• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Sistem Deteksi Gas CO Berkepekaan Tinggi Pada Gas Kelumit Bertekanan Rendah Berbasis Spektroskopi ICOS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan Sistem Deteksi Gas CO Berkepekaan Tinggi Pada Gas Kelumit Bertekanan Rendah Berbasis Spektroskopi ICOS."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

L A PO R A N A K H I R

PE NE L I T I A N D I S E R T A S I D O K T O R

Pengembangan S istem D etek si G as C O B er k epek aan T inggi

Pada G as K elumit B er tek anan R endah B er basis

S pek tr osk opi I C O S

PE NE L I T I :

R E ST U W I DI A T M ONO, S.Si, M .Si NI DN : 0022057202

Dibiayai oleh DIPA Direktorat Penelitian Pengabdian kepada Masyarakat Nomor DIPA – 023.04.1.673453/2015, tanggal 14 November 2014, DIPA revisi 01 tanggal 03 Maret 2015.

Sk im: Penelitian Disertasi Dok tor T ahun A nggaran 2015 Nomor: 062/SP2H /PL /DIT .L I T A BM A S/H /2015 T anggal 5 F ebr uari 2015

L E M BA G A PE NE L IT IA N DA N PE NG A B DI A N K E PA DA M A SY A R A K A T UNI V E R SI T A S NE G E R I Y OG Y A K A R T A

(2)
(3)

R I NG K A S A N

Gas hembus pernapasan manusia memilki banyak gas, salah satunya gas karbon monoksida (C O), yang dapat berfungsi sebagai biomarker penyakit tertentu atau tingkat kesehatan seseorang. T elah dikembangkan dalam penelitian ini detektor gas hembus yang memiliki kepekaan dan akurasi yang tinggi serta mampu mendeteksi gas cuplikan dalam tekanan rendah untuk keperluan tersebut.

S istem deteksi berbasis teknik spektroskopi off-axis IC OS ( Integrated C avity Output Spectroscopy) yang dikombinasikan dengan laser QC L ( Quantum C ascade L aser) sebagai sumber radiasi telah dikembangkan dalam penelitian ini. L aser QC L dengan panjang gelombang laser sebesar 4610 nm, yang merupakan hasil simulasi yang telah dilakukan sebelumnya, digunakan sebagai sumber radiasi. S el IC OS dengan panjang 15 cm yang dilengkapi dengan cermin high-finesse diaplikasikan sebagai sel gas cuplikan pada pengukuran gas hembus pernafasan manusia. S el ini juga berfungsi sebagai rongga resonator untuk meningkatkan kebolehjadian serapan dengan lintasan optik efekti f mencapai 400 m.

Penelitian telah melalui tahapan persiapan dan konfigurasi sistem, setup dan optimalisasi off-axis IC OS , kalibrasi pengukuran konsentrasi, dan ujicoba pengukuran pada konsentrasi gas kelumit sebesar 2 ppmv, 1 ppmv, dan 0,24 ppmv. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa batas deteksi sebesar 1 ppbv dalam waktu akuisisi kurang dari 2 detik telah berhasil dicapai. B atas deteksi terbaik diperoleh sebesar 0,2 ppbv dengan waktu akuisisi sebesar 62 detik. Hasil yang diperoleh memperlihatkan sistem deteksi berbasis IC OS ini telah optimal dan mencapai performa yang diharapkan.

(4)

D A F T A R I S I

HA L A MA N J UD UL … … … ..… … .. i

L E MB A R PE NGE S A HA N... ii

R ING K A SA N... iii

D A F T A R IS I… … … ..… … … .. iv

I. PE ND A HUL UA N… … … .… … … ... 1

1.1 L atar B elakang… … … ... 1

1.2 R umusan Masalah… ..… … … .… ... 3

1.3 T ujuan Penelitian… … … ..… ... 3

1.4 Manfaat Penelitian... 4

II. T INJ A UA N PUS T A K A … … … .… … … ... 5

III. ME T OD E PE NE L IT IA N..… … … .... 8

3.1 T ahapan Penelitian...… … … ..… . 8

3.2 Metode Pengukuran dan S usunan Peralatan...… … … ..… . 10

3.3 A nalisa D ata...… … … ... 13

IV . HA S IL D A N PE MB A HA S A N...… … … ..… … … ... 14

4.1 Penentuan Panjang Gelombang L aser QC L … ... 14

4.2 Optimalisasi D aya L aser QC L … … ..… … … .… … 14

4.3 Pembuatan dan Optimalisasi S el IC OS … … … .… 15

4.4 K onfigurasi S istem IC OS … … … … ..… … … 16

4.5 Hasil Pengukuran G as C O… … ..… … … .… … … .. 19

4.6 A nalisa B atas D eteksi Pengukuran gas C O ... 22

V . K E S IMPUL A N...… … … ..… … … ... 24

D A F T A R PUS T A K A ..… … … .. 25

PE NGGUNA A N A NGG A R A N… … … 28

(5)

B A B 1 PE ND A H UL UA N

1.1 L atar B elak ang

Gas hembus pernapasan manusia telah sangat umum diketahui mengandung lebih dari 1000 jenis senyawa gas yang berbeda (D weik et.al, 2008). S eluruh komponen gas tersebut memiliki konsentrasi yang sangat jauh berbeda, mulai dari level persen ke level ppm (part per million) sampai level ppb (part per billion) dan bahkan lebih kecil lagi. Michael Phillips dalam Breath T est Medicine (1992) telah menyatakan bahwa gas hembus pernapasan terbagi atas dua komponen. 150 mL komponen pertama disebut sebagai udara “dead-space”, dimana hembusan berisi udara yang berasal dari bagian atas saluran pernapasan. Pada daerah ini tidak terjadi pertukaran gas. 350 mL sisa udara dikenal sebagai alveolar breath, datang dari paru-paru, dimana terjadi pertukaran gas antara darah dan udara dari luar.

K onsentrasi molekul yang terdapat di dalam gas hembus pernapasan manusia ini dapat digunakan sebagai penanda biologis (biomarker) untuk menentukan penyakit pernapasan atau tingkat kesehatan seseorang (R isby et.al. 2010). Gas biomarker telah dikenal sejak Hippocrates mendeklarasikan istilah fetor oris dan fetor hepaticus untuk mendeskripsikan hubungan antara penyakit dan bau mulut, sampai ke era dimana L avoisier dan L aplace pada tahun 1784 memperlihatkan bahwa respirasi manusia akan menggunakan oksigen dan menghilangkan karbondioksida (D uven et.al., 1955). Gas sebagai biomarker mulai populer di era 1800-an ketika A nstie pada tahun 1874 sukses mengisolasi ethanol dari gas hembus manusia (B aldwin A .D , 1977).

(6)

Pelacakan gas hembus manusia merupakan tugas yang tidak mudah. Hal ini disebabkan karena komponen gas hembus sangat bervariasi level konsentrasinya (dari ppmv, ppbv, sampai pptv) serta spektra molekul yang ada juga sangat berdekatan dan berpotensi saling mengganggu (S owa dkk, 2010). K omponen gas (seperti nitric oxide (NO), karbon monoksida ( C O), hidrokarbon, hidrokarbon peroksida, dan bahkan karbon disulfida), dalam gas hembus manusia dapat berfungsi sebagai biomarker sebagaimana telah dikompilasi oleh Z hou dkk. ( Z hou dkk, 2012).

S aat ini penelitian mengenai aplikasi analisis gas hembus manusia untuk kepentingan diagnosa biomedis semakin intensif. A nalisa gas hembus menggunakan metode serapan laser yang selektif dan berkepekaan tinggi memiliki banyak kelebihan seperti bersifat non invasif, mudah digunakan, mudah diulangi, dapat melakukan pengukuran secara real time (online measurement), meminimalkan gangguan pada pasien, dan memiliki kemampuan mendeteksi perubahan pada tingkat molekuler (W ojtas dkk, 2012).

Quantum cascade laser (QC L ) telah menempatkan diri sebagai sumber radiasi yang efektif bagi kebutuhan spektroskopi serapan laser/laser absorption spectroscopy ( L A S ) di rentang tengah inframerah atau panjang gelombang ∼3 µ m sampai ∼24 µ m yang dikenal sebagai daerah umum serapan vibrasi molekular. L A S telah banyak dikembangkan untuk berbagai level deteksi dan sampel gas menggunakan berbagai metode dan teknik (K osterev dkk, 2008).

QC L gelombang kontinyu/C ontinuous-wave ( C W ) bertipe distributed feedback (D F B ) dengan pendingin termoelektric (T E C ) telah digunakan untuk mendeteksi karbon monoksida (C O) menggunakan berbagai metode seperti cavity ring down spectroscopy (C R D S ) (F ritsch dkk, 2007), integrated cavity output spectroscopy ( IC OS ) ( S ilva dkk, 2005), dan quartz-enhanced photoacoustic spectroscopy ( QE PA S ) ( Ma dkk, 2013).

(7)

Penelitian terkini melaporkan bahwa teknik IC OS berbasis QC L telah terbukti merupakan metode yang sesuai bagi keperluan pendeteksian gas hembus pernapasan manusia (Marchenko dkk, 2013).

Pengembangan sistem untuk menghasilkan sistem deteksi gas C O berkepekaan tinggi pada gas kelumit bertekanan rendah, seperti pada hembusan pernapasan manusia, yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi kandungan C O perlu dikembangkan untuk menunjang kebutuhan penelitian di bidang biomedik. Pada penelitian ini akan dilakukan pengembangan dan pengukuran performa detektor gas C O pada gas kelumit bertekanan rendah dengan menggunakan teknik spektroskopi IC OS yang dikombinasikan dengan laser C W -DF B -QC L pada panjang gelombang 4.610 nm sebagai sumber radiasinya. T ingkat kepekaan yang diharapkan dapat dicapai adalah level sub ppbv pada konsentrasi C O cuplikan sebesar 1 ppmv.

1.2 R umusan M asalah

Uraian pada latar belakang memperlihatkan adanya permasalahan utama yaitu bagaimana penerapan metode spektroskopi IC OS untuk keperluan pendeteksian gas C O. Hal ini dapat dicapai dengan menyelesaikan permasalahan mendasar yaitu:

1. B agaimana setup spektroskopi IC OS berbasis laser QC L yang optimal?

2. B agaimana setup sistem deteksi berbasis spektroskopi IC OS yang sesuai untuk mendeteksi gas C O pada gas kelumit bertekanan rendah?

3. A pakah sistem deteksi yang dibangun memiliki kepekaan dan kestabilan yang sesuai?

1.3 T uj uan Penelitian

T ujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Membangun sistem spektroskopi IC OS berbasis laser QC L .

2. Membangun sistem deteksi gas C O pada gas kelumit bertekanan rendah menggunakan teknik spektroskopi IC OS .

(8)

1.4 M anfaat Penelitian

D ari segi akademik, manfaat penelitian ini terutama untuk memperkaya kemampuan kognitif dan motorik penulis mengenai teori dan teknik spektroskopi IC OS khususnya pada deteksi gas C O. S ecara spesifik diharapkan penelitian ini memiliki kegunaan:

1. D apat digunakannya perangkat sistem deteksi gas C O berkepekaan tinggi untuk menunjang penyelesaian disertasi doktoral.

2. D apat digunakannya perangkat sistem deteksi gas C O untuk pengukuran gas hembus pernapasan manusia.

3. S istem deteksi yang dikembangkan dapat membuka wawasan baru dalam penelitian di bidang biomedik.

(9)

B A B 2

T I NJ A UA N PUS T A K A

Z hou dkk. (2012) menyatakan bahwa sebagian besar teknik yang digunakan untuk mendeteksi gas C O, menggunakan sensor elektrokimia yang sensitif dan cukup murah tetapi dengan hasil yang cukup memadai. A kan tetapi sensor ini rentan terhadap gangguan yang muncul dari kandungan gas lain yang cukup besar. Perangkat lain adalah near-infrared C O analyzers, umum digunakan untuk memonitor C O di atmosfer, yang terbukti cukup stabil dan sensitif. K elemahan analisator ini adalah ukurannya yang sangat besar, peka terhadap air dan karbondioksida, dan membutuhkan cuplikan dalam jumlah besar.

T abel 1 berikut memperlihatkan pendeteksian gas C O menggunakan berbagai teknik yang ada beserta batas deteksi yang dicapai.

(10)

IC OS atau Off-axis cavity enhanced absorption spectroscopy (C E A S ) adalah varian penting dari C R D S yang pertama kali dipublikasikan pada tahun 1998. Pada IC OS , cahaya akan terkopel di dalam rongga resonator dan spektra serapan dapat diperoleh dari kumpulan sinyal cahaya yang ditransmisikan melalui rongga resonator yang memiliki cermin bereflektivitas tinggi (high finesse) (O’K eefe, 1998). S ebuah rongga resonator high finesse juga berfungsi sebagai filter spektral yang akan menyempitkan lebar garis dari berkas laser yang melewatinya (O’K eefe dkk., 1999).

Penjajaran berkas cahaya dalam rongga resonator menggunakan pendekatan geometri secara off-axis (OA ) dapat secara sistematis menghilangkan terjadinya resonansi antar berkas yang umum terjadi di dalam rongga resonator, tetapi dengan tetap mempertahankan penguatan sinyal serapan yang ada (B . Paul dkk, 2001). OA -IC OS secara efektif dapat mengurangi rentang spektral bebas/free spectral range (F S R ) dan memberikan peluang untuk dapat melakukan pengukuran yang berkepekaan tinggi (E ngel dkk, 2006 dan B aer dkk, 2002).

D aya laser yang yang melalui rongga resonator dalam pendekatan penjajaran berkas secara off-axis dapat dinyatakan sebagai (Manne dkk, 2010)

= (1)

I0 adalah daya laser yang datang, R adalah tetapan reflektivitas cermin, Cp adalah

parameter spatial coupling (dengan tetapan nilai antara 0 dan 1), dan k adalah koefisien serapan. Cp dinyatakan dengan nilai 1 untuk menggambarkan kondisi

serapan yang lemah dan spatial coupling yang sempurna antara ragam rongga resonator dan berkas laser. J ika kL ≪(1−R ), maka persamaan (1) menjadi

(11)

Informasi mengenai serapan dapat diperoleh dengan mengetahui panjang lintasan optik efektif di dalam rongga pada konfigurasi geometris yang ada. Panjang lintasan efektif Peff dinyatakan sebagai (Manne dkk, 2010)

= (3)

Reff adalah tetapan reflektivitas cermin efektif. Nilai Peff akan lebih kecil

dibandingkan nilai panjang lintasan sebenarnya sebesar P = L /(1−R). Hal ini disebabkan nilai Reff lebih kecil daripada nilai R yang terukur pada kondisi ragam

T E M00 (Manne dkk, 2010). S erapan di dalam rongga resonator kemudian dapat

dinyatakan sebagai

(12)

B A B 3

M E T O D E PE NE L I T I A N

3.1. T ahapan Penelitian

Pembangunan sistem deteksi mengikuti beberapa tahapan seperti pada bagan di gambar 1. B agan pada gambar 1 memperlihatkan bahwa sebelum pengembangan sistem deteksi C O perlu dikerjakan simulasi komputer dan analisanya untuk menentukan panjang gelombang serapan yang sesuai.

Gambar 1. T ahapan rancang bangun detektor sensitif gas hembus pernafasan untuk identifikasi gas C O.

T ahapan penelitian dalam rangka disertasi doktoral beserta luaran yang diperoleh pada setiap tahapan diperlihatkan pada gambar 2.

(13)

T ahapan pada gambar 2 memperlihatkan bahwa penelitian hibah doktor yang diajukan merupakan bagian dari penelitian S 3 secara keseluruhan, dimana penelitian hibah doktor ini akan menjamin tersedianya sistem deteksi gas C O berkepekaan tinggi pada gas kelumit bertekanan rendah yang menjadi dasar bagi pengembangan sistem deteksi gas hembus pernafasan manusia.

S alah satu faktor penting dalam penerapan sistem spektroskopi yang tepat adalah pemilihan sumber radiasi yang sesuai. Panjang gelombang laser yang digunakan harus sesuai dengan panjang gelombang resonan dari transisi molekuler yang dipilih. S istem deteksi yang dikembangkan diharapkan mampu mendeteksi kandungan gas C O dalam campuran gas yang kompleks dan bertekanan rendah, seperti dalam gas hembus pernafasan manusia, maka aspek pemilihan tidak hanya melihat panjang gelombang resonan yang sesuai dengan transisi C O saja tetapi juga perlu mempertimbangkan beberapa faktor yaitu:

1. D aerah spektral yang dipilih harus sebebas mungkin dari spektra unsur lain terutama molekul air dan karbondioksida.

2. Tersedianya informasi yang cukup mengenai struktur atom atau molekul dari panjang gelombang yang dipilih pada database atom dan molekul seperti Hitran 2008.

3. Tersedianya sumber laser yang sesuai untuk daerah panjang gelombang yang dipilih. S umber laser ini harus memiliki daya yang cukup kuat dan stabil pada pemakaian dalam jangka waktu yang cukup lama.

(14)

T abel 1. K omponen dan konsentrasi gas yang diperhitungkan dalam simulasi

No G as K onsentr asi

1 K arbon Monoksida (C O) 10 ppbv 2 K arbon D ioksida (C O2) 5 %

3 A ir (H2O) 5 %

4 Methane (C H4) 2 ppmv

T ahapan selanjutnya adalah pengembangan sistem deteksi gas C O berkepekaan tinggi pada gas kelumit bertekanan rendah sebagaimana yang diajukan dalam hibah penelitian disertasi ini. S istem deteksi yang dikembangkan berbasis spektroskopi IC OS yang akan diutarakan pada bagian berikut laporan ini.

3.2. M etode Penguk ur an dan S usunan Peralatan

S pektroskopi IC OS didasarkan pada teknik serapan dengan sel IC OS seperti yang diperlihatkan pada gambar 3. C ahaya akan terkopel di dalam rongga resonator dan sinyal serapan diperoleh dari integrasi seluruh sinyal yang ditransmisikan melalui sel resonator ( O’K eefe, 1998). Hal ini serupa dengan proses pada pengukuran serapan secara konvensional. Perbedaannya adalah panjang lintasan optik pada IC OS dapat dikatakan tak terhingga karena cahaya akan melalui jalur yang sama setiap kali melewati sel. S el resonator high finesse juga berfungsi sebagai filter spektral yang akan menyempitkan lebar garis dari berkas laser yang melewatinya (O’K eefe dkk., 1999).

Gambar 3. S kema perambatan berkas laser dalam IC OS

(15)

dan memberikan peluang untuk dapat melakukan pengukuran yang berkepekaan tinggi (E ngel dkk, 2006 dan B aer dkk, 2002).

T eknik ini sesuai karena gas kelumit yang digunakan bertekanan rendah, serupa dengan hembusan pernafasan (S ilva dkk, 2005). S istem IC OS yang digabungkan dengan laser QC L , merupakan teknik yang akurat dan cocok digunakan dalam analisis aliran gas yang berbeda-beda dibandingkan dengan chemiluminescence analyzers atau electrochemical sensors (Mandon dkk, 2012). L aser QC L juga sesuai jika dikombinasikan dengan teknik spektroskopi IC OS untuk mendapatkan sensitivitas yang tinggi pada pengukuran gas hembus dan biogenik (Marchenko dkk., 2013).

L angkah-langkah pengembangan sistem deteksi C O berbasis spektroskopi IC OS dilakukan berdasarkan diagram alir seperti pada gambar 4.

(16)

R angkaian peralatan penelitian sistem deteksi gas C O berkepekaan tinggi pada gas kelumit bertekanan rendah menggunakan teknik spektroskopi IC OS ini diperlihatkan pada gambar 5.

Gambar 5. B agan susunan alat IC OS berbasis QC L untuk deteksi gas C O. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. S istem laser QC L , berupa single mode C W-D F B -QC L tipe M9501 buatan Maxion Inc. berpendingin peltier T hermoelectric C ooled (T E C ) yang bekerja pada panjang gelombang 2169,2 cm

-1

atau 4610 nm. Perangkat sumber arus (QC L current driver) dan sistem pendingin untuk mengatur arus, tegangan, dan suhu pendingin QC L . QC L ditempatkan pada sungkup (QC L mount) dengan kolimator dan dihubungkan dengan sumber arus dan pengontrol suhu.

2. D etektor inframerah berkepekaan tinggi yang mampu menangkap perubahan sinyal serapan dan memiliki rentang tanggap frekuensi optimal di panjang gelombang laser QC L dan mampu bekerja pada daya laser QC L . D etektor yang digunakan adalah detektor sensitif infra merah ( IR ) berpendingin 4 tahap V IG O PV I4T E untuk menangkap sinyal IC OS , dan detektor IR suhu kamar untuk menangkap sinyal referensi.

3. Perangkat akuisisi data berupa:

(17)

internal/eksternal trigger sampai 20 K Hz yang mampu memberikan modulasi sinyal trianguler.

b. Perangkat komputer dengan spesifikasi: prosesor 1 GHz dual core, R A M 2 GB , dan sistem operasi Windows X P.

c. Perangkat lunak akuisisi data GageScope dan bahasa pemrograman L abV iew. 4. Perangkat optik seperti lensa, cermin pemantul, dan pemecah berkas (beam splitter) yang memiliki tanggap frekuensi di daerah panjang gelombang IR dan mampu menahan daya laser QC L .

5. Tabung sel serapan buatan sendiri berbahan alumunium dengan panjang 10 dan 15 cm dengan D ua buah cermin laser reflektivitas tinggi (R ∼99%).

6. Tabung sel referensi buatan sendiri berbahan gelas dengan ukuran yang dianggap memadai untuk menampung gas C O referensi.

7. S istem pengisian gas berupa: pompa vakum, pengatur kecepatan aliran gas (mass flow controller), selang, dan valve.

8. Tabung Gas C O dengan konsentrasi 10 ppm dan 100 ppm sebagai sumber gas C O. Tabung gas N2 sebagai sumber gas pelarut (solvent) yang akan digunakan

untuk variasi konsentrasi gas C O. Gas N2 juga difungsikan sebagai sarana

kondisi tanpa gas C O atau kalibrasi nol.

3.3. A nalisa data

(18)

B A B 4

H A S I L D A N PE M B A H A SA N

4. 1. Penentuan Panj ang G elombang L aser Q C L

Hasil simulasi menunjukkan spektra C O sebagian besar berada di dalam pengaruh spektra komponen lain yang memiliki kandungan yang jauh lebih besar. Hasil analisa dapat menentukan satu panjang gelombang yang terbaik untuk kepentingan pengukuran gas hembus pernafasan yaitu pada panjang gelombang 4610 nm seperti diperlihatkan pada gambar 6, sesuai dengan hasil analisa dari berbagai panjang gelombang yang dimiliki oleh transisi molekuler C O (W idiatmono dkk., 2014).

Gambar 6. Hasil simulasi spektra gas C O, H20, C O2, dan C H4 di daerah panjang

gelombang 4610 nm.

Maka sistem spektroskopi IC OS dibangun menggunakan laser D F B -C W -QC L dengan panjang gelombang 4610 nm.

4. 2. O ptimalisasi D aya L aser Q C L

(19)

(a) (b) Gambar 7. ( a) L aser QC L dan (b) sungkup laser

L aser yang digunakan adalah laser single mode C W -D F B -QC L tipe M9501 buatan Maxion Inc dengan pendingin peltier T hermoelectric C ooled (T E C ) dengan panjang gelombang 2169,2 cm

-1

atau 4610 nm. Pendinginan laser cukup menggunakan air untuk mempertahankan suhu sistem laser pada 20  C .

Hasil uji karakteristik laser QC L yang dilakukan menyatakan bahwa laser treshold pada suhu 4 = 20  C dengan arus ) = 318 mA dan tegangan 6 = 9,388 V . Operasional laser pada deteksi C O dilakukan pada kondisi operasional arus ) = 418 mA dan 6 = 9,799 V . Pada kondisi operasional ini daya laser mencapai ö 40mW . A rus QC L dimodulasi dengan sinyal triangular 12 kHz.

4. 3. Pembuatan dan optimalisasi sel I C O S

Hal utama pada bagian ini adalah pembuatan dan penyiapan sel IC OS . S el ini terbuat dari slinder alumunium berongga yang diberi lubang untuk masukan dan keluaran gas cuplikan. A gar sel bersifat high finesse maka pada kedua ujung sel ini dipasang sepasang cermin dengan koefisien reflektivitas yang tinggi (R ∼99,7%) dari C R D Optics seri 520 yang optimal pada panjang gelombang 4,5 mm. D imensi sel IC OS yang dapat disesuaikan adalah bagian panjang saja, karena diameter silinder harus menyesuaikan besar diameter cermin yang sebesar 1” ( ö 2,54 cm). Gambar 8 berikut memperlihatkan skema dan dimensi sel IC OS

(20)

Pemasangan cermin tentu saja membutuhkan teknik penjajaran berkas, agar berkas dapat dipantulkan bolak-balik secara optimal. Pada penelitian ini dilakukan percobaan dengan dua panjang sel. Panjang sel yang pertama adalah 5 cm dan yang kedua adalah 15 cm. Hal ini dilakukan untuk menguji apakah panjang sel yang sangat pendek dapat diset sebagai sel IC OS dengan mudah atau tidak. S el yang pendek memiliki kelebihan hanya membutuhkan jumlah cuplikan yang sangat kecil dengan refresh rate yang tinggi. S ebaliknya pada sel yang panjang, akan lebih mudah untuk dilakukan penjajajaran berkas agar tidak terjadi interferensi antar berkas.

4. 4. K onfigur asi S istem I C O S

K onfigurasi sistem IC OS merujuk pada susunan alat seperti yang ditunjukkan sebelumnya pada gambar 5. S el IC OS yang telah siap kemudian ditempatkan di dalam setup alat tersebut, seperti yang diperlihatkan pada gambar 9 berikut ini.

Gambar 9. K onfigurasi sistem IC OS

(21)

dapat langsung menentukan kadar konsentrasi C O yang terukur serta untuk mengetahui apakah panjang gelombang laser mengalami pergeseran atau tidak yang dikenal dengan istilah laser drift.

K onfigurasi OA -IC OS dilakukan dengan mengubah-ubah posisi sel IC OS terhadap berkas laser yang datang sampai diperoleh sinyal serapan terintegrasi yang paling optimal, yaitu intensitas sinyal yang tinggi tetapi dengan derau yang rendah. K onfigurasi ini dilakukan pada kondisi aliran gas C O dengan konsentrasi 1 ppm dengan tekanan 80 mB ar. K onfigurasi optimal dapat dilihat pada sinyal serapan C O yang tampak pada layar osiloskop yang digunakan, dimana sinyal serapan memperlihatkan garis yang dalam ( gambar 10) dan rapat sinyal yang padat dengan derau yang rendah ( gambar 11). Garis kuning merupakan sinyal yang berasal dari sel IC OS , sementara garis biru adalah sinyal yang berasal dari sel referensi.

(a) (b)

Gambar 10. S inyal serapan C O pada 4610 nm yang melalui sel IC OS pada kondisi (a) sebelum dan (b) sesudah dioptimasi.

(a) (b)

(22)

Pengukuran dilakukan dengan sistem akuisisi data menggunakan kartu Gage D A C (digital to analog converter) tipe C ompuS cope 14200 dengan perangkat lunak GageScope. D ata yang diperoleh kemudian digunakan pada program antarmuka pengukuran yang dikembangkan menggunakan L abV iew seperti diperlihatkan pada gambar 12, 13 dan 14.

Gambar 12. T ampilan antarmuka program yang memperlihatkan sinyal serapan C O dan referensi.

(23)

Gambar 14. T ampilan antarmuka program yang memperlihatkan layar pengukuran konsentrasi gas C O, stabilitas sinyal, perbandingan sinyal dan referensi, serta laser drift.

4. 5. H asil Penguk ur an G as C O

Gambar 15 memperlihatkan kestabilan laser yang digunakan dalam pengukuran gas C O. L aser terlihat cukup stabil dalam pengertian tidak terjadi laser drift atau pergeseran panjang gelombang.

Gambar 15. S inyal amplitudo laser yang naik turun pada daerah sempit dan tetap memperlihatkan kestabilan laser yang cukup baik.

(24)

pada kondisi umum gas buang pernapasan dengan tingkat kepekaan sub ppb. Pengukuran pertama dilakukan pada konsentrasi 2 ppmv pada tekanan 80 mB ar, dengan hasil pengukuran ditampilkan pada gambar 16.

(a)

(b)

Gambar 16. Hasil pengukuran konsentrasi C O sebesar 2 ppmv pada tekanan 80 mB ar. ( a) S kala sebenarnya dan (b) S kala diperbesar.

Hasil tersebut memperlihakan bahwa C O telah terukur cukup stabil dengan konsentrasi yang sesuai. Pada skala yang diperbesar terlihat ada gangguan yang diketahui dari adanya sinyal “jatuh”. Hal ini diakibatkan adanya gangguan mekanik pada sistem karena sensitivitasnya yang tinggi.

Pengukuran berikutnya dilakukan dalam kondisi pengukuran yang sesuai dengan kondisi umum gas hembus pernafasan manusia. Pengukuran yang dilakukan adalah pada konsentrasi gas C O sebesar 1 ppmv dalam N2. S istem

(25)

dilakukan secara stabil seperti diperlihatkan pada gambar 17. Hasil yang diperoleh juga sesuai dengan hasil pengukuran sebelumnya.

Gambar 17. Hasil pengukuran konsentrasi C O sebesar 1 ppmv pada tekanan 80 mB ar.

Untuk mengetahui kemampuan detektor yang dikembangkan dalam mengidentifikasi gas C O pada level konsentrasi yang kecil dan di bawah kondisi umum gas hembus pernafasan manusia, maka dilakukan pengukuran gas C O pada konsentrasi sebesar 0,24 ppmv. Hasil pengukuran diperlihatkan pada gambar 18.

Gambar 18. Hasil pengukuran konsentrasi C O sebesar 0,24 ppmv pada tekanan 80 mB ar.

(26)

kemampuannya untuk menjaga pengukuran pada batas stabil yang diharapkan. B atas kestabilan ini dinamakan batas deteksi pengukuran.

4. 6. A nalisa B atas D etek si Penguk ur an gas C O

B atas deteksi dari sistem IC OS berbasis QC L , yang akan memberikan gambaran kuantitatif dari kestabilan dan pencapaian kepekaan detektor, diperoleh dengan melakukan analisa data menggunakan standar deviasi dari Allan varriance. Gambar 19 menampilkan analisa deviasi Allan variance pada pengukuran konsentrasi gas C O sebesar 1 ppmv.

A verag ing Time (s) konsentrasi gas C O sebesar 1 ppmv pada tekanan 80 mB ar.

B atas deteksi dari gambar 19 ditetapkan sebesar 1 ppbv yang diperoleh dalam waktu kurang dari 2 detik waktu akuisisi. K epekaan yang lebih baik dapat diperoleh dengan melakukan waktu akuisisi yang lebih lama, yaitu 0,4 ppbv untuk waktu akuisisi 115 s. Hal ini memperlihatkan level kepekaan atau batas deteksi sub-ppb yang diharapkan telah dapat dicapai.

(27)
(28)

B A B V K E S I M PUL A N

(29)

D aftar Pustak a

A . K osterev, G. W ysocki, Y . B akhirkin, S . S o, R . L ewicki, M. F raser, F . T ittel, R .F . C url, 2008, Application of Quantum C ascade L asers to T race Gas Analysis, A ppl. Phys. B 90, 165–176 (2008).

A nthony O’K eefe, 1998, Integrated cavity output analysis of ultra-weak absorption, C hemical Physics L etters, 293 1998:331–336.

A nthony O’K eefe, J ames J . S cherer, J oshua B . Paul, 1999, cw Integrated cavity output spectroscopy, C hemical Physics L etters, 307, 1999:343–349.

B aldwin A D , 1977, Anstie’s alcohol limit: F rancis E dmund Anstie 1833–1874, A m. J . Public Health, 67 679–81.

B . P. J . de L acy C ostello, R . J . E wen, N. M. R atcliffe, A sensor system for monitoring the simple gases hydrogen, carbon monoxide, hydrogen sulfide, ammonia and ethanol in exhaled breath, 2008, J . B reath R es. 2 (2008) 037011

C huji W ang and Peeyush S ahay, 2009, Breath Analysis Using L aser Spectroscopic T echniques: Breath Biomarkers, Spectral F ingerprints, and D etection L imits, S ensors 2009, 9, 8230-8262.

D . Marchenko, J . Mandon, S . M. C ristescu, P. J . F . M. Merkus, F . J . M. Harren, 2013, Quantum cascade laser-based sensor for detection of exhaled and biogenic nitric oxide, A ppl. Phys. B (2013) 111:359–365.

D . S . B aer, J . B . Paul, M. Gupta, dan A . O'K eefe, 2002, Sensitive absorption measurements in the near-infrared region using off-axis integrated-cavity-output spectroscopy, A ppl. Phys. B 75, 261-265 ( 2002).

D uveen D I and K lickstein H S , 1955, Antoine L aurent L avoisier’s C ontributions to Medicine and Public Health, B ull. Hist. Med. 29 164–79.

F . L apostolle, H. Gourlain, M.N. Pizagalli, P. L e T oumelin, F . A dnet, M. Galliot, C . L apandry, S .W . B orron, 2004, Measurement of carbon monoxide in simulated expired breath, R esuscitation, V ol. 64, E lsevier Publication (2004), p. 201 – 204.

G. S . E ngel, W . S . D risdell, F . N. K eutsch, E . J . Moeyr, and J . G. A nderson, 2006, Ultrasensitive near-infrared integrated cavity output spectroscopy technique for detection of C O at 1.57 µ m: new sensitivity limits for absorption measurements in passive optical cavities, A ppl. Opt. 45, 9221-9229 (2006) . J agadeeshwari Manne, A lan L im, W olfgang J äger, J ohn T ulip, 2010, Off-axis

cavity enhanced spectroscopy based on a pulsed quantum cascade laser for sensitive detection of ammonia and ethylene, A PPL IE D OPT IC S , V ol. 49, No. 28, 1 October 2010.

J oshua B . Paul, L arry L apson, and J ames G. A nderson, 2001, Ultrasensitive absorption spectroscopy with a high-finesse optical cavity and off-axis alignment, A PPL IE D OPT IC S , V ol. 40 No. 27, 20 S eptember 2001:4904– 4910.

(30)

and electrochemical sensors, J ournal of B iomedical Optics 17(1), 017003 (J anuary 2012).

J . W ojtas, Z . B ielecki, T . S tacewicz, J . Mikołajczyk, M. Nowakowski, 2012, Ultrasensitive laser spectroscopy for breath analysis, OPT OE L E C T R ONIC S R E V IE W , 20(1):26–39. J ournal of Quantitative Spectroscopy & R adiative T ransfer, V ol. 110 (2009) 533–572, doi:10.1016/j.jqsrt.2009.02.013.

Marcus S owa, Manfred Mürtz, Peter Hering, 2010, Mid-infrared laser spectroscopy for online analysis of exhaled C O, J OUR NA L OF B R E A T H R E S E A R C H

Meigui Z hou, Y ong L iu, Y ixiang D uan, 2012, Breath Biomarkers in D iagnosis of Pulmonary D iseases, C linica C himica A cta, 413 ( 2012) 1770–1780.

Michael Phillips, 1992, Breath T ests in Medicine, S cientific A merican, J uly, p.74-79.

Michelle L . S ilva, R ichard T . W ainner, D avid M. S onnenfroh, D avid I. R osen, Mark G. A llen, T erence H. R isby, 2005, Mid-infrared D etection of T race Biogenic Species Using C ompact QC L Based Integrated C avity Output Spectroscopy (IC OS), Proc. S PIE 6010 Infrared to T erahertz T echnologies for Health and the E nvironment, 60100E (November 17, 2005).

(31)

S .M. C ristescu, S .T . Persijn, S . T e L intel Hekkert, F .J .M. Harren, 2008, L aser-Based Systems for T race Gas D etection in L ife Sciences, A pplied Physics B , 92, 343–349 (2008).

T homas F ritsch, Peter Hering and Manfred Mürtz, 2007, Infrared laser spectroscopy for online recording of exhaled carbon monoxide–a progress report, J OUR NA L OF B R E A T H R E SE A R C H, 1(2007) 014002 (8pp). T . H. R isby and F . K . T ittel, 2010, C urrent Status of Midinfrared Quantum and

Interband C ascade L asers for C linical Breath Analysis, Opt. E ng. 49(11), 111123.

(32)

L A PO R A N PE NG G UNA A N K E U A NG A N

Pemodelan 1 lisensi 5.850.000 5.850.000

L isensi HIR T R A N D atabase 2008

Pemodelan 1 lisensi 2.350.000 2.350.000

Sewa komputer laptop Pengolah data S ewa 8 bulan 8.225.000 8.225.000

Sewa kamera digital R ekam data Sewa 8 bulan 6.680.000 6.680.000

K abel-kabel dan komponen Sistem elektrk 1 paket 575.000 575.000

Gas N2 ukuran 10 m

3

Pelarut 1 tabung 2.255.000 2.255.000

Gas C O ukuran 6 m

3

C uplikan 1 tabung 2.775.000 2.775.000

Selang silikon S istem gas 40 m 20.000 800.000

Plat alumunium Sistem gas 1 lembar 3.500.000 3.500.000

T abung sel alumunium S el cuplikan 3 unit 750.000 2.250.000

K omponen elektronik Sistem elektrk 1 paket 204.000 204.000

K omponen elektronik Sistem elektrk 1 paket 426.000 426.000

K omponen elektronik Sistem elektrk 1 paket 2.650.000 2.650.000

K omponen elektronik Sistem elektrk 1 paket 208.000 208.000

(33)
(34)

Gambar

Tabel 1. State of the art Deteksi CO
Gambar 2. Tahapan penelitian S3
Gambar 3. Skema perambatan berkas laser dalam ICOS
Gambar 5. Bagan susunan alat ICOS berbasis QCL untuk  deteksi gas CO.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan removal mangan secara biologi yang dilakukan oleh TZW Jerman pada Gambar 1, dapat dilihat bahwa untuk mendapatkan hasil yang optimal diperlukan konsentrasi oksigen

Dimana siswa diberi angket motivasi belajar sebelum diberikan perlakuan yang berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol yang tujuannya melihat tingkat

Begitu juga dengan onomatopeau yang digunakan oleh anak muda Jepang pada umumnya terbentuk dari penggulangan (reduplikasi) baik penggulangan fonologis, morfemis dan

Selain itu, adanya komitmen bersama yang sudah dideklarasikan oleh para pihak, diharapkan dapat ditindaklanjuti bersama, meliputi: (i) upaya nyata dalam

Forbo Siegling sangat menyarankan Anda untuk tidak mengencangkan belt lebih dari dua tahap, sebaliknya perilaku elo- ngasi beban poros pada bahan ketegang- an dapat berubah. F Ws =

Tapi lain hal nya kopi luwak yang di hasilkan oleh petani kelompok waremtahu, kopi yang dapat dihasilkan oleh anggota kelompok pada setiap panennya mencapai 500 Kg ini betul-

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana manajemen kepala sekolah di MI Islamiyah Mulyoagung dan SDI Al-Hadad Kedungjambe Kecamatan

Dengan terbitnya Publikasi Sekampung Dalam Angka Tahun 2014 saya menyambut gembira, karena Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) Sekampung telah dapat menerbitkannya pada