• Tidak ada hasil yang ditemukan

siklus Ekonomi Inflasi dan pengangguran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "siklus Ekonomi Inflasi dan pengangguran"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

INFLASI dan DEFLASI  

A. Pengertian Inflasi

Banyak pengertian inflasi yang dapat kita jumpai pada beberapa sumber. Diantaranya:

v  Inflasi adalah kenaikan harga secara umum

Inflasi dikatakan sebagai suatu proses kenaikan harga, yaitu adanya kecenderungan bahwa harga barang meningkat secara terus-menerus. v  Inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.

Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya

tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi

v  Inflasi adalah suatu proses atau peristiwa kenaikan tingkat harga barang-barang secara umum.

Dikatakan tingkat harga secara umum karena barang dan jasa itu

banyak sekali jumlah dan jenisnya. Ada kemungkinan harga sejumlah barang turun banyak barang lainnya yang justru naik harganya.

(3)

Definisi Inflasi menurut para ahli : Ekonom Parkin dan Bade

Inflasi adalah pergerakan ke arah atas dari tingkatan harga. Secara

mendasar ini berhubungan dengan harga, hal ini bisa juga disebut dengan berapa banyaknya uang (rupiah) untuk memperoleh barang tersebut.

Menurut Nopirin (1987:25)

Proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus menerus selama peride tertentu.

Menurut Samuelson dan Nordhaus (1998: 578-603)

Inflasi dinyatakan sebagai kenaikan harga secara umum. Jadi tingkat inflasi adalah tingkat perubahan harga secara umum yang dapat

dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

Ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi inflasi, Prathama dan Mandala (2001:203)

1)      Kenaikan harga

Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi darpada harga periode sebelumnya.

2)      Bersifat umum

Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga secara umum naik.

3)      Berlangsung terus menerus

(4)

B. Macam-Macam Inflasi

1. Berdasarkan tingkat kualitas parah atau tidaknya

Ada beberapa inflasi berdasarkan tingkat kualitas parah atau tidaknya yaitu: a)      Inflasi ringan

Inflasi ringan atau inflasi merangkak (creeping inflation)adalah inflasi yang lajunya kurang dari 10% per tahun,inflasi seperti ini wajar terjadi pada

negara berkembang yang selalu berada dalam proses pembangunan. b)      Inflasi sedang

Inflasi ini memiliki ciri yaitu lajunya berkisar antara 10% sampai 30% per tahun.Tingkat sedang ini sudah mulai membahayakan kegiatan

ekonomi.Perlu diingat laju inflasi ini secara nyata dapat dilihat garak kenaikan harga.Pendapatan riil masyarakat terutama masyarakat yang berpenghasilan tetap seperti buruh ,mulai turun dan kenaikan upah selalu lebih kecil bila dibandingkan dengan kenaikan harga.

c)      Inflasi berat

Inflasi berat adalah inflasi yang lajunya antara 30% sampai 100%.Kenaikan harga sudah sulit dikendalikan.Hal ini diperburuk lagi oleh pelaku-palaku ekonomi yang memanfaatkan keadaan untuk melakukan spekulasi.

d)     Inflasi liar (hyperinflation)

(5)

2. Inflasi Berdasarkan Penyebabnya

a)      Inflasi karena tarikan permintaan atau inflasi permintaan (demand full inflation)

Inflasi ini merupakan inflasi yang disebabkan oleh besarnya permintaan

masyarakat akan barang-barang. Permintaan total yang berlebihan biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan

yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap

faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak

(6)

b)      Inflasi karena kenaikan biaya-biaya produksi

Inflasi ini terjadi karena adanya perubahan tingkat penawaran. Kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau

permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait

tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting.

Jenis inflasi ini dibedakan menjadi dua :

Inflasi yang disebabkan karena kenaikan harga (price push inflation) karena kenaikan harga bahan-bahan baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya OPEC menaikan harga minyak;

Inflasi yang disebabkan karena kenaikan upah (wages cosh inflation) misalnya karena kenaikan gaji pegawai negeri yang diikuti usaha-usaha swasta pula, maka harga-harga barang barang lain juga ikut naik.Biasanya inflasi karena kenaikan upah atau gaji sangat ditakuti karena akan bias

(7)

C. Penyebab Inflasi

Inflasi selalu dihubungkan dengan jumlah uang yang beredar.Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang penyebab terjadinya inflasi.

1). Teori Kuantitas

Teori ini adalah teori yang tertua yang membahas tentang inflasi, tetapi

dalam perkembangannya teori ini mengalami penyempurnaan oleh para ahli ekonomi Universitas Chicago, sehingga teori ini juga dikenal sebagai model kaum moneteris (monetarist models). Teori ini menekankan pada peranan jumlah uang beredar dan harapan (ekspektasi) masyarakat mengenai

kenaikan harga terhadap timbulnya inflasi. Inti dari teori ini adalah sebagai berikut :

Inflasi hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang beredar, baik uang kartal maupun giral.

Laju inflasi juga ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang beredar  dan oleh harapan (ekspektasi) masyarakat mengenai kenaikan harga di masa mendatang.

Teori ini hampir sama dengan teori kuantitas keduanya berpendapat bahwa tingkat harga terutama ditentukan oleh jumlah uang yang beredar. Hal ini

terlihat karena hubungan antara jumlah uang dan nilai uang,bila jumlah uang bertambah maka harga-harga akan naik.Ini berarti nilai uang menurun

(8)

Menurut teori kuantitas harga-harga adalah proporsi langsung dari jumlah uang yang beredar atau sering di tulis sebagai berikut.

P = k . M

Keterangan :

P : tingkat harga k : proporsi tertentu M : jumlah uang

Tokoh yang sependapat dengan teori kuantitas adalah Irving Fisher yaitu

yang dikenal Teori Jumlah Peredaran Uang (Quantity Theory of Money).Beliau mengemukakan rumus untuk membuktikan bahwa jumlah uang yang

dibayarkan oleh pembeli akan sama dengan jumlah uang diterima oleh penjual yaitu :

MV = PT

Keterangan :

M : Jumlah uang yang beredar V : Kecepatan perputaran uang P : Tingkat harga

(9)

Dasar pemikiran model inflasi dari Keynes ini, bahwa inflasi terjadi karena masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonomisnya, sehingga menyebabkan permintaan efektif masyarakat terhadap barang-barang (permintaan agregat) melebihi jumlah barang-barang yang tersedia

(penawaran agregat), akibatnya akan terjadi  inflationary gap. Keterbatasan jumlah persediaan barang (penawaran agregat) ini terjadi karena dalam

jangka pendek kapasitas produksi tidak dapat dikembangkan untuk

mengimbangi kenaikan permintaan agregat. Oleh karenanya sama seperti pandangan kaum  monetarist,  Keynesian models ini lebih banyak dipakai

untuk menerangkan fenomena inflasi dalam jangka pendek. Dengan keadaan daya beli antara golongan yang ada di masyarakat tidak sama (heretogen), maka selanjutnya akan terjadi realokasi barang-barang yang tersedia dari golongan masyarakat yang memiliki daya beli yang relatif rendah kepada golongan masyarakat yang memiliki daya beli yang lebih besar. Kejadian ini akan terus terjadi di masyarakat. Sehingga, laju inflasi akan berhenti hanya apabila salah satu golongan masyarakat tidak bisa lagi memperoleh dana (tidak lagi memiliki daya beli) untuk membiayai pembelian barang pada tingkat harga yang berlaku, sehingg permintaan efektif masyarakat secara keseluruhan tidak lagi melebihi supply  barang (inflationary gap menghilang) 2). Teori Keynes

Teori Keynes memiliki pandangan bahwa yang paling menentukan kestabilan kehidupan ekonomi nasional adalah permintaan masyarakat (effective

(10)

3). Teori Strukturalis

Teori ini menitik beratkan pada Negara-negara yang sedang berkembang. Menurut teori ini yang mempengaruhi perekonomian ada dua hal penting yang dapat menimbulkan inflasi yaitu :

a)      Ketidakelastisan Penerimaan Ekspor.

Nilai ekspor tumbuh secara lamban di banding pertumbuhan sector-sektor lain. Adapun penyebabnya yaitu :

Dipasar dunia,harga barang-barang ekspor dari negara tersebut semakin memburuk.

Produksi barang-barang ekspor tidak responsif terhadap kenaikan harga. b)      Ketidakelastisan penawaran atau produksi Bahan Makanan di dalam Negeri.

Produksi bahan makanan dalam negeri tidak tumbuh secepat pertambahan penduduk dan pendapatan per kapita.Hal ini menyebabkan harga bahan makanan di dalam negeri cenderung untuk naiksehingga melebihi kenaikan harga barang-barang lain.Dampak yang ditimbulkan yaitu timbulnya tuntutan karyawan untuk mendapatkan kenaikan upah dan gaji.Naiknya upah dan gaji menyebabkan kenaikan ongkos produksi yang memacu kenaikan harga

barang pula.

Inflasi dapat disebabkan oleh kombinasi dari empat faktor:

Persediaan Uang yang bertambah The supply of money goes up. Supply dari barang yang berkurang

Permintaan terhadap uang tersebut menurun

(11)

D. Pengaruh Inflasi

Inflasi dapat menyebabkan prekonomian tidak berkembang secara normal. Dalam kaitanya dengan pertumbuhan ekonomi, inflasi dapat membawa pengaruh sebagai berikut :

a)         Inflasi mendorong penanaman modal spekulatif

Pada saat inflasi, para pemilik modal cenderung melakukan investasi

spekulatif,misalnya dengan cara membeli tanah,rumah,atau menyimpan barang-barang berharga yang lebih menguntungkan bila dibandingkan

melakukan investasi produktif yang belum tentu akan memberikan kontribusi positif untuk selanjutnya.

b)        Inflasi menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi di masa depan. Inflasi akan semakin berkembang bila tidak di kendalikan. Gagal

mengendalikan inflasi akan menimbulkan ketidakpastian ekonomi serta sulit di ramalkan sehingga akan dapat mengurangi kegairahan pengusaha untuk mengembangkan kegiatan ekonomi.

c)         Inflasi menimbulkan masalah neraca pembayaran

Inflasi menyebabkan harga barang-barang impor lebih murah bila

dibandingkan dengan harga barang produksi dalam negeri.Maka impor berkembang lebih cepat,tetapi ekspor akan bertambah lambat.Dengan

(12)

E. Akibat Inflasi

Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu

meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa

inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan

investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu. Secara singkat dapat di pilah akibat buruk dari inflasi tersebut.

1. Kesenjangan Distribusi Pendapatan

Dalam keaadaan inflasi nilai harta tetap seperti tanah, rumah, bangunan, pertokoan dan sebagainya akan mengalami kenaikan harga. Kenaikan harga tersebut seringkali lebih cepat dari kenaikan inflasi itu sendiri. Sebaliknya pendapatan riil penduduk berpengahasilan rendah merosot. Dengan

(13)

2. Pendapatan Riil Merosot

Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Dari hal tersebut biasanya dalam masa inflasi kenaikan harga cenderung selalu mendahului kenaikan

pendapatan.Dengan demikian inflasi cenderung menimbulkan kemerosotan pendapatan riil sebagian besar tenaga kerja.Ini berarti kemakmuran

masyarakat merosot.

3. Nilai Riil Tabungan Merosot

Bagi masyarakat yang menyimpan sebagian kekayaannya dalam benatuk deposito dan tabungan di Bank, dalam masa inflasi nilai riil tabungan

tersebut akan merosot, tidak hanya itu masyarakat yang memegang uang tunai pun akan dirugikan karena penurunan nilai riilnya. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang

tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha

(14)

4. Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur),

inflasi menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur , nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya,

kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.

5. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi.

Bila hal ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan

produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan

produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan

bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha kecil).

Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan,

(15)

F. Cara Mengatasi Inflasi

Inflasi merupakan penyabab keresahan masyarakat dan mengakibatkan kekhawatiran pemerintah. Oleh sebab itu pemerintah berusaha menekan inflasi serendah-rendahnya karena inflasi tidak dapat dihapuskan sama sekali.

Inflasi ada yang disahkan (validated),yaitu inflasi yang dibiarkan secara terus menerus karena pemerintah mengizinkan penambahan suplai uang misalnya karena defisit anggaran dengan mencetak uang baru.Jika inflasi yang yang terjadi tidak disertai dengan kenaikan suplai uang ,maka inflasi itu disebut inflasi yang tidak disahkan.Inflasi dapat menguntungkan orang lain,sehingga menimbulkan ketegangan social.Oleh sebab itu,tiap-tiap Negara berusaha menghindari inflasi dengan

melakukan kebijakan-kebijakan.Untuk mengatasi inflasi Bank sentral memainkan peranan penting dalam mengendalikan inflasi. Bank sentral suatu negara pada umumnya berusaha mengendalikan tingkat inflasi pada tingkat yang wajar. Beberapa bank sentral bahkan memiliki kewenangan yang independen dalam artian bahwa kebijakannya tidak boleh diintervensi oleh pihak di luar bank sentral -termasuk pemerintah. Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa bank sentral yang kurang independen — salah satunya disebabkan intervensi pemerintah yang

bertujuan menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian — akan mendorong tingkat inflasi yang lebih tinggi.

Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat suku bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang

(16)

Secara umum terdapat dua kebijakan yang dilakukan untuk menekan laju inflasi diantaranya kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.

1. Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah tindakan atau kebijakan yang diambil oleh

penguasa moneter biasanya bank sentraluntuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar sehingga akan terjadi perubahan jumlah uang yang beredar yang pada akhirnya akan mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat. Ada beberapa macam kebijakan moneter yaitu :

a)      Politik Diskonto

Politik diskonto (discount policy) adalah politik bank sentral untuk

mempengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikan dan menurunkan

tingkat bunga.Dengan menaikan tingkat bunga diharapkan jumlah uang yang beredar di masyarakat akan berkurang, karena orang akan lebih banyak

menyimpan uangnya di Bank dari pada menjalankan

(17)

b)      Kebijakan Pasar Terbuka

Untuk memperkuat politik diskonto,kebijakan lain juga di jalankan yaitu dengan politik pasar terbuka (open market policy) yaitu dengan jalam membeli atau menjual surat-surat berharga.Dengan membeli surat-surat berharga di harapkan uang yang beredar di masyarakat

bertambah,selanjutnya bila apabila dengan menjual surat-surat berharga diharapkan uang beredar di masyarakat dapat tersedot dari masyarakat. c)      Kebijakan Persediaan Kas (cash ratio policy)

Bank sentral pada umumnya menentukan cash ratio yaitu angka

perbandingan minimum antara uang tunai yang dimiliki oleh bank umum dengan jumlah uang giral (cek.giro dan sebagainya) yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan.

d)     Perubahan Cadangan Minimum

Perubahan cadangan minimum yang dimiliki oleh bank-bank umum dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar.Apabila ketentuan cadangan minimum diturunkan ,jumlah uang yang beredar cenderung naik dan sebaliknya jika cadangan minimum dinaikan jumlah uang yang beredar cenderung turun.

2. Kebijakan Fiskal

a)      Pengaturan Pengeluaran Pemerintah

Pengaturan pengeluaran sangat perlu di lakukan. Dalam hal ini diharapkan penggunaan anggaran negara agar sesuai dengan perencaan.Kalau

(18)

b)      Menaikan Tarif Pajak

Saat terjadi inflasi uang beredar lebih banyak.Jumlah uang beredar tersebut dapat dikurangi dengan jalan menaikan tariff pajak.Jika tariff pajak dinaikkan uang yang dibelanjakan oleh masyarakat berkurang.Namun harus

diperhatikan agar tidak terjadi ketimpangan atau ketidakadilan perlu diperhatikan golongan masyarakat mana yang dinaikkan pajaknya. c)      Mengadakan Pimjaman Pemerintah

Pemerintah dapat mngadakan pinjaman pemerintah bauik dengan jalan paksaan ataupun tidak,untuk mengurangi uang yang beredar di

masyarakat.Cara yang paling ampuh dilakukan untuk menyukseskan

kebijakan ini yaitu dengan jalan membekukan simpanan yang dimiliki oleh masyarakat yang ada di bank.Dapat juga ditempuh dengan jalan memotong gaji pegawai negeri untuk di tabung.

3. Kebijakan Non-Moneter

a)      Menaikan Hasil Produksi

Kenaikan hasil produksi dapat memperkecil laju inflasi.Kenaikan hasil

produksi dapat dilakukan dengan cara kebijakan penurunan bea masuk.Hal ini akan berakibat impor barang meningkat.Pertambahan jumlah barang di dalam negericenderung menurunkan harga.

b)      Kebijakan Upah

Kebijakan upah adalah tindakan menstabilkan upah dan gaji dengan cara gaji tidak sering dinaikan.Kenaikan gaji dan upah akan menimbulkan kenaikan daya beli.Hal ini pada akhirnya menaikan permintaan terhadap

(19)

c)      Pengaman harga dan distribusi barang

(20)

G. Menghitung Laju Inflasi 1. GNP Deflator

GNP Deflator adalah rasio GNP (Gross National Product) nominal pada tahun tertentu terhadap GNP riil pada tahun tersebut. Hal ini merupakan ukuran inflasi dari periode dimana harga dasar untuk perhitungan GNP riil digunakan sampai GNP

sekarang.Perhitungan cara ini

melibatkan semua barang yang di produksi.

GNP Deflator = (GNP Nominal : GNP Riil) x 100%

2. Indeks Harga Konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI)

Indeks Harga Konsumen berfungsi mengukur biaya pembelian kelompok barang dan jasa yang di anggap

mewakili belanja konsumen.

Biasanya, kelompok barang yang digunakan masyarakat dapat

berubah. Hal ini disesuaikan dengan pola konsumsi yang ada.

Inflasi yang diukur dengan IHK di Indonesia dikelompokan ke dalam 7 kelompok pengeluaran (berdasarkan the Classification of individual

consumption by purpose – COICOP), yaitu :

1)      Kelompok Bahan Makanan 2)      Kelompok Makanan Jadi, Minuman, dan Tembakau

3)      Kelompok Perumahan 4)      Kelompok Sandang 5)      Kelompok Kesehatan

6)      Kelompok Pendidikan dan Olah Raga

7)      Kelompok Transportasi dan Komunikasi.

Perbedaan IHK dan GNP Deflator sebagai berikut :

a)      GNP Deflator mengukur harga barang lebih besar daripada IHK.

b)      IHK mengukur biaya pembelian yang relative sama dari tahun ke

tahun.Hal ini tergantung jenis dan jumlah barang yang di produksi.

c)      IHK secara langsung mencakup barang impor,sedangkan GNP

(21)
(22)
(23)

Referensi

Dokumen terkait

dan mematuhi serta melaksanakan kewenangan pemerintah, tunduk terhadap penuntutan apabila mereka melakukan kesalahan yang melanggar hukum nasional atau hukum

Kaldera Batur adalah sisa gunung api yang sangat besar. Sebagian tubuh gunung itu ambruk akibat letusan dahsyat, sehingga terbentuk kawah sangat besar yang disebut

Ketika dosen memilih menu presensi, aplikasi akan menampilkan daftar mata kuliah yang diampu oleh dosen, ketika dosen memilih mata kuliah aplikasi akan

Berdasarkan hal tersebut, maka data yang diperoleh tentang prestasi belajar PAI siswa (variabel Y) dengan jumlah responden sebanyak 25 responden yaitu

Indonesia yang menunggu jadwal penerbangannya pada saat kabut asap akan mendapatkan akomodasi makanan sehingga para penumpang bisa menunggu jadwal dengan nyaman. Hal

Pasien dalam penelitian ini kekuatan ototnya minimal pada derajat hanya berupa perubahan tonus dan maksimal sampai pada derajat mampu menggerakkan sendi dan dapat

Karena siswa bekerja dalam team, maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan di antara para siswa dari berbagai latar belakang etnis dan kemampuan, mengembangkan

peralatan yang ada di sekolah juga tidak kalah penting dalam rangka mewujudkan tujuan dari pendidikan jasmani.Penyelenggaraan program pendidikan jasmani hendaknya