• Tidak ada hasil yang ditemukan

HOTEL WISATA PANTAI PASIR PANJANG DI KABUPATEN MALUKU TENGGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "HOTEL WISATA PANTAI PASIR PANJANG DI KABUPATEN MALUKU TENGGARA"

Copied!
206
0
0

Teks penuh

(1)

HOTEL WISATA PANTAI PASIR PANJANG DI KABUPATEN MALUKU TENGGARA

ACUAN PERANCANGAN

Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Ujian Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh

YEREMIAS MAYABUBUN 45 08 043 027

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR

2018

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

ACUAN PERANCANGAN

Proyek : UJIAN SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR

Judul : HOTEL WISATA PANTAI PASIR PANJANG DI KAB.

MALUKU TENGGARA Penyusun : YEREMIAS MAYAUBUN No.Stambuk: 45 08 043 027

Periode : SEMESTER GANJIL 2017-2018 Menyetujui : Dosen Pembimbing

Pembimbing I

Ir. Hadrawi Machmud, M.Si.

NIDN. 09 - 2804 - 7002

Pembimbing II

Ir. Syam Fitriani A, M.Sc NIDN. 09 - 3108 - 7602

Pembimbing III

Syahril Idris, ST, M.SP NIP : 09 - 0402 - 7902

Mengetahui : Dekan

Fakultas Teknik

Dr. Hamsina, ST.,M.Si NIDN. 09 - 2406 - 7601

Ketua Program Studi Teknik Arsitektur

Ir. Syamsuddin Mustafa, MT NIDN. 09 - 0506 - 7602

(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, atas kasih karunia dan penyertaan-Nya hingga penyusunan Acuan Perancangan ini dapat terselesaikan.

Acuan ini disusun sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar dengan judul:

HOTEL WISATA PANTAI PASIR PANJANG DI KABUPATEN MALUKU TENGGARA

Keberhasilan menuntut kerja keras, tetapi kerja keras saja tidak menjamin keberhasilan, karena adanya keterbatasan dan kemampuan.

Namun penulis disadari bahwa acuan perancangan ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu saran dan masukan yang membangun akan selalu penulis harapkan.

Dengan bersama kita dapat melakukan sesuatu yang jauh lebih baik daripada kita melakukannya sendiri. Untuk itu dengan kerendahan hati penulis tidak lupa haturkan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Ayahanda Evalinus Mayabubun dan Ibunda Leonarda Mayabubun yang telah melahirkan, merawat dan membesarkan.

(5)

2. Bapak Ir. Hadrawi Machmud, M.Si., Ibu Syam Fitriani A, ST., M.Sc., dan Bapak Syahril Indris, ST., M.SP selaku dosen pembimbing, yang telah meluangkan waktu, dan pikiran dalam proses bimbingan dan penyusunan acuan perancangan ini.

3. Bapak Syamsuddin Mustafa, ST,. MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Bosowa Makassar.

4. Segenap Dosen dan Staf Karyawan Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Unversitas Bosowa Makassar.

5. Segenap Instansi yang telah memberikan data dan informasi yang penulis butuhkan.

6. Angkatan Arsitektur ’08 tanpa terkecuali terima kasih buat dukungannya.

7. Rekan-rekan Mahasiswa Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Bosowa Makassar yang telah banyak membantu dalam penulisan ini.

8. Dan semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.

Akhir kata semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan, khususnya rekan-rekan mahasiswa Teknik Arsitektur.

dan semoga Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria selalu memberi rahmat dan berkat-Nya kepada kita semua, Amin.

Makassar, Februari 2018 Penulis,

YEREMIAS MAYABUBUN

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan dan Sasaran Pembahasan ... 4

D. Metode Pembahasan ... 5

E. Sistematika Pembahasan... 8

BAB II TINJAUAN HOTEL WISATA PANTAI A. Tinjauan Hotel ... 9

1. Pengertian hotel ... 9

2. Pengelompokan Hotel ... 10

3. Klasifikasi Hotel... 13

B. Tinjauan Wisata Pantai... 21

1. Pengertian Wisata Pantai... 21

2. Kegiatan Wisata Pantai ... 21

C. Studi Literatur Hotel Wisata Pantai... 22

1. Collin Beach Hotel di Ambon... 22

2. Bali Garden Beach Resort di Bali... 24

3. The Jayakarta Anyer Beach Resort ... 26

(7)

D. Arsitektur Tropis ... 28

BAB III TINJAUAN UMUM KABUPATEN MALUKU TENGGARA A. Kondisi Umum Kabupaten Maluku Tenggara ... 30

1. Kondisi geografis dan administrasi... 30

2. Kondisi topografi ... 32

3. Potensi wisata di Kabupaten Maluku Tenggara ... 33

4. Fasilitas akomodasi di Kabupaten Maluku Tenggara... 46

B. Tinjauan Umum Kawasan Wisata Pantai Pasir Panjang ... 47

1. Keadaan alam ... 47

2. Pencapaian dan utilitas ... 48

3. Tata guna lahan ... 48

4. Potensi Wisata Pantai Pasir Panjang... 49

C. Motivasi Pengadaan ... 49

1. Sasaran pelayanan ... 50

2. Kondisi wisatawan di Kabupaten Maluku Tenggara... 50

3. Proyeksi kebutuhan akomodasi di Kabupaten Maluku Tenggara ... 52

D. Arsitektur Vernakuler dan Tradisional... 59

(8)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Acuan Perencanaan Makro ... 62

1. Acuan dasar lokasi perencanaan ... 62

2. Penentuan site atau tapak... 62

3. Acuan dasar pengelolahan tapak... 64

4. Acuan dasar sifat pelayanan ... 68

5. Acuan dasar pendekatan terhadap bentuk ... 69

6. Acuan dasar pengelolaan tata ruang luar ... 70

B. Acuan Perencanaan Makro ... 73

1. Acuan dasar kebutuhan ruang ... 73

2. Acuhan dasar besaran ruang ... 77

3. Acuan dasar hubungan ruang ... 86

4. Acuan dasar penampilan ruang ... 89

5. Acuan dasar sistem struktur dan konstruksi... 92

6. Acuan dasar pengelolaan tata ruang luar ... 95

7. Acuan dasar sistem transportasi dalam bangunan ... 102

8. Acuan dasar sistem air bersih ... 103

9. Acuan dasar sistem air kotor... 104

10. Acuan dasar sistem pembuangan sampah ... 105

11. Acuan dasar sistem pemeliharaan bangunan . 105 12. Acuan dasar sistem parkir... 105

(9)

BAB V KESIMPULAN

A. Masalah Arstektural... 107 B. Masalah Non Arsitektur ... 107 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kabupaten Maluku Tenggara memiliki potensi alam yang banyak menawarkan keanekaragaman daya tarik wisata, baik bersifat alam (bahari, pantai, air terjun, hutan) maupun budaya yang dapat dikembangkan menjadi daerah tujuan wisata yang layak diperhitungkan untuk dikunjungi. Karena keindahan alamnya yang mempesona, Kabupaten Maluku Tenggara yang lebih dikenal dengan Kepulauan Kei sering disebut Fantastic Island. Meskipun demikian belum dikelola secara maksimal dan menjadikan pariwisata sebagai sumber devisa yang menguntungkan daerah.

Pariwisata pesisir yang dimiliki daerah Maluku Tenggara sebagai potensi wisata pemandangan, apabila dimaksimalkan akan mampu menarik wisatawan ke daerah ini. Kawasan wisata Pasir Panjang di Kabupaten Maluku tenggara memiliki potensi lingkungan yang sangat mendukung bagi wisatawan yang menyukai kegiatan wisata bahari dan penyelaman bawah laut (diving), snorkelling, memancing ikan dengan beraneka ragam jenis, berenang, berjemur, bola voli pantai , bermain layang- layang di pantai dan lain- lain.

Hotel wisata sebagai sarana akomodasi pariwisata sangat dibutuhkan sebagai penunjang kegiatan wisata di lokasi ini, sarana

(11)

akomodasi adalah pengeluaran terbesar bagi wisatawan asing yang berkunjung. Pengelolaan Hotel wisata harus mampu memberdayakan potensi lokasi wisata sendiri yaitu keunikan view sebagai nilai jual bagi keunikan hotel.

Kegiatan yang diwadahi pada hotel wisata ini merupakan kegiatan wisata pemandangan, peristirahatan, dan hiburan budaya yang difasilitasi dalam kemasan arsitektur daerah dengan standarisasi perhotelan yang mengacu pada data internasional yang memanjakan wisatawan yang berkunjung baik wisatawan asing maupun domestik yang mendambakan fasilitas peristirahatan beratmosfir budaya dengan citra natural yang menyatu dalam konsep kawasan wisata pada hotel wisata ini.

Hotel wisata adalah suatu bentuk akomodasi yang terletak di daerah peristirahatan yang diperuntukkan bagi wisatawan yang ingin berlibur atau berekreasi di daerah tersebut. Kecenderungan yang dituntut oleh hotel wisata adalah :

a. Penyediaan sarana rekreasi luar atau dalam bangunan sesuai dengan potensi daerah pariwisatanya dan tujuan kedatangannya.

b. Tersedia media kontak antara wisatawan.

c. Terjamin faktor keamanan, privasi, dan kenyamanan.

d. Ketentuan setiap fasilitas yang disediakan termasuk dalam tarif hotel.

(12)

e. Sifat operasi, pelayanan, dan pengawasan dalam ruang, lengkap dan terjamin.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka dapat simpulkan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Arsitektur

a. Bagaimana menentukan lokasi dan site serta pencapaian tanpa mengabaikan lingkup pelayanannya serta transportasinya.

b. Bagaimana merencanakan fasilitas penunjang dengan mempertimbangkan potensi wisata di area hunian sehingga dapat mendukung hotel wisata yang akan direncanakan.

c. Bagaimana menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan dalam kompleks hotel wisata.

d. Bagaimana menentukan ketentuan bentuk, struktur, material dan utilitas bangunan hotel wisata.

2. Non Arsitektur

Bagaimana memprediksi kapasitas dan jumlah ruang untuk jangka panjang yaitu 15 tahun ke depan.

(13)

C. Tujuan dan Sasaran Pembahasan 1. Tujuan Pembahasan

Peracangan Hotel Wisata di kawasan pasir panjang ini bertujuan untuk mengungkap dan merumuskan masalah- masalah yang berkaitan dengan perancangan hotel wisata di pantai Pasir Panjang yang merupakan daerah tropis.

Permasalahan yang dirumuskan tersebut menjadi konsep perancangan yang dapat terlihat dari segi arsitektural dan bentuk yang akan dirancang memperhatikan iklim dan kondisi setempat, khusus pada daerah pantai.

2. Sasaran Pembahasan

Pembahasan lebih mengarah pada hotel di daerah pantai beserta fasilitas yang menunjang hotel wisata untuk semua kalangan dan pembahasan penerapan terhadap tema arsitektur tropis. Penerapan arsitektur tropis dikaitkan dalam perancangan yang memperhatikan keadaan setempat.

Sehinnga pada lingkup pembahasan hanya mengarah kepada kepada pendekatan lingkungan di sekitar hotel wisata.

Serta penerapan standar dan peraturan pariwisata dan perhotelan di daerah tapak dan lingkungan sekitar, yang menggunakan standar hotel. Dimana standar tersebut berdasarkan pada Dinas Pariwisata dan undang- undangnya.

(14)

D. Metode Pembahasan

Metode pembahasan menggunakan metode yang dikemukakan oleh Geoffrey Broadbent dalam buku "Design in Architecture" (1973, hal: 37- 40 ). Metode pembahasan dalam perwujudan arsitektur, terdapat 3 aspek, yaitu: aspek lingkungan, aspek bangunan dan aspek manusia.

1. Aspek Lingkungan

Lingkungan non-fisik dapat berupa perekonomian di sekitar daerah tersebut, karena merupakan lingkungan pariwisata, banyaknya wisatawan yang datang untuk berekreasi. Keramaian daerah yang tergantung dari waktu, dapat diperkirakan kapan daerah Pasir Panjang ramai oleh pengunjung, dan kapan daerah tersebut sepi.

Lokasi istimewa ini dapat diketahui lebih lanjut dengan survey lapangan, dimana dapat diketahui seberapa kencang angin apakah dan seberapa panas radiasi yang mengurangi kenyamanan thermal. Tingginya pasang yang berpengaruh kepada pengurukan site. Teriknya panas matahari yang dapat di kurangi dengan memberikan penghijauan pada sekitar site.

Tapak yang berada pada pinggir laut ini harus juga diperhatikan lingkungan sekitar yang temasuk daerah yang terletak pada sekitar pemukiman yang tidak menimbulkan kebisingan maupun kemacetan pada saat ini.

(15)

2. Aspek Bangunan

Lingkungan tropis pada lokasi pantai yang memerlukan perancangan bangunan yang sesuai dengan iklim lingkungan setempat. Jadi perencanaan bangunan berkaitan dengan memaksimalkan konsumen pengguna bangunan dengan desain secara arsitektural yang diadaptasi terhadap lokalitas lingkungan pantai tropis.

Hal tersebut diwujudkan dengan bentuk bangunan yang dapat memaksimalkan kenyamanan pada bangunan, sehingga bentuk bangunan dapat mengatasi permasalahan iklim pantai tropis, seperti juga kecepatan angin yang cenderung tinggi pada pinggir laut dapat di atasi denganbentuk bangunan yang mendukung, sehingga kecepatan angin tidak terlalu cepat atau menggaggu kenyamanan. Juga memperhatikan struktur yang digunakan bangunan di pinggir pantai.

3. Aspek Manusia

Dalam aspek manusia berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan. Aspek kegiatan yang berhubungan dengan kenyamanan konsumen. Kenyamanan meliputi lingkup besaran ruang, kegunaan ruang, dan aktivitas pada ruang tersebut. Dalam hal ini dibutuhkan program ruang dan daftar kegiatan manusia dalam bangunan.

(16)

Perancangan dengan kondisi lingkungan pantai yang berciri khas yang diolah sedemikian rupa menjadi rancangan yang diminati para wisatawan yang datang ke Pasir Panjang untuk berekreasi. Selain itu pendekatan perancangan dengan lingkungan ini dimaksudkan supaya bukan hanya meningkatkan kenyamanan secara fungsi dan rekreasi akan tetapi juga memperhatikan keberlangsungan dan meminimalisir perawatan bangunan untuk para investor.

Karena itu merupakan hal yang utama apabila kita dapat mewujudkan bangunan yang baik dari segi struktur maupun estetika, tetapi juga dari segi keamanan bangunan yang sesuai dengan standarisasi.

E. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dibagi dalam beberapa tahap pembahasan, sebagai berikut :

Bab I : Merupakan pengenalan terhadap masalah dengan mengemukakan latar belakang, permasalahan, tujuan dan sasaran pembahasan, lingkup area pembahasan serta metode dan sistematika pembahasan.

Bab II : Pembahasan yang meninjau secara umum mengenai Hotel Wisata Pantai sebagai pokok permasalahan yang akan di

(17)

bahas. Dimana di tinjau secara umum terdiri dari tinjauan terhadap perpustakaan.

Bab III : Membahas mengenai pengungkapan Hotel Wisata Pantai yang akan direncanakan sebagai wadah dan aktivitas yang ada sesuai dengan potensi obyek serta keutuhan fasilitas.

Bab IV: Membuat kesimpulan dari pembahasan sebelumnya yang menyangkut arsitektural sebagai patokan dasar kearah pendekatan analisa perencanaan fisik

Bab V : Merupakan acuan dalam perancangan fisik yang mencakup program perancangan baik mikro maupun serta makro.

(18)

BAB II

TINJAUAN HOTEL WISATA PANTAI

A. Tinjauan Hotel 1. Pengertian Hotel

a) Menurut AHMA (American Hotel and Motel Associantions), hotel adalah suatu tempat dimana disediakan penginapan, makanan,dan minuman serta pelayanan lainnya, untuk diswakan untuk para tamu atau orang-orang yang tinggal untuk semntara waktu.

b) Menurut Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwista Nomor:

PM>86/ HK.501/ MKP/ 2010, Hotel adalah penyediaan akomodasi secara harian berupa kamar-kamar di dalam satu bagunan, yang dapat dilengkapi dengan jasa pelayanan makan dan minum, kegiatan hiburan serta fasilitas lainnya.

c) Hotel adalah bangunan berkamar banyak yang disewakan sebagai tempat untuk menginap dan tempat makan orang yang sedang dalam perjalanan; bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan, penginapan, makanan dan minuman (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

(19)

Jadi, Hotel adalah sebuah usaha bisnis memberikan jasa tempat penginapan semntara yang menyediakan kamar untuk menginap, makanan dan minuman serta pelayanan lainnya untuk umum. Pada dasarnya sebuah hotel harus menyediakan minimum 3 fasilitas utama yaitu: akomodasi, makanan dan minuman.

2. Pengelompokan Hotel

Hotel dapat dikelompokan menjadi beberapa Kriteria menurut kebutuhannya, namun yang lazim digunakan antara lain:

a. Pengelompokan menurut standar 1) Hotel internsional

2) Hotel semi internasional 3) Hotel nasional

b. Menurut ukuran hotel

1) Hotel kecil: jumlah kamar kurang dari 25 kamar

2) Hotel sedang: jumlah kamar antara 25 sampai 100 kamar.

3) Hotel di atas sedang: Jumlah kamar di atas 100 tetapi kurang dari 300 kamar

4) Hotel besar: jumlah kamar lebh dari 300 kamar.

c. Menurut waktu operasinya

1) Around the year operation, hotel yang beroperasi sepanjang tahun.

2) Season hotel, hotel yang beroprasi pada waktu-waktu tertentu.

(20)

d. Menurut lokasi hotel

1. Resort hotel, di daerah rekreasi atau peristirhatan, misalnya:

a) Mountain hotel, hotel yang berada di pegunugan.

b) Beach hotel, hotel yang berada di pantai.

2. City hotel

a) City hotel, hotel ditengah-tengah kota besar, terutama di ibukota.

b) Sub urban, terletak di pinggiran kota/ kota satelit.

c) Urban hotel, hotel yang berada di dekat kota.

d) Highway hotel, hotel yang berada dijalur highway.

e) Airport hotel. Terletak di pelabuhan udara.

3. Residential hotel, hotel yang berlokasi di pinggiran dekat kota-kota besar, cukup jauh dari keramaian hiruk pikuk polusi udara kota, tetapi terjaungkau dari dunia usaha. Hotel ini dilengkapi dengan fasilitas tempat tinggal yang lengkap untuk keluarga, karena diperuntukan bagi mereka yang tinggal dalam jangka waktu yang lama.

4. Transit hotel, hotel yang akan disediakan bagi tamu yang akan singgah dalam suatu perjalanan. Biasanya terletak di Airpor, Pelabuhan, Terminal Kereta Api, dan sebagainya.

5. Country hotel, hotel yang disediakan sebagai fasilitas akomodasi bagi tamu antar Negara.

(21)

6. Research hotel, hotel yang disediakan bagi tamu yang bertujuan mengadakan penelitian.

7. Boutique hotel, hotel yang diperuntukan bagi tamu yang ingin mendapatkan suatu tempat peristirahatan yang nyaman, aman, dengan privacy yang tinggi, dilengkapi dengan fasilitas memadai. Hotel ini memiliki keunikan tersendiri sebagai daya tarik visual. Letaknya disesuaikan dengan keunikan yang ditonjolkan.

8. Motel (motel hotel), hotel yang berlokasi dipinggir jalan raya yang menghubungkan suatu kota besar dengan kota besar lainnya, atau dipinggir jalan raya dekat pintu gerbang.

Diperuntukan bagi orang-orang yang melakukan suatu perjalanan jauh, karenanya didalam motel harus ada garasi atau tempat mobil yang terpisah, walaupun kamar-kamar tamunya berada dalam suatu bangunan gedung.

Perkembangan usaha perhotelan dan perkotaan menyebabkan hotel yang tadinya bertaraf nasional menjadi hotel internasional, hotel kecil menjadi besar atau penggabungan residential hotel dengan city hotel dan seterusnya.

(22)

3) Klasifikasi hotel

Berdasarkan persyaratan tinggkat fasilitas dan tuntutan kelengkapan sebuah hotel, maka hotel-hotel di Indonesia dapat digolongkan dalam 5 kelas hotel yaitu:

a. Hotel Bintang Satu( * )

1. Jumlah kamar minimal 10 kamar tidur.

2. Ukuran kamar standar termasuk kamar mandi.

a) Single bed: 18 m2 b) Double bed: 20 m2

c) Memiliki jenis kamar standar room

d) Mempunyai kamar mandi standar, ruang umum (lobby, ruang makan dan sebagainya).

b. Hotel Bintang Dua ( ** )

Klasifikasi hotel bintang 2 mempunyai kondisi sebagai berikut:

1. Kamat tidur (bedroom )

a) Minimum mempunyai 20 kamar dengan luasan 20 m2/ kamar

b) Setidaknya terdapat 1 kamar suite dengan lauasan 44 m2/ kamar

c) Memiliki tipe kamar yaitu single bed dan double bed d) Memiliki jenis kamar standar room dam deluxe room e) Memiliki kamar mandi standar.

2. Memiliki ruang makan

(23)

3. Lobby

a) Harus ada lobby

b) Tata udara dengan AC/ ventilasi

c) Kapasitas penerangan minimum 150 lux 4. Sarana olaraga dan rekreasi

Minimum 1 buah dengan alternatif pilihan: tenis, golf, fitness, billiard, jogging, taman bermain anak, olaraga air ( misal kolam renang).

5. Utilitas penunjang

a) Terdapat transportasi vertical yang bersifat mekanis b) Ketersediaan air minimum 300 liter/ orang/ hari c) Daya listrik yang mencukupi

d) Tata udara dengan/ tanpa pengatur udara e) Terdapat ruang mekanik

f) Komunikasi dengan telepon saluran dalam (house phone )

g) Terdapat fasilitas sentral radio, carcall

h) Terdapat alat deteksi awal pada setiap raung, fire extinguisher, fire hydrant, pintu kamar tahan api

i) Minimum terdapat 1 ruang jaga c. Hotel Bintang Tiga ( *** )

Klasifikasi hotel bintang 3 mempunyai kondisi sebagai berikut:

1. Kamar Tidur (Badroom )

(24)

a) Terdapat 30 kamar standar dengan luas 22- 25 m2/ kamar tidur.

b) Terdapat minimum 2 kamar suite dengan luas 48 m2/ kamar.

c) Memiliki tipe kamar single bed, double bed dan twin bed.

d) Memiliki jenis kamar standar room, deluxe room dan superior room

e) Memiliki kamar mandi standar 2. Ruang Makan (dining room )

Bila tidak berdampingan dengan lobby maka harus dilengkapi dengan kamar mandi/ wc sendiri.

3. Restaurant 4. Bar

a) Apabila berupa ruang tertutup maka harus dilengkapi dengan udara mekanik (AC ) dengan suhu 240C

b) Lebar ruang kerja bartender stidaknya 1 m 5. Lobby

a) Mempunyai luasan 30 m2 b) Dilengkapi dengan lounge

c) Toilet umum minimum 1 buah dengan perlengkapan 6. Drug Store

(25)

a) Minimum terdapat drug store, bank, maney changer, biro perjalanan, air line agent, souvenip shop, perkantoran, butik dan salon.

b) Tersedia poliklinik c) Tersedia paramedik 7. Sasaran rekreasi dan olaraga

a) Minimum 1 buah dengan pilihan: tenis, bowling, golf, fitness, sauna, billiard, jogging, taman bermain anak b) Terdapat kolam renang dewasa yang terpisa dengan

kolam renang anak c) Sarana rekreasi 8. Utilitas penunjang

a) Terdapat transportasi vertical makanis

b) Ketersediaan air bersih minimum 500 liter/ orang/ hari c) Dilengkapi dengan instalasi air panas/ dingin

d) Dilengkapi dengan telepon local dan interlokal e) Tersedia PABX

f) Dilengkapi dengan sentral video/ TV, radio, paging, carcall

d. Hotel Bintang Empat ( **** )

Klasifikasi hotel bintang 4 mempunyai kondisi sebagai berikut:

1. Kamar tidur (Bedroom)

(26)

a) Mempunyai minimum 50 kamar standar dengan luasan 24 – 28m2/ kamar

b) Mempunyai minimum 3 kamar suite, dengan luasan minimum 48m2/ kamar

c) Memiliki berapa tipe kamar yaitu single bed, double bed, dan twin bed

d) Memiliki berapa enis kamar yaitu standar room, deluxe room dan superior room

e) Dilengkapi dengan pengatur suhu kamar di dalam bedroom

2. Ruang makan (Dining room)

Mempunyai minimum 2 buah dining room, salah satunya berupa coffee shop

3. Bar

a) Apabila berupa ruang tertutup maka harus dilengkapi dengan pengatur udara mekanik (AC) dengan suhu 240C b) Lebar ruang kerja bartender setidaknya 1,5 m

4. Ruang fungsional 5. Restaurant

6. Lobby

a) Mempunyai luasan minimum 100 m2

b) Terdapat toilet umum untuk pria dan toilet umum untuk wanita dengan perlengkapannya.

(27)

7. Drug store

8. Sarana rekreasi dan olah raga

Minimum seperti pada hotel berbintang tiga (***) ditambah dengan diskotik club kedap suara dengan AC dan toilet.

9. Utilitas penunjang

Minimum seperti pada hotel bintang tiga (***) dengan : a) Transportasi vertikal mekanis

b) Ketersediaan air bersih minimum 700 liter/orang/hari c) Dilengkapi dengan instalasi air panas/dingin

e. Hotel Bintang Lima ( ***** )

Hotel kelas ini mempunyai kondisi sebagai berikut : 1. Kamar tidur (Bedroom)

a) Mempunyai minimum 100 kamar standar dengan luasan 26 – 30 m2/kamar

b) Mempunyai minimum 4 kamar suite dengan luasan 52 m2/kamar

c) Memiliki beberapa type kamar yaitu single bed. Double bed dan twin bed

d) Memiliki beberapa jenis kamar yaitu deluxe room, superior room, junior suite, dan executive suite.

e) Dilengkapi dengan pengatur suhu kamar di dalam kamar

(28)

2. Ruang makan (Dining room)

Mempunyai minimum 3 buah dining room, salah satunya dengan spesialisasi masakan (Japanese /Europan food) 3. Bar

4. Lobby 5. Drug store

6. Sarana rekreasi dan olahraga

Minimum seperti pada hotel berbintang empat (****) ditambah dengan area bermain anak minimum ayunan atau ungkit (children playground)

7. Utilitas penunjang

Minimum seperti pada hotel bintang empat (****) dengan tambahan :

a) Transportasi vertikal mekanis

b) Ketersediaan air bersih minimum 700 liter/orang/hari c) Dilengkapi dengan isntalasi air panas/dingin

d) Dilengkapi dengan sentral video, musik, radio, carcall 8. Restoran

Sub bagian restoran di hotel yang besar dapat dibagi menjadi :

a) Main dining room atau ruang makan utama yang menyediakan makanan Perancis atau internasional

(29)

b) Coffee shop, restoran yang menyediakan dan menyajikan makan pagi dengan menu dan jenis pelayanannya lebih sederhana atau biasa disebut ready on plate

c) Restoran yang spesifik seperti grill-room, pizzarea, japanesse, oriental.

d) Room service : restoran yang melayani dan menyeiakan hidangan makanan dan minuman kepada tamu hotel yang enggan keluar kamar. Atas dasar pesanan tamu, makanan dan minuman diantar langsung ke kamar tamu.

Berdasarkan uraian diatas, maka hotel yang dimaksud dalam tulisan ini termasuk dalam:

a. Pengelompokan menurut standat : hotel nasional b. Menurut ukuran hotel : hotel sedang

c. Menurut waktu operasinya : around the year operation, hotel yang beropes sepanjang tahun

d. Menurut lokasi hotel : beach hotel, hotel yang berada di pantai e. Menurut klasifikasi : hotel bintang empat (****)

Fasilitas- fasilitas sebagai berikut a. Bar

b. Restaurant c. Coffee shop

d. Kolam renang dan lain- lain

(30)

B. Tinjauan Wisata Pantai 1. Pengertian wisata pantai

Pengertian tentang wisata dapat dilihat dalam Undang- Undang Republik Indonesia No.9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan, yaitu kegiatan perjalan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela bersifat sementara. Pantai adalah perbatasan antara daratan dan laut, sedangkan laut adalah kumpulan air dalam jumlah banyak yang membagi daratan atas benua- benua dan pulau- pulau. Jadi, wisata pantai dapat diartikan sebagai wisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam pantai beserta komponen pendukungnya, baik alami maupun buatan atau gabungan keduanya.

2. Kegiatan Wisata Pantai

Kegiatan- kegiata di pantai sebagai beikut:

a. Bermain pasir pantai b. Berenang

c. Berjemur d. Memancing e. Diving, f. Surfing

g. Bermain voli pantai h. Bermain sepak bola

i. Menikmati suasana panati dan lain- lain.

(31)

C. Studi Literatur Hotel Wisata Pantai

1. The Natsepa Resort and Conference Centerdi Ambon

Gambar 2. View The Natsepa Resort and Conference Center

(Sumber,http://www.expedia.co.id/Salahutu-Hotels-The-Natsepa-Resort- Conference-Center.h3113053.Hotel-Information)

Memiliki lokasinya yang strategis, akses mudah ke destinasi yang wajib dikunjungi di kota ini. Di The Natsepa Resort and Conference Center, setiap upaya dilakukan untuk membuat keadaan terasa nyaman.

Fasilitas- fasilitas antara lain:

a. Restoran

b. Layanan kamar 24 jam c. Tempat parkir

d. Area merokok e. Fasilitas pertemuan f. Bar tepi kolam

g. Layanan kamar 24 jam dan lain- lain

(32)

Gambar 3. Suasan The Natsepa Resort and Conference Center

(Sumber,http://www.expedia.co.id/Salahutu-Hotels-The-Natsepa-Resort- Conference-Center.h3113053.Hotel-Informatio)

Keterangan gambar : (a) Exterior

(b) Kolam Renang (c) Interior

(d) View ke Pantai (e) Restoran (f) Ruang Rapat

Gambar 3. Suasan The Natsepa Resort and Conference Center

(Sumber,http://www.expedia.co.id/Salahutu-Hotels-The-Natsepa-Resort- Conference-Center.h3113053.Hotel-Informatio)

Keterangan gambar : (a) Exterior

(b) Kolam Renang (c) Interior

(d) View ke Pantai (e) Restoran (f) Ruang Rapat

Gambar 3. Suasan The Natsepa Resort and Conference Center

(Sumber,http://www.expedia.co.id/Salahutu-Hotels-The-Natsepa-Resort- Conference-Center.h3113053.Hotel-Informatio)

Keterangan gambar : (a) Exterior

(b) Kolam Renang (c) Interior

(d) View ke Pantai (e) Restoran (f) Ruang Rapat

(33)

2. Bali Garden Beach Resort di Bali

Gambar 4. Suasana Bali Garden Beach Hotel

(Sumberhttp://www.agoda.com/id-id/bali-garden-beach-resort/hotel/bali-id.html?)

Kurang dari sepuluh menit dari bandara dan dapat ditempuh dengan jalan kaki ke area perbelanjaan Kuta Mall dan hiburan malam di Tuban dan restoran, hotel berbintang tiga ini berada di kebun yang rindang menghadap ke Pantai Kuta di depan Waterboom Park. Kamar - kamar yang berada di lantai bawah semuanya dilengkapi dengan balkoni tersendiri.

Fasilitas- fasilitas Bali Garden Beach Hotel

a. Bar

b. Fasilitas pertemuan c. Penukaran mata uang d. Coffee shop

e. Restoran

f. Pertokohan dan lain- lain

(34)

Gambar 5. Suasana Bali Garden Beach Hotel

(Sumber: http://www.agoda.com/id-id/bali-garden-beach-resort/hotel/bali-id.html?)

Keterangan gambar: (a) Pantai

(b) Kolam Renang (c) SPA

(d) Restoran (e) Cafe

(f) Interior Hotel

Gambar 5. Suasana Bali Garden Beach Hotel

(Sumber: http://www.agoda.com/id-id/bali-garden-beach-resort/hotel/bali-id.html?)

Keterangan gambar: (a) Pantai

(b) Kolam Renang (c) SPA

(d) Restoran (e) Cafe

(f) Interior Hotel

Gambar 5. Suasana Bali Garden Beach Hotel

(Sumber: http://www.agoda.com/id-id/bali-garden-beach-resort/hotel/bali-id.html?)

Keterangan gambar: (a) Pantai

(b) Kolam Renang (c) SPA

(d) Restoran (e) Cafe

(f) Interior Hotel

(35)

3. The Jayakarta Anyer Beach Resort

Gambar 6. Suasana The Jayakarta Anyer Beach Hotel

(Sumber: http://www.agoda.com/the-jayakarta-anyer-beach-resorts/hotel/anyer-id.html?)

Dirancang untuk wisata bisnis dan plesiran, The Jayakarta Anyer Beach Resorts terletak strategis di Anyer, salah satu daerah lokal paling terkenal. Pusat kota terletak hanya sekitar 20 km dan bandara dapat ditempuh dalam waktu 120 menit. Dengan lokasinya yang strategis dan akses mudah ke destinasi yang wajib dikunjungi di kota ini.

Fasilitas- fasilitas antara lain:

a. Bar

b. Fasilitas pertemuan c. Kotak penyimpanan d. Restoran

e. Business centre

f. Layanan laundry dan lain- lain

(36)

Gambar 7. Suasana The Jayakarta Anyer Beach Hotel

(Sumber: http://www.agoda.com/the-jayakarta-anyer-beach-resorts/hotel/anyer-id.html?)

Keterangan gambar: (a) Exterior Hotel (b) Interior Hotel (c) Ruang Rapat (d) Lobby

(e) Restoran (f) Kolam Renag

Gambar 7. Suasana The Jayakarta Anyer Beach Hotel

(Sumber: http://www.agoda.com/the-jayakarta-anyer-beach-resorts/hotel/anyer-id.html?)

Keterangan gambar: (a) Exterior Hotel (b) Interior Hotel (c) Ruang Rapat (d) Lobby

(e) Restoran (f) Kolam Renag

Gambar 7. Suasana The Jayakarta Anyer Beach Hotel

(Sumber: http://www.agoda.com/the-jayakarta-anyer-beach-resorts/hotel/anyer-id.html?)

Keterangan gambar: (a) Exterior Hotel (b) Interior Hotel (c) Ruang Rapat (d) Lobby

(e) Restoran (f) Kolam Renag

(37)

D. Arsitektur Tropis

Arsitektur Tropis adalah suatu konsep bangunan yang mengadaptasi kondisi iklim tropis. Letak geografis Indonesia yang berada di garis khatulistiwa membuat Indonesia memiliki dua iklim, yakni kemarau dan penghujan. Pada musim kemarau suhu udara sangat tinggi dan sinar matahari memancar sangat panas. Dalam kondisi ikim yang panas inilah muncul ide untuk menyesuaikannya dengan arsitektur bangunan gedung maupun rumah yang dapat memberikan kenyamanan bagi penghuninya.

Konsep rumah tropis, pada dasarnya adalah adaptasi bangunan terhadap iklim tropis, dimana kondisi tropis membutuhkan penanganan khusus dalam desainnya. Pengaruh terutama dari kondisi suhu tinggi dan kelembaban tinggi, dimana pengaruhnya adalah pada tingkat kenyamanan berada dalam ruangan. Tingkat kenyamanan seperti tingkat sejuk udara dalam rumah, oleh aliran udara, adalah salah satu contoh aplikasi konsep rumah tropis. Meskipun konsep rumah tropis selalu dihubungkan dengan sebab akibat dan adaptasi bentuk (tipologi) bangunan terhadap iklim, banyak juga interpretasi konsep ini dalam tren yang berkembang dalam masyarakat; sebagai penggunaan material tertentu sebagai representasi dari kekayaan alam tropis, seperti kayu, batuan ekspos, dan material asli yang diekspos lainnya.

Arsitektur Tropis meliputi berbagai macam hal yang menyangkut desain bangunan atau kawasan yang berkarakter bangunan tropis,

(38)

dengan pengaruh atau dampak terhadap lingkungannya. Desain bangunan dengan karakter tropis, memiliki beberapa persyaratan sebagai berikut, yaitu : harus memiliki view dan orientasi bangunan yang sesuai dengan standar tropis (building orientation), menggunakan bahan atau bagian pendukung kenyamanan pada kondisi tropis, seperti; sunshading, sunprotection, sunlouver, memperhatikan standar pengaruh bukaan terhadap lingkungan sekitar, serta memiliki karakter atau ciri khas yang mengekpos bangunan sebagai bangunan tropis, dengan penggunaan material ataupun warna-warna yang berbeda.

(39)

BAB III

TINJAUAN UMUM KABUPATEN MALUKU TENGGARA

A. Kondisi Umum Kabupaten Maluku Tenggara 1. Kondisi geografis dan administrasi

a. Kondisi geografis

Kabupaten Maluku Tenggara terletak di provinsi Maluku, yang secara Geografis terletak pada koordinat 131° - 133° 5 Bujur Timur dan 5° – 6,5° Lintang Selatan. Kondisi geografis Kabupaten Maluku Tenggara terdiri dari kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang memiliki banyak selat dan teluk serta garis pantai yang panjang.

Luas Wilayah Kabupaten Maluku Tenggara + 7.856,70 Km2, dengan Luas daratan + 4.676,00 Km2 dan Luas Perairannya + 3.180,70 Km2. Kabupaten Maluku Tenggara hanya terdiri atas 1 gugus kepulauan yaitu: gugus kepulauan Kei yang terdiri atas Kepualauan Kei Kecil dengan Luas seluruhnya 722,62 Km2 dan Pulau Kei Besar dengan Luas 550,05 Km2. Dengan jumlah pulau sebanyak 25 buah pulau.

(40)

b. Kondisi administrasi

Secara administrasi pemerintahan, Kabupaten Maluku Tenggara terdiri atas 11 kecamatan, yang dibagi lagi atas 189 desa dan 2 kelurahan. Ibukota kabupaten ini adalah Langgur.

Berikut ini adalah daftar 11 kecamatan di Maluku Tenggara:

1. Hoat Sorbay 2. Kei Kecil 3. Kei Kecil Barat 4. Kei Kecil Timur

5. Kei Kecil Timur Selatan 6. Kei Besar

7. Kei Besar Selatan 8. Kei Besar Selatan Barat 9. Kei Besar Utara Barat 10. Kei Besar Utara Timur 11. Manyeuw

Batas wilayah Kabupaten Maluku Tenggara yaitu:

a. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Arafura

b. Sebelah Utara berbatasan dengan Papua Bagian Selatan c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kepulauan Aru

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Banda dan Kepulauan Tanimbar.

(41)

Gambar 8 . Peta Administrasi Kabupaten Maluku Tenggara (Sumber : http://penataanruangmaluku.net)

2. Kondisi topogragi

Secara topografi Pulau Kei Kecil, dengan ketinggian + 100 m diatas permukaan laut. Beberapa bukit di Tengah dan Utara mencapai 115 m. Pulau Kei Besar berbukit dan bergunung yang berbujur sepanjang pulau dengan ketinggian rata- rata 500– 800 m dengan gunung Dab sebagai puncak tertinngi, dataran rendah merupakan jalur sempit sepanjang pantai.

(42)

3. Potensi wisata di Kabupaten Maluku Tenggara

Gambar 9 . Peta potensi pariwisata Kabupaten Maluku

Gambar 10. Peta Lokasi Pantai Pasir Panjang ( Ngurbloat)

(43)

Maluku Tenggara adalah salah satu daerah tingkat dua di Provinsi Maluku, yang memiliki potensi wisata keindahan panorama alam pantai. Berada pada dataran rendah Kabupaten Maluku Tenggara tentunya dikelilingi dengan pegunungan dan lautan yang memancarkan keindahan panorama alam.

Beberapa tempat wisata yang ada di Kabupaten Maluku Tenggara:

1) Pantai Pasir Panjang ( Ngur Bloat:Daerah)

Gambar 11. Pantai Pasir Panjang (Ngur Bloat) (Sumber : www.malukutenggarakab.go.id)

Pantai ini berjarak 17 km dari Langgur Ibukota Maluku Tenggara di Desa Ngilngof yang dapat ditempuh dalam perjalanan 15 menit dari Bandara Dumatubun kearah Barat.

Merupakan salah satu pantai terindah di dunia. Dengan Nama Pantai Ngurbloat dalam Bahasa Kei yang artinya “ Pasir Panjang” . Terbentang Pasir Putih halus seperti tepung sepanjang 3 km dari selatan ke utara serta dihiasi pohon nyiur melambai. Tersedia pula 4 buah Guest House untuk para tamu. Guest house ini menyediakan menu tradisional

(44)

sea food serta seperti, Ikan bakar, kerang, rumput laut dan sayur sir-sir. Disini dapat dinikmati suasana sunset yang sangat indah(www.malukutenggarakab.go.id)

Gambar 12. Pantai Pasir Panjang (Ngur Bloat) (Sumber : www.malukutenggarakab.go.id)

2) Pantai Ngursarnadan

Gambar 13.Pantai Ngur sarnadan (Sumber : www.malukutenggarakab.go.id)

Berjarak 18 km dari Langgur Maluku Tenggara dengan waktu perjalanan selama 18 menit dengan menggunakan kendaraan darat. Memiliki Pantai yang indah serta terdapat karang yang indah untuk bersnorkling. tersedia 2 buah Guest House untuk Pengunjung. Dibagian atas pantai

(45)

terdapat ketinggian dengan pemandangan kelaut yang sangat indah. Dari Pantai ini kita dapat berjalan sepanjang Pantai sampai ke Pantai Tetangga Pasir Panjang (Pantai Ngurbloat). (.www.malukutenggarakab.go.id).

Gambar 14. Pantai Ngur sarnadan (Sumber : www.malukutenggarakab.go.id)

3) Desa Budaya Banda Ely

Gambar 15. Desa Budaya Banda Ely (Sumber : www.malukutenggarakab.go.id)

Desa Banda Ely terletak di Kei Besar Utara Bagian Timur, ditempuh dalam waktu 4 jam perjalan dengan menggunakan kendaraan laut. Penduduknya berasal dari

(46)

Pulau Banda. Kedatangan mereka di Kei Besar pada tahun 1621 ketika terjadi peperangan melawan Belanda dibawah pimpinan J.P. Coen. Penduduk Banda Ely masih menggunakan Bahasa aslinya dan memegang teguh tradisi mereka seperti seni music dan tariannya. Desa ini merupakan pusat kerajinan tangan (handicraft) seperti besi, perak dan tembikar. Di dekat desa Banda Ely di Desa Haar terdapat sebuah pantai dengan karang yang indah. Disekitar desa tersebut mencapai gunung air dimana terdapat benteng dan kampung tua (www.malukutenggarakab.go.id).

4) Pantai Daftel

Gambar 16. Pantai Daftel

(Sumber : www.malukutenggarakab.go.id)

Pantai ini terletak di desa Ler Ohoilim disebelah barat Kei Besar dapat ditempuh dalam waktu 10 menit dari Elat dengan kendaraan darat. Pemandangan yang indah dengan ombak yang besar menjadi tempat reksreasi yang sangat menyenangkan.(www.malukutenggarakab.go.id).

(47)

5) Mata Air Nen Masil Evu Dan Pemandian Alam

Gambar 17.Mata Air Nen Masil Evu dan Permandian Alam (Sumber : www.malukutenggarakab.go.id)

Tempat yang menyenangkan dengan pemandangan alam yang indah ini dapat ditempuh dalam 35 menit dari Langgur dengan kendaraan darat. Selain menjadi tempat rekreasi, sumber airnya digunakan untuk menyuplai air bersih untuk wilayah Kota Langgur dan Tual.

(www.malukutenggarakab.go.id).

Gambar 18. Mata Air Nen Masil Evu dan Permandian Alam (Sumber : www.malukutenggarakab.go.id)

(48)

6) Bukit Masbait

Gambar 19. Bukit Masbait

(Sumber : www.malukutenggarakab.go.id)

Bukit Masbait adalah Bukit tertinggi di Pulau Kei Kecil dengan pemandangan yang indah dari ketinggian tempat ini.

Tempat ini dapat ditempuh dari Langgur hanya dalam waktu 10 menit perjalan dengan kendaraan Umum. Disini juga menjadi tempat Perziarahan bagi Umat Katolik. Disini terdapat juga sebuah Arca Kristus Raja yang berdiri diatas globe yang menandakan bahwa Yesus Kristus akan melindungi dan memberkati seluruh Umat yang berada di kepulauan ini( www.malukutenggarakab.go.id).

(49)

7) Tanimbar Kei

Gambar 20. Tanimbar Kei

(Sumber : www.malukutenggarakab.go.id)

Pulau Tanimbar Kei terletak disebelah Barat Daya Kei Kecil yang dapat ditempuh dalam 3 sampai 4 jam perjalanan dengan kendaraan laut. Desa Tanimbar Kei terbagi menjadi dua yaitu Kampung Atas dan Kampung Bawah. Untuk mencapai Kampung Atas kita harus menaiki tangga yang bersandar di teping setinggi 10 sampai 15 meter. Ada banyak hal yang menarik disini, mulai dari arsitektur, seni,adat istiadat dan kepercayaan leluhur yang masih dipegang teguh oleh penduduknya. Upacara Tradisional Tate'e dilaksanakan setiap tahun untuk memohon kepada Tuhan dan leluhur agar memperoleh panen darat dan laut yang baik(www.malukutenggarakab.go.id).

(50)

8) Taman Ziarah Mgr.Johanes Aerts,MSC

Gambar 21. Taman Ziarah Mgr. Johanes Aerts, MSC (Sumber : www.malukutenggarakab.go.id)

Sebuah Taman yang terletak dekat Jalan utama Kota Langgur. Sebuah Monumen mengenang Wafat Uskup Johanes Aets,MSC dan Para Imam yang dieksekusi Tentara Jepang pada 30 Juli 1942 saat Perang Dunia II. Terdapat relief Sejarah Gereja Katolik di Maluku dan Papua. Relief ini meceriterakan tentang masuknya Gereja Katolik di Tanah Kei sejak 1989. Tempat ini telah menjadi Tempat Perziarahan Umat Katolik(www.malukutenggarakab.go.id).

(51)

9) Pantai Ohoidertawun dan Lukisan Kuno

Gambar 22. Pantai Ohoidertawun dan Lukisan Kuno (Sumber : www.malukutenggarakab.go.id)

Pantai ini sangat menarik tempat berteduh dan home stay dipinggir pantai seluruhnya dibuat dengan bahan-bahan lokal yang bagian lantai dan dindingnya terbuat dari bambu serta atapnya yang terbuat dari daun sagu. Disana juga tersedia sebuah café untuk pengunjung. Pantai Pasir putih yang pada saat air surut menjadi sangat luas menjorok ke laut sampai lebih dari 200 meter dapat digunakan untuk sarana sepak bola pantai.

Dengan melakukan perjalanan pendek menggunakan perahu dari pantai ini kita dapat menuju ke tebing dan dapat menyaksikan lukisan misterius berwarna merah berbentuk figure manusia, binatang, perahu dan matahari. Penduduk setempat tidak mengetahui pelukis simbol- simbol misterius tersebut. Disini juga terdapat sebuah Gua Sakral yang

(52)

disebut Gua Vidnit (Pintu Kematian/ Arwah leluhur).

(www.malukutenggarakab.go.id)

10) Goa Hawang

Gambar 23. Goa Hawang

(Sumber : www.malukutenggarakab.go.id)

Gua ini terletak di Desa Letvuan 15 km dari Langgur.

Sebuah kolam air tawar yang dalam dengan pantulan sinar matahari yang indah. Di didalam Goa terdapat batu yang melambangkan seorang pria memegang tombak bersama 2 ekor anjingnya. Menurut Lagenda setempat bahwa seorang lelaki pergi berburu babi hutan bersama anjingnya. Anjing tersebut mengejar babi buruannya ke kolam ini dan buruan tersebut menghilang disini. Kemudian karena letih dan haus mereka pemburu dan anjingnya meminum air kola ini yang terasa sangat pahit pada saat itu. Marah dan kecewa akibat hal ini sang pemburu mengumpat dengan kata-kata kotor yang mengakibatkan berubahlah dia dan anjingnya menjadi batu. Menurut kepercayaan masyarakat sekitar Gua bahwa

(53)

masih bergentayang Roh jahat ditempat itu

(www.malukutenggarakab.go.id)

Gambar 24. Goa Hawang

(Sumber : www.malukutenggarakab.go.id)

11) Pulau Kapal

Gambar 25. Pulau Kapal

(Sumber : www.malukutenggarakab.go.id)

Disebelah Desa Sathean, sekitar 7 km dari Langgur Ibu Kota Maluku Tenggara terdapat sebuah Pulau kecil yang berbentuk sebuah Kapal. Penduduk setempat percaya bahwa dahulu kala ada kapal yang digunakan oleh leluhur mereka yang berasal dari Bali tiba di Kei. Menurut Legenda

(54)

kapal tersebut karam di lokasi ini dan kemudian berubah menjadi batu. Di depan Pulau kapal ini merupakan lokasi yang cocok untuk kegiatan snorkeling dengan airnya yang biru dan bersih dan karang-karangnya yang indah. Di sana juga terdapat sebuah kafe di tepi pantai yang berhadapan dengan jarak hanya 200 dari pulau kapal tersebut. Tersedia pula perahu untuk disewakan ke pulau ini (

www.malukutenggarakab.go.id).

12) Pantai Ngur Mun Vatwahan Ohoidertutu

Gambar 26. Pulau Kapal

(Sumber : www.malukutenggarakab.go.id)

Berjarak 60 Km dari Langgur Ibu Kota Kabupaten Maluku Tenggara kearah selatan Pulau Kei Kecil tepatnya di Desa Ohoidertutu yang bersebelahan ujung pantai dengan Desa Matwair terdapat pantai yang indah berpasir putih dengan udara yang segar dan nyiur melambai disepanjang pantai indah ini . Pasir pantai yang melengkung sepanjang 3 km ini diterpah gelombang besar ketika musim

(55)

barat yang dapat digunakan untuk menikmati olah raga air serta masih terdapat terumbu karang disebelah selatan pantai ini . Pantai ini berhadapan langsung dengan daerah penyebaran Penyu Belimbing (Tabob) di Daerah Maluku.

Perjalanan ke pantai ini dapat ditempuh dengan kendaraan darat maupun laut selama 50 menit.

4. Fasilitas akomodasi di Kabupaten Maluku Tenggara

Seiring bertambanya jumlah wisatawan dimasa mendatang, sehingga muncul masalah baru terutama kebutuhan para wisatawan pengguna fasilitas penginapan. Selain berkunjung ke tempat wisata dan rekreasi yang dapat memberikan pelayanan akomodasi yang lengkap dan dapat memenuhi kebutuhan wisatawan. Disamping itu sarana penginapan sudah tidak memadai sehingga dituntut adanya peningkatan kualitas pelayanan akomodasi yang dapat dicapai dengan pembangunan suatu hotel dengan fasilitas yang lebih baik di Kawasan Wisata Pantai Pasir Panjang Kabupaten Maluku Tenggara.

(56)

Sarana akomodasi di Kabupaten Maluku Tenggara yaitu :

No Nama Akomodasi Desa/ Kelurahan Kamar Tempat Tidur

1 Suita Hotel Langgur 53 78

2 Hotel Dragon Langgur 25 38

3 Hotel Syafira Langgur 20 32

4 Hotel Villia Langgur 38 44

5 Aurelia Hotel Langgur 28 41

6 Wisma Matahari Langgur 22 22

7 Hotel Langgur Langgur 30 43

8 Savana Cottage Ohoidertawun 5 8

9 Penginapan Pariwisata Ohoidertawun 1 2

10 Penginapan Evaline Ngilngof 4 6

11 Penginapan Delima Ngilngof 4 4

12 Penginapan Romeo Ngilngof 3 5

13 Villa Ohoiew Ngilngof 5 9

14 Coaster Cottage Ohoililir 9 16

15 Penginapan BRI Elat 5 8

16 Penginapan Eden Depur 3 5

17 Penginapan Susteran Katlarat Elat 6 10 ( Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Maluku Tenggara )

B. Tinjauan Umum Kawasan Wisata Pantai Pasir Panjang 1. Keadaan alam

Kawasan wisata Pantai Pasir Panjang merupakan salah satu pilihan untuk dikunjungi, karena memiliki potensi bahari yang cukup beragam dengan hamparan pasir putih halus. Selain potensi bahari kawasan wisata pasir panjang juga meiliki hamparan hutan alam yang masih asli, sehingga cocok bagi wisatawan suka menjelaja.

(57)

2. Pencapaian dan utilitas

Kawasan wisata Pantai Pasir Panjang berada ± 18 km disebelah barat Kota Langgur. Kebutuhan daya listrik pada kawasan ini diperoleh dari sumber daya listrik PLN, begitupun dengan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari (mencuci, mandi, dan minum) diperoleh dari sumber mata air yang terdapat pada kaki bukit hijau yang dikelolah oleh PDAM.

3. Tata guna lahan

Pemerintah Maluku Tenggara telah merencanakan untuk mengembangkan suatu area agrowisata di dekat kawasan ini.

Disamping dibutuhkan kehati- hatian dalam perencanaan, pengembangan dan penataan, keberadaan kawasan pantai ini sangatlah bergantung pada efektivitas dari konservasi kawasan pantai dan hutan di sekitar area ini.

Tata guna lahan pada Kawasan Wisata Pantai Pasir Panjang mempunyai prinsip dasar perencanaan dan perancangan sebagai berikut :

a. Karakter arsitektur kawasan wisata digunakan perencanaan wisata.

b. Peruntukan bangunan buatan (pelengkap obyek) sedapat mungkin diminimalkan.

c. Fungsi utama diarahkan pada kegiatan parawisata, perikanan, jasa, sementara fungsi penunjang adalak sub-sektor nelayan.

(58)

4. Potensi wisata Pantai Pasir Panjang

Di kawasan wisata Pasir Panjang air laut jernih cocok bagi wiatawan untuk berenang, menyelam dan memancing . Lokasinya cukup aman dan cocok untuk berjemur, bermain bola voli pantai, bermain sepak bola dan menikmati suasana pantai. Pulau–pulau kecil yang terletak berhadapan dengan pantai membuat ombak laut di pantai tersebut tidak terlalu besar dan arusnya pun tidak terlalu kuat.

C. Motivasi Pengadaan

Kebijakan pemerintah Kabuapaten Maluku Tenggara kaitannya dengan penerapan dan penetapan jalur-jalur wisata dan DTW dengan tujuan mendukung pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan tingkat pendapatan non migas, menciptakan lapangan kerja dan pemerataan pendapatan.

Bertitik tolak pada tujuan pendapatan dan pengembangan pariwisata pada umumnya, yaitu untuk mengembangkan dan mendayagunakan potensi dan daya tarik suatu lokasi wisata, serta mendorong usaha-usaha pendidikan masyarakat kearah nilai-nilai yang lebih luhur, melestarikan lingkungan serta meningkatkan pendapatan masyarakat.

(59)

Kebikjasanaan bertitik tolak pada kebijakan pemerintah pusat, pemerintah propinsi dan pemerintah kabupaten tentang pengembangan kepariwisataan.

1. Sasaran pelayanan

Upaya pengadaan hotel wisata pantai di Desa Ngilngof ini tentunya telah memandang dan menggali beberapa aspek yang dianggap sebagai motivasi, diantaranya: potensi wisata pantai yang memiliki pasir putih halus dan budaya tradisional Kabupaten Maluku Tenggara, serta menstabilkan kunjungan wisatawan asing serta wisatawan domestik untuk menikmati keindahan alam dan sejarah serta keragaman adat budaya di Kabupaten Maluku Tenggara, hal ini tentunya perlu perhatian yang serius seperti penyediaan sarana rekreasi yang menarik dan memberikan kenyamanan serta penyediaan sarana akomodasi seperti penyediaan hotel wisata.

2. Kondisi wisatawan di Kabupaten Maluku Tenggara

Sesuai dengan program pemerintah kabupaten Maluku Tenggara yang sedang meningkatkan sektor pariwisata yang juga merupakan program nasional, sangat memerlukan sarana akomodasi sebagai pendukung. Hotel merupakan salah satu pendukung infrastruktur utama dalam pengembangan industri pariwisata. Sarana akomodasi yang tersedia sekarang perlu

(60)

dilengkapi dengan sarana dan fasilitas hotel wisata dengan standar nasional untuk meningkatkan daya tarik dan daya serap wisatawan.

Sarana Akomodasi yang ada di kabupaten Maluku Tenggara belum merata di seluruh wilayah kabupaten. Untuk Kawasan Pantai Pasir Panjang sendiri yang masuk ke dalam wilayah kecamatan Kei Kecil belum tersedia sarana akomodasi yang dapat membantu program pemerintah kota untuk menjadikan kawasan tersebut sebagai Daerah Tujuan Wisata ( DTW ). Secara umum wisatawan yang berkunjung ke Kawasan Wisata Pantai Pasir Panjang selama ini sebagian besar tidak menginap dan langsung kembali pulang setelah menikmati keindahan alam selama beberapa jam.

Berdasarkan analisa data wisatawan tahun 2015, maka kondisi wisatawan di kabupaten Maluku Tenggra adalah sebagai berikut:

No Tahun Domestik Asing

Jumlah % Jumlah %

1 2.

3.

4.

5.

2011 2012 2013 2014 2015

7.010 10.500 12.500 15.907 20.910

- 49,79%

19,05%

27,26%

31,45%

120 165 190 263 346

- 37,50%

15,15%

38,42%

31,46%

Rata – rata % 31,89% 30,63%

( Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Maluku Tenggara )

(61)

3. Proyeksi kebutuhan akomodasi di Kabupaten Maluku Tenggara

a. Prediksi jumlah penduduk Maluku Tenggara

Berdasarkan data BPS Kabupaten Maluku Tenggara tahun 2015 adalah memiliki jumlah penduduk yaitu 135.272 jiwa berdasarkan catatan sipil dan dinas kependudukan dengan pertumbuhan rata – rata 0,099 % pertahun. Adapun prediksi jumlah peduduk Kabupaten Maluku Tenggara pada tahun 2025 dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini:

Dimana :

Pt = Prediksi jumlah penduduk akan datang ( 2029 ) P0 = Jumlah penduduk yang diketahui ( 2014 ) r = Pertambahan jumlah penduduk ( 0,099 % ) n = Selisih tahun ( 15 tahun )

Pt = P0( 1 + r )15

P2029 = 135.272 ( 1 + 0.099 % )15

= 135.272 ( 1 + 0,00099 )15

= 135.272 (1,00099)15

= 135.273 (1,015)

= 155.564 jiwa

Jadi jumlah penduduk Kabupaten Maluku Tenggara pada tahun 2029 adalah 155.564 jiwa

Pt = P

0

x ( 1 + r )

n

(62)

b. Prediksi jumlah wisatawan

Prediksi jumlah wisatawan / pengunjung terhadap rekreasi pantai diproyeksikan untuk 15 tahun mendatang.

Penentuan jumlah wisatawan / pengunjung diperhitungkan berdasarkan presentase perkembangan pertahun dan sebagai dasar perhitungan tahun 2015.

1. Prediksi jumlah wisatawan domestik

Berdasarkan tabel di atas terlihat jumlah wisatawan nusantara atau domestik mengalami prosentase rata – rata pertahun 31,89 %. Jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke kabupaten Maluku Tenggara tahun 2015 adalah sebesar 20.910 jiwa.

Dengan asumsi bahwa prosentase kenaikan rata – rata pertahun adalah stabil, maka jumlah wisatawan domestik pada tahun 2029 adalah :

P2029 = 20.910 (1 + 31,89 %)15

= 20.910 (1 + 0,3189)15

= 20.910 (63,559)

= 1.329.022 orang pada tahun 2029 2. Prediksi jumlah wisatawan asing

Berdasarkan tabel di atas terlihat jumlah wisatawan asing mengalami presentase minat terhadap kawasan wisata di Maluku Tenggara dari tahun 2011 sampai 2015

(63)

dengan persentase rata-rata 30,63%. Jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Maluku Tenggara tahun 2015 adalah sebesar 346 orang.

Dengan asumsi bahwa prosentase kenaikan rata – rata pertahun adalah stabil, maka jumlah wisatawan asing pada tahun 2029 adalah :

P2029 = 346 ( 1 + 30,63%)15

= 346 ( 1 + 0,3063 )15

= 346 ( 55,036)

= 19.042 orang pada tahun 2029 3. Total wisatawan yang berkunjung

Jadi prediksi jumlah pengunjung pada wisata Pantai Pasir Panjang di Kabupaten Maluku Tenggara pada tahun 2023 adalah sebesar :

1.329.022 + 19.042 = 1.348.064 orang

Jumlah kunjungan per minggu = 1.348.064 : 52 minggu

= 25.924 orang Jumlah kunjungan perhari = 25.924 : 7 hari

= 3.703 orang

Jumlah wisatawan pada waktu puncak / peak day ( hari minggu / libur ) diperkirakan bertambah sebesar 30 % dari pengunjung per hari.

Puncak jumlah pengunjung = 3.703 + (3.703 x 30% )

(64)

= 3.703 + 1.111

= 4.814 orang

Standar kebutuhan ruang gerak untuk kegiatan rekreasi pegunungan diasumsikan untuk tiap orang adalah 5 m2hingga 15 m2. Maka diperoleh kebutuhan luasan areal untuk 4.814 orang adalah sebesar :

4.814 x 5 m2 = 24.070 m2atau 2,41 Ha 4.814 x 15 m2 = 72.209 m2atau 7,22 Ha

Jadi luas areal perencanaan hotel wisata berkisar antara 2,41 Ha – 7,22 Ha.

4. Estimasi jumlah kebutuhan kamar

Estimasi perhitungan jumlah kebutuhan kamar hotel di kabupaten Maluku Tenggara diproyeksikan untuk 15 tahun mendatang diasumsikan bahwa dari total pengunjung yang datang perminggu 20 % diantaranya menginap di hotel wisata, sehingga perhitunganya adalah sebagai berikut :

Total wisatawan yang datang pada tahun 2029 per minggu adalah sebesar 25.924 orang, jadi banyak wisatawan yang menginap di hotel dalam 1 minggu pada tahun 2029 adalah sebanyak 25.924 x 20 % = 5.185 orang.

(65)

Pendekatan untuk menghitung kebutuhan jumlah kamar hotel dilakukan berdasarkan kondisi Kabupaten Maluku Tenggara dimana:

1. Average length of stay ( days ) para wisatawan mancanegara = 1,90 hari

2. Average length of stay ( days ) para wisatawan domestik = 2,88 hari

Rata–rata lama tinggal wisatawan

=(1,90 + 2,880) =2,39 hari 2 hari

Dengan komposisi kedatangan diasumsikan 30 % wisatawan asing dan 70 % wisatawan domestik, maka pemakaian kamar pada tahun 2023 diprediksikan sebanyak :

Wisatawan Asing = 2 hari x 5.185 (x 52 minggu ) x 30 % x 1

= 161.772 kamar

Wisatawan Domestik = 2 hari x 5.185 ( x 52 minggu ) x 70 % x 0,5

= 188.734 kamar Total kebutuhan kamar = 161.772 + 188.734

= 350.506 kamar

(66)

Dalam masa – masa tertentu dalam satu tahun selama kurang lebih 4 bulan yaitu bulan Maret, Juli, September dan Desember, jumlah wisatawan yang datang berkunjung mencapai jumlah optimal, dengan occupancy of rate 30 % dari jumlah kunjungan selama setahun, maka rata – rata pengunjung perbulannya adalah 30 % : 4 = 7,5

%

Maka prediksi kebutuhan kamar tidur pada bulan – bulan terpadat adalah = 7,5% x 350.506 kamar tidur

= 26..288 kamar tidur ( pemakaian sebulan )

Jika rata – rata perbulan 30 hari maka kebutuhan pemakaian kamar perharinya adalah = 28.288

30

= 876 kamar 5. Jumlah kamar hotel wisata yang akan direncanakan

Dengan banyaknya kebutuhan kamar tersebut, tidak semua wisatawan akan menginap pada hotel wisata ini mengingat kemungkinan adanya proyek yang sejenis (pesaing pasar) dalam jangka waktu 15 tahun ini, sehingga diharapkn sekitar 10 % dari target kamar akan dipenuhi.

Dengan demikian, kamar yang akan disediakan adalah sebanyak : 10 % x 876 kamar = 88 kamar. Oleh

(67)

karena sarana yang akan disediakan adalah hotel wisata yang berada pada daerah pantai, maka diperlukan cottages yang bisa memenuhi kebutuhan pengunjung akan zona yang lebih privat dan keinginan untuk lebih dekat dengan alam.

Hotel wisata ini dirancang pada daerah wisata pantai, yang diasumsikan sekitar 60 % diantara pengunjung datang dengan kelompok / keluarga. Dalam satu kelompok diasumsikan 4 – 5 orang. Sehingga kemugkinan besar wisatawan kelompok / keluarga ini menuntut untuk memperoleh 4 buah tempat tidur dalam satu unit hunian.

Hal ini untuk lebih mempermudah hubungan antar mereka ( wisatawan kelompok ). Hal itu dapat diatasi dengan penyediaan extra bad bagi tiap kamar atau dapat juga dengan menyediakan beberapa kamar yang dihubungkan dengan connecting door.

Adapun komposisi kamar hotel yang direncanakan sebagai berikut:

a) Standart room (cottage) = 44 kamar b) Deluxe room ( cottage ) = 29 kamar c) Superior room ( cottage ) = 15 kamar

(68)

Pengaturan letak kamar dan pemberian nama kamar pada jenis kamar masih dapat disesuaikan dengan keinginan, namun masih dalam klasifikasi kamar tersebut.

D. Arsitektur Vernakuler dan Tradisional

Istilah vernakular dan tradisional dalam konteks arsitektur sebetulnya memiliki akar makna yang hampir sama, keduanya memiliki makna yang sama-sama dapat dilekatkan pada salah satu bentuk karya arsitektur yang berorientasi pada aspek lokalitas dan sejarah rentang waktu keberadaannya. Kedua istilah ini acap kali muncul ketika dikaitkan dengan konsep dan desain yang bersentuhan dengan aspek budaya, genius lokal, dengan rentang waktu (lifetime) dan sebagainya.

Secara umum keduanya memiliki dua kriteria, yaitu kriteria filosofis budaya dan adaptatif modernis. Melalui metode deskriptif analitis, dua jenis bangunan ini dianalisis untuk memperoleh makna bentuk karya bangunan yang bisa digolongkan apakah termasuk vernakular ataukah tradisional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa arsitektur vernakular adalah bentuk karya orisinal yang sangat spesifik dengan kandungan dan filosofi lokal yang sangat kuat dan bersifat kontekstual sesuai dengan zamannya, sementara bangunan arsitektur tradisional adalah maha karya vernakular yang diakui secara aklamasi dan turun temurun dalam rentang waktu yang lama dan bahkan sangat lama.

(69)

Gamabar 27. Ilustrasi konsep vernakular dan tradisi

Arsitektur tradisional dikenal sangat responsif terhadap alam.

Karya arsitektur pada masa lalu maupun pada masa kini banyak terinpirasi oleh arsitektur tradisional.

Gambar 28. Ruamah Tradisional

Gamabar 27. Ilustrasi konsep vernakular dan tradisi

Arsitektur tradisional dikenal sangat responsif terhadap alam.

Karya arsitektur pada masa lalu maupun pada masa kini banyak terinpirasi oleh arsitektur tradisional.

Gambar 28. Ruamah Tradisional

Gamabar 27. Ilustrasi konsep vernakular dan tradisi

Arsitektur tradisional dikenal sangat responsif terhadap alam.

Karya arsitektur pada masa lalu maupun pada masa kini banyak terinpirasi oleh arsitektur tradisional.

Gambar 28. Ruamah Tradisional

(70)

Hampir setiap bangunan dalam kurun waktu tertentu akan mengalami perubahan baik langsung maupun tidak langsung, berubah akibat adanya proses adaptasi untuk menghadapi perubahan kebutuhan di tiap-tiap generasi ataupun karena faktor alam.

Perubahan ini terjadi karena adanya perubahan peradaban, perubahan spirit zaman dan perubahan dari era lama ke era baru, misalnya dari era pertanian ke era industri, sehingga kemapanan secara ekonomis tentu berubah dan pada akhirnya berujung pada sebuah kebutuhan perubahan yang berimbas pada bangunan.

(71)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Acuan Perancangan Makro

1. Acuan dasar lokasi perencanaan

Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut :

a. Sesuai dengan peta RTRW Kabupaten Maluku Tenggara.

b. Lokasi yang strategis.

c. Lokasi terletak pada daerah pariwisata Pasir Panjang.

d. Aksebilitas ke lokasi yang cukup baik e. Ketersediaan jaringan utilitas kota.

2. Penentuan site

Pemilihan site untuk proses perancangan harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut :

a. Luas lahan sesuai dengan yang di rencanakan yaitu 2,32Ha.

b. Mudah dalam pencapaian yaitu dari bandara ± 20 menit dan dari pelabuhan ± 20 menit.

c. Tersedia prasarana jalan dan utilitas yang memadai ( TELKOM, PDAM, PLN, Drainase, dll)

d. Keadaan topografi 0- 35 mpdl dari garis pantai.

e. Berada pada daerah wisata pantai pasir panjang.

(72)

Gambar 29 . Peta Potensi Pariwisata

Kawasan perencanaan

Gambar 29 . Peta Potensi Pariwisata

Kawasan perencanaan

Gambar 29 . Peta Potensi Pariwisata

Kawasan perencanaan

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil survey yang penulis lakukan pada Angkutan Kota Tanjung Karang -Teluk Betung dari Rumah Makan Garuda di ruas Jalan Cut Nyak Dien sampai Terminal

Untuk memperoleh Visa tinggal terbatas saat kedatangan bagi Orang Asing yang akan bergabung untuk bekerja di atas kapal, alat apung, atau instalasi yang beroperasi di wilayah

Menurut Basu Swastha, Strategi adalah suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan tersebut (1997). Jadi, strategi merupakan rencana yang disatukan,

Data yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan didapatkan nilai batas kontrol atas sebesar 16.5% dan batas kontrol bawah sebesar 0%dengan batas tengah sebesar 3,8% dengan

teknologi maka Pusat Inovasi LIPI memfasilitasi pengembangan hasil penelitian untuk diikutsertakan dalam kegiatan inkubasi dan alih teknologi guna menumbuhkan

Spesies bakteri yang ditemukan berbeda-beda karena jenis dari ikan fermentasi juga berbeda baik itu dari ikan segar yang digunakan, bahan untuk fermentasi serta

“Bagaimana pengaruh modal, jumlah tenaga kerja, tingkat pendidikan, pengalaman, lama jam kerja terhadap tingkat keberhasilan usaha baik secara parsial maupun simultan pada

Pada unit 6, peneliti mengelompokkan nilai karakter kerja keras dan menghargai prestasi. Berdasarkan hasil kuesioner persepsi siswa, penelit i menentukan indikator