INFLASI DALAM PRESFEKTIF ISLAM
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro Islam
Dosen Pengampu
Al-Ustadzah Fadhilla Sukur Indah
OLEH :
Nisrina Rafifahnur 422021328147 Fatya Zahwa Al-Huzhwah 422021328004
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR 2022/1444
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pembangunan ekonomi suatu negara umumnya bertujuan untuk muwujudkan tingkat kesejahteraan yang tinggi di tandai dengan tingkat penggunaan tenaga kerja penuh (full employment) berarti semakin sedikit kapasitas pengangguran factor produksi dalam perekonomian tersebut.
Namun, adakalanya penggunaan factor produksi dalam perekonomian tersebut berpotensi menimbulkan permasalahan ekonomi yaitu inflasi.1 Inflasi merupakan peristiwa moneter yang mengakibatkan terjadinya penurunan nilai mata uang terhadap terhadap suatu barang. Pengaruh inflasi cukup besar pada kehidupan ekonomi yang mendapat banyak perhatian para ekonom, pemerintah maupum masyarakat umum.
Inflasi di dunia ekonomi modern sangat memberatkan masyarakat.
Hal ini dikarenakan inflasi dapat mengakibatkan lemahnya efisiensi dan produktivitas ekonomi investasi, merusak output, kenaikan biaya modal dan ketidakjelasan pendapatan di masa akan datang serta ketegangan sosial. Dengan ini, Stabilitas ekonomi diperlukan agar dapat menjaga pendapatan masyarakat sehingga tidak terngerus oleh kenaikan harga (Inflasi). Dengan masyarakat akan menjadi Makmur.2
Dari waktu ke waktu inflasi dapat mengerogoti nilai uang yang ada dalam masyarakat. Naiknya harga secara agregat akan menimbulkan turunnya nilai uang rill dalam suatu perekonomian yang akan mengurangi kesejahteraan masyarakat. Professor Moris Bih mengatakan bahwa problem terbesar yang dihadapi oleh perekonomian pasar barat yang tidak terselesaikan hingga sekarang adalah pergolakan dan perubahan nilai harga asli mata uang.
Indonesia mengalami inflasi tertinggi pada tahun 1998 dengan angka 77, 6% yang disebabkan oleh penyusutan nilai tukar rupiah, krisis ekonomi dan ekspektasi terhadap inflasi yang tinggi. Tujuan jangka
1 Sodono Sukirno, Makro Ekonomi Modern (Jakarta : PT. Raja Grafindo Perkasa, 2000), hal. 4.
2 Budiono, Ekonomi Intenasional. (Yogyakarta : BPFE, 1994), hal. 1.
Panjang pemerintah adalah menjaga tingkat inflasi agar tetap seimbangdan berads di tingkat paling rendah. Tingkat inflasi 0% bukanlah tujuan utama utama kebijakan pemerintah karena ini dianggap sangat sukar. Untuk menghadapi masalah inflasi yang bertambah cepat maka pemerintah akan menyususun Langkah-langkah yang bertujuan agar kestabilan harga-harga dapat diwujudkan Kembali dan tingkat inflasi tetap rendah.3
Islam mengaggap kehidupan material dan spiritual sebagai kesatuan yang saling mengikat sebagai landasan kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat yang sesungguhnya. Ekonomi islam dikelola untuk membantu dan mendukung ekonomi masyarakat yang terbelakang dan untuk memajukan serta menyebarkan ajaran islam.4 Dalam islam juga menyikapan inflasi dengan selalu menyamarakan antar mereka yang kaya dan miskin.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan yang akan dibahas sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari inflasi dan jenis-jenisnya?
2. Bagaimana Inflasi menurut pandangan Islam?
3. Bagaimana Kebijakan Pemerintah dalam penanggulangan Inflasi dalam Islam?
3 Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pnegntar, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2011) cet. Ke 20, hal. 333.
4 Ahmad Syakir, Inflasi Dalam Islam, Jurnal Academia, hal. 10.
PEMBAHASAN A. Definisi Inflasi dan Jenis-jenisnya
Pengertian inflasi dalam ruang lingkup ekonomi banyak dijumpai.
Pada periode awal, definisi inflasi yang sering dijumpai dipergunakan setelah perang dunia kedua yang menurut AP Lehner adalah keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan (excess demand) terhadap barang dalam suatu perekonomian secara keseluruhan.5Menurut Boediono, inflasi diartikan sebagai kecenderungan dari harga-harga untuk meningkatkan secara umum dan berlangsung terus menerus.6
Inflasi merupakan keadaan perekonomian yang ditandai oleh kenaikan harga secara terus menerus sehingga berdampak pada menurunnya daya beli. Inflasi terjadi karena permintaan bertambah besar dibandingkan dengan penawaran barang di pasar. Dengan ini bahwa inflasi akan menentukan harga barang-barang yang ada di pasar, yang mana barang tersebut selalu dibutuhkan di kehidupan sehari-hari. Maka inflasi dapat disebut juga dengan penurunan nilai mata uang terhadap barang.
Inflasi terjadi ketika harga secara umum mengalami kenaikan terus menerus. Persediaan barang dan jasa mengalami kelangkaan, sementara konsumen harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk sejumlah barang dan jasa yang sama.7
Secara umum penyebab inflasi dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Banyaknya permintaan masyarakat terhadap suatu barang.
2. Terjadi kenaikan biaya produksi.
3. Peredaran uang dimasyarakat sangat tinggi.8
5 Anton H Gunawan, Anggaran Pemerintah dan Inflasi di Indonesia, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1991)
6 Boediono, Pengantar Ilmu Ekonomi : Ekonomi Moneter, (Yogyakarta : BPFE UGM, 1995) 7 Euis Amelia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam Dari Masa Klasik Hingga Kontemporer, (Jakarta : Pustaka Asatrus, 2005), hal. 224.
8 Reni Mulyani, Inflasi dan Cara Mengatasinya dalam Islam, Jurnal Studi Islam dan Sosial, vol. 1 nomor. 2 (Desember, 2020)
Adapun beberapa jenis inflasi yang digolongkan menjadi beberapa macam sebagaimana berikut :
1. Inflansi menurut sifatnya
a. Inflasi merayap dengan laju inflasi yang rendah yaitu kurang dari 10%.
b. Inflasi menegah, yaitu kenaikan pada harga cukup besar dari sebelumnya dan berjalan waktu yang singkat dengan nilai inflasi 20% sampai 200% per tahun.
c. Hyperinflasi, inflasi ini merupakn inflasi paling parah dengan kenaikan mencapai lebih dari 200%. Disini masyarakat tidak percaya lagi dengan uang dan tidak berkeinginan menyimpan uangnya Kembali sehingga perputaran uang menjadi lebih cepat dan nilai rupiah anjlok.
2. Inflasi menurur sumber terjadinya
a. Deman pull inflation. Inflasi karena tarikan permintaan yaitu kenaikan harga karena tingginya permintaan, dimana jumlah barang dan jasa menurut.
b. Cost push inflastion. Inflasi karena dorongan biaya ditandai dengan naiknya harga produksi dan turunnya suatu produktifitas sehingga perusahaan mengurangi suplly barang dan jasa.
3. Inflasi menurut asalnya.
a. Domestic inflation. Yaitu inflasi yang disebabkan dari dalam negeri.
b. Imported inflation. Yaitu inflasi yang disebabkan ari luar negeri. Misalnya terjadi lonjakan ekspor secara terus menerus.9
4. Berdasarkan harapan masyarakat
a. Expected inflation. Merupakan inflasi yang diharapkan atau diperkirakan terjadi, dimana tingkat suku Bungan pinjaman riil akan sama dengan suku Bungan pinjaman nominal.
9 Awaluddin,, Inflasi Dalam Presfektif Islam (Analisis Terhadap Pemikiran Al-Maqrizi), Jurnal Ilmiah Syari’ah, vol. 2 no. 2 (Desember 2017), hal. 200-201.
b. Unexpected inflation. Merupakan inflasi yang tidak diperkirakan terjadi, dimana tingakat suku bunga pinjaman nominal belum terjadi refleksi terhadap efek inflasi.10 B. Inflasi Menurut Pandangan Islam
Islam sendiri memiliki pandangan mengenai teori Inflasi, yaitu bahwa dalam islam tidak mengenal inflasi karena mata uang dalam islam bersifat stabil dengan menggunakan mata uang dinar dan dirham, sebagaimana penjelasan dari Syekh Nabhani11 bahwa mata uang dinar dan dirham merupakan mata uang yang memiliki nilai stabil dan dibenarkan oleh islam. Rasulullah telah menetapkan bahwa emas dan perak sebagai mata standar mata uang dan sifat dari mata uang emas dan perak tidak berubah dan baku.
Menurut Taqiuddin Ahmad ibn al-Maqrizi (1364-1441) yang merupakan salah satu murid Ibn Khaldun menggolongkan penyebab terjadinya inflasi dalam ekonomi islam menjadi 2 yaitu :
1. Natural Inflation
Adalah inflasi yang terjadi secara alamiah, dimana manusia tidak mampu untuk mencegahnya. Inflasi ini terjadi karena turunnya penawaran agregar atau naiknya permintaan agregat.
Contoh dari natural Inflation adalah karena adanya bencana banjir yang tidak seorang pun tau kecuali Allah SWT. Yang menyebabkan para petani mengalami kerugian sehingga persediaan bahan pokok menurun dan menyebabkan kelangkahan. Dengan demikian harga bahan pokok akan mahal sehingga menyebabkan inflasi.
Natural inflation dibedakan menjadi 2 berdasarkan sebabnya yaitu :
a. Akibat dari uang yang masuk dari luar negri begitu banyak, dimana ekspor mengalami kenaikan sedangkan impor
10 Mauizhotul Hasanah, Pandemi Covid 19 : Inflasi dan Pegangguran dalam Perspektif Ekonomi Islam, Asy Syar’iyyah : Jurnal Ilmu Syari’ah dan Perbankan Islam, vol. 6 no. 2 (Juni, 2021), hal.
9.
11 Naf’an, Ekonomi Makro Tinjauan Ekonomi Syariah (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2014).
mengalami penurunan sehingga nilai net export sangat besar mengakibatkan naiknya permintaan agregat (AD).
b. Akibat dari turunnya tingkat produksi (AS) disebabkan oleh terjadinya paceklik, embaro dan perang.
2. Human Eror Inflation
Human eror inflation merupakan inflasi yang disebabkkan oleh kesalahn manusia sendiri, sesuai dengan aurat ar-Rum ayat 41.
Kesalahn tersebut antara lain :
a. Korupsi dan buruknya administrasi.
b. Pajak yang tinggi
c. Percetakan uang berlebihan.
d. Bertamnya jumlah penawaran terhadap uang yang berlebihan tanpa diimbangi dengan penawaran barang.
e. Kacaunya system politik dan ekonomi akibat dari pemerintah yang tidak bertanggung jawab.12
Para ekonom islam berpendapat bahwa inflansi berakibat buruk bagi perekonomian dikarenakan : pertama, menimbulkan gangguan fungsi uang khususnya pada tabungan, fungi dari pembayaran di muka dan fungsi dari unit perhitungan.13 Kedua, semangat dan sikap menabung pada diri masyarakat melemah (turunya marginal propensity to save). Ketiga, meningkatnya keinginan masyarakat untuk membelanjakan uang mereka kedalam hal non primer dan barang-barang mewah (naiknya marginal propensity to consume). Keempat, tujuan masyarakat untuk berinvestasi mengarah pada hal non produktif yaitu penumpukan harta.14
C. Kebijakan Pemerintah dalam Penagulangan inflasi dalam Islam Kebijakan pemerintah (kebijakan fiscal) maupun otoritas moneter (kebijakan moneter) merupakan upaya dari pemerintah untuk menekan inflasi yang mana telah digunakan dalam ekonomi islam maupun ekonomi kapitalis. Dalam konsep islam, ekonomi haruslah memperjuangkan nasib rakyak kecil dengan selalu mensejahterakan mereka begitu juga dengan
12 Reni Mulyani, op cit, hal. 271-273.
13 Idris Parakkasi, Inflasi dalam Prespektif islam, (2016), hal. 41-58.
14 Awaluddin,, op cit, hal. 201.
semua rakyat, yang didalam teori ushul fiqh disebut dengan maslahah al- ammah. Kesejahteraan manusia tidak hanya dapat diwujudka dengan terpenuhinya kebutuhaan secara material tetapi juga secara spiritual.15
Islam mendorong pemerintah untuk membuat kebijakan untuk dapat menangulangi inflasi dengan :
1. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter merupakan kebijakan dari bank sentral yang mengatur jumlah uang yang beredar melalui instrument moneter. Dengan harapan uang dapat diatur dan inflasi dapat di kendalikan. Bank sentrl telah membuat tiga kebijakan dalam mengatur inflasi yaitu :
a. Kebijakan Diskorsi. Yaitu kebijakan bank sentral untuk memepengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan dan memurunkan ingkat bunga. Dengan bank syari’ah tingkat terjadi pada nisbah bagi hasil.
b. Operasi pasar tebuka, dengan jalan membeli atau menjual surat terbuka.
c. Kebijakan persediaan kas. Yaitu kebijakan bank sentar untuk menaikkan atau menurunkan presentasi persediaan kas dari bank.16
Kebijakan moneter memiliki peran besar dalam perekonomian yang disebabkan karena beberapa hal yaitu : pertama, uang memiliki peran utama dalam kehidupan ekonomi karena uang merupakan alat pembayaran sebuah transaksi dan tolak ukur nilai. Kedua, uang memiliki hubungan yang kaut dengan kegiatan ekonomi. Ketiga, uang merupakan factor kekuasan dan kemandirian ekonomi. Karena itu uang merupakan salah satu bidikan penting dalam perang ekonomi antar negara.
Sistem ekonomi kapitalis, menganggap uang bukan hanya sekedar alat tukar yang sah tetapi juga dijadikan sebagai
15 Nurul Huda, Ekonomi Makro Islam, (Jakarta : Kencana, 2008), hal. 16.
16 Ahmad Syakir, op cit, hal. 8-9.
komoditas. Salah satu penyebab krisis ekonomi dunia dikarenakan uang diperdagangkan dan ditarik keuantungan (bunga atau riba) disetiap transaksi peminjaman atau penyimpanan uang. Secara makro, perekonomian masyarakat yang didalamnya mengandung sistem ribawi tidak akan sehat. Meskipun terlihat sehat, pada saat puncak krisis ekonomi yang dialami terus menerus selama beberapa tahun akan berbalik dan berhenti.
Dalam perekonomian islam tidak menerapkan instrument bunga atau ekspansi moneter melalui pencetakan uang baru atau deficit anggran. Yang dilakukan adalah mempercepat perputaran uang dan membangun infrastruktur sector riil. Meskipun nantinya terdapat sector riil, ini tidak lebih hanya sekedar menyediakan uang untuk modal usaha yang diatur dengan konsep bagi hasil.17
2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah negara yang memiliki peran penting dalam mensejahterakan rakyat. Kebijakan ini mencangkup pengeluaran untuk kepentingan umum, pajak progresif dan pinjamam untuk merealisasikan tujuan yang dicita-citakan.
Dalam perspektif islam, kebijakan fiskal memiliki peran penting didasarkan pada alasan sebagaimana berikut : peran kebijakan fiskal relative dibatasi oleh dua hal : pertama, tingkat Bunga tidak memiliki peran dalam ekonomi islam. Kedua, islam melarang perjudiankarena mengandung spekulasi. Dengan ini pemerintah islam harus lebih tegas bahwa zakat dikumpulkan dari setiap musliam yang telah melebihi batas nisbah.18
Terciptanya stabilitas ekonomi, tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan pemerataan pendapat adalah tujuan dari kebijakan fiskal dalam islam, serta ditambah dengan tujuan islam lainnya yang terdapat dalam aturan islam QS. 59:7 yaitu islam
17 Samsul, Najamuddin Mara Hamid, Hotman Guba Nasution, Sistem Pengendalian Inflasi dalam Sistem Ekonomi Islam, Al-Azhar Jurnal Of Islamic Economics, vol. 1 no. 1 (Januari, 2019), hal.
22-24.
18 Ibid hal. 10.
menetapkan pada tempat yang tinggi akan terwujudnya persamaan dan demokrasi. Sedangkan, Prinsip islam tentang kebijakan fiskal da anggaran belanja bertujuan untuk mengembangkan masyarakat dengan selalu menjaga keseimbnagan distribusi pendapatan dengan menempatkan nilai material dan spiritual yang sama. 19
Kebijakan fiskal yang disertai dengan nilai spiritual tidak akan kering dengan selalu mengamalkan zakat, infak, shadaqah dan wakaf sebagai bagian dari pendapatan belanja negara.
Pengumpulan, penyaluran dan potensi zakat (termasuk infak dan sedekah) sebagai intrumen pengentas kemiskinan. Zakat merupakan alat bantu sosial yang mandiri yang menjadi kewajiban si kaya untuk selalu meonolong mereka yang miskin dan terabaikan, sehingga kemelaratan dan kemiskinan dapat terhapuskan dalam islam.
Umer Chapra menambahkan bahwa menekan inflasi harus dengan stabilitas harga. Beliau mengumkamkan bahwa elternatif kebijakan yang paling baik dan sesuai norma keadilan sosial -ekonomi yang ditekankan oleh Syariah adalah stabilitas harga. Menurutnya strategi menekan inflasi ada tiga yaitu : dengan perbaikan moral, distribusi pendaatan dan kekayaan yang merata dan penghapusan riba.20
19 Muhammmad Abdul Mannan, Teori dan Prektek Ekonomi Islam, (Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Wakaf, 1997), hal. 230.
20 M. Umer Chapra, Al-qur’an Menuju Sistem Moneter yang Adil, (Yogyakarta : PT. danu Bhakti Prima Yasa, 1997), hal. 12.
PENUTUP A. Kesimpulan
Inflasi merupakan penurunan nilai mata uang terhadap suatu barang yang mana kenaikan harga suatu barang naik secara terus menurus dengan sangat pesat setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena permintaan kian bertambah sedangkan penawaran yang dilakukan berkurang, sehingga suatu barang atau jasa mengalami kelangkaan. Secara umum penyebab kenaikan inflasi secara umum dibagi menjadi 3 yaitu : Banyaknya permintaan masyarakat terhadap suatu barang., Terjadi kenaikan biaya produksi Dan Peredaran uang dimasyarakat sangat tinggi.
Sedangkan, jenis-jenis inflasi digolongkan berdasarkan sifat, sumber terjadinya, asalnya dan berdasarkan harapan masyarakat.
Dalam islam, inflasi dianggap tidak ada karena karena mata uang islam bersifat stabil dengan menggunakan mata uang dinar dan dirham.
Menurut Taqiuddin Ahmad ibn al-Maqrizi inflasi disebabkan karena 2 hal yaitu : Natural Inflation dan humam eror inflation. Menurut para ekonom, inflasi sangatlah berakibat buruk dalam perekonomian yang mana membuat nilai mata uang turun sehingga manusia tidak memiliki keinginan lagi untuk menyimpan uang. Dengan demikian, akan pemerintah membuat sebuah yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter untuk membuat nilai mata uang menjadi imbang Kembali dan mensejahterahkan rakyak Kembali. Kebijakan ini harus diimbangi dengan nilai-nilai material maupun spiritual dalam islam agar tidak salah sasaran dengan selalu mensejahterakan mereka yang tertinggal dan miskin.
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, Euis. 2005. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari Masa Klasik hingga Kontemporer. Jakarta: Pustaka Asatrus.
Awaluddin. 2017. "Inflasi dalam Presfektif Islam (Analisis Terhadap Pemikiran Al-Maqrizi)." Jurnal Ilmiah Syari'ah vol. 2 no. 2 200-201.
Boediono. 1995. Pengantar ilmu Ekonomi : Ekonomi Moneter. Yogyakarta: BPFE UGM.
Budiono. 1994. Ekonomi Internasional. Yogyakarta: BPFE.
Chapra, M. Umar. 1997. Al-qur'an Menuju Sistem Moneter yang Adil.
Yogyakarta: PT. Danu Bhakti Prima Yasa.
Gunawan, Anton H. 1991. Anggaran Pemerintah dan Inflasi di Indonesia.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Hasanah, Mauizhotul. 2021. "Pandemi Covid 19 : Inflasi dan Pengangguran dalam Perspektif Ekonomi Islam." Asy Syar'iyyah : Jurnal Ilmu Syari'ah dan Perbankan islam, vol. 6 no. 2 9.
Huda, Nurul. 2008. Ekonomi Makro Islam. Jakarta: Kencana.
Mannan, Muhammad Adbul. 1997. Teori dan Prektek Ekonomi Islam. PT. Dana Bhakti Wakaf: 1997.
Mulyani, Reni. 2020. "Inflasi dan Cara Mengatasinya dalam Islam." Jurnal Studi Islam dan Sosial, vol. 1 no. 2.
Naf'an. 2014. Ekonomi Makro Tinjauan Ekonomi Syariah. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Parakkasi, Idris. 2016. Infllasi dalam Prespektif Islam.
Samsul, Najamuddin Mara Hamid, Hotman Guba Nasution. 2019. "Sistem Pengelolahan Inflasi dalam Sistem Ekonomi Isla." Al-Azhar Jurnal of Islamic Economics, vol. 1 no. 1 22-24.
Sukirno, Sadono. 2011. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sukirno, Sodono. 2000. Makro Ekonomi Modern. Jakarta: PT. Grafindo Perkasa.
Syakir, Ahmad. n.d. "Inflasi dalam Islam." Jurnal Academia.