• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI PEMBUATAN POLA ROK PIAS MELALUI METODE PEMBELAJARAN STAD BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH DI SMK KARYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI PEMBUATAN POLA ROK PIAS MELALUI METODE PEMBELAJARAN STAD BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH DI SMK KARYA."

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI PEMBUATAN POLA ROK PIAS MELALUI METODE PEMBELAJARAN STAD BERBANTUAN

MACROMEDIA FLASH DI SMK KARYA RINI YHI KOWANI YOGYAKARTA

TUGAS AKHIR SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Setiana Dwi Kurniasari NIM 11513244003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BUSANA

FAKULTAS TEKNIK

(2)
(3)
(4)
(5)

“Sungguh, Allah tidak akan mengubah (nasib) suatu kaum jika mereka tidak mengubah keadaannya sendiri...” (Qs. Ar Ra’d : 11)

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah

dengan sesungguh-sungguh (urusan yang lain) dan kepada Tuhanmu lah kamu berharap” (Al-Insyiroh : 5-8)

Kesulitanmu itu sementara, seperti semua yang sebelumnya pernah terjadi, jagalah hatimu dekat dengan Tuhan

Ini hidupku. Aku penentu kebesaran hidupku. It is my decision and my action, or nothing at all

(mario teguh)

(6)

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, Skripsi ini kupersembahkan sebagai wujud terima kasihku kepada :

1. Kedua orang tuaku, Bapak Sakino dan Ibu Juminten tersayang yang telah memberikan segalanya dari saya kecil hingga sekarang. terima kasih doa yang tiada henti, perhatian, semangat dan pengorbanannya selama ini. Semoga selalu dilimpahkan kesehatan dan rezeki oleh Allah SWT.

2. Masku terhebat Eko Rianto, ST dan Mbak iparku tersayang Novi Asrianti, ST yang selalu memberikan dukungan dan motivasi yang luar biasa, terima kasih atas doa, perhatian dan kebahagiaan buatku dan juga keluarga.

3. Mas Eko Setyawan, atas bantuan, semangat, dukungan, motivasi dan perhatiannya yang selalu membuat hariku berwarna

4. Sahabatku Riza Uswatun khasanah, Mbak Anisa Thul Kasanah dan Uswatun Khasanah yang selalu ada disaat suka dukaku dan selalu membantuku disaat susah

5. Teman-teman semuanya, Pendidikan Teknik Busana S1 NR 2011 terima kasih untuk kebersamaannya dan kerjasamanya selama ini, sukses selalu buat kita semua.

(7)

YOGYAKARTA

Oleh :

Setiana Dwi Kurniasari 11513244003

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pelaksanaan pembelajaran pembuatan pola rok pias melalui metode STAD berbantuan

Macromedia Flash di SMK Karya Rini YHI Kowani Yogyakarta, (2) besarnya peningkatan kompetensi pembelajaran pembuatan pola rok pias dengan

menerapkan metode pembelajaran STAD berbantuan Macromedia Flash di

SMK Karya Rini YHI Kowani Yogyakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas dengan desain penelitian model Kemmis dan Mc.Taggart. Populasi penelitian adalah siswa kelas X SMK Karya Rini berjumlah 37 siswa. Ukuran sampel penelitian

sebanyak 37 siswa ditentukan dengan teknik sampling jenuh. Metode

pengumpulan data dengan melakukan observasi pelaksanaan pembelajaran, memberikan tes dan tes unjuk kerja. Uji validitas instrumen penelitian dengan meminta pertimbangan ahli (expert judgements). Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskripsif.

Hasil penelitian ini adalah: (1) pelaksanaan pembelajaran membuat

pola rok pias menggunakan metode pembelajaran STAD berbantuan

Macromedia Flash pada kelas X di SMK Karya Rini adalah sebagai berikut: pada kegiatan pendahuluan guru menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, pada kegiatan inti guru mendemostrasikan pembuatan pola rok pias

berbantuan media Macromedia Flash, guru membimbing siswa dalam

membuat pola, guru mengecek pemahaman siswa tentang materi pembuatan pola rok pias dan mengumpanbalikan pada kegiatan presentasi kelompok dan memberikan latihan lanjutan pembuatan pola rok pias, (2) terjadi peningkatan kompetensi siswa, pada pra siklus rata-rata nilai 67,05, pada siklus I meningkat menjadi 77,10, peningkatan pada pra siklus ke siklus I meningkat sebesar 12,93%, dan pada siklus II, rata-rata nilai 77,10 meningkat menjadi 83,43, peningkatan pada siklus I ke siklus II sebesar 7,36%. Hal ini

menunjukan bahwa dengan adanya penerapan pembelajaran STAD

berbantuan Macromedia Flash dapat meningkatkan kompetensi siswa.

Kata Kunci: pembuatan pola rok pias, metode pembelajaran STAD,

(8)

FLASH AT SMK KARYA RINI YHI KOWANI,

This study aimed to investigate: (1) the implementation of the learning of godet skirt pattern making through the STAD learning method assisted by Macromedia Flash at SMK Karya Rini YHI Kowani, Yogyakarta; and (2) the extent of the improvement of the competency in the learning of godet skirt pattern making through the STAD learning method assisted by Macromedia Flash at SMK Karya Rini YHI Kowani Yogyakarta.

This was a classroom action research study using the research design by Kemmis and McTaggart. The research population comprised Grade X students of SMK Karya Rini with a total of 37 students. The sample, consisting of 37 students, was selected by means of the saturated sampling technique. The data were collected through observations on the learning implementation, tests, and performance tests. The instrument validity was assessed by expert judgment. The data analysis technique in the study was the descriptive analysis technique.

The results of the study were as follows. (1) The learning implementation of godet skirt pattern making through the STAD learning method assisted by Macromedia Flash at SMK Karya Rini was as follows. In the opening activities, the teacher presented the objectives and prepared the students; in the main activities, the teacher demonstrated godet skirt pattern making assisted by Macromedia Flash, assisted the students in pattern making, checked the students’ understanding of the materials of godet skirt pattern making and gave feedback in the group presentation activity, and gave further exercises on godet skirt pattern making. (2) There was an improvement in the students’ competency. In the pre-cycle, the mean score was 67.05; it improved to 77.10 in Cycle I. The

(9)

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa

dalam penulisan skripsi ini telah banyak mendapat pengarahan dan bimbingan

dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima

kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Dr. Widjiningsih, selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan

arahan, bimbingan, dan saran kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

2. Ibu Sri Widarwati, M.Pd selaku validator instrumen TAS yang memberikan

saran dan masukan perbaikan sehingga penelitian TAS dapat terlaksana sesuai

dengan tujuan.

3. Bapak Afif Ghurub Bestari, M.Pd selaku penguji dan validator media

pembelajaran yang memberikan saran/masukan perbaikan sehingga

penelitian TAS dapat terlaksana sesuai dengan tujuan.

4. Ibu Sugiyem, M.Pd selaku sekertaris ujian TAS yang memberikan koreksi

perbaikan secara komprehensif terhadap TAS ini.

5. Ibu Dr. Mutiara Nugraheni, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan

Busana Universitas Negeri Yogyakarta dan Ibu Dr. Widihastuti selaku Ketua

Program Studi Pendidikan Teknik Busana beserta dosen dan staf yang telah

memberikan bantuan dan fasilitas selama proses penyusunan pra proposal

sampai dengan selesainya TAS ini.

6. Bapak Dr. Widarto selaku dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri

Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

(10)

Karyarini yang telah memberikan dukungan dalam pelaksanaan observasi.

9. Teman-teman mahasiswa Prodi Pendidikan Teknik Busana atas pemberian

motivasi dan kerjasamanya.

10. Siswa-siswi kelas X Busana SMK Karya Rini tahun ajaran 2015/2016 yang

telah bersedia bekerjasama dalam pelaksanaan proses pengambilan data

skripsi.

11. Semua pihak terkait yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi

ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah diberikan semua pihak di atas

menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah SWT dan

Tugas Akhir Skripsi ini menjadi informasi bermanfaat bagi pembaca atau pihak

lain yang membutuhkan.

Yogyakarta,Maret 2017

Penulis

(11)

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PERNYATAAN... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

HALAMAN MOTTO... v

HALAMAN PERSEMBAHAN... vi

ABSTRAK... vii

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... 5

C. Batasan Masalah... 5

D. Rumusan Masalah... 6

E. Tujuan Penelitian... 6

F. Manfaat Penelitian... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA... 8

A. Kajian Teori... 8

1. Kompetensi Pola Dasar Busana... 8

a. Kompetensi... 8

a. Pengertian hasil belajar... 20

4. Metode Pembelajaran Kooperatif... 22

a. Pengertian Metode pembelajaran kooperatif... 22

b. Ciri-ciri Metode pembelajaran kooperatif... 23

c. Tipe-tipe Metode pembelajaran kooperatif... 24

d. Metode pembelajaran kooperatif tipe STAD... 27

5. Media Pembelajaran... 28

a. Pengertian Media Pembelajaran... 28

b. Manfaat Media Pembelajaran... 29

c. Macam-Macam Media Pembelajaran... 30

6. Macromedia Flash... 32

a. Pengertian Macromedia Flash... 32

b. Kelebihan Macromedia Flash... 32

(12)

BAB III METODE PENELITIAN... 41

A. Jenis Dan Desain Penelitian... 41

1. Jenis Penelitian... 41

2. Desain Penelitian... 41

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian... 42

1. Lokasi Penelitian... 42

2. Waktu Penelitian... 42

C. Subyek Penelitian... 42

D. Jenis Tindakan... 43

E. Teknik Dan Instrumen Penelitian... 47

1. Teknik Pengumpulan Data... 47

2. Instrumen Penelitian... 48

3. Validitas dan relibilitas Penelitian... 53

a. Uji Validitas Instrumen... 53

b. Reliabilitas Instrumen... 55

F. Teknik Analisis Data... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 64

A. Prosedur penelitian... B. Hasil penelitian... 64 66 C. Pembahasan... 85

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 92

A. Simpulan... 92

B. Implikasi... 93

C. Keterbatasan penelitian... 93

D. Saran... 94

DAFTAR PUSTAKA... 95

(13)

Tabel 1 Kompetensi Kejuruan Bidang Keahlian Busana Butik... 14

Tabel 2 Sintaks Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD... 28

Tabel 3 Kisi-Kisi Penilaian Unjuk Kerja Pembuatan Pola Rok Pias... 49

Tabel 4 Kisi-Kisi Instrumen Soal Tes Kognitif... 50

Tabel 5 Kisi-Kisi Lembar Observasi Proses Pembelajaran... 51

Tabel 6 Item Penilaian Kelayakan Media Berbasis Macromedia Flash Pembuatan Pola Rok Pias... 57

Tabel 7 Item Penilaian Instrumen Observasi Pelaksanaa Pembelajaran... 58

Tabel 8 Item Penilaian Instrumen Tes Essay... 59

Tabel 9 Item Penilaian Instrumen Unjuk Kerja... 59

Tabel 10 Interprestasi Penilaian Kompetensi Membuat Pola Rok Pias.... 62

Tabel 11 Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran... 63

Tabel 12 Distribusi Frekuensi Nilai Kognitif Siswa pada Pembelajaran Pembuatan Pola Rok Pias (Pra Siklus)... 79

Tabel 13 Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotor dan Afektif Siswa Pada Pembelajaran Pembuatan Pola Rok Pias (Pra Siklus)... 79

Tabel 14 Distribusi Frekuensi Nilai Siswa pada Pembelajaran Pembuatan Pola Rok Pias (Pra Siklus)... 79

Tabel 15 Data Kompetensi Membuat Pola pada Pra siklus Berdasarkan KKM... 80

Tabel 16 Distribusi Frekuensi Nilai Kognitif Siswa pada Pembelajaran Pembuatan Pola Rok Pias Siklus 1... 81

Tabel 17 Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotor dan Afektif Siswa pada Pembelajaran Pembuatan Pola Rok Pias Siklus 1... 81

Tabel 18 Distribusi Frekuensi Nilai Siswa pada Pembelajaran Pembuatan Pola Rok Pias Siklus 1... 82

Tabel 19 Rekap Kompetensi Membuat Pola Rok Pias pada Siklus 1 Berdasarkan KKM... 82

Tabel 20 Distribusi Frekuensi Nilai Kognitif Siswa pada Pembelajaran Pembuatan Pola Rok Pias Siklus 2... 83

Tabel 21 Distribusi Frekuensi Nilai Psikomotor dan Afektif Siswa pada Pembelajaran Pembuatan Pola Rok Pias Siklus 2... 84

Tabel 22 Distribusi Frekuensi Nilai Siswa pada Pembelajaran Pembuatan Pola Rok Pias Siklus 2... 84

(14)

Gambar 1 Pola Dasar Rok Skala 1:8... 17

Gambar 2 Rok Pias 4... 19

Gambar 3 Rok Pias 6... 19

Gambar 4 Rok Pias 8... 19

Gambar 5 Bagan Kerangka Berfikir... 39

Gambar 6 Metode PTK Menurut Kemmis & MC.Taggart... 42

Gambar 7 Alur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas... 43

Gambar 8 Diagram Batang Nilai Kompetensi Siswa Hasil Pra Siklus... 80

Gambar 9 Diagram Batang Nilai Kompetensi Siswa Hasi Siklus 1... 83

Gambar 10 Diagram Batang Nilai Kompetensi Siswa Hasi Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2... 85

(15)

Lampiran 1 Silabus, RPP, Jobsheet, dan Macromedia Flash (Story Board)

Lampiran 2 Lembar Penilaian Unjuk Kerja, Kriteria Penilaian Unjuk Kerja,

Soal Tes, Kunci Jawaban Tes, Pedoman Penilaian Tes dan

Lembar Observasi

Lampiran 3 Validitas Dan Reliabilitas Instrumen

Lampiran 4 Hasil Penelitian

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian

(16)

A.Latar Belakang

Dunia pendidikan saat ini mengalami perubahan yang cukup pesat.

Perubahan ini meliputi semua komponen pendidikan seperti segi sarana

pra-sarana, metode pembelajaran, kurikulum dan lain sebagainnya. Faktor

pendo-rong terjadinya perubahan adalah kemajukan teknologi dan sistem globalisasi

yang menyebabkan persaingan bebas, sehingga diperlukan peningkatan

sumber daya manusia yang handal yang mampu dan siap bersaing di dunia

Internasional. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk menyiapkan

sumber daya manusia yang handal yaitu melalui pendidikan baik itu

pendidi-kan formal maupun informal serta dengan meningkatpendidi-kan kualitas pendidipendidi-kan

dan pengadaaan sarana prasarana penunjang tercapainya pendidikan yang

lebih baik.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu bentuk

sa-tuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada

jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP/MTs atau bentuk lain

yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara

SMP/MTs. Siswa SMK dituntut mampu menumbuhkan kepribadian diri yang

berbudi luhur, beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan. Selain pengetahuan

yang baik, siswa SMK juga diharapkan memiliki keterampilan yang sesuai

dengan jurusan yang telah ditempuh dan nantinya setelah lulus SMK siap

(17)

tang sistem pendidikan nasional, pasal 37 ayat 1 menyebutkan bahwa:

kuri-kulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: pendidikan agama,

pendidikan kewarganegaraan, bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam,

ilmu pengetahuan sosial, seni dan budaya, pendidikan jasmani dan olahraga,

keterampilan/kejuruan, muatan lokal. Berdasarkan UU No.20 tahun 2003

ter-sebut selain menyelenggarakan bidang umum, SMK juga dituntut

menyeleng-garakan pembelajaran praktik sesuai dengan jurusan yang telah ditentukan.

Pendidikan kejuruan juga diharapkan dapat melaksanakan proses

pem-belajaran sesuai peraturan pemerintah. Untuk mencapai pempem-belajaran

ter-sebut, maka penyelenggaraan pendidikan khususnya sekolah dapat

menyiap-kan lembaganya agar siswa siap untuk belajar, dan juga seorang guru

mem-persiapkan dirinya untuk menyampaikan materi kepada siswa. Kesiapan kedua

belah pihak ini (guru dan siswa) merupakan awal dari sebuah keberhasilan

dalam kegiatan pembelajaran.

Salah satu sekolah menengah kejuruan yang ada di Yogyakarta adalah

SMK Karya Rini YHI Kowani Yogyakarta memiliki 2 jurusan, Tata Busana dan

Akomodasi Perhotelan. Jurusan Tata Busana adalah salah satu jurusan yang

banyak diminati karena keterampilan tentang busana banyak dibutuhkan di

masyarakat. Busana adalah salah satu kebutuhan pokok manusia.

Pelaksa-naan pembelajaran di SMK Karya Rini YHI Kowani Yogyakarta masih kurang

efektif bila ditinjau dari kesiapan siswa serta sikap siswa saat menerima

(18)

guru melakukan demonstrasi di depan kelas, setelah itu siswa diminta untuk

membuat sendiri pola konstruksi di buku pola sesuai langkah yang dijelaskan

oleh guru. Dengan langkah tersebut siswa masih merasa bingung dan

kesu-litan dalam pengerjaan membuat pola, siswa juga cenderung bosan, kurang

termotivasi, kurang aktif dan kurang bersemangat dalam mengerjakan tugas,

pekerjaan rumah banyak yang tidak mengerjakan dengan bermacam alasan,

ada juga yang mengerjakannya asal jadi saja.

Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor internal siswa, lingkungan siswa

tumbuh dan bergaul, lingkungan pembelajaran. Metode pembelajaran yang

diterapkan cenderung monoton, media pembelajaran yang digunakan tidak

bervariasi hanya berupa jobsheet dan sarana prasarana di dalam kelas ter-dapat LCD proyektor namun jarang digunakan. Nilai hasil belajar siswa

sebe-lumnya juga belum semua memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM)

hanya terdapat 3 siswa yang sudah memenuhi KKM sehingga perlu di lakukan

upaya-upaya untuk meningkatkan pencapaian hasil belajar kompetensi pada

mata pelajaran dasar pola.

Untuk itu, seorang guru perlu mencari metode pembelajaran yang

tepat dan efektif dalam mengoptimalkan keterampilan siswa dalam

pembela-jaran pola dasar. Metode pembelapembela-jaran harus disusun sesuai dengan minat,

kemampuan dan kebutuhan siswa agar proses pembelajaran berjalan efektif

sehingga tercapai kompetensi yang sesuai sasaran. Salah satunya dapat

(19)

berinteraksi, saling membantu satu dengan lainnya apabila mengalami

kesu-litan. Metode pembelajaran ini lebih menarik sebab siswa dapat bekerjasama

namun tetap mengerjakan di lembar kerja individu dan metode ini mudah

diterapkan di dalam kelas. Dalam sebuah kelompok setiap siswa mempunyai

tingkat kecepatan pemahaman yang berbeda-beda, bagi siswa yang memiliki

kelebihan dapat membantu siswa yang kurang mengerti. Setiap siswa akan

saling membantu, maka siswa akan mempunyai motivasi untuk belajar dan

membuat siswa cenderung aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran.

Dalam menyampaikan materi pembuatan pola rok pias juga diperlukan

media pembelajaran yang bervariasi agar siswa lebih tertarik dan mudah

memahami isi materi pembuatan pola rok pias. Salah satunya menggunakan

media pembelajaran audio visual Macromedia Flash karena Macromedia Flash

adalah media interaktif yang berupa gambar animasi yang materinya dapat

disesuaikan dengan kebutuhan dan siswa dapat menyalin file tersebut untuk

nantinya dapat dipelajari sendiri di lain waktu.

Pembelajaran berkelompok ini diharapkan setiap siswa dapat

berpar-tisipasi aktif, meskipun proses pengerjaan pola rok pias dilakukan secara

ber-kelompok, namun penilaian akan dilakukan secara individu dengan demikian

setiap siswa dibimbing untuk dapat mengerjakan pola tersebut dan hasil

belajar dapat memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM), sedangkan untuk

media pembelajaran berupa presentasi menggunakan Macromedia Flash akan

(20)

Dengan adanya media pembelajaran ini diharapkan siswa yang satu dan yang

lainnya dapat menerima informasi dan hasil pembelajaran yang sama.

Dengan latar belakang tersebut peneliti akan meneliti masalah di atas

dengan mengambil judul “Peningkatan hasil belajar kompetensi Pembuatan

Pola Rok Pias Melalui Metode STAD Berbantuan Macromedia Flash Di SMK Karya Rini YHI Kowani Yogyakarta”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasikan

permasa-lahan-permasalahan sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran konvensional yang diterapkan membuat siswa

cenderung bosan, kurang termotivasi, kurang aktif dan kurang

bersemangat dalam mengerjakan tugas.

2. Pemanfaatan media pembelajaran LCD proyektor jarang digunakan.

3. Hasil pencapaian kompetensi siswa mata pelajaran dasar pola masih

kurang dan hanya terdapat 3 siswa dari jumlah 37 siswa yang sudah

memenuhi KKM.

4. Media pembelajaran yang digunakan hanya berupa jobsheet sehingga kurang menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran.

C.Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang ada, maka peneliti membatasi

penelitian hanya pada upaya peningkatan hasil belajar pembuatan pola rok

(21)

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang ada, maka

dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran pembuatan pola rok pias melalui

metode STAD berbantuan Macromedia Flash di SMK Karya Rini YHI Kowani Yogyakarta

2. Apakah terjadi peningkatan kompetensi pembuatan pola rok pias melalui

metode STAD berbantuan Macromedia Flash di SMK Karya Rini YHI Kowani Yogyakarta

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran pembuatan pola rok pias melalui

metode STAD berbantuan Macromedia Flash di SMK Karya Rini YHI Kowani Yogyakarta

2. Mengetahui besarnya peningkatan kompetensi yang terjadi pada

pembela-jaran pembuatan pola rok pias dengan menerapkan metode

pembelajaran tipe STAD berbantuan Macromedia Flash di SMK Karya Rini YHI Kowani Yogya-karta.

F. Manfaat Penelitian

Peneliti berharap hasil penelitian ini bermanfaat bagi semua pihak

dalam pembelajaran membuat pola kaitannya dengan penerapan metode

(22)

belajar kompetensi pembuatan pola rok pias melalui metode STAD

berbantuan Macromedia Flash ini dapat berguna bagi siswa sebagai umpan balik dalam memotivasi diri untuk meningkatkan pencapaian

kompetensi khususnya dalam praktik membuat pola

2. Bagi guru

Pengetahuan tentang peningkatan kompetensi pembuatan pola

rok pias melalui metode STAD berbantuan Macromedia Flash dapat berguna bagi guru sebagai bahan pertimbangan atau masukan dalam

memilih dan mene-rapkan metode pembelajaran yang lebih baik dan

menarik, khususnya pada mata pelajaran dasar pola.

3. Bagi sekolah

Memberikan masukan sebagai bahan pertimbangan dalam usaha

pencapaian kompetensi sehingga mampu menghasilkan lulusan yang

memiliki kompetensi yang unggul dan siap menjadi tenaga kerja yang

profesional.

4. Bagi jurusan

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan

kepada Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana untuk meningkatkan

kompetensi mahasiswa agar nantinya menjadi guru yang profesional dan

(23)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A.KAJIAN TEORI

Kajian teori merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proporsi

yang dapat digunakan peneliti untuk menjelaskan hakekat dan gejala yang

akan diteliti. Landasan teori juga digunakan untuk menguraikan landasan

ber-pikir yang mendukung penyelesaian masalah dari penelitian yang dilakukan.

Oleh karena itu, dalam bab ini akan dijabarkan teori yang dapat memperkuat

penyelesaian masalah penelitian yang dilakukan.

1. KOMPETENSI POLA DASAR BUSANA a. Kompetensi

Menurut Suhaenah Suparno (2001:22), kompetensi diartikan

sebagai kemampuan yang memadahi untuk melakukan suatu tugas atau

sebagai memiliki ketrampilan dan kecakapan yang disyaratkan. Menurut

E. Mulyasa (2004: 37-38), kompetensi adalah perpaduan dari

pengeta-huan, keterampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan

berfikir dan bertindak.

Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai

dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak.

Kebia-saan berfikir dan bertindak secara konsisten dan terus-menerus dapat

memungkinkan seseorang untuk menjadi kompeten, dalam arti memiliki

pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar untuk melakukan

(24)

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi

meru-pakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang

dimi-liki seseorang baik.

Gordon dalam E. Mulyasa (2004:77-78) menjelaskan unsur-unsur

yang terkandung dalam konsep kompotensi sebagai berikut: (1)

penge-tahuan yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, (2) pemahaman yaitu

ke-dalaman kognitif dan afektif yang dimiliki oleh individu, (3) kemampuan

adalah sesuatu uang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau

pekerjaan yang dibebankan kepadanya, (4) nilai adalah suatu standar

perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah meyatu dalam

diri seseorang, (5) sikap yaitu perasaan (senang-tidak senang,

suka-tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari

luar, dan (6) minat adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan

suatu perbuatan.

Menurut Wina Sanjaya (2008:71) klasifikasi kompetensi

men-cakup:

1) Kompetensi lulusan yaitu kemampuan minimal yang harus dicapai

oleh siswa setelah tamat mengikuti pendidikan pada jenjang atau

satuan pendidikan tertentu.

2) Kompetensi standar yaitu kemampuan minimal yang harus dicapai

siswa menyelesaikan suatu mata pelajaran tertentu pada setiap

jenjang pendidikan yang diikutinya.

3) Kompetensi dasar yaitu kemampuan minimal yang harus dicapai

(25)

diberi-kan dalam kelas pada jenjang pendididiberi-kan tertentu. Dilihat dari tujuan

kurikulum, kompetensi dasar, termasuk pada tujuan pembelajaran.

Kompetensi yang harus dimiliki siswa selama proses

pembela-jaran adalah ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Menurut Taksonomi

Bloom yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto (2013:131) mengemukakan

bahwa aspek kognitif, afektif dan psikomotor dapat dilihat sebagai

berikut:

1) Aspek Kognitif, Indikator aspek kognitif mencakup:

a) Pengetahuan merupakan pengingatan bahan bahan yang telah

dipelajari, mulai dari fakta sampai ke teori, yang menyangkut

informasi yang bermanfaat, seperti: istilah umum, fakta-fakta

khusus, metode dan prosedur, konsep dan prinsip.

b) Pemahaman adalah abilitet untuk menguasai pengertian.

Pema-haman tampak pada alih bahan dari satu bentuk ke bentuk

lain-nya, penafsiran dan memperkirakan.

c) Penerapan adalah abilitet untuk menggunakan bahan yang telah

dipelajari ke dalam situasi baru yang nyata, meliputi: aturan,

metode, konsep, prinsip, hukum, teori.

d) Analisis adalah abilitet untuk merinci bahan menjadi bagian-bagian

supaya struktur organisasinya mudah dipahami, meliputi

identi-fikasi bagian-bagian, mengkaji hubungan antara bagian-bagian,

mengenali prinsip-prinsip organisasi.

e) Sintesis adalah kemampuan mengkombinasikan bagian-bagian

(26)

tingkah laku kreatif dengan cara memformulasikan pola dan

struktur baru.

f) Evaluasi adalah kemampuan untuk mempertimbangkan nilai bahan

untuk maksud tertentu berdasarkan kriteria internal dan kriteria

eksternal.

2) Aspek afektif, menurut Taksonomi Bloom yang dikutip oleh Suharsimi

Arikunto (2013:134) indikator aspek afektif mencakup:

a) Penerimaan (receiving), yaitu kesediaan untuk menghadirkan dirinya untuk menerima atau memperhatikan pada suatu

perang-sang.

b) Penanggapan (responding), yaitu keturutsertaan, memberi reaksi, menunjukkan kesenangan memberi tanggapan secara sukarela.

c) Penghargaan (valuing), yaitu kepekatanggapan terhadap nilai atas suatu rangsangan, tanggung jawab, konsisten dan komitmen.

d) Pengorganisasian (organization), yaitu mengintegrasikan berbagai nilai yang berbeda, memecahkan konflik antar nilai dan

mem-bangun sistem nilai, serta pengkonseptualisasikan suatu nilai.

e) Pengkarakterisasian (characterization), yaitu proses afeksi dimana individu memiliki suatu sistem nilai sendiri yang mengendalikan

perilakunya dalam waktu yang lama yang membentuk gaya

hidupnya, hasil belajar ini berkaitan dengan pola umum

penye-suaian diri secara personal, sosial dan emosional.

Pengukuran ranah afektif tidaklah semudah mengukur ranah

(27)

karena perubahan tingkah laku siswa tidak dapat berubah

sewaktu-waktu. Sasaran penilaian kawasan afektif adalah perilaku anak didik,

bukan pengetahuannya. Pertanyaan afektif tidak menuntut jawaban

benar atau salah, tetapi jawaban yang khusus tentang dirinya

me-ngenai minat, sikap, dan internalisasi nilai

3) Aspek Psikomotor, menurut Taksonomi Bloom yang dikutip oleh

Suharsimi Arikunto (2013:135) ranah psikomotor mencakup tujuan

yang berkaitan dengan keterampilan (skill) dan bersifat manual atau motorik. Sebagaimana kedua ranah yang lain, ranah psikomotorik

juga memiliki berbagai tingkatan. Indikator aspek psikomotor

men-cakup:

a) Persepsi (perception), yaitu pemakaian alat-alat untuk membim-bing efektifitas gerak.

b) Kesiapan (set), yaitu kesediaan untuk mengambil tindakan.

c) Respon terbimbing (guide respons), yaitu tahap awal belajar ketrampilan lebih kompleks, meliputi peniruan gerak yang

diper-tunjukkan kemudian mencoba dengan tanggapan jamak dalam

menangkap suatu gerak.

d) Mekanisme (mechanism), yaitu gerakan penampilan yang

melukis-kan proses dimana gerak yang telah dipelajari, kemudian diterima

dan diadopsi menjadi kebiasaan sehingga dapat ditampilkan

(28)

e) Respon nyata kompleks (complex over respons), yaitu penampilan gerakan secara mahir dan cermat dalam bentuk gerakan yang

rumit, aktifitas motorik berkadar tinggi.

f) Penyesuaian (adaptation), yaitu ketrampilan yang telah dikem-bangkan secara lebih baik sehingga tampak dapat mengolah

gera-kan dan menyesuaigera-kan dengan tuntunan dan kondisi yang khusus

dalam suasana yang lebih problematis.

g) Penciptaan (origination), yaitu penciptaan pola gerakan baru yang sesuai dengan situasi dan masalah tertentu sebagai kreatifitas.

SMK terbagi beberapa bidang keahlian, salah satunya adalah

bidang keahlian Busana Butik. Secara khusus tujuan program keahlian

busana butik adalah membekali peserta didik dengan keterampilan,

pengetahuan, dan sikap yang berkompeten. Pada bidang keahlian

bu-sana butik diperlukan target pencapaian kompetensi (TPK) untuk

mem-pertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta sumber

daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran.

Untuk mencapai hasil target pencapaian kompetensi ini program

keahlian busana butik kemudian membagi menjadi beberapa standar

kompetensi (SK) yang kemudian dikerucutkan pada kompetensi dasar

(KD). Berikut tabel 1 yang menjelaskan standar kompetensi dan

kompe-tensi dasar pada bidang keahlian busana butik berdasarkan Spektrum

(29)

Tabel 1. Kompetensi Kejuruan Bidang Keahlian Busana Butik

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1) Menggambar busana (fashion

drawing)

a) Memahami bentuk bagian-bagian busana

b) Mendiskripsikan bentuk proporsi tubuh anatomi

beberapa tipe tubuh manusia

c) Menerapkan teknik pembuatan desain busana

d) Penyelesaian pembuatan gambar busana

2) Pola Dasar (pattern making) a) Menguraikan macam-macam teknik pembuatan

pola: i) Teknik konstruksi dan ii) Teknik drapping

b) Membuat pola

3) Membuat pola busana wanita a) Mengelompokkan macam-macam busana wanita

b) Memotong bahan

c) Membuat kerah wanita

d) Menyelesaikan busana wanita (jaitan tangan)

e) Menghitung harga jual

f) melakukan pengepresan

4) Membuat busana pria a) Mengelompokan macam-macam busana pria

b) Memotong bahan

c) Membuat kerah pria

d) Menyelesaikan busana pria dengan jaitan tangan

e) Menghitung harga jual

f) Melakukan pengepresan

5) Membuat busana anak a) Mengelompokkan macam-macam busana anak

b) Memotong bahan

c) Membuat kerah anak

d) Menyelesaikan busana dengan jaitan tangan

e) Menghitung harga jual

f) Melakukan pengepresan

6) Membuat busana bayi a) Mengelompokkan busana bayi

b) Memotong bahan

c) Menyelesaikan busana dengan jaitan tangan

d) Menghitung harga jual

e) Melakukan pengepresan

7) Memilih bahan baku busana a) Mengidentifikasi jenis bahan utama dan pelapis

b) Mengidentifikasi pemeliharaan bahan tekstil

c) Menentukan bahan pelengkap

8) Membuat hiasan pada busana

Membuat hiasan pada busana

a) Mengidentifikasi hiasan bahan utama

b) Membuat hiasan pada kain atau bahan

9) Mengawasi mutu busana a) Memeriksa kualitas bahan utama

b) Memeriksa kualitas bahan pelengkap

c) Memeriksa mutu pola

d) Memeriksa mutu potong

e) Memeriksa hasil jait

(30)

b.Pola Busana

Pola busana merupakan suatu potongan kain atau kertas yang

dipakai sebagai contoh untuk membuat busana/baju ketika bahan

digunting (Porrie Muliawan, 2002:2) sedangkan pengertian pola busana

menurut Suprihatiningsih (2016:103) pola busana adalah pola yang

telah dirubah berdasarkan desain dari busana tersebut.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pola

busana adalah suatu potongan-potongan kain atau kertas yang dirubah

berdasarkan desain busana yang akan dibuat.

Pola busana dapat dibuat dengan dua cara, yaitu dengan drapping

dan konstruksi (Widjiningsih, 2006):

1) Drapping

Pembuatan pola secara drapping adalah cara pembuatan pola

dengan menyampirkan bahan atau kertas baik pada dressfrom

maupun langsung badan seseorang yang akan dibuat busananya

mulai tengah muka menuju sisi dengan bantuan jarum pentul. Untuk

memperoleh bentuk yang sesuai dengan bentuk badan dibuat lipatan

(kupnat). Lipit pantas biasanya terletak pada sisi atau bahu, di bawah

dada, dan juga pada bagian belakang badan, yaitu pinggang,

pang-gul dan bahu.

2) Pola konstruksi

Menurut Porrie Muliawan (2002:2) Pola konstruksi yaitu

uku-ran-ukuran yang diperhitungkan secara matematika dan digambar di

(31)

be-lakang, pola lengan, pola rok, pola krah, dan sebagainya . Pola

kons-truksi ada beberapa macam, seperti pola J.H.C Meyneke, pola dress-making, pola soen dan pola praktis. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan pola konstruksi agar hasilnya baik, menurut

Widjiningsih (2000) yaitu: (1) cara pengambilan ukuran harus

dilaku-kan dengan teliti dan tepat menggunadilaku-kan peterban, (2) dalam meng-gambar bentuk-bentuk lengkung seperti garis krah, garis lengan

harus luwes. Biasanya untuk memperoleh garis yang luwes di-bantu

dengan penggaris lengkung. Misalnya penggaris panggul, penggaris

kerung lengan dan kerung leher, dan (3) perhitungan dari ukuran

yang ada dilakukan dengan teliti dan cermat.

Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini difokuskan pada

pembuatan pola dasar rok secara konstruksi. Menurut Ida Saraswati

(2013: 76) rok adalah bagian dari pakaian yang biasa dipakai mulai dari

pinggang melewati panggul sampai ke bawah sesuai keinginan. Rok

biasa dipakai sebagai pasangan blus. Desain rok cukup bervariasi baik

dilihat dari ukuran panjang rok maupun dari siluet rok.

Sedangkan menurut Ernawati, dkk (2008: 240) rok adalah bagian

pakaian yang berada pada bagian bawah badan. Rok pada umumnya

dibuat mulai dari pinggang sampai ke bawah sesuai dengan model rok

yang diinginkan. Berdasarkan ukuran rok, rok dapat dikelompokan atas

rok mini, rok kini. rok midi, rok maxi dan longdress.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa rok

(32)

bawah dengan mengambil ukuran lingkar pinggang, lingkar panggul,

tinggi panggul, panjang rok, dan panjang sisi. Pola dasar rok bisa dilihat

pada gambar 1 berikut ini:

Gambar 1. Pola Dasar Rok Skala 1:8

Membuat pola rok perlu adanya pola dasar rok yang kemudian

dikembangkan sesuai dengan desain rok. Untuk mengukur pencapaian

kompetensi dalam praktik membuat rok di sekolah harus

memper-hatikan aspek-aspek penilaian pembuatan rok. Menurut Sri Wening

(1996:47) aspek penilaian pembuatan pola terdiri atas:

1) Persiapan, aspek ini yang dinilai adalah kelengkapan alat dan bahan.

2) Proses, aspek ini yang dinilai adalah ketepatan ukuran pola menjadi

bagian yang sangat penting dalam pembuatan pola, apabila terjadi

kesalahan pengukuran maka akan berpengaruh besar pada busana

(33)

3) Hasil, Pada hasil pembuatan pola penilaian dilakukan pada: (1)

ketepatan dan kelengkapan tanda-tanda pola yaitu sesuai dengan

fungsi tanda pola, (2) keluwesan bentuk pada gambar pola rok yaitu

pada garis lengkung rok, (3) kebersihan serta kerapian pola, dalam

arti apabila pola dibuat dengan rapi dan bersih maka dapat mudah

terbaca atau lebih mudah memahami bagian-bagian pola dan

mem-perjelas saat memotong pola sampai merader.

2. Rok Pias

a. Pengertian Rok Pias

Menurut Porrie Muliawan (2002: 33) Rok pias adalah rok yang

terdiri dari beberapa potongan dari bagian pinggang sampai panggul.

Potongan-potongan kemudian dilebarkan sesuai panjang rok. Jumlah

potongan yang terdapat pada rok pias menentukan jenis rok tersebut.

Menurut Widjiningsih, dkk (1994) rok pias (gore skirt), yaitu rok yang terdiri dari beberapa bagian (pias), dengan jumlah pias yang ada akan

menentukan nama piasnya, seperti pias 4, pias 6, pias 8, dan

sebagainya. Rok pias pada umumnya berjumlah genap.

Dari beberapa pendapat di atas pada prinsipnya pengertian rok

pias yaitu rok yang berlembar sesuai dengan beberapa bagian (pias)

dan jumlah bagian tersebut menentukan nama pias itu sendiri.

b.Ciri Rok Pias

Ciri rok pias adalah pada bagian pinggang dan panggul pas di

(34)

c. Jenis Rok Pias

Menurut Widjiningsih (1994) jenis rok pias ada beberapa macam,

yaitu:

1) Rok pias 4, rok pias dengan 4 bagian yang dikembangkan dan

terda-pat garis potongan pada tengah muka serta tengah belakang.

Gambar 2. Rok Pias 4

2) Rok Pias 6, rok pias dengan 6 bagian yang dikembangkan dan

terda-pat 3 bagian pada muka serta 3 bagian pada bagian belakang.

Gambar 3. Rok Pias 6

3) Rok pias 8 , rok pias dengan 8 bagian yang dikembangkan dan

terda-pat 4 bagian pada bagian muka, dan 4 bagian pada bagian belakang.

(35)

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil belajar

Hasil belajar pada hatikatnya adalah perubahan tingkah laku

mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotor (Nana Sudjana,

2011: 3). Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2013: 3) hasil

belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar merupakan hasil atas pencapaian belajar melalui perlakuan

yang mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotor yang dilakukan

dalam waktu tertentu.

Menurut Nana Sudjana (2011: 23-31) ada beberapa unsur-unsur

yang terdapat dalam ketiga tipe hasil belajar yaitu:

a. Tipe hasil belajar bidang kognitif, tipe hasil belajar bidang kognitif dapat

dibagi menjadi beberapa tipe yaitu:

(1)

tipe hasil belajar pengetahuan,

(2) tipe hasil belajar pemahaman, (3) tipe hasil belajar aplikasi, (4) tipe

hasil belajar analisis, (5) tipe hasil belajar sintesis,

dan (6)

tipe hasil

belajar evaluasi.

b. Tipe hasil belajar bidang afektif, bidang afektif berkenaan dengan sikap

dan nilai.

c. Tipe hasil belajar psikomotor, hasil belajar psikomotor tampak pada

bentuk ketrampilan (skill), dan kemampuan bertindak individu.

Untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa perlu diadakan

(36)

hasil belajar ke dalam dua kelompok yaitu umum dan khusus. Tes hasil

belajar yang bersifat umum dan khusus distandarisasikan sebagai berikut:

a. Tujuan utama dari tes hasil belajar yang distandarisasikan yang bersifat

umum adalah penilaian terhadap pengaruh pengajaran/pendidikan/

kur-sus tertentu. Tes ini didasarkan tujuan pendidikan yang bersifat umum.

b. Tes semacam ini dibuat oleh orang yang mempunyai keahlian dalam

bidang konstruksi tes.

c. Sampel yang diuji harus bisa mewakili dari populasi pada

sekolah-sekolah umum yang tidak berkebutuhan khusus.

d. Petunjuk untuk administrasi dan penilaian yang distandarisasikan

ber-bentuk secara mendetail.

Menurut Chabib Thoha (1991:46) fungsi tes dibagi menjadi 4 yaitu

tes penempatan, tes formatif, tes diagnostik, dan tes sumatif sebagai

berikut:

a. Tes Penempatan

Tes yang dilakukan untuk mengukur kemampuan dasar peserta

didik, kemampuan dasar tersebut dapat digunakan untuk meramalkan

kemampuan peserta didik di masa mendatang sehingga peserta didik

dapat diarahkan atau ditempatkan pada jurusan yang sesuai dengan

kemampuan dasarnya.

b. Tes Pembinaan

Tes pembinaan disebut juga tes formatif, diselenggarakan pada

saat proses belajar mengajar secara periodik, isinya mencakup semua

(37)

c. Tes Sumatif

Tes ini disebut juga tes akhir semester atau evaluasi belajar tahap

akhir (EBTA) dengan tujuan mengukur keberhasilan belajar peserta didik

secara menyeluruh.

d. Tes Diagnostik

Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui sebab kegagalan

pe-serta didik, oleh karena itu dalam menyusun butir-butir soal

menggu-nakan item yang memiliki tingkat kesukaran rendah.

Berdasarkan dari beberapa kajian di atas hasil belajar kompetensi

pembuatan pola rok pias adalah kualitas siswa dalam pencapaian

kompe-tensi pembuatan pola rok pias pada mata pelajaran dasar pola yang dinilai

berdasarkan ranah kognitif, afektif dan psikomotor.

4. Metode Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) a. Pengertian pembelajaran kooperatif

Abdurrahman dan Bintoro (2000) menyatakan pembelajaran

koo-peratif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen

yang saling terkait. Adapun berbagai elemen dalam pembelajaran

koo-peratif adalah adanya: (1) saling ketergantungan positif, (2) interaksi

tatap muka, (3) akuntabilitas individual, dan (4) keterampilan untuk

menjalin hubungan antara pribadi atau keterampilan sosial yang secara

sengaja diajarkan.

Robert E. Slavin (2005: 2) menjelaskan bahwa pembelajaran

koo-peratif adalah metode pembelajaran dimana siswa akan duduk bersama

(38)

Menurut Isjoni (2010:14), pembelajaran kooperatif merupakan strategi

belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang

tingkat kemampuannya berbeda.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kooperatif adalah metode pembelajaran yang dilakukan dengan sistem

kelompok dan memiliki strategi agar siswa mampu menguasai materi.

Menurut Ibrahim, dkk. (2000: 6) karakteristik pembelajaran

koo-peratif sebagai berikut:

1) Siswa bekerja dalam kelompok untuk mentuntaskan materi belajar.

2) Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki keterampilan tinggi,

sedang, dan rendah.

3) Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya,

suku dan jenis kelamin yang berbeda.

4) Penghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang individu.

b.Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif siswa harus memiliki peran di dalam

kelompok untuk membangun sebuah kerjasama, dan guru harus mampu

mengembangkan keterampilan siswa. Menurut Isjoni (2010:27) ada

be-berapa ciri-ciri dari pembelajaran kooperatif adalah:

1) Setiap anggota memiliki peran.

2) Terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa.

3) Setiap anggota kelompok bertanggungjawab atas belajarnya, dan

(39)

4) Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan

perso-nal kelompok.

5) Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.

c. Tipe-tipe Pembelajaran Kooperatif

Menurut Robert Slavin (2005: 11-26), ada beberapa

macam-macam metode pembelajaran Kooperatif antara lain:

1) Student Teams-Achievement Division (STAD)

Dalam STAD, siswa dibagi dalam tim belajar secara heterogen yang terdiri dari empat sampai lima siswa dengan berbeda-beda

tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya.

Metode ini menuntut siswa untuk bekerjasama dalam satu tim sampai

seluruh anggota tim dapat fokus pada pemaknaan bukan

pengha-falan dalam belajar materi pelajaran. Metode ini juga memberikan

reward atau penghargaan untuk mendorong siswa bersaing mening-katkan prestasi. Kelebihan metode STAD ini dapat dipakai pada mata pelajaran teori maupun praktikum.

2) Team Game Tournament (TGT)

Para siswa ditugaskan untuk membaca subbab, buku kecil, atau

materi lain yang bersifat terperinci. Dari pembagian tim, setiap

ang-gota tim ditugaskan secara acak untuk menjadi “ ahli “ dalam aspek

tertentu dari tugas membaca tersebut, lalu mereka kembali kepada

timnya untuk mengajar topik mereka kepada teman satu timnya.

Kelebihan pada metode ini dapat diterapkan pada pelajaran langsung

(40)

3) Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

CIRC merupakan program komperhensif untuk mengajarkan

membaca dan menulis. Siswa ditugaskan untuk berpasangan dua

siswa dalam tim mereka untuk belajar dalam serangkaian kegiatan

yang bersifat kognitif. Penghargaan untuk tim dan sertifikat akan

diberikan kepada tim berdasarkan kinerja rata-rata dari semua

anggota tim dalam semua kegiatan membaca dan menulis. Metode

ini cocok untuk membimbing pada sekolah jurusan bahasa.

4) Team Assisted Individualization (TAI)

Metode pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Metode pembelajaran

koo-peratif ini, siswa biasanya belajar menggunakan LKS (lembar kerja

siswa) secara berkelompok. Mereka kemudian berdiskusi untuk

me-nemukan atau memahami konsep-konsep. Setiap anggota kelompok

dapat mengerjakan satu persoalan (soal) sebagai bentuk

tanggung-jawab bersama. Penerapan metode pembelajaran kooperatif TAI

lebih menekankan pada penghargaan kelompok,

pertanggungjawa-ban individu dan memperoleh kesempatan yang sama untuk berbagi

hasil bagi setiap anggota kelompok. Metode ini juga dapat diterapkan

pada pelajaran langsung praktikum. 5) Group Investigation

Group Investigation merupakan perencanaan pengaturan kelas yang umum dimana para siswa bekerja dalam kelompok kecil

(41)

peren-canaan dan proyek kooperatif. Metode ini mempunyai kelemahan

yaitu siswa bebas dalam membentuk kelompoknya sendiri yang

terdiri dari dua orang sampai dengan enam orang anggota, sehingga

apabila dalam satu tim tingkat kemampuannya rendah maka yang

ada tingkat prestasi siswa akan turun, dan konsentrasi siswa saat

mengerjakan materi kurang maksimal.

6) Learning Together

Metode ini melibatkan siswa yang dibagi dalam kelompok

yang terdiri atas empat atau lima kelompok dengan latar belakang

berbeda mengerjakan lembar tugas. Kelompok-kelompok ini

mene-rima satu lembar tugas, dan menemene-rima pujian dan penghargaan

ber-dasarkan hasil kerja kelompok. Tetapi, metode ini hanya cocok

diterapkan di kelas tinggi karena lebih didominasi kegiatan diskusi

dan presentasi. Memakan waktu cukup lama dan sedikit

membosan-kan serta guru tidak bisa melihat kemampuan tiap-tiap siswa karena

mereka bekerja dalam kelompok.

Dari kajian di atas maka pada penelitian ini metode yang

diguna-kan adalah pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) karena metode pembelajaran tipe STAD dapat membuat siswa lebih aktif dan bersemangat dalam proses pembelajaran. Metode

pembelajaran STAD dapat diterapkan pada mata pelajaran produktif, diharapkan ada kerjasama tim yang baik antar siswa untuk mencapai

(42)

d.Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

1) Pengertian pembelajaran kooperatif tipe STAD

Robert E. Slavin (2009: 68) mendefinisikan metode pembelajaran

kooperatif tipe STAD sebagai salah satu tipe dari metode pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil. Anggota tiap

kelompok dipilih secara acak sekitar 4 sampai 5 siswa. Sedangkan

menurut Sri Fatmawati, dkk (2015:21-22) metode pembelajaran dengan

cara memberikan pengarahan dan pembentukan kelompok berjumlah

4-5 orang untuk mendiskusikan suatu modul secara kolaboratif dan

hasil-nya dikomunikasikan secara presentasi kelompok sehingga terjadi

dis-kusi di kelas.

Berdasarkan dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah suatu metode yang pelaksa-naan pembelajarannya, siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok yang

berjumlah 4 atau 5 orang, untuk mendiskusikan suatu materi atau

per-masalahan dan dipresentasikan hasilnya.

2) Sintaks metode pembelajaran kooperatif tipe STAD

Metode pembelajaran tipe STAD merupakan salah satu metode pembelajaran kelompok yang dapat memotivasi peran aktif siswa

dengan diskusi dan persentasi. Cara untuk memperlancar

pelaksa-naan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, Menurut Robert E. Slavin (2009: 69) perlu diperhatikan sintaks-sintaks pembelajaran

(43)

Tabel 2. Sintaks Metode Pembelajaran Kooperatif TIPE STAD

Fase Kegiatan Guru Kegiatan siswa

Fase 1 Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa

Menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar materi yang telah diajarkan dan membahas bagian-bagian yang

Dari kajian di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran

tipe STAD adalah metode yang proses pembelajarannya, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok belajar yang anggotanya terdiri dari 4-5 siswa.

Proses pembelajaran tipe STAD terdiri dari penyampaian tujuan pembela-jaran, materi, pembentukan kelompok, presentasi kelompok, dan

penghar-gaan kelompok.

5. Media Pembelajaran

a. Pengertian media pembelajaran

Menurut Sunaryo Soenarto, dkk (2012: 2) media pembelajaran

adalah segala macam alat atau perlengkapan berupa apapun yang dapat

digunakan oleh guru atau pengajar atau instruktor atau pelatih untuk

(44)

Menurut Daryanto (2013:4) media pembelajaran merupakan

media yang digunakan sebagai alat dan bahan kegiatan belajar

penyam-paian pesan dari pengantar ke penerima. Pesan berupa isi/ajaran yang

dituangkan kedalam simbol-simbol komunikasi baik verbal maupun non

verbal.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa media pembelajaran adalah segala macam alat, perlengkapan

dan bahan atau komponen yang dapat digunakan untuk menyampaikan

pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran,

perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses belajar.

b.Manfaat Media pembelajaran

Menurut Azhar Arsyad (2009: 25-27) penggunaan media

pembe-lajaran memiliki manfaat sebagai berikut:

1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan informasi.

2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan

perha-tian anak atau siswa.

3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang,

dan waktu.

4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman

kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka.

Menurut Arief S. Sadiman, dkk (2011) manfaat media

pembe-lajaran yaitu:

1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis.

(45)

3) Penggunaan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat

mengatasi sikap pasif anak didik.

4) Memberikan perangsang belajar yang sama.

5) Menyamakan pengalaman.

6) Menimbulkan persepsi yang sama.

Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa manfaat media

pem-belajaran adalah memperjelas penyampaian pesan informasi, media

yang menarik perhatian siswa dan dapat mengatasi keterbatasan ruang

dan waktu.

c. Macam-Macam Media Pembelajaran

Media pembelajaran berkembang seiring berjalannya waktu,

seiring berkembangnya teknologi. Berdasarkan teknologi tersebut, Azhar

Arsyad (2011) mengklasifikasikan media atas empat kelompok, yaitu:

(1) media hasil teknologi cetak, (2) media hasil teknologi audio-visual,

(3) media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, dan (4) media

hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.

Sedangkan menurut Daryanto (2013: 17) media pembelajaran

dibedakan menjadi 5 macam menurut Wilbur Schramm, Gagne, Allen,

Gerlach dan Ely, Ibrahim sebagai berikut:

1) Menurut Wilbur Schramm media digolongkan menjadi media mahal,

murah dan kemampuan daya liputan. Liputan luas dan serentak,

(46)

2) Menurut Gagne media dibedakan menjadi tujuh kelompok antara lain

untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, medi acetak, gambar

diam, gambar bergerak, film bersuara, dan mesin belajar.

3) Menurut Allen media digolongkan menjadi sembilan kelompok

dianta-ranya visual diam, film, televisi, obyek tiga dimensi, rekaman,

pelaja-ran terprogram, demonstrasi, buku cetak teks, dan sajian lisan.

4) Menurut Gerlach dan Ely media dikelompokkan menjadi delapan yaitu

benda sebenarnya, presentasi verbal, presentasi grafis, gambar diam,

gambar bergerak,rekaman suara, pengajaran terprogram, dan

simulasi.

5) Menurut Ibrahim, media dikelompokkan menjadi lima kelompok

diantaranya media tanpa proyeksi dua dimensi, media tanpa proyeksi

tiga dimensi, media audio, media proyeksi, televisi, video dan

komputer.

Dalam penggunaan media pada setiap kegiatan belajar

meng-ajar adalah bahwa media digunakan dan diarahkan untuk

memper-mudah siswa belajar dalam upaya memahami materi pelajaran.

Berdasarkan macam-macam media pembelajaran di atas

dapat disimpulkan bahwa macam-macam media pembelajaran adalah

visual, audio, proyeksi diam, audio visual, cetakan, gambar gerak,

yang dapat digolongkan media mahal, murah dan kemampuan daya

liputan.

Berdasarkan kajian di atas, media pembelajaran yang digunakan

(47)

mening-katkan hasil belajar kompetensi pembuatan pola rok pias melalui metode

pembelajaran STAD. 6. MACROMEDIA FLASH

a. Pengertian Macromedia Flash

Menurut Teguh Wahyono (2006:2) Macromedia Flash adalah se-buah software yang dapat digunakan untuk menambahkan aspek di-namis sebuah web atau membuat film animasi interaktif. Sedangkan

menurut Dhani Yudhiantoro (2002:4) Macromedia Flash adalah sebuah program yang ditujukan kepada desainer maupun programer yang

bermaksud merancang animasi untuk pembuatan halaman web,

presen-tasi untuk tujuan bisnis, maupun proses pembelajaran hingga

pem-buatan game interaktif.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Macromedia Flash adalah sebuah program mutimedia dan animasi yang kebera-daannya ditujukan bagi pecinta desain dan animasi untuk berkreasi

membuat aplikasi-aplikasi unik, animasi-animasi interaktif pada halaman

web, film animasi kartun, presentasi bisnis maupun kegiatan proses

pembelajaran di dalam kelas yang memudahkan seorang guru dalam

menyampaikan isi materi kepada siswa, karena Macromedia Flash ini dapat menarik minat siswa untuk memahami materi yang disampaikan.

b.Kelebihan Macromedia Flash

Program animasi akan lebih maksimal penggunaannya apabila

ditunjang dengan beberapa program grafis sebagai pemaksimal kinerja

(48)

berperan besar dalam pembuatan media media berbasis Macromedia Flash.

Adapun keunggulan dari software Macromedia Flash menurut Aaron Jibril (2011: 3-4) adalah sebagai berikut:

1) Membuat tombol lebih dinamis dengan memaksimalkan action script.

2) Dapat membuat obyek 3 dimensi.

3) Beberapa tool grafis yang terdapat pada software grafis Macromedia Flash telah diadaptasi dan dimaksimalkan.

4) Tampilan interface yang lebih simpel dan cukup mudah dicerna.

5) Membuat gerakan animasi dengan mengikuti alur yang telah

ditetap-kan sebelumnya.

6) Dapat dikonversi dan dipublikasikan ke dalam beberapa tipe yang

cukup umum di penggunaan software lain, seperti .swf, .htm, .gif, .jpg, .png, .exe, .mov dan lain sebagainya.

B.Kajian penelitian yang relevan

Tinjauan yang dimaksudkan untuk mengkaji penelitian yang relevan

dengan penelitian penulis. Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Arum Kusumawati NIM 10513244007 meneliti tentang “Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD Berbantuan Adobe Flash untuk Meningkatan Prestasi Belajar Pola Kemeja di SMK Ma’arif 2 Piyungan”. Penelitian ini

mengguna-kan penelitian tindamengguna-kan kelas. Hasil penelitiannya adalah; 1) pelaksanaan

(49)

Berdasarkan analisis instrumen, hasil perhitungan pendapat observer

dengan presentase mencapai lebih dari 86% dan pada angket pendapat

siswa diperoleh hasil penilaian angket 80% siswa berpendapat sangat

setuju; 2) peningkatan hasil belajar pembuatan pola kemeja pria

meng-gunakan metode pembelajaran tipe STAD berbantuan media adobe flash

pada pra siklus dari 15 siswa nilai rata-rata sebesar 62,13, sedangkan pada

siklus I mengalami peningkatan sebesar 16,83 menjadi 78,96, dan untuk

menguatkan penelitian ini diadakan siklus II dengan peningkatan hasil

belajar sebesar 9,08, sehingga pada siklus II nilai rata- rata menjadi 88,04.

Hal ini menunjukan bahwa penerapan metode pembelajaran STAD

berban-tuan media adobe flash dapat meningkatkan kompetensi siswa. Penelitian tersebut mempunyai relevansi terhadap peningkatan hasil belajar

kompe-tensi pembuatan pola rok pias melalui metode pembelajaran STAD

berban-tuan Macromedia Flash di SMK Karya Rini YHI Kowani Yogyakarta.

2. Vika Dian Lestari NIM 07513241018 meneliti tentang “Peningkatan

Kom-petensi Membuat Macam-Macam Pola Rok dengan Metode Pembelajaran

Kooperatif Tipe Jigsaw di SMK N 6 Yogyakarta”. Penelitian ini mengguna-kan penelitian tindamengguna-kan kelas. Hasil dari penelitiannya adalah; 1)

pelak-sanaan pembelajaran membuat pola rok menggunakan metode

pembela-jaran kooperatif tipe jigsaw dilaksanakan dengan langkah-langkah (a) pendahuluan: salam, presensi, apersepsi, dan motivasi, (b) inti: tujuan,

membagi handout dan jobsheet, pembelajaran tipe jigsaw, tugas, evalu-asi dan tes, (c) refleksi; keterlaksanaan pembelajaran membuat pola rok

(50)

pen-dapat observer sudah terlaksana dengan sangat baik dengan presentase

Siklus I 83%,dan Siklus II 100%; menurut pendapat siswa pembelajaran

dengan metode ini membuat siswa merasa senang terbukti terdapat 32

siswa (91%) tergolong senang, 3 siswa (9%) tergolong cukup senang dan

0 siswa atau (0%) tergolong tidak senang, dan menurut pendapat guru,

guru merasa tertarik, mendapat pengalaman baru, materi yang

disampai-kan lebih mudah, melatih tanggung jawab siswa, meningkatdisampai-kan keberanian

dan tujuan pembelajaran dapat tercapai; 2)kompetensi membuat

macam-macam pola rok dengan menggunakan metode pembelajaran kooperatif

tipe jigsaw mengalami peningkatan: terbukti dari nilai rata-rata yang di-capai pra siklus 66,37, siklus I 76,86, dan meningkat menjadi 88,63 pada

siklus II. Dalam pembelajaran membuat pola rok menggunakan metode

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat mememudahkan siswa mema-hami materi serta adanya peningkatan kompetensi yang dibuktikan dengan

tidak ada siswa yang memperoleh nilai <75 membuat pola rok. Hal ini

menunjukan bahwa penerapan metode pembelajaran jigsaw dapat

mening-katkan kompetensi siswa. Penelitian tersebut mempunyai relevansi

ter-hadap peningkatan hasil belajar kompetensi pembuatan pola rok pias

melalui metode pembelajaran STAD berbantuan Macromedia Flash di SMK Karya Rini YHI Kowani Yogyakarta.

3. Firmanila Tyastuti NIM 10513241028 meneliti tentang “Peningkatan

Kompe-tensi Pembuatan Pola Kebaya Melalui Penerapan Metode Drill And

(51)

adalah; 1) pelaksanaan pembelajaran membuat kebaya menggunakan

metode drill and practice berbantuan Macromedia Flash pada kelas XI Busana Butik di SMK N 1 Depok, pada siklus I berada pada kategori baik

14%, kategori cukup baik 40% dan kategori kurang baik 46%. Pada siklus

II berada pada pada kategori baik 54,5%, kategori cukup baik 41% dan

kategori kurang baik 4,5%. Pelaksanaan pembelajaran membuat kebaya

menggunakan metode drill and practice berbantuan Macromedia Flash ter-laksana dengan baik terbukti dari meningkatnya persentase pada kategori

terlaksana dengan baik, 2) terjadi peningkatan kompetensi membuat

ke-baya menggunakan metode drill and practice berbantuan macromedia

yang dibuktikan dari kompetensi belajar siswa pada pra siklus ke siklus I

meningkat 13,46 pada siklus I ke siklus II meningkat 9,20 dengan

ketuntasan siswa sesuai standar KKM 100%, 3) menurut pendapat siswa

tentang penggunaan media pembelajaran membuat pola kebaya

menggunakan Macromedia Flash menunjukkan 28 siswa (87,5%) termasuk

dalam kategori sangat senang dan 4 siswa (12,5%) berada pada kategori

senang. Hal ini menunjukan bahwa metode drill and practice berbantuan

macromedia dapat meningkatkan pencapaian hasil kompetensi siswa. Penelitian ini mempunyai relevansi peningkatan hasil belajar kompetensi

pembuatan pola rok pias melalui metode pembelajaran STAD berbantuan

Macromedia Flash di SMK Karya Rini YHI Kowani Yogyakarta.

4. Santi Utami, penelitian yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar Melalui

(52)

Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa melalui

strategi pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Saptosari. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan,

penga-matan dan refleksi. Subyek penelitian siswa kelas X Teknik Audio Video A di

SMKN 1 Saptosari. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi

nilai ulangan harian yang diharapkan mampu menunjukkan adanya

peru-bahan dari tindakan yang diberikan. Data yang diperoleh dianalisis dengan

statistik deskriptif.

Hasil dari penelitian ini adalah pada siklus pertama rerata nilai

ulangan harian siswa sebesar 7,06 dan rerata nilai ulangan harian pada

siklus kedua sebesar 5,9 sedangkan rerata nilai di siklus ketiga sebesar

7.09. Dari hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran kooperatif tipe STAD mampu meningkatkan hasil belajar siswa hingga memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Penelitian

tersebut mempunyai relevansi terhadap peningkatan hasil belajar

kompe-tensi pembuatan pola rok pias melalui metode pembelajaran STAD

berban-tuan Macromedia Flash di SMK Karya Rini YHI Kowani Yogyakarta.

5. Djoko Santoso dan Umi Rokhayati, penelitian yang berjudul “Upaya Me

-ningkatkan Kualitas Pembelajaran Rangkaian Listrik Melalui Pembelajaran

(53)

Penelitian bertujuan meningkatkan kualitas pembelajaran rangkaian

listrik melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD serta mema-parkan tanggapan mahasiswa Elektronika FT UNY terhadap implementasi

pembelajaran kooperatif tipe STAD. Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas. Pelaksanaan tindakan berlangsung 2 siklus, tiap siklus

terdiri dari 4 kegiatan, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan

refleksi. Lokasi penelitian di Jurdiknik Elektronika FT UNY, mulai bulan

September–Nopember 2007. Subyek penelitian mahasiswa D3 reguler Prodi

Teknik Elektronika yang mengambil mata kuliah rangkaian listrik.

Pengum-pulan data dengan teknik dokumentasi, observasi, dan tes. Analisis data

dilakukan dengan kuantitatif dan deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pendekatan pembelajaran

kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan kualitas pembelajaran rang-kaian listrik. Hasil belajar mahasiswa mengalami peningkatan, dari rerata

67,47 siklus I menjadi 74,78 siklus II. Sebesar 78,30% mahasiswa member

tanggapan setuju terhadap implementasi pembelajaran kooperatif tipe

STAD.

C.Kerangka Berpikir

Permasalahan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan

kompetensi dalam mengikuti pembelajaran pola rok pias. Proses pembelajaran

masih mengalami banyak kendala, diantaranya siswa cenderung bosan,

ku-rang termotivasi, kuku-rang aktif dan kuku-rang bersemangat dalam mengerjakan

tugas, pekerjaan rumah banyak yang tidak mengerjakan dengan bermacam

Gambar

Tabel 1. Kompetensi Kejuruan Bidang Keahlian Busana Butik
Gambar 1. Pola Dasar Rok Skala 1:8
Gambar 2. Rok Pias 4
Tabel 2. Sintaks Metode Pembelajaran Kooperatif TIPE STAD
+7

Referensi

Dokumen terkait

pada siklus I mengalami beberapa kendala. Kendala tersebut antara lain : 1) waktu yang kurang di kelola dengan baik sehingga melebihi batas waktu yang ditentukan,

Macromedia Flash 8. Pengumpulan data dilakukan melalui : 1) wawancara digunakan untuk memperoleh informasi dari guru kelas tentang permasalahan yang dihadapi siswa,

Persiapan pembuatan pola dilakukan dengan menyiapkan alat dan bahan. Pada siklus pertama masih ada alat yang tidak dibawa oleh beberapa siswa seperti pensil merah biru dan

Uji validitas dan reabilitas instrumen lembar observasi, angket, post test menggunakan validitas konstruk dengan meminta pertimbangan kedua ahli (Jugment Expert )

a) Perencanaan pembelajaran dibuat oleh peneliti berkolaborasi dengan guru sesuai dengan prosedur penelitian, perencanaan pada siklus pertama adalah materi pembuatan pola

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Minat belajar siswa yang diajar dengan menggunakan media Macromedia Flash MX lebih tinggi daripada minat belajar siswa yang

Hasil penelitian menunjukan bahwa flash card sebagai usaha untuk meningkatkan pola makan sehat yang dilakukan dari siklus I dan II semakin baik sehingga terjadi adanya

KESIMPULAN Adanya peningkatan kemampuan menganalisis unsur pembangun puisi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilakukan pada siklus I, II dan III baik