI ditempatkan.

3. Apabila PoI ditempatkan/diubah lokasi pada zona pengawasan di luar KPP, maka persetujuan akan ditentukan oleh atasan langsung dan kepala seksi pemilik zona PoI ditempatkan.

V. KETENTUAN PENGISIAN DATA WAJIB PAJAK

Isian kolom-kolom yang ada pada dialog Data Wajib Pajak ditentukan sebagai berikut:

A. Jenis Pemanfaatan

Dipilih berdasarkan jenis pemanfaatan objek di lapangan, jenis pemanfaatan yang ada adalah sebagai berikut:

Perumahan

(18)

15 Perkantoran

Perdagangan/Komersial Kulinari

Perhotelan/Akomodasi Pariwisata

Industri

Bengkel/Pergudangan Fasilitas umum

Objek P3

B. Kategori Jenis Pemanfaatan

Dipilih berdasarkan kategori detil dari jenis pemanfaatan objek di lapangan, kategori yang ada adalah sebagai berikut:

Perumahan

Perumahan Sederhana Perumahan Menengah Perumahan Mewah Kompleks Perumahan Real Estate

Rusunami Rusunawa Apartemen Kondominium

Perkantoran

Perkantoran Pemerintah Perkantoran Swasta Instalasi Militer

Perdagangan/Komersial Toko

Ruko

Kios/Los Pasar Minimarket/Swalayan Pusat Belanja/Mall SPBU

SPBE Toko Emas Showroom Motor Showroom Mobil Kulinari

Restoran

Waralaba Kuliner Café/Mini Café Depot

Warung Makan Hiburan Malam/Club

Perhotelan/Akomodasi Hotel Bintang 4/5 Hotel Bintang 1/3 Hotel Melati Losmen Kost

Travel/Ticketing

Pariwisata Wisata Alam Wisata Sejarah Wisata Religi Wisata Lainnya

Industri Industri Berat

Industri Ringan/Menengah Industri Padat Karya Industri Rumahan Industri Lainnya

Bengkel/Pergudangan Bengkel Mobil

Bengkel Motor Bengkel Las Bengkel Lainnya Pergudangan Industri Pergudangan Komersial

Fasilitas umum Masjid

Gereja Pura/Vihara

Bangunan Agama Lainnya Bangunan Sosial

Rumah Sakit Klinik

Fasilitas Kesehatan Lainnya Sarana Pendidikan

Terminal

Stasiun Kereta Api Bandara Udara Pelabuhan

Fasilitas Umum Lainnya Objek P3

Perkebunan Perhutanan Pertambangan

C. Nama/Merk Dagang

Penulisan nama Wajib Pajak ditulis secara lengkap sesuai dengan nama yang tercantum pada bukti identitas seperti Kartu Tanda Penduduk, Akta Pendirian, Surat Ijin Usaha Perusahaan, dan lain sebagainya.

 Nama Wajib Pajak Orang Pribadi ditulis tanpa menggunakan gelar kebangsawanan/gelar akademis/gelar keagamaan/pangkat militer/pangkat polisi.

(19)

16 Contoh : Sarwa Edi, S.T., M.T.

ditulis Sarwa Edi

 Nama Wajib Pajak Badan ditulis tanpa mencantumkan nama bentuk hukum.

Contoh : PT. British American Tobacco Indonesia ditulis British American Tobacco Indonesia

 Pemungut Bendahara diawali dengan kata "BENDAHARA" yang ditulis lengkap, diikuti dengan unit kerjanya.

Contoh : Bendahara Satuan Kerja Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak

 Wajib Pajak Badan yang berbentuk Koperasi dan Yayasan agar penulisannya diawali dengan kata "KOPERASI/YAYASAN", diikuti nama lengkapnya.

Contoh : Koperasi Karyawan Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak Yayasan Kesejahteraan Karyawan Direktorat Jenderal Pajak

 Merk Dagang ditulis lengkap sesuai dengan nama yang ada di plang/tanda pengenal objek.

Contoh : Toko emas dengan merek dagang Tiga Dua Djaya Ditulis Tiga Dua Djaya

Penulisan Toko Emas tidak usah dituliskan, sudah dimasukkan ke dalam pilihan jenis pemanfaatan Perdagangan/Komersial kategori Toko Emas.

D. Alamat

Alamat terdiri dari tipe lokasi, nama lokasi, tipe jalan, nama jalan, tipe nomor dan nomor, serta RT/RW.

Tipe Lokasi dan Nama Lokasi

Dalam hal terdapat lokasi/area pada alamat, misalnya apartemen atau komplek perumahan, maka nama lokasi/area tersebut dituliskan sebelum nama jalan. Tipe Lokasi yang sering digunakan antara lain:

PERUMAHAN

APARTEMEN

Tipe Lokasi Nama Lokasi Tipe Jalan Nama Jalan Tipe Nomor Nomor

GEDUNG WISMA

MULIA

JL JEND. GATOT SUBROTO

NO 45

KOTA LEGENDA CLUSTER DUKUH ZAMRUD

JL ZAMRUD

UTARA

BLOK U16/11

RUKO SEGITIGA

SENEN BLOK A/8

JL SENEN RAYA NO 135

KOMPLEK PERTOKOAN JBC KAV A7 LT.3

JL TRUNOJOYO NO 36

REDTOP LT.5 ROOM 509 BLOK B

JL PECENONG

KAWASAN SCBD JL SUDIRMAN NO 18

(20)

17 Contoh :

Penulisan Nomor/Nama Lantai agar didahului dengan kata "LT" untuk memudahkan dalam membedakan antara nama bangunan/gedung dengan nomor/nama.

Contoh: Gedung Menara Imperium LG 38 menjadi ditulis Tipe Lokasi Nama Lokasi

GEDUNG MENARA IMPERIUM LT.LG NO.38

Standar penulisan alamat berdasarkan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) terutama dalam penulisan lantai suatu bangunan/gedung, misalnya dengan mengganti penulisan 7TH FL, 7TH FLOOR dengan LT.7.

Tipe Jalan

Tipe jalan ditulis tanpa tanda titik dan terdiri dari 2 atau 3 huruf diikuti spasi, tipe jalan yang dapat digunakan antara lain:

JL = Jalan DSN = Dusun

GG = Gang PSL = Persil

DS = Desa SB = Subak

KP = Kampung BJ = Banjar

LR = Lorong DK = Dukuh

PS = Pasar

Nama Jalan

Nama jalan ditulis secara lengkap bila belum memenuhi maksimal karakter yang disediakan. Setiap kata dalam nama jalan hanya boleh dipisahkan oleh satu spasi saja.

Contoh:

Tipe Jalan Nama Jalan JL KEMANGGISAN ILIR

Nomor nama jalan ditulis dengan angka romawi Contoh :

Tipe Jalan Nama Jalan Nomor JL KEMANGGISAN ILIR III

Nama jalan disingkat apabila telah mencapai maksimal karakter. Nama jalan yang disingkat sedapat mungkin kata-kata yang sudah dibakukan, mulai dari suku kata yang paling terakhir, kemudian suku kata kedua terakhir dan seterusnya. Nama jalan ditulis tanpa tanda titik.

Contoh:

Tipe Jalan Nama Jalan

JL RAYA KEMANGGISAN ILIR III DALAM Ditulis

JL RAYA KEMANGGISAN ILIR III DLM Nama yang biasa disingkat, antara lain :

UTR = Utara DLM = Dalam

TMR = Timur TMN = Taman

SLT = Selatan

BRT = Barat

(21)

18 Apabila alamat terletak didalam gang yang merupakan bagian dari suatu jalan, maka nama gang ditulis dibelakang nama jalan.

Contoh:

Tipe Jalan Nama Jalan JL MASTRIP GG MADZEN Tipe Nomor dan Nomor

Tipe Nomor yaitu nomor, blok, kavling, persil dan sebagainya. Nomor yaitu nomor rumah, blok, kavling, persil dan sebagainya.

Nomor rumah ditulis dengan angka arab (angka biasa) tanpa penulisan kata

"Nomor". Nomor rumah ditulis dengan angka arab (angka biasa).

Contoh:

Tipe Jalan Nama Jalan Tipe Nomor Nomor

JL RADEN SALEH NO 25

GG MUTIARA IV NO 12

Nomor blok ditulis dengan angka arab (angka biasa). Nomor blok dipisahkan dari nomor rumah dengan menggunakan tanda garis miring (/)

Contoh:

Tipe Jalan Nama Jalan Tipe Nomor Nomor

JL CITRA INDAH BLOK G2/25

Kavling ditulis dengan angka arab dengan singkatan "KAV"

Contoh:

Tipe Jalan Nama Jalan Tipe Nomor Nomor

JL DEWI SARTIKA KAV 40

Apabila nomor lebih dari satu, maka penulisannya dipisahkan dengan tanda koma (,) jika disebutkan satu persatu, atau dengan tanda minus (-) jika disebutkan awal dan akhirnya, tanpa dipisahkan oleh spasi.

Contoh:

Tipe Jalan Nama Jalan Tipe Nomor Nomor

JL MAWAR KAV 40-42

JL RADEN SALEH NO 7,8,10

RT/RW

Penulisan RT/RW ditulis dengan angka arab (angka biasa) sejumlah 3 digit.

Contoh: 010/007 E. Jenis Alamat

Jenis Wajib Pajak

Jenis ALamat Tempat

Tinggal Domisili Tempat Usaha

Tempat

Kedudukan Instansi Aset Cabang Tidak Diketahui Orang

Pribadi

V V V V V

Badan V V V V

Bendara hara

V V V V

Keterangan:

V = alamat default

(22)

19 a. Apabila satu NPWP hanya memiliki satu PoI, maka jenis alamat sebagai berikut:

1) alamat Tempat Tinggal untuk Wajib Pajak Orang Pribadi.

2) alamat Tempat Kedudukan untuk Wajib Pajak Badan.

3) alamat Instansi untuk Wajib Pajak Bendarahara.

b. Apabila satu NPWP memiliki lebih dari satu PoI, adalah sebagai berikut:

1) Wajib Orang Pribadi

a) Hanya boleh memiliki 1 jenis alamat tempat tinggal dan alamat domisili b) Bisa memiliki lebih dari 1 jenis alamat tempat usaha, aset dan tidak

diketahui.

2) WP Badan

a) Hanya boleh memiliki 1 jenis alamat tempat kedudukan,

b) Bisa memiliki lebih dari 1 jenis alamat aset,cabang dan tidak diketahui 3) WP Bendahara:

a) Hanya boleh memiliki 1 jenis alamat instansi.

b) Bisa memiliki lebih dari 1 jenis alamat aset,cabang dan tidak diketahui.

F. Nomor Telepon

Tipe kolom dari nomor telepon pada aplikasi adalah character (50), sehingga pengguna dapat mengisi nomor telepon Wajib Pajak yang dapat dihubungi tidak dibatasi oleh satu nomor telepon. Untuk setiap nomor telepon dipisahkan tanda koma (,). Penulisan digit angka nomor telepon tidak dipisahkan oleh tanda apapun atau tidak dipisahkan antara kode wilayah/kode operator dengan nomor telepon.

Contoh : 0812-12345678, 021-7412345, 021-7416789 ditulis 081212345678, 0217412345, 0217416789

G. NPWP

Default NPWP adalah angka 0 (nol) sebanyak 15 (lima belas) digit tanpa dipisahkan tanda apapun (spasi, titik, dll) (000000000000000). Jika diketahui NPWP atas Lokasi tersebut, NPWP dituliskan dengan kode NPWP lengkap tanpa dipisahkan tanda apapun (spasi, titik, dll).

Contoh NPWP 12.345.678.9-123.000 Ditulis 123456789123000

H. Keterangan

Keterangan ini diisi dengan data hasil pengamatan terhadap kondisi lokasi ataupun kegiatan usaha dari Wajib Pajak dan keterangan lain yang dapat digunakan sebagai alat keterangan dalam penggalian potensi perpajakan.

Untuk Objek Pajak PBB kolom ini digunakan untuk mengisikan Nomor Objek Pajak (NOP) dan data PBB lain yang dapat digunakan sebagai alat keterangan dalam penggalian potensi perpajakan.

I. Foto

Jumlah foto yang diupload ke dalam aplikasi dapat tidak terbatas, proses upload foto dilakukan satu-persatu per foto. Aplikasi akan menyesuaikan ukuran foto dan ukuran file foto.

VI. SUBMENU PERSETUJUAN

Submenu Persetujuan ini hanya dapat dibuka dengan user eselon IV. Submenu Persetujuan digunakan untuk melakukan approval/persetujuan atas:

a) PoI hasil pendataan dan/atau pemutakhirkan bawahan langsung.

(23)

20 b) PoI hasil pendataan dan/atau pemutakhiran eksternal yang masuk ke dalam zona

pengawasan kepala seksi terkait.

A. Alur Persetujuan

Berikut gambar alur persetujuan atas suatu penugasan Geotagging.

Dari gambar diatas maka aturan dalam persetujuan suatu penugasan adalah sebagai berkut:

1. PoI hasil pendataan/pemutakhiran yang diletakan masih dalam satu Zona Pengawasan Seksi maka cukup dilakukan persetujuan oleh atasan langsung.

Apabila dilakukan penolakan oleh atasan langsung maka pengerjaan akan kembali kepada petugas.

2. PoI hasil pendataan/pemutakhiran yang diletakan di luar Zona Pengawasan Seksi maka harus dilakukan persetujuan oleh atasan langsung dan atasan pemilik Zona Pengawasan Seksi dimana PoI diletakan. Apabila salah satu atasan melakukan penolakan maka pengerjaan akan langsung kembali kepada petugas. Hal ini diperlukan mengingat lokasi PoI Wajib Pajak merupakan acuan dalam Assignment Wajib Pajak berbasis kewilayahan.

B. Melakukan Persetujuan/Penolakan

Halaman submenu persetujuan terdiri atas beberapa tabel, yaitu tabel:

1. Filter Data Persetujuan, digunakan untuk menyeleksi data persetujuan berdasarkan Nama WP, NPWP, Alamat WP dan Nama Petugas.

2. Resume kinerja internal yang berisi jumlah penugasan, jumlah Wajib Pajak yang menjadi penugasan, jumlah PoI yang menjadi penugasan, jumlah NPWP ditugaskan, jumlah PoI ditugaskan, jumlah PoI diedit, jumlah pemutakhiran poI ditolak serta jumlah PoI disetujui.

3. Dashboard monitoring yaitu penugasan yang berisi monitoring pengerjaan dan persetujuan.

VI.A-1. Gambar Alur Persetujuan

(24)

21 4. Daftar Persetujuan yang berisi daftar NPWP/PoI hasil Pemutakhiran dan belum

dilakukan approval/persetujuan.

5. Map yang menampilkan posisi PoI pada peta lokasi.

6. Foto yang menampilkan foto objek Wajib Pajak.

7. Resume kinerja eksternal yang berisi jumlah PoI baru dari seksi lain, jumlah PoI baru dari KPP lain dan jumlah PoI eksternal yang disetujui.

8. Daftar approval/persetujuan berisi daftar NPWP/PoI hasil Pemutakhiran dan belum dilakukan approval/persetujuan. Eselon IV dapat menyetujui hasil pemutakhiran atau menolak pemutakhiran tersebut.

Langkah-langkah untuk melakukan persetujuan/penolakan PoI yang telah dilakukan pemutakhiran adalah sebagai berikut:

1. Pilih salah satu data PoI hasil pemutakhiran yang akan dilakukan persetujuan atau penolakan.

VI.B-1. Gambar SubMenu Approval

Data Wajib Pajak

Jenis dan tanggal pemutakhiran

Tombol approval

VI.B-2. Gambar Daftar Persetujuan

(25)

22 PoI dengan latar belakang kuning merupakan PoI hasil pengerjaan eksternal, hal ini dikarenakan PoI hasil pendataan atau pemutakhiran diletakan pada Zona Pengawasan seksi tersebut. Sedangkan PoI dengan latar belakang putih merupakan PoI hasil pengerjaan bawahan langsung.

2. Lakukan review pada salah satu hasl penugasan dengan meng-klik tombol untuk melakukan review lokasi PoI. Setelah muncul tampilan peta, klik pada PoI untuk melakukan review atributik.

VI.B-4. Gambar Review Lokasi PoI

VI.B-5. Gambar Review Atribut PoI

Latar Putih, hasil penugasan bawahan langsung

Latar Kuning, hasil penugasan eksternal VI.B-3. Gambar Jenis Penugasan

(26)

23

VI.B-8 Gambar History Pengerjaan

3. Klik tombol untuk menyetujui data PoI hasil pemutakhiran. Akan muncul dialog box berupa pernyataan tanggung jawab atas kebenaran hasil pekerjaan.

Klik tombol “Benar” untuk menyetujui pernyataan dalam dialog box.

4. Klik tombol untuk menolak data PoI hasil pemutakhiran. Akan muncul dialog box berupa alasan penolakan. Pilih salah satu alasan penolakan kemudian klik tombol “Lanjut” untuk menolak hasil pemutakhiran. Setelah penolakan maka data PoI/NPWP tersebut akan kembali ke daftar penugasan pegawai yang bersangkutan.

5. Klik tombol untuk melihat history PoI perubahan atas PoI tersebut. Klik pada Data NIP maka akan muncul

VI.B-6. Gambar Box Konfirmasi

VI.B-7. Gambar Dialog Box Penolakan

(27)

24 VII. SUBMENU MONITORING

Submenu monitoring digunakan untuk melakukan monitoring kegiatan pendataan/pemutakhiran data hasil geotagging secara nasional, per Kantor Wilayah DJP,per KPP Pratama, maupun per Petugas.

Submenu monitoring berisi dashboard kinerja penugasan dan kinerja pemutakhiran pemutakhiran secara nasional dan table rincian kinerja pemutakhiran per Kantor Wilayah DJP.

Untuk menampilkan rincian kinerja pemutakhiran per KPP Pratama dengan melakukan klik pada nama Kantor Wilayah DJP.

VII-1. Gambar Halaman Monitoring

VII-2. Gambar Detil Monitoring

Gambar

Tabel Parameter digunakan untuk memilih urutan prioritas, jenis kegiatan dan  melakukan filter berdasarkan alamat atau filter pegawai

Referensi

Dokumen terkait

NPWP tersebut merupakan suatu sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak (UU No. Oleh karena itu,

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir berjudul “ Prosedur Pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak Orang Pribadi (NPWP-OP) Menggunakan Sistem Informasi

diisi dengan tanda silang (X) pada kotak yang sesuai dengan kebangsaan penanggung jawab dilengkapi dengan nomor identitas diri (KTP/Paspor). diisi dengan nomor NPWP Wajib

Menimbang : bahwa dengan adanya perkembangan teknologi informasi dan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada Wajib Pajak dan/atau Pengusaha Kena Pajak untuk

Kebenaran SPT untuk Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak sebelumnya sebagaimana dimaksud pada butir 1 huruf c merupakan kebenaran formal dan terpenuhi dalam hal Wajib Pajak

(1) Kewajiban pemotongan atau pemungutan dan penyetoran PPh Pasal 21/26 dengan menggunakan NPWP Pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (3) huruf a bagi

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Wajib Pajak Besar Satu Digunakan untuk menyertai tanda tangan pejabat yang diberi wewenang atas nama (a.n.),untuk beliau (u.b.), atau Pejabat

1 PENGARUH KESADARAN WAJIB PAJAK, PENGETAHUAN DAN PEMAHAMAN WAJIB PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KOTA PALEMBANG SKRIPSI Untuk