• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR: Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research di Kelas 3 SD Negeri Dalembalar 2 Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeg

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR: Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research di Kelas 3 SD Negeri Dalembalar 2 Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeg"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Adhi Octarini Hasanah, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS

MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN

BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

(Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research di Kelas 3

SD Negeri Dalembalar 2 Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

ADHI OCTARINI HASANAH

1106156

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Adhi Octarini Hasanah, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL

INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR

SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

(Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research Di Kelas III

SD Negeri Dalembalar 2 Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang)

Oleh

Adhi Octarini Hasanah

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk

Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar

©Adhi Octarini Hasanah 2015

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)
(4)

Adhi Octarini Hasanah, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Adhi Octarini Hasanah (1106156)

Masalah yang ditemukan ialah saat pelaksanaan pembelajaran IPA masih berpusat pada guru, guru kurang menyiapkan materi ajar dengan baik, khususnya pada materi gerak benda di kelas III SD N Dalembalar 2 Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang, dalam hal ini guru kurang memberikan kegiatan percobaan pada materi tersebut. Hal ini disebabkan siswa mengalami kesulitan belajar (learning obstacle) serta tidak memahami secara detail arah dari gerak benda tersebut, mereka hanya bisa menyebutkannya saja. Seharusnya dalam hal ini, guru memeriksa terlebih dahulu kekurangan pada materi yang akan diajarkan melalui buku pegangan siswa (repersonalisasi). Solusi untuk masalah diatas, peneliti merancang desain pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri. Penelitian ini bertujuan (1) untuk menganalisis kesulitan belajar siswa berdasarkan materi gerak benda, (2) menjelaskan desain pembelajaran dan pelaksanaan pada materi gerak benda berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa, (3) mengetahui hasil belajar siswa dalam pelaksanaan desain pembelajaran model inkuiri. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas menerapkan Didactical Design Research (DDR). Terdapat 4 komponen yang sudah dimodifikasi yaitu perencanaan (prosfektif), tindakan (prosfektif), pengamatan (metapedadidaktik), dan refleksi (retrospektif). Meningkatnya rata-rata hasil belajar, siklus 1 61,38 dan siklus II 75,59. Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan desain pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gerak benda. Jadi, hasil penelitian ini bisa direkomendasikan kepada guru dan kepala sekolah untuk meningkatkan mengajar dikelas agar menarik.

(5)

Adhi Octarini Hasanah, 2015

ABSTRACT

MOTION STUDY DESIGN OBJECTS BASED ON ANALYSIS INQUIRY model LEARNING DIFFICULTIES CLASS 3 PRIMARY

Adhi Octarini Hasanah (1106156)

The problems found during the implementation of science teaching is still centered on the teacher, the teacher is less well prepared teaching materials, particularly in the movement of material in class III SD N Dalembalar 2 Cimanuk District of Pandeglang, in this case the teacher gives less activity in the material experiments. This is due to students having difficulty learning (learning obstacle) and do not understand in detail the direction of motion of the object, they can just mention it. Supposedly in this case, first check the teacher shortage in the material to be taught through the student handbook (repersonalisasi). The solution to the above problems, the researchers designed a study design using inquiry learning model. This study aimed (1) to analyze the students 'learning difficulties by the movement of the material, (2) describes the instructional design and implementation on the motion of material objects based on the analysis of students' learning difficulties, (3) determine student learning outcomes in the implementation of the inquiry model of instructional design. The method used is to apply didactical Class Action Research Design Research (DDR). There are four components that have been modified namely planning (prospectively), action (prospectively), observations (metapedadidaktik), and reflection (retrospective). Increasing average learning result, Cycle 1 and Cycle II 61.38 75.59. Based on the above results it can be concluded that the application of instructional design using inquiry learning model can improve student learning outcomes in the motion of material objects. Thus, the results of this study can be recommended to teachers and principals to improve teaching in class so attractive.

(6)

v

Adhi Octarini Hasanah, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……….i

PERSEMBAHAN...………...…...iii

ABSTRAK……….…..iv

DAFTAR ISI………v

DAFTAR TABEL……….…...vii

DAFTAR GAMBAR………..….ix

DAFTAR BAGAN………... xi

DAFTAR GRAFIK………...xii

DAFTAR LAMPIRAN………...………xiii

BAB 1 PENDAHULUAN………....1

A. Latar Belakang Masalah………...1

B. Rumusan Masalah Penelitian………...3

C. Tujuan Penelitian……….4

D. Manfaat Penelitian………...4

E. Definisi Operasional……….5

BAB II RANCANGAN PEMBELAJARAN MATERI GERAK BENDA MELALUI MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA A. Kajian Teoritis……….8

1. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar……….8

2. Didactical Design Research (DDR)………10

3. Model Pembelajaran Inkuiri ………...12

4. Materi Gerak Benda……….15

B. Kajian Hasil Penelitian………..17

C. Kerangka Berfikir………...18

(7)

vi

Adhi Octarini Hasanah, 2015

BAB III METODE PENELITIAN………...20

A. Metode Penelitian………...20

B. Prosedur Penelitian……….22

C. Proses Tindakan………...24

D. Teknik Pengumpulan Data………...28

E. Analisis Data………..34

F. Subjek dan Lokasi Penelitian……….35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………....36

A. Persiapan Penelitian………...36

B. Pelaksanaan Penelitian………...36

1. Pra Siklus……….36

2. Siklus 1……….44

3. Siklus II………....63

C. Rekapitulasi Hasil Penelitian……….82

D. Pembahasan Hasil Penelitian……….85

E. Jawaban Hipotesis Tindakan………..89

BAB V SIMPULAN DAN SARAN………...……..90

A. Simpulan………....90

B. Saran ………..91

DAFTAR PUSTAKA

(8)

1

Adhi Octarini Hasanah, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Menurut Wahyana (dalam Trianto, 2010, hlm. 136) menyatakan

bahwa “IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara

sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.”

Dalam proses pembelajaran, pengembangan potensi-potensi siswa

harus dilakukan secara menyeluruh dan terpadu, salah satunya dalam

pembelajaran IPA. Pendidikan IPA di sekolah dasar sangatlah penting

untuk kemajuan bangsa dan perlu diajarkan sejak usia sekolah dasar.

Proses pembelajaran IPA di sekolah dasar lebih menekankan pada

pengalaman belajar untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam

tentang alam sekitar dan berorientasi pada siswa. Oleh karena itu mata

pelajaran IPA dimasukan ke dalam kurikulum pendidikan, diharapkan

dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri

dan alam sekitarnya. Mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan “agar peserta

didik memiliki kemampuan dalam mengembangkan rasa ingin tahu, sikap

positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.” (Mulyasa 2008, hlm. 111).

Mulyasa (2008, hlm. 111) menyatakan bahwa “Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk

menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.” Dalam hal ini, pembelajaran IPA dengan menggunakan model inkuiri sangat

cocok dikarenakan pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru, melainkan

berpusat pada siswa (student centered) juga diikutsertakan dalam setiap

(9)

Barlia (2009, hlm. 27) menyatakan bahwa “Penerapan inkuiri di

dalam kurikulum bertujuan agar peserta didik terbiasa mengerjakan

sesuatu atas dasar pengetahuan ilmiah dan dengan cara-cara ilmiah.”

Sehingga dapat menjadi petunjuk bagi mereka di dalam berinteraksi

dengan lingkungan alamiah dan dengan yang lainnya. Inkuiri merupakan

salah satu model instruksional kognitif yang sangat berpengaruh dan

dikenal dengan nama belajar penemuan oleh Jerome Bruner (1966). “Bruner menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dan dengan sendirinya memberikan

hasil yang paling baik” Dahar (2011, hlm. 80).

Hasil observasi dilapangan pada tanggal 25 Februari 2015 di SD

Dalembalar 2 menunjukkan masih banyak pelaksanaan pembelajaran IPA

yang berpusat kepada guru dan lebih cenderung pada metode ceramah,

sehingga siswa beranggapan bahwa IPA merupakan pelajaran yang kurang

menarik dan dalam proses pembelajaran siswa tidak menemukan sendiri

konsep awal pada materi yang sedang diajarkan, serta guru kurang

mempersiapkan pembelajaran dengan baik, khususnya pada materi gerak

benda guru kurang memberikan percobaan-percobaan pada materi

tersebut, sehingga siswa mengalami kesulitan ketika diberikan tes awal

dan hasilnya masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 63. Hal

ini dikarenakan siswa tidak memahami secara detail proses dari gerak

benda tersebut. Seharusnya dalam hal ini, guru menganalisi terlebih dahulu

materi yang akan disampaikan pada buku teks siswa, membuat desain

pembelajaran yang menarik, serta memikirkan bagaimana respon siswa

ketika materi gerak benda diajarkan. Adapun dalam kurikulum KTSP

standar kompetensi pada Bab Energi dan Perubahannya, di kelas III

semester 2 adalah memahami berbagai cara gerak benda, hubungannya

dengan energi dan sumber energi. Sedangkan kompetensi dasar yang harus

ditempuh peserta didik adalah menyimpulkan hasil pengamatan bahwa

(10)

3

Adhi Octarini Hasanah, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam hal ini peneliti tertarik untuk menganalisis dua buku teks

yang dijadikan perbandingan. Buku pertama yang digunakan adalah buku

teks Bse kelas III semester 2 dengan judul “Ilmu Pengetahuan Alam dan Lingkunganku”. Dalam buku teks tersebut, peneliti menemukan beberapa kesulitan yaitu dalam penjelasan tentang gerak benda hanya dipaparkan

sedikit dan gambar yang diberikan tidak begitu jelas. Sehingga membuat

siswa kebingungan. Lain halnya pada bagian faktor-faktor yang

mempengaruhi gerak benda hanya diberikan percobaannya saja tanpa

diberikan penjelasan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi gerak

benda. Selanjutnya buku kedua yang berjudul “Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas III” pengarang Hartono pada materi gerak benda di semester 2, dikarenakan terdapat beberapa hal kesulitan dalam buku teks tersebut,

peneliti tidak menemukan penjelasan atau pengertian untuk mengawali

gerak bendanya terlebih dahulu.

Maka atas dasar itulah peneliti mencoba mengembangkan model

pembelajaran inkuiri dalam studi Implementasi DDR (Didactictical

Design Research) dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul penelitian “Desain Pembelajaran Gerak Benda Berbasis Model Inkuiri

Berdasarkan Analisis Kesulitan Belajar Siswa Kelas III Sekolah

Dasar”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan bahwa

rumusan secara umum adalah Bagaimana Desain Pembelajaran gerak

benda berbasis model inkuiri berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa

kelas III .

Berdasarkan rumusan masalah di atas pertanyaan penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kesulitan belajar siswa teridentifikasi dari buku teks pada

materi gerak benda?

2. Bagaimana desain pembelajaran dan pelaksanaan pada materi gerak

(11)

3. Bagaimana hasil pelaksanaan desain pembelajaran model inkuiri untuk

mengatasi kesulitan belajar siswa pada materi gerak benda?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah mendeskripsikan desain pembelajaran

gerak benda berbasis model inkuiri berdasarkan analisis kesulitan belajar

siswa kelas III semester 2.

Adapun tujuan penelitian secara khusus adalah:

1. Menganalisis kesulitan belajar siswa berdasarkan materi gerak benda.

2. Mendeskripsikan desain pembelajaran dan pelaksanaan pada materi

gerak benda berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa.

3. Mengetahui hasil belajar siswa dalam pelaksanaan desain pembelajaran

model inkuiri.

D. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

a. Menyediakan hasil identifikasi kesulitan belajar siswa pada materi

gerak benda.

b. Menyediakan contoh metodologi penelitian mengenai bagaimana

merancang pembelajaran berdasarkan analisis kesulitan belajar

siswa.

c. Menambah wawasan dalam pembelajaran gerak benda melalui

model pembelajaran inkuiri.

2. Bagi Siswa

a. Dengan merancang pembelajaran berdasarkan model inkuiri

diharapkan dapat memfasilitasi siswa untuk menemukan sendiri

masalah pada materi gerak benda.

b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif, kreatif dan kritis

dalam proses pembelajaran.

c. Meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran

(12)

5

Adhi Octarini Hasanah, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Bagi Guru

a. Menyediakan contoh bagaimana merancang pembelajaran

berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa pada materi gerak

benda.

b. Menyediakan gambaran bagaimana desain pembelajaran dengan

model inkuiri terhadap hasil belajar siswa.

E. DEFINISI OPERASIONAL

Peneliti menafsirkan beberapa istilah dalam penelitian ini, yang tujuannya

agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam menafsirkan istilah-istilah

sebagai berikut:

1. Desain Pembelajaran

Gagne (dalam Sanjaya 2012, hlm. 66) menjelaskan bahwa “Desain

pembelajaran disusun untuk membantu proses belajar siswa, di mana

proses belajar itu memiliki tahapan segera dan tahapan jangka panjang.” Pendapat lain yang dikemukakan oleh Gentry (dalam Sanjaya 2012, hlm. 67) mengemukakan bahwa “Desain pembelajaran

berkenaan dengan proses menentukan tujuan pembelajaran, startegi

dan teknik untuk mencapai tujuan serta merancang media yang dapat digunakan untuk efektivitas pencapaian tujuan.” Berdasarkan pandangan tersebut dapat disimpulkan bahwa desain pembelajaran

sangat diperlukan oleh setiap guru dalam merencanakan pembelajaran

di dalam kelas dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dalam

pembelajaran dan tidak bersifat tradisional. Belajar seseorang dapat

dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor

internal merupakan faktor yang sangat berkaitan dengan kondisi yang

dibawa atau datang dari dalam masing-masing individu siswa.

Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang datang dari luar

masing-masing individu, yaitu berkaitan dengan penyediaan kondisi

atau lingkungan yang didesain agar siswa belajar. Oleh karena itu,

(13)

pengaturan lingkungan dan kondisi yang memungkinkan siswa dapat

belajar.

2. Gerak Benda

Gerak benda merupakan salah satu sub materi dalam pelajaran IPA

kelas III semester 2, yang membahas mengenai gerak benda,

jenis-jenis gerak benda, faktor yang mempengaruhi gerak benda, dan

kegunaan dari gerak benda.

Hendri (2010, hlm. 67) menyatakan bahwa “Gerak adalah

perubahan kedudukan benda terhadap benda lain yang berfungsi sebagai acuan atau patokan”. Sedangkan benda merupakan barang-barang yang menempati ruang. Jadi dapat disimpulkan bahwa gerak

benda merupakan perubahan kedudukan benda yang menempati ruang.

3. Model Inkuiri

Kourilsky (dalam Hamalik 2013, hlm. 220) menyatakan bahwa “Model inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa di mana kelompok siswa inquiry ke dalam suatu isu atau mencari

jawaban-jawaban terhadap isi pertanyaan melalui suatu prosedur yang

digariskan secara jelas dan struktural kelompok.”

Gulo (dalam Trianto, 2011, hlm. 137) mengemukakan bahwa “Inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan

keterampilan inkuiri merupakan suatu proses yang bermula dari

merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan.”

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa model

inkuiri lebih menekankan pada situasi-situasi akademik di mana

kelompok-kelompok kecil siswa berupaya menemukan

jawaban-jawaban atas topik-topik inkuiri. Dalam kondisi tersebut, para siswa

dapat menemukan konsep atau rincian informasi dan pembelajaran

tidak hanya berpusat pada guru, melainkan siswa pun sangat berperan

(14)

7

Adhi Octarini Hasanah, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Analisis Kesulitan Belajar Siswa (Learning Obstacle)

Kesulitan belajar (learning obstacle) merupakan situasi yang

dialami oleh siswa secara alamiah. Brousseau (Suratno, 2009)

menyatakan bahwa terdapat tiga faktor penyebab munculnya kesulitan

belajar, yaitu hambatan ontogeny (akibat kesiapan mental belajar yang

kurang), hambatan didaktis (akibat pengajaran guru), dan hambatan

epistimologis (akibat pengetahuan siswa terhadap konteks yang

terbatas).

Dapat disimpulkan analisis bahwa kesulitan belajar siswa (learning

obstacle) merupakan hambatan yang di alami oleh siswa dalam menerima dan memahami materi yang sedang diajarkan.

Pada konsep IPA siswa cenderung sudah menemukan pengetahuan

awalnya melalui kejadian alam di kehidupan sehari-harinya. Jika siswa

dari awalnya tidak memahami pengetahuan awal tentang materi yang

akan diajarkan, hal tersebut sangat berpengaruh bahwa siswa akan

(15)

20

Adhi Octarini Hasanah, 2015

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian

kualitatif dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

telah diterapkan Didactical Design Research (DDR). Menurut Supriyadi

(dalam Asmani 2011, hlm. 26) menyatakan bahwa Penelitian Tindakan

Kelas (Classroom Action Research) adalah kegiatan meneliti yang

dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Action research pada hakikatnya

merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan”, yang dilakukan

secara siklik dalam rangka memecahkan masalah sampai masalah itu

terpecahkan. Dalam hal ini PTK merupakan penelitian yang mengangkat

masalah-masalah yang aktual yang dilakukan oleh para guru yang

merupakan pencermatan kegiatan belajar yang berupa tindakan untuk

memperbaiki praktik pembelajaran di kelas secara lebih professional.

Terdapat beberapa model PTK yang sering digunakan dalam dunia

pendidikan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan PTK model

Kemmis dan McTaggart. Model ini dikembangkan oleh Stephen Kemmis

dan Robbin Mc Taggart merupakan pengembangan dari model Kurt

Lewin, sehingga kelihatan masih sangat dekat dengan model Lewin.

Kemmis dan McTaggart menjadikan satu kesatuan komponen acting

(tindakan) dan observing (pengamatan). Model Kemmis dan McTaggart

pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat dengan satu perangkat yang

terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan,

dan refleksi, yang keempatnya merupakan satu siklus. (Depdiknas,

1992:21)

Adapun tujuan PTK (Asmani, 2011, hlm. 54) adalah sebagai

berikut:

1. Untuk melakukan perbaikan dan peningkatan layanan professional guru

(16)

21

Adhi Octarini Hasanah, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Melakukan pengembangan terhadap keterampilan guru yang bertolak dari

kebutuhan untuk menanggulangi berbagai persoalan aktual yang

dihadapinya terkait dengan proses pembelajaran.

3. Menumbuh-kembangkan budaya meneliti di kalangan guru.

Adapun manfaat PTK (Asmani, 2011, hlm. 56) adalah sebagai

berikut:

1. Memberikan manfaat sebagai inovasi pendidikan yang tumbuh dari bawah.

2. Dapat dijadikan sebagai sumber masukan dalam rangka melakukan

pengembangan kurikulum.

Pada penelitian PTK yang menerapkan metode penelitian DDR

(Didactical Design Research) lebih menekankan pada proses berpikir

yang dilakukan guru kedalam tiga fase yaitu Plan-Do-See Lesson Study.

Tujuannya untuk menstimulasi pemikiran bagaimana meningkatkan

pengembangan implementasi kurikulum dalam konteks praktik

pembelajaran, termasuk praktik Lesson Study. Menurut Suryadi (2013)

Lesson Study menyediakan kesempatan yang baik bagi guru untuk terus meningkatkan kapasitasnya sebagai pendidik professional. Siklus

Plan-Do-See menyediakan aktivitas berpikir guru yang alamiah sejalan dengan aktivitas rutin sehari-hari.

Hubungan guru-siswa-materi digambarkan oleh Kansanen (2003)

sebagai sebuah Segitiga Didaktis yang menggambarkan hubungan didaktis

(HD) antara siswa dan materi, serta hubungan pedagogis (HP) antara guru

dan siswa. Ilustrasi segitiga didaktik dari Kansanen tersebut belum

memuat hubungan guru-materi dalam konteks pembelajaran.

Dengan demikian, seorang guru pada saat merancang sebuah

situasi didaktis, sekaligus juga perlu memikirkan prediksi respon siswa

atas situasi tersebut serta antisipasinya sehingga tercipta situasi didaktis

baru. Antisipasi tersebut tidak hanya menyangkut hubungan siswa-materi,

akan tetapi juga hubungan guru-siswa baik secara individu maupun

kelompok atau kelas. Atas dasar hal tersebut, maka pada segitiga didaktis

(17)

selanjutnya bisa disebut sebagai Antisipasi Didaktis dan Pedagogis (ADP)

sebagaimana diilustrasikan pada gambar segitiga didaktis Kansanen yang

dimodifikasi berikut ini.

Gambar 3.1

Segitiga Didaktis Kansanen yang Sudah Dimodifkasi

Adapun tiga tahapan analisis Penelitian Desain Didaktis

(Didactical Design Research) melalui tiga tahapan analisis, yaitu:

1. Analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran yang wujudnya

berupa Desain Didaktis Hipotesis termasuk ADP (Analisis

Didaktis dan Pedagogis).

2. Analisis metapedadidaktik, yakni analisis kemampuan guru yang

meliputi tiga komponen yang terintegrasi yaitu kesatuan,

fleksibilitas, dan koherensi.

3. Analisis retrosfektif, yakni analisis yang mengaitkan hasil analisis

situasi didaktis hipotesis dengan hasil analisis metapedadidaktik.

B. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah dalam PTK model Kemmis dan McTaggart

berupa perencanaan, tindakan pengamatan, dan refleksi. Langkah-langkah

dalam DDR berupa prosfektif, metapedadidaktik, dan retrosfektif.

Sedangkan tahapan PTK yang diterapkan DDR yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu, perencanaan (prospektif), tindakan (prospektif) &

pengamatan (metapedadidaktik) dan refleksi (retrospektif). Berikut ini

merupakan penjelasan tahapan-tahapan (siklus) Penelitian Tindakan Kelas

yang telah diterapkan Didactical Design Research yang digunakan dalam

(18)

23

Adhi Octarini Hasanah, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Perencanaan (Prospektif)

Pada tahap ini peneliti merumuskan rencana yang akan dilakukan pada

tahap selanjutnya. Peneliti menjelaskan bagaimana tindakan yang akan

dilakukan untuk memperbaiki permasalahan dalam pembelajaran yang telah

ditemukan. Dalam tahap ini peneliti menganalisis materi ajar, membuat

instrumen untuk mengumpulkan data tentang peristiwa yang terjadi selama

tindakan berlangsung.

2. Tindakan (prosfektif)

Pada tahap ini, perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya diterapkan

pada pembelajaran. Tindakan harus sesuai dengan apa yang telah

direncanakan sebelumnya, sebagai upaya perbaikan.

3. Pengamatan (metapedadidaktik)

Pada tahap ini, peneliti mengamati proses pembelajaran, ketika tindakan

berlangsung.

4. Refleksi (Retrospektif)

Tahap terakhir adalah refleksi yaitu mengemukakan kembali terhadap apa

yang sudah dilakukan pada tahap sebelumnya. Peneliti mengkaji, melihat

dan mempertimbangkan atas hasil/dampak dari tindakan yang sudah

dilaksanakan, sehingga guru bisa merevisinya. Peneliti juga mengevaluasi

hubungan antara prospektif dengan metapedadidaktik.

Tahapan-tahapan yang telah diuraikan sebelumnya adalah unsur-unsur

untuk membentuk sebuah siklus. Rangkaian kegiatan siklus tersebut dapat

(19)

Bagan 3.1

Modifikasi Alur Siklus PTK Model Kemmis dan McTaggart (dalam Taniredja dkk, 2012 hlm. 24) dengan Penerapan DDR

C. Proses Tindakan

Penelitian ini diawali dengan pra siklus yaitu melakukan

repersonalisasi. Repersonalisasi tersebut yaitu menganalisis buku teks IPA

tentang gerak benda kelas III semester 2, serta mengamati cara guru dalam

menyajikan buku tersebut. Dari kegiatan tersebut peneliti memperoleh data

tentang bagaimana proses pembelajaran tentang gerak benda. Data yang

diperoleh yaitu, hasil analisis buku teks, persiapan guru dalam merancang

pembelajaran serta melaksanakannya, situasi dan kondisi kelas serta

interaksi antara guru dengan siswa di kelas. Kegiatan pra siklus dilakukan

untuk mengetahui situasi asli pembelajaran IPA tentang gerak benda di

kelas III. Data yang diperoleh dari lapangan dianalisis untuk persiapan

melakukan tindakan pada siklus1.

Berikut ini adalah proses tindakan penelitian PTK dengan

penerapan DDR yang telah dimodifikasi agar mudah dalam

memahaminya.

Perencanaan (Prospektif) Tindakan (Prospektif)

(20)

25

Adhi Octarini Hasanah, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Alur PTK Model Kemmis dan McTaggart (dalam Tukirah Taniredja, Dkk) dengan Penerapan DDR dalam Pembelajaran Gerak Benda dengan Menggunakan Model

Pembelajaran Inkuiri

Bagan 3.2

Modifikasi PTK Model Kemmis dan McTaggart (dalam Tukirah Taniredja, Dkk. 2012 hlm. 24) dengan Penerapan DDR dalam Pembelajaran Gerak Benda dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri

PRASIKLUS

OBSERVASI

 Mengamati situasi pembelajaran IPA yang dilakukan oleh guru sebagai observer.

Repersonalisasi buku teks siswa.

REFLEKSI

 Mendiskusikan permasalahan yang ditemukan pada saat pembelajaran.

mengkategorikan tipe learning

obstacle

 Memetakan peta konsep pada materi gerak benda.

SIKLUS 1

PERENCANAAN (Prospektif)

 Membuat desain pembelajaran pada materi gerak benda dengan model pembelajaran inkuiri

 Mempersiapkan media

Membuat Chapter Design

 Mempersiapkan pedoman observasi untuk guru

 Menyiapkan soal evaluasi gerak benda

 Memprediksi respon siswa pada gerak benda

TINDAKAN (Prospektif)

 Mengamati, apakah ada kesulitan dan kemajuan yang dialami siswa dalam pembelajaran tersebut.

 Mengamati prediksi respon siswa dengan respon yang terjadi beserta antisipasi guru.

REFLEKSI(RETROSPEKTIF)

 Menganalisis hubungan antara prospektif dengan metapedadidaktik

 Mengkategorikan tipe learning obstacle baru setelah penerapan desain pembelajaran

 Hasil refleksi digunakan untuk menentukan langkah lebih lanjut dalam upaya mengkaji tujuan penelitian

(21)

Penelitian ini dilakukan dengan jadwal pembelajaran yang ada di kelas III

(Tiga). Setiap langkah terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan (prospektif),

tindakan (prospektif), pengamatan (metapedadidaktik), dan refleksi (retrosfektif).

1. Pra Siklus

a. Observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan kelas terlebih dahulu

terhadap pembelajaran IPA di kelas III yang dilakukan oleh guru pada

materi gerak benda sebelum menggunakan desain pembelajaran berbasis

model pembelajaran inkuiri. Tahap selanjutnya, menganalisis materi gerak

benda dalam buku teks siswa.

b. Refleksi

Pada tahap ini, peneliti dan guru mitra bersama-sama mendiskusikan

tentang permasalahan yang dihadapi guru dan peneliti dalam kegiatan

pembelajaran, peneliti mengkategorikan tipe learning obstacle siswa kemudian

peneliti dan guru mitra mendiskusikan penerapan desain pembelajaran gerak

benda dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri pada siklus 1.

2. Siklus 1

a. Perencanaan (prospektif)

Merupakan langkah atau rencana awal dalam merumuskan penelitian.

Adapun tahap-tahap yang harus dilakukan pada perencanaan ini adalah

sebagai berikut:

1) Peneliti membuat desain pembelajaran pada materi gerak benda

dengan model pembelajaran inkuiri.

2) Mempersiapkan media atau alat peraga berupa bola plastik.

3) Membuat Chapter Design pada materi gerak benda sesuai

pertemuan.

4) Menyusun lembar observasi untuk mengamati bagaimana

langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

inkuiri pada materi gerak benda.

5) Menyiapkan soal evaluasi yang berkaitan dengan materi gerak

(22)

27

Adhi Octarini Hasanah, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Tindakan (Prosfektif)

Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada pra siklus diperoleh tindakan

sebagai berikut:

1) Peneliti menerapkan lesson design atau desain pembelajaran dengan

menggunakan model inkuiri pada materi gerak benda.

2) Memprediksi respon siswa pada materi gerak benda.

Berikut Rancangan Pembelajaran IPA Menggunakan Model Pembelajaran

Inkuiri. Peneliti sebagai model melaksanakan kegiatan pembelajaran pada

materi gerak benda melalui model pembelajaran inkuiri dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1) Mengajukan pertanyaan/masalah

Melakukan tanya jawab tentang materi sebelumnya dan membimbing

siswa untuk menghubungkan materi sebelumnya dengan materi yang

akan dipelajari. Siswa diberikan sebuah permasalahan tentang gerak

benda, sebelum memulai ke kegiatan inti.

2) Membuat hipotesis

Mengajak siswa untuk berpikir dengan melakukan tanya jawab tentang

jenis gerak benda dan hal-hal yang mempengaruhi gerak benda.

3) Merancang percobaan

Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari

lima siswa. Setiap kelompok mengambil alat dan bahan yang akan

digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang berhubungan dengan

jenis gerak benda dan melakukan tanya jawab.

4) Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi.

Siswa mengamati jenis gerak benda melalui alat yang sudah diberikan

dan melakukan motivasi dengan cara mengajukan pertanyaan yang

mendorong siswa berpikir mencari informasi untuk menjawab masalah

yang ada pada diskusi. Setiap siswa diberikan Lembar Kerja Siswa

(LKS) untuk menggambarkan hasil pengamatannya pada jenis gerak

(23)

5) Membuat kesimpulan

Setiap kelompok mempresentasikan hasil pengamatannya. Merumuskan

kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan yaitu jenis-jenis

gerak benda di kelas III.

c. Pengamatan

Kegiatan pengamatan dilakukan bersamaan dengan tindakan. Peneliti

mengamati kegiatan pembelajaran IPA pada materi gerak benda dengan

menggunakan model pembelajaran inkuiri dan mengamati prediksi respon

siswa dengan respon siswa yang terjadi serta memberikan antisipasi guru.

d. Refleksi

Pada tahap ini peneliti dan guru mitra melakukan diskusi tentang

temuan-temuan serta respon siswa dalam kegiatan pembealajaran IPA pada materi

gerak benda melalui model pembelajaran inkuiri berdasarkan kesulitan dan

kemajuan belajar siswa. Dari proses refleksi ini akan didapat suatu masukan

yang dapat menentukan tindakan selanjutnya. Apabila hasil tindakan belum

maksimal, maka penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, instrument atau alat pengumpul data yang

digunakan untuk memperoleh data sebagai pengolahan adalah observasi,

tes. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan

melakukan observasi dan tes.

1. Observasi

Menurut Kunandar (2013:143) “Observasi atau pengamatan adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa

jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Observasi digunakan untuk

mengamati dan mengumpulkan data aktivitas guru selama proses

pembelajaran IPA pada materi gerak benda di kelas III SDN

Dalembalar 2 Kecamatan Cimanuk.

Observasi merupakan hal paling penting dalam penelitian dan

(24)

29

Adhi Octarini Hasanah, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti akan menemukan jawaban dari rumusan masalah serta tujuan

penelitian. Obesrvasi juga sangat memudahkan peneliti dalam

memperoleh data, dan mengamati langsung Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM) di dalam kelas. Hal paling penting dalam kegiatan

penelitian adalah dapat mengamati hasil pembelajaran siswa sebagai

bahan pertimbangan. Peneliti melakukan observasi terhadap guru.

pada kegiatan observasi, peneliti menggunakan tabel observasi.

Berikut ini tabel observasi yang digunakan peneliti.

Tabel 3.1

Observasi Aktivitas Guru pada Pembelajaran Berbasis Inkuiri pada Materi

Gerak Benda

Keterangan :

Nilai : 1 = Kurang 2 = Cukup 3=Baik 4 = Sangat Baik

No Aspek yang diobservasi Skor

1 2 3 4

1. Menyampaikan tujuan pembelajaran

2. Memfokuskan perhatian siswa pada materi yang akan dan telah dipelajari. 3. Penggunaan alat peraga (alat bantu belajar mengajar)

4. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok diskusi 5. Menyajikan Pertanyaan/masalah

- Guru mengingatkan materi sebelumnya dengan melakukan tanya jawab terhadap murid.

- Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah yang dituliskan di papan tulis tentang jenis gerak benda.

Membuat Hipotesis

- Guru melakukan tanya jawab tentang jenis gerak benda.

- Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertukar pendapat dalam membentuk hipotesis tentang gerak benda.

Merancang Percobaan

- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan.

- Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan.

Melakukan Percobaan Untuk Memperoleh Informasi

- Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul.

Membuat Kesimpulan

- Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan. 6. Mengevaluasi hasil belajar

(25)

2. Tes

Menurut Kunandar (2013:186) “Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada sesorang atau sejumlah orang untuk

mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek kognitif di dalam dirinya”.

Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar

siswa dalam memahami pembelajaran IPA pada materi gerak benda

dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri. Adapun jenis tes

yang digunakan dalam penelitian ini bentuk Pilihan Ganda (PG)

sebanyak 10 soal dan bentuk essay (objektif tes) sebanyak 5 soal, soal

yang diambil dari materi gerak benda.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Soal Materi Gerak Benda

No Standar

Ingatan Pemahanan Aplikasi

(26)

31

Adhi Octarini Hasanah, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, dan d pada jawaban yang

paling benar!

1. Ciri-ciri gerak menggelinding adalah…… a. Benda melompat lurus ke atas

b. Benda berputar sambil berpindah

c. Benda meluncur lurus ke bawah

d. Benda melayang di atas permukaan

2. Benda yang jatuh dan membentur benda lain, lalu kembali bergerak ke atas disebut mengalami gerak…..

a. Menggelinding c. Mengalir

b. Memutar d. Memantul

3. Berikut adalah contoh benda yang dapat bergerak cepat, kecuali … . a. Mobil c. Sepeda Motor

b. Pesawat terbang d. Jarum Jam

4. Contoh benda yang dapat tenggelam di dalam air adalah … .

a. Sendok dan garpu c. Plastik dan Kayu

b. Gabus dan kertas d. Spidol dan Pensil

5. Kipas angin listrik bergerak dengan cara … .

a. Memantul c. Menggelinding

b. Berputar d. Mengalir

6. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan

benda, kecuali … .

a. Ukuran benda c. Warna benda

b. Bentuk benda d. Permukaan benda

(27)

a. Bentuk benda yang bersudut

b. Bentuk benda yang berupa lembaran

c. Permukaan benda yang kasar

d. Permukaan lintasan yang halus

8. Benda yang berat lebih mudah dipindahkan dengan roda. Roda tersebut melakukan gerak…

a. Menggelinding c. Memantul

b. Meluncur d. Mengalir

9. Di bawah ini benda-benda yang dapat bergerak karena memantul adalah...

a. Buah semangka c. Bola bekel

b. Penghapus d. Pensil

10.Benda yang menggelinding harus berbentuk ...

a. Segi Empat c. Bulat

b. Persegi d. Segitiga

II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!

1. Benda yang dapat memantul biasanya terbuat dari … .

2. Jika sebuah pensil yang terletak di atas meja tersenggol secara keras, maka akan … .

3. Gerak yang terjadi pada gasing adalah gerak…..

4. Apa saja yang termasuk kedalam faktor-faktor yang mempengaruhi gerak

benda…..

5. Pada batu dan selembar kertas, yang mengalami gerak jatuh paling cepat

(28)

33

Adhi Octarini Hasanah, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

KUNCI JAWABAN

I. PILIHAN GANDA

1. B

2. D

3. D

4. A

5. B

6. C

7. D

8. A

9. C

10.C

II. ISIAN

1. Karet

2. Jatuh

3. Berputar

4. Bobot benda, luas permukaan benda, bentuk permukaan benda, bentuk

permukaan lintasan.

(29)

E. Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berdasarkan hasil observasi dan

hasil belajar siswa. Adapun langkah-langkah pengolahan data tersebut

yaitu:

1. Pengolahan Data Hasil Aktivitas Guru

Pada kegiatan observasi ini kegiatan yang diamati adalah aktivitas

belajar siswa. Sebelum data diolah terlebih dahulu membuat

aspek-aspek yang dinilai. Setiap aspek-aspek dibuat kriteria pengamatan dan

melakukan pengamatan di kelas III SDN Dalembalar 2 terhadap

aktivitas yang diamati baru dikumpulkan.

Rumus tabel observasi pembelajaran IPA dengan model inkuiri pada

materi gerak benda

Nilai: 1 = Kurang 3 = Baik

2 = Cukup 4 = Sangat Baik

Skor maksimal = jumlah descriptor x nilai tertinggi

Presentasi Pencapaian = �� � ℎ

� �

x 100%

� � � − � � = �� � ℎ

�ℎ

(Sumber: Cece Rakhmat dan Solehudin, 2006 hlm. 67)

2. Pengolahan Data Dari Tes Hasil Belajar Siswa

Untuk memperoleh data yang reliable dengan tes yang akan diberikan

yaitu tes objektif bentuk pilihan ganda sebanyak 10 butir soal dan soal

isian singkat sebanyak 5 soal. Dalam penelitian ini ada dua sub materi

pokok dari materi gerak benda di kelas III. Sebelum mengolah tes,

dilakukan pembuatan kisi-kisi terlebih dahulu, selanjutnya menentukan

soal dan membuat soal.

Maka skor tes hasil belajar siswa ditentukan dengan rumus:

S =

(30)

35

Adhi Octarini Hasanah, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:

S = nilai yang diharapkan (dicari)

R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar

N = skor maksimum dari tes tersebut

(Purwanto Ngalim, 2009 : 112)

Adapun nilai rata-rata kelas ditentukan dengan rumus:

Keterangan:

X = rata-rata (mean)

∑X = jumlah seluruh skor

N = banyaknya subjek

(Sudjana Nana, 2010 : 109)

F. Subjek dan Lokasi Penelitian

1. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek penelitian adalah

kegiatan pembelajaran IPA pada materi gerak benda dengan

menggunakan model inkuiri di kelas III semester 2. Dengan jumlah

siswa 40 orang siswa yang terdiri dari 16 orang siswa laki-laki dan 24

orang siswa perempuan.

2. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Dalembalar 2.

Peneliti memlilih sekolah ini karena letaknya sangat strategis dan

memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian.

X =

∑�

(31)

90

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas III SD

Negeri Dalembalar 2, dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi

gerak benda dengan menerapkan desain pembelajaran melalui model

pembelajaran inkuiri dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Berdasarkan hasil dari repersonalisasi buku teks yang digunakan siswa

pada materi gerak benda terdapat beberapa kesulitan yang dialami

siswa ketika memahami materi dari buku teks tersebut, seperti halnya

tidak memaparkan terlebih dahulu tentang pengertian gerak benda dan

kalimat yang digunakan pada buku teks terlalu abstrak. Sehingga

peneliti mengelompokan kesulitan belajar yang dialami siswa kelas III

di SD Dalembalar 2 termasuk kedalam Learning Obstacle tipe didaktik

yang merangkum kesulitan-kesulitan belajar dari unsur eksternal

melalui analisis buku teks yang digunakan siswa.

2. Penerapan pembelajaran inkuiri mengalami peningkatan tiap siklus.

Pada siklus 1 mencapai 71,15% belum maksimal, hal ini terjadi karena

guru model belum dapat mengkondisikan kelas dengan baik dan belum

dapat melaksanakan langkah-langkah pembelajaran inkuiri dengan

baik. Pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 82,70%,

peningkatan ini terjadi karena guru memperbaiki kekurangan tersebut.

3. Peningkatan skor hasil belajar siswa dengan menerapkan model

pembelajaran inkuiri.

Hasil belajar siswa semakin meningkat dengan menggunakan model

pembelajaran inkuiri dari setiap siklusnya. Hal ini dapat dilihat dari

nilai rata-rata pra siklus siswa hanya mendapatkan nilai rata-rata 44,23

dan presentase 25% dari jumlah siswa 40 orang. Pada tindakan ini

belum menghasilkan nilai yang cukup baik masih kurang dari kriteria

(32)

91

Adhi Octarini Hasanah, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan presentase 55%. Pada tindakan ini juga masih ada siswa yang

belum mencapai nilai yang baik. Karena masih belum maksimal,

terdapat 18 orang siswa pada siklus 1 yang belum mencapai skor

kategori baik, maka perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya yaitu siklus

II. Pada tahap siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 75,59 dan

presentase 100%. Pada siklus II mengalami peningkatan yang sangat

baik dibanding dengan prasiklus dan siklus 1. Hal tersebut

menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada

pembelajaran IPA terhadap materi gerak benda dengan penerapan

desain pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

inkuiri. Karena pembelajaran inkuiri tidak hanya mengembangkan

kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada pada siswa,

termasuk pengembangan emosional dan pengembangan

keterampilannya. Pada hakikatnya, model pembelajaran inkuiri

merupakan suatu proses. Proses ini bermula dari merumuskan masalah,

merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan

membuat kesimpulan. Semua tahap dalam proses pembelajaran dengan

model inkuiri tersebut di atas merupakan kegiatan belajar dari siswa.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan temuan dari hasil penelitian, maka rekomendasi

yang dapat peneliti sampaikan sebagai berikut:

1. Bagi guru

a. Dalam hasil penelitian khususnya pembelajaran IPA sebaiknya

disosialisasikan melalui kegiatan KKG kepada para guru dalam

merancang desain pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran inkuiri agar pembelajaran menjadi lebih baik dan

hasil belajar menjadi lebih meningkat.

b. Sebelum proses pembelajaran di kelas dimulai, sebaiknya guru

mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan proses

pembelajaran, baik sebelum pembelajaran dimulai, pada saat

(33)

c. Dalam proses pembelajaran guru sebaiknya memilih model

pembelajaran yang tepat bagi siswa. Karena model pembelajaran

dapat memacu kemajuan hasil belajar siswa.

d. Dalam penggunaan media pembelajaran, guru sebaiknya

menggunakan benda-benda yang konkrit khususnya untuk kelas

rendah agar lebih jelas.

e. Guru sebaiknya mempunyai buku teks siswa lebih dari 1 dan

menganalisis kekurangan dari buku teks yang digunakan. Hal ini

juga dapat berperan penting dalam hasil belajar siswa.

f. Dalam merancang desain pembelajaran, sebaiknya guru lebih

teliti kembali dalam merancang pembelajaran. Guru juga harus

memikirkan respon siswa pada saat proses pembelajaran. Agar

mengetahui kekurangan saat mengajar.

2. Peneliti selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya, dikarenakan dalam penelitian ini masih

ditemukan kekurangan, diantaranya tahapan pada saat penerapan

desain masih belum maksimal serta dalam mengkondisikan

pembentukan kelompok guru masih mengikuti kemauan siswa. Maka

hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan diskusi untuk diteliti

lebih lanjut sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu

(34)

Adhi Octarini Hasanah, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, M., Nurjhani, M., & Muslim. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam dan Lingkunganku. Jakarta: BSE.

Asmani, J.M. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: Laksana.

Barlia, L. (2009). Teori Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Subang: Royyan Press.

Dahar Ratna, W. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Dias. Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran Pada Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Pertama Berdasarkan Learning Obstacle dan Learning Trajectory. (Skripsi). S1. UPI Bandung.

Hamalik, O. (2013). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Haryanto. (2007). Sains Jilid 3 untuk kelas III. Jakarta: Erlangga.

Hendri, H. (2010). Rumus Jitu Fisika SMP. Yogyakarta: Indonesia Tera.

Kunandar. (2013). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Makmun. S.A. (2009). Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: Rosda.

Matraima. (2013). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Tentang Sifat Dan Perubahan Wujud Benda Melalui Metode Inquiry. (Skripsi) S1, Universitas Pendidikan Indonesia, Kampus Serang.

Maulina. (2013). Upaya meningkatkan Pemahaman Siswa Melalui Metode Inquiry Pada Pokok Bahasan Makhluk Hidup dan Lingkungannya. (Skripsi) S1, Universitas Pendidikan Indonesia, Kampus Serang.

(35)

Adhi Octarini Hasanah, 2015

Mulyasa, E. (2011). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nyata, Pujiati, I, & Taniredja, T. (2012). Penelitian Tindakan Kelas untuk Pengembangan Profesi Guru Praktik, Praktis, dan Mudah. Bandung: Alfabeta.

Purwanto, N. (2009). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosdakarya.

Rakhmat. C. (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Andira.

Sanjaya, W. (2012). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana Prenada Media Group.

Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.

Suhana, C. & Hanafiah, N. (2010). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif. dan R&D . Bandung: Alfabeta.

Suryadi, D. & Suratno. T. (2013). Metapedadidaktik dan Didactical Design Research (DDR) Dalam Implemtasi Kurikulum dan Praktik Lesson Study. UPI.

Susanto. (2013). Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia Group.

Trianto. (2010a). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Trianto. (2011b). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Gambar

Segitiga Didaktis Kansanen yang Sudah DimodifkasiGambar 3.1
Tabel 3.1 Observasi Aktivitas Guru pada Pembelajaran Berbasis Inkuiri pada Materi
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Materi Gerak Benda

Referensi

Dokumen terkait

Dari latar belakang yang telah diuraikan dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimana Asuhan Keperawatan yang diberikan pada gagal ginjal kronik

Dari hasil rancang bangun sejumlah fenomena fisika dengan animasi kompleks di atas, dapat dilihat bahwa dengan program aplikasi SwishMax Versi 4.0 mampu membuat animasi

Menurut Undang-Undang yang mengatur ketentuan peraturan di atas, maka dapat dikatakan bahwa kinerja karyawan usaha kecil ialah penilaian atau hasil kerja yang

Mengingat begitu kompleknya permasalahan yang dapat timbul akibat proses penuaan, dan terbatasnya pengetahuan penulis maka dalam penelitian ini hanya dibatasi pada pengaruh

Hak klaim atau pencairan penjaminan menjadi gugur apabila memenuhi salah satu atau lebih dari criteria sebagai berikut: 6 (a) Pencairan kredit tidak sesuai dengan

keberhasilan siswa. Salah satu strategi yang digunakan yaitu strategi STAD disertai permainan monopoli yang memotivasi siswa agar dapat saling mendukung dan membantu

[r]

Penulis mengambil contoh pembelajaran inovatif yaitu dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD ( Student Teams Achievement Divisions ) yang merupakan