iii ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dari para pengusaha home
industry di Kota Pontianak belum mendaftarkan merek dagang yang mereka
gunakan pada produk hasil buatan nya. Merek yang mereka gunakan pada akhirnya tidak akan memperoleh perlindungan hukum sebagimana yang diatur dalam undang-undang no. 15 tahun 2001 tentang merek, karena berdasarkan undang-undang merek perlindungan diberikan hanya kepada merek terdaftar. Selain itu juga tulisan ini sebagian untuk mengetahui bagaimana upaya dari Pembina Home Industry dalam menyampaikan arti pentingnya pendaftaran merek bagi para pengusaha.
Penelitian ini termasuk pada jenis penelitian normatif yang diperkaya dengan data empiris, yaitu mengacu kepada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan pelaksanaan nya didalam praktek. Dengan turun langsung lapangan menggunakan angket wawancara dimana penulis meneliti dan menganalisis serta menggambarkan keadaan atau fakta-fakta yang ada sesuai dengan kenyataan pada saat penelitian ini lakukan. Subjek penelitian diambil dari 9 (Sembilan) pengusaha home industry serta kepala bidang instansi yang terkait dalam hal ini Kanwil Kementerian Hukum dan HAM serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan sebagai Pembina pengusaha.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kurangnya kesadaran dan pengetahuan para pengusaha home industry serta menganggap kurang pentingnya pendaftaran merek yang mereka gunakan menjadi alasan belum didaftarkannya merek dagang yang dicantumkan pada hasil produksinya. Keterbatasan pengetahuan itu juga membuat para pengusaha salah mengartikan pendaftaran izin usaha terkait dengan merek yang mana selama ini pengusaha merasa dengan memperoleh sertifikat izin usaha, maka menjadi jaminan bagi kepemilikan merek. Padahal izin usaha tidak berkaitan dengan status kepemilikan suatu merek, karena kepemilikan hak atas merek hanya diperoleh oleh pendaftar pertama merek. Ditambah belum adanya suatu kasus atau penjiblakan atas merek yang pengusaha
home industry gunakan hingga saat ini, membuat para pengusaha masih merasa