• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SISWA SEKOLAH DASAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMANFAATAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SISWA SEKOLAH DASAR."

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMANFAATAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SISWA SEKOLAH DASAR

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar Konsentrasi Matematika SD

Oleh: Wening Astuti

0907890

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR SEKOLAH PASCASARJANA

(2)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

================================================================== PEMANFAATAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SISWA SEKOLAH DASAR

Oleh Wening Astuti S.Pd UPI Bandung, 2002

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Dasar

© Wening Astuti 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

(3)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

Disetujui dan Disahkan oleh Pembimbing:

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Tatang Herman, M.Ed. NIP. 1962101119910111011

Pembimbing II

(4)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Dasar

(5)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 8

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 10

D. Tujuan Penelitian ... 10

E. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II PEMANFAATAN MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF SISWA SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ... 12

A. Kegiatan Pembelajaran Matematika Berbasis Multimedia Interaktif ... 12

B. Kemampuan Berpikir Kritis ... 17

C. Kemampuan Berpikir Kritis ... 25

D. Respons Peserta Didik dalam Pembelajaran Matematika Berbasis Multimedia Interaktif ... 34

E. Penelitian yang Relevan ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Metode dan Desain Penelitian ... 40

B. Populasi dan Sampel ... 41

(6)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Instrumen Penelitian ... 43

E. Prosedur Penelitian ... 52

F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

A. Hasil Penelitian ... 58

1. Peningkatan Kemampuan ... 58

2. Berpikir Kritis Siswa ... 62

3. Berpikir Kreatif Siswa ... 67

4. Respons Siswa Terhadap Pemanfaatan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Matematika ... 68

B. Pembahasan Hasil Analisis Data ... 70

1. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 72

2. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa ... 78

3. Respons Siswa terhadap Pemanfaatan Multimedia Interaktif Matematika ... 82

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 1. Kesimpulan ... 86

2. Rekomendasi ... 87

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kritis 58

4.2 Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kreatif 60

4.3 Aktivitas Guru dalamPembelajaran 61

4.4 Aktivitas Guru dalamPembelajaran 62

4.5 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis 63

4.6 Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif 65

(7)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

(8)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

3.1 Surat Ijin Melakuan Observasi Lapangan 92

3.2 Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kritis 93

3.3 Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kreatif 94

3.4 Slade Multimedia Interaktif 95

3.5 Format Angket Penilian Multimedia Interaktif 103

3.6 Rekap Hasil Angket Penilian Multimedia Interaktif 104

3.7 Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis 105

3.8 Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif 106 3.9 Format Tes Uji Coba Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis 107 3.10 Format Tes Uji Coba Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif 109 3.11 Tabel Uji Validitas Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis 114 3.12 Tabel Uji Validitas Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif 116 3.13 Tabel Uji Reabilitas Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis 118 3.14 Tabel Uji Reabilitas Soal Tes Kemampuan Berpikir Kreatif 119

3.15 Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis 120

3.16 Soal Tes Tes Kemampuan Berpikir Kreatif 122

3.17 Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Kritis 125

3.18 Lembar Observasi Kemampuan Berpikir Kreatif 126

3.19 Lembar Observasi Aktivitas Guru 127

(9)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.21 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) 129

4.1 Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kritis 137

4.2 Hasil Observasi Kemampuan Berpikir Kreatif 138

4.3 Hasil Observasi Respons Siswa dalam PBM 139

(10)

Wening Astuti, 2014

PemanfaatanMultimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PEMANFAATAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF PESERTA DIDIK

SEKOLAH DASAR

WENING ASTUTI (0907890)

ABSTRAK

Kemampuan berpikir kritis dan kreatif menjadi kemampuan yang sangat diperlukan di zaman era gobalisasi saat ini, agar siswa dapat menghadapi perubahan keadaan atau tantangan-tantangan di masyarakat. Namun demikian, dalam pembelajaran matematika di sekolah selama ini belum banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kedua kemampuan tersebut. Sample dalam penelitian ini adalah satu kelas (V-Bil) dari keseluruhan populasi yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu “penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.” Penelitian ini berfokus pada upaya mengungkapkan peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa, sebagai akibat yang diberikan berupa perlakuan pemanfaatan multimedia interaktif dalam pembelajaran matemtika. Penelitian ini termasuk penelitian pre-eksperimen dengan pendekatan single-group posttest-only design. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan antara lain terdapat perbedaan peningkatan antara kemampuan berpikir kritis dan kreatif ditinjau dari perolehan hasil tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa. Selain itu, berdasarkan data hasil observasi memperlihatkan bahwa respons siswa sebagian besar bersikap positif terhadap pemanfaatan multimedia interaktif dalam pembelajaran matematika. Penulis merekomendasi kepada guru yang mengajar matematika untuk menfaatkan multimedia interaktif yang sesuai dengan karakteristik dan lingkungan belajar siswa.

(11)

Wening Astuti, 2014

PemanfaatanMultimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

(12)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Departemen Pendidikan Nasional (2006) menyatakan bahwa pembelajaran matematika mempunyai tujuan agar siswa memiliki kemampuan (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (3) memecahan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah; (5) memiliki sikap menghargai penggunaan matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk mencapai tujuan mata pelajaran matematika tersebut, seorang guru hendaknya dapat menciptakan kondisi dan situasi pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif membentuk, menemukan dan mengembangkan pengetahuannya. Kemudian siswa dapat membentuk makna dari bahan-bahan pelajaran melalui suatu proses belajar dan mengkonstruksinya dalam ingatan yang sewaktu-waktu dapat diproses dan dikembangkan lebih lanjut. Sejalan dengan pendapat Piaget (Lie, 2002) yang menyatakan bahwa pengetahuan ditemukan, dibentuk dan dikembangkan oleh siswa.

(13)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada umumnya siswa yang sedang belajar bersifat pasif, menerima apa saja yang diberikan guru, tanpa diberikan kesempatan untuk membangun sendiri pengetahuan yang dibutuhkan dan diminatinya. siswa sebagai manusia ciptaan Tuhan yang paling sempurna di dunia karena diberi otak, dibelenggu oleh guru. Siswa yang jelas-jelas dikaruniai otak seharusnya diberdayagunakan, difasilitasi, dimotivasi, dan diberi kesempatan, untuk berpikir, bernalar, berkolaborasi, untuk mengkonstruksi pengetahuan sesuai dengan minat dan kebutuhannya serta diberi kebebasan untuk belajar. Pemahaman yang keliru bahkan telah menjadi "mitos" bahwa belajar adalah proses menerima, mengingat, mereproduksi kembali pengetahuan yang selama ini diyakini banyak tenaga keguruan perlu dirubah. Jalaluddin Rakhmad (2005) dalam buku Belajar Cerdas, menyatakan bahwa belajar itu harus berbasis otak. Dengan kata lain revolusi belajar dimulai dari otak. Otak adalah organ paling vital manusia yang selama ini kurang dipedulikan oleh guru dalam pembelajaran. Pakar komunikasi mengungkapkan kalau kita ingin cerdas maka kita harus terlebih dahulu menumbangkan mitos-mitos tentang kecerdasan.

Menurut pandangan Slavin (1997) dalam proses pembelajaran guru hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun pengetahuannnya sendiri dalam dengan mendayagunakan otaknya untuk berpikir. Guru dapat membantu proses ini, dengan cara-cara membelajarkan, mendesain informasi menjadi lebih bermakna dan lebih relevan bagi kebutuhan siswa. Caranya dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide, dan dengan mengajak mereka agar menyadari dan secara sadar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. Menurut Nur (1999), guru sebaiknya hanya memberi "tangga" yang dapat membantu siswa mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi, namun harus diupayakan agar siswa sendiri yang memanjat tangga tersebut.

(14)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mencapai sekitar 49% dan 50% dari skor ideal. Selanjutnya Suryadi (2005) menemukan bahwa peserta didik kelas dua SMP di Kota dan Kabupaten Bandung mengalami kesulitan dalam kemampuan mengajukan argumentasi, menerapkan konsep yang relevan, serta menemukan pola bentuk umum (kemampuan induksi). Hal ini menunjukkan rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa, karena menurut Krulik dan Rudnick (Rohayati, 2005) bahwa penalaran mencakup berpikir dasar (basic thinking), berpikir kritis (critical thinking), dan berpikir kreatif (creative thingking).

Sebenarnya para guru telah menyadari bahwa pembelajaran berpikir agar anak menjadi cerdas, kritis, dan kreatif serta mampu memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan mereka sehari-hari adalah penting. Kesadaran ini juga telah mendasari pengembangan kurikulum kita yang kini lebih lebih mengedepankan pembelajaran konstekstual. Akan tetapi sebagian benar guru belum berbuat, belum merancang secara serius pembelajaran yang didasarkan pada premis proses belajar (Drost, 1998, Mangunwijaya, 1998).

Sering kita mendengar ungkapan dari seorang guru mengenai banyaknya siswa yang `tidak berpikir’. Mereka pergi ke sekolah tetapi cara belajar mereka terbatas mendengarkan keterangan guru, kemudian tidak mencoba memahami materi yang diajarkan oleh guru. Saat ujian, para siswa mengungkapkan kembali materi yang telah mereka hafalkan itu. Cara belajar seperti ini, bukanlah suatu keberhasilan, dan merupakan cara belajar yang tidak kita inginkan. Mengenai nilai dan ujian, harus diakui bahwa siswa tersebut bisa menjawab pertanyaan. Sebagian dari mereka mungkin mendapat nilai yang tinggi dan dianggap siswa yang sukses. Meskipun belum ada hasil penelitian yang kongkret, bahwa seandainya para siswa tersebut ditanya-setelah ujian selesai-apakah mereka masih ingat materi yang telah mereka pelajari, maka tidak heran kalau mereka sudah lupa apa yang telah mereka pelajari.

(15)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menghadiri, mendengar dan mencatat penjelasan guru, serta menjawab secara tertulis soal-soal yang diberikan saat berlangsungnya ujian. Pembelajaran baru diimplementasikan pada tataran proses menyampaikan, memberikan, mentransfer ilmu pengetahuan dari guru kepada siswa.

Proses pembelajaran sebagaimana digambarkan di atas banyak kita temukan di sekolah-sekolah. Proses pembelajaran baru dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran pada tingkat rendah yakni mengetahui, memahami, dan menggunakan belum mampu menumbuhkan kebiasaan berpikir kreatif yakni suatu yang paling esensi dari dimensi belajar. Sebagian besar guru belum merancang pembelajaran yang mengembangkan kemampuan berpikir (Kamdi, 2002).

Berdasarkan penjelasan di atas, berpikir kritis dan kreatif berguna sekali bagi kita, khususnya bagi para siswa yang sedang mengasah dan mengembangkan nalar mereka. Untuk itu perlu adanya kegiatan pembelajaran yang mendorong siswa agar dapat menggunakan pikiran kritis dan kreatif mereka di dalaman aktivitas belajarnya.

Berkembangnya aktivitas berpikir kreatif dan kritis siswa di dalam pembelajaran harus ditunjang iklim yang baik dan dorongan yang penuh dari berbagai komponen terhadap kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa (LTSIN, 2004). Komponen-komponen tersebut bisa berupa lingkungan, kualitas guru, kebijakan, fasilitas, peralatan, serta alat bantu belajar dan mengajar.

(16)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

matematika, karena matematika diajarkan sengan cara yang berbeda dan meningkatkan hasil belajar pada siswa.

Aspek multimedia yang dimiliki komputer dapat memberikan rangsangan atau stimulus dalam belajar. Perubahan suasana dalam proses pembelajaran seperti pengadaan animasi gambar yang menarik dan mengarah pada mata diklat, serta iringan musik yang menyertai gambar-gambar dan interaksi yang dibuat, diharapkan dapat dijadikan alternatif untuk membuat siswa lebih termotivasi untuk berkonsentrasi dalam belajar. Ada ungkapan yang mengatakan bahwa, "We hear we forget, we see we remember, we do we understand.” Mengacu dari

ungkapan inilah bahwa jika dalam proses pembelajaran guru memberikan materi didukung dengan perangkat multimedia, maka sangat memungkinkan ingatan siswa akan lebih lama dan memahami materi-materi yang telah diajarkan guru serta dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa selama mengikuti proses pemebalajaran.

(17)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjadi lebih aktif, kooperatif, interaktif baik dengan guru maupun dengan siswa lain.

Sejalan dengan pemanfaatan multimedia interaktif tersebut maka dalam mengajarkan dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif harus dipandang sebagai sesuatu yang urgen dan tidak bisa disepelekan lagi. Penguasaan kemampuan berpikir kritis dan kreatif tidak cukup dijadikan sebagai tujuan pendidikan semata, tetapi juga sebagai proses fundamental yang memungkinkan siswa untuk mengatasi ketidaktentuan masa mendatang (Cabera dalam Maulana, 2008).

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan multimedia interaktif dalam pembelajaran memberikan banyak manfaat kepada siswa. Siswa bisa belajar lebih kongkrit karena pengetahuan yang abstrak bisa dimodelkan melalui bantuan multimedia interaktif dan membantu meningkatkan pemahaman belajar siswa karena informasi yang banyak dan abstrak bisa disusun lebih sistematis, sistemik, terstruktur, dan lebih bermakna melalui multimedia interaktif. Penggunaan multimedia interaktif juga bisa menghindarkan siswa dari miskonsepsi terhadap konsep-konsep yang abstrak dan kompleks. Selain itu pemanfaatan multimedia interaktif dalam pembelajaran juga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan dapat membantu meningkatkan keterlibatan siswa dalam belajar dan siswa menjadi lebih senang belajar.

Pada dasarnya salah satu tujuan dari pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan multimedia adalah sedapat mungkin menggantikan dan melengkapi tujuan, materi, metode dan alat penilaian yang ada dalam proses belajar mengajar dalam sistem pembelajaran . Dengan penerapan multimedia ini diharapkan akan mampu memberikan perubahan dalam suasana belajar, sehingga dapat menimbulkan motivasi khususnya dalam mengikuti pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(18)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

matematika yang sederhana biasanya merupakan kegiatan yang rutin, seperti menjumlah, mengurangi, membagi, dan mengalikan dua bilangan. Kegiatan ini dikategorikan sederhana karena tingkat berpikirnya kurang mendalam. Pada matematika kegiatan berpikir seperti ini disebut low-order mathemmatical thinking (Sumarno, 2006), sedangkan kegitan matematika yang lebih kompleks,

misalnya kritis dan kreatif dalam memandang suatu persoalan, merupakan kegiatan berpikir yang melibatkan daya nalar tinggi. Kegiatan berpikir seperti ini disebut high-order mathematical thinking skill (Pogrow, 1996).

Matematika dengan hakikatnya sebagai ilmu yang berstruktur dan sistematis, sebagai suatu kegiatan manusia melalui proses yang aktif, dinamis, dan generatif, serta sebagai ilmu yang mengembangkan sikap berpikir kritis, objektif, dan terbuka, menjadi sangat penting dikuasai oleh peserta didik dalam menghadapi laju perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat.

Berpikir tingkat tinggi dalam matematika, khususnya berpikir kritis dan keratif, sangatlah penting untuk dikembangkan pada pembelajaran matematika secara formal baik itu di tingkat pendidikan dasar, pendidikan menengah, atau perguruan tinggi. Menurut Anderson (2003) bila berpikir kritis dikembangkan, seseorang akan cenderung untuk mencari kebenaran, berpikir divergen (terbuka dan toleran terhadap ide-ide baru), dapat menganalisis masalah dengaan baik, berpikir secara sistematis, penuh rasa ingin tahu, dewasa dalam berpikir, dan dapat berpikir kritis secara mandiri.

(19)

orang-Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

orang terdidik di masa depan mempunyai kemampuan seperti yang dikemukakan di atas diperlukan sistem pendidikan yang berorientasi pada pemecahan masalah, kemampuan berpikir kritis, kreatif, sistematis, dan logis (Depdiknas, 2003). Hal ini sangat mungkin dimunculkan dalam pembelajaran matematika karena mengingat semua kemampuan tersebut merupakan bagian dari tujuan pembelajaran matematika (Depdiknas, 2003). Oleh karena itu pelajaran matematika yang mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif perlu diberikan kepada setiap peserta didik sejak Sekolah Dasar (SD).

Keluhan tentang rendahnya kemampuan berpikir khususnya kemampuan berpikir kritis dan kreatif yang dimiliki oleh lulusan pendidikan dasar banyak

dilontarkan (Rofi’uddin, 2009). Salah satu penyebab kurangnya kemampuan

berpikir kritis dan kreatif siswa adalah ketidakmampuan siswa dalam mengerjakan soal dengan cara penyelesaian yang lain selain yang diajarkan oleh gurunya. Hal tersebut dikarenakan siswa menolak penyelesaian dengan metode lain karena takut disalahkan oleh gurunya walaupun hasil akhirnya benar.

(20)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari temuan di atas dapat dipahami bahwa kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa memang tidak dibiasakan untuk diajarkan sejak SD. Sehingga tampak dengan jelas ketika peserta didik beranjak ke tingkat SMP, SMA hingga perguruan tinggi kemampuan berpikir kritis dan kreatif menjadi masalah terhadap mahasiswa itu sendiri. Hal ini akan menjadi sebuah kekhawatiran yang sangat besar jika kemampuan berpikir kritis tidak diajarkan sejak SD. Dengan demikian kemampuan berpikir kritis siswa SD perlu untuk ditingkatkan, karena akan berdampak pada jenjang pendidikan selanjutnya.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Sampai saat ini, penelitian yang berhubungan dengan meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa melalui pemanfaatan mutimudia interaktif dalam pembelajaran matematika di SD terutama di Program Studi Pendidikan Dasar SPS UPI belum ada. Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperlukan penelitian untuk mendapatkan data tentang kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa SD melalui pemanfaatan multimedia interaktif.

Penelitian ini difokuskan kepada upaya-upaya yang dilakukan guru kelas dalam mengajar mata pelajaran Matematika kelas V di sekolah dasar dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Secara umum siswa kelas V SD yang berusia antara 11 – 12, memiliki perkembangan berpikir pada tahap periode operasional konkrit. Tahapan ini muncul antara usia enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika yang memadai. Salah satu proses penting selama tahapan operasional konkrit adalah decentering

(21)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertimbangan, bersedia memperbaiki kesalahan atau kekeliruan, dan dapat menelaah dan menganalisa sesuatu yang datang kepadanya secara sistematis, serta untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif yang memiliki ciri bisa mengajukan macam-macam solusi suatu permasalahan serta lancar mengaukan ide yang sifatnya original secara individu.

Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang di atas maka dirasakan perlu untuk dilakukan penelitian tentang bagaimana sebenarnya guru mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa melalui pemanfaatan multimedia interaktif pembelajaran metematika. Peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif yang dilakukan guru dalam pemanfaatan multimedia interaktif pembelajaran matematika. Pemanfaatan multimedia memberikan pengajaran secara pribadi ( tutorial ) tidak berarti tidak ada pengajaran, sebaliknya pengajaran langsung tetap dipertahankan tetapi paket multimedia dapat memberikan pengajaran tertutamanya guru tidak perlu mengulang penjelasan secara berulang kali. Bagi siswa yang menggunakan multimedia lebih memberikan motivasi untuk belajar, memberikan penjelasan yang lebih efisien dan lengkap. Bagi guru yang menggunakan program multimedia perlu mendalami bentuk pembelajaran agar materi dalam multimedia yang tersusun lebih terarah dan terencana sesuai dengan tujuan pengajaran. Dengan memanfaatkan multimedia interaktif dalam pembelajaran matematika yang dipersiapkan guru, diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, serta respons siswa dalam pembelajaran matematika yang dilakukan guru tersebut.

C. Rumusan Masalah Penelitian

(22)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kreatif Siswa SD dalam Pembelajaran Matematika melalui Pemanfaatan

Multimedia Interaktif”?

Rumusan masalah di atas dioperasionalkan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian berikut ini:

1. Bagaimanakah kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika dengan memanfaatkan multimedia interaktif?

2. Bagaimanakah kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran matematika dengan memanfaatkan multimedia interaktif?

3. Bagaimanakah respons siswa terhadap pembelajaran matematika dengan memanfaatkan multimedia interaktif?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan dan pertanyaan penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendapatkan gambaran kemampuan berpikir kritis siswa dalam pembelajaran matematika dengan memanfaatkan multimedia interaktif.

2. Mendapatkan gambaran kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran matematika dengan memanfaatkan multimedia interaktif.

3. Mendapatkan gambaran respons siswa terhadap pembelajaran matematika dengan memanfaatkan multimedia interaktif.

E. Manfaat Penelitian

(23)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Bagi guru SD, memberikan inspirasi untuk merencanakan suatu proses belajar mengajar yang aktif dan interaktif dan menyediakan alat bantu ajar sesuai dengan karakteristik siswa dan lingkungan belajar untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif

2. Bagi siswa, memberikan kesempatan untuk belajar mandiri sesuai dengan tingkat kecepatan belajarnya melalui pemanfaatan multimedia intekatif yang dijadikan sebagai alat bantu siswa belajar untuk meningkatkan berpikir kritis dan kreatif.

(24)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan menggunakan metode eksperimen dengan tujuan untuk mengungkapkan peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa, sebagai akibat yang diberikan berupa perlakuan pemanfaatan multimedia interaktif dalam pembelajaran matemtika.

Pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan menganalisis kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa melalui tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa, serta menganalisis rekaman pembelajaran untuk mengetahui sikap siswa dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di kelas yang menggunakan multimedia interatif berdasarkan kajian teori yang mendukung.

Berdasarkan tujuan dan masalah yang diteliti, penelitian ini termasuk

penelitian eksperimen dengan pendekatan single-group posttest-only design.

Rancangan single-group posttest-only design adalah peneliti memberikan

perlakuan dan kemudian mengukur variabel dependen, seperti yang digambarkan

dalam tabel 3.1 , dimana A adalah group yang diintervensi kelompok, X aalah

intervensi, dan O adalah posttest.

Gambar 3.1 Single-Group Posttest-only Design

Group Intervention Posttest

A X O

Time

Menurut Sugiono (2010:109) bahwa “penelitian pre-eksperimen hasilnya merupakan varibel dependen bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen.” Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random. Hal serupa dijelaskan Mc. Millan dan

(25)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

scumacher (2001) mengapa desain ini dikatakan pre-eksperemental, hal ini dikarenakan terdapat beberapa karakteristik eksperemental yang belum terpenuhi seperti tidak adanya kelas kontrol dan sampel tidak diambil secara random.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SDK BPK PENABUR di Bandung yang terdiri dari empat kelas, sedangkan yang menjadi sample dalam penelitian ini adalah satu kelas (V-Bil) dari keseluruhan populasi yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu “penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu” Pemilihan sampel penelitian didasarkan pada kriteria kemampuan menengah, berdasarkan rekomenasi dari guru, dan dianggap dapat memberikan gambaran tentang kondisi pembelajaran matematika yang dilakukan guru di sekolah tersebut.

C. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa istilah yang diinterpretasikan sebagai berikut:

(26)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tes kemampuan berpikir kritis, di mana tes yang dimaksud berbentuk soal uraian.

2. Berpikir kreatif adalah kemampuan menjawab berdasarkan data atau informasi yang tersedia dan mampu menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, di mana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban. Makin banyak kemungkinan jawaban yang dapat diberikan terhadap suatu masalah makin kreatiflah seseorang. Tentu saja jawaban-jawaban itu harus sesuai dengan masalahnya. Jadi, tidak semata-mata banyaknya jawaban yang dapat diberikan yang menentukan kreativitas seseorang, tetapi juga kualitas atau mutu dari jawabannya. Kemampuan tersebut diukur dengan tes kemampuan berpikir kreatif, di mana tes yang dimaksud berbentuk soal uraian.

3. Respons siswa merupakan suatu komponen yang sangat mempengaruhi keberhasilan program pembelajaran matematika. Seseorang yang memiliki sikap positif akan menunjukkan tindakan yang selalu mengarah pada upaya pencapaian tujuan pembelajaran matematika. Hal ini penting mengingat sikap positif terhadap matematika akan berkorelasi positif dengan prestasi belajar matematika.

(27)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diperkuat Samsudin (2008), CD interaktif merupakan media yang bersifat interaktif dan multimedia karena terdapat unsur-unsur media secara lengkap meliputi sound, animasi, video, teks dan grafis.

D. Instrumen Penelitian 1. Multimedia Interaktif

Semula multimedia yang akan digunakan adalah multimedia yang tersedia di toko buku. Namun setelah di uji coba oleh guru kelas pada 10 anak yang mewakili kelompok rendah, sedang, dan tinggi dari dua multimedia yang dipilih keduanya tidak direkomendasikan dengan catatan yang tertulis pada tabel 4.1.

Tabel 4.10 Hasil Analisis Multimedia yang akan Digunakan

CD 1 CD 2

Kelebihan

Lebih mudah dimengerti oleh siswa yang daya tangkapnya menengah ke atas.

Kekurangan

 Penjelasan tidak teratur dan mengguankan cara yang lebih rumit.

 Penjelasan terlalu cepat.

 Design tidak menarik dan tidak rapi  Pembelajaran tidak runtut dengan silabus

kelas 5

 Banyak kesalahan dalam penjelasan sehingga membuat anak bingung.

(28)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Mengarahkan peserta didik dalam proses PBM, sehingga seluruh siswa fokus dan dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.

2) Menjawab permasalahan yang dialami siswa ketika menyelasaikan tugas. 3) Menyampaikan sasaran yang ingin dicapai setelah PBM.

Berdasarkan analisis tersebut di atas, maka peneliti berinisiatif menyediakan multimedia sendiri dengan bantuan guru IT di sekolah dengan memperhatikan masukan dari siswa dan guru yang telah melakukan uji coba memanfaatkan multimedia inrekatif yang dipilih. Dengan harapan multimedia yang dipilih dapat menanamkan konsep dasar yang konkrit, benar, dan berpijak pada realitas, serta media yang dipilih lebih membangkitkan keinginan dan minat baru.

1.1 Validitas Multimedia Interaktif

Pada tahapan ini peneliti mengacu pada studi literatur yang telah dilakukan terkait dengan multimedia interaktif. Literatur yang dikaji antara lain Rusman (2008), Gall et al (2006), Miarso (1985),Wilbur Schramm (1971), Gagne dan Briggs (1970). Mengacu pendapat dari Rusman (2008), maka dalam pemilihan multimedia interaktif peneliti mempertimbangkan hal-hal berikut: (1) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa; (2) Media yang disajikan dapat menghasilkan keragaman pengamatan siswa; (3) Secara potensial, media yang disajikan secara tepat dapat menanamkan konsep dasar yang konkret, benar, dan berpijak pada realitas; (4) Media dapat membangkitkan keinginan dan minat baru; (5) Media mampu membangkitkan belajar secara integral dan menyeluruh dari yang konkret ke yang abstrak, dari yang sederhana ke yang rumit.

(29)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sendiri, yaitu: 1) melatih siswa mengeksplorasi konsep, 2) meningkatkkan kemampuan bernalar, 3) mendorong siswa berpikir sistematis, logis dan analitis, 5) meningkatkan minat siswa untuk belajar matematika (Kusumah :2006).

Tahapan pembuat multimedia yang dilakukan yaitu; 1) menyusun konten materai untuk multimedia; 2) mengkordinasikan tampilan yang diinginkan dalam CD pembelajaran, 3) proses pembuatan, 4) validitas CD pembelajaran, 5) revisi hasil validitas, 6) uji lapangan. Pada tahap validitas, peneliti merancang angket penilaian multimedia interaktif yang kemudian dinilai pada 10 responden yang terdiri dari 9 guru matematika dan 1 mahasiswa S3 Pascasarjana UPI. Hasil analisis validasi angket penilaian multimedia interkatif diperoleh data yang disajikan pada tabel 4.5 dengan perolehan persentase sebesar 97,62 % dengan kriteria sangat baik.

1.2 Revisi Hasil Validitas Multimedia Interaktif

Pada tahapan ini peneliti bersama tenaga IT memperbaiki kesalahan-kesalahan dan usulan hasil penilaian yang dilakukan oleh 9 guru yang mengajar matematika dan 1 mahasiswa S3 Pascasarjana UPI pada tabel 4.5 di atas. Waktu yang diperlukan untuk perbaikan sekitar dua minggu dan beberapa hal yang diperbaiki

berdasarkan pada masukan-masukan dari penilaian yaitu:

1) Pada awal materi dimunculkan bentuk balok dan kubus agar siswa mengingat/ membedakan kembali kosep bentuk bangun ruang tersebut.

2) Memperjelas warna dan garis pada kubus satuan 3) Memperjelas dan memperbesar tulisan/ audio. 4) Memperdalam konsep menumukan rumus.

5) Menata ulang urutan materi agar membantu pemahaman konsep siswa

2. Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif

(30)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan terpilihlah soal paket A. Setelah soal direvisi berdasarkan masukan dari tenaga ahli kemudian diuji cobakan pada peserta didik kelas VI dengan pertimbangan materi tersebut sudah mereka dapatkan. Uji coba diberikan pada 2 kelas dari 4 kelas yang ada dengan jumlah peserta didik secara keselurahan adalah 49 orang. Dari hasil uji coba, ada soal tes kemampuan berpikir kritis yang tidak valid dan diganti dengan soal yang lain. Sedangkan soalyang lainnya hanya mengubah tata bahasanya dan urutan soal berdasarkan tingkat kesukaran soal tersebut.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan berpikir kritis yang berisi beberapa aspek dan indikator untuk menjaring data kemampuan siswa dalam berpikir secara kritis. Tes kemampuan berpikir kritis peserta didik ini digunakan tes uraian yang dibatasi waktu tertentu. Dipilihnya tes berbentuk uraian dimaksudkan agar dapat terlihat kemampuan menganalisis argumen serta kemampuan melakukan dan mempertimbangkan induksi dalam proses menjawabnya serta dimaksudkan juga untuk meminimalisir unsur tebakan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan yang berisi beberapa aspek dan indikator untuk menjaring data kemampuan siswa dalam berpikir secara kritis dan kreatif.

Tes ini dilakukan kepada siswa dengan tujuan untuk melihat perolehan hasil tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif dalam pemanfaatan multimedia interaktif pada pembelajaran matematika yang dialami siswa. Apakah hal tersebut bisa mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan kreatif siswa atau tidak. Tes ini tidak ditujukan untuk membedakan kemampuan siswa apakah siswa termasuk pandai atau tidak dilihat dari skor yang diperoleh. Skor tes tidak harus tinggi tetapi skor siswa dapat memberikan gambaran tentang kemampuan siswa dalam berpikir kritis dan kreatif. Tes terdiri dari lima buah soal kemampuan berpikir kritis dan delapan buah soal kemampuan berpikir.

(31)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kritis mencakup aspek mengidentifikasi karakteristik konsep, generalisasi (generalizations), algoritma dan keterampilan (algorithms and skills), pemecahan Masalah (problem solving), yang merupakan indikator berpikir kritis yang berkaitan dengan pembelajaran di dalam kelas menurut Ennis (Hendrayana, 2008). Sedangkan untuk berpikir kreatif terdiri dari aspek-aspek berpikir kreatif seperti yang dikemukakan oleh Juremi dan Ayob (2003) yaitu bertanya, menerka sebab, menerka akibat, mengajukan pemecahan masalah atau memperbaiki hasil, menjelaskan kegunaan suatu objek dan menjelaskan kemungkinan yang akan terjadi. Semua soal disesuaikan dengan materi pelajaran yang telah dipelajari siswa sebelum tes dilakukan yaitu tentang volume bangun ruang.

2.1 Kisi-Kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif

Dalam penyusunan instrumen sebelum pembuatan soal terlebih dahulu dibuat kisi-kisi sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis No. Indikator Berpikir Kritis/ Aspek-aspek yang Dikukur No. Soal

1 Mengidentifikasi/menjustifikasi konsep 1

2 Memecahkan masalah 2

3 Menganalisis algoritma 3,4

4 Menggeneralisasi 5

Jumlah soal tes = 5 soal

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kreatif No Indikator Berpikir

Kreatif

Aspek yang Diukur Nomor

Soal 1 Keluwesan Menjelaskan kemungkinan yang

akan terjadi pada suatu peristiwa 3,8 Mengajukan pertanyaan

sebanyak-banyaknya 1,6

2 Kelancaran Menjelaskan fungsi suatu objek 5

Menjelaskan sebab akibat 2,4

3 Originalitas Memperbaiki hasil 7

Jumlah soal tes = 8 buah

(32)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, untuk instrumen kemampuan siswa tentang berpikir kritis, peneliti menggunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.5 Kriteria Skor Kemampuan Berpikir Kritis

Jawaban Siswa Skor

 Jawaban lengkap dan benar untuk pertanyaan yang diberikan  Ilustrasi dari indikator yang diukur sempurna

 Pekerjaannya ditunjukan dan atau dijelaskan  Membuat sedikit kesalahan

4

 Jawaban benar untuk masalah yang diberikan  Ilustrasi dari indikator yang diukur baik  Pekerjaannya ditunjukan dan atau dijelaskan  Memuat beberapa kesalahan

3

 Beberapa jawaban dari pertanyaan tidak lengkap  Ilustrasi dari indikator yang diukur cukup

 Penyimpulan terlihat tidak akurat

 Muncul beberapa keterbatasan dalam pemahaman konsep matematika  Banyak kesalahan dalam penalaran matematika yang muncul

2

 Muncul masalah dalam meniru ide matematika tetapi tidak dapat dikembangkan

 Ilustrasi dari indikator yang diukur kurang  Banyak salah perhitungan yang muncul

 Terdapat sedikit pemahaman matematika yang diilustrasikan  Peserta didik jarang mencoba beberapa hal

1

 Keseluruhan jawaban tidak tampak  Tidak muncul indikator yang diukur

 Sama sekali pemahaman matematika tidak muncul  Terlihat jelas mencoba-coba atau menebak

 Tidak menjawab semua kemungkinan yang diberikan

0

Diadaptasi dari Hanchock (Rochaminah, 2008)

Sedangkan untuk tes kemampuan berpiki kreatif dari tes siswa akan diperoleh skor-skor yang dicapai dan dalam tes diharapkan siswa menjawab sesuai dengan kemampuannya secara bebas. Penghitungan skor dilakukan untuk setiap soal dengan cara setiap soal diberi skor berdasarkan kemunculan setiap aspek keterampilan berpikir kreatif yang menjadi jawaban siswa. Setiap soal diberi skor maksimal dua untuk kelancaran, maksimal dua untuk keluwesan, satu untuk originalitas dan maksimal dua untuk elaborasi. Jadi skor maksimal masing-masing soal adalah tujuh.

(33)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu =

x 100 %

Dalam penelitian ini, untuk instrumen kemampuan siswa tentang berpikir kreatif, peneliti menggunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.6 Kriteria Tingkat Berpikir Kreatif Persentase (%) Kriteria

81 - 100 Sangat Baik

61 - 80 Baik

41 - 60 Cukup

21 - 40 Kurang

0 - 20 Sangat Kurang

2.3 Uji coba dan Analisis Instrumen Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Untuk keperluan pengumpulan data dibutuhkan suatu tes yang baik, tes yang baik biasanya tes yang memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas yang tinggi. Untuk mengetahui kriteria tes kemampuan berpikir kreatif yang telah dibuat, telah dilakukan ujicoba instrumen dan analisisnya hingga didapatkan gambaran validitas dan reliabilitas yang dibuat sebagai berikut.

a) Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir terhadap skor total. Untuk menuju validitas setiap butir soal, skor-skor yang pada butir soal yang dimaksud dikorelasikan dengan skor total. Sebuah soal memiliki validitas yang tinggi jika skor soal tersebut memiliki dukungan besar terhadap skor total. Dukungan setiap butir soal dinyatakan dalam bentuk korelasi sehingga untuk mendapatkan validitas suatu butir soal digunakan rumus. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment Pearson (Arikunto, 2005). Interpretasi besarnya koefisien korelasi dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

(34)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Koefisien Kategori

Hasil perhitungan validitas soal tes kemampuan berpikir kritis yang berjumlah lima soal diperoleh satu soal yang memiliki tingkat validitas sangat rendah dan dua butir soal yang memiliki tingkat validitas sangat tinggi, dan dua soal memiliki validitas tinggi seperti terlihat pada Tabel 3.8. berikut :

Tabel 3.8 Hasil Analisis Uji Coba Kemampuan Berpikir Kritis

Aspek yang Diukur Item Soal r-hitung r-tabel Keterangan

Mengidentifikasi/

menjastifikasi konsep 1 ,855 0,281 valid

Memecahkan masalah 2 ,925 valid

Menganalisis algoritma 3 ,272 tdk valid

4 ,648 valid

Menggeneralisasi 5 ,690 valid

jika r-hit>r-tbl mk valid

Untuk hasil analisis tes kemampuan berpikir kreatif yang telah dibuat dan diuji coba instrumen didapatkan gambaran validitas bahwa dua soal memiliki kevalidan yang sangat tinggi, empat soal memiliki kevalidan soal yang baik, satu soal memiliki kevalidan soal yang cukup dan satu soal lainnya memiliki kevalidan soal yang kurang seperti terlihat pada Tabel 3.9 yang dibuat sebagai berikut:

Tabel 3.9 Hasil Analisis Uji Coba Kemampuan Berpikir Kreatif

Aspek yang Diukur Item Soal r-hitung r-tabel Keterangan

Menjelaskan fungsi suatu objek 1 ,431 0,281 valid

6 1,034 valid

Menjelaskan sebab akibat 2 ,870 valid

4 ,793 valid

Menjelaskan kemungkinan yang akan terjadi pada suatu peristiwa

3 ,641 valid

8 ,785 valid

(35)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu banyaknya

Memperbaiki hasil 7 ,362 valid

jika r-hit>r-tbl mk valid

b) Reliabilitas

Reliabilitas berkaitan dengan sejauh mana tes yang diberikan ajeg dari waktu ke waktu artinya reliabilitas berkaitan dengan keajegan suatu tes (Surapranata, 2006). Suatu tes dikatakan ajeg apabila dari waktu ke waktu menghasilkan skor yang sama atau relatif sama. Untuk menentukan tingkat reliabilitas instrumen tes kemampuan berpikir kritis digunakan metoda KR-20 yang digunakan untuk mengetahui reliabilitas dari seluruh tes. Hasil perhitungan reliabilitas tes kemampuan berpikir kritis dan keratif diperoleh data sebagai berikut:

i. Hasil perhitungan reliabilitas tes kemampuan berpikir kritis diperleh nilai r11

sebesar 0,8,97 yang lebih besar dari r tabelnya (0,276) sehingga dapat disimpulkan bahwa 5 soal tes yang akan diuji pada peserta didik dalam penelitian memiliki tingkat reliabilitas tinggi. Ini berarti keajegan (konsistensi) sampel dalam menjawab soal tes kemampuan berpikir kritis tersebut dapat diandalkan (reliabel).

ii. Hasil perhitungan reliabilitas tes kemampuan berpikir kreatif diperoleh nilai r11

sebesar 0,794 yang lebih besar dari r tabelnya (0,276) sehingga dapat disimpulkan bahwa 8 soal tes yang akan diuji pada siswa dalam penelitian memiliki tingkat reliabilitas tinggi. Ini berarti keajegan (konsistensi) subyek dalam menjawab soal tes kemampuan berpikir kreatif tersebut dapat diandalkan (reliabel).

3. Pedoman Observasi

(36)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menganalisis proses pembelajaran matematika yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk melihat bagaimana kemampuan guru dan respons siswa dalam pembelajaran matematika berbasis multimedia interaktif. Data ini dikumpulkan dengan melakukan observasi pembelajaran matematika sebanyak tiga kali di kelas. Teknik analisis yang dilakukan adalah teknik analisis terstruktur dengan sistem tanda. Sistem tanda ini digunakan karena instrumen ini terdiri dari beberapa variabel dan pernyataan. Kejadian yang muncul lebih dari satu kali ditandai satu kali saja.

3.1 Kisi-kisi Lembar Observasi

Kisi-kisi lembar observasi di kelas untuk mendeskripsikan kemampuan peserta didik dalam memunculkan tingkat berpikir kritis dan kreatif, aktivitas/ peranan guru, dan respns siswa dalam pelaksanaan pembelajaran matematika pada tingkat kelas V SD selama mengikuti proses pembelajaran memanfaatan multiedia interaktif. (lihat Lampiran 3.17 – 3.20)

3.2 Kriteria Penilaian

Kriteria penilaian kemampuan siswa memunculkan aspek-aspek berpikir kritis dan kreatif dalam pelaksanaan pembelajaran matematika dianalisis berdasarkan muncul ada atau tidaknya aspek-aspek kemampuan berpikir kritis dan kreatif tersebut, keseluruhan aspek tersebut yang ada diubah menjadi persentase sebagai berikut:

Persentase dalam memunculkan aspek-aspek berpikir kritis dan kreatif dalam pembelajaran matematika (%)

=

x 100 %

Dalam penelitian ini, untuk instrumen kemampuan siswa tentang berpikir kritis dan berpikir kreatif, peneliti menggunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.10 Kriteria Tingkat Berpikir Kritis dan Kreatif Persentase (%) Kriteria

81 - 100 Sangat Baik

61 - 80 Baik

(37)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Persentase (%) Kriteria

21 - 40 Kurang

0 - 20 Sangat Kurang

Pengamatan juga dilakukan dengan bantuan handycam yang berfungsi merekam pembelajaran matematika yang dilakukan sebagai dokumentasi penelitian yang dilakukan.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam proses penelitian ini ada tiga tahap yaitu: 1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan meliputi perizinan dan penentuan sampel penelitian. Dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Studi kepustakaan untuk mempelajari landasan teoritis tentang topik dan sampel yang akan diteliti.

b. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian yang terdiri dari tes kemampuan berpikir kritis siswa, tes kemampuan berpikir kreatif siswa, pedoman observasi, dan rekaman pembelajaran.

c. Menyusun instrumen penelitian yang terdiri dari tes kemampuan berpikir kritis siswa, tes kemampuan berpikir kreatif siswa, dan pedoman observasi.

d. Validitas instrumen.

e. Perbaikan instrumen penelitian.

f. Mempersiapkan instrumen dan mengurus surat ijin penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan kegiatan utama untuk memperoleh data hasil penelitian dengan kegiatan sebagai berikut:

(38)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Observasi awal untuk mengetahui keadaan sekolah dan untuk mendapatkan informasi tentang data siswa yang akan dijadikan subyek penelitian.

c. Menentukan jadwal kunjungan observasi yang akan dilakukan. d. Melaksanakan tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa.

e. Melakukan observasi dan merekam tiga kali pembelajaran matematika di kelas. 3. Tahap Pengolahan Data

Pada tahap ini, langkah-langkah yang ditempuh adalah mengolah data hasil penelitian yaitu tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa, observasi pelaksanaan pembelajaran matematika, dan rekaman.

a. Menganalisis hasil tes kemampuan berpikir siswa untuk mengetahui kemampuan siswa yang diteliti tentang berpikir kritis.

b. Menganalisis hasil tes kemampuan berpikir kreatif siswa untuk mengetahui kemampuan siswa yang diteliti tentang berpikir kreatif.

c. Menganalisis empat rekaman pembelajaran matematika guru di kelas.

(39)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Analisis Data

Temuan dan Pembahasan

Kesimpulan

F. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

Pengolahan data hasil penelitian dibagi menjadi pengolahan data hasil penilaian multimedia interaktif, observasi tingkat kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa dan pengolahan data hasil observasi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, pengolahan data hasil tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif peserta didik, terakhir pengolahan data hasil observasi sikap siswa selama mengikuti proses belajar mengajar.

1. Pengolahan data hasil validitas multimedia interaktif yang akan dimanfaatkan dalam penelitian

Dalam tahap persiapan peneliti menyiapkan beberapa multimedia yang akan digunakan dinilai oleh 9 orang guru dan 1 orang mahasiswa S3. Hasil penilaian dianalisis kemudian melakukan perbaikan berdasarkan data hasil penilaian tersebut.

2. Pengolahan data hasil observasi tingkat kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa

(40)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

aspek kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Dalam tabel akan terlihat rata-rata aktivitas setiap aspek kemampuan berpikir kritis dan kreatif dalam proses belajar mengajar.

3. Pengolahan data hasil observasi aktivitas guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar

Data aktivitas guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dengan memanfaatan multimedia interaktif dalam pembelajaran matematika direkam dengan menggunakan lembar observasi dan dilakukan oleh peneliti. Data hasil observasi aktivitas guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dengan memanfaatan multimedia interaktif dalam pembelajaran matematika tersebut diolah berdasarkan jumlah kemunculan aktivitas guru selama proses belajar mengajar berlangsung. Hasil disajikan dalam bentuk tabel aktivitas guru melaksanakan proses belajar mengajar dengan memanfaatan multimedia interaktif dalam pembelajaran matematika. Dalam tabel akan terlihat rata-rata aktivitas guru melaksanakan proses belajar mengajar dengan memanfaatan multimedia interaktif dalam pembelajaran matematika.

(41)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Pengolahan data hasil observasi respons siswa selama mengikuti proses belajar mengajar

Data respons siswa selama mengikuti proses belajar mengajar dengan memanfaatan multimedia interaktif dalam pembelajaran matematika direkam dengan menggunakan lembar observasi dan dilakukan oleh peneliti. Data hasil observasi Data respons siswa selama mengikuti proses belajar mengajar dengan memanfaatan multimedia interaktif dalam pembelajaran matematika tersebut diolah berdasarkan jumlah kemunculan setiap aspek keterampilan berpikir kritis dan kreatif siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Hasil disajikan dalam bentuk tabel aktivitas setiap aspek kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Dalam tabel akan terlihat rata-rata aktivitas setiap aspek kemampuan berpikir kritis dan kreatif dalam proses belajar mengajar.

6. Analisis Data

Dalam menganalisis data dilakukan secara berurutan sesuai dengan rumusan masalah penelitian. Langkah pertama dalam analisis data adalah melakukan interpretasi terhadap data-data yang diperoleh pada saat pengolahan data. Menjelaskan data dalam tabel dan grafik termasuk interpretasi. Melihat perbandingan dan hubungan antar data juga termasuk langkah dalam analisis penelitian ini. Dalam setiap rumusan masalah penelitian, dilakukan analisis penelitian dalam setiap aspek kemampuan berpikir kritis dan kreatif yang muncul selama proses belajar mengajar belangsung.

Selanjutnya adalah membahas mengapa data-data tersebut diperoleh. Pembahasan ditunjang oleh dasar teori. Apabila ada data yang menunjukkan angka tinggi, maka dibahas mengapa angkanya tinggi. Dan jika angka yang diperoleh rendah maka dibahas mengapa angkanya rendah dan bagaimana cara untuk meningkatkannya.

(42)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebab itu analisis dan pembahasan difokuskan kepada masalah dari setiap aspek kemampuan berpikir kritis dan kreatif yang dapat dikembangkan sesuai berdasarkan hasil observasi dan hasil tes dari penelitian ini.

Data yang dianalisis mula-mula adalah data hasil penilaian multimedia interaktif yang akan dimanfaatakan dalam penelitian, dan dilanjutkan menganalisis data hasil observasi tingkat kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa dan membandingkan dengan data hasil observasi sikap siswa selama mengikuti proses belajar mengajar, serta aktivitas guru dalam menunjang peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif selama melaksanakan proses belajar mengajar. Selanjutnya dilakukan analisis tentang hasil tes kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa melalui multimedia interaktif dalam pembelajaran matematika. Dan yang terakhir adalah menganalisis data bagaimana sikap siswa berdasarkan hasil observasi peneliti selama beberapa kali proses pembelajaran.

(43)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Setelah melakukan analisis data yang diperoleh selama penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil penelitian, kemampuan berpikir kritis peningkatannya kurang optimal. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya persiapan guru dalam pemanfaatan multimedia interaktif sebelum pembelajaran dan waktu pelaksanaanya juga kurang sedangkan model pembelajaran berbasis multimedia interaktif memerlukan waktu yang relatif banyak dalam pelaksanaannya.

2. Peningkatan kemampuan berpikir kreatif menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan peningkatan kemampuan berpikir kritis, karena intrument penilaian yang digunakan memberi peluang pada siswa untuk mengungkapkan ide/ gagasannya secara terbuka.

3. Respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan memanfaatkan multimedia interaktif dari pertemuan pertama sampai pertemuan terakhir dapat menimbulkan daya tarik pada siswa untuk mengikuti proses pembelajaran secara aktif. Hal tersebut disebabkan karena software multimedia interaktif yang digunakan dapat mendorong siswa untuk menyelesaikan tugasnya sampai selesai dan membangun sikap positif, serta memberikan pengalaman kepada mereka untuk dapat memecahkan berbagai persoalan baik secara individu maupun berkelompok sehingga dapat merangsang berpikir kritis dan kreatif siswa.

(44)

Wening Astuti, 2014

Pemanfaatan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran yang efektif dan dapat menciptakan pembelajaran yang “enjoyment”atau “joyful learning” .

B. Rekomendasi

Berdasarkan dari hasil penelitian ini, maka ada beberapa saran yang disampaikan berkaitan dalam mengembangkan kemampuan berpikir kristis dan kreatif peserta didik dengan memmanfaatkan multimedia interaktif. Berikut adalah saran-saran yang dapat disampakan:

1. Pemilihan CD multimedia interaktif yang akan digunakan oleh guru sebaiknya dipelajari terlebih dahulu isi materinya agar dapat meningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa dan apabila tidak menemukan CD multimedia yang diharapkan guru dapat merancang multimedia interaktif dengan menggunakan program flash/ power point dengan bantuan tenaga ahli.

2. Sebelum pemanfaatan multimedia interaktif yang telah dipilih hendaknya guru mempelajari terlebih dahulu pemanfaatannya , sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan tujuan pembelajaran dalam meningkatkan kemamapuan berpikir kritis akan lebih optimal.

3. Kemudian, bagi yang akan memanfaatkan multimedia interaktif dalam pembelajaran selama pelaksanaan peranan guru masih sangat diperlukan untuk mengarahkan dan memotivasi dalam pencapaian tujuan dan membantu peserta didik yang mengalami kesulitan secara audio/ visual.

(45)

Nama Lengkap, 2014

Judul Tulisan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

[Type text]

DAFTAR PUSTAKA

Anggiat, H. (2011). Evaluasi Pemanfaatan Program Multimedia Pembelajaran MiKids. Jakarta: Jurnal Pendidikan PENABUR.

Alec, F. (2009). Berpikir Kritis (Sebuah Pengantar). Jakarta: Erlangga

Ametembun, N.A. (2006). Membelajarkan Peserta Didik Berpikir Kreatif Bagaimana Caranya?. Bandung: SURI.

Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Rev. Cet. 10. Jakarta: Bumi Aksara.

Dahar, R.W. (1996). Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga

Depdiknas. (2003). Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika SD dan MI. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. (2006). Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Tingkat Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta: Media Pustaka.

Duron, R., dkk. (2006). Critical Thinking Framework for Any Discipline. International Journal of Teaching and Learning in Higher Education Vol. 17: 160-166

Fachrurazi, (2011). Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpkir Kritis dan Komunikasi Matematis Siswa Seklah Dasar. Tesis pada PPs UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Filsaime, D. K. (2008). Menguak Rahasia Berpikir Kritis dan Kreatif. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Fisher, A. (2007). Critical Thinking: An Introduction. Cambridge: University Press.

Harissa, M. (2013). Ketrampilan Berpiki Kritis, Cara Mengajarkan dan Cara Mengukurnya.[ ]

http://harissa-mardiana.blogspot.com/2013/05/ ketrampilan-berpikir-kritis-cara.html

Hendrayana, A. (2008). Pengembangan Multimedia Interaktif Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Siswa SMP dalam Matematika. Tesis Pada PPs UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan.

Gambar

Tabel
Gambar
Tabel Uji Validitas Soal Tes Kemampuan Berpikir Kritis
gambaran kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika di kelas dengan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Pemahaman Standar Akuntansi Pemerintahan dan Latar Belakang Pendidikan Terhadap Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (Studi pada

Selain perancangan lantai dasar untuk wahana olahraga dan musik, ruangan- ruangan penunjang yang diharuskan ada pada lantai dasar ini adalah ruang loket yang terletak paling

[r]

Sehingga hipotesis pertama pada penelitian ini yang menyatakan bahwa diduga hasil belajar “Ilmu Gizi Olahraga” be rpengaruh pada pemilihan makanan atlet

Hasil penelitian Harvard Bussiness School (Kotter dan Heskett, 1992) menunjukkan bahwa budaya perusahaan mempunyai dampak yang kuat dan semakin besar pada prestasi kerja

Disarankan agar siswi kelas XI mengkonsumsi makanan yang tinggi akan kandungan zat gizi magnesium karena sebagian besar siswi kekurangan akan zat gizi tersebut serta adanya

Pembelajaran keterampilan perlu mengenalkan berbagai bentuk kerajinan dan teknologi tradisional dan modern yang ada di sekitar dan yang berkembang di

Promoter : orang-orang yang merespon dengan memberikan skor 9 atau 10 yang menandakan bahwa mereka antusias terhadap suatu produk dan.. melakukan pembelian kembali pada