DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT
FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENGATASI
LEARNING OBSTACLE PADA BAHASAN
SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG
(Didactical Design Research Pada Kelas V SD Negeri di Kota Serang Tahun 2014/2015)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
ONI NURHAYATI
1100451
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Oni Nurhayati,2015
DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENGATASI
LEARNING OBSTACLE PADA BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2015
DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT
FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENGATASI
LEARNING OBSTACLE PADA BAHASAN
SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG
(Didactical Design Research Pada Kelas V SDN Negeri di Kota Serang Tahun 2014/2015)
Oleh Oni Nurhayati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
©Oni Nurhayati 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang
Oni Nurhayati,2016
DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENGATASI
LEARNING OBSTACLE PADA BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG
ABSTRAK
Didactical Design Research (DDR) adalah penelitian yang memfokuskan pada pengembangan bahan ajar. Tujuan penelitian sendiri yaitu mendapatkan desain ajar yang baik dan sesuai dengan karakteristik siswa. Karena sebagian besar ditemukan bahwa pembelajaran yang berlangsung tidak sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Sehingga siswa mengalami hambatan belajar. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya pembelajaran yang kurang optimal. Dilain sisi pembelajaran juga kurang mengembangkan kemampuan komunikasi siswa. Alasan tersebut yang mengakibatkan perlu adanya penelitian. Pada penelitian ini peneliti menggunakan pembelajaran kooperatif tipe student fasilitator and explaining. Karakteristik dari pembelajaran tersebut adalah siswa diharuskan mempresentasikan temuan-temuan yang diperoleh kemudian dilanjutkan penyimpulan oleh guru. Implementasi DDA dilaksanakan di SDN Pereng kelas V dan implementasi RDD di SDN XI Serang kelas VB. Teknik pengumpulan data sendiri yaitu melalui: tes uji LO, wawancara, observasi, skala pendapat siswa, dan dokumentasi. Analisis data menunjukkan adanya peningkatan rata-rata nilai siswa. Pada implementasi DDA menunjukkan 67% sedangkan pada implementasi RDD menunjukkan 97%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa desain didaktik yang dibuat sudah cukup dalam mengatasi LO yang muncul dan kemampuan komunikasi matematis siswa sudah berkembang lebih baik dari sebelumnya.
Oni Nurhayati,2015
DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENGATASI
LEARNING OBSTACLE PADA BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Design didactical Research (DDR) is a study that focuses on the development of teaching materials. Own research objectives is to get a good teaching design and in accordance with the characteristics of students. Because the majority found that learning takes place not in accordance with the characteristics and needs of students. So that students experiencing barriers to learning. This resulted in less than optimal learning. On the other side of learning also less develop students' communication skills. The reasons that lead to the need for research. In this study, researchers used a type of cooperative learning and student facilitators explaining. Characteristics of the study is that students are required to present the findings obtained then continued inference by the teacher. Implementation DDA in class V SDN Pereng and implementation of RDD in SDN XI Serang VB class. Own data collection techniques through: test LO, interviews, observation, the scale of student opinion, and documentation. Analysis of the data showed an increase in the average value of students. In the implementation of the DDA showed 67% whereas in the implementation of RDD showed 97%. Based on these results we can conclude that the didactic design made enough in addressing emerging LO and mathematical communication abilities of students has grown better than ever.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR GRAFIK ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 7
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 7
E. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
A. Hambatan Belajar (Learning Obstacle) ... 10
B. Desain Didaktik ... 11
C. Pendekatan Student Facilitator and Explaining ... 12
D. Teori Belajar yang Mendukung ... 15
E. Kemampuan Komunikasi Matematis ... 18
F. Konsep Sifat-sifat Balok ... 20
G. Penelitian yang Relevan ... 23
H. Kerangka Berfikir ... 24
Oni Nurhayati,2015
DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENGATASI
LEARNING OBSTACLE PADA BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 26
A. Metode dan Desain Penelitian ... 26
B. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 29
C. Teknik Pengumpulan Data ... 30
D. Teknik Analisis Data ... 31
E. Isu Etik ... 35
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 36
A. Temuan-temuan ... 36
1. Learning Obstacle pada Bahasan Sifat-sifat Bangun Ruang Balok ... 36
2. Desain Didaktik Awal (Preliminary Didactical Design) Bahasan Sifat-sifat Bangun Ruang ... 49
3. Implementasi Desain Didaktik Awal ... 61
4. Implementasi Revisi Desain Didaktik ... 80
5. Antisipasi Pedagogik terhadap Desain Didaktik ... 106
B. Pembahasan ... 108
C. Hambata-hambatan ... 114
D. Jawaban Hipotesis ... 114
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 115
A. Simpulan ... 115
B. Rekomendasi ... 116
DAFTAR PUSTAKA ... 118
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan tujuan tipe model pembelajaran kooperatif ... 13
Tabel 2.2Perbedaan Kooperatif tipe SFE dan Konvensional ... 14
Tabel 2.3Jaring-jaring Balok ... 21
Tabel 3.1 Rubik Penilaian Komunikasi Matematika ... 32
Tabel 3.2. Kriteria Interprestasi Skor Skala Pendapat ... 33
Tabel 4.1 Hasil Respon Siswa Terhadap Soal Learning Obstacle ... 36
Tabel 4.2 Rancangan Desain Didaktik ... 50
Tabel 4.3.Hasil Lembar Skala Pendapat Siswa pada Implementasi DDA ... 67
Tabel 4.4 Kriteria Interprestasi Skor Skala Angket ... 68
Tabel 4.5Hasil Prosentase dan Klasifikasi Skala Pendapat Siswa ... 69
Tabel 4.6 Rancangan Revisi Desain Didaktik ... 81
Tabel 4.7 Hasil Wawancara Sebelum Implementasi Desain ... 91
Tabel 4.8 Hasil Wawancara Setelah Implementasi Desain ... 92
Tabel 4.9 Hasil Lembar Skala Pendapat Siswa pada Implementasi RDD . 93 Tabel 4.10 Hasil Prosentase dan Klasifikasi Skala Pendapat Siswa ... 94
Tabel 4.11 Karakteristik Situasi Didaktik ... 112
Oni Nurhayati,2015
DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENGATASI
LEARNING OBSTACLE PADA BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Respon Tes Uji LO ... 3
Gambar 1.2 Respon Tes Uji LO ... 4
Gambar 1.3 Respon Tes Uji LO ... 4
Gambar 2.1 Segitiga Didaktik yang Dimodifikasi ... 11
Gambar 2.2 Kerangka Balok ... 20
Gambar 2.3 Alur jaring-jaring balok ... 21
Gambar 2.4 Jaring-jaring Balok ... 22
Gambar 2.5 Segitiga Didaktik yang Dimodifikasi ... 23
Gambar 3.1 Alur Pelaksanaan DidacticalDesign Research ... 28
Gambar 4.1 Learning Obstacle Tipe 1 ... 40
Gambar 4.2 Learning Obstacle Tipe 1 ... 40
Gambar 4.3 Learning Obstacle Tipe 1 ... 41
Gambar 4.4 Learning Obstacle Tipe 1 ... 41
Gambar 4.5 Learning Obstacle Tipe 1 ... 42
Gambar 4.6 Learning Obstacle tipe 2 ... 43
Gambar 4.7 Learning Obstacle tipe 2 ... 43
Gambar 4.8 Learning Obstacle tipe 2 ... 44
Gambar 4.9 Sifat-sifat Balok ... 45
Gambar 4.11 Learning Obstacle tipe 3 ... 46
Gambar 4.12 Learning Obstacle tipe 3 ... 47
Gambar 4.13 Learning Obstacle tipe 3 ... 47
Gambar 4.14 Respon Siswa terhadap DDA LO tipe 1 ... 71
Gambar 4.15 Respon Siswa terhadap DDA LO tipe 1 ... 71
Gambar 4.16 Respon Siswa terhadap DDA LO tipe 1 ... 72
Gambar 4.17 Respon Siswa terhadap DDA LO tipe 1 ... 72
Gambar 4.18 Respon Siswa terhadap DDA LO tipe 1 ... 73
Gambar 4.19 Respon Siswa terhadap DDA LO tipe 1... 73
Gambar 4.20 Respon Siswa terhadap DDA LO tipe 2 ... 75
Gambar 4.21 Respon Siswa terhadap DDA LO tipe 3 ... 76
Gambar 4.22 Respon Siswa terhadap RDD LO tipe 1 ... 96
Gambar 4.23 Respon Siswa terhadap RDD LO tipe 1 ... 96
Gambar 4.24 Respon Siswa terhadap RDD LO tipe 1 ... 97
Gambar 4.25 Respon Siswa terhadap RDD LO tipe 1 ... 97
Gambar 4.26 Respon Siswa terhadap RDD LO tipe 1 ... 97
Gambar 4.27 Respon Siswa terhadap RDD LO tipe 1 ... 98
Gambar 4.28 Respon Siswa terhadap RDD LO tipe 1 ... 99
Gambar 4.29 Respon Siswa terhadap RDD LO tipe 1 ... 99
Gambar 4.30 Respon Siswa terhadap RDD LO tipe 2 ... 100
Oni Nurhayati,2015
DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENGATASI
LEARNING OBSTACLE PADA BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 4.32 Respon Siswa terhadap RDD LO tipe 3 ... 102
Gambar 4.33 Respon Siswa terhadap RDD LO tipe 3 ... 103
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Kemampuan Siswa Terhadap Lembar Kerja Siswa Pada Pertemuan Pertama ... 77
Grafik 4.2 Kemampuan Siswa Terhadap Lembar Kerja Siswa Pada Pertemuan Kedua ... 78
Grafik 4.3 Hasil Rekapitulasi Nilai Lembar Kerja Siswa Implementasi DDA ... 79
Grafik 4.4 Kemampuan Siswa Terhadap Lembar Kerja Siswa Pada Pertemuan Pertama ... 103
Grafik 4.5 Kemampuan Siswa Terhadap Lembar Kerja Siswa Pada Pertemuan Kedua ... 103
Grafik 4.6 Hasil Rekapitulasi Nilai Lembar Kerja Siswa Implementasi RDD ... 104
Oni Nurhayati,2015
DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENGATASI
LEARNING OBSTACLE PADA BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. RPP ... 123
Lampiran 2. Instrumen tes Uji LO ... 136
Lampiran 3. Desain Didaktik Awal ... 141
Lampiran 4 Revisi Desain Didaktik. ... 145
Lampiran 5. Prediksi Respon Siswa Terhadap Tes LO ... 150
Lampiran 6. Prediksi Respon Desain Didakti Awal ... 153
Lampiran 7. Prediksi Respon Revisi Desain Didaktik ... 156
Lampiran 8 Kisi-kisi skala Pendapat... 159
Lampiran 9 Instrumen Skala Pendapat. ... 161
Lampiran 10 Pedoman Wawancara Siswa ... 163
Lampiran 11 Pedoman Observasi Aktivitas Guru ... 166
Lampiran 12 Pedoman Observasi Respon Siswa ... 168
Lampiran 13 Hasil tes Uji LO ... 169
Lampiran 14 Hasil DDA Siswa... 206
Lampiran 15 Hasil RDD Siswa ... 219
Lampiran 16 Hasil Skala Pendapat Siswa Terhadap DDA ... 234
Lampiran 17 Hasil Skala Pendapat Siswa Terhadap RDD ... 243
Lampiran 19 Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Respon Siswa... 256
Lampiran 20 Analisis Hasil Skala Pendapat ... 279
Lampiran 21 Foto Kegiatan Penelitian ... 285
SK Pembimbing ... 289
Surat Keterangan Observasi ... 290
Surat Keterangan Telah Mengadakan Penelitian ... 292
Oni Nurhayati,2015
DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENGATASI
LEARNING OBSTACLE PADA BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Berbicara tentang pendidikan, maka tidak terlepas dari UU Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional point 20 menyatakan bahwa “Pendidikan adalah proses pembelajaran dimana adanya interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Dapat dikatakan bahwa pendidikan juga tidak akan terlepas dari pembelajaran. Karena, pembelajaran adalah sebuah proses untuk mencapai tujuan didalam pendidikan”. Salah satu hal yang terpenting dalam pembelajaran adalah adanya persiapan yang dirancang oleh guru. Mulai dari desain pembelajaran, metode, alat, maupun sumber pembelajaran. Hal itu akan menentukan arah pembelajaran dan juga dapat membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Pada hakekatnya pembelajaran adalah sebuah proses yang saling berkaitan antara guru, bahan ajar, dan siswa.
Oni Nurhayati,2015
DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENGATASI
2
Oni Nurhayati,2016
DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENGATASI
LEARNING OBSTACLE PADA BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ide matematika.‟ Selain itu hakekat matematika sendiri adalah menguraikan apa sebenarnya matematika, baik dilihat dari arti kata, karakteristik, maupun kedudukan matematika diantara cabang ilmu yang lain.
Konsep matematika didapat dari proses berfikir, karena itu logika termasuk bentuk dasar dari matematika. Konsep dasar ini biasanya dipakai secara terus-menerus atau berkesinambungan sebagai sarana dalam mempelajari konsep selanjutnya. Matematika biasanya lebih menekankan pada dunia rasio (penalaran), bukan menekankan kepada hasil eksperimen maupun hasil observasi. “Matematika terbentuk karena pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran.” Russefendi (dalam Tiurlina, 2012, hlm. 3).
Apabila merujuk kepada standar kompetesi dan kompetensi dasar, maka banyak ruang lingkup materi matematika yang harus dipelajari oleh siswa. Diantaranya ada aljabar, geometri, pengukuran, peluang, dan lain-lain. Salah satu ruang lingkup awal matematika adalah geometri. Geometri dapat diartikan sebagai ilmu yang membahas hubungan antara garis, sudut, bidang, dan bangun ruang. Seperti yang dikemukakan oleh Clemens (dalam Raharjo, 2009, hlm. 1) menyatakan bahwa „Geometri adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk dan obyek yang memiliki bentuk teratur.’ Pembahasan geometri sudah digunakan sejak awal masuk sekolah dasar sampai jenjang perguruan tinggi. Model contoh-contoh geometripun dapat dengan mudah ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya bangun datar dan bangun ruang.
3
Oni Nurhayati,2016
DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENGATASI
siswa hanya mempunyai satu concept image dalam pemahaman konsep pada sifat-sifat bangun ruang...”. Hal ini dapat mengakibatkan siswa terlihat kebingungan saat dihadapkan dengan tes yang berbeda bentuk dari apa yang disampaikan atau dicontohkan oleh guru.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal 19 Februari sampai tanggal 09 Maret di empat SD Negeri yang berbeda. Diantaranya, SDN Buah Gede, SDN Serang 7, SDN Serang 11, dan SDN Kamalaka, ditemukan beberapa permasalahan atau learning obstacle terkait dengan konsep sifat-sifat balok yaitu:
1. Tipe 1, Learning obstacle terkait concept image dalam menggambar bangun ruang balok dan menggambar jaring-jaring balok.
2. Tipe 2, Learning obstacle terkait komunikasi terhadap konsep sifat-sifat pada bangun ruang balok.
3. Tipe 3, Learning obstacle terkait Mengkomunikasikan konsep volume balok melalui gambar.
4
Oni Nurhayati,2016
DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENGATASI
LEARNING OBSTACLE PADA BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 1.1 Respon Tes Uji LO
Contoh hambatan selanjutnya yaitu komunikasi terhadap konsep sifat-sifat pada bangun ruang balok dan Mengkomunikasikan konsep volume balok melalui gambar.
Gambar 1.2 Respon Tes Uji LO
Gambar 1.3 Respon Tes Uji LO
5
Oni Nurhayati,2016
DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENGATASI
diminta untuk menghitung volume balok dari kubus satuan, maka sebagian besar siswa mengalami kesulitan atau yang disebut dengan hambatan belajar. Siswa mampu menulis rumus dengan benar, namun saat menghitung volume dari kubus satuan siswa mengalami kesulitan. Seharusnya siswa mengetahui bahwa volume balok dapat dihitung dari susunan kubus satuan yang memenuhi balok. Hal ini terjadi karena rendahnya pemahaman siswa. Biasanya guru langsung memberikan rumus kepada siswa tanpa mengkomunikasikan dan mengkoneksikan terlebih dahulu konsep tersebut dengan konsep materi matematika yang lain. Guru seharusnya dapat memberikan contoh-contoh tes tentang koneksi volume balok. Sehingga siswa mempunyai pemahaman yang tidak hanya terbatas kepada bahan ajar yang dimiliki sisiwa.
Sedangkan hasil wawancara dengan siswa sendiri masih terdapat anggapan bahwa pembelajaran matematika sulit dan sukar. Sehingga mengakibatkan suasana kelas yang kurang kondusif dan membosankan, karena siswa merasa kurang tertarik dalam pembelajaran. Hasil pengamatan pun tidak jauh berbeda karena terlihat guru kurang variatif dalam menggunakan model, metode maupun alat peraga. Selain itu terkadang desain bahan ajar yang digunakan guru belum sesuai dengan hambatan belajar yang dialami siswa. Pada umumnya guru hanya memperhatikan ketercapaian program pembelajaran tanpa melihat respon yang diberikan siswa. Sehingga yang terlihat justru peran guru lebih dominan dibandingkan dengan peran siswa.
6
Oni Nurhayati,2016
DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENGATASI
LEARNING OBSTACLE PADA BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
itu atau pembelajaran tradisional akan menghambat siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya.
Di dalam proses pembelajaran sendiri siswa mempunyai hak untuk ikut berpartisipasi dalam berpikir, berpendapat, dan menghasilkan sebuah karya. Namun disamping itu, siswa juga mempunyai hak untuk tidak fokus dalam mengikuti pembelajaran, seperti apa yang diungkapkan oleh Brousseau (dalam Suratno, 2009, hlm.2) bahwa “Siswa secara alami mengalami situasi yang dinamakan hambatan dalam belajar (learning obstacle) dengan beberapa faktor penyebab, diantaranya: hambatan ontogeni (kesiapan mental belajar siswa), didactic (akibat pengajaran peneliti) dan epistimologi (pengetahuan siswa yang memiliki konteks aplikasi terbatas).” Oleh karena itu, guru sangat berperan penting dalam meminimalisir hambatan-hambatan belajar siswa. Menurut Dunkin (dalam Togala, 2013, hlm.5) mengatakan bahwa “ada sejumlah aspek yang dapat mempengaruhi kualitas pembelajaran jika dilihat dari faktor guru. (1) Teacher formative experience (2) Teacher properties (3) Teacher training experience”. Tugas seorang guru adalah sebagai facilitator dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru perlu membuat desain didaktik (rancangan pembelajaran) yang matang dan maksimal. Sehingga bahan ajar yang disampaikan dapat mudah dipahami oleh siswa secara utuh. Selain itu diharapkan desain dedaktik juga dapat menghilangkan learning obstacle pada siswa dalam memahami konsep matematika secara utuh.
7
Oni Nurhayati,2016
DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENGATASI
“SFE adalah suatu model pembelajaran yang menyajikan materi
pembelajaran secara terbuka kemudian dilanjutkan dengan pemberian kesempatan pada siswa untuk menerangkan kembali sesuai dengan pemahaman dan ditutup dengan pemberian materi secara keseluruhan.” Dari pengertian di atas kita bisa mengetahui bahwa model SFE sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa. Dimana siswa dilatih untuk berbicara menyampaikan pemahaman dari materi yang telah diajarkan di depan teman-temannya.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merasa perlu adanya penelitian tentang kemampuan komunikasi pada konsep bangun ruang, khususnya balok. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti “Desain Didaktik Kemampuan Komunikasi Matematis melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Facilitator and Explaining untuk Mengatasi Learning Obstacle Siswa pada Konsep Bahasan Sifat-Sifat Bangun Ruang. (Didactical Design Research di Kelas V SD Negeri Kamalaka Kec. Taktakan, Kota Serang)”.
B. Identifikasi Masalah Peneliti
Pada penelitian ini, Peneliti mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan semua permasalahan yang diteliti sebagai berikut:
1. Guru dalam membuat bahan ajar belum sesuai dengan karakteristik siswa dalam kelas.
2. Siswa masih mengalami kesulitan dalam mengkomunikasikan matematika dalam bentuk tulisan maupun lisan.
3. Siswa mengalami kesulitan atau hambatan belajar dalam memahami sifat-sifat balok secara utuh.
C. Rumusan dan Batasan Masalah Peneliti
8
Oni Nurhayati,2016
DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENGATASI
LEARNING OBSTACLE PADA BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Bagaimana learning obstacle yang tekait dengan sifat-sifat bangun balok?
2. Bagaimana desain didaktik tentang sifat-sifat bangun ruang balok yang dapat mengatasi learning obstacle dan sesuai dengan karakteristik siswa SD?
3. Bagaimana implementasi desain didaktik dengan pembelajaran kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining (SFE) pada pokok bahasan sifat-sifat bangun untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa SD?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengetahui learning obstacle yang tekait dengan sifat-sifat bangun
balok
2. Mengetahui desain didaktik tentang sifat-sifat bangun balok yang dapat mengatasi learning obstacle yang sesuai dengan karakteristik siswa SD 3. Mengetahui implementasi desain didaktik dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Student Facilitator and Explaining (SFE) pada pokok bahasan sifat-sifat bangun balok untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa SD.
E. Manfaat Penelitian
Adapun harapan dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi: 1. Siswa
Dari hasil penelitian ini siswa tidak lagi mengalami hambatan belajar. Khususnya pada materi balok. Sehingga siswa lebih memahami konsep bangun balok.
9
Oni Nurhayati,2016
DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENGATASI
Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan reverensi bagi guru tentang penerapan desain didaktik (rancangan pembelajaran). Sehingga guru mengetahui hambatan belajar yang dialami siswa pada konsep sifat balok. 3. Peneliti
Pada penelitian ini peneliti mendapatkan gambaran yang jelas tentang penerapan desain bahan ajar yang baik di lapangan dan menambah wawasan serta pengetahuan tentang fakta Learning Obstacle yang dialami siswa.
4. Sekolah
Oni Nurhayati,2015
DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENGATASI
LEARNING OBSTACLE PADA BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini peneliti akan membahas bagaimana tahapan alur penelitian yang akan dilakukan. Tahapan-tahapannya yaitu mulai dari metode dan desain penelitian, lokasi dan subyek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data sampai dengan isu etik.
A. Metode dan Desain Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode design research. Penelitian design research dapat digunakan dalam penelitian yang bersifat merancang (to design) maupun untuk penelitian yang bersifat mengembangkan (to develop) suatu pembelajaran. Tujuan penelitian sendiri yaitu untuk memecahkan masalah kompleks dari bidang pendidikan. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Didactical Design Research (DDR). Desain ini digunakan dalam merumuskan dan menyusun bahan ajar berdasarkan hambatan pada proses pembelajaran sebelumnya. Khususnya hambatan pada pokok bahasan sifat-sifat bangun ruang balok. Adapun data dihimpun dengan observasi, deskripsi secara mendetail disertai catatan wawancara, analisis skala pendapat, dan lembar observasi.
Hambatan yang diteliti lebih khusus kepada hambatan epistimologi. Hambatan epistimologi adalah sebuah hambatan yang terjadi pada diri siswa yang merasa kesulitan dalam menyelesaikan masalah karena keterbatasan kemampuan dalam pengaplikasian. Selain itu, desain didaktik yang dirancang juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa SD melalui model pembelajaran Student Fasilitator and Explaining dan hambatan-hambatan belajar pada konsep sifat bangun ruang balok. Adapun tahapan-tahapan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Menentukan pokok bahasan yang akan menjadi bahan ajar dalam penelitian
27
3. Menganalisis konsep matematika yang akan diteliti (konsep sifat-sifat bangun ruang balok)
4. Membuat soal tes learning obstacle dan prediksi jawaban siswa.
5. Mengujikan soal tes yang telah dibuat dan dilanjutkan dengan wawancara pada responden.
6. Menganalisis hasil uji instrument dan wawancara.
7. Membuat kesimpulan mengenai LO berdasarkan hasil pengujian LO 8. Menyusun desain didaktik awal sesuai dengan kesulitan belajar dan
karakteristik siswa.
9. Membuat prediksi jawaban siswa yang muncul dan antisipasinya. 10.Mengujikan desain didaktik awal yang sudah dibuat.
11.Melakukan wawancara dan penyebaran skala pendapat kepada responden serta observasi pada desain didaktik awal.
12.Menganalisis hasil pengujian desain didaktik awal sesuai dengan karakteristik siswa.
13.Mengujian tes learning obstacle kepada responden yang telah diajarkan desain didaktik awal
14.Merancang desain didaktik revisi berdasarkan hasil tes learning obstacle pada desain didaktik awal
28
Oni Nurhayati,2015
DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENGATASI
LEARNING OBSTACLE PADA BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
29
Repersonalisasi adalah concept image awal yang dimiliki siswa. Pada tahapan ini peneliti berupaya mengkontruksikan desain didaktik materi pembelajaran sehingga sesuai dengan karekteristik dan kesulitan belajar siswa. Pada tahapan analisis retrospektif peneliti meninjau kembali terhadap respon yang diberikan responden dan kaitannya dengan perbandingan hasil analisis didaktik dengan hasil pengambilan data yang kemudian dijadikan sebagai bahan untuk menyusun desain didaktik revisi.
B. Subyek dan Lokasi Penelitian
Pada penelitian ini, siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah kelas V SD Negeri Pereng untuk implementasi DDA yang berlokasi di Ds. Pereng Taktakan Kota Serang. Sedangkan subyek penelitian untuk implementasi RDD adalah SDN 11 Serang yang berlokasi di komplek PERUMNAS Ciracas Kota Serang-Banten. Alasan peneliti menggunakan kelas V SDN Kamalaka sebagai subyek penelitian adalah masih banyak ditemukan LO yang dialami oleh siswanya. Terlihat dari hasil tes LO yang dilakukan pada siswa kelas VI pada tanggal 09 Maret 2015. Selain itu SDN Kalamalaka juga terletak di tengah perkampungan, sehingga berdasarkan hasil pengamatan pada saat proses belajar mengajar ditemukan bahwa fasilitas yang digunakan kurang dan metode pengajaran masih bersifat konvensional.
Adapun subjek yang digunakan pada saat uji instrumen LO yaitu antara lain: siswa kelas VI SDN Buah Gede sebanyak 40 siswa, siswa kelas VI SDN Serang 7 sebanyak 80 siswa yang terdiri atas dua kelas, yaitu A dan B, siswa kelas VI SDN 11 Serang sebanyak 83 siswa yang terdiri atas dua
Gambar 3. 1. Alur Pelaksanaan Didactical Design Research
30
Oni Nurhayati,2015
DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENGATASI
LEARNING OBSTACLE PADA BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelas yaitu kelas A dan B, dan Siswa kelas VI SDN Kamalaka sebanyak 51 siswa.
C. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain dengan menggunakan instrumen tes learning obstacle, observasi, wawancara, skala pendapat, dan dokumentasi.
a. Tes learning obstacle pada konsep sifat bangun ruang yang berbentuk essay. Tes ini dilakukan untuk mengetahui dan mengidentifikasi learning obstacle siswa.
b. Uji coba desain didaktik dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap desain yang telah dibuat.
c. Wawancara yaitu teknik pengumpulan data menggunakan tanya jawab dengan narasumber. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 194) mengatakan
bahwa “ Wawancara dapat digunakan sebagai teknik pengumpulan data
dengan tujuan untuk menemukan permasalah yang ingin diteliti.”
d. Skala Pendapat diberikan kepada seluruh siswa sebelum dan setelah pembelajaran. Hal ini untuk mengukur keberhasilan desain didaktik yang telah dibuat atau respon siswa terhadap pembelajaran. Menurut Sugiyono (2012, hlm.134) mengatakan bahwa “Skala Likert adalah skala yang digunakan dalam mengukur pendapat, sikap,dan persepsi seseorang.” e. Observasi, menurut Sugiyono (2012, hlm. 202) “Observasi merupakan
31
seluruh aspek yang terlibat dalam pembelajaran yang kemudian digunakan sebagai alat pengumpulan data.
f. Dokumentasi, Menurut Arikunto (2010, hlm. 274) mengatakan “…teknik pengumpulan data dengan metode dokumentasi yaitu teknik yang mencari data dengan mencari hal-hal yang relevan …” artinya teknik pengumpulan data dapat digunakan sebagai pelengkap instrumen yang lain.
Adapun tahapan-tahapan dalam pengumpulan data yaitu: pertama peneliti memberikan tes learning obstacle dan membuat prediksi jawaban ataupun respon siswa. Kedua peneliti melakukan wawancara dan observasi dengan beberapa subjek penelitian dalam rangka triangulasi untuk meningkatkan reabilitas data yang digunakan sebagai bahan desain didaktik awal. Setelah itu dilakukan analisis dan didapat DDA yang kemudian diuji cobakan kepada subjek penelitian. Pada saat mengujikan DDA peneliti juga melakukan observasi dan tes skala pendapat siswa serta melakukan dokumentasi agar data yang didapat valid dan realibilitas. Tahapan terakhir yaitu peneliti menganalisis data-data yang didapat dari hasil uji coba DDA untuk dijadikan bahan revisi desain didaktik (RDD).
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan adalah pada saat pengumpulan data berlangsung maupun setelah pengumpulan data selesai. Menurut Huberman dalam (Sugiyono, 2012, hlm. 337) mengatakan bahwa “Aktifitas dalam teknik analisis data terbagi menjadi tiga, yakni: data reduction, data display, danconclusion drawing/verification.”
32
Oni Nurhayati,2015
DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENGATASI
LEARNING OBSTACLE PADA BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Tes Learning Obstacle, Analisis Desain Didaktik (DDA), dan Analisis Revisi Desain Didaktik (RDD)
Pada tahapan analisis data, hasil tes learning obstacle digunakan untuk melihat hambatan belajar yang dialami siswa pada sifat-sifat balok yaitu dengan melihat respon siswa. Pada respon siswa akan terlihat kesesuaian dan ketidak sesuaian dengan prediksi jawaban yang dibuat peneliti sebelumnya. Langkah selanjutnya yaitu mengkelompokkan jawaban siswa menjadi tiga katagori, diantaranya: sesuai semuanya, sebagian sesuai, dan tidak sesuai. Kemudian setelah data sudah terkelompokkan, maka langkah selanjutnya adalah menyimpulkan hasil data yang diperoleh berdasarkan hambatan belajar siswa yang ditemukan untuk dijadikan rujukan dalam pembuatan desain didaktik awal (DDA) kemampuan komunikasi matematis menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student fasilitator and explaining. Setelah desain awal selesai dibuat, maka desain tersebut akan diujikan kepada subjek penelitian. Langkah selanjutnya yaitu analisis desain awal (DDA). Pada tahapan analisis desain awal ini dilakukan peninjauan kembali atas semua kekurangan dan hambatan yang dialami selama proses pengujian DDA. Kekurangan dan hambatan tersebut akan menjadi rujukan dalam pembuatan revisi desain didaktik (RDD). Revisi desain yang dibuat kemudian akan diujicobakan kembali sampai mendapatkan hasil yang maksimal.
Adapun tes setelah penerapan desain didaktik awal dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student fasilitator and explaining. Tes ini terdiri atas 5 soal essay. Sedangkan untuk RDD terdiri atas 10 essay. Langkah-langkah pengelolaan data tes sebagai berikut:
a. Indikator untuk mengukur per-soal tes kemampuan komunikasi siswa : Nilai rata-rata per-soal =
33
Persentase per-soal =
X 100 %
Keterangan:
Skor ideal per-soal = 3
Adapun untuk rubik penilaian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Rubik Penilaian Komunikasi Matematika
Menyatakan suatu Situasi dengan
1 Membuat gambar (jika mungkin) /model matematika dari apa yang diketahui
Menjelaskan ide dan situasi secara tertulis 2 Membuat gambar (jika mungkin)/ model
matematika dari apa yang ditanyakan
Menjelaskan relasi secara tertulis
3 Membuat gambar (jika mungkin)/ model matematika secara lengkap
Menjelaskan ide, situasi, dan relasi secara tertulis
b. Untuk mengukur hasil tes kemampuan komunikasi
Persentase rata-rata keseluruhan =
X100%
Keterangan:
Skor ideal = jumlah siswa x 100
Setelah itu dilanjutkan kepada klasifikasi kriteria nilai, sebagai berikut:
90% ≤ A ≤ 100% Sangat Tinggi
34
Oni Nurhayati,2015
DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENGATASI
LEARNING OBSTACLE PADA BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
55% ≤ C ≤ 75 % Cukup
40% ≤ D ≤ 55% Rendah
00% ≤ E ≤ 40% Sangat Rendah
(Suherman, 2001, hlm. 236)
2. Wawancara
Teknik dalam menganalisis wawancara yaitu dengan menulis secara terperinci jawaban dari narasumber. Kemudian menyajikannya secara naratif jawaban dari narasumber dari setiap pertanyaan yang diajukan.
3. Skala Pendapat
Skala pendapat yang digunakan adalah skala Likert. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur pendapat, sikap, maupun persepsi orang tentang fenomena sosial. Skala ini dibuat dalam bentuk pertanyaan yang hanya mempunyai satu jawaban. Siswa dapat menceklis pada jawaban yang sesuai dengan dirinya. Adapun pilihan jawaban yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), Sangat Tidak Setuju (STS). Pemberian skor sendiri yaitu pada peryataan positif Sangat Setuju diberi sekor 4 dan seterusnya samapai skor 1 untuk jawaban Sangat tidak setuju. Begitu juga sebaliknya pada pernyataan negatif.
Untuk lebih jelasnya dalam menghitung hasil angket siswa terhadap pembelajaran desain dedakti adalah sebagai berikut:
Persentase nilai akhir =
Keterangan:
Skor mentah = jumlah skor jawaban responden Skor ideal = jumlah skor jawaban tertinggi
35
Kriteria Klasifikasi
Angka 0% - 20% Sangat lemah Angka 21% - 40% Lemah Angka 41% - 60% Cukup Angka 61% - 80% Kuat
Angka 81% - 100% Sangat Kuat
(Riduwan, 2010, hlm.41)
4. Observasi
Observasi penelitian ini adalah observasi terstruktur dan tidak terstruktur. Observasi dilakukan terhadap aktifitas guru dalam melaksanakan pembelajaran sebelum dilakukan tes learning obstacle. Sedangkan observasi pada siswa dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran setelah menggunakan desain didaktik dan diamati ketika pembelajaran berlangsung. Tahapan yang dilakukan yaitu menganalisis jawaban “Tidak” dan “Ya”. Setelah dianalisis kemudian disesuaikan dengan harapan oleh peneliti. Pada observasi tidak tersetruktur dilakukan baik ketika pembelajaran berlangsung, sebelm, maupun sesudah. Observasi ini disajikan secara naratif.
E. Isu Etik
36
Oni Nurhayati,2015
DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENGATASI
LEARNING OBSTACLE PADA BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Oni Nurhayati,2015
DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENGATASI
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan temuan dan pembahasan, maka peneliti membuat beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Karakteristik learning obstacle yang ditemukan terkait bahasan sifat-sifat bangun ruang balok yaitu sebagai berikut:
a. Learning obstacle terkait concept image dalam menggambar bangun ruang balok dan jaring-jaring balok.
b. Learning obstacle terkait komunikasi terhadap konsep sifat-sifat pada bangun ruang balok.
c. Learning obstacle terkait mengkomunikaasikan konsep volume balok melalui gambar
2. Desain didaktik awal pada bahasan sifat-sifat bangun ruang balok dibuat berdasarkan learning obstacle yang muncul. Bentuk penyajian desain didaktik awal disusun dengan membagi 3 bagian, yaitu:
a. Bagian 1 : Mengembangkan pemahaman terkait bentuk dan jaring-jaring balok.
b. Bagian 2 : Mengembangkan kemampuan komunikasi terhadap konsep sifat-sifat bangun ruang balok
c. Bagian 3 : Mengembangkan kemampuan komunikasi konsep volume balok melalui gambar.
116
Oni Nurhayati,2015
DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENGATASI
LEARNING OBSTACLE PADA BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
membuat prediksi pedagogik, sehingga secara umum pembelajaran dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, komunikasi matematis siswa sudah mulai lebih berkembang. Namun ada beberapa kendala seperti waktu pembelajaran yang terbatas. Oleh karena itu, desain didaktik ini perlu adanya revisi baik dari segi penyusunan situasi didaktik dan antisipasi pedagogik maupun waktu yang digunakan saat pembelajaran.
4. Hasil dari penerapan revisi desain didaktik kemampuan komunikasi matematis melalui pembelajaran kooperatif tipe student fasilitator and explaining untuk mengatasi learning obstacle pada bahasan sifat-sifat bangun ruang balok yaitu rata-rata jawaban siswa sesuai dengan prediksi peneliti. Prediksi pedagogik yang dibuat pun sangat membantu peneliti dalam mengoptimalkan desain. Selain itu hasil observasi pun menunnjukkan bahwa siswa sudah dapat berkomunikasi dengan baik. Oleh karena itu, desain ini dapat dikatakan sudah maksimal.
5. Revisi desain didaktik membantu siswa mencapai pembelajaran yang optimal terlihat dari hasil yang ditunjukkan pada bab IV. Sedangkan Antisipasi pedagogik dibuat sebelum, sesudah dan pada saat pembelajaran berlangsung membantu peneliti untuk mengambil tindakan terhadap respon-respon siswa yang muncul. Adapun antisipasi yang dibuat sebelum pembelajaran pada hakekatnya adalah sebuah rencana yang belum tentu sesuai kenyataan. Sedangkan antisipasi pada saat pembelajaran pada hakekatnya bertujuan untuk mengambil tindakan langsung dari berbagai respon siswa yang muncul pada saat pembelajaran. Sedangkan antisipasi pedagogik yang dibuat setelah pembelajaran pada hakekatnya bertujuan untuk membuat refleksi dari hasil pembelajaran yang sudah dilaksanakan.
117
Oni Nurhayati,2015
DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Berdasarkan beberapa kesimpulan yang telah peneliti dikemukakan di atas. Peneliti mengemukakan beberapa saran terkait pembelajaran desain didaktik kemampuan komunikasi matematis melalui pembelajaran kooperatif tipe SFE dalam mengatasi LO pada bahasan sifat-sifat bagun ruang balok. Sehingga diharapkan terciptanya proses pembelajaran yang lebih optimal sebagai berikut:
1. Desain didaktik yang telah disusun berdasarkan learning obstacle pada penelitian ini dapat dijadikan alternatif pembelajaran di kelas. Akan tetapi pada praktiknya, desain ini harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi kelas. Sehingga pada pelaksanaanya terjadi pembelajaran yang maksimal.
2. Pada implementasi desain didaktik, diharapkan guru untuk memperhatikan respon-respon siswa yang muncul baik sebelum, saat, dan sesudah pembelajaran. Sehingga guru dapat memberikan bantuan lebih maksimal dan terarah.
3. Desain didaktik yang telah disusun berdasarkan karakteristik pembelajaran kooperatif tipe SFE dengan bantuan media benda kongkrit agar lebih dikembangkan lagi. Sehingga kemampuan komunikasi matematis siswa dapat lebih berkembang. Selain itu, pengetahuan siswa juga tidak terbatas pada konteks tertentu
4. Saat proses pembelajaran di kelas, sebaiknya guru juga selain memperhatikan model, metode, maupun strategi pembelajaran yang tidak kalah penting yaitu bahan ajar yang akan diberikan kepada siswa. Oleh karena itu, peneliti menyarankan agar guru menelaah hambatan belajar (learning obstacle) siswa terlebih dahulu terhadap pembelajaran yang akan diajarkan.
118
Oni Nurhayati,2015
DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENGATASI
LEARNING OBSTACLE PADA BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Oni Nurhayati,2016
DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENGATASI
DAFTAR PUSTAKA
Agustiyani, E. (2014). Desain Didaktik Kemampuan Komunikasi Matematis melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Modeling The Way dalam mengatasi Learning Obstacle Pokok Bahsan Jaring-jaring Bangun Ruang. Jurnal: Pendidikan UPI KD-Serang. Hlm. 1-8.
Ardani, H.N. (2014). Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematiis melalui Pembelajaran Matematika dengan Metode Student Facilitator and Explaining (SFE). Jurnal: Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo, hlm. 244-248
Arends, R.I. (2008). Learning to Teach: Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pusataka Pelajar
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Coesamin, M. (2011). Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Mahasiswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Perkuliahan Teori Bilangan. Dalam Sri Hastuti, dkk (Penyunting), Prosiding Seminar Nasional MIPA Universitas Lampung (hlm.130-140). Lampung: LPUN
Darwis,dkk. (2014). Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Materi Volume Kubus dan Balok Menggunakan Alat Peraga di Kelas V SDN Pebatae Kecamatan Bumi Raya Kabupaten Morowali. Jurnal Kreatif Tadulako Online, 1(1), hlm.228-237.
Oni Nurhayati,2016
DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENGATASI
LEARNING OBSTACLE PADA BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
119
Djamari, S.B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta
Fauzan, A. (2008). Problematika Pembelajaran Matematika dan Alternatif Penyelesaiannya. Padang: Pidato Pengukuhan Dr. Ahmad Fauzan, M.Pd., M.Sc. Sebagai Guru Besar dalam Bidang Pendidikan Matematika pada FPMIPA UNP.
Fitriani, D. (2013). Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa SMP dengan Pembelajaran Student Facilitator and Explaining. Jurnal: Pendidikan matematika STKIP Siliwangi, hlm. 1-5
Hopmann, A. (2007). Restrained Teaching the Common Core of Didaktik European Education Research Journal, 6(2) hlm.109-124
Huda, M. (2013) Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Irlinawati D. dkk (2013). Penerapan Model Pembelajaran Student Facilitatir and Explaining pada PErkalian Bilangan Bulat. Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidorejo, 1 (2) , hlm. 29-36
Irwanto. (2002). Psikologi Umum. Jakarta: PT.Prenhalindo
Isjoni. (2012). Cooperative Learning: Mengembangkan Kemampuan Belajar. Bandung: Alfabeta.
Izzati, N. (2010). Komunikasi Matematik dan Pendidikan Matematika, Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNY
(hlm.721-729). Yogyakarta
Lidinillah, D.A.M. (2012). Desaign Research sebagai Penelitian Pendidikan. Pembekalan Penulisan Skripsi Mahasiswa S1 PGSD UPI KAmpus
Oni Nurhayati,2016
DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENGATASI
Mustaqim, dkk. (2008). Matematika 4 : untuk SD/MI kelas 4. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Rachman, M. (1998). Manajemen Kelas. Jakarta: Depdikbud
Raharjo, M. (2009). Geometri Ruang. Yogyakarta: DEPDIKNAS (PMPTK & P4TK)
Riduwan. (2010). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Soenarjo. (2008). Matematika 5 : untuk SD/MI kelas 5. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sugiyono. (2012) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA
Suhendi, D. (2012). Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP Melalui Pendekatan Matematika Realistik. Proseding Seminar Nasional
Matematika dan Pendidikan Matematika dengan Tema “Konstribusi
Pendidikan Matematika dan Matematika dalam Membangun Karakter
Guru dan Siswa UNY. Yogyakarta
Supriadi. (2013). Kapita Selekta Matematika: untuk Guru SD dan Mahasiswa PGSD. Serang: UPI Kampus Serang
Suherman, E., dkk. (2001). Common Text Book; Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA
Oni Nurhayati,2016
DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENGATASI
LEARNING OBSTACLE PADA BAHASAN SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
121
Kontekstual Berbasis Etnomatematika. (Disertasi). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Supriadi. (2014). Developing Mathematical Modeling Ability Students Elementary School Teacher Education through Etnomathematics-Based Contextual Learning. International Jurnal of Education and Research, 2 (8), hlm.439-452
Suprijono, A. (2012). Cooperatif Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Suratno, T. (2009). Memahami Pengajaran-Pengajaran Dan Kondisi Pendidikan
Dan Pekerjaan Peneliti. [online]. Diakses dari
the2the.com/eunice/document/Tsuratno_complex_syndrome.pdf (29 Januari 2015)
Suryadi, D. (2010a). Metapedadidaktik dan Didactical Design Research (DDR) : Sintesis Hasil Pemikiran Berdasarkan Lesson Study. Bandung : FPMIPA UPI.
Suryadi, D. (2010b). Penelitian Pembelajaran untuk Pembentukan Karakter Bangsa. Proseding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (hlm. 1-14). Yogyakarta: UNY Press.
Suryadi, D., Yulianti, K., & Junaeti, E . (2011). Model Antisipasi Dan Situasi Didaktis Dalam Pembelajaran Matematika Kombinatorik Berbasis
Pendekatan Tidak Langsung. [Online]. Diakses dari http://didi-
suryadi.staf.upi.edu/files/2011/06/MODEL-ANTISIPASI-DAN-SITUASI-DIDAKTIS.pdf
Oni Nurhayati,2016
DESAIN DIDAKTIK KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENGATASI
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika STKIP Siliwangi Bandung (hlm 3-12). Bandung: STKIP Siliwangi
Susanto, A. (2014). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Cetakan pertama, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group
Suwangsih, E & Tiurlina. (2012). Model Pembelajaran Matematika. Bandung: UPI Press
Togala, Z. (2013). Perbaikan Kualitas Pembelajaran Guru, Titik Awal Menuju Pendidikan Berkualitas. Dalam Tim Dosen UNJ (Penyunting), Proseding Seminar Nasional Kurikulum 2013 (hlm. 1-8). Jakarta: UNJ Press
Winataputra, U. S. (2003). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: UT Depdiknas.
Wulandari, Y. (2014). Desain Didaktik Kemampuan Komunikasi Matematis melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match dalam mengatasi Learning Obstacle Pokok Bahsan sifat-sifat Bangun Ruang. Jurnal: Pendidikan UPI KD-Serang. Hlm. 1-8.