• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA SPIEL TABU UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN BERBICARA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA SPIEL TABU UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN BERBICARA."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA SPIEL TABU UNTUK

MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN BERBICARA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman

Disusun oleh: Ima Krismawatri

0902430

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA

SPIEL TABU UNTUK

MENINGKATKAN KUALITAS

PEMBELAJARAN BERBICARA

Oleh Ima Krismawatri

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Ima Krismawatri 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

November 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)

ABSTRAKSI

Krismawatri, Ima. (2013). Efektivitas Penggunaan Media Spiel tabu untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Berbicara. Skripsi. Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman. Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni UPI.

(5)

ABSTRAKT

Krismawatri, Ima. 2013. Die Effektivität der Anwendung von dem Medium

“Spiel tabu zur Steigerung der Qualität des Deutschsprechunterrichts. Bandung. Eine Abschlussarbeit, an der Deutschabteilung der Fakultät für Sprachen und Kunst. UPI.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI... i

ABSTRAK... ii

KATA PENGANTAR... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah... 4

C. Batasan Masalah... 5

D. Rumusan Masalah... 5

E. Variabel Penelitian... 6

F. Tujuan Penelitian... 6

G. Manfaat Penelitian... 7

BAB II LANDASAN TEORITIS A. Media Pembelajaran... 8

1. Pengertian Media Pembelajaran... 8

2. Fungsi Media Pembelajaran... 10

3. Jenis-jenis Media Pembelajaran... 12

B. Pembelajaran Berbicara... 14

1. Pengertian Pembelajaran... 14

2. Pengertian Berbicara... 16

3. Pengertian Pembelajaran Berbicara... 18

4. Faktor-faktor Penilaian Keefektifan Berbicara... 20

a) Ketepatan Ucapan... 20

b) Penenmpatan Tekanan, Nada, dan Durasi... 20

c) Pilihan Kata (Diksi)... 21

d) Ketepatan Sasaran Pembicaraan... 21

C. Spiel Tabu... 21

1. Pengertian Spiel Tabu... 21

2. Perlengkapan Spiel Tabu... 23

3. Tujuan Spiel Tabu... 24

4. Peraturan Bermain Spiel Tabu... 24

5. Cara Bermain Spiel Tabu... 25

6. Peraturan Dadu Spiel Tabu... 26

D. Kerangka berfikir... 27

(7)

BAB III METOGOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian... 29

B. Tempat dan Waktu Penelitian... 30

C. Populasi dan Sampel... 30

D. Variabel Penelitian... 31

E. Instrumen Penelitian... 31

F. Teknik Pengumpulan Data... 32

G. Teknik Pengolahan Data... 33

H. Prosedur Penelitian... 34

I. Hipotesis Penelitian... 35

BAB IV ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian... 36

B. Uji Persyaratan Analisis... 37

1. Uji Normalitas Data... 37

2. Uji Homogenitas Varian Data X dan Y... 38

3. Uji Signifikansi Perbedaan Rata-rata Nilai X dan Y... 38

C. Deskripsi Pelaksanaan Pembelajaran... 39

D. Pembahasan Hasil Penelitian... 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 47

B. Saran... 48

DAFTAR PUSTAKA... 49 LAMPIRAN

(8)
(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Berbicara merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai dalam pembelajaran bahasa Jerman. Tidak hanya di dalam pembelajaran bahasa Jerman saja, melainkan juga dalam pembelajaran bahasa asing lain pun kemampuan berbicara dituntut untuk dapat dikuasai oleh para pembelajarnya. Sebagai pembelajar yang sedang belajar bahasa Jerman, semua pembelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) tentunya diharapkan dapat menguasai keterampilan berbicara bahasa Jerman dengan baik.

Biasanya guru memiliki banyak media, teknik, atau permainan dalam pembelajaran berbicara. Hal itu dilakukan agar pembelajar tidak merasa bosan dan tertarik dalam belajar Sprechen. Kegiatan yang biasa dilakukan dalam pembelajaran berbicara salah satunya adalah berdialog. Dengan kegiatan ini guru dapat melihat kemajuan dan mengoreksi Aussprache pembelajar, apakah sudah benar atau masih ada yang kurang tepat pelafalannya.

(10)

berbeda-beda dan akan berpengaruh untuk kelancaran berbicara. Proses pembelajaran yang modern dan megikuti zaman dapat dianggap menarik oleh pembelajar dan membuat pembelajar mengikuti pembelajaran secara aktif. Apabila pembelajar mengikuti proses pembelajaran secara aktif dan menyenangkan, maka pembelajarakan mudah menyerap dan menerapkan materi yang disampaikan dalam proses pembelajaran untuk digunakan di pembelajaran berikutnya.

Dalam proses pembelajaran, istilah media, teknik, permainan ataupun istilah lainnya dapat membantu peningkatan KKM pembelajaran berbicara bahasa Jerman. Dengan menggunakan media, teknik ataupun permainan baru dan menyenangkan, proses pembelajaran yang selalu dianggap monoton dan membosankan oleh pembelajarakan mampu berubah menjadi proses pembelajaran yang menyenangkan dan dapat menarik keaktifan partisipasi pembelajar. Keuntungan pembelajaran menggunakan mediaakan mempermudah guru dan pembelajar di dalam proses pembelajaran. Dari pihak guru, mereka akan merasa terbantu dengan adanya penggunaan media. Begitu juga halnya dengan pihak pembelajar, mereka akan dengan mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru.

(11)

Hambatan tersebut dapat berasal dari internal pembelajar SMA atau pun hambatan eksternal yang dialami oleh pembelajar SMA.

Dalam rangka meningkatkan proses belajar mengajar yang menarik dan efektif tanpa merasa dibebani oleh situasi pembelajaran, maka dibutuhkan permainan baru dalam proses pembelajaran bahasa asing dan dapat diterapkan di dalam kelas, sehingga suasana pembelajaran menjadi kondusif. Materi pembelajaran dapat disampaikan secara komunikatif dengan penggunaan media Spiel tabu. Media Spiel tabu merupakan bagian dari metode komunikatif dapat digunakan dan dikembangkan

sesuai materi pembelajaran yang sedang diajarkan. Dalam pembelajaran yang menggunakan Spiel tabu, diasumsikan pengajardapat memotivasi pembelajar agar pembelajar mampu dan berani berkomunikasi (berbicara) sederhana dalam bahasa Jerman atas kemauan mereka sendiri dan tidak hanya menjadi pembelajar yang pasif.

Dari penjelasan latar belakang yang telah dipaparkan, penulis tertarik mengadakan penelitian yang berjudul “EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA

(12)

B. Identifikasi masalah

Dari latar belakang masalah yang telah disampaikan, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana motivasi pembelajar SMA dalam pembelajaran berbicara bahasa Jerman?

2. Bagaimana minat pembelajar SMA dalam pembelajaran berbicara bahasa Jerman?

3. Apakah motivasi pembelajar SMA berpengaruh terhadap hasil belajar bahasa Jerman?

4. Apakah minat pembelajar SMA berpengaruh terhadap hasil belajar bahasa Jerman?

5. Apakah kesulitan pembelajar SMA dalam pembelajaran berbicara bahasa Jerman disebabkan oleh cara pembelajaran yang kurang menarik?

6. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar pada pembelajar SMA setelah dan sebelum penggunaan Spiel tabu?

(13)

C. Batasan masalah

Berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas, terdapat berbagai masalah di dalam penelitian ini, tetapi karena keterbatasan waktu, kemampuan, biaya dan keterbatasan lainnya, dan menginginkan penelitian ini lebih fokus dan terarah, maka penulis membatasi penelitian ini sebagai berikut:

1. Keterampilan pembelajar SMA berbicara bahasa Jerman sebelum digunakanSpiel tabu.

2. Hasil keterampilan berbicara bahasa Jerman pembelajar SMA setelah digunakan Spiel tabu.

3. Perbandingan nilai hasil belajar pembelajar SMA sebelum dan sesudah penggunaan Spiel tabu.

D. Rumusan masalah

(14)

1. Bagaimanakah keterampilan pembelajar SMA dalam pembelajaran berbicara bahasa Jerman sebelum penggunaan Spiel tabu?

2. Bagaimanakah keterampilan pembelajar SMA dalam pembelajaran berbicara bahasa Jerman sesudah penggunaan Spiel tabu.

3. Bagaimana efektivitas penggunaan media Spiel tabu dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jerman pada pembelajar SMA?

E. Variabel penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu:

1. Variabel bebas (x) adalah penggunaan Spiel tabu dalam proses pembelajaran berbicara bahasa Jerman.

2. Variabel terikat (y) adalah hasil pembelajaran berbicara bahasa Jerman setelah pembelajar SMA menggunakan media Spiel tabu dalam proses pembelajaran berbicara bahasa Jerman.

F. Tujuan penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui tingkat keterampilan pembelajar SMA dalam pembelajaran

berbicara bahasa Jerman sebelum penggunaan Spiel tabu.

(15)

3. Mengetahui efektivitas penggunaan media Spiel tabu dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jerman pada pembelajar SMA.

G. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat. Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

a. Menambah pengalaman penulis dalam penggunaan Spiel tabu di dalam proses pembelajaran berbicarabahasa Jerman.

b. Dapat mengetahui tingkat keberhasilan penggunaan Spiel tabu di dalam proses pembelajaran berbicarabahasa Jerman.

2. Bagi Pengajar (guru)

a. Memberikan cara penggunaan Spiel tabu sebagai alternatif untuk pembelajaran berbicara bahasa Jerman.

b. Dapat memperjelas materi yang telah disampaikan dalam pembelajaran berbicara bahasa Jerman.

(16)

a. Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman di dalam suasana pembelajaran berbicara yang menarik dan menyenangkan.

(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Dalam penelitian ini, metode yang akan dilakukan ialah metode eksperimen semu (quasi experiment) dengan menggunakan satu kelas penelitian tanpa adanya kelas pembanding. Penelitian ini menggunakan media Spiel tabu dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman. Pretest akan diberikan terlebih dahulu, kemudian diberikan perlakuan. Selanjutnya diadakan posttest keterampilan berbicara bahasa Jerman untuk dapat mengetahui hasil belajar siswa. Data yang telah diperoleh selanjutnya akan dianalisis secara statistik dengan cara membandingkan hasil pretest keterampilan berbicara dengan hasil posttest sesudah menggunakan media Spiel tabu. Metode ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan penggunaan media Spiel tabu dalam meningkatkan kemampuan berbicara bahasa Jerman siswa SMA di SMA Pasundan 3 Cimahi.

Adapun desain penelitian ini adalah sabagai berikut:

O

1

X

O

2

Keterangan:

(18)

X = Treatment, berupa pengajaran berkompetensi dasar berbicara dengan menggunakan media pembelajaran Spiel tabu.

O2 = Posttest, dilakukan untuk mengetahui kemampuan setelah perlakuan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanaan di SMA Pasundan 3 Cimahi pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 pada tanggal 13 September 2013 dan berakhir tanggal 3 Oktober 2013.

C. Populasi dan Sampel

(19)

D. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel, yaitu:

1. Variabel bebas (x) adalah penggunaan Spiel tabu dalam proses pembelajaran berbicara bahasa Jerman.

2. Variabel terikat (y) adalah hasil pembelajaran berbicara bahasa Jerman setelah pembelajar SMA menggunakan media Spiel tabudalam proses pembelajaran berbicara bahasa Jerman.

E. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi perencanaan pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk 3 kali treatment, serta perangkat permainan Spiel tabu yang telah dimodifikasi. Tes yang

diujikan berupa tes lisan dan tes ini dilakukan pada saat pertemuan pertama (pretest) dan setelah perlakuan (treatment) selesai (posttest). Pretest diujikan untuk mengetahui tingkat kemampuan awal siswa berbicara bahasa Jerman, sedangkan posttest akan diujikan setelah dilaksanakannya perlakuan. Hal ini bertujuan untuk

(20)

tabu yang telah disesuaikan dengan kemampuan siswa, dimana siswa diberikan sebuah kartu yang berisikan satu kata yang harus ditebak dan 3 kata yang tidak boleh disebutkan dalam menjelaskan kata yang akan ditebak oleh lawan berbicaranya. Satu kata yang harus ditebak tersebut dijelaskan menggunakan kalimat-kalimat bahasa Jerman yang sederhana. Pada saat menjelaskan, siswa tidak boleh menyebutkan 3 kata yang tertera di bawah kata tabu.

Instrumen penelitian yang baik harus mampu memenuhi dua persyaratan yang penting, yaitu valid dan reliable. Untuk memenuhi syarat validitas dan reliabilitas instrument dikonsultasikan terlebih dahulu dengan guru mata pelajaran bahasa Jerman di SMA Pasundan 3 Cimahi untuk menentukan apakah instrumen penelitian tersebut layak untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi pembelajaran. Selain itu peneliti juga berkonsultasi kepada dosen pembimbing skripsi agar tes tersebut sesuai dengan tujuan penelitian dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman pada tingkat SMA.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kajian pustaka berupa pengumpulan teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian ini. Hasil dari kajian pustaka dipakai sebagai bahan dasar acuan dalam melakukan penelitian.

(21)

3. Pembuatan instrumen penelitian berupa pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan menggunakan media Spiel tabu.

Tes lisan, tes yang dilaksanakan sebanyak 2 kali terdiri dari pretest dan posttest.Pretest dilakukan untuk memperoleh data sebelum proses belajar

dengan menggunakan media Spiel tabu (perlakuan) berlangsung. Pretest bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa berbicara sederhana dengan tema Kleidung, jenis-jenis pakaian, pakaian sehari-hari, dan merk-merk pakaian, dan tempat pembelian pakaian. Sedangkan posttest dilakukan untuk mengetahui perbedaan kemampuan keteranpilan berbicara bahasa Jerman pada objek penelitian setelah mendapatkan perlakuan.

G. Teknik Pengolahan Data

Apabila semua data yang dibutuhkan telah terkumpul, maka tahapan selajutnya ialah mengolah data tersebut sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam proses mengolah data yang telah diperoleh sebagai berikut :

1. Hasil pretest dan posttestdianalisis dan dinilai kemudian menghitung nilai rata-rata siswa, standar deviasi, dan varians kelas yang dijadikan sampel.

(22)

Keterangan :

Md = mean dari perbedaan pretes dan posttest Xd = deviasi masing-masing subjek (d-Md) ∑X2

d = jumlah kuadrat deviasi n = subjek

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah kegiatan yang ditempuh dalam penelitian yang dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan. Dalam penelitian ini langkah-langkah penelitiannya adalah:

1. Persiapan

a) Membuat proposal penelitian;

b) Melakukan studi pendahuluan ke sekolah untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan masalah pengajaran bahasa Jerman;

c) Membuat surat izin penelitian ke SMA Pasundan 3 Cimahi; d) Membuat rancangan proses pembelajaran (RPP);

e) Menyusun instrumen penelitian;

(23)

a) Melakukan pretest kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa berbicara bahasa Jerman;

b) Memberikan perlakuan kepada siswa sebanyak 3 kali pertemuan dengan menggunakan media Spiel tabu;

c) Melakukan posttest untuk mengetahui kemampuan siswa setelah diberikan treatment atau perlakuan.

3. Pelaporan

a) Memeriksa data yang telah diperoleh;

b) Mengola data penelitian dan mengujinya dengan menggunakan perhitungan uji-t;

c) Menarik kesimpulan.

I. Hipotesisi Penelitian

Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ho : μ SsP = μ SbP berarti hasil posttest setelah perlakuan sama dengan pretest. Hi : μ SsP >μSbP berarti hasil posttest setelah perlakuan lebih besar dari pretest.

Keterangan:

μSsP merupakan hasil belajar keterampilan berbicara bahasa Jerman setelah

perlakuan (posttest).

μSbP merupakan hasil belajar keterampilan berbicara bahasa Jerman sebelum

(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan menggunakan uji statistik, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Keterampilan berbicara bahasa Jerman siswa kelas XI IPA 1 SMA Pasundan 3 Cimahi sebelum menggunakan media Spiel tabu termasuk ke dalam kategori baik namun nilai rata-rata masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).

2. Keterampilan berbicara bahasa Jerman siswa kelas XI IPA 1 SMA Pasundan 3 Cimahi sesudah menggunakan media Spiel tabu termasuk ke dalam kategori baik dan nilai rata-rata siswa sesudah menggunakan media Spiel tabu sebagai media pembelajaran dapat mencapai nilai KKM.

(25)

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada kesimpulan sebelumnya, serta berdasarkan kajian teoretis yang mendasari penelitian ini penulis mengemukakan beberapa saran, yaitu:

1. Siswa hendaknya berlatih berbicara bahasa Jerman dengan perbendaharaan kosakata mereka tidak hanya di kelas (sekolah), tetapi juga di luar sekolah sehingga kemampuan berbicara mereka akan meningkat.

2. Media pembelajaran Spiel tabu dapat menjadi alternatif dalam pembelajaran di sekolah karena media ini mengandung unsur permainan. Hal ini dapat membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran bahasa Jerman.

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Barsch, Achim. (2006). Mediendidaktik Deutsch. Stuttgart: Verlag Ferdinand

Schӧningh Gmbh.

Battacchi, Marco W. Suslow, Thomas. Renna, Margherita. (1996). Emotion und Sprache. Berlin: Peter Lang.

Bolte, Henning. (1996). Fremdsprache Deutsch: Zeitschrift für die Praxis des Deutschunterricht, Heft 14 Sprechen. Stuttgart: Ernstklett Verlag.

Collins. (2008). Langenscheidt, Groβwӧrterbüch. Berlin: Langenscheidt.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Gassner. (2005). Medien und Unterricht. München: IUDICIUM Verlag. Hamzah B. Uno. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara. Herlanti, Yanti. (2012). Media dan Teknologi Pembelajaran. Universitas Islam

Negeri. Tidak diterbitkan.

Heuken, Adolf SJ. (2011). Deutsch–Indonesische Wӧrterbuch. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.

Heyd, Getraude. (1990). Deutsch Lehrer. Frankfurt am Main: Diesterweg.

Hintz, Dieter. Pӧppel, Gerhard. Rekus. (1993). Jürgen, Neues Schulpӓdagogische

Wӧrterbuch. München und Weinheim: Juventa Verlag.

(27)

Kunkel, Katharina. Razum. (2010). DUDEN, das Bedeutungswӧrterbuch. Mannheim: Duden Verlag.

Mahfuddin, Azis. (2008). Belajar dan Pembelajaran Bahasa. FPBS. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak diterbitkan.

Nurgiyantoro, Burhan. (2001). Penilaian dan Pengajaran dalam Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.

Schatz, Heide. (2006). Sprechenfertigkeit Deutsch. Stuttgard: Verlag Ferdinand.

Schӧningh GmbH.

Sprado, Heidrun. (2009). Sprachfluss ELBE nach gӓngiger Literatur zum Thema. Hamburg.

Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. (2009). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Suhendra dan Supinah. (2002). Penguasaan Keterampilan Berbicara. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Winataputra, Udin S. (2001). Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakatra: PAU-PPAI Universitas Terbuka.

Bohm. (2000). [Online]. Tersedia: http://www.uni-due.de/edit/lp/common/lernen.htm. [April 2013].

Fairus. (2012). Keterampilan Berbicara. [Online]. Tersedia http://profesor-fairus.blogspot.com/2012/01/keterampilan-berbicara.html. [Mei 2013]

Herch. (2005). [Online]. Tersedia: http://www.amazon.de/Hasbro-amazon37-Tabu-Fun-Spiel/dp/B00006RT95#productDescription. [April 2013].

Khoerudin, Ending. (2011). Media Pembelajaran Bahasa Jerman. [Online]. Tersedia: http://file.upi.edu/Direktori/Fpbs/Jur._Pend._Bahasa_Jerman/19710509199802 1-Ending_Khoerudin/Media_Pembelajaran_Bahasa_Jerman.pdf. [Februari 2013]

Sinisi, Barbara. (2009). Drama im DaF-Unterrich zur Fӧrderung der Sprechfertigkeit. [Online]. Tersedia: http://scenario.ucc.ie/ [Oktober 2012].

(28)

Wolfe. (2009). Pembelajaran dan Permainan. [Online]. Tersedia: http://intelligenceexplosion.com/de/2011/playing-taboo-with-intelligence/. [Mei 2013]

Yudkowsky. (2011). [Online]. Tersedia:

Referensi

Dokumen terkait

Dengan melihat kekayaan keanekaragaman hayati di Indonesia, keadaan sosial ekonomi sebagian besar petani Indonesia, program Internasional mengenai kegiatan pertanian

DAFTAR LAMPIRAN ... Latar Belakang Penelitian ... Identifikasi Masalah Penelitian ... Rumusan Masalah Penelitian ... Pertanyaan Penelitian ... Struktur Organisasi

Please attach copy of EFT bank transfer instruction form in support of electronic transfer of above taxes to the TL Petroleum Fund Bank Account. Next period if your company

Taxpayers’ documents have been reviewed and tax clearance certificate has been recommended for National Director’s approval and signature.. QUESTIONNAIRE FOR TAX

terhadap bahan ajar matematika. Instrumen ini berupa kuesioner yang akan diberikan kepada ahli dalam materi pembelajaran tematik sekolah dasar sebagai pedoman

Alhamdulillaahirabbil’aalamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat, hidayah dan karunia yang telah diberikan oleh-Nya,

Pengaruh Citra Merek dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian pada Ramai Swalayan Peterongan Semarang.Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis, Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas

Pada penulisan ini penulis membahas penggunaan bahasa Pemograman PHP sebagai bahasa CGI yang mendukung web sebagai media informasi yang dinamis.. Yaitu sebagai sarana untuk