• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Pemeriksaan Operasional Atas Fungsi Produksi Dalam Menekan Jumlah Produk Cacat (Studi Kasus PD Sunrrise, Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peranan Pemeriksaan Operasional Atas Fungsi Produksi Dalam Menekan Jumlah Produk Cacat (Studi Kasus PD Sunrrise, Bandung)."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

i ABSTRAK

Audit operasional membantu pihak manajemen untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan operasi kegiatan perusahaan, masalah-masalah yang timbul dan tindakan korektif yang perlu dilakukan untuk memperbaikinya, sehingga orientasi dari audit operasional lebih menekankan pada perbaikan di masa yang akan datang.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja jenis kecacatan produk yang dihasilkan dari proses produksi, memperoleh pengetahuan mengenai faktor-faktor yang yang menyebabkan dihasilkannya produk cacat, mengetahui pengelolaan kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan, dan untuk mengetahui peranan pemeriksaan operasional sebagai alat bantu pihak manajemen untuk mengatasi masalah kecacatan produk dan merekomendasikan tindakan-tindakan perbaikan yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengurangi tingkat kecacatan produk.

Metode yang digunakan adalah deskriptif analitis. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder, dengan menggunakan pengamatan, wawancara, dan kuesioner. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 55 responden. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji validitas, uji reabilitas dan korelasi Pearson. Jenis kecacatan yang dihasilkan dari proses produksi adalah bahan baku yang tidak sesuai dengan pesanan, kesalahan dalam mengukur bahan baku. Faktor-faktor yang yang menyebabkan dihasilkannya produk cacat antara lain adalah kelalaian karyawan dalam menjalankan mesin, bahan baku yang tidak diseleksi dengan baik, dan kesalahan dalam prosedur proses produksi.

Pengelolaan kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan dengan cara melakukan pemeriksaan operasional yang dilakukan terdiri dari dua tahap, yaitu: tahap pendahuluan dan tahap pemeriksaan mendalam. Tahap pendahuluan terdiri dari Pemeriksaan operasional yang dilakukan terdiri dari dua tahap, yaitu: tahap pendahuluan dan tahap pemeriksaan mendalam, pengamatan fungsi produksi, mencari data tertulis, dan wawancara dengan manajemen. Tahap pemeriksaan mendalam terdiri dari studi lapangan dan analisis. Pemeriksaan operasional yang memadai berperan secara signifikan untuk mengurangi terjadinya produk cacat dalam proses produksi. Hubungan antara pemeriksaan operasional dengan produk cacat dalam proses produksi adalah sebesar 0,383. Nilai hubungan yang positif menunjukan adanya hubungan yang searah antara pemeriksaan operasional dengan produk cacat dalam proses produksi.

(2)

DAFTAR ISI 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah... 4

1.3 Tujuan Penelitian... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ... 5

1.5 Kerangka Pemikiran ... 7

1.6 Metodologi Penelitian ...9

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ………...…………...11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemeriksaan ... 12

2.1.1 Pengertian Pemeriksaan ... 12

2.1.2 Jenis-Jenis Pemeriksaan ...15

2.1.3 Jenis-jenis Auditor ……….………… 17

2.2 Pemeriksaan Operasional ...18

2.2.1 Pengertian Pemeriksaan Operasional ... 18

2.2.2 Tujuan dan Manfaat Pemeriksaan Operasional ... 20

2.2.3 Kriteria Pengendalian Operasional ... 22

2.2.4 Jenis-Jenis Pemeriksaan Operasional ... 24

2.2.5 Perbedaan Pemeriksaan Operasional dengan Pemeriksaan Keuangan ... 25

2.2.6 Tahap-TahapPemeriksaan Operasional ...27

2.2.7 Keterbatasan Pemeriksaan Operasional ...31

(3)

2.2.9 Independensi …………...……….. 32

2.2.10 Kecakapan Profesional ………...………... 33

2.2.11 Program dan Pelaksanaan Audit operasional ...……….34

2.2.12 Laporan Audit Operasional …………...………....35

2.2.13 Tindak Lanjut (follow up) ………...……….. 35

2.3 Produksi ... 36

2.3.1 Pengertian Proses Produksi ...36

2.3.2 Jenis Proses Produksi ...37

2.3.3 Fungsi Produksi ………...………. 38

2.3.4 Pemeriksaan Operasional atas Fungsi Produksi ...39

2.3.5 Pengendalian Fungsi Produksi …………...….………. 40

2.3.5.1 Arti dan Peranan Fungsi Produksi ……… 40

2.3.5.2 Manfaat Pengendalian Produksi ... 41

2.3.5.3 Kegiatan Pengendalian Produksi …………....….. 42

2.3.5.4 Jenis Pengendalian Produksi ……...………. 43

2.4 Kegagalan Produk ... 44

2.4.1 Pengertian Kegagalan Produk ………...……...44

2.4.2 Pengendalian Kegagalan Produk ...44

2.4.3 Jenis Kegagalan Produk ………...……….45

2.5 Kualitas ………...…….. 46

2.5.1 Pengertian Kualitas ………..…... 46

2.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas …...………46

2.5.3 Pelaksanaan Pengendalian Kualitas ………...….. 48

2.5.4 Tahap-tahap Pengendalian Kualitas ………...…... 49

2.6 Hubungan antara Pemeriksaan Operasional dengan Penekanan Presentase Produk Cacat ………...……… 50

2.7 Hubungan antara Pemeriksaan Operasional dengan Fungsi Produksi ………...………. 51

(4)

3.1.1 Objek Penelitian ………...……… 52

3.1.2 Sejarah Singkat Perusahaan ………...….. 52

3.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 53

3.3 Metoda Penelitian ... 56

3.3.1 Metode yang Digunakan ... 56

3.3.2 Teknik Pengumpulan Data ... 57

3.3.3 Operasionalisasi Variabel ... 58

3.3.4 Penetapan Indikator Variabel ………...……... 59

3.4 Pengujian Data ………....………...………….. 60

3.4.1 Uji Validitas ……….……... 60

3.4.2 Uji Reliabilitas ………....…………... 60

3.5 Rancangan Pengujian Hipotesis ………... 61

3.6 Uji Statistik ………...………61

3.6.1 Penetapan Tingkat Signifikan …………....………... 63

3.6.2 Penerimaan dan Penolakan Hipotesis ……….…... 63

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tinjauan Sekilas Proses Produksi pada PD.SUNRISE ... 65

4.2 Kegiatan Produksi ………...……… 66

4.1 Bahan Baku ... 66

4.3.4 Prosedur Penerimaan Bahan Baku ... 69

4.3.5 Prosedur Pelaksanaan Proses Produksi ... 69

4.4 Prosedur Pengendalian Produksi ... 70

4.5 Pelaksanaan Pemeriksaan Operasional ... 72

4.6 Tahap Pemeriksaan Operasional ... 75

4.6.1 Tahap Pemeriksaan Pendahuluan ... 75

(5)

4.7 Peranan pemeriksaan Operasional pada PD.SUNRISE …...… 80

4.8 Uji Hipotesis ………...…...….. 82

4.8.1 Hasil Uji Validitas ………... 83

4.8.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 86

5.2 Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... xi

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan antara internal auditing dan eksternal auditing ...15

Tabel 2.2 Sifat pernyataan, kriteria, dan sifat laporan audit ...17

Tabel 2.3 Perbedaan Financial Audit dan Operational Audit ...26

Tabel 3.1 Indikator Variabel Independen dan Skala Pengukuran ...59

Tabel 3.2 Indikator Variabel Dependen dan Skala Pengukuran ...59

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Korelasi ...81

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Validitas ...82

(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Struktur Organisasi Perusahaan Lampiran 2 Kuesioner

Lampiran 3 Hasil Pengujian Data Variabel Dependen dan Variabel Independen Lampiran 4 Total Skor X dan Y

(8)

Lampiran 2

Bapak/Ibu yang terhormat, saya ingin mengetahui tentang peranan pemeriksaan operasional atas fungsi produksi dalam menekan jumlah produk cacat di PD. SUNRISE.

Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini.

_________________________________________________________________________________________________________

Berilah tanda √ (checklist) untuk menjawab pertanyaan berikut ini:

I. Data tentang Responden:

1. Jenis kelamin: ( ) pria ( ) wanita

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju (1)---(2)---(3)---(4)---(5)

No. Pertanyaan STS TS N S SS

I. Independensi

1. Pemeriksa melaksanakan pemeriksaan operasional

secara independen.

2. Pemeriksa melakukan pemeriksaan secara objektif.

3. Pemeriksa melakukan pemeriksaan langsung untuk mengadakan pemeriksaan atas segala kegiatan perusahaan.

II. Kecakapan Profesional

4. Pemeriksa memiliki kecakapan, pendidikan, dan keahlian yang memadai.

5. Pemeriksa memiliki keahlian dan keterampilan dalam pemeriksaan.

(9)

dalam pemeriksaan.

III.Perencanaan dan Program Pemeriksaan

No. Pertanyaan STS TS N S SS

7. Pemeriksa mencari data terbaik dalam program tindakan perbaikan.

8. Pemeriksa melakukan kegiatan pengumpulan bukti-bukti yang mendukung.

9. Pemeriksa mengidentifikasi kriteria untuk mengukur

pencapian tujuan perusahaan.

10. Pemeriksa mengidentifikasi area permasalahan, penyebab, dan alternatif perbaikan.

IV.Laporan Hasil Pemeriksaan

11. Pemeriksa memeriksa kinerja individu dan unit organisasi

12. Pemeriksa menyajikan hasil pemeriksaan secara jelas, ringkas, dan tepat waktu.

13. Pemeriksa menyajikan temuan, dan kesimpulan, secara objektif, lengkap, akurat.

14. Pemeriksa mendiskusikan hasil pemeriksaan serta rekomendasi yang diperlukan dengan bagian produksi.

V. Follow Up (Tindak Lanjut)

15. Pemeriksa merekomendasikan peningkatan dalam kebijakan dan struktur organisasi perusahaan.

16. Setelah pemeriksaan selesai, saran dan rekomendasi yang diberikan dilaksanakan, terjadi penurunan atas jumlah produk cacat.

(10)

(Pengendalian Operasional atas Produk Cacat)

No. Pertanyaan STS TS N S SS

I. Pengendalian atas Fungsi Produksi

1. Perusahaan telah membuat jadwal produksi secara tertulis, terperinci, dan akurat.

2. Bagian produksi menerima surat order produksi, berdasarkan daftar kebutuhan bahan, bagian produksi meminta bahan baku ke bagian gudang melalui prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang.

3. Secara periodik dilakukan pemeriksaan atas persediaan fisik dan dibandingkan dengan persediaan menurut catatan yang ada di gudang.

4. Jika jumlah barang yang diambil dari gudang lebih banyak dibandingkan dengan jumlah barang yang dipakai, pengembalian barang ke gudang dilakukan dengan prosedur pengembalian barang gudang.

5. Kegiatan produksi selalu dilakukan dengan mempertimbangkan ketersediaan bahan baku yang digunakan.

6. Dilakukan tindakan perbaikan dengan segera jika terjadi penyimpangan dalam proses produksi.

II. Pengendalian atas Kualitas Produk

7. Produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

8. Pengendalian kualitas harus dilakukan di setiap titik proses produksi agar masalah dapat terdeteksi sedini mungkin.

9. Semua produk yang dihasilkan diperiksa menurut standar dan seluruh penyimpangan dari standar akan dicatat dan dianalisa.

(11)

survey pasar mengenai konsep desain dan spesifikasi yang diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan

pelanggan.

III. Pengendalian atas Produk Cacat

11. Terjadinya produk cacat karena kesalahan mesin.

12. Produk cacat terjadi karena bahan baku dibawah standar atau stok lama.

13. Terjadinya produk cacat karena keslahan pekerja :

o Salah mengukur, memotong bahan baku

o Salah penggunaan bahan baku yang akan

diproduksi

o Salah memberi merk atau nama

14. Perlakuan atas produk cacat :

o Diproduksi ulang

o Dibuang

o Dijual dengan harga murah

15. Adanya retur dari pelanggan atas produk cacat. 16. Adanya kartu untuk mencatat produk cacat

Terima Kasih

Lampiran 3

(12)
(13)

44 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4

Hasil Pengujian Data (Variabel Independen) :

(14)
(15)

9 24 38 39 15 40 10 24 41 40 10 39 11 24 42 41 20 38 12 22 37 42 24 42 13 23 40 43 22 42 14 18 38 44 22 42 15 21 43 45 21 45 16 23 41 46 23 40 17 24 36 47 22 38 18 22 39 48 20 39 19 23 34 49 22 39 20 23 38 50 24 44 21 25 43 51 24 36 22 23 39 52 24 37 23 25 37 53 23 43 24 22 43 54 20 36 25 21 42 55 22 38 26 23 42

27 22 36 28 22 41 29 22 40 30 24 40

Lampiran 3

(16)
(17)

44 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4

Hasil Pengujian Data (Variabel Independen) :

(18)
(19)

9 24 38 39 15 40 10 24 41 40 10 39 11 24 42 41 20 38 12 22 37 42 24 42 13 23 40 43 22 42 14 18 38 44 22 42 15 21 43 45 21 45 16 23 41 46 23 40 17 24 36 47 22 38 18 22 39 48 20 39 19 23 34 49 22 39 20 23 38 50 24 44 21 25 43 51 24 36 22 23 39 52 24 37 23 25 37 53 23 43 24 22 43 54 20 36 25 21 42 55 22 38 26 23 42

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keadaan perekonomian di Indonesia sampai saat ini masih belum merata, hal ini tentunya sangat berdampak pada kemajuan dunia usaha. Dunia usaha dituntut untuk dapat bertahan hidup walaupun harus mengalami berbagai krisis yang dimulai dengan krisis moneter, krisis ekonomi, yang pada akhirnya semakin meluas menjadi krisis fundamental.

Lambat laun dunia usaha mulai membenahi diri guna menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi saat ini. Para pengusaha berlomba-lomba guna mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam dunia usaha. Hal tersebut menyebabkan semakin tingginya persaingan para pengusaha.

(21)

BAB I  Pendahuluan

 

Kebanyakan para perusahaan manufaktur menekankan pada efektivitas dan efisiensi produksi. Salah satu cara yang dapat ditempuh ialah dengan menekan tingkat kecacatan suatu produk yang dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan baik dari segi pemborosan waktu maupun biaya tambahan yang dikeluarkan untuk mengerjakan ulang produk. Pemborosan waktu dan biaya ini menyebabkan perusahaan beroperasi secara tidak efisien. Biaya tambahan yang dikeluarkan akan menyebabkan bertambahnya total biaya produksi. Hal ini berakibat pada berkurangnya keuntungan yang diperoleh perusahaan, namun jika perusahaan ingin tetap mempertahankan persentase keuntungannya, maka yang terjadi ialah perusahaan meningkatkan harga jual produk. Dampak buruk yang dirasakan ialah menjadi sulit bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis dalam segi harga jual produk. Hal ini tidaklah menguntungkan bagi perusahaan yang menekan operasinya pada efektivitas dan efisiensi produk.

Salah satu cara menanggulangi permasalahan proses produksi yang berjalan dengan tidak efisien yang disebabkan tingginya tingkat kecacatan produk ialah dengan melakukan perencanaan dan pengendalian produksi yang optimal yang menitikberatkan pada faktor kualitas yang baik, total biaya produksi seminimal mungkin, serta ketepatan waktu penyelesaian pesanan. Faktor kualitas merupakan penekanan yang penting dalam menilai efektivitas dan efisiensi produksi karena apabila terjadi penyimpangan kualitas yang berarti terjadi produk cacat yang dihasilkan oleh proses produksi, maka proses produksi tersebut tentulah tidak berjalan dengan efisien karena menggunakan input sumber daya yang lebih besar untuk mengerjakan ulang maupun memperbaiki produk cacat

(22)

BAB I  Pendahuluan

 

tersebut. Perencanaan dan pengendalian produksi ini dilakukan agar proses produksi dapat berjalan efektif dan efisien sehingga menghasilkan produk sesuai dengan standar kualitas yang ditetapkan, serta dapat memenuhi kebutuhan dan spesifikasi yang diminta oleh konsumen.

Oleh karena itu, diperlukan pemeriksaan operasional untuk memberikan kepastian bahwa proses produksi dijalankan dengan tujuan mencapai tingkat kualitas yang telah ditentukan sehingga menekankan tingkat kualitas yang telah ditentukan sehingga dapat menekan tingkat kecacatan produk. Pemeriksaan operasional dilakukan pula untuk membantu pihak manajemen dalam memecahkan masalah operasional yang ada berkaitan dengan proses produksi dengan merekomendasikan tindakan perbaikan yang dapat dilakukan agar kecacatan produk yang terjadi dapat ditekan seminimal mungkin sehingga perusahaan lebih mudah bersaing dan dapat terus mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam bidang industri yang digelutinya.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan pemeriksaan operasional yang dilaksanakan terhadap fungsi produksi dalam upaya menekan tingkat kecacatan produk pada PD.SUNRISE Oleh karena itu, penulis memilih judul:

PERANAN PEMERIKSAAN OPERASIONAL ATAS FUNGSI

PRODUKSI DALAM MENEKAN JUMLAH PRODUK CACAT”

(23)

BAB I  Pendahuluan

 

1.2 Identifikasi Masalah

Bagian produksi dalam perusahaan manufaktur memegang peranan penting dalam mencapai standar kualitas yang telah ditentukan. Jika terjadi masalah penyimpangan kualitas pada fungsi produksi harus segera ditanggulangi agar kelancaran proses produksi yang dipertahankan.

Berkaitan dengan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa masalah kecacatan produk merupakan masalah yang dihadapi perusahaan yang membutuhkan tindakan perbaikan dengan segera agar perusahaan dapat menjalankan proses produksi dengan efektif dan efisien serta terhindar dari kerugian yang ditimbulkan karena adanya produk cacat.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka penulis membahas pokok permasalahan sebagai berikut :

1.2.1 Faktor-faktor apa sajakah yang menjadi penyebab terjadinya kecacatan produk ?

1.2.2 Upaya apa sajakah yang telah dilakukan perusahaan untuk mengurangi kecacatan produk tersebut ?

1.2.3 Bagaimana peranan pemeriksaan operasional dalam membantu pihak manajemen untuk memecahkan masalah menyangkut produk cacat ?

(24)

BAB I  Pendahuluan

 

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilaksanakan penelitian adalah mendapatkan suatu cara penyelesaian terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan fungsi produksi yang telah diidentifikasi diatas. Bila penanganan masalah tersebut dapat ditekan seminimal mungkin. Hal ini akan membawa dampak positif bagi perkembangan perusahaan di kemudian hari serta sebagai penunjang keberhasilan perusahaan dalam mengembangkan usahanya, sesuai dengan masalah penelitian yang diuraikan di atas, penulis merumuskan tujuan penelitian sebagai berikut :

1.3.1 Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kecacatan produk.

1.3.2 Mengetahui pengelolaan kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan.

1.3.3 Untuk mengetahui pemeriksaan operasional sebagai alt bantu pihak manajemen untuk mengatasi masalah kecacatan produk dan merekomendasikan tindakan-tindakan perbaikan

1.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan pada PD.SUNRISE diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat bagi berbagai pihak, antara lain :

1. Bagi Perusahaan

Untuk memberikan informasi yang berguna bagi perusahaan tersebut mengenai kinerja perusahaan selama ini, serta untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses produksinya dalam usaha menekan

(25)

BAB I  Pendahuluan

 

tingkat kecacatan produk dan memberikan cara kepada pihak manajemen perusahaan untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab dihasilkannya produk cacat.

2. Bagi pihak-pihak lain, terutama di lingkungan perguruan tinggi

Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan, khususnya di bidang pemeriksaan operasional atas fungsi produksi dalam penerapannya di lingkungan perusahaan agar dapat dikembangkan untuk perbaikan di masa mendatang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pembanding dan pengkajian lebih lanjut. 3. Bagi penulis sendiri

Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat berguna untuk memperluas wawasan pemikiran dan pengetahuan dalam menerapkan teori-teori yang telah diperoleh selama masa perkuliahan, terutama pemeriksaan operasional atas fungsi produksi dalam penerapannya pada kehidupan nyata sesuai dengan kondisi dan situasi yang terdapat dalam perusahaan. Selain itu penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mata kuliah Sarjana Strata Satu di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Kristen Maranatha.

(26)

BAB I  Pendahuluan

 

1.5 Kerangka Pemikiran

Persaingan dunia usaha yang semakin ketat menuntut para pelaku bisnis mengelola kegiatan operasional perusahaannya sengan lebih cermat dan hati-hati. Setiap peluang dan kesempatan yang ada harus dipergunakan sebaik-baiknya, setiap hambatan dan halangan yang ada harus dipikirkan cara penyelesaian yang terbaik sedangkan kekuatan atau keunggulan yang dimiliki oleh perusahaan harus dapat dipertahankan, kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam tubuh perusahaan harus dapat diatasi dengan cara yang terbaik.

Dalam lingkungan dunia usaha yang semakin kompetitif ini, semakin banyak pula masalah yang dihadapi oleh pihak manajemen perusahaan. Masalah dari dalam perusahaan menyangkut kegiatan operasional perusahaan dan kegiatan rutin yang dijalani perusahaan semakin kompleks. Masalah dari dalam perusahaan menyangkut kegiatan operasional perusahaan dan kegiatan rutin yang dijalani perusahaan yang semakin kompleks. Masalah dari luar perusahaan berkaitan dengan masalah persaingan yang semakin ketat karena semakin banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang industri yang sama.

Perusahaan manufaktur yang aktivitas utamanya membeli bahan baku, mengolah bahan baku menjadi barang jadi, dan menjualnya pada konsumen, penekanannya adalah pada proses produksi. Hal ini karena proses produksi dianggap mempunyai peranan terpenting bagi operasi keseluruhan perusahaan. Apabila produk yang dihasilkan dari proses produksi ini berkualitas buruk atau tidak sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan perusahaan, maka produk tersebut laku dipasaran ataupun kalah bersaing dengan perusahaan lain.

(27)

BAB I  Pendahuluan

 

Usaha yang harus dilakukan agar produk laku dipasaran ialah dengan memperhatikan kepuasan konsumen dan tuntutan konsumen akan dipenuhinya standar kualitas yang diharapkan serta spesifikasi yang diminta. Faktor kualitas produk yang dihasilkan menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan kepuasan konsumen.

Masalah yang dihadapi perusahaan manufaktur berkaitan dengan proses produksi, salah satunya adalah dengan proses produksi salah satunya ialah adanya produk yang tidak sesuai dengan standar kualitas yang ditentukan, maka dikategorikan sebagai produk cacat. Produk cacat ini akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan terutama dari segi biaya yang dikeluarkan untuk mengerjakan ulang produk tersebut. Apabila masalah ini tidak segera ditanggulangi akan berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan di kemudian hari. Masalah tingkat kecacatan produk dalam sebuah proses produksi memang tidak dapat seratus persen dihilangkan, oleh karena itu langkah yang dapat ditempuh ialah dengan mengusahakan agar tingkat kecacatan produk ditekan seminimal mungkin.

Agar dapat menghasilkan produk yang sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan dan memenuhi standar kualitas yang ada. Maka diperlukan suatu sistem perencanaan dan pengendalian produksi yang dapat menekan terjadinya produk cacat dan memungkinkan dilakukannya tindakan-tindakan pencegahan atas penyimpangan tersebut. Sistem pengendalian ini dapat dilaksanakan dengan cara melakukan pemeriksaan operasional atas fungsi produksi. Tujuan pemeriksaan operasional adalah menganalisis dan mengevaluasi operasi aktivitas internal perusahaan untuk mengidentifikasikan daerah-daerah yang dapat

(28)

BAB I  Pendahuluan

 

diperbaiki sesuai dengan program usaha perbaikan yang terus menerus untuk mencapai keunggulan kompetitif.

Tujuan dilakukannya penelitian ini pada dasarnya bukan untuk mencari-cari kesalahan, melainkan hasil pemeriksaan yang berupa saran dan rekomendasi bagi pihak manajemen perusahaan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan. Berdasarkan uraian diatas, penulis menekankan pemeriksaannya pada fungsi produksi dimana ditemukan adanya produk cacat yang nilainya material dan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan di masa mendatang. Penulis beranggapan bahwa pemeriksaan operasional merupakan alat bantu manajemen yang mempunyai peranan penting terhadap fungsi produksi dalam upaya menekan tingkat kecacatan produk. Sehingga penulis mengajukan hipotesis : “PEMERIKSAAN OPERASIONAL ATAS FUNGSI PRODUKSI MEMPENGARUHI DALAM MENEKAN JUMLAH PRODUK CACAT.”

1.6 Metodologi Penelitian

Penulis melakukan penelitian ini dengan menggunakan metode studi kasus yang berarti bahwa penelitian tersebut dilakukan dengan pendekatan yang spesifik yang meneliti masalah secara lebih mendalam (Irdiantoro,1999:27).

Penulis melaksanakan penelitian ini dengan melakukan kegiatan mengumpulkan, mengelola dan menganalisa data berdasarkan sumbernya yang dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu (Cooper dan Emory,1996:256):

(29)

BAB I  Pendahuluan

 

1. Data primer yaitu data yang diperoleh dari pihak-pihak yang berwenang seperti kepala bagian persediaan, dan karyawan lainnya.

2. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dengan cara mempelajari dan meneliti berbagai bahan bacaan yang berhubungan dengan penelitian.

Teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut (Cooper dan Emory,1996:289):

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh data primer yaitu dengan cara:

a. Wawancara

yaitu cara mengumpulkan data penelitian dengan mengadakan tanya jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang re1evan atau yang berhubungan dengan obyek penelitian.

b. Kuesioner

yaitu membuat daftar pertanyaan-pertanyaan untuk diajukan dan disampaikan kepada pihak perusahaan yang berhubungan dengan penelitian ini.

c. Observasi

yaitu melakukan pengamatan di lapangan secara langsung terhadap aktivitas perusahaan yang diteliti dan hal-hal lain yang berhubungan dengan permasalahan untuk mengetahui pelaksanaan yang sebenarnya.

(30)

BAB I  Pendahuluan

 

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

yaitu dengan pengumpulan data dilakukan dengan membaca literatur, buku-buku akuntansi, dan juga tulisan-tulisan yang ada hubungannya dengan pemasalahan yang akan dibahas. Data tersebut diperlukan untuk membandingkan antara teori-teori yang ada dengan keadaan sebenarnya pada perusahaan yang menjadi obyek penelitian. Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan penulis sehubungan dengan permasalahan yang akan dibahas (Hasan,2004:5).

Setelah data terkumpul yang dilakukan selanjutnya adalah menganalisis data. Analisis ini dilakukan berdasarkan metode Korelasi Pearson karena koefisien ini mengukur keeratan hubungan di antara hasil-hasil pengamatan dari populasi. Perhitungan korelasi ini bisa digunakan untuk mengukur koefisien korelasi pada data interval dan penggunaan asosiasi pada statistik parametrik (Singgih Santoso,2004:315)

1.7Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dan pengumpulan data dilakukan pada PD. SUNRISE, Bandung. Perusahaan ini bergerak dalam bidang pembuatan sparepart dan rekayasa mesin produksi. Penelitian ini diadakan pada bulan Oktober 2007 sampai dengan terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

(31)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapatlah kiranya diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Jenis kecacatan yang dihasilkan dari proses produksi adalah bahan baku yang tidak sesuai dengan pesanan, kesalahan dalam mengukur bahan baku. Faktor-faktor yang yang menyebabkan dihasilkannya produk cacat antara lain adalah kelalaian karyawan dalam menjalankan mesin, bahan baku yang tidak diseleksi dengan baik, dan kesalahan dalam prosedur proses produksi.

2. Pengelolaan kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan dengan cara melakukan pemeriksaan operasional yang dilakukan terdiri dari dua tahap, yaitu: tahap pendahuluan dan tahap pemeriksaan mendalam. Tahap pendahuluan terdiri dari Pemeriksaan operasional yang dilakukan terdiri dari dua tahap, yaitu: tahap pendahuluan dan tahap pemeriksaan mendalam, pengamatan fungsi produksi, mencari data tertulis, dan wawancara dengan manajemen. Tahap pemeriksaan mendalam terdiri dari studi lapangan dan analisis.

(32)

BAB V Kesimpulan dan Saran

 

terbukti secara statistik. Pemeriksaan operasional terhadap fungsi produksi dalam menekan jumlah produk cacat sebesar 0,383.

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapatlah kiranya diberikan saran sebagai berikut :

1. Ada baiknya pemeriksaan operasional lebih sering lagi dilakukan dan diketatkan lagi prosedurnya, dengan tujuan untuk lebih menekan jumlah produk cacat dalam proses produksi.

2. Pemeriksaan operasional yang dilakukan bukan hanya bertujuan untuk menekan jumlah produk cacat, tetapi juga bertujuan untuk mengkaji ulang sistem yang selama ini digunakan perusahaan, apakah masih efisien atau tidak.

3. Untuk menekan jumlah produk cacat ada baiknya perusahaan juga melakukan audit secara spesifik terhadap bagian quality control perusahaan.

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Adam, Everett E. ; Ronald J.Ebert. (1995). Edisi 5. Productions and Operations Management : Concepts, Models, and Behaviour. New Jersey : Prentice Hall International, Inc.

Agoes, Sukrisno. (1999). Auditing oleh Akuntan Publik. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Arens, A.A.; James K. Loebbecke. (2003). Edisi 10. Auditing An Integrated Approach. New Jersey : Prentice Hall International, Inc.

Arens, A. A.;Randall J. Elder, Mark S. Beasley. (2003). Edisi 9. Auditing An Integrated Approach. Prentice Hall International, Inc.

Arens, A. A.; Randall J. Elder, Mark S. Beasly. (2005). Edisi 11. Auditing and Assurance Services-An Integrated Approach. Pearson Education International, Inc.

Assauri, Sofjan. (1993). Edisi 4. Manajemen Produksi dan Operasi.

Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Assauri, Sofjan. (2004). Edisi Revisi. Manajemen Produksi dan Operasi.

Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Bodnar, George H.; William S. Hopwood. (2001). Edisi 8. Accounting Information Systems. New Jersey : Prentice Hall.

Boynton, C. W.; Walter G. Kell. Ray Johnson. (2001). Edisi 7. Modern Auditing. John Wiley and Sons , Inc.

Cooper.; Emory. (1996). Metode Penelitian Bisnis. Jakarta : Erlangga.

Gryna, M. F.; Mc Graw. (1993). Edisi 3. Quality Planning and Analysis. Mc. Graw-Hill Companies, Inc.

Hasan, Iqbal. (2002). Pokok-Pokok Materi Statisitik 2 (Statistik Inferensif), Jakarta: Bumi Aksara.

Hasan, Iqbal. (2004). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.

(34)

Irdiantoro. (1999). Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Kuncoro, Mudrajad. (2003). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.

Reider, R (2002). Edisi 3. Operational Review : Maximum Result at Efficient Cost. Canada : John Wiley and Sons, Inc.

Santoso, Singgih. (2004). Mengatasi Berbagai Masalah Statistik dengan SPSS 11.5. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Tugiman, Hiro. (2001). Standar Profesional Akuntan Publik. Yogyakarta: Kanisius.

Victor Z. Brink.; Herbert Witt. (1991). Modern Internal Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

Widjayanto, Nugroho.(1985). Pemeriksaan Operasional Perusahaan. Jakarta: Lembaga penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Ada dua efficient frontier dan dua optimal portfolio yang dapat dibuat untuk logam mulia, masing-masing satu untuk jual-beli biasa dan juga jual-beli short sell.. Untuk kedua

I risultati attesi: - creazione di un TdN (aperto) per la definizione e promozione delle modalità di redazione dei progetti - creazione di una campagna di comunicazione

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara hasil tangkapan ikan Cakalang ( Katsuwonus pelamis ) dengan faktor oseanografi seperti suhu, klorofil- a, kedalaman,

VXVFHSWLELOLW\ \DQJ PHQXQMXNDQ DGDQ\D UHVLVWHQVL Q\DPXN XML \DQJ EHUDVDO GDUL GDHUDK HQGHPLV GL NRWD &LPDKL +DO LQL ELVD VDMD WHUMDGL NDUHQD EHEHUDSD IDNWRU GLDQWDUDQ\D GDUL

Kontak:kontak dengan kebudayaan lain yang kemudian memberikan pengaruhnya' perubahan  pendidikan' ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang:bidang kehidupan tertentu'

Jika untuk pencetakan barcode digunakan alat cetak khusus barcode, maka diperlukan kertas khusus pula, yang hanya dibuat khusus untuk mencetak barcode.. Sedangkan jika

Representasi negatif dari suatu bilangan diperoleh dari bentuk positifnya dengan mengubah bit pada MSB menjadi bernilai 1..

Berdasarkan hasil observasi dan pengumpulan data, didapatkan bahwa sebelum penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), banyak terjadi kasus- kasus