BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum Proyek
Jaringan jalan saat ini merupakan salah satu prasarana sistem transportasi untuk menunjang berbagai bidang pembangunan yang merupakan urat nadi dalam pertumbuhan ekonomi yang menghubungkan antara kota dan desa, bahkan antar kabupaten/kota yang terdapat di Propinsi Jawa Barat, yang bertujuan untuk memudahkan sarana dan prasarana industri, politik, keamanan dan sosial budaya. Untuk jangka panjang, pembangunan sarana transportasi diharapkan akan memberikan pelayanan bagi setiap kegiatan pembangunan bahkan pengembangan wilayah secara keseluruhan pada masa yang akan datang.
Adanya keterpaduan antara struktur pengembangan wilayah dan bentuk sistem jaringan jalan raya yang baik dapat mempercepat usaha – usaha perwujudan dan keseimbangan pertumbuhan antara daerah/kabupaten yang makmur dan daerah/kabupaten yang terbelakang.
Dengan melihat arti pentingnya jalan raya bagi pengembangan pembangunan di Jawa Barat khususnya di Kabupaten Sumedang maka dewasa ini pemerintah secara berkala memberikan perhatian yang besar terhadap pengembangan dan peningkatan jalan untuk transportasi antar daerah di Jawa Barat. Salah - satunya adalah proyek Pemeliharaan Periodik/Berkala Ruas Jalan Pamoyanan – Kadu yang dianggap sangat bermanfaat untuk mangantisipasi peningkatan volume kendaraan dan memperlancar arus lalulintas.
Lokasi pelaksanaan proyek pemeliharaan Jalan Provinsi Jawa Barat ini terletak di Ruas Jalan Pamoyanan - Kadu dengan efektif penanganan sepanjang 12,450 km sedang yang ditinjau Sta. 5 + 200 s.d Sta. 6 + 200 dikerjakan oleh kontraktor PT. LINGKAR JATI UTAMA.
Proyek tersebut dengan nilai kontrak Rp.3.566.300.000,00 ( Tiga Milyar Lima Ratus Enam puluh Enam Juta Tiga Ratus Ribu Rupiah ) dengan waktu pelaksanaan selama 120 ( Seratus Dua Puluh ) hari kalender berdasarkan kontrak Nomor :602.1/1.67/SP/PPK/DPU - BM/VIII/2012
Dengan adanya proyek pemeliharaan periodik/berkala ruas jalan Pamoyanan – Kadu ini, maka kapasitas tampung lalulintas semakin meningkat sehingga akan memperlancar arus lalulintas dari arah Kabupaten Sumedang yang menuju Kabupaten Majalengka dan daerah sekitarnya.
Pada pelaksanaan proyek pemeliharaan periodik/berkala ruas jalan Pamoyanan – Kadu secara keselurahan meliputi :
1. Umum 2. Drainase
3. Pekerjaan Tanah
4. Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan 5. Perkerasan Non Aspal
6. Perkerasan Aspal 7. Struktur
8. Pekerjaan Minor.
2.2. Pengertian dan Pengenalan Alat Berat
Sering kita melihat pada proyek – proyek pembuatan jalan berbagai jenis alat berat, alat berat tersebut mempunyai bentuk yang berbeda – beda sesuai dengan kegunaan alat tersebut. Selain bentuk yang berbeda, ukuran maupun alat berat tersebut juga bervariasi, jenis alat berat yang ukurannya besar biasanya digunakan pada pekerjaan yang mempuyai kapasitas besar, sedangkan untuk pekerjaan yang kapasitasnya relatif kecil biasanya hanya
Alat berat merupakan salah satu faktor yang paling menentukan pada pelaksanaan suatu konstruksi. Menentukan suatu kelompok dan jenis alat berat yang paling tepat pada pelaksanaan pekerjaan agar dapat beroperasi secara tepat dan efektif, bukanlah pekerjaan yang sederhana karena pilihannya haruslah sesuai dengan kondisi medan dimana medan pelaksanaan itupula dipengaruhi oleh banyak faktor. Disamping itu pula diperlukan suatu keahlian khusus agar dapat diperoleh keserasian operasi setiap peralatan yang ada dengan pengaturan medan yang memadai sehingga akan dicapai kapasitas pelaksanaan konstruksi yang optimal. Hal tersebut hanya dapat diperoleh dengan cara memilih setiap peralatan dengan seksama yang kemampuan operasinya disesuaikan dengan kondisi lapangan serta hubungan kerjasama antar masing – masing peralatan tersebut.
Berdasarkan
1) jenis-jenis alat berat dapat diuraikan fungsi utama dari masing-masing alat, yaitu sebagai berikut :
2.2.1. Alat Pengolah Lahan
Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan asli yang harus dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada lahan masih terdapat semak atau pepohonan maka pembukaan lahan dapat dilakukan dengan menggunakan dozer. Untuk pengangkatan lapisan tanah paling atas dapat digunakan scraper. Sedangkan untuk pembentukan permukaan supaya rata selain dozer dapat digunakan juga motor grader.
2.2.2. Alat Penggali
Jenis alat ini dikenal juga dengan istilah excavator. Beberapa alat berat digunakan untuk menggali tanah dan batuan. Yang termasuk dalam kategori ini adalah front shovel, backhoe, dragline dan clamsell. Alat ini juga digunakan untuk menggali dan memuat, dan bahkan juga untuk mengangkut untuk jarak-jarak tertentu. Alat-alat yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah Excavator.
1
) Ir. Susy Fatena Rostiyanti,M.Sc, Alat Berat Untuk Proyek Konsstruksi, Penerbit,
2.2.3. Alat Pengangkutan Material
Crane termasuk didalam kategori alat pengangkut material karena alat ini dapat mengangkut secara vertical dan kemudian memindahkannya secara horizontal pada jarak jangkau yang relatif kecil. Untuk pengangkutan material lepas (loose material) dengan jarak tempuh yang relatif jauh, alat yang digunakan berupa truck, belt, dan wagon. Alat-alat ini memerlukan alat lain yang membantu memuat material kedalamnya.
Untuk angkut jarak jauh menggunakan truck , jenis Dump Truck.
Untuk mempercepat unloading (bongkar muatan). Pada angkutan material biasanya digunakan Dump Truck. Dump Truck dari cara unloadingnya ada 3 jenis yaitu Rear Dump (membongkar muatan kebelakang), Side Dump (membongkar muatan kesamping) dan Rear and Side dump truck ( membongkar muatan kebelakang dan kesamping).
2.2.4. Alat Pemindah Material
Alat yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang biasanya tidak digunakan sebagai alat transportasi tetapi digunakan untuk memindahkan material dari suatu alat ke alat yang lain. Wheel Loader adalah alat pemindahan material.
2.2.5. Alat Pemadat
Jika pada suatu lahan dilakukan penimbunan maka pada lahan tersebut perlu diadakan pemadatan. Pemadatan juga dilakukan untuk pembuatan jalan, baik jalan tanah dan jalan dengan perkerasan lentur maupun perkerasan kaku. Yang termasuk sebagai alat pemadat adalah pneumatic tired roller, compactor dan tandem roller.
2.2.6. Alat Pemproses Material
Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk dan ukuran yang diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya adalah batuan bergradasi, semen, beton dan aspal. Yang termasuk didalam alat adalah crusher. Alat yang dapat mencampur material-material di atas juga dikategorikan kedalam alat pemroses material seperti contrete batch plan dan asphalt mixing plant.
2.2.7. Alat Penempatan Akhir Material
Alat yang digolongkan pada kategori ini karena fungsinya yaitu untuk menempatkan material yang telah ditentukan. Yang termasuk dalam kategori ini adalah asphalt paver dan alat pemadat.
Namun secara umum yang akan dijelaskan adalah alat berat yang digunakan pada proyek pemeliharaan periodik/berkala ruas jalan Pamoyanan – Kadu Sta. 5+200 s.d Sta. 6+200 sesuai dengan jenis pekerjaan yang akan ditinjau yaitu sebagai berikut :
2.2.7.1. Kerja Excavator
Excavator merupakan alat yang serba guna yang dapat dipergunakan untuk menggali, mengangkat dan memuat material. Disamping itu pula dapat digunakan untuk menggali saluran air dan saluran pipa. Konstruksi bagian atas alat ini dapat berputar 360°, sehingga alat ini memungkinkan untuk beroperasi pada tempat yang kurang luas sekalipun.
Excavator mula – mula adalah alat pekerjaan tanah saja, tetapi dalam perkembangan selanjutnya dipergunakan dalam berbagai macam pekerjaan. Jenis – jenis excavator dapat dibedakan menurut alat – alat tambahan yang dapat diganti – ganti yaitu bachoe, power shovel dan dragline.
Sumber : Dokumentasi Proyek Gambar : 2.1 Excavator
2.2.7.2. Kerja Wheel Loader
Wheel Loader adalah alat yang umum dipakai di dalam proyek konstruksi untuk pekerjaan pemuatan material hasil penggalian ke dalam truk atau membuat timbunan material. Pada bagian depan loader terdapat bucket sehingga alat ini umumnya disebut front-end loader. Fungsi loader yang paling umum adalah untuk memuat material ke dalam alat pengangkut. Fungsi lain dari loader adalah untuk menggali basement dan fondasi dengan lebar yang sama dengan lebar bucket. Loader juga digunakan untuk memuat material hasil peledakan ke dalam alat pengangkut. Sedangkan di quarry, loader digunakan untuk mengangkut material ke dalam hopper yang selanjutnya diangkut ke crusher plant.
Pada proses pembersihan lahan loader juga digunakan untuk memindahkan semak, akar pohon, dan lain-lain.
Terdapat tiga metode pemuatan material dari loader ke dalam truk yaitu : 1. I shape loading, yaitu truk bergerak maju pada saat loader mengambil
material dari timbunan dan kemudian mundur pada saat loader telah siap memindahkan material ke dalam truk
2. V shape loading, yaitu truk tidak bergerak sampai bak terisi penuh dan
3. Pass loading, yaitu truk bergerak menuju beberapa loader yang bucketnya telah terisi penuh. Truck bergerak dari satu loader ke loader lainnya sampai bak truck terisi penuh.
Metode Pemuatan Material dari Loader ke Truck :
Sumber : (Alat Berat, Ir. Rochmanhadi)
Faktor-faktor yang harus diperhatikan didalam penentuan produktivitas loader adalah sbb:
1. Kondisi material
2. Tipe bucket dan kapasitasnya 3. Area untuk pergerakan loader 4. Waktu siklus loader
5. Waktu efisien loader
Sumber : Google alat berat
2.2.7.3. Kerja Dump Truck
Kegunaan alat ini adalah mengangkut semua jenis-jenis material dan bahan-bahan lain yang ada hubungannya dengan kebutuhan proyek guna mempercepat proses penyelesaian secara efisien. Berdasarkan cara penumpahannya dump truck dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
1. Penumpahan kebelakang ( Rear dump truck)
Pengeluaran material dari rear-dump truck adalah dengan pengangkatan bagian depan bak. Rear-dump truck dipakai untuk mengangkut berbagai jenis material. Ukuran bak truck jenis ini berkisar antara 25 sampai 250 ton.
2. Penumpahan kesamping (Side dump truck)
Side-dump truck mengeluarkan material yang diangkutnya dengan menaikkan salah satu sisi bak. Pada kondisi pembongkaran muatan dilakukan pada tempat yang sempit dan panjang maka pemakaian truck jenis ini merupakan pilihan yang tepat.
3. Penumpahan kebelakang dan kesamping ( Rear and Side dump truck) Merupakan jenis dump truck yang dapat melakukan pengeluaran material dari bagian belakang dan samping.
Kapasitas dari bak penampung truck terdiri dari struck capacity (kapasitas peres) dan heaped capacity (kapasitas munjung). Struck capacity adalah kapasitas alat yang muatannya mencapai ketinggian rata dengan bak penampung. Jenis material yang lepas dengan daya lekat rendah seperti pasir dan kerikil umumnya tidak bisa menggunung jadi pengangkutannya dalam kapasitas peres. Sedangkan heaped capacity adalah kondisi muatan mencapai ketinggian lebih dari ketinggian bak.
Karena tanah liat mempunyai daya lekat antar butir yang cukup besar maka kapasitas pengangkutan tanah liat dapat mencapai kapasitas munjung.
Ada beberapa keuntungan dan kerugian pemilihan ukuran truck yaitu : 1. Keuntungan truck kecil terhadap truck besar :
4. Bergerak lebih leluasa dan kecepatan lebih tinggi
5. Kerugian di dalam produktivitas akan lebih kecil jika salah satu truck tidak dapat beroperasi
6. Kemudahan di dalam memperhitungkan jumlah truck untuk setiap alat pemuat.
2. Kerugian truck kecil terhadap truck besar
Kesulitan bagi alat pemuat dalam memuat material
Jumlah truck yang banyak menyebabkan waktu antrian (ST) akan besar
Memerlukan lebih banyak sopir
Meningkatkan investasi karena jumlah truck yang besar 3. Keuntungan truck besar terhadap truck kecil
Jumlah truck yang sedikit menyebabkan investasi berkurang (bensin, perbaikan, dan perawatan)
Kebutuhan sopir yang tidak banyak
Memudahkan alat pemuat di dalam memuat material
Waktu antri (ST) akan berkurang.
4. Kerugian truck besar terhadap truck kecil
Bila alat pemuat kecil maka akan memperbesar waktu muat (LT)
Beban yang besar dari truck dan muatannya akan mempercepat kerusakan jalan
Jumlah truck yang seimbang dengan alat pemuat akan sulit didapat
Larangan pengangkutan di jalan raya dapat diberlakukan pada truck besar.
Sumber : Dokumentasi Proyek Gambar : 2.3 Dump Truck
2.2.7.4. Kerja Vibratory Roller
Alat ini digunakan untuk proses pemadatan urugan dengan alat 5 ton – 8 ton. Pemadatan ini dimaksudkan untuk memadatkan hamparan urugan yang masih gembur, untuk mendapatkan pemadatan yang baik biasanya dilakukan lintasan 4 – 8 lintasan dengan kecepatan kerja 1,5 km/jam.
Pemadatan di lakukan setelah penghamparan material, pemadatan dilakukan dengan tebal ± 20 cm. Pemadatan dengan menggunakan getaran dari Vibratory Roller mengakibatkan tanah menjadi padat dan susunan yang lebih kompak. Banyaknya lintasan tiap lapis pemadatan (tebal 20 cm) adalah 6 kali lintasan hal ini di sesuaikan hingga mencapai kepadatan yang di isyaratkan. Alat ini juga sangat baik untuk memadatkan pasir, kerikil, batuan pecah dan tanah karena memberikan tekanan dan getaran terhadap material di bawahnya. Alat ini mempunyai roda depan besi dan roda belakang karet, sangat baik untuk memadatkan tanah, kedalaman pemadatan 7,5 – 15 cm
Sumber : Dokumentasi Proyek Gambar 2.4 Vibratory Roller
2.2.7.5. Kerja Tandem Roller
Alat ini biasanya digunakan untuk penggilasan akhir, misalnya untuk penggilasan aspal beton agar diperoleh hasil akhir permukaan yang rata.
Alat ini juga dapat dipergunakan dalam perkerasan/pemadatan pada pekerjaan lapis dasar dan lapis pondasi serta lapis atas. Alat ini memiliki roda besi pada depan dan belakang. Jenis dari Tandem Roller ada dua macam, yaitu
a. Two Axle Tandem Roller (dengan dua as).
b. Three Axle Tandem Roller (dengan tiga as).
Tandem ini memberikan lintasan yang sama pada masing-masing rodanya, dan beratnya antara 5 – 8 ton dengan kecepatan kerja 2,5 km/jam, bila diinginkan dapat diisi dengan air, sehingga akan menambah berat 25 – 60 %. Alat berat yang digunakan pada pekerjaan proyek pemeliharaan periodik/berkala Ruas Jalan Pamoyanan - Kadu adalah Three Axle Tandem Roller .
Sumber : Dokumentasi Proyek.
Gambar 2.5 Tandem Roller (Three Wheel Roller)
2.2.7.6. Kerja Water Tank Truck
Alat ini digunakan untuk penyiraman pada lapisan perkerasan untuk mencapai kepadatan maximum sesuai dengan ketentuan spesifikasi. Untuk selanjutnya di lakukan pemadatan dengan Vibratory Roller.
Sumber : Dokumentasi Proyek Gambar 2.6 Water Tank Truck
2.3. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Alat Berat
Secara garis besar produksi suatu alat berat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
2.3.1. Sifat – sifat dan jenis tanah (material)
Material yang ada di alam pada umumnya tidak homogen. Tetapi merupakan material campuran. Material juga bervariasi dari jenis material yang berpori sampai yang padat. Dengan keadaan bervariasi seperti ini maka pada saat melakukan pemilihan alat berat yang akan dipakai di dalam proyek konstruksi otomatis jenis material dilapangan dan material yang akan dipakai merupakan hal yang perlu diperhatikan.
Material di suatu tempat atau dapat dikatakan di tempat asalnya disebut dengan material asli atau bank material. Bila suatu bagian dari material yang akan dipindahkan maka volume material yang akan dipindahkan tersebut akan berubah menjadi lebih besar dari pada volume material di tempat asalnya.material yang dipindahkan tersebut disebut dengan material lepas atau loose material. Demikian pula jika material yang telah dipindahkan kemudian dipadatkan maka volume material akan menyusut.
Material yang telah dipadatkan disebut material disebut sebagai material padat atau compacted material. Hampir seluruh material yang telah padatkan mempunyai volume yang lebih kecil dari pada volume asli atau material di tempat asalnya. Hal ini disebabkan karena pemadatan dapat menghilangkan atau memperkecil ruang atau pori diantara butiran material. Akan tetapi batuan pecah memmpunyai volume tanah asli (bank volume) hamper sam dengan volume tanah yang dipadatkan (compacted volume). Pasir dan lempung padat tertentu bahkan mempunyai compacted volume lebih besar dari bank volume.
Volume tanah asli atau material yang masih ditempat aslinya biasanya diberi satuan bank cubic meters (bcm) atau atau bank cubic yards (bcy).
Material yang dipindahkan atau mengalami perubahan bentuk, seperti
S
W 1
1
l a