• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh kompensasi, komunikasi, dan kondisi kerja terhadap kepuasan kerja : studi kasus pada karyawan divisi SDM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh kompensasi, komunikasi, dan kondisi kerja terhadap kepuasan kerja : studi kasus pada karyawan divisi SDM."

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUASAN KERJA

Studi Kasus pada Karyawan divisi SDM & Umum, Sekretariat, Agrowisata PT. Madubaru Bantul Yogyakarta

Suci Astuci Rahayu Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompensasi, komunikasi dan kondisi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan. Sampel dalam penelitian ini adalah Karyawan/ti Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta yang berjumlah 50 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan teknik analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompensasi, komunikasi dan kondisi kerja secara bersama-sama mempengaruh ikepuasan kerja karyawan. Hasil lain menunjukkan bahwa secara parsial kompensasi dan kondisi kerja mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, sedangkan komunikasi secara parsial tidak mempengaruhi kepuassan kerja karyawan.

(2)

THE EFFECT OF COMPENSATION, COMMUNICATIONAND GORKING CONDITION JOB SATISFACTION

Case study on sugar factory Employees Madukismo Yogyakarta

SuciAstuciRahayu Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2014

This research aims to know the effect of compensation, communication, and working condition on employee job satisfaction. The sample of this research is 50 sugar factory employees Madukismo Yogyakarta chosen under purposive sampling. The data gathering technique appliedis questionnaire. The data analysis technique used is multiple regression analysis. The result of this study shows that compensation, communication and working condition simultan eously influence the employee job satisfaction. The result also shows that partially compensation and communication influence the employees job satisfaction, whereas communication partially do not influence the employees job satisfaction.

(3)

i

PENGARUH KOMPENSASI, KOMUNIKASI DAN KONDISI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA

Studi Kasus pada Karyawan Divisi SDM dan umum, sekretariat, agrowisata PT Madubaru Bantul Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh : Suci Astuci Rahayu

NIM: 102214090

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(4)

PENGARUH KOMPENSASI, KOMUNIKASI DAN KONDISI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA

Studi Kasus pada Karyawan Divisi SDM dan umum, sekretariat, agrowisata PT Madubaru Bantul Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh : Suci Astuci Rahayu

NIM: 102214090

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

MOTTO

Jangan berputus asa jika menghadapi kesulitan karena setiap tetes air hujan yang

jernih berasal daripada awan yang gelap

Kesabaran adalah obat terbaik dari segala kesulitan

Orang yang ingin sukses harus menyukai kelelahan akibat bekerja

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus, Bapak, Ibu,

(8)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Suci Astuci Rahayu

Nomor Mahasiswa : 102214090

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma Karya Ilmiah sayayanhg berjudul :

Pengaruh Kompensasi, Komunikasi dan Kondisi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Studi Kasus Pada Karyawan Divisi SDM dan Umum, Sekretariat, Agro wisata PT Madubaru Yogyakarta. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan ,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau

media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya

maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya,

sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal, 16 Desember 2014

Yang menyatakan

(9)

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

PENGARUH KOMPENSASI, KOMUNIKASI DAN KONDISI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA

Studi Kasus pada Karyawan Divisi SDM dan Umum, Sekretariat, Agro wisata PT Madubaru Yogyakarta

Dan diajukan untuk diuji pada tanggal, 2014 adalah hasil karya saya. Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Allah atas karunia dan rahmat-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Kompensasi, Komunikasi dan Kondisi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja: Studi

Kasus pada Karyawan Divisi SDM dan Umum, Sekretariat, Agro Wisata PT

Madubaru Yogyakarta”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen, Jurusan

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulisan skripsi ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan berbagai

pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma

3. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku Pembimbing I. Yang telah

mengarahkan dan membimbing penulis dengan sabar.

4. Bapak V. Mardi Widyadmono, SE., MBA., selaku pembimbing II, yang telah

mengarahkan dan membimbing penulis dengan kesungguhan hati sehingga

skripsi ini menjadi lebih sempurna.

5. Ibu Retna Isharsriyani, selaku Kepala Bag. SDM dan Umum PT Madubaru

yang telah memberikan ijin sehingga penulis dapat melakukan penelitian ini.

6. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

7. Bapak dan Ibuku yang telah memberikan dukungan moral, doa, nasehat dan

kehidupan yang layak bagiku.

8. Saudara perempuanku Sukris Setyowati dan saudara laki-laki Tri Yosua

Daniel, terima kasih atas dukungan dan doa kalian.

9. Teman masa depanku Nandaz, terima kasih untuk dukungan dan doamu.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

(11)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena

keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna

menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat

menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan dalam menyusun skripsi.

Yogyakarta, 16 Desember 2014

Penulis

Suci Astuci Rahayu

(12)
(13)
(14)

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Definisi Operasional ... 35

Tabel IV.1 Formasi karyawan per April ... 56

Tabel V.1 Identitas Responden dilihat dari Jenis kelamin ... 60

Tabel V.2 Identitas Responden dilihat dari usia ... 60

Tabel V.3 Identitas Responden dilihat dari pendidikan ... 61

Tabel V.4 Identitas Responden dilihat dari Pendapatan per bulan 62

Tabel V.5 Hasil Uji Validitas ... 63

Tabel V.6 Hasil Uji Reliabilitas ... 64

Tabel V.7 Hasil Uji Multikolinieritas... 66

Tabel V.8 Hasil Uji t ... 68

Tabel V.9 Hasil Uji Adjusted R Square ... 71

Tabel V.10 Hasil Uji F ... 71

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Kerangka Konseptual ... 30

Gambar IV.1 Struktur Organisasi ... 49

Gambar V.1 Grafik Hasil uji Normalitas ... 65

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ... 88

Lampiran 2 Lembar Kuesioner ... 89

Lampiran 3 Hasil Rekapitulasi Responden ... 94

Lampiran 4 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 101

Lampiran 5 Uji Asumsi Klasik ... 105

Lampiran 6 Uji t ... 108

(17)

ABSTRAK

PENGARUH KOMPENSASI, KOMUNIKASI, DAN KONDISI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN

Studi Kasus pada Karyawan divisi SDM & Umum, Sekretariat, Agrowisata PT. Madubaru Bantul Yogyakarta

Suci Astuci Rahayu Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kompensasi, komunikasi dan kondisi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan. Sampel dalam penelitian ini adalah Karyawan/ti Pabrik Gula Madukismo Yogyakarta yang berjumlah 50 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan teknik analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompensasi, komunikasi dan kondisi kerja secara bersama-sama mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Hasil lain menunjukkan bahwa secara parsial kompensasi dan kondisi kerja mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, sedangkan komunikasi secara parsial tidak mempengaruhikepuassan kerja karyawan.

(18)

ABSTRACT

THE EFFECT OF COMPENSATION, COMMUNICATION AND WORKING CONDITION ON EMPLOYEE JOB SATISFACTION

Case study on sugar factory Employees Madukismo Yogyakarta

Suci Astuci Rahayu Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, 2014

This research aims to know the effect of compensation, communication, and working condition on employee job satisfaction. The sample of this research is 50 sugar factory employees Madukismo Yogyakarta chosen under purposive sampling. The data gathering technique applied is questionnaire. The data analysis technique used is multiple regression analysis. The result of this study shows that compensation, communication and working condition simultaneously influence the employee job satisfaction. The result also shows that partially compensation and communication influence the employees job satisfaction, whereas communication partially do not influence the employees job satisfaction.

(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap organisasi baik itu swasta maupun pemerintah akan berupaya dan

berorientasi pada tujuan jangka panjang yaitu berkembangnya organisasi

yang diindikasikan dengan meningkatnya pendapatan, sejalan pula dengan

meningkatnya kesejahteraan para pegawainya. Tetapi dalam prakteknya

untuk mencapai tujuan tersebut organisasi sering menghadapi kendala, yang

salah satu faktornya adalah ketidakpuasan kerja dari para pegawainya.

Sebagai akibatnya dapat berpengaruh kepada kinerja pegawai maupun kinerja

organisasi secara keseluruhan, maka dari itu setiap organisasi dituntut untuk

memenuhi segala kebutuhan para pegawai. Semakin terpenuhi kebutuhan

pegawai semakin tinggi pula tingkat kepuasan para pegawai.

Suatu organisasi tentunya membutuhkan berbagai sumber daya, seperti

modal, material dan mesin. Organisasi juga membutuhkan sumber daya

manusia, yaitu para karyawan. Karyawan merupakan sumber daya yang

penting bagi organisasi, karena memiliki bakat, tenaga dan kreativitas yang

sangat dibutuhkan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya. Sebaliknya,

sumber daya manusia juga mempunyai berbagai macam kebutuhan yang ingin

dipenuhinya. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan inilah yang dipandang

sebagai pendorong atau penggerak bagi seseorang untuk melakukan sesuatu,

(20)

Kepentingan para pekerja harus mendapat perhatian dalam arti bahwa

kompensasi yang diterimanya atas jasa yang diberikan kepada organisasi

harus memungkinkannya mempertahankan harkat dan martabatnya sebagai

insan yang terhormat. Tegasnya kompensasi tersebut memungkinkannya

mempertahankan taraf hidup yang wajar dan layak serta hidup mandiri tanpa

menggantungkan pemenuhan berbagai jenis kebutuhannya pada orang lain.

Sistem imbalan yang baik adalah sistem yang mampu menjamin kepuasan

para anggota organisasi yang pada gilirannya memungkinkan organisasi

memperoleh, memelihara dan memperkerjakan sejumlah orang yang dengan

berbagai sikap dan perilaku positif bekerja dengan produktif bagi kepentingan

organisasi.

Kompensasi adalah hal yang diterima oleh pegawai, baik berupa uang atau

bukan uang sebagai balas jasa yang diberikan bagi upaya pegawai (kontribusi

pegawai) yang diberikan untuk organisasi. Bagi sebagian karyawan, harapan

untuk mendapatkan uang adalah satu-satunya alasan untuk bekerja, namun

yang lain berpendapat bahwa uang hanyalah salah satu dari banyak kebutuhan

yang terpenuhi melalui kerja. Seseorang yang bekerja akan merasa lebih

dihargai oleh masyarakat di sekitarnya, dibandingkan yang tidak bekerja.

Mereka akan merasa lebih dihargai lagi apabila menerima berbagai fasilitas

dan simbol-simbol status lainnya dari organisasi dimana mereka bekerja.

Kondisi kerja merupakan lingkungan dimana karyawan melaksanakan

tugas atau pekerjaannya sehari-hari. Kondisi kerja dapat berupa lingkungan

(21)

tempat parkir, ventilasi, kebersihan tempat kerja dan peralatan kerja. Kondisi

kerja yang kondusif akan meningkatkan motivasi kerja karyawan yang pada

gilirannya akan meningkatkan kepuasan kerja mereka. Kondisi kerja

seringkali menjadi penyebab ketidakpuasan kerja seseorang.

Berdasarkan uraian mengenai kompensasi, komunikasi dan kondisi kerja

diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang kemudian

akan dituangkan dalam bentuk tulisan ilmiah (skripsi) yang berjudul

“Pengaruh Kompensasi, Komunikasi dan Kondisi Kerja terhadap

Kepuasan Kerja”. B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang

menjadi masalah pokok dalam penulisan ini, yaitu :

1. Apakah kompensasi, komunikasi dan kondisi kerja secara bersama-sama

berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan ?

2. Apakah kompensasi, komunikasi dan kondisi kerja secara parsial

(22)

C. Pembatasan Masalah

Sehubungan dengan banyaknya masalah yang ada, maka dalam penelitian

ini adanya pembatasan masalah yang membahas tentang bagaimana pengaruh

kompensasi, komunikasi dan kondisi kerja terhadap kepuasan kerja :

1. Responden yang meliputi : Karyawan bagian Sdm dan Umumpabrik gula

Madukismo Bantul Yogyakarta.

2. Variabel yang akan diteliti adalah kompensasi, komunikasi, kondisi kerja

dan kepuasaan kerja.

3. Kepuasan kerja yang dimaksud dalam penelitian meliputi kepuasan pada

pembayaran, kepuasan terhadap lingkungan kerja dan kepuasan kerja

terhadap hubungan antar atasan dan bawahan.

D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang diambil, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh kompensasi, komunikasi, dan kondisi kerja

secara bersama-samaterhadap kepuasan kerja.

2. Untuk mengetahui pengaruh kompensasi, komunikasi, kondisi kerja secara

(23)

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Organisasi

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan masukan

bagi organisasi dalam upaya meningkatkan kepuasan kerja karyawan.

2. Bagi Universitas

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian lebih lanjut guna

untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh

kompensasi, komunikasi dan kondisi kerja terhadap kepuasan kerja.

3. Bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dan wacana untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan tentang manajemen sumber daya

manusia khususnya yang berhubungan dengan kompensasi, komunikasi

(24)

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Manajemen Sumber Daya Manusia

Istilah manajemen SDM sering disepadankan dengan istilah

manajemen personalia, manajemen sumber daya insane, manajemen

kepegawaian, manajemen perburuhan, manajemen tenaga kerja

administrasi personil, administrasi kepegawaian dan berbagai istilah

lainnya.

Menurut Veithzal Rivai (dalam Suwatno dan Donni 2011:29),

manajemen Sdm merupakan salah satu bidang dari manajemen umum

yang meliputi segi-segi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan

dan pengendalian. Proses ini terdapat dalam fungsi/bidang produksi,

pemasaran, keuangan maupun kepegawaian karena sumber daya

manusia (SDM) dianggap semakin penting perannya dalam pencapaian

tujuan perusahaan, maka berbagai pengalaman dan hasil penelitian

dalam bidang SDM dikumpulkan secara sistematis dalam apa yang

disebut manajemen sumber daya manusia. Istilah manajemen

mempunyai arti sebagai kumpulan pengetahuan bagaiamana

(25)

2. Kompensasi

a. Pengertian Kompensasi

Ada beberapa definisi mengenai kompensasi, diantaranya adalah :

1) Kompensasi adalah setiap bentuk pembayaran yang diberikan

kepada karyawan sebagai pertukaran pekerjaan yang mereka

berikan kepada majikan.

2) Kompensasi merupakan pemberian imbalan jasa yang layak dan

adil kepada karyawan-karyawan karena mereka telah memberi

sumbangan kepada pencapaian organisasi.

b. Asas-asas Kompensasi

1) Asas Keadilan

Kompensasi mempengaruhi perilaku karyawan dalam

organisasi sehingga pemberian kompensasi yang tidak

berdasarkan asas keadilan akan mempengaruhi kondisi kerja

karyawan. Yang dimaksud asas keadilan ialah adanya konsitensi

imbalan bagi para karyawan yang melakukan tugas dengan bobot

yang sama. Dengan kata lain, kompensasi karyawan disuatu jenis

pekerjaan dengan kompensasi karyawan dijenis pekerjaan

lainnya, yang mengerjakan pekerjaan dengan bobot yang sama

(26)

2) Asas Kelayakan dan Kewajaran

Kompensasi yang diterima karyawan harus dapat memenuhi

kebutuhan dirinya serta keluarganya, pada tingkatan yang layak

dan wajar. Sehingga besaran kompensasi yang akan diberikan

akan mencerminkan status, pengakuan, dan tingkat pemenuhan

kebutuhan yang akan dinikmati oleh karyawan beserta

keluarganya. Pola ukur layak memang bersifat relatif, tetapi

penetapan besaran minimal kompensasi yang akan diberikan oleh

perusahaan harus mengacu kepada standar hidup daerah, dengan

berpijak kepada standar upah minimum regional (UMR), baik

ditingkat provinsi, maupun tingkat kota/kabupaten.

c. Kompensasi Tunjangan

Simamora (dalam Kadarisman 2012:118) mengemukakan:”

tunjangan karyawan adalah pembayaran-pembayaran (payment) dan

jasa-jasa (services) yang melindungi dan melengkapi gaji pokok, dan

perusahaan membayar semua atau sebagian dari tunjangan ini”.

Sedangkan Wungu dan Brotoharsojo (dalam Kadarisman 2012:118)

menyatakan:”tunjangan atau fringe and benefit adalah komponen

imbalan jasa atau penghasilan yang tidak terkait langsung dengan

berat ringannya tugas jabatan dan prestasi kerja pegawai atau

merupakan indirect compensation.”

Lebih lanjut dijelaskan bahwa pemberian tunjangan pada

(27)

kebutuhan pegawainya akan rasa nyaman (security need), sebagai

bentuk pelayanan kepada pegawai (employee services) serta

menunjukan tanggung jawab sosial perusahaan (company social

responsibility) kepada para pegawainya.

d. Tujuan Tunjangan

Simamora (dalam Kadarisman 2012:119) mengemukakan bahwa

tujuan dari tunjangan adalah untuk membantu organisasi memenuhi

satu atau lebih dari tujuan-tujuan berikut: 1) meningkatkan moral

karyawan; 2) memotivasi karyawan; 3) meningkatkan kepuasan

kerja; 4) mengikat karyawan baru; 5) mengurangi perputaran

karyawan; 6) menjaga agar serikat pekerja tidak campur tangan; 7)

menggunakan kompensasi secara lebih baik; 8) meningkatkan

keamanan karyawan; 9) mempertahankan posisi yang

menguntungkan; 10) meningkatkan citra perusahaan dikalangan

karyawan. Terlalu sering karyawan menerima tunjangan

sebagaimana apa adanya, dan organisasi tidak menghasilkan nilai

yang jelas apa pun dari setiap rupiah yang dikeluarkan.

e. Jenis-jenis Tunjangan

Jenis-jenis pelayanan dan program pelayanan yang diberikan

organisasi dapat berbeda-beda jenisnya dan jumlahnya, dan oleh para

ahli diklasifikasi secara berbeda. Menurut Gary Desler (dalam

(28)

1) Upah untuk waktu tidak bekerja, asuransi pengangguran, cuti

dan liburan, cuti sakit, dan uang pesangon.

2) Tunjangan asuransi yang meliputi kompensasi karyawan,

asuransi jiwa, asuransi rumah sakit, medis, dan cacat.

3) Tunjangan pensiun yang meliputi social security dan rencana

pensiun.

4) Tunjangan dinas karyawan yang meliputi tunjangan jasa

personel (credit union, jasa konseling, employee assistant plan,

jasa personel lain misalnya liburan, program penurunan berat

badan, tunjangan adopsi, country club perusaan, subsidy

cultural, program makan siang dan belajar, dan asisten rumah),

tunjangan jasa yang berhubungan dengan kerja misalnya

pengasuhan anak yang disubsidi (subsidized child care), dan

perawatan orang tua (elder care).

5) Program tunjangan fleksibel yang meliputi preferensi karyawan

atas aneka macam tunjangan dan pendekatan kafetaria (the

cafetaria approach).

Bila dilihat dari berbagai pendapat diatas, program tunjangan dan

peningkatan kesejahteraan dapat dikategorikan menjadi lima, yaitu:

(a) Pembayaran upah tidak bekerja dengan alasan tertentu,

(b) Jaminan terhadap resiko kerja,

(29)

(d) Program yang berkaitan dengan pengembangan diri karyawan,

dan

(e) Tunjangan yang diharuskan oleh undang-undang.

3. Komunikasi

a. Pengertian Komunikasi

Dalam kehidupan organisasional, pencapaian tujuan dengan

segala proses membutuhkan komunikasi yang efektif. Ditinjau dari

segi pembentukan perilaku administrasi yang diinginkan pun

komunikasi memainkan peranan yang turut menentukan, kalau

tidak dikatakan dominan.

Komunikasi merupakan suatu bidang yang sangat penting

dalam manajemen organisasi. Karena pada hakekatnya

me"manage" adalah "mencapai tujuan melalui orang lain" (getting

things done through others), maka seorang manajer harus dapat

berkomunikasi secara efektif dengan karyawan-karyawannya untuk

mencapai tujuan organisasi. Baik manajer yang menganut

pandangan tradisional maupun manajer yang meneria konsep

perilaku organisasi, berkepentingan untuk mengembangkan

komunikasi yang efektif. Para manajer tradisional menginginkan

instruksi-instruksi yang diberikan dapat dipahami bawahan dengan

cara membuka saluran komunikasi kebawah. Sedangkan para

manajer yang menganut aliran perilaku cenderung akan

(30)

sikap dan perasaan bawahan terhadap pekerjaan perusahaan,

supervisor dan lingkungan kerjanya. Mereka tidak hanya

menekankan arti pentingnya untuk mningkatkan jumlah saluran

komunikasi ke atas, tetapi juga berusaha menciptakan suatu iklim

organisasi yang "terbuka" guna meningkatkan kreativitas dan

pengawasan diri sendiri di antara sesama anggota organisasi.

Komunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan

manusia. Secara umum teori-teori komunikasi membantu kita

untuk memahami apa itukomunikasi dan bagaimana proses terkait

didalamnya.Organisasi merupakan salah satu wadah dimana orang

dapat menyalurkan kegiatan yang berhubungan dengan kebutuhan

sosial dan kebutuhan mengenai nilai dan kepuasan yang didapat

dari pekerjaan. Iklim komunikasi organisasi disini adalah kegiatan

pengiriman dan penerimaan informasi anggota dalam organisasi

yang akan dipengaruhi oleh beberapa faktor selama kegiatan

tersebut berlangsung.

b. Persyaratan Komunikasi

Keefektifan seorang komunikator dapat dievaluasi dalam hal

bagaimana sasaran seseorang dapat dicapai dengan baik. Wexsley &

Yukl mengemukakan tiga persyaratan dari komunikasi yang

berhasil dengan melihat tercapai tidaknya sasaran komunikasi,

yaitu: 1) perhatian (attention), 2) pemahaman (comprehension), dan

(31)

a) Perhatian.

Persyaratan pertama dari komunikasi yang berhasil adalah

perhatian yang di peroleh dari komunikan. Jika pesan di

kirimkan, tetapi komunikan mengabaikanya, maka usaha

komunikasi tersebut telah menemui kegagalan.

b) Pemahaman.

Keberhasilan komunikasi juga tergantung pada pemahaman

komunikasi atas pesan di terimanya. Jika komunikasi tidak

memahaminya,maka tidak mungkin menjelaskan dan

mempengaruhinya dengan berhasil.

c) Penerimaan

Persyaratan terakhir adalah penerimaan komunikasi atas

pesan. Sekalipun suatu pesan dipahami, namun komunikan

mungkin tidak yakin akan kebenaran informasi tersebut atau

mempertanyakan apakah komunikator benar-benar mengerti apa

yang dikatakanya.

Jika perhatian, memahami, dan penerimaan komunikan

terhadap pesan tersebut diatas dapat diperoleh, maka

kemungkinan besar akan dapat dicapai sasaran komunikasi

(32)

c. Komponen Dasar Komunikasi

1) Pengirim pesan

Pengirim pesan adalah individu atau orang yang mengirim

pesan.

2) Pesan

Pesan adalah informasi yang akan dikirimkan kepada si

penerima. Pesan dapat berupa pesan verbal dan non verbal.

Pesan verbal dapat secara tertulis dan lisan. Secara tertulis

seperti buku, majalah, memo, sedangkan secara lisan seperti

percakapan, tatap muka. Pesan non verbal berupa isyarat,

gerakan badan, ekspresi muka dan nada suara.

3) Saluran

Saluran adalah jalan yang dilalui pesan dari si pengirim dari ke

si penerima.

4) Penerima pesan

Penerima pesan adalah orang yang menganalisis dan

menginterpretasikan isi pesan yang diterima.

5) Timbal balik

Timbal balik adalah respon terhadap pesan yang diterima yang

dikirimkan kepada si pengirim pesan.

d. Jenis Komunikasi

Ada lima kategori komunikasi yang biasa dipakai dalam suatu

(33)

1) Komunikasi lisan dan tertulis

Dasar pengelompokan komunikasi lisan dan tertulis ini adalah

bentuk pesan yang akan disampaikan, terutama dalam

komunikasi antar pribadi. Komunikasi lisan lebih banyak orang

menyukai komunikasi lisan karena situasi keakraban yang

timbul, pesan lebih mudah dan cepat dikirimkan dengan biaya

lebih murah, sedangkan komunikasi tertulis ada beberapa

macam yaitu bentuk gambar atau foto, surat, blanko dan naskah

(Wursanto 1990:36).

2) Komunikasi verbal dan non verbal

Berdasarkan saluran menyampaikan pesan, dapat dibedakan

menjadi komunikasi verbal dan komunikasi non verbal.

Komunikasi verbal adalah tulisan atau lisan menggunakan

kata-kata untuk komunikasi, sedangkan komunikasi non verbal

adalah komunikasi melalui sarana elemen dan perilaku yang

tidak dapat disandi kedalam kata-kata (Silalahi 2002:374-376).

3) Komunikasi ke bawah, ke atas dan ke samping

Komunikasi vertikal yakni komunikasi dari atas ke bawah

dan dari bawah ke atas adalah komunikasi dari pimpinan kepada

bawahan dan dari bawahan ke pimpinan secara timbal balik

(two-way communication). Komunikasi ke bawah digunakan

untuk menyampaikan pesan yang berkenaan dengan

(34)

umum atau pesan yang berhubungan dengan tugas dan

pemeliharaan, sedangkan komunikasi ke atas biasanya berupa

laporan prestasi kerja, saran-saran, rekomendasi usulan

anggaran, pendapat atau opini dan keluhan permohonan

bantuan. Komunikasi dapat dilakukan secara langsung antara

pimpinan yang tertinggi dengan seluruh karyawan, bisa juga

bertahap melalui eselon-eselon yang banyak tergantung pada

besarnya dan kompleknya organisasi (Effendy 2000:123).

Komunikasi horizontal adalah komunikasi secara datar antara

anggota staff dengan anggota staff, karyawan dengan sesama

karyawan dan sebagainya. Berbeda dengan vertikal yang

sifatnya lebih formal, komunikasi horisontal sering kali

berlangsung tidak formal (Effendy 2000:124). Komunikasi

horisontal biasanya berhubungan dengan tugas atau tujuan

komunikasi seperti koordinasi, pemecahan masalah,

penyelesaian konflik dan saling memberi informasi.

4) Komunikasi Formal dan Informal

Dilihat dari bentuk saluran atau formalitas komunikasi,

maka dapat dibedakan menjadi komunikasi formal dan informal.

Komunikasi formal terjadi berdasarkan garis wewenang dan

tanggung jawab sebagaimana ditetapkan dalam jaringan struktur

organisasi (Silalahi 2002:376). Komunikasi formal berlangsung

(35)

manajemen guna menciptakan kondisi yang menyenangkan

sebaliknya komunikasi informal kadang-kadang disebut

grapevine karena informasi yang disampaikan dari satu orang ke

orang lain secara terus menerus sehingga akan kabur atau

hilang.

5) Komunikasi satu arah dan dua arah

Komunikasi satu arah (one-way communication),

komunikasi jenis ini berlangsung dari satu pihak saja, yaitu dari

pihak komunikator dan hanya menekankan pada penyampaian

pesan. Komunikasi satu arah ini cepat penyampaiannya,

menghemat waktu dan biaya namunh tidak memuaskan

penerima pesan karena tidak memperoleh penjelasan.

Komunikasi dua arah (two-way communication), komunikasi ini

mempunyai sistem umpan balik yang terpasang tetap

didalamnya yang memperoleh umpan balik pesan yang

disampaikan. Jenis komunikasi ini menjalin informasi dan

penjelasan lebih lanjut akan diberikan dan tersedia setiap saat

jika dibutuhkan, tetapi disampaikan secara lamban dan tidak

efisien.

e. Komunikasi dalam Organisasi

Komunikasi sangat berperan didalam organisasi yaitu dalam

penyampaian informasi dalam proses komunikasi untuk

(36)

membantu anggota organisasi memungkinkan kritikan yang

membangun organisasi. Perusahaan dapat mewujudkan tujuan

perusahaan apabila ada kerjasama antar anggota organisasi

didalamnya dan kerjasama akan terjalin baik apabila terjadi

komunikasi yang baik antar sesama anggota organisasi.

f. Efektifitas Komunikasi

Banyaknya faktor yang dapat merusak komunikasi, maka atasan

dapat memanfaatkan beberapa teknik untuk menciptakan efektifitas

komunikasi. Teknik-teknik ini terkait dengan keahlian-keahlian

individual dan keahlian-keahlian organisasional (Griffin

2004:121-122).

1) Keahlian Individual

Dalam keahlian individual, keahlian yang paling penting

adalah keahlian mendengar. Menjadi pendengar yang baik

meminta seseorang untuk mempersiapkan diri untuk

mendengarkan, tidak mencela pembicaraan, sabar, dan bertanya

sepantasnya. Selain menjadi pendengar yang baik, umpan balik

pada komunikasi dua arah juga menjadi sangat penting dan tidak

bersikap sok tahu pada saat menyampaikan atau menerima

pesan.

2) Keahlian Organisasional

Ada tiga macam keahlian organisasional yaitu tindak lanjut,

(37)

berbagai media. Tindak lanjut adalah pengecekan untuk

memastikan apakah pesan sudah diterima dan dipahami.

Pengaturan arus informasi berarti bahwa pengirim atau

penerima pesn mengambil langkah yang diperlukan untuk

memastikan tidak terjadi kelebihan beban informasi.

Pemahaman keunggulan dari berbagai media adalah

kemampuan menggunakan berbagai media komunikasi.

American Management Associations (AMA) telah

menyusun sejumlah prinsip-prinsip komunikasi yang disebut

“the Ten Commandments of Good Communication” (sepuluh

pedoman komunikasi yang baik). Pedoman secara ringkas untuk

meningkatkan efektifitas komunikasi secara ringkas adalah

sebagai berikut :

a) Cari kejelasan gagasan-gagasan terlebih dahulu sebelum

dikomunikasikan

b) Teliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi

c) Pertimbangkan keadaan phisik dan manusia keseluruhan

kapan saja komunikasi akan dilakukan

d) Konsultasikan kepada pihak-pihak lain, bila perlu dalam

perencanaan komunikasi

e) Perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai isi

(38)

f) Ambil kesempatan bila timbul, untuk mendapat sesuatu

yang membantu atau umpan balik

g) Ikut lebih lanjut komunikasi yang telah dilaksanakan

h) Perhatikan konsistensi komunikasi

i) Tindakan atau perbuatan harus mendorong komunikasi

j) Jadilah pendengar yang baik, berkomunikasi tidak hanya

untuk dimengerti tetapi untuk juga mengerti.

4. Kondisi kerja

Kondisi kerja/working conditions yang mendukung merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasaan kerja (Burhanudin,

2006:298). Kondisi kerja yang aman, nyaman, dan menarik didasari

oleh banyak kebutuhan. Perlengkapan kerja seperti meja atau

permadani merupakan simbol-simbol status yang menunjukan posisi

kerja seseorang, sedangkan kondisi kerja yang aman berasal dari

kebutuhan akan kemanan (Burhanudin, 2006:298). Kondisi kerja

merupakan lingkungan dimana para karyawan melaksanakan tugas atau

pekerjaannya. Kondisi kerja merefleksi pengaruh lingkungan kerja

antara lain suara, ventilasi, resiko, penerangan, dan jam kerja. Kondisi

kerja juga meliputi peraturan kerja, standar kinerja, waktu istirahat,

jadwal kerja, termasuk prosedur keselamatan dan kesehatan kerja

(39)

Kondisi kerja yang mendukung selalu diharapkan oleh setiap

karyawan, agar mereka dapat melaksanakan tugas atau pekerjaannya

dengan baik dan untuk kenyamanan pribadi.

Menurut Nitisemito (1982:185) Faktor-faktor yang termasuk dalam

kondisi kerja adalah sebagai berikut:

a. Pewarnaan

Untuk ruang kerja hendaknya dipilihkan warna-warna yang

dingin/lembut, misal coklat muda/krem, abu-abu muda, hijau muda

dan sebagainya. Bagaimana dengan warna putih ? warna putih ini

banyak digunakan umum karena netral dan relatif biayanya murah.

Di samping itu warna putih dapat memberikan kesan ruang yang

sempit menjadi tampak lebih luas dan bersih serta membantu

pekerjaan yang memerlukan ketelitian.

Sebenarnya bukan warna saja yang perlu diperhatikan tetapi

komposisi warna pun harus pula diperhatikan. Hal ini disebabkan

karena komposisi warna yang salah akan dapat mengganggu

pemandangan, sehingga dapat menimbulkan rasa tidak/kurang

menyenangkan bagi mereka yang memandangnya. Rasa tidak

menyenangkan ini dapat mempengaruhi semangat dan kegairahan

kerja para karyawan.

b. Kebersihan

Dalam setiap organisasi hendaknya selalu menjaga kebersihan

(40)

dengan lingkungan kerja yang bersih akan dapat mempengaruhi

kesehatan kejiwaan seseorang.

Bagi seseorang yang normal maka lingkungan kerja yang bersih

pasti akan menimbulkan rasa senang dan rasa senang ini akan dapat

mempengaruhi seseorang untuk bekerja lebih bersemangat dan lebih

bergairah.

c. Pertukaran udara

Pertukaran udara yang cukup terutama dalam ruang kerja sangat

diperlukan apalagi bila dalam ruang tersebut penuh karyawan.

Pertukaran udara yang cukup ini akan menyebabkan kesegaran fisik

dari para karyawan. Sebaliknya pertukaran udara yang kurang akan

dapat menimbulkan kelelahan dari para karyawan.

Untuk menimbulkan pertukaran udara yang cukup maka

pertama-tama yang harus diperhatikan adalah ventilasi. Selain

ventilasi, konstruksi gedung dapat berpengaruh pula pada pertukaran

udara. Bagi organisasi yang merasa pertukaran udaranya kurang atau

kepengapan masih dirasakan, dapat mengusahakan misalnya dengan

kipas angin, air condition (AC) dan sebagainya. Tapi penggunaan AC

ini ada juga efek negatifnya sebab ada karyawan yang alergi terhadap

AC, juga bila dalam ruang tersebut banyak karyawan yang merokok

(41)

d. Penerangan

Dalam hal penerangan di sini bukanlah terbatas pada penerangan

listrik, tetapi termasuk juga di sini penerangan matahari. Dalam

melaksanakan tugas seringkali karyawan membutuhkan penerangan

yang cukup, apalagi bila pekerjaan yang dilakukan tersebut menuntut

ketelitian.

Untuk melaksanakan penghematan biaya maka dalam usaha

mengadakan penerangan hendaknya diusahakan dengan sinar

matahari. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan

masuknya sinar matahari dengan menggunakan kaca-kaca pada

jendela, plafon serta dinding.

e. Kebisingan

Kebisingan merupakan gangguan terhadap seseorang. Denngan

adanya kebisingan ini maka konsentrasi dalam bekerja akan pula

terganggu. Dengan terganggunya konsentrasi ini maka pekerjaan

yang dilakukan akan banyak timbul kesalahan ataupun kerusakan.

Kebisingan yang terus menerus akan menimbulkan perasaan

terganggu menjadi berkurang. Meskipun demikian kemungkinan

dapat menimbulkan terganggunya kesehatan. Misalnya kebisingan

dapat menimbulkan rusaknya telinga, dan bilamana niaya pengobatan

menjadi tanggung jawab perusahaan maka berarti menambah beban

(42)

5. Kepuasan kerja

a. Pengertian Kepuasan Kerja

Ada beberapa definisi mengenai kepuasan kerja, diantaranya adalah:

1) Kepuasan kerja (job satisfaction) adalah sikap (attitudes)positif

atau negatif yang dimiliki seorang karyawan terhadap

pekerjaannya. Sikap ini merupakan hasil persepsi karyawan

terhadap pekerjannya (Greenberg dan Baron, 2003; Ivancevich

dan Matteson, 2002).

2) Davis dan Newstorm (2005:109) kepuasan kerja adalah

perasaan senang atau tidak senang karyawan terhadap

pekerjaannya. Wexley and Yukl (Yuli, 2003:60) menyatakan :

kepuasan kerja adalah perasaan seseorng terhadap

pekerjaannya. Pekerjaan secara umum merupakan sikap

terhadap pekerjaan yang didasarkan pada evaluasi terhadap

aspek-aspek yang berbeda dari pekerjaan.

Menurut Obsorn (Yuli, 2003:56), kepuasan kerja adalah derajat

positif atau negatifnya perasaan seseorang mengenai berbagai

segi tugas-tugas pekerjaan, tempat kerja dan hubungan dengan

sesama pekerja. Kepuasan kerja merupakan salah satu elemen

yang cukup penting dalam organisasi. Hal ini disebabkan

kepuasan kerja mempengaruhi perilaku kerja seperti malas,

(43)

dengan beberapa jenis perilaku yang sangat penting dalam

organisasi.

b. Faktor-faktor Kepuasan Kerja

Selanjutnya pertanyaan yang muncul adalah apakah yang

diartikan dengan kepuasan kerja dan bagaimana menciptakan

kepuasan kerja. Kepuasan kerja didefinisikan dengan sejauh mana

individu merasakan secara positif atau negatif berbagai macam

faktor atau dimensi dari tugas-tugas dalam pekerjaannya.

Faktor-faktor apa yang terkait dengan atau menentukan kepuasan kerja atau

ketidakpuasan kerja adalah suatu hal yang sangat luas. Faktor-faktor

yang mempengaruhi kepuasan kerja yang berkaitan dengan

beberapa aspek, yaitu:

1) Gaji, yaitu jumlah bayaran yang diterima seseorang sebagai

akibat dari pelaksanaan kerja apakah sesuai dengan kebutuhan

dan dirasakan adil.

2) Pekerjaan itu sendiri, yaitu isi pekerjaan yang dilakukan

seseorang apakah memiliki elemen yang memuaskan.

3) Rekan sekerja, yaitu teman-teman kepada siapa seseorang

senantiasa berinteraksi dalam pelaksanaan pekerjaan.

Seseorang dapat merasakan rekan kerjanya sangat

menyenangkan atai tidak menyenangkan.

4) Atasan, yaitu seseorang yang senantiasa memberi perintah atau

(44)

menyenangkan bagi seseorang atau menyenangkan dan hal ini

dapat mempengaruhi kepuasan kerja.

5) Promosi, yaitu kemungkinan seseorang dapat berkembang

melalui kenaikan jabatan. Seseorang dapat merasakan adanya

kemungkinan yang besar untuk naik jabatan atau tidak, proses

kenaikan jabatan kurang terbuka atau terbuka. Ini juga dapat

mempengaruhi tingkat kepuasan kerja seseorang.

6) Lingkungan kerja, yaitu lingkungan fisik dan psikologis. Tidak

dapat disangkal bahwa salah satu faktor penyebab timbulnya

keinginan pindah kerja adalah ketidakpuasan pada tempat

bekerja sekarang. Sebab-sebab ketidakpuasan itu dapat

beraneka ragam seperti penghasilan rendah atau dirasakan

kurang memadai, kondisi kerja yang kurang memuaskan,

hubungan yang tidak serasi, baik dengan atasan maupun

dengan para rekan sekerja, pekerjaan yang tidak sesuai dan

berbagai faktor lainnya. Berarti terdapat korelasi antara tingkat

kepuasan dengan kuat atau lemahnya keinginan pindah

pekerjaan. Keadaan seperti ini perlu diwaspadai karena jika

terjadi dalam skala besar, organisasi pula yang dirugikan.

Untuk peningkatan kepuasan kerja, perusahaan harus merespon

kebutuhan pegawai, dan hal ini sekali lagi secara tiak langsung

telah dilakukan pada berbagai kegiatan manajemen sumber

(45)

tindakan lain masih perlu dilakukan dengan cara yang disebut

peningkatan kualittas kehidupan kerja.

Peningkatan kualitas adalah sebuah proses yang merespon pada

kebutuhan pegawai dengan mengembangkan suatu mekanisme

yang memberikan kesempatan secara penuh pada pegawai

dalam pengambilan keputusan dan merencanakan kehidupan

kerja mereka.

c. Gejala-gejala Ketidakpuasan Kerja

Gejala ketidakpuasan kerja para karyawan haruslah

diketahui sedini mungkin oleh pihak organisasi sehingga dapat

diambil tindakan yang tepat dalam menanggulanginya. Adapun

tanda-tanda ketidakpuasan menurut Daud Sirait (dalam As’ad

2000:116) adalah:

1) Kelesuan yang berlebihan

2) Banyak bercakap-cakap pada waktu jam kerja, terutama

menyangkut pribadi masing-masing

3) Pemakaian barang milik dinas dengan boros

4) Banyak waktu terluang

5) Keteledoran dan ketidakhati-hatian

6) Ketidaksediaan untuk bekerjasama antara atasan dan bawahan.

Apabila pihak perusahan tidak menemui adanya

gejala-gejala ketidakpuasan kerja maka sebaiknya pihak perusaan

(46)

yang tepat untuk menanggulanginya. Menurut S.P. Siagian

(dalam As’ad 2000:109) keterlambatan perusahaan dalam

mengenali gejala-gejala ketidakpuasan kerja dikalangan

karyawan sehingga karyawan merasakan ketidakpuasan kerja

akan menyebabkan terjadinya hal-hal sebagai berikut:

a) Labour turn over (pindahnya pegawai) yang tinggi

b) Sering terjadi pertikaian perburuhan (labour disputes) yang

dapat mengakibatkan pemogokan

c) Terlalu banyak pegawai yang tidak masuk atau sering

terlambat

d) Semangat kerja yang rendah berupa kemalasan

e) Apatisme

d. Teori dua faktor Frederick Herzberg :

Ia menggunakan teori Abraham Maslow sebagai titik acuannya.

Penelitian Herzberg diadakan dengan melakukan wawancara

terhadap subjek insinyur dan akuntan. Masing-masing subjek

diminta menceritakan kejadian yang dialami oleh mereka baik

yang menyenangkan (memberikan kepuasan) maupun yang tidak

menyenangkan atau tidak memberikan kepuasan. Kemudian hasil

wawancara tersebut dianalisis dengan analisis isi untuk

menentukan faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan atau

(47)

Dua faktor yang menyebabkan timbulnya rasa puas atau tidak

puas menurut Herzberg, yaitu faktor pemeliharaan dan faktor

pemotivasian. Faktor pemeliharaan disebut pula dissatisfiers,

hygiene factors, job context, extrinsic factors yang meliputi

administrasi dan kebijakan perusahaan, kualitas pengawasan,

hubungan dengan pengawas, dan status sedangkan faktor

pemotivasian disebut pula satisfier, motivators, job content,

intrinsic factors yang meliputi dorongan berprestasi, pengenalan,

kemajuan, work it self, kesemptan berkembang, dan tanggung

jawab.

B. Penelitian (penelitian-penelitian) sebelumnya

1) Burhanudin, 2006. “ Pengaruh dan kompensasi dan kondisi kerja

terhadap kepuasan kerja karyawan Kantor Dinas Pendidikan

Yogyakarta,” Jurnal Ekonomi Janavisi, Vol 9 No. 3. Desember, 295

-313.

Penelitian ini memiliki tujuan utama yaitu, 1) menganalisis pengaruh

kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan Kantor Dinas

Pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta, dan 2) menganalisis

pengnaruh kondisi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan Kantor

Dinas Pendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Populasi dalam penelitian ini adalah para karyawan yang bekerja

(48)

Daerah Istimewa Yogyakarta. Desain pengambilan sampel yang

digunakan adalah dengan convenience sampling.

2) Mudayen, Yohanes Maria Vianey dkk. 2008. “Pengaruh Kompensasi,

Pelatihan, dan Lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja Guru di

SMK YPKK 3 Sleman,” Jurnal penelitian, No. 23. November, 2-16.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis

pengaruh kompensasi, pelatihan dan lingkungan kerja terhadap

kepuasan kerja guru di SMK YPKK 3 Sleman tahun 2007.

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Untuk mempermudah memahami proposal penelitian ini, maka penulis

merumuskan kerangka konseptual sebagai berikut :

Gambar II.1

Kerangka Konseptual Kompensasi

Kondisi Kerja

(49)

Keterangan :

Variabel bebas (X) yang terdiri dari X1, X2,X3 diduga mempunyai pengaruh

terhadap variabel terikat (Y). Keterkaitan variabel akan terus berkembang seiring

dengan perubahan kondisi ekonomi.

:Pengujian Variabel (X) terhadap variabel (Y) secara

Individu (Parsial) .

: Pengujian variabel (X) terhadapa variabel (Y) secara

bersama-sama (Simultan) .

D. Hipotesis

Keterkaitan antara kompensasi, komunikasi dan kondisi kerja terhadap

kepuasan kerja karyawan akan mempengaruhi tercapai atau tidaknya

tujuan organisasi. Tantangan yang dihadapi manajemen adalah

menciptakan kondisi yang mendorong orang-orang dalam pekerjaannya

untuk bisa mengembangkan perusahaannya. Aspek kunci dari lingkungan

seperti itu adalah kompensasi.

Katz dan Kahn (dalam Soenadji dan Noernijati, 2003:255) menyatakan

bahwa komunikasi organisasi merupakan arus komunikasi, pertukaran

informasi, dan pemindahan arti didalam suatu organisasi. Selanjutnya,

dikatakan bahwa organisasi adalah sebagai suatu sistem terbuka yang

(50)

produk atau servis dari sistem dan mengeluarkan produk atau servis ini

kepada lingkungan. Kondisi kerja (working condition) yang mendukung

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja

(Robbins, 1996).

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah :

H1 : Kompensasi, komunikasi dan kondisi kerja secara bersama-sama

berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan Pabrik Gula Madukismo

Bantul Yogyakarta.

H2 : Kompensasi, komunikasi dan kondisi kerja secara parsial

berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan Pabrik Gula Madukismo

(51)

33

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis studi kasus dan studi pustaka. Dalam

penelitian ini studi kasus dilakukan di Pabrik gula Madubaru Bantul

Yogyakarta dan untuk langkah awal, studi pustaka dilakukan dengan

mengumpulkan data sehubungan dengan topik menggunakan buku-buku

yang dijadikan sumber referensi memperoleh data landasan teori dan cara

mengolah data.

B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah karyawan bagian SDM & Umum,

Sekretariat, Agro wisata Pabrik Gula Madubaru Bantul Yogyakarta.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah variabel yang dapat diukur dan akan diteliti

oleh penulis. Objek dalam penelitian ini adalah kompensasi,

komunikasi dan kondisi kerja karyawan bagian SDM & Umum,

(52)

C. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei sampai bulan Juni

2014.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian diPabrik Gula Madubaru Bantul Yogyakarta.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian terdiri atas dua macam, yaitu : variabel terikat

(dependent variable) atau variabel yang tergantung pada variabel lainnya,

dan variabel bebas (independent variable) atau variabel yang tidak

bergantung pada variabel lainnya. Variabel-variabel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel terikat (dependent Variable), yaitu kepuasan kerja karyawan.

2. Variabel tidak terikat (independent variable), yaitu kompensasi,

komunikasi, kondisi kerja.

3. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah meletakkan arti pada suatu variabel dengan

cara menetapkan keinginan atau tindakan yang perlu untuk mengukur

variabel itu. Pengertian operasional variabel ini kemudian diuraikan

(53)

a) Variabel Terikat (dependent Variable)

(1) Kepuasan Kerja (Y)

Kepuasan kerja adalah sikap positif atau negatif yang dimiliki

oleh seorang karyawan terhadap pekerjaannya (Greenberg dan

Baron, 2003).

b) Variabel Tidak Terikat (Independent Variable)

Tabel III.1 Definisi Operasional

(54)

E. Populasi dan Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah para karyawan yang bekerja

dibagian SDM & Umum, Sekretariat, Agro wisata di lingkungan

pabrik gula Madubaru Bantul Yogyakarta.

F. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

dengan sampel non random sampling atau non probability sampling.

Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan

tidak memberikan kesempatan atau peluang yang sama kepada seluruh

anggota atau elemen populasi untuk dijadikan sampel (Ferdinand,

2006). Peneliti menggunakan salah satu dari teknik non probability

sampling yaitu Purposive sampling. Purposive sampling merupakan

sampel yang dipilih dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang

dipilih sebagai sampel karena peneliti menilai bahwa seseorang

tersebut memiliki informasi yang relevan bagi penelitiannya, dan

memenuhi kriteria yang telah di tentukan peneliti sebelumnya

(55)

G. Sumber Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data primer dan

data sekunder. Data akan diperoleh dengan menyebarkan kuesioner

dan menggunakan dokumen organisasi. Data primer adalah data yang

diperoleh langsung dari Pabrik Gula Madubaru atau karyawan Pabrik

Gula Madubaru. Data sekunder adalah data yang diperoleh langsung

dari catatan atau dokumen organisasi.

H. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner

Kuesioner merupakan suatu pengumpulan data dengan

memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan atau pernyataan

kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar

pertanyaan tersebut (Umar, 2005:49).

2. Pengamatan

Pengamatan adalah metode pengumpulan data dimana peneliti

mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan dengan

penelitian (Gulo, 2007:116).

3. Dokumentasi

Dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau

peristiwa pada waktu yang lalu (Gulo, 2007:123). Pengumpulan

(56)

I. Teknik Pengujian Instrumen

Ada dua jenis uji instrument penelitian ini yaitu uji validitas dan uji

reliabilitas. Dalam uji validitas yang diukur adalah butir-butir

pertanyaan yang digunakan untuk mengungkap tentang kompensasi,

komunikasi, kondisi kerja dan kepuasan kerja. Rumus yang digunakan

adalah Korelasi Produk Moment, yaitu sebagai berikut :

Rhitung =

Keterangan :

Rhitung : koefisien korelasi produk moment

x : jumlah skor butir

y : jumlah skor total

n : jumlah sampel atau jumlah responden

dalam penelitian ini uji validitas dilakukan dengan melibatkan 50

responden. Nilai koefiien korelasi r hitung (corrected item-total

correlation) dibandingkan dengan r tabel pada N = 50 yaitu sebesar

0,273. Jika r hitung lebih besar dari r tabel, maka butir soal tersebut

dapat dikatakan valid, dan sebaliknya.

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi instrumen

penelitian sebagai alat pengumpul data. Untuk mengukur reliabilitas

(57)

Keterangan :

: reliabilitas instrument

K : mean kuadrat antara subjek

: mean kuadrat kesalahan

St2 : varians total

J. Teknik Analisis Data 1. Analisis Linier Berganda

Analisis linier berganda digunakan untuk mengukur pengaruh

variabel bebas yang lebih dari satu variabel terhadap variabel terikat.

Dalam penelitian ini, teknik analisis linier berganda digunakan untuk

mengukur pengaruh kompensasi, komunikasi dan kondisi kerja

terhadap kepuasan kerja karyawan. Rumus umum dari regresi linier

berganda adalahh :

Y = a+b1x1+b2 x2+b3x3

Keterangan :

Y : kepuasan kerja karyawan

a : konstanta regresi

b1 : koefisien regresi kompensasi

b2 : koefisien regresi komunikasi

b3 : koefiien regresi kondisi kerja

X1 : kompensasi

X2 : komunikasi

(58)

2. Uji Asumsi Klasik

Penelitian yang menggunakan alat analisis regresi berganda harus

mengenali asumsi-asumsi yang mendasarinya. Jika asumsi-asumsi ini

tidak terpenuhi, hasil analisis mungkin berbeda dengan kenyataan. Uji

asumsi klasik terhadap model regresi yang digunakan, dilakukan agar

dapat diketahui apakah model regresi tersebut merupakan model

regresi yang baik atau tidak (Ghozali, 2005).

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model

estimasi telah memenuhi kriteria ekonometrika, dalam arti tidak terjadi

penyimpangan yang cukup serius dari asumsi-asumsi yang harus

dipenuhi dalam metode Ordinary Least Square (OLS). Dalam hal ini

uji asumsi klasik yang digunakan adalah :

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal

tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan

dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang akan dipergunakan.

Uji parametrik misalnya, mengisyaratkan data harus berdistribusi

normal. Apabila distribusi data tidak normal maka disarankan

untuk menggunakan uji non parametrik.

Pengujian normalitas ini harus dilakukan apabila belum ada

teori yang menyatakan bahwa variabel yang diteliti adalah normal.

(59)

variabel yang sedang diteliti normal, maka tidak diperlukan lagi

pengujian normalitas data.

b. Uji Multikolinieritas

Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen

variable). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

diantara variabel bebas karena jika hal tersebut terjadi maka

variabel-variabel tersebut tidak ortogonal atau terjadi kemiripan.

Variabel orthogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar

sesama variabel bebas bernilai nol. Uji ini untuk menghindari

kebiasaan dalam proses pengambilan keputusan mengenai

pengaruh parsial masing-masing variabel indepeden proses

terhadap variabel dependen. Untuk mendeteksi apakah terjadi

problem multikolinieritas dapat diketeahui dengan variance

inflation factor (VIF) dan tolerance. Pedoman suatu model regresi

menurut Santoso (2002:206) adalah mempunyai nilai VIF disekitar

1 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah varian

dari kesalahan pengganggu konstan untuk semua nilai variabel

independent (bebas). Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk

(60)

scatterplot. Dasar pengambilan keputusan untuk mendeteksi

heteroskedastisitas adalah jika ada pola tertentu yang teratur

(bergelembang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas dan jika tidak ada

pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah 0

pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Uji F

a. Pengujian Hipotesa pada Model Regresi Berganda dilakukan

untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara

bersama-sama terhadap variabel terikat.

b. Langkah-langkah/ urutan menguji hipotesa dengan distribusi F

1) Merumuskan hipotesa

H0 : β1 = β2 = β3 = 0, berarti secara bersama-sama tidak

ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.Ha :

β1 ; β2 ; β3 berarti secara bersama-sama ada pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat.

2) Menentukan taraf nyata/ level of significance = α

Taraf nyata / derajad keyakinan yang digunakan sebesar α

= 1%, 5%, 10%. Derajat bebas (df) dalam distribusi F ada

dua, yaitu :

df numerator = dfn = df1 = k – 1

(61)

Dimana:

df = degree of freedom/ derajad kebebasan

n = Jumlah sampel

k = banyaknya koefisien regresi

3) Menentukan daerah keputusan, yaitu daerah dimana

hipotesa nol diterima atau tidak.

H0 diterima apabila Fhitung ≤ Ftabel, artinya semua variabel

bebas secara bersama-sama bukan merupakan variabel

penjelas yang signifikan terhadap variabel terikat.

H0 ditolak apabila Fhitung > Ftabel, artinya semua variabel

bebas secara bersama-sama merupakan penjelas yang

signifikan terhadap variabel terikat.

4) Menentukan uji statistic nilai F

Bentuk distribusi F selalu bernilai positif

5) Mengambil keputusan

Keputusan bisa menolak H0 atau menolak H0 menerima

Ha. Nilai F tabel yang diperoleh dibanding dengan nilai F

hitung apabila F hitung lebih besar dari F tabel, maka

(62)

yang signifikan antara variabel independen dengan

variabel dependen.

4. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji berarti atau tidaknya hubungan

variabel-variabel independent kompensasi (X1), komunikasi (X2),

dan kondisi Kerja (X3) dengan variabel dependen kepuasan kerja

karyawan (Y).

Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut

(Ghozali, 2005) :

a) Menentukan Formulasi Hipotesis

(1) H0 : β = 0, artinya variabel X1, X2 dan X3 tidak

berpengaruh secara parsial terhadap variabel Y.

(2) H0 : β = 0, artinya variabel X1, X2 dan X3 berpengaruh

secara parsial terhadap variabel Y.

(3) Menentukan derajat kepercayaan 95% (α =0,05)

(4) Menentukan signifikansi

(a) Nilai signifikasi (p Value) < 0,05 maka H0 ditolak dan

Ha diterima.

(b) Nilai signifikasi (p Value) > 0,05 maka H0 diterima dan

(63)

(5) Membuat kesimpulan

(a) Bila p Value < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima,

artinya variabel independen secara parsial berpengaruh

pada variabel dependen.

(b) Bila p Value > 0,05 maka H0 diterima dan ditolak,

artinya variabel independen secara parsial tidak

(64)

46

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan

PT. Madubaru yang berlokasi di daerah kabupaten Bantul Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai usaha pokok pabrik gula dan

pabrik spiritus. PT. Madubaru dengan potensi dan peluang pengembangan

usaha yang potensial masih memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang

menjadi suatu perusahaan agro industri yang berbasis tebu dan dikelola

secara profesional dan inovatif menghadapi persaingan bebas di era

globalisasi dengan petani sebagai mitra sejati.

PT. Madubaru menggunakan strategi bisnis overall cost leadership

pada usaha pokok dan strategi bisnis differensiasi pada diversifikasi usaha

maka PT. Madubaru siap menghadapi persaingan di era globalisasi.

PT. Madubaru dengan kepemilikan saham 65% Sri Sultan

Hamengkubowono IX dan 35 milik Pemerintah RI, serta pelaksanaan

konsep good corporate governance secara konsisten akan menjadi daya

tarik tersendiri bagi masyarakat petani tebu dan investor yang

menanamkan modalnya.

Pabrik Gula Madubaru didirikan tahun 1955 dan diresmikan pada

tahun 1958 oleh Presiden Ir. Soekarno. Pabrik Gula Madubaru masih

produktif memproduksi gula hingga saat ini dengan kondisi pabrik yang

(65)

ini Pabrik Gula Madubaru melayani pasokan gula untuk wilayah DIY dan

Nasional.

Dahulu pabrik ini bernama Pabrik Gula Padokan dengan luasan yang

sangat kecil, pada masa Belanda Pabrik Gula Padokan hancur lebur, atas

jasa Sri Sultan Hamengkubowono IX kemudian didirikan kembali Pabrik

Gula Padokan dengan Nama Madukismo tujuannya adalah untuk

menolong rakyat yang banyak kehilangan pekerjaan karena dibumi

hanguskannya pabrik-pabrik gula waktu itu. Pendirian Pabrik Gula

diyakini mampu menampung banyak orang untuk bekerja. Banyak petani

akan terlibat dalam proses penanaman, pemeliharaan tanaman, panen serta

di pabrik akan menyerap banyak tenaga kerja khususnya pada waktu masa

giling.

Disamping sebagai Pabrik Gula yang menyediakan kebutuhan gula

nasional, Pabrik Gula Madukismo saat ini juga menawarkan paket wisata

edukasi agroindustri. Perjalanan wisata untuk melihat proses produksi

yang dilaksanakan. Kita akan diantar menggunakan gerbong yang ditarik

oleh lokomotif tua. Biasanya wisata ini dilaksanakan pada masa giling

yakni bulan Mei - September. Saat wisata ini, kita bisa menyaksikan

proses produksi gula secara langsung.

Kronologis status perusahan dan perubahan manajemen :

(66)

1962 – 1966 : bergabung dengan perusahaan negara dibawah

BPU-PPN (Badan Pimpinan Umum-Perusahaan Negara), karena adanya

polisi Pemerintah RI yang mengambil alih semua perusahaan di Indonesia.

1966 : BPU-PPN bubar PT. Madubaru memilih perusahaan

swasta.

1966 – 1984 : PT. Madubaru menjadi perusahaan swasta dengan susunan

direksi yang dipimpin Sri Sultan Hamengkubowono IX sebagai Presiden

Direktur.

4 Maret 1984 – 24 Februari 2004 : diadakan kontrak manajemen dengan

PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI)

24 Februari 2004 : PT. Madubaru menjadi perusahaan mandiri

Pabrik gula Madukismo pada awal berdiri memiliki kapasitas giling

sebesar 1.500 ton tebu per hari (TTH), kemudian bertahap kapasitas pabrik

ditingkatkan menjadi 2.500 TTH pada tahun 1976 dan 3.300 TTH pada

tahun 1993. Saat ini kapasitas giling di PG. Madukismo sudah 3.500 TTH,

dimana produksi gula SHS 1 yang merupakan produk utama pabrik gula

sekitar 40.000 ton tiap tahunnya. Produksi alkohol sekitar ± 2,5 juta liter

pertahun dan spirtus sekitar 24.000 liter/hari. Pupuk yang dihasilkan

sekitar ± 30 ton per tahun. Jumlah tersebut sangat bergantung pada jumlah

tebu yang digiling di pabrik.

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan

(67)

maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang dan

tanggung jawab yang berbeda-beda dalam suatu organisasi. Dimana dalam

pembuatannya harus disesuaikan dengan luasnya bidang usaha serta

permasalahan yang dihadapi.

PT. Madubaru dipimpin oleh seorang direktur yang dalam

menjalankan tugasnya dibantu oleh satuan pengawas intern (SPI) dan

delapan kepala bagian yaitu: Kepala Bagian Tanaman, Kepala Bagian

Instalasi, Kepala Bagian Pabrikasi, Kepala Bagian Akuntansi dan

Keuangan, Kepala Bagian Sumber Daya Manusia dan Umum, Kepala

Bagian Pemasaran, Kepala Bagian Pabrik Spirtus.

Gambar

Gambar II.1               Kerangka Konseptual .....................................           30
Gambar II.1
Tabel III.1
Gambar IV.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ahmad Dahlan Tahun Akademik 2013/2014 yang Diterima/TidakDiterima melalui seleksi penerimaan calon mahasiswa baru Tahun Akademik 2013/2014 Semester Gasal Tahap I

kegiatan Diklat merupakan pengalaman yang akan membantu proses perubahan perilaku positif kerja peserta secara permanen setelah mengikuti Diklat Tingkat Dasar.

Selain kandungan lignin dan kadar air yang tinggi, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses pem- buatan pupuk organik, antara lain pengaruh kandungan

Oleh karena itu pada orang obesitas, peningkatan aktivitas fisik dipercaya dapat meningkatkan pengeluaran energi melebihi asupan makanan, yang

Sehubungan dengan pelaksanaan Seleksi Ulang Pengadaan Jasa Konsultansi Pekerjaan Penyusunan Dokumen Prastudi Kelayakan dan Sistem Jaringan Jalan untuk Ruas- Ruas Jalan Tol

Kajian ini berhasrat untuk memberi informasi yang penting terhadap semua pihak sama ada kepada mereka yang terlibat dalam proses penggubalan kurikulum, pelaksana

Cerita Dewaruci yang telah dipaparkan di atas mengandung tema: “Usaha seseorang yang didasari oleh ketekunan dan semangat membaja akan dapat mengantarkan keberhasilan atas

Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Aktivitas Antioksidan Dan Kualitas