Fajrin, Dadan. 2014
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS)
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Senam Lantai
(Studi Kasus : di SMK Nusantara Raya Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari
Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekresi
Oleh
Dadan Fajrin PJKR A 0906278
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
Fajrin, Dadan. 2014
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai
Fajrin, Dadan. 2014
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team
Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif
Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada
Pembelajaran Aktivitas
Senam Lantai
(Studi Kasus : di SMK Nusantara Raya Bandung)
Oleh:
DADAN FAJRIN
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahrga dan Kesehatan
© Dadan Fajrin 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Fajrin, Dadan. 2014
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai
Fajrin, Dadan. 2014
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Dadan Fajrin (0906278), “Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif
Student Team Achivment Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Senam Lantai (Eksperimen Di XI SMK Nusantara Raya Bandung)”. Pembimbing 1 Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd. Pembimbing 2 Helmy Firmansyah M.Pd.
Masalah dalam penelitian ini adalah belum tercapainya hasil belajar dari aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Salah satu hal yang mempengaruhi hasil belajar adalah penggunaan model pembelajaran yang belum tepat dengan kondisi siswa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbandingan hasil belajar siswa dengan model pembelajaran tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) dengan model pembelajaran tipe TPS (Think Pair Share). Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan Non equivalent Pretest-Postest Design. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil tes hasil belajar siswa, observasi aktivitas guru, lembar observasi siswa dan catatan lapangan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMK Nusantara Raya Bandung dan sampel yang digunakan adalah 30 siswa kelas sebelas (XI) jurusan sepeda motor. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar dari aspek kognitif menggunakan tes tulis, psikomotor menggunakan tes praktek dan afektif menggunakan observasi. Berdasarkan hasil perhitungan dan hasil uji hipotesis, pernyataan hipotesis kesatu, kedua dan ketiga diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa 1)Terdapat pengaruh dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement division terhadap hasil belajar pada pembelajaran aktivitas senam lantai. 2)Terdapat pengaruh dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share memberikan pengaruh terhadap hasil belajar pada pembelajaran aktivitas senam lantai. 3)Terdapat perbedaan antara model pembelajaran kooperatif Student Team Achievement Division dengan model pembelajaran kooperatif Think Pair Share terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran aktivitas senam lantai. Dan berdasarkan perbandingan kedua model pembelajaran dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran TPA lebih tinggi dibanding hasil belajar menggunakan model pembelajaran STAD.
Fajrin, Dadan. 2014
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai
Fajrin, Dadan. 2014
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
Dadan Fajrin (0906278), “The Comparison Of Coopertive Learning Models
Student Team Achivment Division (Stad) With Coopertive Learning Models Think Pair Share (Tps) Toward Study Result Gymnastic Floor
(Experiment At Smk Nusantara Raya Bandung). Counselor 1 Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd. Counselor 2 Helmy Firmansyah M.Pd
The problem in this study is not yet achieved the study result of the cognitive, psychomotor and affective. One of the things that affect the use of study result is a learning model that students not appropriate to the conditions. The purpose of this study was to determine the ratio of student study result with learning model STAD (Student Team Achievement Divisions) with TPS type learning model (Think Pair Share). The method used is an experimental method using a pretest-posttest non equivalent Design. Data collection techniques used in this study was student achievement test results, teacher observation activities, student observation sheets and field notes. The population used in this research are students in class XI SMK Nusantara Raya Bandung and samples used were 30 students in grade eleven (XI) motorcycle majors. The research instrument used to measure the study result of the cognitive aspects of using written tests, psychomotor and affective use of practice tests using observe. Based on the calculation and the results of hypothesis testing, hypothesis statement one, two and three received. It can be concluded that 1) There is the influence of using cooperative learning model student team achievement division of the study result in learning activities gymnastics floor. 2) There is the effect of using cooperative learning model think pair share an impact on the study result of the learning activity gym floor. 3) There are differences between the cooperative learning Student Team Achievement Division with cooperative learning model Think Pair Share the study result of students in learning activities gymnastics floor. And based on the comparison of the two models of learning can be concluded that the results of learning by using learning model landfill is higher than the results of learning using learning model STAD.
Fajrin, Dadan. 2014
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR BAGAN ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Rumusan Masalah ... 7
D. Tujuan Penelitian ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 8
F. Batasan Penelitian ... 9
G. Definisi Operasional ... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ... 12
1. Pengertian Pembelajaran ... 12
2. Pembelajaran Pendidikan Jasmani ... 13
Fajrin, Dadan. 2014
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani ... 15
3. Model Pembelajaran... 15
4. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) ... 16
a. Jenis-Jenis Pembelajaran Koopertif ... 18
b. Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif ... 19
5. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Team Achievment Discussion (STAD) ... 20
a. Kelebihan Tipe Student Team Achievment Discussion (STAD) ... 21
b. Kekurangan Tipe Student Team Achievment Discussion (STAD) ... 22
6. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Think Pair Share (TPS) a. Kelemahan Tipe Think Pair Share (TPS) ... 24
b. Kelebihan Tipe Think Pair Share (TPS) ... 25
7. Pembelajaran Aktivitas Senam Lantai ... 25
a. Tujuan Pembelajaran Senam ... 26
b. Sikap dan Bentuk Dasar Senam ... 26
c. Jenis-Jenis Senam Lantai ... 31
8. Hasil Belajar ... 39
a. Hasil Belajar Senam Lantai ... 41
B. Kerangka Pemikiran ... 42
C. Hipotesis Penelitian ... 46
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 47
B. Populasi dan Sampel ... 47
1. Populasi ... 47
2. Sampel ... 48
C. Desain Penelitian ... 48
D. Prosedur Penelitian ... 49
Fajrin, Dadan. 2014
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Tahap Pelaksanaan ... 49
3. Tahap Penarikan Kesimpulan ... 50
E. Instrumen Penelitian ... 50
F. Pengolahan Hasil Uji Coba Instrumen Tes ... 51
G. Uji Validitas Instrumen ... 51
1. Uji Realibilitas ... 52
2. Tahap Kesukaran ... 53
3. Daya Pembeda ... 53
H. Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 54
1. Prosedur Pengolahan Data ... 55
a. Analisis Test Kognitif dan Psikomotor ... 55
b. Uji Hipotesis ... 57
c. Analisis Test Afektif ... 58
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi ... 59
B. Pengolahan dan Hasil Analisis Data ... 61
C. Pengujian Instrumen Penelitian... 61
1. Uji Validitas ... 61
2. Uji Realibilitas ... 61
3. Tingkat Kesukaran ... 62
4. Daya Pembeda ... 62
D. Uji Analisis Hasil Penelitian ... 63
1. Pengujian Normalitas Distribusi Posttest Model STAD ... 62
2. Pengujian Normalitas Distribusi Posttest Model TPS ... 63
3. Menguji Homogenitas Dua Varians ... 63
E. Pengujian Hipotesis ... 63
1. Pengujian Hipotesis Pertama ... 63
Fajrin, Dadan. 2014
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Pengujian Hipotesis Ketiga ... 65
F. Diskusi Penemuan ... 66
G. Analisis Sikap Siswa (Aspek Apektif) Dalam Pembelajaran ... 66
1. Pra Penelitian... 66
2. Penelitian ... 67
H. Pembahasan ... 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 77
B. Saran ... 78
DAFTAR PUSTAKA ... 79
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...
Fajrin, Dadan. 2014
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Berbaring... 27
Gambar 2.2 Duduk... 27
Gambar 2.3 Jongkok... 27
Gambar 2.4 Berdiri... 28
Gambar 2.5 Berjalan... 28
Gambar 2.6 Loncat... 28
Gambar 2.7 Lari... 28
Gambar 2.8 Merangkak... 29
Gambar 2.9 Mengguling... 29
Gambar 2.10 Menarik... 29
Gambar 2.11 Mendorong... 29
Gambar 2.12 Bergantungan... 30
Gambar 2.13 Mengangkat... 30
Gambar 2.14 Memanjat... 30
Gambar 2.15 Melempar... 31
Gambar 2.16 Rol Depan... 32
Gambar 2.17 Rol Belakang... 33
Gambar 2.18 Lompat Harimau... 33
Gambar 2.19 Headstand... 35
Gambar 2.20 Handstand... 35
Gambar 2.21 Meroda... 36
Gambar 2.22 Round Off... 36
Gambar 2.23 Lompat Kangkang... 37
Gambar 2.24 Lompat Jongkok... 38
Gambar 2.25
Gambar 2.26
Kayang...
Sikap Lilin...
38
Fajrin, Dadan. 2014
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Penelitian ... 87
Tabel 3.2 Koefiesien Validitas Butir Soal ... 52
Tabel 3.3 Koefisien Realibilitas Butir Soal ... 53
Tabel 3.4 Interpretasi Tingkat Kesukaran ... 53
Tabel 3.5 Interprestasi atau Penafsiran Daya Pembeda (DP) ... 54
Tabel 3.6 Acuan Standar Penilaian ... 58
Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Rata-Rata Pretest ... 60
Tabel 4.2 Uji Validitas Soal Tes ... 61
Tabel 4.3 Uji Realibilitas Soal Tes... 61
Tabel 4.4 Uji Normalitas STAD ... 62
Tabel 4.5 Uji Normalitas TPS ... 63
Tabel 4.6 Uji Homogenitas STAD dan TPS ... 63
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Rata-Rata Posttestt Untuk STAD ... 64
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Rata-Rata Posttestt Untuk TPS ... 64
Fajrin, Dadan. 2014
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai
Fajrin, Dadan. 2014
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Teknik Model Pembelajaran Cooperative Learning Tahap Think 23
Bagan 2.2 Teknik Model Pembelajaran Cooperative Learning Tahap Pair .. 24
Fajrin, Dadan. 2014
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Analisis Afektif ...
Lampiran 2 Hasil Analisis Data ...
Lampiran 3 Hasil Perhitungan ...
Lampiran 4 Instrumen Silabus 1 ...
Lampiran 5 Instrumen Silabus 2 ...
Lampiran 6 Kisi-Kisi Test Praktek ...
Lampiran 7 Program Pembelajaran ...
Lampiran 8 RPP Model Pembelajaran STAD ...
Lampiran 9 RPP Model Pembelajaran TPS...
Lampiran 10 Soal Pretest dan Posttest ...
Fajrin, Dadan. 2014
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu landasan supaya potensi seorang
individu dalam berbagai aspek semakin baik. Melalui proses pendidikan
kepribadian seorang individu dapat berkembang sehingga mampu menunjukan
perbedaan kemampuan dengan individu lainnya.
U Tirtarahardja, dan L a Sulo, (2005:1) menyatakan bahwa “Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk
menumbuh kembangkan potensi-potensi kemanusiaannya. Potensi kemanusiaan
merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia”. Dapat disimpulkan bahwa setiap individu berhak memiliki pendidikan yang layak sehingga dapat
memaksimalkan potensi yang dimiliki masing-masing.
Pendidikan terdiri dari dua jenis yaitu pendidikan formal dan pendidikan
non formal. Seperti yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, tepatnya
pada Pasal 1 ayat 3 dan 4 yang menyatakan bahwa “…Pendidikan Formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan
dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan non-formal
adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara
terstruktur dan berjenjang…”
Mengenyam pendidikan pada sebuah institusi pendidikan formal yang
diakui oleh lembaga pendidikan negara adalah sesuatu yang wajib dilakukan oleh
setiap individu. Sekolah merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang
mempunyai tanggung jawab untuk mendidik siswa. Untuk itu sekolah
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar sebagai realisasi tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan. Berbagai mata pelajaran pun diajarkan di sekolah yaitu
2
(PJOK).
Dalam standar isi BSNP mata pelajaran Penjas, Pendidikan jasmani,
olahraga, dan kesehatan (PJOK) yang diajarkan di sekolah memiliki peranan
sangat penting. Pembelajaran PJOK mampu memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui
aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih dan dilakukan secara
sistematis. Kemudian, pembekalan pengalaman belajar diarahkan untuk membina
pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik sehingga
membentuk pola hidup sehat dan bugar.
Mata pelajaran Penjas memiliki tujuan seperti yang tercantum dalam
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tingkat SMA/MA yang diterbitkan
oleh Departemen Pendidikan Nasional dan BSNP (Badan Standar Nasional
Pendidikan) sebagai berikut:
1. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup
sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih
2. Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih
baik
3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar
4. Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi
nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan
5. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab,
kerjasama, percaya diri dan demokratis
6. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri,
orang lain dan lingkungan
3
bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang
sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap
yang positif.
Penelitian ini dilakukan di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
yang ada di kota Bandung yaitu SMK Nusantara Raya Bandung dan penulis akan
meneliti kelas sebelas (Xl) di SMK Nusantara Raya Bandung. Dalam penelitian
akan diamati proses pembelajaran PJOK yaitu pada saat materi senam lantai.
Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran
PJOK terutama pada materi senam lantai.
Banyak hal yang diamati ketika melakukan pengamatan pembelajaran
PJOK di kelas sebelas tersebut. Pertama bagaimana cara guru PJOK memulai
kegiatan awal pembelajaran juga menyampaikan materi pembelajaran PJOK
mulai dari kegiatan inti sampai kegiatan akhir pembelajaran PJOK. Kedua
dengan mengamati model pembelajaran seperti apa yang digunakan guru selama
KBM berlangsung. Ketiga bagaimana jalannya proses belajar dan keaktifan siswa
selama mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan awal yang telah dilakukan di kelas sebelas
(XI) SMK Nusantara Raya Bandung. Penulis mendapatkan beberapa gambaran
kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran PJOK yang belum optimal. Dengan
kata lain, aktivitas pembelajaran di kelas sebelas (XI) ini cenderung kaku. Kaku
disini adalah tidak sedikit siswa yang merasa sulit merespon materi yang
disampaikan oleh guru terutama pada pelajaran senam lantai. Siswa cenderung
tidak terlalu berusaha untuk memahami dalam melakukan gerakan senam yang
telah diperagakan oleh guru. Hal ini dapat terjadi apabila siswa kurang mampu
mengulangi kembali gerakan senam lantai dikarenakan gerakannya terlalu sulit
ataupun siswa memang tidak tertarik dengan pelajaran senam lantai ini bahkan
model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang menarik.
4
Bandung ini terlihat belum menjadikan siswa sebagai guru untuk dirinya sendiri
ataupun menjadi teman kerja sama untuk siswa-siswa yang lain. Hal ini dapat
diartikan bahwa para siswa hanya mengandalkan kemampuan guru dalam
membantu mempraktikan gerakan senam lantai. Padahal, jika seorang guru
mengajar siswa dengan jumlah “gemuk” (banyak) dan membantu satu persatu dalam mengajarkan gerakan senam lantai tersebut akan terjadi ketidakefektifan
waktu belajar. Siswa lain yang belum mendapat bagian untuk praktik cenderung
kurang memperhatikan akan tetapi malah bercanda dengan teman-temannya
karena tersedianya waktu yang luang untuk menunggu giliran praktik.
Selain itu, berdasarkan hasil pengamatan penulis diketahui hampir seluruh
siswa kurang memahami secara teoritis pembelajaran senam lantai ini. Sehingga
hasil belajar siswa dari segi kognitif masih cenderung rendah daripada nilai
psikomotornya. Padahal seharusnya terjadi keseimbangan antara pencapaian nilai
kognitif, psikomotor dan afektif sebagai syarat untuk menuntaskan kompetensi
siswa (KKM). Oleh karena itu, perlu adanya pembenahan proses belajar mengajar
dalam mata pelajaran PJOK khususnya senam lantai. Hal ini menjadi masalah
yang akan penulis angkat dalam pengamatan ini.
Menurut Hasanuddin (2008:4) berpendapat bahwa “beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yakni kemampuan guru dalam penguasaan materi
pelajaran, model pengajaran, manajemen pengajaran, evaluasi dan sebagainya.
Dengan melihat karakteristik permasalahan siswa kelas sebelas (XI) SMK
Nusantara Raya Bandung dibutuhkan ketepatan dalam memilih model
pembelajaran. Dimana model pembelajaran tersebut harus mampu meningkatkan
keaktifan siswa dalam aktivitas pembelajaran terutama pada mata pelajaran senam
lantai. Dan ketika pembelajaran berlangsung, siswa mampu saling bekerja sama
bahkan belajar berkelompok sehingga lebih mudah memahami materi yang
diberikan oleh guru. Karena pada umumnya siswa lebih nyaman untuk berada
disuatu tempat ataupun melakukan sesuatu karena para siswa memiliki teman
5
saling membantu untuk berlatih gerakan, berdiskusi dan berbagi informasi yang
telah disampaikan oleh guru.
Berdasarkan permasalahan tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa belajar
secara pasif yang hanya menerima informasi dari guru. Oleh karena itu, seorang
guru harus pandai juga tepat dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran
yang dapat mengaktifkan siswa secara positif dan edukatif sehingga siswa dapat
berperan aktif dalam proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Salah satu upaya
agar siswa aktif belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar yaitu dengan cara
menerapkan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered),
diantaranya model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning).
Model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) merupakan salah
satu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok dan
memusatkan proses pembelajarannya pada siswa. Seperti yang dikemukakan
Hartati (dalam Sudrajat, 2004:2) menjelaskan bahwa “Dalam pembelajaran kooperatif siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep
yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan konsep-konsep itu dengan
temannya”. Karena siswa dapat belajar lebih baik dan lebih banyak apabila mereka berinteraksi dengan sesama temannya. Kompetisi antar siswa akan
memperlambat belajar mereka, sebaliknya kerjasama kelompok akan
mempercepat belajar mereka.
Model pembelajaran kooperatif mempunyai karakteristik yang mampu
mengatasi masalah belajar siswa tersebut yaitu:
1. Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar
sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
2. Kelompok dibentuk dari beberapa siswa yang memiliki kemampuan
berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
3. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok daripada masing-masing
individu.
6
melakukan diskusi mengenai materi pembelajaran. Akan tetapi yang ingin
ditekankan dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif ini
adalah kerjasama suatu kelompok dalam efektivitas pembelajaran PJOK. Oleh
karena itu, dibutuhkan pembelajaran yang menekankan pada kemandirian siswa
dan kekompakan kelompok dalam pembelajaran PJOK.
Model pembelajaran kooperatif pada umunya terbagi kedalam beberapa tipe
misalnya Think pair share, Jigsaw, Student Team Achievement Divisions,
Investigasi Kelompok, Kooperatif Langsung dan Koopertif Bermasalah. Dan
berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan diatas, model pembelajaran yang
tepat digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe
Student Team Achievement Division (STAD) dan Think pair share (TPS).
Model pembelajaran koperatif tipe STAD merupakan pendekatan
pembelajaran kooperatif yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara
siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi
pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
Model pembelajaran tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang
dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya. John Hopkin (dalam
Slavin, 1995), model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement
Division (STAD) merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan
merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru
mulai menggunakan pembelajaran kooperatif.
Dalam model pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD)
siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan
campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan
pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh
anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai
kuis tentang materi itu dengan catatan saat kuis mereka tidak boleh saling
membantu.
Sedangkan model pembelajaran kedua yang digunakan dalam peneltiian ini
7
(2007:162), Model pembelajaran kooperatif Think Pair Share merupakan jenis
pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
siswa.
Model pembelajaran ini tidak hanya sekedar bekerja kelompok akan tetapi
model ini terdiri dari tiga proses. Yang pertama Think, pada proses ini siswa akan
secara tersendiri memahami suatu materi yang disampaikan oleh guru. Kemudian
Pair, Pada proses ini siswa berpasangan utuk saling berbagi informasi materi yang
disampaikan guru dengan kata lain jika dalam PJOK maka siswa akan saling
berlatih gerakan yang diajarkan guru. Kemudian yang terakhir adalah tahap Share.
Pada proses ini siswa secara berkelompok yang terdiri dari empat orang
melakukan sebuah kerjasama. Jika dalam pembelajaran PJOK sudah seharusnya
antar siswa dapat saling membantu mengingat dan mengajarkan bahkan
membantu mempraktikan gerakan senam lantai yang telah diajarkan.
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan, penulis tertarik untuk
meneliti perbandingan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team
Achievement Divisions) dan tipe Think-Pair-Share dalam materi senam lantai
untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga penulis membuat judul
penelitian “Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair
Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Aktivitas Senam
Lantai Di SMK Nusantara Raya Bandung”.
B. Identifikasi Masalah
Masalah yang penulis temukan di lapangan yaitu, hampir seluruh siswa
kurang memahami secara teoritis dan praktis pembelajaran PJOK khususnya pada
pembelajaran aktivitas senam lantai ini. Sehingga hasil belajar siswa dari segi
kognitif, psikomotor maupun afektif masih cenderung rendah. Adapun beberapa
indikator yang menyebabkan hasil belajar siswa dikelas sebelas (XI) SMK
8
model pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran senam
lantai.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang perbandingan model pembelajaran kooperatif Student Team
Achievement Division (STAD) dengan model pembelajaran kooperatif Think Pair
Share (TPS) terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran aktivitas senam
lantai.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan penulis, maka
dapat dirumuskan beberapa masalah adalah sebagai berikut:
1. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe student team achievement
division memberikan pengaruh terhadap hasil belajar pada pembelajaran
aktivitas senam lantai?
2. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe think pair share memberikan
pengaruh terhadap hasil belajar pada pembelajaran aktivitas senam lantai?
3. Apakah ada perbedaan antara model pembelajaran kooperatif Student
Team Achievement Division (STAD) dengan model pembelajaran
kooperatif Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar siswa pada
pembelajaran aktivitas senam lantai?
D. Tujuan Penelitian
Berdasakan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, tujuan dari
peneltian ini adalah
1. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe student
team achievement division memberikan pengaruh terhadap hasil belajar
pada pembelajaran aktivitas senam lantai.
2. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe think pair
share memberikan pengaruh terhadap hasil belajar pada pembelajaran
9
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara model pembelajaran
kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) dengan model
pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS) terhadap hasil belajar
siswa pada pembelajaran aktivitas senam lantai.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis, dalam penelitian ini diharapkan dapat memperoleh
informasi tentang hasil belajar siswa yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan hasil belajar yang
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS.
2. Bagi guru, penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan
memilih model pembelajaran sebagai upaya meningkatkan keaktifan
belajar, kreatifitas dan hasil belajar.
3. Bagi sekolah, pendekatan yang dikembangkan ini dapat diterapkan di
sekolah. Kepala sekolah sebagai pemegang kebijakan dapat
merekomendasikan kepada guru-guru untuk lebih menggali lagi dalam
menggunakan model-model pembelajaran.
F. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah supaya dalam
pembahasannya tepat. Maka masalah dalam penelitian ini mencangkup:
1. Variabel bebas (X) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Student
Team Achievement Division (STAD) sebagai variabel bebas pertama (X1)
dan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) sebagai
variabel bebas kedua (X2).
2. Adapun variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah hasil belajar dalam
aktivitas senam lantai.
3. Hasil belajar aktivitas senam lantai ini mencakup ranah kognitif, ranah
psikomotor dan ranah afektif. Dan untuk ranah afektif dikhususkan dalam
10
4. Materi yang dijadikan bahan pengajaran adalah materi senam lantai roll
depan, Headstand, Sikap Lilin dan Lompat Harimau.
5. Populasi pada penelitian ini kelas sebelas (XI) Jurusan Sepeda Motor.
6. Sampel penelitian hanya di ambil pada satu kelompok rombel belajar
siswa yang berjumlah 30 siswa.
7. Lokasi Penelitian ini di SMK Nusantara Raya Bandung Jl. Antapani 28,
Antapani Kaler. Cicadas. Kota Bandung
8. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dari Ranah kognitif menggunakan test tertulis.
Ranah Psikomotor adalah test praktik. Indikator yang digunakan adalah roll depan, sikap lilin, headstand, dan lompat harimau.
(Subdis Pendidkan SMK DKI Jakarta)
Ranah afektif adalah menggunakan observasi. (Joe Landsberger:2009)
G. Definisi Operasional
Variabel dan istilah yang digunakan dalam penelitian ini mengandung
pengertian, maka perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:
1. Model pembelajaran kooperatif tipe (STAD) Student Team Achievement Division merupakan metode pembelajaran yang sederhana untuk
digunakan dalam proses pembelajaran karena dalam pelajarannya siswa
dikelompokan secara heterogen.
2. Model pembelajaran kooperatif tipe (TPS) Think Pair Share merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif mempunyai 3 tahap dalam
proses pembelajarannya yaitu Think, Pair, dan Share.
3. Hasil belajar siswa merupakan pencapaian siswa yang ditimbulkan setelah
proses pembelajaran berlangsung yang meliputi kognitif, afektif, dan
psikomotor.
11
bebas, sebab pada waktu melakukan gerakan tidak membawa alat atau
menggunakan alat.
5. Rol depan atau Guling ke depan adalah berguling ke depan atas bagian belakang badan (tengkuk, punggung, pinggang, dan panggul bagian
belakang).
6. Headstand adalah posisi keseimbangan yang memanfaatkan kekuatan kedua lengan dan kepala (otot leher) sebagai titik tumpunya.
7. Sikap lilin merupakan sikap tidur terlentang kemudian kedua kaki diangkat keras di atas (rapat) bersama-sama, pinggang ditopang kedua
tangan dan pundak tetap menempel pada lantai. Dalam melakukan sikap
lilin, kekuatan otot perut berfungsi untuk kedua tangan menopang
pinggang.
8. Loncat harimau adalah suatu gerakan yang menyerupai gerak guling depan, hanya saja gerakannya dilakukan dengan awalan suatu loncatan
jauh kedepan dan mendarat dengen kedua lengan. Dan berguling seperti
Fajrin, Dadan. 2014
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Menurut Sugiyono (2011:2), “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dan hipotesis yang telah dirumuskan maka
jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian eksperimen.
Metode penelitian eksperimen menurut Sutedi (2009:54) adalah metode
untuk menguji efektivitas dan efisiensi dari suatu pendekatan, metode, teknik atau
media pengajaran, dan pembelajaran. Sehingga hasilnya bisa diterapkan jika
memang baik, atau tidak digunakan jika memang tidak baik dalam pengajaran
yang sebenarnya.
Jenis penelitian eksperimen yang digunakan adalah penelitian quasi
experiment yang mana tidak memerlukan kelompok kontrol serta tidak adanya
pengontrolan ketat variabel yang mungkin berpengaruh terhadap hasil. Seperti
yang dikatakan oleh Sugiyono, (2011:77) “Desain ini mempunyai kelompok
kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol
variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen”. Pada penelitian ini
tidak ada kelompok kontrol karena tujuannya adalah membandingkan dua model
pembelajaran kooperatif yaitu tipe STAD (X1) dan TPS (X2) dalam hasil belajar
(Y) siswa pada materi senam lantai.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
48
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI di SMK
Nusantara Raya Bandung.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2011:81), “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan menurut Sidik dan
Saludin (2009:103) adalah “Meneliti sebagian dari elemen-elemen populasi”.
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 30 siswa kelas sebelas (XI) di
SMK Nusantara Raya Bandung.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara purposive
dengan pertimbangan bahwa kelas yang dipilih adalah kelas yang memiliki
jumlah dan karakteristik yang sama. Sampel penelitian hanya di ambil pada satu
kelompok rombel belajar siswa yang berjumlah 30 siswa.
C. Desain Penelitian
Arikunto (2006:51) mengemukakan bahwa “Desain penelitian adalah rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti, sebagai rancangan kegiatan, yang akan dilaksanakan”. Desain penelitian yang digunakan adalah Non equivalent Pretest-Postest Design karena digunakan untuk membandingkan dua
model pembelajaran. Dalam desain ini dilakukan pretest terlebih dahulu kemudian
diberikan perlakuan dan dilihat hasilnya dengan dilakukan postest seperti pada
tabel 3.1 berikut ini :
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Subjek Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen I T1 X1 T2
Eksperimen II T1 X2 T2
( Sugiyono, 116:2008)
Keterangan :
T1 = Pretest
49
X1 = Perlakuan dengan model pembelajaran Tipe STAD X2 = Perlakuan dengan model pembelajaran tipe TPS
D. Prosedur Penelitian 1. Tahap persiapan
a. Melakukan studi pendahuluan, yaitu dengan mengidentifikasi dan
menelaah model-model pembelajaran untuk menyelesaikan permasalahan
serta mempelajari penelitian sebelumnya yang relevan dengan
permasalahan.
b. Menentukan sampel kelas secara purposive yang akan dipilih untuk
melakukan penelitian perbandingan model pembelajaran STAD dan TPS,
kemudian membuat kelompok kelompok belajar pada kelas eksperimen.
c. Mengembangkan perangkat penelitian yiatu RPP ( Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) yang menyertakan model pembelajaran STAD dan TPS.
d. Menyusun instrumen penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
a. Memberikan Pretest pada sampel kelas eksperimen berupa tes tertulis dan
tes praktik.
b. Melakukan pembelajaran, yaitu pada pertemuan pertama menggunakan
Model pembelajaran kooperatif STAD, kemudian pada pertemuan kedua
menggunakan model pembelajaran kooperatif TPS.
c. Memberikan posttest pada kelas sampel eksperimen pada tiap pertemuan
sesuai dengan model pembelajaran yang diterapkan.
3. Tahap penarikan kesimpulan
a. Pengolahan dan analisis data penelitian
b. Penarikan kesimpulan penelitian
c. Menyusun laporan penelitian berupa skripsi
50
Alat pengumpulan data dalam kegiatan penelitian ini yaitu dengan
membuat instrument penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam
kegiatan penelitian ini diantaranya adalah:
1. Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa dari
Ranah kognitif menggunakan test tertulis.
Ranah Psikomotor adalah test praktik. Indikator yang digunakan adalah roll depan, sikap lilin, headstand, dan lompat harimau. (Subdis Pendidkan SMK
DKI Jakarta)
Ranah afektif adalah menggunakan observasi. (Joe Landsberger:2009) 2. Instrumen pengumpulan data
Instrument tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes :
a. Formatif tertulis
1) Fungsi dari tes formatif pada penelitian ini adalah untuk mencari
umpan balik dari pembelajaran dari sisi kognitif.
2) Soal yang akan digunakan pada tes ini adalah soal berbentuk pilihan
ganda dan tes soal praktik
3) Untuk tes pada penelitian ini direncanakan berjumlah 10 soal yang
terdiri dari pilihan ganda.
4) Tes diberikan setiap akhir pembelajaran pada tiap siklus.
b. Formatif Praktek
1) Fungsi dari tes formatif pada penelitian ini adalah untuk mencari
umpan balik dari pembelajaran dari sisi psikomotorik dan apektif.
2) Tes yang dilakukan berupa 3 jenis tes praktik;
Pretest
1. Fungsi dari Pretest pada penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengetahuan awal siswa dalam memahami materi serta kemapuan
dalam melakukan gerakan senam lantai yang akan diajarkan dan
menjadi pembanding untuk mengetahui tingkat hasil belajar pada
siswa.
2. Soal yang akan digunakan pada tes ini adalah berbentuk pilihan
51
3. Untuk tes pada penelitian ini direncanakan berjumlah 10 soal
yang terdiri 10 soal pilihan ganda dan juga 4 jenis tes praktik.
4. Tes diberikan setiap awal pembelajaran..
c. Catatan lapangan/observasi
Catatan lapangan digunakan sebagai pengumpul data dalam penilaian
afektif untuk mencatat kejadian-kejadian selama proses pembelajaran
berlangsung.
F. Pengolahan Hasil Uji Coba Instrumen Tes
Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu tes tulis
dan tes peraktik. Tes dapat digunakan sebagai alat ukur yang baik jika memiliki
syarat syarat tes yaitu validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda
(Arikunto,2012). Teknik analisis instrumen yang dilakukan adalah dengan
analisis butir soal. Analisis butir soal dilakukan untuk mengidentifikasi soal-soal
yang baik,kurang baik dan jelek.
Soal yang diujicobakan sebanyak 10 butir soal tes tulis dan 4 tes peraktik.
Adapun penjelasan mengenai teknik butir soal adalah sebagai berikut:
G. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk
(Construct Validity). Menurut Jack R. Fraenkel (dalam Siregar 2010:163)
validitas konstruk merupakan yang terluas cakupannya dibanding dengan validitas
lainnya, karena melibatkan banyak prosedur termasuk validitas isi dan validitas
kriteria. Uji Validitas digunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut:
2 2 2 2
) ( ) ( ) ( ) ( ) )( ( ) ( Y Y n X X n Y X XY n rxy
(Arikunto, 2005: 72)
Dimana: rxy= koefisien korelasi suatu butir/item
N = jumlah subyek
52
22 11
1
1
t bV
k
k
r
Y = skor total
Nilai r kemudian dikonsultasikan dengan rtabel (rkritis). Bila rhitung dari
[image:33.595.140.504.196.356.2]rumus di atas lebih besar dari rtabel maka butir tersebut valid, dan sebaliknya.
Tabel 3.2
Koefisien Validitas Butir Soal Koefisien korelasi Kategori
0,800-1,00 Sangat tinggi
0,600-0,800 Tinggi
0,400-0,600 Cukup
0,200-0,400 Rendah
0,000-0,200 Sangat rendah
(Arikunto,2006:28)
1. Uji Reliabilitas
Dalam menguji reliabilitas digunakan uji konsistensi internal dengan
menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut.
(Arikunto, 2006: 193)
Dimana: r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2b
= jumlah varian butir/item
2 t
V = varian total
Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan
menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6.
Tabel 3.3
[image:33.595.142.509.427.755.2]53
JS
B
P
B A B B AA
P
P
J
B
J
B
DP
0,40 ≤ r11≤0,70 Cukup 0,20 ≤ r11≤ 0,40 Rendah r11 ≤ 0,20 Sangat rendah
2. Taraf Kesukaran (TK)
Menentukan taraf kesukaran (TK) digunakan rumus sebagai berikut:
(Arikunto, 2005: 208)
Dimana:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Dengan interprestasi tingkat kesukaran sebagaimana terdapat
[image:34.595.146.479.113.177.2]dalam Tabel 3.4 berikut:
Tabel 3.4
Interprestasi Tingkat Kesukaran
Tingkat Kesukaran (TK) Interprestasi atau Penafsiran TK
TK < 0,30 Sukar
0,30 ≤ TK ≤ 0,70 Sedang
TK > 0,70 Mudah
3. Daya Pembeda (DP)
Menentukan daya pembeda (DP) digunakan rumus sebagai berikut.
Dimana:
J = Jumlah peserta tes
JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
54
A A A
J B
P = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
B B B
J B
P = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
[image:35.595.142.497.107.339.2]Dengan interprestasi DP sebagaimana terdapat dalam Tabel 3.5 berikut:
Tabel 3.5
Interprestasi atau Penafsiran Daya Pembeda (DP) Daya Pembeda (DP) Interprestasi atau penafsiran DP DP ≥ 0,70 Baik sekali (digunakan)
0,40 ≤ DP < 0,70 Baik (digunakan) 0,20 ≤ DP < 0,40 Cukup
DP < 0,20 Jelek
Setelah data skor hasil uji coba diperoleh, diurutkan dari yang terbesar
sampai terkecil. Kemudian dari mulai urutan teratas diambil 27% sebagai
kelompok atas dan dari urutan paling bawah diambil 27% sebagai kelompok
bawah. Sehingga banyak siswa kelompok atas = banyaknya siswa kelompok
bawah yaitu na = nb = 5 siswa.
H. Pelaksanaan Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan pada setiap aktivitas, situasi atau kejadian
yang berkaitan dengan tindakan penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini
pengumpulan data secara garis besar dilakukan pada saat:
a. Observasi awal atau studi pendahuluan dilakukan hingga identifikasi awal permasalahan. Data yang dikumpulkan pada tahap ini adalah data
tentang tempat dimana penelitian akan dilaksanakan, meliputi letak
geografis sekolah, sarana dan prasarana, kepala sekolah, guru dan
siswa. Setelah data terkumpul maka dilakukan identifikasi masalah
serta merencanakan upaya yang akan dilakukan untuk
memecahkannya.
55
I. Prosedur Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari hasil tes dan observasi selanjutnya diolah dan
dianalisis untuk menguji hipotesis penelitian dan mendapatkan kesimpulan yang
diharapkan.
1. Analisis Tes Kognitif dan Psikomotor
Langkah langkah yang dilakukan untuk menganalisis data tes hasil belajar
siswa adalah sebagai berikut:
a. Uji prasyarat
1) Uji normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data penelitian
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan menggunakan uji chi kuadrat. Jika
data tersebut berdistribusi normal maka analisis dilanjutkan dengan menggunakan
statistika farametrik yaitu uji F. Uji normalitas dugunakan untuk menghitung
setiap data yang diperoleh yaitu data pretest dan posttest. Proses perhitungan data
dilakukab dengan cara manual tanpa menggunakan software statistika,tetapi
dibantu dengan Ms Excel 2010. Proes scoring data pretest dan posttest dilakukan
dengan menggunakan perhitungan berikut ini:
Skor total = � �
� x 100
Langkah langkah melakukan uji normalitas adalah sebagai berikut
(Sudjana,2005):
1. Membuat daftar nilai distribusi frekuensi
2. Menentukan rentang dengan rumus = data terbesar – data terkecil
3. Menentukan banyak kelas interval dengan aturan Sturges, yaitu banyak
kelas = 1 + (3,3) log n
4. Menentukan panjang kelas interval panjang kelas interval dengan rumus:
5. P = � �
� �
6. Menghitung rata rata dengan bantuan program Ms excel
56
√∑ � �� − �′ � − =
8. Menghitung batas kelas yaitu dengan rumus :
Batas kelas (x) = batas bawah (bb) – 0,5
9. Menghitung z untuk batas kelas dengan rumus;
��= ��−�′ �
10.Menghitung luas tiap kelas interval dengan menggunakan angka z pada
tabel dengan rumus ;
1. � = |� � − � |
11.Menghitung frekuensi yang diharapkan (Ei) yaitu menggunakan rumus;
1. �= ��� ∑ � 12.Menghitung X2 dengan rumus;
1. � = ∑ ��−��
�� � �=
13.Data berdistribusi normal jika � ℎ� � < � �
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut
memiliki varians yang sama. Untuk melihat homogenitas data pretest dan posttest
dilakukan dengan Uji F. Proses perhitungan data dilakukan secara manual tanpa
menggunakan software tetapi dibantu dengan program Ms.Excel. rumus Uji F
yang dugunakan yaitu ;
=� �
Dimana : = varians dari sampel model pembelajaran kooperatif tipe STAD
� = varians dari sampel model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Sudjana,2005)
Untuk mencari nilai F tabel menggunakan daftar distribusi F dengan α =
0,05 dan dk = (n-1). Data dikatakan homogen jika ℎ� � < �
57
Uji hipotesis dilakukan untuk menguji diterima atau tidaknya hipotesis
yang diajukan. Karena data berdistribusi normal dan homogen, maka pengujian
dilanjutkan dengan menggunakan statistika parametrik yaitu uji kesamaan dua
rata-rata atau uji t digunakan setelah dilakukannya perhitungan uji nornalitas dan
homogenitas data pretest dan posttest.
Rumus Uji t adalah ;
= � − � √ +
Dimana :
� = rata-rata nilai siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
� = rata-rata nilai siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS
� = varians sampel model pembelajaran kooperatif tipe STAD
� = varians dari sampel model pembelajaran kooperatif tipe TPS
� = jumlah siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
� = jumlah siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS ( Sudjana,2005)
Hipotesis statistik pada penelitian ini adalah ;
� ∶ µ = µ
� : µ ≠ µ
Kriteria pengujian penelitian ini adalah � diterima jika:
� ≤ ℎ� � = tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang
menggunakan model pembelajaran STAD dengan siswa yang menggunakan
model pembelajaran TPS, Ho Diterima, Ha Ditolak
ℎ� � > � = terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang
menggunakan model pembelajaran STAD dengan siswa yang menggunakan
58
3. Analisis Test Afektif
Kisi – Kisi dalam penelitian ini mengacu pada pendapat para ahli yang
berkaitan dengan identifikasi dari pengertian atau definisi kerjasama itu sendiri
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Joe Landsberger ( 2009 ) dalam situs
http://www.studygs.net/melayumanado/cooplearn.htm menjelaskan
bahwa:
Kerjasama adalah proses beregu ( berkelompok ) dimana anggita –
anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil
mufakat. Kerjasama adalah saling mempengaruhi sebagai anggota tim anda:
Membangun dan membagi suatu yang lumrah
Sumbangkan pemahamanmu tentang permasalahan, pertanyaan wawasan dan pemecahan
Tanggap terhadap dan belajar memahami, pertanyaan lain, wawasan dan penyelasaian
Setiap anggota memperkuat yang lain untuk berbicara dan berpartisipasi, dan menentukan konstribusi (sumbangan) mereka
Bertanggung jawab terhadap yang laindan mereka bertanggung jawabpada anda.
Tingkat keabsahan sebagai penunjang menentukan nilai kerjasama siswa
ditentukan berdasarkan jumlah rata-rata persentase dari setiap tindakan penelitian.
Untuk memudahkan dalam memberikan penafsiran data, Mathews (1963) yang
dikutip oleh Nurhasan (1999:21) menjelaskan tentang acuan standar penilaian
[image:39.595.124.517.590.740.2]suatu tes sebagai berikut:
Tabel 3.6
Acuan Standar Penilaian
NO Tingkat Kategori
1 90%-100% Sangat Tinggi (ST)
2 80%-89% Tinggi (T)
3 70%-79% Cukup (C)
4 60%-69% Kurang (K)
Fajrin, Dadan. 2014
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari analisis data dan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) pada materi
senam lantai terhadap hasil belajar siswa.
a. Terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) pada
materi senam lantai terhadap hasil belajar dalam ranah kognitif.
b. Terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) pada
materi senam lantai terhadap hasil belajar dalam ranah afektif.
c. Terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Divisions) pada
materi senam lantai terhadap hasil belajar dalam ranah Psikomotor.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) pada materi senam lantai terhadap
hasil belajar siswa.
a. Terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) pada materi senam lantai
terhadap hasil belajar dalam ranah kognitif.
b. Terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) pada materi senam lantai
77
c. Terdapat pengaruh yang signifikan penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) pada materi senam lantai
terhadap hasil belajar dalam ranah psikomotor.
3. Model pembelajaran tipe TPS (Think Pair Share) lebih memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar senam lantai .
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat
memberikan saran sebagai berikut:
1. Dengan penelitian eksperimen ini, diharapkan guru dapat mencoba
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share)
pada pembelajaran Penjas untuk diterapkan pada materi lain selain senam
lantai. Tujuannya adalah supaya siswa mempunyai kesiapan, kedisiplinan,
rasa tanggung jawab serta termotivasi dalam pembelajaran, sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Dengan adanya model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair
Share) yang diterapkan oleh guru di dalam pembelajaran diharapkan dapat
meningkatkan dan membangkitkan minat serta keaktifan belajar siswa
terhadap mata pelajaran di sekolah khususnya Penjas agar dapat
meningkatkan hasil belajar.
3. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement
Divisions) dan TPS (Think Pair Share) memerlukan waktu yang relatif
banyak, maka dalam pelaksanaannya guru diharapkan dapat
mengefektifkan waktu dengan sebaik-baiknya.
4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas pokok bahasan
atau menambah jumlah sampel agar dapat memperoleh hasil penelitian
Fajrin, Dadan. 2014
Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement Division (STAD) Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran AktivitasSenam Lantai
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Mubiar. 2011. Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran. Bandung: Refika datama.
Azhar, Arsyad (2011). Media Pembelajaran . Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Hanifah , Nanang. 2011. Konsep strategi pembelajaran. Bandung: Refika Datama
Hassanudin. (2008). Kinerja Guru Dalam Melaksanakan Tugas sebagai pengembang Kurikulum. UPI Bandung. Tesis tidak dipublikasikan
Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning Metode, Teknik Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ibrahim, M, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa University Press
Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Refika Datama
Lie, Anita. 2008. Cooperative Learning. Jakarta:Grasindo
Mahendra, Agus . 2009. Senam Artistik Teori dan Metode Pembelajaran Senam. Bandung:Red Point
Nur Asma. 2006. Model Pembelajaran Kooperatif. Jakarta : Depdiknas
Sugandi, Achmad, dkk. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang:UPT MKK UNNES.
Suharsimi, Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta
Sidik, Priadana dan Muis, Saludin.(2009). Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sudjna. 2005.Metoda Statistika. Bandung : Tarsito
80
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana
Tirtaharadja, Umar. & La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Yono, Budi. 2012. Statistika Terapan. Bandung:Refika Datama
Slavin, Robert, E. 1994. “ Educational Psychology: Theory and Practice”. Massachussetts, Allyn and Bacon Publisher.
---. 1995. “Cooperative Learning Theory and Practice”. Secon Edition. Massachussets: Allyn and Bacon Publisher.
---. 2000. “Educational Psychology Theory and Practice”. Sixth Edition. Massachussets: Allyn and Bacon Publisher.
Slavin, R. E. 2005. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:
Nusa Media
Barlian, Ikbal dan Dewi Koryati. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Palembang: Universitas Sriwijaya (Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia) 25 November 2013
Siti Fatimah dan Sukardi. 2008. Model-Model Pembelajaran. Makalah pada Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru Rayon 4 Universitas Sriwijaya Palembang (Copyright www.m-edukasi.web.id Media Pendidikan Indonesia).
Subdis Pendidikan SMK DKI Jakartap. 2012. Sandar Kompetensi Lulusan dan Spesifikasi Mata Pelajaran Penjasorkers. Jakarta: Tidak Diterbitkan .
Dwi Anggiani, Adisty.2013.Pengaruh metode praktek distribusi dan metode praktek padat terhadap hasil belajar dalam pembelajaran permainan bola bakar. Skripsi Sarjana FPOK UPI Bandung:Tidak diterbitkan.
Joe Landsberger ( 2009 ) http://www.studygs.net/melayumanado/cooplearn.html
Kamiludin.2011.Penggunaan kartu domino bergambar untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi Benda langit(Penelitian Tindakan kelas pada siswa kelas IV SDN Barulaksana Kabupaten Bandung Barat). Skripsi Sarjana FPIP UPI Bandung: Tidak diterbitkan
81
scrambleber bantuan lks pada pokok bahasan bangun datar siswa kelas vii semester ii smpn 2 sayung demak tahun pelajaran 2010/2011. Skripsi Sarjana FPMIPA IKIP PGRI Semarang: Tidak diterbitkan
Puji Nurmali, Nur Wulan. 2013. Perbandingan Model Pembelajaran Jigsaw II danThink Pair share terhadap penguasan konsep siswa pada materi sistem ekresi. Skripsi Sarjana FPMIPA UPI Bandung: Tidak diterbitkan.
Tim Penyusun SMK Provinsi Jakarta.2012.Standar kompetensi lulusan dan spesifikasi mata pelajaran penjasorkes.Jakarta: Pemerintah Provinsi Dki Jakarta Dinas Pendidikan Menengah Dan Tinggi Subdis Pendidikan Smk Seksi Kurikulum Dan Sisjian.
http://belajarpendidikanku.blogspot.com/2012/11/kelebihan-dan-akelemahan-model-stad.html25 November 2013
Roestiyah. 2001. Keunggulan Dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif
.(Online),(http://id.Shooving.com/social-science/education/2254207-keunggulan-dan-kelemahan-cooperative-learning/html.diakses 25 November 2013)
http://p4tkmatematika.org/fasilitasi/21-Pendekatan-Kooperatif-STAD.pdf25 November2013