No Daftar: 084/S/PGSD/R/23/VI/2014 KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KATA DEPAN DI, KE DAN AWALAN
DI-, KE- DALAM KARANGAN NARASI
(Analisis Deskriptif Pada Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri Cieunteunggede Kota Tasikmalaya)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dariSyarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
RINI FITRIA NIM 1004137
PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS TASIKMALAYA
KEMAMPUAN MENGGUNAKAN KATA DEPAN
DI, KE
DAN AWALAN
DI-, KE-
DALAM KARANGAN NARASI
ABSTRAK
Dalam bahasa Indonesia ternyata banyak aturan-aturan penggunaan dan penulisan bahasa yang membingungkan dan menyulitkan. Di antaranya adalah penggunaan kata depan di, ke dan awalan di-, ke-. Seringkali kita ragu manakah yang termasuk kata depan atau awalan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan menggunakan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam karangan narasi siswa kelas VI SD Negeri Cieunteunggede. Subjek penelitian adalah siswa kelas VI SD Negeri Cieunteunggede yang berjumlah 30 orang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data berupa teknik tes dan non tes. Teknik tes berupa pemberian perintah untuk menulis karangan narasi tentang pengalaman, dan teknik non tes adalah observasi partisipatif. Kemampuan siswa terhadap penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke menunjukkan hasil yang cukup bagus. Persentase kekeliruan keseluruhannya, yaitu sebesar 41,5%. Dalam bentuk persentase, tingkat kemampuan keseluruhannya sebesar 58,5%.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakangPenelitian B. FokusPenelitian
C. RumusanMasalah D. TujuanPenelitian E. ManfaatPenelitian
F. StrukturOrganisasiSkripsi
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. HakikatPembelajaranBahasa Indonesia
1. HakikatPembelajaran 2. KonsepBahasa
3. PembelajaranBahasa Indonesia di SekolahDasar B. KeterampilanMenulis
1. PengertianKeterampilanMenulis 1.1 PengertianMenulis
1.2 Batasan, Fungsi, danTujuanMenulis 1.2.1 BatasanMenulis
1.2.2 FungsiMenulis 1.2.3 TujuanMenulis
3. JenisKarangan
1. Pemenggalan Kata MenurutKaidah EYD 2. Pemenggalan Kata di Ujung Baris D. KerangkaBerpikir
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kesalahan (Error) yang DilakukanSiswa
4.2 KemampuanPemenggalan Kata Kelas V 4.3 AnalsiKeasalahanPemenggalan Kata BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi dari satu pihak ke pihak yang lain. Tanpa bahasa tidak mungkin kita bisa berhubungan baik dengan orang lain. Salah satu upaya untuk mengembangkan bahasa yang terarah adalah melalui pembelajaran bahasa. Melalui pembelajaran bahasa, siswa diharapkan mempunyai keterampilan yang memadai dalam menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Di sekolah dasar bahasa Indonesia termasuk ke dalam mata pelajaran utama. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk mengembangkan keterampilan berbahasa siswa. Keterampilan berbahasa yang diajarkan mencakup empat hal pokok, yaitu: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Masing-masing keterampilan saling berhubungan erat. Di sekolah dasar, kemampuan menulis harus dimiliki siswa sebagai salah satu keterampilan berbahasa selain dari menyimak, berbicara, dan membaca. Pembelajaran menulis di Sekolah Dasar berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan diarahkan pada keterampilan menulis dalam menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan ejaan. Menurut Zainurrahman (2011, hlm.2), menyatakan bahwa khususnya menulis, latihan merupakan kunci yang paling utama demi mencapai kesuksesan untuk mencapai predikat “mampu menulis denga baik dan benar.” Seseorang hanya bisa menciptakan sebuah tulisan yang baik jika dia rajin membaca, karena dalam interaksi antara seorang pembaca dan bacaan terdapat model tulisan yang dijamin (atau sebaliknya) keterbacaannya.
membutuhkan keterampilan dalam memahami tata bahasa yang ada dalam EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Akan tetapi pada kenyataannya siswa belum mampu untuk memahami penulisan kata depan dan awalan khususnya pada karangan narasi.
Jenis karangan dalam Bahasa Indonesia bermacam-macam. Salah satu jenis karangan yang ada adalah karangan narasi. Karangan narasi dapat kita temukan dalam berbagai macam tulisan, seperti dongeng, biografi, cerpen dan novel. Di Sekolah Dasar karangan narasi merupakan salah satu jenis karangan yang dipelajari. Karangan narasi adalah sebuah cerita yang menggambarkan suatu kejadian atau peristiwa berdasarkan waktu terjadinya secara runtut.
Salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa untuk menghasilkan sebuah tulisan yang baik dan benar adalah kemampuan menggunakan kata depan dan awalan. Kata depan dan awalan memiliki berbagai jenis yang penggunaan dan penulisannya memiliki kaidah yang harus sesuai dengan EYD. Umumnya, pemakaian kata depan dan awalan kurang dikuasi oleh siswa.
Dalam proses pembelajaran bahasa, kesalahan berbahasa seringkali dilakukan oleh siswa. Semua itu merupakan hal yang wajar. Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah tidak bisa terlepas dari yang namanya kesalahan. Karena manusia bukan makhluk yang sempurna. Namun alangkah lebih baiknya, apabila kesalahan yang dilakukan itu diminimalisir dan bahkan harus dihilangkan. Kesalahan berbahasa tersebut disebakan karena mereka benar-benar tidak mengetahui bahwa yang ditulisnya itu salah atau mereka tetap melakukan kesalahan berbahasa walaupun sebenarnya mereka tahu bahwa apa yang ditulisnya itu merupakan hal salah. Kedua kesalahan tersebut sudah seharusnya diperbaiki bahkan harus dihilangkan karena dapat menghambat proses belajar dalam memahami konsep-konsep baru yang akan dipelajari selanjutnya. Selain itu, kesalahan berbahasa juga dapat mempengaruhi hasil belajar pada akhir pembelajaran.
ketika guru memberikan soal yang berkaitan dengan materi kata depan dan awalan. Oleh sebab itu dengan adanya permasalahan seperti itu guru dituntut mengkaji ulang dan mengevaluasi materi yang belum dipahami, sampai siswa benar-benar menguasai dan memahaminya.
Dari kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa, khususnya kesalahan dalam penulisan kata depan dan awalan, guru harus mengevaluasi tingkat kesalahan dan memperbaikinya agar siswa dapat menulis dengan baik, tepat dan benar. Selanjutnya setelah siswa mengetahui letak kesalahan yang dilakukannya, diharapkan kemampuan berbahasa siswa, khususnya dibidang menulis akan semakin baik.
Kesalahan berbahasa yang dilakukan siswa bisa terjadi, salah satunya karena penyampaian pengajaran yang salah dari guru. Seringkali guru kurang cermat dan teliti dalam menyampaikan materi ajar sehingga tidak mengetahui dan bahkan tidak sadar bahwa apa yang disampaikan itu salah. Misalnya, dalam menyampaikan materi tentang kata depan dan awalan. Guru seringkali tidak memberikan penjelasan yang mendalam dan jelas kepada siswa tentang penggunaan kata depan dan awalan. Hal itu dapat menyebabkan siswa salah dalam menggunakan kata depan dan awalan pada saat membuat suatu tulisan. Siswa banyak yang kurang mengetahui cara menuliskan kata depan dan awalan yang sesuai dengan kaidah tata bahasa EYD Bahasa Indonesia. Faktor penyebab lainnya guru tidak menggunakan metode yang tepat saat memberikan materi pelajaran, sehingga siswa tidak fokus memperhatikan karena bosan. Yang akhirnya siswa tidak paham tentang yang diajarkan.
awalan. Selanjutnya, antara kata depan di, ke dan awalan di-, ke-. dalam hal penulisannya siswa sering bingung menentukan penulisan mana yang harus dipisah atau diserangkaikan dengan kata yang mengikutinya. Kata depan di, ke
yang seharusnya ditulis secara terpisah dari kata yang mengikutinya, siswa menuliskannya dengan diserangkaikan dengan kata yang mengikutinya. Sebaliknya awalan di-, ke- yang seharusnya ditulis diserangkaian atau disambungkan dengan kata yang mengikutinya, siswa seringkali menuliskannya dengan cara dipisahkan dari kata yang mengikutinya. Kesalahan-kesalahan tersebutlah yang akan didata dan diteliti lebih lanjut dalam penelitian ini.
Atas dasar latar belakang tersebut, maka peneliti akan mengangkat permasalahan ke dalam suatu penelitian dengan judul: “Kemampuan Menggunakan Kata Depan Di, Ke dan Awalan Di-, Ke- Dalam Karangan Narasi (Analisis Deskriptif Pada Siswa Kelas VI SD Negeri Cieunteunggede Kota Tasikmalaya).”
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang, hal yang menjadi fokus penelitian adalah: 1. Kesalahan penulisan kata depan di, ke dalam karangan narasi. 2. Kesalahan penulisan awalan di-, ke- dalam karangan narasi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kemampuan siswa dalam penulisan kata depan di, ke dalam karangan narasi?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah:
1. Mengetahui kemampuan siswa kelas VI SD Negeri Cieunteunggede menuliskan kata depan di, ke dalam karangan narasi.
2. Mengetahui kemampuan siswa kelas VI SD Negeri Cieunteunggede menuliskan awalan di-, ke- dalam karangan narasi.
E. Manfaat Penelitian
Selain ingin mencapai tujuan di atas, penulis berharap agar penelitian yang dilakukan dapat memberikan manfaat, baik secara teoretis maupun praktis. Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoretis
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi informasi dan masukan bagi pengembangan keterampilan penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke-
dalam setiap tulisan, khususnya pada karangan narasi. 2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
Hasil dari penelitian ini dapat memberi masukan kepada guru tentang pentingnya memperhatikan penggunaan kata depan di, ke dan awalan di-, ke yang tepat saat proses pengajaran berlangsung.
b. Bagi Siswa
Ketika membuat tulisan dan tugas-tugas, terutama tentang karangan narasi, siswa diharapkan mampu untuk tidak salah lagi dalam penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke-.
c. Bagi peneliti
d. Bagi peneliti lain
Diharapkan dapat berguna sebagai rujukan, masukan dan pertimbangan penulis lain yang ingin mengembangkan penelitian tentang kata depan dan awalan pada kesempatan mendatang.
F. Struktur Organisasi Skripsi KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian B. Fokus Penelitian
C. Rumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian
F. Struktur Organisasi Skripsi
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia
1. Hakikat Pembelajaran 2. Konsep Bahasa
3. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar B. Keterampilan Menulis
1. Pengertian Keterampilan Menulis 1.1 Pengertian Menulis
1.2.2 Fungsi Menulis 1.2.3 Tujuan Menulis
2. Keterampilan Menulis di Sekolah Dasar 3. Jenis Karangan
3.1 Karangan Narasi 3.2 Karangan Deskripsi 3.3 Karangan Argumentasi 3.4 Karangan Ekspisitori 4. Pengertian Karangan Narasi 5. Kata
5.1 Kata Dasar 5.2 Kata Berimbuhan C. Pemenggalan Kata
1. Pemenggalan Kata Menurut Kaidah EYD 2. Pemenggalan Kata di Ujung Baris
D. Kerangka Berpikir
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian B. Desain Penelitian
C. Metodologi Penelitian D. Instrumen Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data F. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kesalahan (Error) yang Dilakukan Siswa
4.2 Kemampuan Pemenggalan Kata Kelas V 4.3 Analsi Keasalahan Pemenggalan Kata BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab III dalam skripsi ini menjelaskan tentang metode penelitian serta komponen-komponen yang berhubungan dengan metode penelitian yang digunakan. Komponen-komponen yang dimaksud terdiri dari lokasi, subjek penelitian, metode penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data. Berikut ini adalah pemaparan rinci dari isi setiap komponen yang terdapat dalam bab III.
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Cieunteunggede. Sekolah ini berlokasi di Kecamatan Cihideung, kota Tasikmalaya. Lokasi tersebut dipilih karena saat proses pembelajaran berlangsung terdapat kesalahan penulisan kata depandi, ke dan awalan di-, ke- dalam karangan narasi. Oleh sebab itu penulis memilih SD tersebut sebagai lokasi penelitian.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VI Semester Genap di SD NegeriCieunteunggedetahun pelajaran 2013/2014. Siswa kelas VI ini berjumlah 30 orang siswa. Yang terdiri dari 18 orang siswa laki-laki dan 12 orang siswa perempuan. Penulis menjadikan seluruh siswa sebagai subjek penelitian. Selain itu untuk menunjang kelengkapan data penelitian, guru kelas VI juga menjadi subjek penelitian.
B. Metodologi Penelitian
tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya’ (strauss & Corbin, 2003) dalam Syamsudin.
Sugiyono, (2005, hlm.17) mengemukakan proses penelitian kualitatif terbagi menjadi tiga tahap, di antaranya:
1. Tahap orientasi atau deskripsi. Pada tahap ini peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan ditanyakan.
2. Tahap reduksi atau fokus. Pada tahap ini peneliti mereduksi segala informasi yang telah diperoleh pada tahap pertama.
3. Tahap selection. Pada tahap ini peneliti menguraikanfokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci.”
Menurut Kadir (dalam Syamsuddin, 2006, hlm .186), terdapat 5 garis besar dalam melakukan penelitian studi kasus, yaitu
1. Pemilihan Kasus.
Dalam pemilihan kasus hendaknya ditentukan secara purposive atau bertujuan. Jadi setiap kasus yang akan diteliti sudah memiliki tujuan tersendiri, sehingga pelaksanaan penelitian menjadi terarah. Kasus penelitian dapat dipilih dari objek orang, lingkungan, progrm, proses dan masyarakat atau unit sosial. Ukuran kompleksitas haruslah masuk akal agar dapat diselesaikan dalam batas waktu tertentu dan sumber-sumber yang tersedia.
2. Pengumpulan Data.
Dalam penumpulan data yang dilakukan dalam penelitian studi kasus adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Peneliti sebagai instrumen utama dapat memilah dan menyesuaikan cara pengumpulan data dengan masalah dan lingkungan penelitian, serta dapat mengumpulkan data secara serentak. 3. Analisis Data.
Setelah data terkumpul, peneliti dapat mulai mengagregasi, mengorganisasin dan mengklasifikasikan data menjadi unit-unit kecil untuk dikelola. Agregasi adalah suatu proses mengabstraksi pola-pola masalah secara khusus menjadi pola-pola data secara umum. Hal ini berguna untuk menemukan pola umum dari pemasalahan yang akan diteliti. Proses penganalisisan data dilakukan sejak peneliti terjun di lapangan.
4. Perbaikan.
5. Penulisan Laporan.
Laporan penelitian studi kasus ditulis dengan secara komunikatif, mudah dibaca dan mendeskripsikan segala data dan maslah dengan jelas, agar pembaca lebih mudah memahami maksud dari tulisan kita.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah penting dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data yang akan diteliti. Tanpa mengetahui teknik pengumulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang dibutuhkan untuk keperluan penelitian. Teknik pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes dan non tes.
1. Teknik Tes
Pengumpulan teknik tes penulis menggunakan kegiatan unjuk kerja sebagai alat memperoleh data primer. Hal tersebut adalah sebuah perintah kepada siswa untuk membuat sebuah karangan narasi. Karangan tersebut kemudian untuk dianalisis jika terdapat kesalahan dalam penulisan kata depan di, ke dan awalan
di-, ke-.
2. Teknik Non Tes a. Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan mengambil data dari sumber non manusia. Sumber ini terdiri atas dokumen dan rekaman. Lincoln dan Guba (1985) dalam Syamsudin mengartikan bahwa
“rekaman” sebagai setiap tulisan atau pernyataan yang dipersiapkan oleh atau untuk individu atau organisasi dengan tujuan membuktikan adanya suatu peristiwa. Beberapa contoh rekaman adalah nilai siswa, kurikulum, satuan pembelajaran. Adapun kata dokumen”, digunakan untuk mengacu pda setiap tulisan atau bukan selain “rekaman”, yaitu tidak dipersiapkan secar khusus untuk tujuan terterntu, seperti surat-surat, buku harian, naskah, editorial surat kabar, catatan kasus, skrip televise dan foto-foto.”
b. Observasi
Peneliti melakukan observasi langsung ke lokasi penelitian. Diantaranya mengobservasi profil sekolah, kurikulum, sarana dan prasarana, nama-nama guru serta tugasnya.
D.Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif instrumen penelitian yang utama adalah peneliti sendiri. Namun setelah fokus penelitian menjadi jelas maka dikembangkan instrumen penelitian tambahan, yang dapat melengkapi data hasil pengamatan. Peneliti menggunakan instrumen tambahan lainnya yaitu tes. Pada instrumen tes peneliti menggunakan soal berupa unjuk kerja membuat sebuah karangan narasi dengan tema “Pengalaman yang tak terlupakan”.
a. Instrumen Penelitian Tes Lembar Soal
Soal unjuk kerja.
Buatlah sebuah karangan narasi dengantema ”Pengalaman”. Minimal 5 buah paragraf!
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, mengikuti konsep yang diberikan Miles and Huberman dan Spradley. Miles and Huberman (1984) dalam Sugiyono, mengemukakan bahwa “aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, dan
conclusion drawing/ verification.”
dan awalan. Tahap selanjutnya adalah reduksi data, yaitu “merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi aka memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan” (Miles and Huberman (1984) dalam Sugiyono. Jadi reduksi ini adalah memberikan kode-kode tertentu pada data yang telah dikumpulkan agar memudahkan peneliti dalam mengolah data. Tahap selanjutnya adadal tahap selection. Peneliti menguraikan secara rinci mengenai temuan-temuan hasil penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam karangan narasi setiap siswa yang menjadi subjek penelitian.
Peneliti membatasi kriteria analisis cara penulisannya dalam karangan narasi siswa, kriteria tersebut yaitu:
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan kajian pustaka dan hasil penelitian mengenai kemampuan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam karangan narasi siswa kelas VI di SD Negeri Cieunteunggede tahun pelajaran 2013/2014, maka penulis dapat mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil data yang telah dikaji dan pembahasan hasil penelitian yang diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penguasaan siswa tentang materi kata depan di, ke dan awalan di-, k
menunjukkan hasil yang kurang bagus. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa frekuensi kesalahan penulisan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam karangan narasi yang dibuat siswa sangat banyak. Dari 30 orang siswa yang dijadikan subjek penelitian, hanya 6 orang siswa yang sama sekali tidak melakukan kesalahan. Selebihnya 24 orang siswa melakukan kesalahan. Artinya penguasaan siswa dalam memahami dan menuliskan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- dalam karangan narasi masih kurang.
2. Urutan kesalahan dari yang paling banyak sampai ke yang paling sedikit dilakukan adalah penulisan kata depan di, kata depan ke, awalan di-, dan awalan ke-. Pada kesalahan penulisan kata depan, penulisan kata depan di
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Guru harus tepat dalam memilih metode yang akan digunakan saat menjelaskan materi tentang kata depan di, ke dan awalan di-, ke-. Guru juga sebaiknya lebih sering memberi tugas kepada siswa tentang keterampilan menulis dan melatihnya dengan bertahap. Selain itu juga, guru seharusnya membiasakan dan mengingatkan siswa menuliskan kata depan di, ke dan awalan di-, ke- yang baik dan tepat ketika proses pembelajaran menulis, setiap kali menjelaskan pembelajaran dan pengoreksian hasil pekerjaan siswa 2. Sebaiknya siswa memperhatikan dengan sungguh-sungguh ketika guru
34
DAFTAR PUSTAKA
_____. (2007). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI.
Jakarta: Depdiknas.
Alwasilah, Chaedar. 2005. Pokoknya Menulis. Bandung: Kiblat Buku Utama Badudu, JS. 1983. Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar. Bandung: Gramedia Badudu, JS. 1991. Membina Bahasa Indonesia Baku. Bandung: Pustaka Prima Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta:
Rineka Cipta
Chaer, Abdul. 2011. Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta
Chaer, Abdul. 2011. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Dewi Pudiastuti, Ratna. 2011. Curahkan Gairah Menulis Penghasilan dan Pengetahuan Meningkat Hidup Lebih Bermakna dan Terhormat. Jakarta: Elex Media Komputindo
Djojosuroto, Kinayati & Sumaryati. 2004. Prinsip-prinsip Dasar Penelitian Bahasa & Sastra. Bandung: Nuansa
Noerzisri. 2006. Bahasa Indonesia dalam Karangan Ilmiah edisi revisi.Bandung: Humaniora
Rahardi, Kunjana. 2001. Serpih-serpih Masalah Kebahasa Indonesiaan. Yogyakarta:
Adicita
Rahardi, Kunjana. 2009. Penyuntingan Bahasa Indonesia Untuk Karang Mengarang.
Yogyakarta: Erlangga
Resmini, Novi. (2007). Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi.
Bandung: UPI PRESS.
Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA
Syamsuddin & Vismaia. 2006. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa: Bandung. Remaja ROSDAKARYA
Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa.
35
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung