• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul Kegiatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Judul Kegiatan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Judul Kegiatan

Kegiatan KKN PPM yang dilaksanakan di Desa Katung, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli ini memiliki judul Program “Peningkatan Taraf Kesehatan dan Kesejahteraan Penduduk Desa Katung Kintamani melalui Pendidikan, Edukasi dan Pemberdayaan Masyararakat”

B. Latar Belakang Kegiatan

Desa Katung merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli – Bali. Secara geografis Desa Katung berlokasi 30 kilometer di utara Kota Bangli dan 10 kilometer dari kantor kecamatan. Desa Katung terdiri dari 1 banjar yakni Banjar Katung yang berpenduduk 1662 jiwa (358 Kepala Keluarga) dengan mayoritas berada pada grafik usia produktif dan tinggal tersebar dengan pola linear di antara jalan dan pekebunan. Luas daerah Desa Katung adalah sekitar 280 hektar dan berbatasan di sebelah utara dengan Desa Bayung Gede, di sebelah selatan dengan Desa Banua, di sebelah barat dengan Desa Mangguh dan di sebelah timur dengan Desa Abuan.

Secara topografi Desa Katung terletak di ketinggian 700-900 meter di atas permukaan laut dimana rata-rata curah hujan 1186 mm/tahun. Hal ini menyebabkan Desa Katung memiliki suhu yang dingin, yaitu 16-20C. Pada umumnya lahan di Desa Katung berjenis tanah regosol vulkan yang mempunyai struktur tanah lempung berpasir. Dengan suhu yang sejuk dan keadaan yang sesuai, lahan di Desa Katung sangat cocok digunakan untuk perkebunan, khususnya tanaman jeruk. Selain fokus pada perkebunan jeruk, petani di Desa Katung juga membudidayakan tanaman pangan/palawija (padi gogo, jagung, ubi jalar, ubi kayu, talas), tanaman hortikultura (kubis, sawi putih, tomat, cabai, buncis, pisang), dan tanaman hutan (albesia, mahoni, bambu). Selain bercocok tanam, mata pencaharian lain yang digeluti penduduk Desa Katung adalah sebagai peternak (sapi, ayam, babi, kambing), pedagang, pegawai negeri dan pegawai swasta. Meskipun demikian, sektor pertanian tetap menjadi perhatian utama, dimana 90% penduduknya bermata pencaharian

(2)

sebagai petani sehingga terbentuk 6 Kelompok Tani di Desa Katung, yang kemudian tergabung dalam satu kelompok besar Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Budi Luhur.

Seiring dengan peningkatan kebutuhan masyarakat baik dalam hal ketahanan pangan, kesehatan, sarana fisik, peningkatan produksi, hingga masalah sosial budaya, diperlukan pembelajaran dan pemberdayaan secara tepat guna mengembangkan potensi-potensi yang ada di Desa Katung. Diadakannya KKN-PPM XIII (Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat) Universitas Udayana tahun 2016 di Desa Katung diharapkan dapat menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam menghadapi dan memberikan solusi dari permasalahan yang muncul di masyarakat. Berdasarkan hal ini, diperlukan sinkronasi antara program KKN-PPM dengan kebutuhan dan permasalahan yang ada di Desa Katung dengan melakukan survey dan identifikasi awal serta penyusunan skala prioritas permasalahan melalui pengumpulan data. Hal yang dilakukan agar program tersebut berjalan efektif yaitu diperlukan adanya regulasi melalui pendampingan oleh perguruan tinggi maupun dari masyarakat itu sendiri. Fungsi dari pendampingan ini adalah sebagai inisiator, motivator, fasilitator, innovator, dan komunikator dalam pembangunan Desa Katung secara luas dan terarah.

Hasil observasi dan studi awal di Desa Katung, didapatkan permasalahan dalam hal pertanian, pendidikan, serta kesehatan masyarakat dan lingkungan. Penanggulangan hama tanaman kebun merupakan problema yang masih belum dapat dipecahkan. Hal lain yang menjadi sorotan yakni tidak optimalnya hasil produksi pangan, rendahnya pemasaran hasil produksi pangan, serta tidak tersedianya sarana maupun fasilitas yang menunjang kebersihan dan keindahan desa. Pengelolaan dan pemilahan sampah yang belum tepat serta minimnya fasilitas kebersihan, menjadikan lahan di Desa Katung menjadi tempat yang strategis bagi perkembangbiakan hama dan penyakit. Sampah organik yang berasal dari hewan ternak dan pertanian dikondisikan menjadi pupuk oleh petani, yang sebagian besar menggarap lahan perkebunan jeruk. Namun, sampah dalam bentuk kotoran ternak dan sisa tanaman yang selama ini dibiarkan membusuk secara alami menimbulkan permasalahan baru, yaitu meningkatnya populasi lalat. Jangkauan lalat-lalat tersebut tidak hanya pada areal perkebunan, melainkan menjangkau masuk sampai rumah warga. Terlebih lagi dengan minimnya pengetahuan petani mengenai teknik dan cara pemberantasan hama, terutama dalam menggunakan pestisida yang baik dan benar juga menimbulkan masalah

(3)

kesehatan bagi petani itu sendiri dan juga lingkungannya. Masalah kesehatan juga menjadi sorotan di Desa Katung. Kondisi desa yang belum dicakup dengan instalasi PDAM dan sulitnya mencari sumber air bersih dapat berdampak pada rendahnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masyarakat Desa Katung. Pengadaan tong sampah di tempat-tempat umum juga masih belum memadai, sehingga masyarakat cenderung membuang sampah sembarangan. Terlebih lagi dengan minimnya pengetahuan masyarakat Desa Katung (terutama pada anak-anak) mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) meliputi cara mencuci tangan dan menggosok gigi yang baik dan benar, menjadikan kesehatan sebagai suatu hal yang rentan. Diperlukan adanya pendidikan kesehatan sejak dini pada anak-anak untuk menanamkan nilai-nilai kesehatan sejak dini dan diharapkan kedepannya anak-anak tersebut dapat diberdayakan sebagai tenaga yang berperan dalam promosi kesehatan mulai dari lingkup keluarga hingga seluruh masyarakat di Desa Katung. Selain itu, program dari Puskesmas VI Kintamani berupa posyandu balita dan posyandu lansia yang dipercayakan kepada Pustu Desa Katung juga masih tergolong baru berjalan dan pelaksanaan promosi kesehatan terkait kesehatan ibu dan balita serta lansia belum dilaksanakan dengan maksimal. Kurangnya tenaga untuk melakukan promosi kesehatan menjadi kendala yang cukup berarti bagi Pustu Desa Katung dalam menjalankan program tersebut. Selain itu, kurangnya tenaga dalam mengajar bahasa inggris menjadi kendala bagi guru di SD Negeri 1 Katung untuk mengajarkan siswanya bahasa inggris. Bahasa Inggris sangat penting di era globalisasi saat ini, terutama di Bali yang merupakan salah satu basis daerah wisata di Indonesia. Para siswa juga belum diperkenalkan dengan komputer yang dapat berperan sebagai salah satu media belajar dikarenakan keterbatasan sekolah dalam pengadaan sarana dan prasarana untuk mengajar komputer. Permasalahan terbaru di Desa Katung adalah sulitnya merealisasikan agrowisata perkebunan jeruk. Para petani sangat mencita-citakan terwujudnya agrowisata perkebunan jeruk di Desa Katung, namun hingga saat ini masih belum terealisasi karena keterbatasan ide dari masyarakat khususnya para petani. Oleh karena itu diperlukan program pendidikan, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam upaya peningkatan taraf kesehatan dan kesejahteraan penduduk di lingkungan Desa Katung. Strategi pemberdayaan masyarakat sangat dibutuhkan dalam penanggulangan dan pencegahan penyakit. Hal paling sederhana yang dapat dilakukan adalah melakukan edukasi dan persuasi yang turut serta melibatkan masyarakat mulai dari

(4)

anak-anak, pemuda-pemudi, kepala keluarga dan ibu rumah tangga hingga pengurus desa dalam pemanfaatan potensi desa secara arif, bijaksana dan berwawasan kesehatan lingkungan.

Melihat kondisi satu-satunya sekolah yang ada di Desa Katung, yaitu SD Negeri 1 Katung, nampaknya tingkat pengetahuan siswa-siswi maupun penghuni sekolah lainnya terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masih kurang. Hal ini dikarenakan langkanya ketersediaan air, sarana fisik yang tidak memadai serta budaya yang diwariskan tidak berlandaskan kesehatan. Oleh karena itu, dibutuhkan pengadaan sarana kebersihan dan pembinaan lebih lanjut terkait PHBS di sekolah, sehingga siswa-siswi tersebut nantinya diharapkan mampu menjadi leader di lingkungan sekolah maupun di rumah dan menjadi agen perubahan dalam meningkatkan kualitas hidup ke depannya, melalui penerapan ilmu pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat. Tidak hanya tentang sanitasi dan kesehatan lingkungan, kini peran Posyandu serta Puskesmas sebagai ujung tombak kesehatan di masyarakat juga terabaikan. Polemik ini terlihat dari sedikitnya kunjungan masyarakat untuk memeriksakan diri maupun membawa anaknya ke Posyandu yang diadakan sebulan sekali. Peningkatan pemahaman masyarakat mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta pentingnya peran Posyandu menjadi suatu prioritas, mengingat pembangunan desa tidak akan berjalan dengan baik tanpa jiwa dan lingkungan yang sehat.

Dari segi pertanian dan peternakan, sebagian besar penduduk Desa Katung mengeluhkan sulitnya mengatasi hama yang muncul di desa. Keterampilan dan pengetahuan yang kurang dalam menghadapi jenis-jenis hama yang baru, kembali menjadi persoalan. Meskipun telah terbentuk Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Budi Luhur, namun tidak semua anggotanya sempat mengikuti penyuluhan dan pelatihan bercocok tanam. Potensi lain yang tidak kalah penting tekait dengan lingkungan desa Katung adalah aspek tata ruang dan keindahan desa. Letak Desa Katung yang menghubungkan jalur kota besar (Denpasar, Gianyar) ke objek wisata dan tempat persembahyangan yang terletak di Kintamani, menjadikan Desa Katung sering dilewati wisatawan. Penataan tanaman- tanaman hias di jalan serta keberadaan taman desa menjadi suatu hal yang perlu mendapat perhatian sebagai cikal-bakal untuk menarik wisatawan berekunjung ke Desa Katung.

Wilayah yang sejuk dan dikelilingi kebun jeruk akan menjadikan agrowisata sebagai salah

(5)

satu aset dan potensi yang dapat digunakan untuk meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat di Desa Katung.

Pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat sangat diperlukan baik dalam peningkatan taraf kesehatan, penguasaan teknologi, kemampuan manajemen, wawasan kewirausahaan dan budidaya, maupun kemampuan dalam membangun jaringan kemitraan untuk pemasaran potensi wilayah Desa Katung. Berdasarkan hal tersebut, direncanakan beberapa program interdispliner dari mahasiswa KKN-PPM XIII Universitas Udayana tahun 2016 dengan tema “Peningkatan Taraf Kesehatan dan Kesejahteraan Penduduk Desa Katung Kintamani melalui Pendidikan, Edukasi dan Pemberdayaan Masyararakat”.

Melalui program ini diharapkan mahasiswa KKN-PPM dan dosen pembimbing serta masyarakat dapat menggali dan menganalisis potensi sumber daya alam serta mengintervensi sumber daya manusia dan instansi terkait sehingga menjadikan Desa Katung yang lebih produktif dengan berwawasan kesehatan lingkungan.

C. Rumusan masalah

Rumusan masalah pada kegiatan KKN PPM di Desa Katung adalah sebagai berikut : 1. Apakah peningkatan taraf kesehatan dan kesejahteraan penduduk masyarakat

Desa Katung Kintamani dapat terwujud melalui pendidikan,edukasi dan pemberdayaan masyarakat ?

2. Bagaimana cara untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat Desa Katung ?

D. Tujuan

Adapun tujuan dari diadakannya KKN-PPM Ke-XIII Universitas Udayana yang berlokasi di Desa Katung adalah untuk memberdayakan masyarakat Desa dalam mengelola potensi daerahnya, sekaligus dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan potensi desa dan pemberdayaan generasi muda. Secara spesifik tujuan ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

(6)

1. Mahasiswa peserta KKN dapat memahami penerapan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian masyarakat di dalam lingkungan masyarakat Desa Katung, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, proviinsi Bali.

2. Mahasiswa peserta program KKN dapat menerapkan bidang ilmu teoritis kedalam penerapan praktis di masyarakat dengan sikap empati dan kepedulian terhadap masyarakat.

3. Meningkatkan daya saing mahasiswa Universitas Udayana secara nasional dengan menanamkan jiwa peneliti yang eksplortatif dan analis dalam bidang interdisipliner dan lintas sektoral.

4. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa Universitas Udayana untuk melaksanakan program-program pembangunan.

5. Masyarakat Desa Katung dapat memperoleh bantuan pikiran dan tenaga dalam melaksanakan program pembangunan terutama dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki daerah tersebut.

Sumber daya manusia di Desa Katung dapat diberdayakan untuk melaksanakan pembaharuan- pembaharuan guna mendukung pembangunan nasional.

E. Bidang Kegiatan

Berdasarkan rancangan kegiatan yang akan dilaksanakan, maka kegiatan mahasiswa kelompok KKN PPM Universitas Udayana di Desa Katung mencakup bidang di bawah ini:

1. Kesehatan Masyarakat 2. Peningkatan Produksi 3. Prasarana Fisik 4. Sosial Budaya

F. Rencana dan Jadwal Kegiatan

Waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah 5 minggu (22 Juli – 29 Agustus 2015) dengan tahapan sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan terdiri dari penjajagan lokasi, pertemuan tim dengan anggota masyarakat serta kepala desa atau pengurus desa setempat, serta mengurus surat izin kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Selain itu dilakukan juga persiapan kebutuhan yang diperlukan selama kegiatan.

(7)

Tahap persiapan dilakukan pada pra-KKN dan minggu pertama pelaksanaan KKN-PPM Universitas Udayana pada bulan Juli 2016.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dilakukan pada minggu kedua dan ketiga KKN-PPM Unud pada bulan Juli 2016. Tahap pelaksanaan meliputi pelaksanaan penyuluhan dan pelatihan, pelaksanaan kegiatan pendukung dan evaluasi kegiatan dengan cara wawancara langsung kepada peserta dan perangkat desa yang ikut serta dalam kegiatan ini.

3. Tahan Penyusunan Laporan dan Pelaporan

Tahapan ini dilakukan pada minggu keempat KKN-PPM Unud. Dalam tahap ini dilakukan diskusi hasil kegiatan, penyusunan laporan, pertanggungjawaban anggaran, penggandaan laporan kegiatan, dan penyerahan laporan kegiatan kepada pihak-pihak yang bertugas mengevaluasi laporan kegiatan pengabdian masyarakat.

G. Rencana Evaluasi

Untuk menilai hasil yang dicapai dari kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan melihat respon/tanggapan anggota masyarakat Desa Katung selama penyuluhan dan kegiatan pendukung. Mengenai respon/tanggapan dari kegiatan ini dapat dilihat dari tingkat penyerapan materi oleh peserta penyuluhan, selain itu informasi minat juga dapat diperoleh dari wawancara langsung mengenai kegiatan penyuluhan dan kegiatan pendukung yang dilakukan. Selain itu, dapat juga dilihat dari tingkat kehadiran peserta selama kegiatan berlangsung.

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa faktor yang berhubungan dengan kecemasan ibu hamil pertama (primigravida) antara lain : a. Faktor internal, yaitu 1) Umur. Batasan yang relatif paling

Upaya dari pemerintah Kabupaten Natuna untuk memanfaatkan potensi- potensi wisata sangat diperlukan, karena potensi-potensi wisata di Kabupaten Natuna memiliki peluang yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh struktur kepemilikan publik, umur perusahaan, dan kualitas auditor terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan

DPR yang berkaitan dengan fungsi serta tugas dan wewenang DPR. Hak imunitas anggota DPR tidak berlaku dalam hal anggota yang bersangkutan mengumumkan materi yang

1. Aplikasi ini dapat mendukung untuk memberikan informasi spesifikasi obat dan gambar tampak obat untuk memberikan informasi kepada customer. Perancangan aplikasi

[r]

a) Masyarakat seperti kurang antusias dalam mendengarkan dan seperti mengacuhkan pada saat proses sosialisasi yang dilakukan Dinas Pendidikan. Akibatnya

[r]