• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pencegahan Toxoplasmosis Pada Manusia (Studi Pustaka).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pencegahan Toxoplasmosis Pada Manusia (Studi Pustaka)."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Toxoplasmosis adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit intraseluler yang dikenal dengan nama Toxoplasma gondrr . Pada umumnya infeksi Toxoplasma pada manusia tidak menimbulkan gejala klinik yang membahayakan secara langsung. Namun apabila infeksi tsb mengenai penderita imunodefisiensi dan wanita hamil dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan yang cukup serius.

Dengan mengenal toxoplasmosis lebih baik lagi terutama cara-cara infeksi dan pencegahannya pada manusia, diharapkan kekhawatiran akan dampak dan penyebaran dari infeksi Toxoplasma dapat diatasi.

Infeksi Toxopalsma terjadi pada manusia melalui berbagai cara oleh semua stadium infektif dari Toxoplasma gondrr (ookista, trofozoit, kista jaringan). Toxoplasmosis pada manusia dipenganihi oleh beberapa faktor yaitu: keadaan geografis, status immunologis (umur), pekerjaan, riwayat kontak dengan hospes definitif, dan kebiasaan hidup seseorang. Pencegahan terhadap infeksi Toxoplasma pada prinsipnya dilakukan dengan mencegah masuknya staduim- stadium infektif dari Toxoplasma gondrr. Tindakan-tindakan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain: makan daging yang matang, minum susu yang telah dipasteurisasi, mencegah kontaminasi makanan dan minuman dari tinja kucing, dan selalu mencuci sayur-sayuran dan buah-buahan dengan bersih.

Mengingat penyebarannya yang sangat luas dan dampak yang ditirnbulkannya maka perlu ditingkatkan upaya-upaya penanggulangannya secara tepat. Upaya pencegahan kiranya merupakan langkah awal yang tepat dalam upaya penangbwlangannya.

Dalam rangka menurunkan angka kasus toxoplasmosis di Indonesia kiranya diperlukan kerjasama yang baik antara berbagai pihak (pemerintah, petugas kesehatan, masyarakat).

(2)

A BSTRA CT

Toxoplasmosis is an infection caused by intracellular paracites known as Toxoplasma gondii. Generally Toxoplasma to humans doesn ‘t cause any dangerous clinical signs directly. Hut

if

happens to those who suffers from immunodeficiency and pregnant women could cause se veral serious health problems.

By knowing toxoplasmosis better especially its infection and its prevention methods to humans, it is expected anxiety

of

the dangers and spreadings

of

Toxoplasma can be overcome.

Toxoplasma could infect humans by all means

of infective stadia (oocyst,

tachyzoite, tissue cyst). The infection process to humans i s affected by several factors namely geographical conditions, immunology status (age), occupations, contact history with definitive host, and one ‘s living habits. Preventions of T o x o p l a s m a are fundamentally done by avoiding the entrance of in fective stadia

of

Toxoplasma gondii. Preventive actions that can he done such us : consuming fully-cooked meat and pasteurised / fertilized milk, avoiding food contamination by cats’ feces, and always wash your fruit and vegetables clean.

Considering its wide spreadings and the dangers it causes, it is needed to further improve i t s overcoming methods effectively. Preventions ure prefer os the

beginning step in its overcoming methods.

In order to reduce the number of toxoplasmosis cases in Indonesia, good

cooperations from many authorities are well needed (government, medical

(3)

DAFTAR ISI

1.1 Latar Belakang 1.2 ldentifikasi Masalah I .3 Maksud dan Tujuan 1 .4 Kegunaan

BAB II TlNJAUAN PUSTAKA

2. 1 .1 Sejarah

2.2 Toxoplasmosis Pada Manusia 2.2.1 Epidemiologi 2.2.2 Infeksi

2.2.1 Cara-Cara lnfeksi

2.2.2 Faktor Pendukung lnfeksi 2.2.3 Patogenesis

2.2.4 Patologi

2.2.4.1 Perubahan Jaringan Secara Umum 2.2.4.2 Perubahan Pada Otak

2.2.3.3 Perubahan Pada Mata

(4)

2.2.4.4 Perubahan Pada Kelenjar Getah Bening 2.2.4.5 Perubahan Pada Plasenta

2.2.4.6 Perubahan Pada Otot 2.2.4.7 Perubahan Pada Paru-Paru 2.2.5 Gejala Klinis

2.2.6 Diagnosis 2.2.7 Diagnosis Banding

2.2.8 Kompl ikasi 2.2.9 Prognosis 2.2.10 Indikasi Terapi 2.2.1 1 Terapi

2.2.12 Usaha-usaha Pencegahan

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HlDUP PENULIS

(5)

BAB I

PENDAHULU AN

1.1 Latar Belakang

Toxoplasmosis adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit intraseluler dari

kelas Sporozoa yang dikenal dengan nama Toxoplasma gondii

(Biosci,200 1 ;Drugbase,2000;Toxo;2000). Toxoplasma gondii dapat menginfeksi

burung, hewan berdarah panas di seluruh dunia termasuk manusia (Biosci,2000 ;

CDC,200 1 ; Toxo,2000).

Sejak beberapa tahun terakhir, infeksi Toxoplasma menjadi suatu masalah yang

menarik perhatian banyak ahli dari berbagai cabang ilmu kedokteran di seluruh

dunia. Bahkan akhir-akhir ini dengan meningkatnya jumlah penderita AIDS di

seluruh dunia, masalah ini menjadi sangat penting karena toxoplasmosis

merupakan infeksi oportunistik yang dapat berubah sifatnya dari infeksi yang

laten menjadi infeksi yang akut dan fatal pada penderita imunodefisien. Di

samping itu, meskipun pada umumnya infeksi Toxoplasma pada manusia tidak

menimbulkan gejala klinik yang membahayakan secara langsung, tetapi karena

penyebarannya yang sangat luas, dan peranan infeksi Toxoplasma ini pada

masalah kesehatan reproduksi, seperti : kasus-kasus infertilitas, abortus dan

kemungkinan cacat kongenital yang dapat terjadi pada janin atau bayi dari seorang

ibu hamil yang terinfeksi Toxoplasma maka dirasakan perlu untuk melakukan

upaya penanggulangan dan pencegahan terhadap infeksi i ni secara tepat.

(Wratsangka,l991).

Di Indonesia khususnya, kasus-kasus toxoplasmosis yang berhubungan dengan

kesehatan reproduksi terutama toxoplasmosis kongenital semakin meningkat

setiap tahunnya. Hal ini mungkin dikarenakan publikasi toxoplasmosis di

Indonesia masih jarang dilakukan sehingga pengetahuan masyarakat tentang

toxoplasmosis sangatlah kurang. Banyak orang hanya mengetahui atau bahkan

khawatir secara berlebihan bahwa toxoplasmosis dapat membahayakan

(6)

2

kehamilan. Namun darimana infeksi tersebut didapat dan bagaimana cara

pencegahannya, masih merupakan pertanyaan besar bagi mereka. Ketidaktahuan

tersebut seringkali menggiring masyarakat kepada tindakan-tindakan yang kurang

tepat dalam menanggulangi toxoplasmosis (Kompas, 1 998;Kompas2000).

1.2 Identifikasi Masalah

Dari uraian di atas dapat dirumuskan pokok masalah yang menjadi pendorong

untuk melakukan penulisan karya tulis ilmiah ini, sebagai berikut:

I . Bagaimana cara-cara infeksi dari Toxoplasma gondii pada manusia?

2. Bagaimana cara-cara pencegahan toxoplasmosis yang tepat pada manusia?

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud : menjelaskan cara-cara infeksi dari Toxoplasma gondii pada manusia

beserta cara-cara pencegahannya.

Tujuan : Agar kekhawatiran akan dampak dan penyebaran dari infeksi

Toxoplasma dapat diatasi dengan inamahami dan melakukan tindakan

pencegahan yang tepat.

1.4 Kegunaan

Dengan mengenal toxoplasmosis lebih baik lagi terutama cara-cara infeksi

beserta pencegahannya pada manusia terutama wanita hamil diharapkan angka

kasus kegagalan kehamilan yang berhubungan dengan toxoplasmosis dapat

diturunkan, dalam rangka inencapai sumber daya manusia yang lebih unggul dan

(7)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpilan

In feksi Toxoplasma ini diperoleh oleh manusia melalui berbagai cara oleh

semua stadium infektif dari parasit (kista, ookista, trofozoit):

1. Transmisi melalui ookista matang Toxoplasma gondii: cara oral.

2 . Transmisi melalui kista Toxoplasma gondii: cara oral, transplantasi.

3. Transmisi melalui trofozoit Toxoplasma gondii: cara oral, inokulasi,

transplasental.

Beberapa tindakan pencegahan yang dapat diambil adalah pada dasarnya

dengan menghindari masuknya stadium-stadium infektif Toxoplasma gondii

(ookista, trofozoit, kista):

I . Pencegahan transmisi melalui ookista matang Toxoplasma gondii: menutup

makanan dan minuman dengan rapat untuk mencegah terjadinya kontaminasi

oleh vektor yang dapat memindahkan ookista dari tinja kucing (lalat, lipas,

kecoa), mencuci sayur-sayuran dan buah-buahan dengan bersih,

membersihkan tinja kucing setiap hari, mencegah kucing peliharaan agar tidak

terkena toxoplasmosis, mengobati kucing peliharaan yang telah terinfeksi

Toxoplasma.

2. Pencegahan transmisi melalui kista Toxoplasma gondii: memakan daging

yang telah dimasak dengan sempurna, menangani daging mentah dengan hati-

hati.

3. Pencegahan transmisi melalui trofozoit Toxoplasma gondii: meminum susu

yang telah dipasteurisasi, memakan prodik-produk dari susu (keju, mentega)

yang telah dipasteurisasi.

(8)

35

3.2 Saran

Dalam rangka menurunkan angka kasus-kasus toxoplasmosis di Indonesia

(terutama yang berhubungan dengan kehamilan) diperlukan kerjasama dari

berbagai pihak yaitu antara pihak pemerintah, petugas kesehatan (dokter, bidan),

dan masyarakat. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan antara lain:

I .

2.

3 .

4.

5 .

6.

Masyarakat harus menjaga kesehatan pribadi dan lingkungan.

Dilakukan penyuluhan bahaya toxoplasmosis pada wanita hamil di posyandu-

posyandu dan tempat praktek dokter.

Publikasi bahaya toxoplasmosis pada wanita hamil melalui media massa.

Penel itian tentang cara mendesinfeksi stadium ookista dari Toxoplasma gondii

menggunakan amonia patut dikembangkan, karena mudah dilakukan dan

bahannya mudah didapat.

Penelitian tentang cara mendesinfeksi stadium ookista dari Toxoplasma gondii

menggunakan zat-zat lain selain amonia juga patut dikembangkan lebih lanjut.

Penelitian jangka panjang terhadap penyakit ini masih dibutuhkan terutama di

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Anugerah PI. ,Hartanto H .,Saragih K. 1995.Transmisi zoonosis Infeksi yung

Azliali H. 1 994.Toxoplasinosis.Penyakit infeksi-tropik,halaman 43-50.

Boedjaiig RF.,Pusponegoro HD. 1990.Toksoplasmosis pada bayi dan anak. ditularkan dari hewan ke manusia.Jakarta:EGC

Dalain S. Gandahusada dan I. Sutanto : Kumpulan makalah simpositum

toxoplasmosis.Jakarta.Balai Penerbit.

dan penatalaksanaannya.Medika,halaman 297-304.

in feksi toxoplasma. Dalain S. Gandahusada dan I. Sutanto : makalah simposium toxoplasmosis.Jakarta.Balai Penerbit.

Chandra G.200 1 .Toxoplasma gondii:aspek biologi, epidemiologi, diagnosis,

Cornain S , dkk . 1990 . Aspek imunologi dan pendekatan imunoterapi pada

Kumpulan

Gandahusada S . 1990 . Toxoplasmosis : epideiniologi , patogenesis , dan diagnostik.

s imposium toxoplasma osis. Jakarta. Balai Penerbi t .

Dalain S. Gandahusada dan I Sutanto:kumpulan makalah

Gandahusada S., 1 992,Diagnosis dan penatalaksanaan toxoplasma.Majalah

H t t p : /heal th .y ahoo , coin. 200 1 . Toxoplasmosis. I It t p : //w w w . T roj ov sky. n et .2 0 0 os is.

1 1 .Toxoplasma gondii(toxoplasmosis).

.cdc. gov.200 1 .Toxoplasmosis.

Http://www.efainc.org.htm.200.CFA health committee-toxoplasmosis &

parasitologi indonesia 5.

pregnan c .

_- Http://www.Entrez-PubMed.htm.200 1 .Fulminant toxoplasmosis i n a heart

~ isp nlan t re c ip it.) I t.

I t t p ://www. kompas. coin. 2 000. Toxoplasma tak selalu dari kucing.

Http://www.kompas.com.200 Virus seorang ibu hamil makin meningkat.

Http://www.kompas.com 1998,Reugensia “Toxoplasma dun rubella habis.

.ca.2000. Toxoplasmosis

t tt p ://www. drugbase.co. za.2000.Toxoplasmosis

ttp: //www . toxo. org. uk. 2000.The toxoplasmosis trust

(10)

Joss AWL . Yen DOH . 1992 . Human toxoplasmosis . New York : Oxford University Press.

Jakarta: EGC.

Laurentz IR.,Rampengan PH. 1993. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anuk.

Matondang CS. 1 993 .Diagnosis toxoplasmosis pada anak dipandang dari sudut klinis dan imunologis.Dalam :Diskusi panel diagnosis dun terapi toxoplasmosis. Jakarta. Balai Penerbit .

Mulyono MPE. 1991 .Toxoplasmosis.Ikhtisar zoonosis,halaman 1 13-1 14.

Nasar IM . Taufik E . 1990 . Peran perneriksaan histopatologi pada

toksoplasmosis.Dalam S. Gandahusada dan 1. Sutanto:Kumpulan makalah simposiumtoxoplasmosis Jakarta.Balai Penerbit.

panel diugnosis dun terapi toxoplasmosis. Jakarta.Balai Penerbit.

Nasar IM . 1993 . Reaksi jaringan tubuh pada toxoplasmosis . Dalam:diskusi

Maloet S. 1990.Toxoplasmosis di indonesia.Cermin dunia kedokteran,34-35

Soedarto. 1 990.Protozoologi kedokteran. Jakarta: Widya Medika.

Soemarsono H.1990.Toksoplasmosis beberapa masalah klinik toksoplasinosis pada penderita dewasa dan penderita imunodeffisiensi

Gandahusada dan I . Sutanto : Kumpulan makalah simposium toxoplasmosis. Jakarta.Balai Penerbit .

Dalam S . Gandahusada,H .D.llahude,W .Pribadi .: Parasitologi kedokteran.

Jakarta Gaya Rani.

Sukarban S . ,Zubaidi J . 1990 . Pengobatan toksoplasinosis ditinjau dari segi

fatmakologi.Dalam S.Gandahusada dan I.Sutanto:Kumpulan makalah simposium toxoplasmosis. Jakarta. Balai Penerbi t .

Tadjuddin M . 1997 . Kehamilan dengan toxoplasmosis . Ebers papyrus halaman 107- I 13.

Dalam S.

Staf Pengajar Bagian Parasitologi FK UI Jakarta . 1992 . Toxoplasma gondii.

Wishnuwardani SD . I990 . Risiko toksoplasinosis terhadap kesehatan reproduksi.Dalam S.Gandahusada dan I.Sotanto: Kumpulan makalah

simposium toxoplasmosis Jakarta. Balai Penerbi t .

Wratsangka R . 1991 . Resiko infeksi toxoplasma pada kehamilan dan

Referensi

Dokumen terkait

menyarankan tiga hal, yaitu (1) Diharapkan kepada para guru khususnya guru bidang studi fisika agar kiranya dapat menggunakan metode ekspositori dengan pemberian

Tarik garis AC ; garis AC sama dengan garis/bidang longsor yang terjadi rupture line Dengan J sebagai pusat lingkaran, lingkaran JC memotong AE di M sehingga terbentuk segi tiga

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan telah diuraikan dapat ditarik kesimpulan, yaitu ada hubungan yang signifikan antara pola pemberian ASI eksklusif

Auditor internal harus memiliki keahlian dan memastikan bahwa perusahaan tersebut telah melakukan praktik-praktik dalam penerapan prinsip-prinsip good governance yang

Saya Saya yakin yakin bahwa bahwa tidak tidak banyak banyak yang yang dapat dapat dipela dipelajari jari mengena mengenai bim i bimbingan bingan bagi bagi orang lain;

Dengan adanya perencanaan yang baik, penerapan TI diharapkan mendapatkan hasil yang maksimal, dan dengan memperhatikan kebutuhan bisnis dari fungsi

(1) Penggunaan kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (1) yang mengakibatkan kerusakan hutan, wajib dilakukan reklamasi dan atau rehabilitasi sesuai dengan pola

Dari gambar 4.2 dan 4.3 dapat dilihat bahwa nilai kecepatan reaksi dengan menggunakan katalis HCl adalah -0,0762 hal ini dikarenakan nilai konversi pati yang relatif menurun