• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kontribusi Dukungan Sosial Orang Tua, Guru, Teman Sebaya Terhadap Self-Efficacy Siswa Kelas X SMA "Y" Bogor Dalam Mata Pelajaran Fisika.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kontribusi Dukungan Sosial Orang Tua, Guru, Teman Sebaya Terhadap Self-Efficacy Siswa Kelas X SMA "Y" Bogor Dalam Mata Pelajaran Fisika."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

i

Universitas Kristen Maranatha Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai kontribusi dukungan sosial orang tua, guru, dan teman sebaya terhadap self-eficacy siswa kelas X SMA “Y” Bogor.

Rancangan penelitian ini menggunakan metode regresi dengan teknik survei. Variabel penelitian ini adalah Dukungan Sosial dan Self-efficacy. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner yang disusun peneliti berdasarkan aspek-aspek dukungan sosial dari House (1981) yang terdiri atas 17 item alat ukur dukungan sosial orang tua, 19 item alat ukur dukungan sosial guru, 20 item alat ukur dukungan sosial teman sebaya, aspek-aspek self-efficacy dari Bandura (2002) yang terdiri dari 19 item. Sampel penelitian ini berjumlah 183 siswa kelas X SMA “Y” Bogor. Data yang diperoleh berupa skala ordinal yang dioleh dengan menggunakan SPSS 17.0.

Hasil yang diperoleh adalah tidak terdapat kontribusi yang signifikan antara dukungan orang tua, guru dan teman sebaya terhadap self-efficacy siswa dengan koefisien regresi secara berurutan : 0,083; 0,126; 0,105. Namun, jika dilihat berdasarkan aspek-aspek dukungan sosial, terdapat kontribusi yang signifikan antara dukungan emotional concern orangtua dengan koefisien regresi 0,181. Dukungan guru dalam bentuk information dengan koefisien regresi 0,036. Dukungan teman sebaya dalam bentuk emotional concern dengan koefisien regresi 0,129.

(2)

ii

Universitas Kristen Maranatha Abstract

This research was conducted to gain an overview of the contribution of social support from parents, teachers, and peer group on self-efficacy of student grade X in "Y" Senior High School Bogor.

The design of this study using regression methods with survey techniques. The research variables are Social Support and Self-efficacy. Measuring instrument used was a questionnaire developed by researches aspects of social support from the House (1981) which consists of 17 statements of the contribution social support from parents, 19 statements of the contribution social support from teachers, and 20 statements of the contribution social support from peer groups. The sample amounted to 183 students grade X in SMA "Y" Bogor. Data obtained in the form of an ordinal

scale using SPSS 17.0

The result is there is not a significant contribution to the social support from parents, teachers, and peer group for self-efficacy in order regression coefficient: 0,083; 0,126; 0,105. However, there is a significant contribution to the support of parents in the form of emotional support parents, information support teachers and emotional support peer group of self-efficacy in order regression coefficient: 0.181; 0.036; 0.129.

(3)

iii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR BAGAN ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah... 1

1.2.Identifikasi Masalah... 7

1.3.Maksud dan Tujuan ... 8

1.3.1 Maksud Penelitian ... 8

1.3.2 Maksud Penelitian ... 8

1.4.Kegunaan Penelitian ... 8

1.4.1 Kegunaan Ilmiah ... 8

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 8

1.5.Kerangka Pemikiran ... 9

(4)

iv

Universitas Kristen Maranatha

1.7.Hipotesis... 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Dukungan Sosial ... 19

2.1.1. Definisi Dukungan Sosial ... 19

2.1.2. Sumber Dukungan Sosial ... 19

2.1.3. Bentuk Dukungan Sosial ... 19

2.1.4. Perubahan perkembangan dalam Dukungan Sosial .. 21

2.2. Teori Self-Efficacy ... 23

2.2.1. Definisi Self-Efficacy ... 23

2.2.2. Sumber-sumber Self-Efficacy ... 23

2.2.3. Mediating Processes ... 25

2.2.4. Pengaruh Self-efficacy Belief ... 27

2.2.5. Self-efficacy Beliefs dalam setting akademis ... 29

2.3. Remaja ... 35

2.3.1 Definisi Remaja ... 35

2.3.2 Karakteristik Remaja ... 36

(5)

v

Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian ... 39

3.2. Variabel Penelitian, Definisi Konseptual, dan Definisi Operasional ... 40

3.2.1. Variabel Penelitian ... 40

3.3.2. Definisi Konseptual dan Operasional ... 40

3.3.2.1 Definisi Konseptual ... 40

3.3.2.2 Definisi Operasional ... 41

3.3. Alat Ukur ... 43

3.3.1. Alat Ukur Dukungan Sosial ... 43

3.3.2. Alat Ukur Self-efficacy ... 44

3.3.3. Data Pribadi ……… 46

3.3.4 Validitas Alat ukur ……….. 46

3.3.5 Reliabilitas Alat ukur ……….. 47

3.4. Populasi dan Karakteristik Populasi ... 48

3.4.1. Populasi sasaran ... 48

3.4.2. Karakteristik Populasi ... 49

3.5. Teknik Analisis Data ... 49

3.6. Hipotesa Statistik ... 49

(6)

vi

Universitas Kristen Maranatha

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ………... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 61

5.2.Saran ... 62

5.2.1. Saran Teoritis ... 62

5.2.2. Saran Guna Laksana ... 62

DAFTAR PUSTAKA ... 64

DAFTAR RUJUKAN ... 65

(7)

vii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR BAGAN

(8)

viii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Alat Ukur Dukungan Sosial ……….. 43

Tabel 3.2 Kategori Skor Kuesioner Dukungan Sosial ... 44

Tabel 3.3 Kisi-kisi Alat Ukur Self-Efficacy ………. 44

Tabel 3.4 Kategori Skor Kuesioner Motif Berprestasi ... 46

Tabel 4.1 Tabel Persentase Responden Berdasarkan Kelas ... 51

Tabel 4.2 Tabel Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51

Tabel 4.3 Signifikansi dan Koefisien Regresi Dukungan Orang Tua terhadap Self-Efficacy ………... 52

Tabel 4.4 Signifikansi dan Koefisien Regresi Dukungan Guru terhadap Self-Efficacy ……….. 53

Tabel 4.5 Signifikansi dan Koefisien Regresi Dukungan Teman Sebaya terhadap Self-Efficacy ………... 53

Tabel 4.6 Signifikansi dan Koefisien Regresi Dukungan Emotional Concern Orang Tua terhadap Self-Efficacy ………... 54

Tabel 4.7 Signifikansi dan Koefisien Regresi Dukungan Instrumental Aids Orang Tua terhadap Self-Efficacy ………... 54

(9)

ix

Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.9 Signifikansi dan Koefisien Regresi Dukungan Appraisal Orang Tua

terhadap Self-Efficacy ………... 54 Tabel 4.10 Signifikansi dan Koefisien Regresi Dukungan Emotional Concern

Guru terhadap Self-Efficacy ……….. 55 Tabel 4.11 Signifikansi dan Koefisien Regresi Dukungan Instrumenetal Aids

Guru terhadap Self-Efficacy ……….. 55 Tabel 4.12 Signifikansi dan Koefisien Regresi Dukungan Information Guru

terhadap Self-Efficacy ……… 55 Tabel 4.13 Signifikansi dan Koefisien Regresi Dukungan Appraisal

Guru terhadap Self-Efficacy ……….. 56 Tabel 4.14 Signifikansi dan Koefisien Regresi Dukungan Emotional Concern

Teman Sebaya terhadap Self-Efficacy …... 56 Tabel 4.15 Signifikansi dan Koefisien Regresi Dukungan Instrumenetal Aids

Teman Sebaya terhadap Self-Efficacy …... 56 Tabel 4.16 Signifikansi dan Koefisien Regresi Dukungan Information Teman

Sebaya terhadap Self-Efficacy…….……... 56 Tabel 4.17 Signifikansi dan Koefisien Regresi Dukungan Appraisal Teman

(10)

x

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Perhitungan Reliabilitas Kuesioner Dukungan Sosial Orang Tua, Guru, Teman sebaya

Lampiran 2 Hasil Perhitungan Reliabilitas Kuesioner Self-efficacy

Lampiran 3 Hasil Validitas Kuesioner Dukungan Sosial Orang Tua, Guru, Teman sebaya, dan Self-Efficacy

(11)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia dapat dikatakan cukup rendah. Data laporan pembangunan manusia yang dikeluarkan United Nation Development Programme (UNDP) pada tahun 2013, menunjukkan peringkat

Human Development Index (HDI) Indonesia berada diurutan 108 dari 182 negara

yang diteliti (http://www.shalimow.com/etcetera/human-development-index-hdi-indonesia. html/comment-page-1, 15 Desember 2014). Salah satu penyebab dan

sekaligus kunci utama rendahnya kualitas manusia Indonesia adalah kualitas pendidikan yang rendah, sehingga kini pemerintah mencoba untuk meningkatkan kualitas SDM dengan meningkatkan mutu pendidikan di sekolah-sekolah mulai dari tingkat Sekolah Dasar hingga ke Perguruan Tinggi. Sekolah dengan mutu yang baik dipandang sebagai salah satu alternatif yang efektif untuk meningkatkan kualitas SDM. Dengan adanya sekolah-sekolah yang memiliki mutu yang baik maka diharapkan melahirkan manusia-manusia unggul yang amat berguna untuk membangun negeri (Nurkolis, 2007).

(12)

2

Universitas Kristen Maranatha atau berbagai prestasi dan penghargaan di kancah nasional dan internasional (http://whjobs.info/sma-favorit-di-indonesia.html, 15 Desember 2014).

Salah satu sekolah yang memiliki mutu pendidikan yang baik dan termasuk 50 besar sekolah dengan prestasi yang baik meurut Depniknas adalah SMA “Y” Bogor. Sekolah ini termasuk sekolah unggulan di Kota Bogor dan telah banyak memperoleh prestasi-prestasi baik dalam bidang akademik maupun non-akademik seperti debat kontes, dan Olimpiade-olimpiade yang diselenggarakan baik dari tingkat kota, propinsi, nasional, hingga ke tingkat internasional (http://reginapacis.sch.id/web/?q=sma/prestasi, 15 Desember 2014).

Untuk penerimaan siswa baru setiap tahunnya, SMA “Y” Bogor ini melakukan serangkaian tes masuk yang terdiri dari tes Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA (Fisika dan Biologi). Dari hasil tes masuk inilah akan dilihat apakah para kandidat layak masuk menjadi siswa SMA “Y” Bogor.

Kegiatan belajar mengajar di sekolah ini cukup padat. Sejak tahun ajaran 2005/2006 siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar di mulai dari pukul 07.00 hingga pukul 15.00 selama lima hari dalam seminggu. Pihak sekolah menganggap bahwa waktu pembelajaran yang ideal adalah lima hari. Sisa dua hari berikutnya adalah waktu bersama antara siswa dan orang tua untuk dapat saling berkomunikasi terkait masalah belajar siswa disekolah. Penanggungjawab utama dalam mendidik siswa adalah orang tua mereka masing-masing dan sekolah hanya membantu.

(13)

3

Universitas Kristen Maranatha setelah kegiatan belajar mengajar di kelas. Hal ini membuat jam belajar disekolah semakin panjang dan dirasa berbeda khususnya oleh siswa kelas X di SMA “Y” Bogor karena mereka mengalami peralihan dari SMP ke SMA. Siswa diharuskan untuk lebih mandiri lagi dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan, mengikuti ekstrakurikuler diluar jam pelajaran yang biasanya selesai hingga pukul 17.00 dan harus lebih giat dalam belajar. Selain itu mereka pun juga diharuskan untuk tetap berprestasi dan bersaing karena tuntutan yang semakin tinggi di lingkungan sekolah, paling tidak mencapai nilai minimal yang telah ditetapkan sekolah.

(14)

4

Universitas Kristen Maranatha sekolah akan meminta orang tua mereka untuk datang menghadap Guru Bimbingan Konseling. Pertemuan antara Guru BK dan orang tua ini ditujukan untuk membicarakan masalah-masalah anak dan meminta dukungan dari orang tua untuk dapat membantu menyelesaikannya.

Kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas akademik yang dihadapi tidak hanya dipengaruhi potensi kognitif yang dimiliki oleh remaja seperti inteligensi, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh keyakinan remaja mengenai kemampuan dirinya dalam menyelesaikan tugas-tugas tersebut. Menurut Bandura (dalam Locke, dkk, 1984) penilaian seseorang mengenai seberapa besar kemampuannya dalam menghadapi suatu situasi inilah yang disebut dengan self-efficacy.

Menurut Bandura, self-efficacy merupakan faktor penting yang menentukan seseorang siswa berhasil atau tidak secara akademis. Hasil penelitian juga menunjukkan self-efficacy memegang peranan yang signifikan dalam memprediksi dan menjelaskan academic performance dalam berbagai area. (www.positivepractices.com/Efficacy/SelfEfficacy.html, 15 Desember 2014).

(15)

5

Universitas Kristen Maranatha ketahanan diri menghadapi rintangan, serta keyakinan untuk dapat mengatasi perasaan negatif dalam diri.

Berdasarkan wawancara dengan siswa kelas X, sebagian besar dari mereka mengatakan bahwa mereka memiliki keyakinan dalam menentukan pilihan-pilihan dalam belajar pelajaran fisika namun mereka mereka kurang memiliki keyakinan dalam berusaha mencapai pilihan-pilihan yang telah dibuat, dan kurangnya keyakinan untuk bertahan menghadapi rintangan dalam pelajaran fisika. Menurut mereka orang-orang sekitar seperti orang tua, guru, dan teman sebaya membantu mereka dalam mengatasi kesulitan tersebut. Bantuan yang biasa mereka terima misalnya orang tua yang berusaha mengingatkan mereka untuk belajar, guru yang mau menjelaskan kembali materi yang kurang mereka mengerti diluar jam belajar dan teman sebaya yang mau bersama-sama mengerjakan tugas-tugas fisika atau belajar bersama menjelang ujian fisika.

Hal-hal diatas diperkuat dengan teori dari Bandura bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi self-efficacy yaitu persuasi sosial yang merupakan salah satu sumber self-efficacy. Persuasi sosial ini yaitu dorongan secara verbal dan pujian secara verbal dari orang lain dan bersifat mendorong siswa untuk lebih berusaha dan mencapai keberhasilan.

(16)

6

Universitas Kristen Maranatha Selain teman sebaya, lingkungan sekolah juga merupakan tempat di mana siswa dapat mengembangkan kompetensi kognitif, memperoleh pengetahuan dan keterampilan problem solving yang penting sekali untuk berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat. Di sini pengetahuan dan keterampilan berpikir mereka terus menerus diuji, dievaluasi dan secara sosial diperbandingkan (Bandura, 2002).

Berdasarkan hal diatas dapat dikatakan bahwa lingkungan sosial memengaruhi self-efficacy seseorang. Bantuan dari lingkungan ini disebut dengan istilah dukungan sosial. Hal ini diperkuat oleh Bandura (2002) melalui penelitian yang dilakukannya yang memberikan hasil bahwa selain orang tua, guru dan teman juga memengaruhi aspirasi pendidikan. Lebih lanjut House (1981) membedakan dukungan sosial ke dalam empat dimensi yaitu emotional concern, instrumental aid, information, dan appraisal.

Menurut Deborah Stipek (1996), ada beberapa hal yang dapat meningkatkan self-efficacy siswa yaitu dukungan yang positif dapat berasal dari guru seperti pernyataan “kamu dapat melakukan ini”, orang tua yang mengajarkan tentang strategi belajar yang dapat dilakukan guna mencapai target belajar ataupun memberikan reward untuk performa siswa, serta teman sebaya yang mendukung dan menguatkan siswa dalam upayanya mencapai target belajar.

(17)

7

Universitas Kristen Maranatha Dari 30 siswa yang memiliki keyakinan untuk mampu menentukan pilihan, sebanyak 15 siswa (50%) menyatakan bahwa keyakinan untuk mampu menentukan pilihan dipengaruhi oleh orang tua, sebanyak 9 siswa (30%) menyatakan bahwa keyakinan untuk mampu menentukan pilihan dipengaruhi oleh teman sebaya, dan 6 siswa (20%) dari guru.

Aspek kedua dari self-efficacy adalah keyakinan untuk mampu berusaha mencapai pilihan yang dibuat. Dari 30 siswa (75%) yang memiliki keyakinan untuk mampu menentukan pilihan, sebanyak 24 siswa (80%) memiliki keyakinan untuk mampu berusaha mencapai pilihan yang dibuat. Sebanyak 9 siswa (37,5%) memiliki keyakinan untuk mampu berusaha mencapai pilihan yang dibuat dipengaruhi oleh orang tua, sebanyak 8 siswa (33,3%) menyatakan bahwa adalah keyakinan untuk mampu berusaha mencapai pilihan yang dibuat dipengaruhi oleh teman sebaya, 4 siswa (16,7%) dari guru, dan sisanya (12,5%) dari kakak/saudara kandung.

Aspek ketiga dari self-efficacy adalah keyakinan untuk bertahan menghadapi rintangan. Dari 30 siswa-siswi (75%) yang memiliki keyakinan untuk mampu menentukan pilihan, sebanyak 17 siswa (56,7%) memiliki keyakinan untuk bertahan menghadapi rintangan. Sebanyak 7 siswa (41,2%) memiliki keyakinan untuk bertahan menghadapi rintangan yang dipengaruhi oleh orang tua, sebanyak 8 siswa (47%) dipengaruhi oleh teman sebaya, dan 2 siswa (11,8%) dari guru.

(18)

8

Universitas Kristen Maranatha keyakinan untuk dapat mengatasi perasaan negatif dalam diri, sebanyak 14 siswa (46,67%) dipengaruhi oleh orang tua, 5 siswa (16,67%) dipengaruhi oleh guru, dan 11 siswa (36,67%) dipengaruhi oleh teman sebaya.

Berdasarkan hasil survei diatas, peneliti ingin mengetahui siapakah dari ketiga peran dalam lingkungan sosial yang memiliki kontribusi terbesar terhadap self-efficacy siswa kelas X SMA “Y” Bogor dalam mata pelajaran fisika.

1.2 Identifikasi Masalah

Ingin mengetahui apakah terdapat kontribusi dukungan sosial dari orang tua, guru, dan teman terhadap self-efficacy pada siswa kelas X SMA “Y” Bogor dalam mata pelajaran fisika.

1.3 Maksud dan Tujuan

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dukungan sosial dari orang tua, guru, dan teman sebaya terhadap self-efficacy pada siswa kelas X SMA “Y” Bogor dalam mata pelajaran fisika.

1.3.2 Tujuan Penelitian

(19)

9

Universitas Kristen Maranatha

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Ilmiah

Kegunaan teoretis penelitian ini adalah:

- Menambah informasi bagi bidang ilmu psikologi, khususnya psikologi pendidikan, mengenai dukungan sosial dan self-efficacy pada siswa SMA. - Memberikan masukan bagi peneliti lain yang berminat untuk melakukan

penelitian lebih lanjut mengenai dukungan sosial dan self-efficacy.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Kegunaan praktis penelitian ini adalah:

- Memberikan informasi kepada pihak sekolah khususnya guru BK SMA “Y” mengenai gambaran tentang kontribusi dukungan sosial terhadap

self-efficacy siswa kelas X SMA “Y” Bogor dalam mata pelajaran fisika. Informasi ini dapat digunakan untuk membimbing siswa kelas X untuk dapat mengembangkan dan memanfaatkan dukungan sosial untuk mengembangkan self-efficacy siswa. Sekolah pun dapat mengadakan kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan self-efficacy untuk para siswa maupun orang tua.

(20)

10

Universitas Kristen Maranatha - Memberikan informasi kepada siswa kelas X mengenai gambaran tentang

kontribusi mereka terhadap self-efficacy teman-temannya. Informasi ini dapat digunakan agar mereka dapat saling memberi dukungan maupun pujian kepada teman-temannya untuk mengembangkan self-efficacy.

1.5. Kerangka Pikir

Siswa SMA kelas X dapat dikategorikan ke dalam masa remaja dalam rentang usia 13-17. Pada masa ini remaja secara individual memiliki keuntungan untuk mandiri dan mulai menetapkan sebuah kehidupan di luar keluarga. Remaja semakin mandiri dalam masalah belajar di sekolah walaupun belum sepenuhnya dapat bertanggungjawab secara mandiri. Masa remaja juga merupakan masa yang penting dalam pencapaian prestasi (Santrock, 2004).

(21)

11

Universitas Kristen Maranatha dari tindakan yang dibutuhkan untuk mengatur situasi-situasi yang berhubungan dengan masa yang akan datang. Pembentukan penghayatan akan self-efficacy merupakan indikator yang sangat penting dalam mencapai kemampuan yang lebih dan dalam keberhasilan (Bandura, 2002).

Terdapat empat aspek self-efficacy yaitu keyakinan untuk mampu menentukan pilihan, keyakinan untuk mampu berusaha mencapai pilihan yang dibuat, keyakinan untuk bertahan menghadapi rintangan, serta keyakinan untuk dapat mengatasi perasaan negatif dalam diri.

(22)

12

Universitas Kristen Maranatha dalam diri. Mereka dapat mengatasi rasa malas atau bosan saat mengerjakan tugas-tugas fisika yang jumlahnya banyak atau saat mereka mampu untuk tetap belajar meskipun mereka sedih mendapatkan nilai yang kurang baik. Mereka yang mengalami kegagalan biasanya akan cepat mendapatkan self-efficacy mereka kembali setelah mengalami kegagalan (Bandura, 2002).

(23)

13

Universitas Kristen Maranatha Menurut Bandura (2002), pengalaman awal self-efficacy berpusat pada keluarga. Kemudian pengalaman bertambah dalam lingkungan sosial. Bandura (2002) menyatakan bahwa selain keluarga, teman sebaya dan guru pun membantu mengembangkan dan meningkatkan self-efficacy seseorang. Teman sebaya sebagai peer group memberi dorongan untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan self-efficacy seseorang. Sekolah adalah tempat di mana siswa mengembangkan kompetensi kognitif dan memperoleh pengetahuan dan keterampilan problem solving yang penting sekali untuk berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat. Di sini pengetahuan dan keterampilan berpikir mereka terus menerus diuji, dievaluasi dan secara sosial diperbandingkan. Ketika siswa menguasai keterampilan kognitif, mereka mengembangkan suatu rasa yang makin bertumbuh mengenai efficacy mereka. (Bandura, 2002).

Siswa memanfaatkan pengaruh dukungan sosial untuk dapat mengembangkan self-efficacy. Menurut Bandura, Salah satu faktor yang memengaruhi self-efficacy yaitu persuasi sosial yang merupakan salah satu sumber self-efficacy. Persuasi sosial ini yaitu dorongan secara verbal dan pujian secara verbal dari orang lain dan bersifat mendorong siswa untuk lebih berusaha dan mencapai keberhasilan.

Orang tua, guru, dan teman sebaya dapat memengaruhi self-efficacy siswa-siswi melalui dukungan sosial yang mereka berikan berupa emotional concern, instrumental aid, information, dan appraisal (House, 1981). Emotional concern

(24)

14

Universitas Kristen Maranatha dapat menghadapi masalah dengan lebih baik. Siswa yang memiliki emotional concern akan menghayati bahwa mereka memiliki orang tua, guru, dan teman

sebaya yang memberi semangat dalam belajar khususnya dalam mata pelajaran fisika, mau mendengarkan setiap keluhan atau perasaan yang dialami saat mengalami kesulitan belajar. Perilaku orang tua, guru, dan teman sebaya tersebut akan memengaruhi keyakinan siswa dalam menentukan pilihan-pilihan terkait dengan kegiatan belajar seperti siswa akan lebih memilih mendengarkan penjelasan guru dikelas daripada mengobrol atau mengerjakan hal lainnya. Selain itu orang tua, guru, dan teman yang mau menghibur siswa saat mereka belum mampu mencapai nilai yang optimal dalam mata pelajaran fisika akan memengaruhi keyakinan diri siswa bahwa mereka mampu bertahan dan tidak putus asa untuk mencoba lebih baik lagi. Selain itu siswa pun akan menghayati bahwa kesulitan yang dihadapi dalam belajar merupakan suatu tantangan yang harus dikuasai daripada sebagai ancaman yang harus dihindari.

(25)

15

Universitas Kristen Maranatha baik. Selain itu siswa pun akan menghayati bahwa kesulitan-kesulitan yang dihadapinya merupakan hambatan dalam belajar.

Instrumental aid merupakan penyediaan materi yang dapat memberikan pertolongan langsung seperti pemberian fasilitas/perlengkapan belajar. Siswa yang memiliki instrumental aid menghayati bahwa mereka mendapatkan dukungan dari orang tua, guru, dan teman sebaya berupa fasilitas/perlengkapan. Orang tua yang memberikan sarana dan prasarana yang memadai, serta guru dan teman sebaya yang mau meluangkan waktu mereka untuk membantu siswa ketika siswa mengalami kesulitan dalam belajar pelajaran fisika akan memengaruhi keyakinan siswa dalam berusaha mencapai target/rencana belajar yang telah mereka buat. Selain itu guru dan teman sebaya yang mau membantu siswa dalam belajar dengan meminjamkan materi fisika atau mengajarkan pelajaran yang sulit bagi siswa akan memengaruhi keyakinan siswa untuk mampu bertahan dalam kesulitannya tersebut. Selain itu juga akan memengaruhi keyakinan siswa bahwa kesulitan yang dihadapinya tersebut adalah tantangan yang harus diselesaikan.

Siswa yang kurang memiliki instrumental aids menghayati bahwa orang tua, guru, dan teman sebaya jarang meluangkan waktu untuk membantu siswa dalam belajar, dan jarang membantu dalam memecahkan masalah. Hal tersebut akan memengaruhi keyakinan siswa untuk bertahan menghadapi tantangan saat siswa mengerjakan soal-soal fisika yang sulit.

(26)

16

Universitas Kristen Maranatha siswa untuk berusaha mencapai target/rencana belajarnya dan keyakinan siswa untuk bertahan menghadapi rintangan. Misalnya, saat siswa mengalami kesulitan dalam belajar, orang tua, guru, atau teman yang memberikan saran akan membuat siswa bertahan dalam situasi tersebut dan mencoba lebih baik lagi. Orang tua, guru, dan teman sebaya yang memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah dan mengarahkan siswa agar lebih giat dalam belajar agar nilai mereka dapat diatas KKM akan memengaruhi keyakinan siswa akan usahanya mencapai target sehingga mereka lebih giat dan semangat.

Siswa yang kurang memiliki information menghayati orang tua, guru, dan teman sebaya kurang membantu siswa dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar. Perilaku orang tua, guru, dan teman sebaya tersebut akan memengaruhi keyakinan siswa untuk bertahan menghadapi rintangan sehingga siswa akan mudah putus asa bila menghadapi kesulitan belajar.

Appraisal adalah penghargaan positif terhadap perbuatan siswa. Orang tua,

guru, dan teman sebaya yang memberi pujian atas hasil belajar siswa yang baik dalam mata pelajaran fisika akan memengaruhi keyakinan siswa untuk mampu berusaha mencapai target yang telah ditentukan. Siswa akan lebih semangat dalam belajar karena mereka merasa dihargai atas jerih payah yang telah dilakukan.

(27)

17

Universitas Kristen Maranatha Bagan 1.1 Kerangka Pikir

Dukungan Sosial

Orang tua Teman Sebaya Guru

- Emotional Concern - Instrumental Aids - Information - Appraisal

Siswa kelas X SMA “Y”

Self-efficacy

- Keyakinan untuk mampu menentukan pilihan dalam mata pelajaran fisika

- Keyakinan untuk mampu berusaha mencapai pilihan dalam mata pelajaran fisika

- Keyakinan untuk bertahan menghadapi rintangan dalam mata pelajaran fisika

(28)

18

Universitas Kristen Maranatha

1.6 Asumsi

Dari kerangka pemikiran diatas, peneliti memiliki asumsi:

Self-efficacy siswa-siswi kelas X SMA “Y” memengaruhi pilihan yang dibuat, usahanya yang dikeluarkannya untuk mencapai pilihan yang dibuat, ketahanan diri dalam menghadapi rintangan, serta mengatasi perasaan negatif dalam diri.  Dukungan dari Orang tua, guru, dan teman sebaya memengaruhi self-efficacy

siswa-siswi Kelas X SMA “Y” dalam derajat yang berbeda-beda.

Dukungan orang tua, guru, dan teman sebaya terhadap self-efficacy siswa-siswi melalui empat aspek yaitu emotional concern, instrumental aid, information, dan appraisal.

1.7 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas, maka diturunkan hipotesis sebagai berikut :

Hipotesis Umum

- Dukungan Orang tua memberikan kontribusi terhadap self-efficacy siswa kelas X SMA “Y” dalam mata pelajaran fisika.

- Dukungan guru memberikan kontribusi terhadap self-efficacy siswa kelas X SMA “Y” dalam mata pelajaran fisika.

(29)

19

Universitas Kristen Maranatha Hipotesis Khusus

- Dukungan emotional concern orang tua memberikan kontribusi terhadap self-efficacy siswa kelas X SMA “Y” dalam mata pelajaran fisika.

- Dukungan instrumental aids orang tua memberikan kontribusi terhadap self-efficacy siswa kelas X SMA “Y” dalam mata pelajaran fisika.

- Dukungan information orang tua memberikan kontribusi terhadap self-efficacy siswa kelas X SMA “Y” dalam mata pelajaran fisika.

- Dukungan appraisal orang tua memberikan kontribusi terhadap self-efficacy siswa kelas X SMA “Y” dalam mata pelajaran fisika.

- Dukungan emotional concern guru memberikan kontribusi terhadap self-efficacy siswa kelas X SMA “Y” dalam mata pelajaran fisika.

- Dukungan instrumental aids guru memberikan kontribusi terhadap self-efficacy siswa kelas X SMA “Y” dalam mata pelajaran fisika.

- Dukungan information guru memberikan kontribusi terhadap self-efficacy siswa kelas X SMA “Y” dalam mata pelajaran fisika.

- Dukungan appraisal guru memberikan kontribusi terhadap self-efficacy siswa kelas X SMA “Y” dalam mata pelajaran fisika.

- Dukungan emotional concern teman sebaya memberikan kontribusi terhadap self-efficacy siswa kelas X SMA “Y” dalam mata pelajaran fisika.

- Dukungan instrumental aids teman sebaya memberikan kontribusi terhadap self-efficacy siswa kelas X SMA “Y” dalam mata pelajaran fisika.

(30)

20

Universitas Kristen Maranatha

(31)

67

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai kontribusi dukungan sosial (orang tua, guru ,teman sebaya) terhadap self-efficacy

siswa kelas X SMA “Y” Bogor dalam mata pelajaran fisika sebagai berikut :

 Secara umum dukungan social (orang tua, guru, dan teman sebaya) tidak memberikan kontribusi yang signifikan terhadap self-efficacy siswa kelas X

SMA “Y” Bogor dalam mata pelajaran fisika.

Namun berdasarkan bentuk-bentuk dukungan sosial, dukungan emotional concern orang tua memberikan kontribusi yang signifikan terhadap

self-efficacy siswa kelas X SMA “Y” Bogor dalam mata pelajaran fisika.

Dukungan information guru memberikan kontribusi yang signifikan terhadap self-efficacy siswa kelas X SMA “Y” Bogor dalam mata pelajaran fisika.  Dukungan emotional concern teman sebaya memberikan kontribusi yang

(32)

68

Universitas Kristen Maranatha

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoretis

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran :

 Melakukan penelitian dengan memfokuskan pada satu jenis kelompok sosial saja sehingga penelitian yang dilakukan bisa lebih mendalam.

 Melakukan penelitian lanjutan dengan latar belakang sampel yang beragam. Misalnya : sampel dengan tahap perkembangan anak atau dewasa awal, sehingga dapat diketahui dengan lebih jelas seberapa besar kontribusi dukungan sosial terhadap self-efficacy pada latar belakang sampel yang berbeda-beda.

5.2.2 Saran Guna Laksana

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran:

 Bagi orang tua diharapkan lebih memberikan dukungan berupa ungkapan perhatian seperti memberikan semangat kepada siswa ketika mengalami kesulitan belajar, mau mendengarkan keluhan-keluhan siswa saat menghadapi tugas-tugas fisika yang banyak dan sulit.

(33)

69

Universitas Kristen Maranatha masalah dengan lebih mudah khususnya dalam menghadapi mata pelajaran fisika.

(34)

70

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Bandura, A. 1997. Self-Efficacy in Changing Societies. Cambridge University Press.

Bandura, A. 2002. Self-Efficacy : The Exercise of Control. New York: Freeman. Bjorklund, D. 2011. Child and Adolenscent Development: An Integrated

Approach.

Friedenberg, L. 1995. Psychological Testing: Design, Analysis and Use. Boston: Allyn & Bacon

Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Nurkolis. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta : Gramedia

Pajares, Frank & Urdan, Tim. Self-efficacy beliefs of adolescence. Greenwich, Connecticut: Information Age Publishing.

Santrock, J. W. 2002. Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup. Edisi 5, Jilid II. Jakarta : Erlangga.

Siegel, S. 1997. Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta : PT. Gramedia.

Sudjana. 1983. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung : Tarsito.

(35)

71

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Herawan, Hana Irawati. 2009. Kontribusi Lingkungan Sosial (Orang Tua, Guru, Teman Sebaya) Terhadap Academic Self-Regulation Siswa/i Kelas X SMA

‘Y’ Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen

Maranatha.

Jilly. 2009. Studi Deskriptif Mengenai Derajat Self-Efficacy Beliefs Pada Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia Angkatan 2008 Universitas X Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Univeristas Kristen Maranatha. Sukandar, Ervina. 2011. Pengaruh Aspek-Aspek Dukungan Orang Tua Terhadap

Kemampuan Self-Regulation dalam Bidang Akademik Pada Siswa/i SMP Bunda Maria di Pamanukan Subang. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Yanuar, Vika. 2010. Studi Deskriptif Mengenai Self-Efficacy Beliefs Mahasiswa Fakultas Psikologi Yang Sedang Mengontrak Mata Kuliah PPLK Lebih Dari Satu Kali di Universitas X Bandung. Skripsi. Bandung: Fakultas Psikologi Univeristas Kristen Maranatha.

http://www.shalimow.com/etcetera/human-development-index-hdi-indonesia.,

html/comment-page-1, diakses 15 Desember 2014.

http://whjobs.info/sma-favorit-di-indonesia.html, diakses 15 Desember 2014

http://reginapacis.sch.id/web/?q=sma/prestasi, diakses 15 Desember 2014

Referensi

Dokumen terkait

Pada kasus anak autis yang memasuki masa puber, orang tua dituntut untuk dapat menciptakan komunikasi yang baik agar dapat membantu perkembangan sang anak dalam

reinforcement (penguatan) untuk meningkatkan kedisiplinan siswa kelas X D SMA Negeri 1 Wates dalam mengikuti pembelajaran penjasorkes, dari hasil refleksi siklus I pertemuan

In part, Active Server Pages is an object model that features six intrinsic objects (Application, ObjectContext, Request, Response, Server, and Session) that are always available

Rumusan masalah penelitian ini adalah: Apakah peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran experiential dengan pemanfaatan media video compact disc lebih

Pengalaman trauma dalam keterlibatan dengan para pengungsi dan penyintas di Timor-Leste menjadi bagian dari ingatan kolektif para pekerja kemanusiaan JRS..

Kemudian dilakukan 2) uji hipotesis dengan menggunakan data posttest yaitu untuk melihat efektif tidaknya pembelajaran matematika dengan metode guided inquiry dan keefektifan

Adanya sistem pembayaran Midtrans pada iPanda, alur pembayaran dapat berjalan lebih mudah dan terdata dengan baik, sehingga meminimalisir permasalahan dalam

Delapan (8) masalah pelaksanaan JKN hasil monotoring dan evaluasi yang dilakukan Dewan Jaminan Sosial Nasional diselenggarakan BPJS Kesehatan pada semester I tahun 2016 yang