• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Senam Lantai.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Senam Lantai."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Fajrin, Dadan. 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS)

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Senam Lantai

(Studi Kasus : di SMK Nusantara Raya Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari

Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekresi

Oleh

Dadan Fajrin PJKR A 0906278

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

(2)

Fajrin, Dadan. 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai

(3)

Fajrin, Dadan. 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team

Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif

Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada

Pembelajaran Aktivitas

Senam Lantai

(Studi Kasus : di SMK Nusantara Raya Bandung)

Oleh:

DADAN FAJRIN

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahrga dan Kesehatan

© Dadan Fajrin 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(4)

Fajrin, Dadan. 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai

(5)

Fajrin, Dadan. 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Dadan Fajrin (0906278), “Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif

Student Team Achivment Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran

Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Senam Lantai (Eksperimen Di XI SMK Nusantara Raya Bandung)”. Pembimbing 1 Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd. Pembimbing 2 Helmy Firmansyah M.Pd.

Masalah dalam penelitian ini adalah belum tercapainya hasil belajar dari aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Salah satu hal yang mempengaruhi hasil belajar adalah penggunaan model pembelajaran yang belum tepat dengan kondisi siswa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbandingan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) dengan model pembelajaran tipe TPS (Think Pair Share). Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan Non equivalent Pretest-Postest Design. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil tes hasil belajar siswa, observasi aktivitas guru, lembar observasi siswa dan catatan lapangan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMK Nusantara Raya Bandung dan sampel yang digunakan adalah 30 siswa kelas sebelas (XI) jurusan sepeda motor. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar dari aspek kognitif menggunakan tes tulis, psikomotor menggunakan tes praktek dan afektif menggunakan observasi. Berdasarkan hasil perhitungan dan hasil uji hipotesis, pernyataan hipotesis kesatu, kedua dan ketiga diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa 1)Terdapat pengaruh dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division terhadap hasil belajar pada pembelajaran aktivitas senam lantai. 2)Terdapat pengaruh dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share memberikan pengaruh terhadap hasil belajar pada pembelajaran aktivitas senam lantai. 3)Terdapat perbedaan antara model pembelajaran kooperatif Student Team Achievement Division dengan model pembelajaran kooperatif Think Pair Share terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran aktivitas senam lantai. Dan berdasarkan perbandingan kedua model pembelajaran dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran TPA lebih tinggi dibanding hasil belajar menggunakan model pembelajaran STAD.

(6)

Fajrin, Dadan. 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai

(7)

Fajrin, Dadan. 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

Dadan Fajrin (0906278), “The Comparison Of Coopertive Learning Models

Student Team Achivment Division (Stad) With Coopertive Learning Models Think Pair Share (Tps) Toward Study Result Gymnastic Floor

(Experiment At Smk Nusantara Raya Bandung). Counselor 1 Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd. Counselor 2 Helmy Firmansyah M.Pd

The problem in this study is not yet achieved the study result of the cognitive, psychomotor and affective. One of the things that affect the use of study result is a learning model that students not appropriate to the conditions. The purpose of this study was to determine the ratio of student study result with learning model STAD (Student Team Achievement Divisions) with TPS type learning model (Think Pair Share). The method used is an experimental method using a pretest-posttest non equivalent Design. Data collection techniques used in this study was student achievement test results, teacher observation activities, student observation sheets and field notes. The population used in this research are students in class XI SMK Nusantara Raya Bandung and samples used were 30 students in grade eleven (XI) motorcycle majors. The research instrument used to measure the study result of the cognitive aspects of using written tests, psychomotor and affective use of practice tests using observe. Based on the calculation and the results of hypothesis testing, hypothesis statement one, two and three received. It can be concluded that 1) There is the influence of using cooperative learning model student team achievement division of the study result in learning activities gymnastics floor. 2) There is the effect of using cooperative learning model think pair share an impact on the study result of the learning activity gym floor. 3) There are differences between the cooperative learning Student Team Achievement Division with cooperative learning model Think Pair Share the study result of students in learning activities gymnastics floor. And based on the comparison of the two models of learning can be concluded that the results of learning by using learning model landfill is higher than the results of learning using learning model STAD.

(8)

Fajrin, Dadan. 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR BAGAN ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Batasan Penelitian ... 9

G. Definisi Operasional ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ... 12

1. Pengertian Pembelajaran ... 12

2. Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 13

(9)

Fajrin, Dadan. 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani ... 15

3. Model Pembelajaran... 15

4. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) ... 16

a. Jenis-Jenis Pembelajaran Koopertif ... 18

b. Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif ... 19

5. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Team Achievment Discussion (STAD) ... 20

a. Kelebihan Tipe Student Team Achievment Discussion (STAD) ... 21

b. Kekurangan Tipe Student Team Achievment Discussion (STAD) ... 22

6. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Think Pair Share (TPS) a. Kelemahan Tipe Think Pair Share (TPS) ... 24

b. Kelebihan Tipe Think Pair Share (TPS) ... 25

7. Pembelajaran Aktivitas Senam Lantai ... 25

a. Tujuan Pembelajaran Senam ... 26

b. Sikap dan Bentuk Dasar Senam ... 26

c. Jenis-Jenis Senam Lantai ... 31

8. Hasil Belajar ... 39

a. Hasil Belajar Senam Lantai ... 41

B. Kerangka Pemikiran ... 42

C. Hipotesis Penelitian ... 46

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 47

B. Populasi dan Sampel ... 47

1. Populasi ... 47

2. Sampel ... 48

C. Desain Penelitian ... 48

D. Prosedur Penelitian ... 49

(10)

Fajrin, Dadan. 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tahap Pelaksanaan ... 49

3. Tahap Penarikan Kesimpulan ... 50

E. Instrumen Penelitian ... 50

F. Pengolahan Hasil Uji Coba Instrumen Tes ... 51

G. Uji Validitas Instrumen ... 51

1. Uji Realibilitas ... 52

2. Tahap Kesukaran ... 53

3. Daya Pembeda ... 53

H. Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 54

1. Prosedur Pengolahan Data ... 55

a. Analisis Test Kognitif dan Psikomotor ... 55

b. Uji Hipotesis ... 57

c. Analisis Test Afektif ... 58

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi ... 59

B. Pengolahan dan Hasil Analisis Data ... 61

C. Pengujian Instrumen Penelitian... 61

1. Uji Validitas ... 61

2. Uji Realibilitas ... 61

3. Tingkat Kesukaran ... 62

4. Daya Pembeda ... 62

D. Uji Analisis Hasil Penelitian ... 63

1. Pengujian Normalitas Distribusi Posttest Model STAD ... 62

2. Pengujian Normalitas Distribusi Posttest Model TPS ... 63

3. Menguji Homogenitas Dua Varians ... 63

E. Pengujian Hipotesis ... 63

1. Pengujian Hipotesis Pertama ... 63

(11)

Fajrin, Dadan. 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Pengujian Hipotesis Ketiga ... 65

F. Diskusi Penemuan ... 66

G. Analisis Sikap Siswa (Aspek Apektif) Dalam Pembelajaran ... 66

1. Pra Penelitian... 66

2. Penelitian ... 67

H. Pembahasan ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...

(12)

Fajrin, Dadan. 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Berbaring... 27

Gambar 2.2 Duduk... 27

Gambar 2.3 Jongkok... 27

Gambar 2.4 Berdiri... 28

Gambar 2.5 Berjalan... 28

Gambar 2.6 Loncat... 28

Gambar 2.7 Lari... 28

Gambar 2.8 Merangkak... 29

Gambar 2.9 Mengguling... 29

Gambar 2.10 Menarik... 29

Gambar 2.11 Mendorong... 29

Gambar 2.12 Bergantungan... 30

Gambar 2.13 Mengangkat... 30

Gambar 2.14 Memanjat... 30

Gambar 2.15 Melempar... 31

Gambar 2.16 Rol Depan... 32

Gambar 2.17 Rol Belakang... 33

Gambar 2.18 Lompat Harimau... 33

Gambar 2.19 Headstand... 35

Gambar 2.20 Handstand... 35

Gambar 2.21 Meroda... 36

Gambar 2.22 Round Off... 36

Gambar 2.23 Lompat Kangkang... 37

Gambar 2.24 Lompat Jongkok... 38

Gambar 2.25

Gambar 2.26

Kayang...

Sikap Lilin...

38

(13)

Fajrin, Dadan. 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 87

Tabel 3.2 Koefiesien Validitas Butir Soal ... 52

Tabel 3.3 Koefisien Realibilitas Butir Soal ... 53

Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran ... 53

Tabel 3.5 Interprestasi atau Penafsiran Daya Pembeda (DP) ... 54

Tabel 3.6 Acuan Standar Penilaian ... 58

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Rata-Rata Pretest ... 60

Tabel 4.2 Uji Validitas Soal Tes ... 61

Tabel 4.3 Uji Realibilitas Soal Tes... 61

Tabel 4.4 Uji Normalitas STAD ... 62

Tabel 4.5 Uji Normalitas TPS ... 63

Tabel 4.6 Uji Homogenitas STAD dan TPS ... 63

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Rata-Rata Posttestt Untuk STAD ... 64

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Rata-Rata Posttestt Untuk TPS ... 64

(14)

Fajrin, Dadan. 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai

(15)

Fajrin, Dadan. 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Teknik Model Pembelajaran Cooperative Learning Tahap Think 23

Bagan 2.2 Teknik Model Pembelajaran Cooperative Learning Tahap Pair .. 24

(16)

Fajrin, Dadan. 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Analisis Afektif ...

Lampiran 2 Hasil Analisis Data ...

Lampiran 3 Hasil Perhitungan ...

Lampiran 4 Instrumen Silabus 1 ...

Lampiran 5 Instrumen Silabus 2 ...

Lampiran 6 Kisi-Kisi Test Praktek ...

Lampiran 7 Program Pembelajaran ...

Lampiran 8 RPP Model Pembelajaran STAD ...

Lampiran 9 RPP Model Pembelajaran TPS...

Lampiran 10 Soal Pretest dan Posttest ...

(17)

Fajrin, Dadan. 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu landasan supaya potensi seorang

individu dalam berbagai aspek semakin baik. Melalui proses pendidikan

kepribadian seorang individu dapat berkembang sehingga mampu menunjukan

perbedaan kemampuan dengan individu lainnya.

U Tirtarahardja, dan L a Sulo, (2005:1) menyatakan bahwa “Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk

menumbuh kembangkan potensi-potensi kemanusiaannya. Potensi kemanusiaan

merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia”. Dapat disimpulkan bahwa setiap individu berhak memiliki pendidikan yang layak sehingga dapat

memaksimalkan potensi yang dimiliki masing-masing.

Pendidikan terdiri dari dua jenis yaitu pendidikan formal dan pendidikan

non formal. Seperti yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, tepatnya

pada Pasal 1 ayat 3 dan 4 yang menyatakan bahwa “…Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan

dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan non-formal

adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara

terstruktur dan berjenjang…”

Mengenyam pendidikan pada sebuah institusi pendidikan formal yang

diakui oleh lembaga pendidikan negara adalah sesuatu yang wajib dilakukan oleh

setiap individu. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang

mempunyai tanggung jawab untuk mendidik siswa. Untuk itu sekolah

menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sebagai realisasi tujuan pendidikan

yang telah ditetapkan. Berbagai mata pelajaran pun diajarkan di sekolah yaitu

(18)

2

(PJOK).

Dalam standar isi BSNP mata pelajaran Penjas, Pendidikan jasmani,

olahraga, dan kesehatan (PJOK) yang diajarkan di sekolah memiliki peranan

sangat penting. Pembelajaran PJOK mampu memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui

aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih dan dilakukan secara

sistematis. Kemudian, pembekalan pengalaman belajar diarahkan untuk membina

pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik sehingga

membentuk pola hidup sehat dan bugar.

Mata pelajaran Penjas memiliki tujuan seperti yang tercantum dalam

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tingkat SMA/MA yang diterbitkan

oleh Departemen Pendidikan Nasional dan BSNP (Badan Standar Nasional

Pendidikan) sebagai berikut:

1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya

pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup

sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih

2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih

baik

3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar

4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi

nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan

kesehatan

5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab,

kerjasama, percaya diri dan demokratis

6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri,

orang lain dan lingkungan

(19)

3

bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang

sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap

yang positif.

Penelitian ini dilakukan di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

yang ada di kota Bandung yaitu SMK Nusantara Raya Bandung dan penulis akan

meneliti kelas sebelas (Xl) di SMK Nusantara Raya Bandung. Dalam penelitian

akan diamati proses pembelajaran PJOK yaitu pada saat materi senam lantai.

Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran

PJOK terutama pada materi senam lantai.

Banyak hal yang diamati ketika melakukan pengamatan pembelajaran

PJOK di kelas sebelas tersebut. Pertama bagaimana cara guru PJOK memulai

kegiatan awal pembelajaran juga menyampaikan materi pembelajaran PJOK

mulai dari kegiatan inti sampai kegiatan akhir pembelajaran PJOK. Kedua

dengan mengamati model pembelajaran seperti apa yang digunakan guru selama

KBM berlangsung. Ketiga bagaimana jalannya proses belajar dan keaktifan siswa

selama mengikuti pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan awal yang telah dilakukan di kelas sebelas

(XI) SMK Nusantara Raya Bandung. Penulis mendapatkan beberapa gambaran

kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran PJOK yang belum optimal. Dengan

kata lain, aktivitas pembelajaran di kelas sebelas (XI) ini cenderung kaku. Kaku

disini adalah tidak sedikit siswa yang merasa sulit merespon materi yang

disampaikan oleh guru terutama pada pelajaran senam lantai. Siswa cenderung

tidak terlalu berusaha untuk memahami dalam melakukan gerakan senam yang

telah diperagakan oleh guru. Hal ini dapat terjadi apabila siswa kurang mampu

mengulangi kembali gerakan senam lantai dikarenakan gerakannya terlalu sulit

ataupun siswa memang tidak tertarik dengan pelajaran senam lantai ini bahkan

model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang menarik.

(20)

4

Bandung ini terlihat belum menjadikan siswa sebagai guru untuk dirinya sendiri

ataupun menjadi teman kerja sama untuk siswa-siswa yang lain. Hal ini dapat

diartikan bahwa para siswa hanya mengandalkan kemampuan guru dalam

membantu mempraktikan gerakan senam lantai. Padahal, jika seorang guru

mengajar siswa dengan jumlah “gemuk” (banyak) dan membantu satu persatu dalam mengajarkan gerakan senam lantai tersebut akan terjadi ketidakefektifan

waktu belajar. Siswa lain yang belum mendapat bagian untuk praktik cenderung

kurang memperhatikan akan tetapi malah bercanda dengan teman-temannya

karena tersedianya waktu yang luang untuk menunggu giliran praktik.

Selain itu, berdasarkan hasil pengamatan penulis diketahui hampir seluruh

siswa kurang memahami secara teoritis pembelajaran senam lantai ini. Sehingga

hasil belajar siswa dari segi kognitif masih cenderung rendah daripada nilai

psikomotornya. Padahal seharusnya terjadi keseimbangan antara pencapaian nilai

kognitif, psikomotor dan afektif sebagai syarat untuk menuntaskan kompetensi

siswa (KKM). Oleh karena itu, perlu adanya pembenahan proses belajar mengajar

dalam mata pelajaran PJOK khususnya senam lantai. Hal ini menjadi masalah

yang akan penulis angkat dalam pengamatan ini.

Menurut Hasanuddin (2008:4) berpendapat bahwa “beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yakni kemampuan guru dalam penguasaan materi

pelajaran, model pengajaran, manajemen pengajaran, evaluasi dan sebagainya.

Dengan melihat karakteristik permasalahan siswa kelas sebelas (XI) SMK

Nusantara Raya Bandung dibutuhkan ketepatan dalam memilih model

pembelajaran. Dimana model pembelajaran tersebut harus mampu meningkatkan

keaktifan siswa dalam aktivitas pembelajaran terutama pada mata pelajaran senam

lantai. Dan ketika pembelajaran berlangsung, siswa mampu saling bekerja sama

bahkan belajar berkelompok sehingga lebih mudah memahami materi yang

diberikan oleh guru. Karena pada umumnya siswa lebih nyaman untuk berada

disuatu tempat ataupun melakukan sesuatu karena para siswa memiliki teman

(21)

5

saling membantu untuk berlatih gerakan, berdiskusi dan berbagi informasi yang

telah disampaikan oleh guru.

Berdasarkan permasalahan tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa belajar

secara pasif yang hanya menerima informasi dari guru. Oleh karena itu, seorang

guru harus pandai juga tepat dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran

yang dapat mengaktifkan siswa secara positif dan edukatif sehingga siswa dapat

berperan aktif dalam proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Salah satu upaya

agar siswa aktif belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar yaitu dengan cara

menerapkan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered),

diantaranya model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning).

Model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) merupakan salah

satu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok dan

memusatkan proses pembelajarannya pada siswa. Seperti yang dikemukakan

Hartati (dalam Sudrajat, 2004:2) menjelaskan bahwa “Dalam pembelajaran kooperatif siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep

yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan konsep-konsep itu dengan

temannya”. Karena siswa dapat belajar lebih baik dan lebih banyak apabila mereka berinteraksi dengan sesama temannya. Kompetisi antar siswa akan

memperlambat belajar mereka, sebaliknya kerjasama kelompok akan

mempercepat belajar mereka.

Model pembelajaran kooperatif mempunyai karakteristik yang mampu

mengatasi masalah belajar siswa tersebut yaitu:

1. Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar

sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.

2. Kelompok dibentuk dari beberapa siswa yang memiliki kemampuan

berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah.

3. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok daripada masing-masing

individu.

(22)

6

melakukan diskusi mengenai materi pembelajaran. Akan tetapi yang ingin

ditekankan dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif ini

adalah kerjasama suatu kelompok dalam efektivitas pembelajaran PJOK. Oleh

karena itu, dibutuhkan pembelajaran yang menekankan pada kemandirian siswa

dan kekompakan kelompok dalam pembelajaran PJOK.

Model pembelajaran kooperatif pada umunya terbagi kedalam beberapa tipe

misalnya Think pair share, Jigsaw, Student Team Achievement Divisions,

Investigasi Kelompok, Kooperatif Langsung dan Koopertif Bermasalah. Dan

berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan diatas, model pembelajaran yang

tepat digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe

Student Team Achievement Division (STAD) dan Think pair share (TPS).

Model pembelajaran koperatif tipe STAD merupakan pendekatan

pembelajaran kooperatif yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara

siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi

pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.

Model pembelajaran tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang

dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya. John Hopkin (dalam

Slavin, 1995), model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement

Division (STAD) merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan

merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru

mulai menggunakan pembelajaran kooperatif.

Dalam model pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD)

siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan

campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan

pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh

anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai

kuis tentang materi itu dengan catatan saat kuis mereka tidak boleh saling

membantu.

Sedangkan model pembelajaran kedua yang digunakan dalam peneltiian ini

(23)

7

(2007:162), Model pembelajaran kooperatif Think Pair Share merupakan jenis

pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi

siswa.

Model pembelajaran ini tidak hanya sekedar bekerja kelompok akan tetapi

model ini terdiri dari tiga proses. Yang pertama Think, pada proses ini siswa akan

secara tersendiri memahami suatu materi yang disampaikan oleh guru. Kemudian

Pair, Pada proses ini siswa berpasangan utuk saling berbagi informasi materi yang

disampaikan guru dengan kata lain jika dalam PJOK maka siswa akan saling

berlatih gerakan yang diajarkan guru. Kemudian yang terakhir adalah tahap Share.

Pada proses ini siswa secara berkelompok yang terdiri dari empat orang

melakukan sebuah kerjasama. Jika dalam pembelajaran PJOK sudah seharusnya

antar siswa dapat saling membantu mengingat dan mengajarkan bahkan

membantu mempraktikan gerakan senam lantai yang telah diajarkan.

Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, penulis tertarik untuk

meneliti perbandingan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team

Achievement Divisions) dan tipe Think-Pair-Share dalam materi senam lantai

untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga penulis membuat judul

penelitian “Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair

Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Senam

Lantai Di SMK Nusantara Raya Bandung”.

B. Identifikasi Masalah

Masalah yang penulis temukan di lapangan yaitu, hampir seluruh siswa

kurang memahami secara teoritis dan praktis pembelajaran PJOK khususnya pada

pembelajaran aktivitas senam lantai ini. Sehingga hasil belajar siswa dari segi

kognitif, psikomotor maupun afektif masih cenderung rendah. Adapun beberapa

indikator yang menyebabkan hasil belajar siswa dikelas sebelas (XI) SMK

(24)

8

model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran senam

lantai.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang perbandingan model pembelajaran kooperatif Student Team

Achievement Division (STAD) dengan model pembelajaran kooperatif Think Pair

Share (TPS) terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran aktivitas senam

lantai.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan penulis, maka

dapat dirumuskan beberapa masalah adalah sebagai berikut:

1. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement

division memberikan pengaruh terhadap hasil belajar pada pembelajaran

aktivitas senam lantai?

2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe think pair share memberikan

pengaruh terhadap hasil belajar pada pembelajaran aktivitas senam lantai?

3. Apakah ada perbedaan antara model pembelajaran kooperatif Student

Team Achievement Division (STAD) dengan model pembelajaran

kooperatif Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar siswa pada

pembelajaran aktivitas senam lantai?

D. Tujuan Penelitian

Berdasakan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, tujuan dari

peneltian ini adalah

1. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe student

team achievement division memberikan pengaruh terhadap hasil belajar

pada pembelajaran aktivitas senam lantai.

2. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe think pair

share memberikan pengaruh terhadap hasil belajar pada pembelajaran

(25)

9

3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara model pembelajaran

kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) dengan model

pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar

siswa pada pembelajaran aktivitas senam lantai.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi penulis, dalam penelitian ini diharapkan dapat memperoleh

informasi tentang hasil belajar siswa yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan hasil belajar yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS.

2. Bagi guru, penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan

memilih model pembelajaran sebagai upaya meningkatkan keaktifan

belajar, kreatifitas dan hasil belajar.

3. Bagi sekolah, pendekatan yang dikembangkan ini dapat diterapkan di

sekolah. Kepala sekolah sebagai pemegang kebijakan dapat

merekomendasikan kepada guru-guru untuk lebih menggali lagi dalam

menggunakan model-model pembelajaran.

F. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah supaya dalam

pembahasannya tepat. Maka masalah dalam penelitian ini mencangkup:

1. Variabel bebas (X) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Student

Team Achievement Division (STAD) sebagai variabel bebas pertama (X1)

dan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) sebagai

variabel bebas kedua (X2).

2. Adapun variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah hasil belajar dalam

aktivitas senam lantai.

3. Hasil belajar aktivitas senam lantai ini mencakup ranah kognitif, ranah

psikomotor dan ranah afektif. Dan untuk ranah afektif dikhususkan dalam

(26)

10

4. Materi yang dijadikan bahan pengajaran adalah materi senam lantai roll

depan, Headstand, Sikap Lilin dan Lompat Harimau.

5. Populasi pada penelitian ini kelas sebelas (XI) Jurusan Sepeda Motor.

6. Sampel penelitian hanya di ambil pada satu kelompok rombel belajar

siswa yang berjumlah 30 siswa.

7. Lokasi Penelitian ini di SMK Nusantara Raya Bandung Jl. Antapani 28,

Antapani Kaler. Cicadas. Kota Bandung

8. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dari  Ranah kognitif menggunakan test tertulis.

 Ranah Psikomotor adalah test praktik. Indikator yang digunakan adalah roll depan, sikap lilin, headstand, dan lompat harimau.

(Subdis Pendidkan SMK DKI Jakarta)

 Ranah afektif adalah menggunakan observasi. (Joe Landsberger:2009)

G. Definisi Operasional

Variabel dan istilah yang digunakan dalam penelitian ini mengandung

pengertian, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe (STAD) Student Team Achievement Division merupakan metode pembelajaran yang sederhana untuk

digunakan dalam proses pembelajaran karena dalam pelajarannya siswa

dikelompokan secara heterogen.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe (TPS) Think Pair Share merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif mempunyai 3 tahap dalam

proses pembelajarannya yaitu Think, Pair, dan Share.

3. Hasil belajar siswa merupakan pencapaian siswa yang ditimbulkan setelah

proses pembelajaran berlangsung yang meliputi kognitif, afektif, dan

psikomotor.

(27)

11

bebas, sebab pada waktu melakukan gerakan tidak membawa alat atau

menggunakan alat.

5. Rol depan atau Guling ke depan adalah berguling ke depan atas bagian belakang badan (tengkuk, punggung, pinggang, dan panggul bagian

belakang).

6. Headstand adalah posisi keseimbangan yang memanfaatkan kekuatan kedua lengan dan kepala (otot leher) sebagai titik tumpunya.

7. Sikap lilin merupakan sikap tidur terlentang kemudian kedua kaki diangkat keras di atas (rapat) bersama-sama, pinggang ditopang kedua

tangan dan pundak tetap menempel pada lantai. Dalam melakukan sikap

lilin, kekuatan otot perut berfungsi untuk kedua tangan menopang

pinggang.

8. Loncat harimau adalah suatu gerakan yang menyerupai gerak guling depan, hanya saja gerakannya dilakukan dengan awalan suatu loncatan

jauh kedepan dan mendarat dengen kedua lengan. Dan berguling seperti

(28)

Fajrin, Dadan. 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:2), “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dan hipotesis yang telah dirumuskan maka

jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian eksperimen.

Metode penelitian eksperimen menurut Sutedi (2009:54) adalah metode

untuk menguji efektivitas dan efisiensi dari suatu pendekatan, metode, teknik atau

media pengajaran, dan pembelajaran. Sehingga hasilnya bisa diterapkan jika

memang baik, atau tidak digunakan jika memang tidak baik dalam pengajaran

yang sebenarnya.

Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah penelitian quasi

experiment yang mana tidak memerlukan kelompok kontrol serta tidak adanya

pengontrolan ketat variabel yang mungkin berpengaruh terhadap hasil. Seperti

yang dikatakan oleh Sugiyono, (2011:77) “Desain ini mempunyai kelompok

kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol

variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen”. Pada penelitian ini

tidak ada kelompok kontrol karena tujuannya adalah membandingkan dua model

pembelajaran kooperatif yaitu tipe STAD (X1) dan TPS (X2) dalam hasil belajar

(Y) siswa pada materi senam lantai.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

(29)

48

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMK

Nusantara Raya Bandung.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2011:81), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan menurut Sidik dan

Saludin (2009:103) adalah “Meneliti sebagian dari elemen-elemen populasi”.

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 30 siswa kelas sebelas (XI) di

SMK Nusantara Raya Bandung.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara purposive

dengan pertimbangan bahwa kelas yang dipilih adalah kelas yang memiliki

jumlah dan karakteristik yang sama. Sampel penelitian hanya di ambil pada satu

kelompok rombel belajar siswa yang berjumlah 30 siswa.

C. Desain Penelitian

Arikunto (2006:51) mengemukakan bahwa “Desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai rancangan kegiatan, yang akan dilaksanakan”. Desain penelitian yang digunakan adalah Non equivalent Pretest-Postest Design karena digunakan untuk membandingkan dua

model pembelajaran. Dalam desain ini dilakukan pretest terlebih dahulu kemudian

diberikan perlakuan dan dilihat hasilnya dengan dilakukan postest seperti pada

tabel 3.1 berikut ini :

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Subjek Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen I T1 X1 T2

Eksperimen II T1 X2 T2

( Sugiyono, 116:2008)

Keterangan :

T1 = Pretest

(30)

49

X1 = Perlakuan dengan model pembelajaran Tipe STAD X2 = Perlakuan dengan model pembelajaran tipe TPS

D. Prosedur Penelitian 1. Tahap persiapan

a. Melakukan studi pendahuluan, yaitu dengan mengidentifikasi dan

menelaah model-model pembelajaran untuk menyelesaikan permasalahan

serta mempelajari penelitian sebelumnya yang relevan dengan

permasalahan.

b. Menentukan sampel kelas secara purposive yang akan dipilih untuk

melakukan penelitian perbandingan model pembelajaran STAD dan TPS,

kemudian membuat kelompok kelompok belajar pada kelas eksperimen.

c. Mengembangkan perangkat penelitian yiatu RPP ( Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran) yang menyertakan model pembelajaran STAD dan TPS.

d. Menyusun instrumen penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan Pretest pada sampel kelas eksperimen berupa tes tertulis dan

tes praktik.

b. Melakukan pembelajaran, yaitu pada pertemuan pertama menggunakan

Model pembelajaran kooperatif STAD, kemudian pada pertemuan kedua

menggunakan model pembelajaran kooperatif TPS.

c. Memberikan posttest pada kelas sampel eksperimen pada tiap pertemuan

sesuai dengan model pembelajaran yang diterapkan.

3. Tahap penarikan kesimpulan

a. Pengolahan dan analisis data penelitian

b. Penarikan kesimpulan penelitian

c. Menyusun laporan penelitian berupa skripsi

(31)

50

Alat pengumpulan data dalam kegiatan penelitian ini yaitu dengan

membuat instrument penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam

kegiatan penelitian ini diantaranya adalah:

1. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dari

 Ranah kognitif menggunakan test tertulis.

Ranah Psikomotor adalah test praktik. Indikator yang digunakan adalah roll depan, sikap lilin, headstand, dan lompat harimau. (Subdis Pendidkan SMK

DKI Jakarta)

 Ranah afektif adalah menggunakan observasi. (Joe Landsberger:2009) 2. Instrumen pengumpulan data

Instrument tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes :

a. Formatif tertulis

1) Fungsi dari tes formatif pada penelitian ini adalah untuk mencari

umpan balik dari pembelajaran dari sisi kognitif.

2) Soal yang akan digunakan pada tes ini adalah soal berbentuk pilihan

ganda dan tes soal praktik

3) Untuk tes pada penelitian ini direncanakan berjumlah 10 soal yang

terdiri dari pilihan ganda.

4) Tes diberikan setiap akhir pembelajaran pada tiap siklus.

b. Formatif Praktek

1) Fungsi dari tes formatif pada penelitian ini adalah untuk mencari

umpan balik dari pembelajaran dari sisi psikomotorik dan apektif.

2) Tes yang dilakukan berupa 3 jenis tes praktik;

 Pretest

1. Fungsi dari Pretest pada penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengetahuan awal siswa dalam memahami materi serta kemapuan

dalam melakukan gerakan senam lantai yang akan diajarkan dan

menjadi pembanding untuk mengetahui tingkat hasil belajar pada

siswa.

2. Soal yang akan digunakan pada tes ini adalah berbentuk pilihan

(32)

51

3. Untuk tes pada penelitian ini direncanakan berjumlah 10 soal

yang terdiri 10 soal pilihan ganda dan juga 4 jenis tes praktik.

4. Tes diberikan setiap awal pembelajaran..

c. Catatan lapangan/observasi

Catatan lapangan digunakan sebagai pengumpul data dalam penilaian

afektif untuk mencatat kejadian-kejadian selama proses pembelajaran

berlangsung.

F. Pengolahan Hasil Uji Coba Instrumen Tes

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu tes tulis

dan tes peraktik. Tes dapat digunakan sebagai alat ukur yang baik jika memiliki

syarat syarat tes yaitu validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda

(Arikunto,2012). Teknik analisis instrumen yang dilakukan adalah dengan

analisis butir soal. Analisis butir soal dilakukan untuk mengidentifikasi soal-soal

yang baik,kurang baik dan jelek.

Soal yang diujicobakan sebanyak 10 butir soal tes tulis dan 4 tes peraktik.

Adapun penjelasan mengenai teknik butir soal adalah sebagai berikut:

G. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk

(Construct Validity). Menurut Jack R. Fraenkel (dalam Siregar 2010:163)

validitas konstruk merupakan yang terluas cakupannya dibanding dengan validitas

lainnya, karena melibatkan banyak prosedur termasuk validitas isi dan validitas

kriteria. Uji Validitas digunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut:

 

2 2 2 2

) ( ) ( ) ( ) ( ) )( ( ) ( Y Y n X X n Y X XY n rxy

(Arikunto, 2005: 72)

Dimana: rxy= koefisien korelasi suatu butir/item

N = jumlah subyek

(33)

52





2

2 11

1

1

t b

V

k

k

r

Y = skor total

Nilai r kemudian dikonsultasikan dengan rtabel (rkritis). Bila rhitung dari

[image:33.595.140.504.196.356.2]

rumus di atas lebih besar dari rtabel maka butir tersebut valid, dan sebaliknya.

Tabel 3.2

Koefisien Validitas Butir Soal Koefisien korelasi Kategori

0,800-1,00 Sangat tinggi

0,600-0,800 Tinggi

0,400-0,600 Cukup

0,200-0,400 Rendah

0,000-0,200 Sangat rendah

(Arikunto,2006:28)

1. Uji Reliabilitas

Dalam menguji reliabilitas digunakan uji konsistensi internal dengan

menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut.

(Arikunto, 2006: 193)

Dimana: r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

b

 = jumlah varian butir/item

2 t

V = varian total

Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan

menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6.

Tabel 3.3

[image:33.595.142.509.427.755.2]
(34)

53

JS

B

P

B A B B A

A

P

P

J

B

J

B

DP

0,40 ≤ r11≤0,70 Cukup 0,20 ≤ r11≤ 0,40 Rendah r11 ≤ 0,20 Sangat rendah

2. Taraf Kesukaran (TK)

Menentukan taraf kesukaran (TK) digunakan rumus sebagai berikut:

(Arikunto, 2005: 208)

Dimana:

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Dengan interprestasi tingkat kesukaran sebagaimana terdapat

[image:34.595.146.479.113.177.2]

dalam Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4

Interprestasi Tingkat Kesukaran

Tingkat Kesukaran (TK) Interprestasi atau Penafsiran TK

TK < 0,30 Sukar

0,30 ≤ TK ≤ 0,70 Sedang

TK > 0,70 Mudah

3. Daya Pembeda (DP)

Menentukan daya pembeda (DP) digunakan rumus sebagai berikut.

Dimana:

J = Jumlah peserta tes

JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

(35)

54

A A A

J B

P  = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

B B B

J B

P  = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

[image:35.595.142.497.107.339.2]

Dengan interprestasi DP sebagaimana terdapat dalam Tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5

Interprestasi atau Penafsiran Daya Pembeda (DP) Daya Pembeda (DP) Interprestasi atau penafsiran DP DP ≥ 0,70 Baik sekali (digunakan)

0,40 ≤ DP < 0,70 Baik (digunakan) 0,20 ≤ DP < 0,40 Cukup

DP < 0,20 Jelek

Setelah data skor hasil uji coba diperoleh, diurutkan dari yang terbesar

sampai terkecil. Kemudian dari mulai urutan teratas diambil 27% sebagai

kelompok atas dan dari urutan paling bawah diambil 27% sebagai kelompok

bawah. Sehingga banyak siswa kelompok atas = banyaknya siswa kelompok

bawah yaitu na = nb = 5 siswa.

H. Pelaksanaan Pengumpulan data

Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas, situasi atau kejadian

yang berkaitan dengan tindakan penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini

pengumpulan data secara garis besar dilakukan pada saat:

a. Observasi awal atau studi pendahuluan dilakukan hingga identifikasi awal permasalahan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini adalah data

tentang tempat dimana penelitian akan dilaksanakan, meliputi letak

geografis sekolah, sarana dan prasarana, kepala sekolah, guru dan

siswa. Setelah data terkumpul maka dilakukan identifikasi masalah

serta merencanakan upaya yang akan dilakukan untuk

memecahkannya.

(36)

55

I. Prosedur Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari hasil tes dan observasi selanjutnya diolah dan

dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian dan mendapatkan kesimpulan yang

diharapkan.

1. Analisis Tes Kognitif dan Psikomotor

Langkah langkah yang dilakukan untuk menganalisis data tes hasil belajar

siswa adalah sebagai berikut:

a. Uji prasyarat

1) Uji normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data penelitian

berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan menggunakan uji chi kuadrat. Jika

data tersebut berdistribusi normal maka analisis dilanjutkan dengan menggunakan

statistika farametrik yaitu uji F. Uji normalitas dugunakan untuk menghitung

setiap data yang diperoleh yaitu data pretest dan posttest. Proses perhitungan data

dilakukab dengan cara manual tanpa menggunakan software statistika,tetapi

dibantu dengan Ms Excel 2010. Proes scoring data pretest dan posttest dilakukan

dengan menggunakan perhitungan berikut ini:

Skor total = � �

� x 100

Langkah langkah melakukan uji normalitas adalah sebagai berikut

(Sudjana,2005):

1. Membuat daftar nilai distribusi frekuensi

2. Menentukan rentang dengan rumus = data terbesar – data terkecil

3. Menentukan banyak kelas interval dengan aturan Sturges, yaitu banyak

kelas = 1 + (3,3) log n

4. Menentukan panjang kelas interval panjang kelas interval dengan rumus:

5. P = � �

� �

6. Menghitung rata rata dengan bantuan program Ms excel

(37)

56

√∑ � �� − �′ � − =

8. Menghitung batas kelas yaitu dengan rumus :

Batas kelas (x) = batas bawah (bb) – 0,5

9. Menghitung z untuk batas kelas dengan rumus;

�= ��−�′ �

10.Menghitung luas tiap kelas interval dengan menggunakan angka z pada

tabel dengan rumus ;

1. � = |� |

11.Menghitung frekuensi yang diharapkan (Ei) yaitu menggunakan rumus;

1. �= � ∑ 12.Menghitung X2 dengan rumus;

1. � = ∑ ��−��

�� � �=

13.Data berdistribusi normal jika � ℎ� � < � �

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut

memiliki varians yang sama. Untuk melihat homogenitas data pretest dan posttest

dilakukan dengan Uji F. Proses perhitungan data dilakukan secara manual tanpa

menggunakan software tetapi dibantu dengan program Ms.Excel. rumus Uji F

yang dugunakan yaitu ;

=� �

Dimana : = varians dari sampel model pembelajaran kooperatif tipe STAD

� = varians dari sampel model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Sudjana,2005)

Untuk mencari nilai F tabel menggunakan daftar distribusi F dengan α =

0,05 dan dk = (n-1). Data dikatakan homogen jika ℎ� <

(38)

57

Uji hipotesis dilakukan untuk menguji diterima atau tidaknya hipotesis

yang diajukan. Karena data berdistribusi normal dan homogen, maka pengujian

dilanjutkan dengan menggunakan statistika parametrik yaitu uji kesamaan dua

rata-rata atau uji t digunakan setelah dilakukannya perhitungan uji nornalitas dan

homogenitas data pretest dan posttest.

Rumus Uji t adalah ;

= � − � √ +

Dimana :

� = rata-rata nilai siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

� = rata-rata nilai siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS

� = varians sampel model pembelajaran kooperatif tipe STAD

� = varians dari sampel model pembelajaran kooperatif tipe TPS

� = jumlah siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

� = jumlah siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS ( Sudjana,2005)

Hipotesis statistik pada penelitian ini adalah ;

� ∶ µ = µ

� : µ ≠ µ

Kriteria pengujian penelitian ini adalah � diterima jika:

� ≤ ℎ� � = tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang

menggunakan model pembelajaran STAD dengan siswa yang menggunakan

model pembelajaran TPS, Ho Diterima, Ha Ditolak

ℎ� � > � = terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang

menggunakan model pembelajaran STAD dengan siswa yang menggunakan

(39)

58

3. Analisis Test Afektif

Kisi – Kisi dalam penelitian ini mengacu pada pendapat para ahli yang

berkaitan dengan identifikasi dari pengertian atau definisi kerjasama itu sendiri

diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Joe Landsberger ( 2009 ) dalam situs

http://www.studygs.net/melayumanado/cooplearn.htm menjelaskan

bahwa:

Kerjasama adalah proses beregu ( berkelompok ) dimana anggita –

anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil

mufakat. Kerjasama adalah saling mempengaruhi sebagai anggota tim anda:

 Membangun dan membagi suatu yang lumrah

 Sumbangkan pemahamanmu tentang permasalahan, pertanyaan wawasan dan pemecahan

 Tanggap terhadap dan belajar memahami, pertanyaan lain, wawasan dan penyelasaian

 Setiap anggota memperkuat yang lain untuk berbicara dan berpartisipasi, dan menentukan konstribusi (sumbangan) mereka

 Bertanggung jawab terhadap yang laindan mereka bertanggung jawabpada anda.

Tingkat keabsahan sebagai penunjang menentukan nilai kerjasama siswa

ditentukan berdasarkan jumlah rata-rata persentase dari setiap tindakan penelitian.

Untuk memudahkan dalam memberikan penafsiran data, Mathews (1963) yang

dikutip oleh Nurhasan (1999:21) menjelaskan tentang acuan standar penilaian

[image:39.595.124.517.590.740.2]

suatu tes sebagai berikut:

Tabel 3.6

Acuan Standar Penilaian

NO Tingkat Kategori

1 90%-100% Sangat Tinggi (ST)

2 80%-89% Tinggi (T)

3 70%-79% Cukup (C)

4 60%-69% Kurang (K)

(40)

Fajrin, Dadan. 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari analisis data dan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) pada materi

senam lantai terhadap hasil belajar siswa.

a. Terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) pada

materi senam lantai terhadap hasil belajar dalam ranah kognitif.

b. Terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) pada

materi senam lantai terhadap hasil belajar dalam ranah afektif.

c. Terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) pada

materi senam lantai terhadap hasil belajar dalam ranah Psikomotor.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) pada materi senam lantai terhadap

hasil belajar siswa.

a. Terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) pada materi senam lantai

terhadap hasil belajar dalam ranah kognitif.

b. Terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) pada materi senam lantai

(41)

77

c. Terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) pada materi senam lantai

terhadap hasil belajar dalam ranah psikomotor.

3. Model pembelajaran tipe TPS (Think Pair Share) lebih memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar senam lantai .

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat

memberikan saran sebagai berikut:

1. Dengan penelitian eksperimen ini, diharapkan guru dapat mencoba

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share)

pada pembelajaran Penjas untuk diterapkan pada materi lain selain senam

lantai. Tujuannya adalah supaya siswa mempunyai kesiapan, kedisiplinan,

rasa tanggung jawab serta termotivasi dalam pembelajaran, sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Dengan adanya model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair

Share) yang diterapkan oleh guru di dalam pembelajaran diharapkan dapat

meningkatkan dan membangkitkan minat serta keaktifan belajar siswa

terhadap mata pelajaran di sekolah khususnya Penjas agar dapat

meningkatkan hasil belajar.

3. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement

Divisions) dan TPS (Think Pair Share) memerlukan waktu yang relatif

banyak, maka dalam pelaksanaannya guru diharapkan dapat

mengefektifkan waktu dengan sebaik-baiknya.

4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas pokok bahasan

atau menambah jumlah sampel agar dapat memperoleh hasil penelitian

(42)

Fajrin, Dadan. 2014

Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Mubiar. 2011. Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran. Bandung: Refika datama.

Azhar, Arsyad (2011). Media Pembelajaran . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Hanifah , Nanang. 2011. Konsep strategi pembelajaran. Bandung: Refika Datama

Hassanudin. (2008). Kinerja Guru Dalam Melaksanakan Tugas sebagai pengembang Kurikulum. UPI Bandung. Tesis tidak dipublikasikan

Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning Metode, Teknik Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ibrahim, M, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa University Press

Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Refika Datama

Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning. Jakarta:Grasindo

Mahendra, Agus . 2009. Senam Artistik Teori dan Metode Pembelajaran Senam. Bandung:Red Point

Nur Asma. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta : Depdiknas

Sugandi, Achmad, dkk. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang:UPT MKK UNNES.

Suharsimi, Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta

Sidik, Priadana dan Muis, Saludin.(2009). Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sudjna. 2005.Metoda Statistika. Bandung : Tarsito

(43)

80

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana

Tirtaharadja, Umar. & La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta

Yono, Budi. 2012. Statistika Terapan. Bandung:Refika Datama

Slavin, Robert, E. 1994. “ Educational Psychology: Theory and Practice”. Massachussetts, Allyn and Bacon Publisher.

---. 1995. “Cooperative Learning Theory and Practice”. Secon Edition. Massachussets: Allyn and Bacon Publisher.

---. 2000. “Educational Psychology Theory and Practice”. Sixth Edition. Massachussets: Allyn and Bacon Publisher.

Slavin, R. E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:

Nusa Media

Barlian, Ikbal dan Dewi Koryati. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Palembang: Universitas Sriwijaya (Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia) 25 November 2013

Siti Fatimah dan Sukardi. 2008. Model-Model Pembelajaran. Makalah pada Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru Rayon 4 Universitas Sriwijaya Palembang (Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia).

Subdis Pendidikan SMK DKI Jakartap. 2012. Sandar Kompetensi Lulusan dan Spesifikasi Mata Pelajaran Penjasorkers. Jakarta: Tidak Diterbitkan .

Dwi Anggiani, Adisty.2013.Pengaruh metode praktek distribusi dan metode praktek padat terhadap hasil belajar dalam pembelajaran permainan bola bakar. Skripsi Sarjana FPOK UPI Bandung:Tidak diterbitkan.

Joe Landsberger ( 2009 ) http://www.studygs.net/melayumanado/cooplearn.html

Kamiludin.2011.Penggunaan kartu domino bergambar untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi Benda langit(Penelitian Tindakan kelas pada siswa kelas IV SDN Barulaksana Kabupaten Bandung Barat). Skripsi Sarjana FPIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan

(44)

81

scrambleber bantuan lks pada pokok bahasan bangun datar siswa kelas vii semester ii smpn 2 sayung demak tahun pelajaran 2010/2011. Skripsi Sarjana FPMIPA IKIP PGRI Semarang: Tidak diterbitkan

Puji Nurmali, Nur Wulan. 2013. Perbandingan Model Pembelajaran Jigsaw II danThink Pair share terhadap penguasan konsep siswa pada materi sistem ekresi. Skripsi Sarjana FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Tim Penyusun SMK Provinsi Jakarta.2012.Standar kompetensi lulusan dan spesifikasi mata pelajaran penjasorkes.Jakarta: Pemerintah Provinsi Dki Jakarta Dinas Pendidikan Menengah Dan Tinggi Subdis Pendidikan Smk Seksi Kurikulum Dan Sisjian.

http://belajarpendidikanku.blogspot.com/2012/11/kelebihan-dan-akelemahan-model-stad.html25 November 2013

Roestiyah. 2001. Keunggulan Dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif

.(Online),(http://id.Shooving.com/social-science/education/2254207-keunggulan-dan-kelemahan-cooperative-learning/html.diakses 25 November 2013)

http://p4tkmatematika.org/fasilitasi/21-Pendekatan-Kooperatif-STAD.pdf25 November2013

Gambar

Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Koefisien Validitas Butir Soal
Tabel 3.4 Interprestasi Tingkat Kesukaran
Tabel 3.5 Interprestasi atau Penafsiran Daya Pembeda (DP)
+2

Referensi

Dokumen terkait

NGKAP KANAN.. Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Uji Coba Tutupan Ijuk dan Karung Goni pada Pengoperasian Bubu Tambun di Perairan Kepulauan Seribu” adalah

Dari uji coba terhadap satu kepala gudang dan tiga kepala ruang, menunjukkan bahwa sistem informasi yang dibangun membantu dalam pengelolaan data – data inventori

memengaruhi dan membentuk individu e-lifestyle Valentine and Powers (2013) Generation Y Value and Lifestyle Segments Segmentasi Generasi Y One way anova Sampel :

Perhatikanlah salah satu akar yang sudah diketahui adalah berupa bilangan irasional(bilangan bentuk akar), maka salah satu akar yang lainpun juga akan berupa bilangan irasional

[r]

[r]

Evaluasi merupakan tolok ukur keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Kegiatan evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam memahami materi yang

Pada Mega Electronik Store, pengolahan data dalam hal pemesanan barang electronik masih dilakukan secara manual, dalam penulisan ilmiah ini akan dibahas tentang pembuatan