• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. METODE PENELITIAN. 22 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "3. METODE PENELITIAN. 22 Universitas Kristen Petra"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

       22

     Universitas Kristen Petra 

3. METODE PENELITIAN

3.1. Paradigma Penelitian

Dalam suatu penelitian terdapat paradigma atau orientasi penelitian ini sendiri. Secara umum ada tiga paradigma atau payung penelitian yaitu Positivist Social Science, Interpretive Social Science, dan Critical Social Science (Neuman, 2006, p. 81). Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan positivisme karena aliran ini bertujuan untuk menguji sebuah teori atau menjelaskan sebuah pengalaman melalui observasi dan pengukuran dalam rangka meramalkan dan mengontrol kekuatan-kekuatan di sekitar manusia.

Pendekatan positivisme memandang ilmu sosial sebagai metode-metode yang terorganisasi dalam mengkombinasikan logika deduktif (bertujuan untuk menjelaskan fakta) dengan observasi empiris dari perilaku individual untuk menemukan dan memastikan kebenaran seperangkat hukum sebab akibat untuk memprediksi pola umum kegiatan-kegiatan manusia. Hal ini telah dikemukakan oleh Neuman (2003).

3.2. Definisi Konseptual

“Definisi konseptual merupakan identifikasi istilah dan definisi yang akan digunakan untuk menggambarkan secara abstrak : kejadian, kelompok individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial” (Singarimbun, 1995, p.33).

Dalam penelitian ini, definisi konseptual yang digunakan sebagai acuan adalah jaringan komunikasi yang merupakan jalan yang dilalui dalam pertukaran pesan diantara sejumlah orang-orang yang menduduki posisi atau peranan tertentu. (Muhammad, 2007).

3.3. Definisi Operasional

Berdasarkan konsep yang telah ada, peneliti akan mengoperasionalkan variabel-variabel yang ada untuk membuat kuisioner, yaitu analisis jaringan (network analysis) yang pada dasarnya bertujuan untuk memetakan kegiatan-

(2)

       23

     Universitas Kristen Petra 

kegiatan komunikasi yang melibatkan responden dalam organisasi ataupun unit kerjanya, baik secara formal maupun informal. Responden secara khusus diminta menunjukkan sejauh mana dengan intensitas bagaimana ia terlibat dalam komunikasi dengan rekan-rekan dalam unit atau departemen tempat kerjanya dan beberapa orang kunci di luar unit atau departemennya di dalam jam kerjanya. Dari analisis jaringan ini dapat diperoleh gambaran tentang bagaimana seorang karyawan dapat memperoleh informasi secara efektif untuk menyelesaikan tugasnya dalam jam kerja. Dalam ICA Audit data yang dikumpulkan untuk analisis jaringan ini menyangkut dua jenis jaringan yang berbeda, yakni jaringan formal dan informal. Suatu analisis jaringan komunikasi dapat dilakukan untuk berbagai kepentingan yang berbeda, misalnya untuk komunikasi tentang tugas atau kedinasan, komunikasi sosial, atau komunikasi obrolan dan desas-desus. Dari berbagai analisis jaringan untuk macam-macam kepentingan ini dapat diketahui adanya berbagai kelompok kecil dengan ikatan kuat (cliques) dan variasi peran perorangan (individual roles) dalam berbagai jaringan komunikasi antar pribadi yang terbentuk dalam organisasi. Dari analisis jaringan ini akan diketahui bahwa setiap orang memainkan peranan tertentu sesuai dengan kedudukannya.

“Berdasarkan variasi peran komunikasinya dalam kelompok, dapat diketahui bagaimana gerakan perilaku individu-individu dalam suatu kelompok atau sejumlah kelompok” (Hardjana, 2000, p. 66-67).

(3)

       22

     Universitas Kristen Petra  Tabel 3.1. Bagan Operasionalisasi

Variabel Indikator Dimensi Pernyataan Alat Ukur

Jaringan Komunikasi

1. Pola jaringan komunikasi

Jaringan komunikasi

formal

Dalam koordinasi kerja, atasan berkomunikasi dengan bawahan secara langsung.

0. Tidak 1. Ya Dalam koordinasi kerja, atasan berkomunikasi dengan bawahan

melalui perantara orang lain.

Dalam koordinasi kerja, informasi disampaikan melalui media-media tertentu (seperti majalah internal, memo, email, dll).

Dalam koordinasi kerja, karyawan mengharapkan informasi yang dikeluarkan secara resmi oleh atasan Anda dalam koordinasi kerja Jaringan

komunikasi informal

Para karyawan melakukan interaksi dengan rekan sekerja berkaitan dengan urusan di luar pekerjaan.

Para karyawan mengadakan acara sendiri di antara rekan sekerja terlepas dari masalah pekerjaan.

Para karyawan mempercayai desas-desus yang muncul di dalam lingkungan kerja (misalnya, informasi kenaikan gaji yang belum jelas kebenarannya).

2. Model jaringan komunikasi

Model Rantai (Chain)

Dalam koordinasi kerja, berhubungan langsung dengan atasan/bawahan tanpa terjadi suatu penyimpangan.

Model Roda Dalam koordinasi kerja, hanya terfokus pada informasi dari atasan.

24

Universitas Kristen Petra

(4)

       23

     Universitas Kristen Petra  Jaringan

Komunikasi

3. Peran dalam jaringan komunikasi

Dalam koordinasi kerja, berinteraksi dengan rekan sekerja yang berada di tingkatan yang sama (misalnya : sama-sama customer service).

0. Tidak 1. Ya Model

Lingkaran (Circle)

Dalam koordinasi kerja, memperhatikan siapa yang menjadi pemberi koordinasi

Dalam koordinasi kerja Anda juga berinteraksi dengan rekan sekerja yang berada di tingkatan yang sama (misalnya : sama-sama customer service).

Model Saluran Bebas (All-

Channel)

Dalam koordinasi kerja, terjadi interaksi timbal balik tanpa melihat siapa yang menjadi pimpinan dalam divisi Badan Pengelola Lingkungan.

Dalam koordinasi kerja, memperhatikan jenjang hirarki dalam divisi Badan Pengelola Lingkungan.

Model Huruf

“Y”

Dalam koordinasi kerja, Anda terbiasa dengan inisiatif sendiri dalam melaporkan hasil kerja Anda tanpa menunggu perintah dari atasan.

Opinion Leader

Adanya rekan sekerja yang tidak menjabat sebagai pemimpin formal dalam organisasi, tetapi dapat membimbing dan mempengaruhi pengambilan keputusan dalam hal pekerjaan.

Adanya rekan sekerja yang tidak memiliki jabatan formal sebagai pemimpin dalam divisi Badan Pengelola Lingkungan, tetapi sering bertanya kepadanya mengenai pekerjaan.

24

Universitas Kristen Petra 25 Universitas Kristen Petra 26 Universitas Kristen Petra 27 Universitas Kristen Petra 28 Universitas Kristen Petra 25 Universitas Kristen Petra 25

Universitas Kristen Petra

(5)

       24

     Universitas Kristen Petra  Jaringan

Komunikasi

Gate Keepers Cosmopolit

Adanya rekan sekerja yang bertugas mengontrol arus informasi di antara anggota organisasi.

Adanya rekan sekerja yang menghubungkan divisi Badan Pengelola Lingkungan dengan lingkungan sekitar (seperti divisi lain dalam Pakuwon City atau customer/klien).

0. Tidak 1. Ya Bridge Adanya rekan sekerja yang sering menjadi penghubung antara divisi

Badan Pengelola Lingkungan dengan divisi-divisi lain dalam Pakuwon City.

Liaison Adanya orang diluar divisi Badan Pengelola Lingkungan, namun beliau menjadi penghubung antara divisi Badan Pengelola Lingkungan dengan divisi-divisi lain dalam Pakuwon City.

Isolate Adanya rekan sekerja yang tidak pernah atau jarang sekali berkomunikasi dengan anggota divisi lainnya dalam koordinasi kerja (pasif).

26

Universitas Kristen Petra

(6)

   

27       

 Universitas Kriten Petra 

Dalam jaringan komunikasi formal responden diminta untuk berfikir kembali tentang komunikasi, mengirim dan menerima informasi berkaitan dengan struktur formal organisasi, seperti rapat staf, memo, pengumuman lisan atau tertulis, surat edaran, dan komunikasi bisnis lain. Sedangkan dalam jaringan komunikasi informal, responden diminta untuk berfikir tentang bagaimana saat mereka terlibat dalam struktur obrolan (grapevines) seperti percakapan, pertemuan spontan tanpa terencana, personal notes, dan telpon pribadi. Jaringan komunikasi informal perlu dimasukkan dalam analisis jaringan di samping jaringan komunikasi formal karena dua alasan. Pertama, jaringan komunikasi informal merupakan saluran informasi yang memiliki kecepatan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan jaringan komunikasi formal, meskipun dalam hal kecepatan atau akurasinya kurang dapat diandalkan. Kedua, keeratan hubungan dalam jaringan komunikasi informal diakui mempunyai kaitan dengan moral karyawan yang tinggi, semangat kerja dan kebersamaan di kalangan karyawan.

Dengan demikian, manajemen perlu melihat jaringan komunikasi sosial ini sebagai alat bantu yang dapat memainkan peran dengan baik pada saat saluran dan prosedur formal justru menemui kegagalan (Hardjana, 2000). 

Berdasarkan variasi peran komunikasinya dalam kelompok, dapat diketahui bagaimana gerakan perilaku individu-individu dalam suatu kelompok.

Pertama-tama, dapat menemukan klik, yakni sebuah kelompok individu yang paling sedikit separuh dari kontaknya merupakan hubungan dengan anggota- anggota lainnya. Kedua, menemukan tokoh opinion leader, yakni pimpinan informal dalam organisasi; bila individu dipilih individu lain sebagai pasangan komunikasinya lebih dari jumlah rata-rata pilihan yang diterima individu lain.

Ketiga, ada tokoh gate keepers, yakni individu yang mengontrol arus informasi diantara anggota organisasi. Keempat, ada cosmopolites, yakni individu yang menghubungkan organisasi dengan lingkungannya. Yang kelima adalah bridge yang merupakan anggota kelompok atau klik dalam satu organisasi yang menghubungkan kelompok itu dengan anggota kelompok lainnya. Keenam, ada tokoh liaison, yakni tokoh yang sama peranannya dengan bridge tetapi individu itu sendiri bukanlah anggota dari satu kelompok tetapi dia merupakan penghubung diantara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Dan terakhir ada

(7)

   

28       

 Universitas Kriten Petra 

tokoh terpencil (isolate), yakni anggota organisasi yang mempunyai kontak minimal atau bahkan sama sekali tidak melakukan kontak dengan orang lain dalam organisasi.

Dengan hanya memperhatikan tabulasi arah pilih saja, kita belum dapat mengetahui struktur hubungan para anggota divisi secara jelas. Untuk mengetahui struktur hubungan para anggota divisi Badan Pengelola Lingkungan (BPL) secara jelas, perlu dibuatkan gambaran tentang srtuktur hubungan tersebut. Gambaran tentang pola atau struktur hubungan suatu kelompok disebut sosiogram.

Sosiogram dapat menunjukkan ada tidaknya grup-grup kecil atau klik di dalam suatu grup. Klik dalam satu grup dapat dibedakan atas klik terbuka dan klik tertutup. Dikatakan klik terbuka apabila ada di antara anggota klik tersebut yang menunjukkan pilihannya keluar dari anggota kliknya. Dikatakan klik tertutup apabila anggota klik tersebut hanya memilih anggota kliknya sendiri.

Suatu klik dibedakan pula atas klik yang terisolir dan klik yang tidak terisolir. Dikatakan klik yang terisolir, apabila anggota dari klik tersebut tidak ada yang mendapat pilihan dari luar. Sebaliknya, klik dikatakan tidak terisolir apabila ada anggota klik tersebut yang mendapat pilihan dari luar.

Sosiogram dapat pula menunjukkan siapa-siapa yang menjadi bintang dalam grup bersangkutan. Artinya, siapa yang mendapat pilihan terbanyak dalam grup tersebut. Dan dalam penelitian ini, sosiogram akan dibuat peneliti dengan menggunakan teknik lajur. Untuk membuat sosiogram teknik lajur, pertama-tama yang harus dilakukan adalah membuat lajur-lajur dengan garis-garis horizontal yang sejajar sebanyak frekuensi pilihan terbayak ditambah satu. Selanjutnya adalah meletakkan nomor- nomor individu pada lajur-lajur tersebut.

Nomor individu yang mendapat pilihan terbanyak diletakkan pada lajur paling atas dan yang mendapat pilihan paling sedikit diletakkan pada lajur di bawahnya. Demikian seterusnya sehingga pada lajur paling bawah terletak nomor individu yang mendapat pilihan paling sedikit atau yang sama sekali tidak mendapat pilihan. Kemudian nomor- nomor tersebut dihubung-hubungkan dengan anak panah- anak panah sesuai dengan arah pilihan masing-masing individu.

(8)

   

29       

 Universitas Kriten Petra 

3.4. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Peneliti menggunakan penelitian deskriptif. Karena peneliti hanya ingin memaparkan atau mendiskripsikan hal-hal yang ditanyakan dalam riset, seperti : siapa, yang mana, kapan, dimana, dan mengapa, seputar jaringan komunikasi di Pakuwon City pada divisi Badan Pengelola Lingkungan (BPL) dalam koordinasi kerja sebanyak 21 orang.

3.5. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis jaringan (network analysis) yang pada dasarnya bertujuan untuk memetakan kegiatan-kegiatan komunikasi yang melibatkan responden dalam organisasi ataupun unit kerjanya dalam penyelesaian pekerjaan sesuai dengan fungsionalnya, sehingga dapat digambarkan dalam suatu jaringan komunikasi berikut peranan tiap individu (peran jaringan kerja komunikasi) dalam setiap jaringan komunikasi yang terbentuk. “Metode analisis jaringan komunikasi adalah suatu metode penelitian untuk mengidentifikasikan struktur komunikasi dalam suatu system”

(Rogers&Kincaid, 1981, p.137).

Analisis jaringan komunikasi adalah suatu metode penelitian untuk mengidentifikasi struktur komunikasi dalam suatu sistem, dimana data hubungan mengenai arus komunikasi dianalisis dengan menggunakan beberapa tipe hubungan-hubungan interpersonal sebagai unit-unit analisis. “Metode jaringan komunikasi tidak dapat dipisahkan dengan penemuan metode penelitian sosial dengan menggunakan data sosiometri dalam suatu sistem jaringan sosial”

(Suprapto, 2011, p.82). Metode sosiometri ditemukan oleh Moreno, merupakan metode baru di kalangan ilmu sosial dan bermaksud untuk meneliti “intra-group- relations” atau saling hubungan antara anggota kelompok di dalam suatu kelompok (Gerungan, 1983). Melalui konsep jaringan sosial, kita dapat memperoleh data bagaimana sebenarnya norma-norma dan nilai-nilai terbesar di suatu komunitas dan bagaimana suatu proses perubahan yang berasal dari respon anggota-anggota komunitas terhadap sesuatu persebaran norma dan nilai sebenarnya terjadi (Suprapto, 2011).

(9)

   

30       

 Universitas Kriten Petra 

Beberapa studi yang menggunakan pendekatan analisis jaringan komunikasi membuktikan bahwa kepemukaan pendapat dan kepemimpinan informasi belum tentu sama dengan kedudukan fungsional. Seperti dalam studi tentang adopsi dari keluarga berencana di Korea Selatan (Kincaid, 1975) umpamanya menunjukkan bahwa yang berpengaruh dalam hal ini adalah para pemuka dalam jaringan komunikasi informal, yang sebagian besar ternyata bukan pemimpin yang dapat dikenali secara formal dan fungsional (Suprapto, 2011).

3.6. Populasi dan Sampel

“Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, nilai, peristiwa, dan sebagainya” (Bungin, 2001, p.101). Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan divisi Badan Pengelola Lingkungan (BPL) Pakuwon City yang berjumlah 21 orang.

3.7. Teknik Penarikan Sampel

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik total sampling dalam penarikan sampel, yaitu responden diambil secara keseluruhan dari jumlah populasi karyawan yang berjumlah 21 orang.

3.8. Teknik Pengumpulan Data

Data adalah sekumpulan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan (Kuncoro, 2003, p.124). Ada dua jenis sumber data dalam sebuah penelitian, yaitu data primer dan data sekunder. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dengan cara :

a. Data primer

“Data primer adalah data yang diperoleh di lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data original. Data primer adalah sumber pertama dimana sebuah data dihasilkan” (Bungin, 2001, p.129), yaitu Pakuwon City pada divisi Badan Pengelola Lingkungan (BPL).

Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuisioner. Pengisian kuisioner akan diperoleh langsung dari seluruh karyawan divisi Badan Pengelola

(10)

   

31       

 Universitas Kriten Petra 

Lingkungan (BPL) yang bekerja. Untuk dapat mengetahui jaringan komunikasi diperlukan suatu cara tertentu pada pengumpulan data, dengan mengajukan pertanyaan sosiometris, yaitu pertanyaan “dari siapa seseorang mendapatkan informasi tertentu?” Berdasarkan pengalaman (Bambang Setiawan, 1983) agar jaringan dapat dibuat sosiogramnya, sebaiknya orang tersebut diminta untuk menunjuk paling sedikit tiga orang sumber informasinya.

Sosiogram merupakan hasil penelitian sosiometris. Dengan menganalisis sebuah sosiogram itu dapat diambil beberapa macam kesimpulan mengenai hubungan antar anggota kelompok yang diteliti.

b. Data Sekunder

“Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber data kedua sesudah sumber data primer. Data ini digunakan untuk memberikan keterangan tambahan, atau data pelengkap sebagai bahan pembanding”

(Bungin, 2001, p.129). Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh melalui buku-buku literatur maupun data-data yang diperoleh dari Pakuwon City.

 

3.9. Metode Pengumpulan Data

“Metode pengumpulan data atau informasi dan fakta lapangan yang secara langsung digunakan adalah melalui kuesioner” (Ruslan, 2003, p.22). Peneliti menggunakan kuesioner tertutup, yaitu seluruh pertanyaan telah tersedia dan pengisi hanya menjawab sesuai dengan pilihan jawaban yang telah disediakan.

Tujuan peneliti menggunakan kuesioner tertutup agar jawaban yang diberikan tidak keluar dari topik yang dikhususkan pada jaringan komunikasi.

Dalam pembagian kuesioner, peneliti juga menggunakan data nominal.

“Data nominal adalah data yang hanya menghasilkan satu dan hanya satu-satunya kategori” (Santoso&Tjiptono, 2002, p.33). Data nominal ini hanya digunakan pada pertanyaan yang menyangkut identitas responden.

Salah satu tipe kuesioner tertutup yang paling sederhana apabila hanya membutuhkan dua respon, yaitu “ya atau tidak”, disebut Skala Guttman yang menghasilkan jenis data dikotomis (interval). Lazimnya apabila jawaban

(11)

   

32       

 Universitas Kriten Petra 

responden “ya” diberi skor 1 sedangkan “tidak” diberi skor 0, serta dapat diikuti dengan open questionare (Mueller, 1998).

Skala dikotomis yang sering digunakan ialah untuk membedakan

“karakteristik tertentu dari responden”, misalnya agama yang dianut, jenis pekerjaan, jenis kelamin, dan sebagainya yang menghasilkan data nominal.

Biasanya penggunaan angka “1-5” atau “A-E” hanya sebagai tanda untuk membedakan jenis agama yang dianut, sehingga untuk tipe pertama tidak dapat dijumlahkan nilai skor (1-5) tersebut, tetapi yang dijumlahkan adalah jumlah tanda “1”, “2”, dan seterusnya atau akan lebih tampak pada contoh kedua, berapa jumlah “A, B, C, D, atau E” sehingga dapat diperoleh informasi karakteristik (jumlah) responden berdasarkan agama yang dianut.

Selain menggunakan kuesioner, peneliti juga menggunakan metode observasi untuk melakukan pengamatan mengenai model jaringan komunikasi pada proses komunikasi internal. (Bungin, 2003).

3.10. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 3.10.1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi sebenarnya yang diukur. Analisis validitas item bertujuan untuk menguji apakah tiap butir pertanyaan benar-benar telah sahih, paling tidak kita dapat menetapkan derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan apa yang kita yakini dalam pengukuran. Sebagai alat ukur yang digunakan, analisis ini dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item.

Validitas instrumen : menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Data hasil uji coba instrumen digunakan untuk uji validitas instrumen. Jenis-jenis validitas instrumen dapat dilihat pada uraian berikut :

Validitas kriteria : diukur dengan cara menghitung korelasi antara skor masing-masing item dengan skor total menggunakan teknik korelasi Pearson dengan metode corrected item-total correlation. Jika nilai r hitung (corrected item-total correlation) > r tabel, maka indikator bersangkutan dianggap valid.

Perhitungan koefisien dapat dilakukan dengan software SPSS (Sugiyono, 2009).

(12)

   

33       

 Universitas Kriten Petra 

3.10.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya. Terdapat beberapa jenis ukuran reliabilitas : test re test, altervative-forms dan internal consistency. Salah satu ukuran reliabilitas internal consistency adalah koefisien Alpha Cronbach, dimana jika alpha > 0.6 menunjukkan instrumen tersebut reliabel (Malhotra, 1992, p.84). Perhitungan koefisien Alpha Cronbach dilakukan dengan software SPSS 17.0.

3.11. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul, kemudian hasil pengumpulan data ini akan dianalisis. Peneliti memilih jenis penelitian deskriptif untuk menganalisis data karena peneliti hanya ingin menggambarkan gejala atau fenomena yang ada.

Pertama, pada penelitian ini frekuensi jawaban dari setiap pertanyaan kuesioner pada bagian identitas responden diolah dan ditampilkan dalam bentuk tabel frekuensi dengan analisisnya masing-masing pada setiap tabel.

Kedua, pada pertanyaan kuesioner, bagian jaringan komunikasi, peneliti menganalisis dengan menggunakan teknik sosiometri. Sosiometri adalah suatu teknik untuk mengumpulkan data tentang hubungan sosial seorang individu dengan individu lain, struktur hubungan individu dan arah hubungan sosialnya dalam suatu kelompok. Langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan.

- Menentukan kelompok yang akan diselidiki, dalam penelitian ini yaitu seluruh karyawan divisi Badan Pengelola Lingkungan (BPL) Pakuwon City.

- Memberikan informasi atau keterangan tentang tujuan penyelenggaraan sosiometri.

- Mempersiapkan kuesioner sosiometri.

2. Tahap Pelaksanaan.

- Membagikan dan mengisi kuesioner sosiometri.

- Mengumpulkan kembali dan memeriksa apakah kuesioner sudah diisi dengan benar.

3. Tahap Pengolahan.

(13)

   

34       

 Universitas Kriten Petra 

- Memeriksa hasil kuesioner.

- Mengolah data sosiometri dengan cara :

a. membuat tabel tabulasi/matriks pilihan komunikasi satu langkah,

b. membuat sosiogram jaringan komunikasi, dari gambar sosiogram tersebut, kemudian dapat diketahui dan dianalisis ada atau tidaknya berbagai peran dari setiap anggota jaringan (Rogers&Kincaid, 1981, p.138).

 

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa Tugas Akhir dengan judul RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING LANGKAH KAKI DENGAN SENSOR MPU6050 BERBASIS ANDROID beserta seluruh isinya

Terakhir peserta disajikan Pos-Test tentang materi akuntansi secara umum untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman akuntansi masing-masing pelaku IKM KUB RRT

Kemudian secara terminologis yang berdasarkan pada pendapat para ahli bahwa politik hukum adalah kebijakan dasar penyelenggara negara dalam bidang hukum yang akan, sedang dan

6. Informed consent yang sudah di tanda tangani oleh pasien atau keluarga pasien disimpan dalam rekam medic.. Bila informed consent yang diberikan oleh pihak lain atau pihak ke

Menurut Jhon Elliot bahwa yang dimaksud dengan PTK adalah kajian tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan didalamnya (Elliot,

Menunjukkan posisi strategi pengembangan beras organik di Desa Lubuk Bayas berada pada kuadran III yang artinya petani organik memiliki peluang besar dalam

Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan berkah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini yang

Menetapkan : PERATURAN BADAN PENGATUR HILIR MINYAK DAN GAS BUMI TENTANG PENGATURAN DAN PENGAWASAN ATAS PELAKSANAAN PENYEDIAAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN