Adhi Octarini Hasanah, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS
MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN
BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR
(Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research di Kelas 3
SD Negeri Dalembalar 2 Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
ADHI OCTARINI HASANAH
1106156
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Adhi Octarini Hasanah, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL
INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR
SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR
(Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research Di Kelas III
SD Negeri Dalembalar 2 Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang)
Oleh
Adhi Octarini Hasanah
Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk
Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
©Adhi Octarini Hasanah 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Adhi Octarini Hasanah, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR
Adhi Octarini Hasanah (1106156)
Masalah yang ditemukan ialah saat pelaksanaan pembelajaran IPA masih berpusat pada guru, guru kurang menyiapkan materi ajar dengan baik, khususnya pada materi gerak benda di kelas III SD N Dalembalar 2 Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeglang, dalam hal ini guru kurang memberikan kegiatan percobaan pada materi tersebut. Hal ini disebabkan siswa mengalami kesulitan belajar (learning obstacle) serta tidak memahami secara detail arah dari gerak benda tersebut, mereka hanya bisa menyebutkannya saja. Seharusnya dalam hal ini, guru memeriksa terlebih dahulu kekurangan pada materi yang akan diajarkan melalui buku pegangan siswa (repersonalisasi). Solusi untuk masalah diatas, peneliti merancang desain pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri. Penelitian ini bertujuan (1) untuk menganalisis kesulitan belajar siswa berdasarkan materi gerak benda, (2) menjelaskan desain pembelajaran dan pelaksanaan pada materi gerak benda berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa, (3) mengetahui hasil belajar siswa dalam pelaksanaan desain pembelajaran model inkuiri. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas menerapkan Didactical Design Research (DDR). Terdapat 4 komponen yang sudah dimodifikasi yaitu perencanaan (prosfektif), tindakan (prosfektif), pengamatan (metapedadidaktik), dan refleksi (retrospektif). Meningkatnya rata-rata hasil belajar, siklus 1 61,38 dan siklus II 75,59. Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan desain pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gerak benda. Jadi, hasil penelitian ini bisa direkomendasikan kepada guru dan kepala sekolah untuk meningkatkan mengajar dikelas agar menarik.
Adhi Octarini Hasanah, 2015
ABSTRACT
MOTION STUDY DESIGN OBJECTS BASED ON ANALYSIS INQUIRY model LEARNING DIFFICULTIES CLASS 3 PRIMARY
Adhi Octarini Hasanah (1106156)
The problems found during the implementation of science teaching is still centered on the teacher, the teacher is less well prepared teaching materials, particularly in the movement of material in class III SD N Dalembalar 2 Cimanuk District of Pandeglang, in this case the teacher gives less activity in the material experiments. This is due to students having difficulty learning (learning obstacle) and do not understand in detail the direction of motion of the object, they can just mention it. Supposedly in this case, first check the teacher shortage in the material to be taught through the student handbook (repersonalisasi). The solution to the above problems, the researchers designed a study design using inquiry learning model. This study aimed (1) to analyze the students 'learning difficulties by the movement of the material, (2) describes the instructional design and implementation on the motion of material objects based on the analysis of students' learning difficulties, (3) determine student learning outcomes in the implementation of the inquiry model of instructional design. The method used is to apply didactical Class Action Research Design Research (DDR). There are four components that have been modified namely planning (prospectively), action (prospectively), observations (metapedadidaktik), and reflection (retrospective). Increasing average learning result, Cycle 1 and Cycle II 61.38 75.59. Based on the above results it can be concluded that the application of instructional design using inquiry learning model can improve student learning outcomes in the motion of material objects. Thus, the results of this study can be recommended to teachers and principals to improve teaching in class so attractive.
v
Adhi Octarini Hasanah, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……….i
PERSEMBAHAN...………...…...iii
ABSTRAK……….…..iv
DAFTAR ISI………v
DAFTAR TABEL……….…...vii
DAFTAR GAMBAR………..….ix
DAFTAR BAGAN………... xi
DAFTAR GRAFIK………...xii
DAFTAR LAMPIRAN………...………xiii
BAB 1 PENDAHULUAN………....1
A. Latar Belakang Masalah………...1
B. Rumusan Masalah Penelitian………...3
C. Tujuan Penelitian……….4
D. Manfaat Penelitian………...4
E. Definisi Operasional……….5
BAB II RANCANGAN PEMBELAJARAN MATERI GERAK BENDA MELALUI MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA A. Kajian Teoritis……….8
1. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar……….8
2. Didactical Design Research (DDR)………10
3. Model Pembelajaran Inkuiri ………...12
4. Materi Gerak Benda……….15
B. Kajian Hasil Penelitian………..17
C. Kerangka Berfikir………...18
vi
Adhi Octarini Hasanah, 2015
BAB III METODE PENELITIAN………...20
A. Metode Penelitian………...20
B. Prosedur Penelitian……….22
C. Proses Tindakan………...24
D. Teknik Pengumpulan Data………...28
E. Analisis Data………..34
F. Subjek dan Lokasi Penelitian……….35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………....36
A. Persiapan Penelitian………...36
B. Pelaksanaan Penelitian………...36
1. Pra Siklus……….36
2. Siklus 1……….44
3. Siklus II………....63
C. Rekapitulasi Hasil Penelitian……….82
D. Pembahasan Hasil Penelitian……….85
E. Jawaban Hipotesis Tindakan………..89
BAB V SIMPULAN DAN SARAN………...……..90
A. Simpulan………....90
B. Saran ………..91
DAFTAR PUSTAKA
1
Adhi Octarini Hasanah, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Menurut Wahyana (dalam Trianto, 2010, hlm. 136) menyatakan
bahwa “IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara
sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.”
Dalam proses pembelajaran, pengembangan potensi-potensi siswa
harus dilakukan secara menyeluruh dan terpadu, salah satunya dalam
pembelajaran IPA. Pendidikan IPA di sekolah dasar sangatlah penting
untuk kemajuan bangsa dan perlu diajarkan sejak usia sekolah dasar.
Proses pembelajaran IPA di sekolah dasar lebih menekankan pada
pengalaman belajar untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam
tentang alam sekitar dan berorientasi pada siswa. Oleh karena itu mata
pelajaran IPA dimasukan ke dalam kurikulum pendidikan, diharapkan
dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri
dan alam sekitarnya. Mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan “agar peserta
didik memiliki kemampuan dalam mengembangkan rasa ingin tahu, sikap
positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.” (Mulyasa 2008, hlm. 111).
Mulyasa (2008, hlm. 111) menyatakan bahwa “Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.” Dalam hal ini, pembelajaran IPA dengan menggunakan model inkuiri sangat
cocok dikarenakan pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru, melainkan
berpusat pada siswa (student centered) juga diikutsertakan dalam setiap
Barlia (2009, hlm. 27) menyatakan bahwa “Penerapan inkuiri di
dalam kurikulum bertujuan agar peserta didik terbiasa mengerjakan
sesuatu atas dasar pengetahuan ilmiah dan dengan cara-cara ilmiah.”
Sehingga dapat menjadi petunjuk bagi mereka di dalam berinteraksi
dengan lingkungan alamiah dan dengan yang lainnya. Inkuiri merupakan
salah satu model instruksional kognitif yang sangat berpengaruh dan
dikenal dengan nama belajar penemuan oleh Jerome Bruner (1966). “Bruner menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dan dengan sendirinya memberikan
hasil yang paling baik” Dahar (2011, hlm. 80).
Hasil observasi dilapangan pada tanggal 25 Februari 2015 di SD
Dalembalar 2 menunjukkan masih banyak pelaksanaan pembelajaran IPA
yang berpusat kepada guru dan lebih cenderung pada metode ceramah,
sehingga siswa beranggapan bahwa IPA merupakan pelajaran yang kurang
menarik dan dalam proses pembelajaran siswa tidak menemukan sendiri
konsep awal pada materi yang sedang diajarkan, serta guru kurang
mempersiapkan pembelajaran dengan baik, khususnya pada materi gerak
benda guru kurang memberikan percobaan-percobaan pada materi
tersebut, sehingga siswa mengalami kesulitan ketika diberikan tes awal
dan hasilnya masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 63. Hal
ini dikarenakan siswa tidak memahami secara detail proses dari gerak
benda tersebut. Seharusnya dalam hal ini, guru menganalisi terlebih dahulu
materi yang akan disampaikan pada buku teks siswa, membuat desain
pembelajaran yang menarik, serta memikirkan bagaimana respon siswa
ketika materi gerak benda diajarkan. Adapun dalam kurikulum KTSP
standar kompetensi pada Bab Energi dan Perubahannya, di kelas III
semester 2 adalah memahami berbagai cara gerak benda, hubungannya
dengan energi dan sumber energi. Sedangkan kompetensi dasar yang harus
ditempuh peserta didik adalah menyimpulkan hasil pengamatan bahwa
3
Adhi Octarini Hasanah, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam hal ini peneliti tertarik untuk menganalisis dua buku teks
yang dijadikan perbandingan. Buku pertama yang digunakan adalah buku
teks Bse kelas III semester 2 dengan judul “Ilmu Pengetahuan Alam dan Lingkunganku”. Dalam buku teks tersebut, peneliti menemukan beberapa kesulitan yaitu dalam penjelasan tentang gerak benda hanya dipaparkan
sedikit dan gambar yang diberikan tidak begitu jelas. Sehingga membuat
siswa kebingungan. Lain halnya pada bagian faktor-faktor yang
mempengaruhi gerak benda hanya diberikan percobaannya saja tanpa
diberikan penjelasan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi gerak
benda. Selanjutnya buku kedua yang berjudul “Sains Untuk Sekolah Dasar Kelas III” pengarang Hartono pada materi gerak benda di semester 2, dikarenakan terdapat beberapa hal kesulitan dalam buku teks tersebut,
peneliti tidak menemukan penjelasan atau pengertian untuk mengawali
gerak bendanya terlebih dahulu.
Maka atas dasar itulah peneliti mencoba mengembangkan model
pembelajaran inkuiri dalam studi Implementasi DDR (Didactictical
Design Research) dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul penelitian “Desain Pembelajaran Gerak Benda Berbasis Model Inkuiri
Berdasarkan Analisis Kesulitan Belajar Siswa Kelas III Sekolah
Dasar”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan bahwa
rumusan secara umum adalah Bagaimana Desain Pembelajaran gerak
benda berbasis model inkuiri berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa
kelas III .
Berdasarkan rumusan masalah di atas pertanyaan penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kesulitan belajar siswa teridentifikasi dari buku teks pada
materi gerak benda?
2. Bagaimana desain pembelajaran dan pelaksanaan pada materi gerak
3. Bagaimana hasil pelaksanaan desain pembelajaran model inkuiri untuk
mengatasi kesulitan belajar siswa pada materi gerak benda?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah mendeskripsikan desain pembelajaran
gerak benda berbasis model inkuiri berdasarkan analisis kesulitan belajar
siswa kelas III semester 2.
Adapun tujuan penelitian secara khusus adalah:
1. Menganalisis kesulitan belajar siswa berdasarkan materi gerak benda.
2. Mendeskripsikan desain pembelajaran dan pelaksanaan pada materi
gerak benda berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa.
3. Mengetahui hasil belajar siswa dalam pelaksanaan desain pembelajaran
model inkuiri.
D. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
a. Menyediakan hasil identifikasi kesulitan belajar siswa pada materi
gerak benda.
b. Menyediakan contoh metodologi penelitian mengenai bagaimana
merancang pembelajaran berdasarkan analisis kesulitan belajar
siswa.
c. Menambah wawasan dalam pembelajaran gerak benda melalui
model pembelajaran inkuiri.
2. Bagi Siswa
a. Dengan merancang pembelajaran berdasarkan model inkuiri
diharapkan dapat memfasilitasi siswa untuk menemukan sendiri
masalah pada materi gerak benda.
b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif, kreatif dan kritis
dalam proses pembelajaran.
c. Meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran
5
Adhi Octarini Hasanah, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Bagi Guru
a. Menyediakan contoh bagaimana merancang pembelajaran
berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa pada materi gerak
benda.
b. Menyediakan gambaran bagaimana desain pembelajaran dengan
model inkuiri terhadap hasil belajar siswa.
E. DEFINISI OPERASIONAL
Peneliti menafsirkan beberapa istilah dalam penelitian ini, yang tujuannya
agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam menafsirkan istilah-istilah
sebagai berikut:
1. Desain Pembelajaran
Gagne (dalam Sanjaya 2012, hlm. 66) menjelaskan bahwa “Desain
pembelajaran disusun untuk membantu proses belajar siswa, di mana
proses belajar itu memiliki tahapan segera dan tahapan jangka panjang.” Pendapat lain yang dikemukakan oleh Gentry (dalam Sanjaya 2012, hlm. 67) mengemukakan bahwa “Desain pembelajaran
berkenaan dengan proses menentukan tujuan pembelajaran, startegi
dan teknik untuk mencapai tujuan serta merancang media yang dapat digunakan untuk efektivitas pencapaian tujuan.” Berdasarkan pandangan tersebut dapat disimpulkan bahwa desain pembelajaran
sangat diperlukan oleh setiap guru dalam merencanakan pembelajaran
di dalam kelas dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dalam
pembelajaran dan tidak bersifat tradisional. Belajar seseorang dapat
dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor
internal merupakan faktor yang sangat berkaitan dengan kondisi yang
dibawa atau datang dari dalam masing-masing individu siswa.
Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang datang dari luar
masing-masing individu, yaitu berkaitan dengan penyediaan kondisi
atau lingkungan yang didesain agar siswa belajar. Oleh karena itu,
pengaturan lingkungan dan kondisi yang memungkinkan siswa dapat
belajar.
2. Gerak Benda
Gerak benda merupakan salah satu sub materi dalam pelajaran IPA
kelas III semester 2, yang membahas mengenai gerak benda,
jenis-jenis gerak benda, faktor yang mempengaruhi gerak benda, dan
kegunaan dari gerak benda.
Hendri (2010, hlm. 67) menyatakan bahwa “Gerak adalah
perubahan kedudukan benda terhadap benda lain yang berfungsi sebagai acuan atau patokan”. Sedangkan benda merupakan barang-barang yang menempati ruang. Jadi dapat disimpulkan bahwa gerak
benda merupakan perubahan kedudukan benda yang menempati ruang.
3. Model Inkuiri
Kourilsky (dalam Hamalik 2013, hlm. 220) menyatakan bahwa “Model inkuiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa di mana kelompok siswa inquiry ke dalam suatu isu atau mencari
jawaban-jawaban terhadap isi pertanyaan melalui suatu prosedur yang
digariskan secara jelas dan struktural kelompok.”
Gulo (dalam Trianto, 2011, hlm. 137) mengemukakan bahwa “Inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan
keterampilan inkuiri merupakan suatu proses yang bermula dari
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan.”
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa model
inkuiri lebih menekankan pada situasi-situasi akademik di mana
kelompok-kelompok kecil siswa berupaya menemukan
jawaban-jawaban atas topik-topik inkuiri. Dalam kondisi tersebut, para siswa
dapat menemukan konsep atau rincian informasi dan pembelajaran
tidak hanya berpusat pada guru, melainkan siswa pun sangat berperan
7
Adhi Octarini Hasanah, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Analisis Kesulitan Belajar Siswa (Learning Obstacle)
Kesulitan belajar (learning obstacle) merupakan situasi yang
dialami oleh siswa secara alamiah. Brousseau (Suratno, 2009)
menyatakan bahwa terdapat tiga faktor penyebab munculnya kesulitan
belajar, yaitu hambatan ontogeny (akibat kesiapan mental belajar yang
kurang), hambatan didaktis (akibat pengajaran guru), dan hambatan
epistimologis (akibat pengetahuan siswa terhadap konteks yang
terbatas).
Dapat disimpulkan analisis bahwa kesulitan belajar siswa (learning
obstacle) merupakan hambatan yang di alami oleh siswa dalam menerima dan memahami materi yang sedang diajarkan.
Pada konsep IPA siswa cenderung sudah menemukan pengetahuan
awalnya melalui kejadian alam di kehidupan sehari-harinya. Jika siswa
dari awalnya tidak memahami pengetahuan awal tentang materi yang
akan diajarkan, hal tersebut sangat berpengaruh bahwa siswa akan
20
Adhi Octarini Hasanah, 2015
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
kualitatif dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
telah diterapkan Didactical Design Research (DDR). Menurut Supriyadi
(dalam Asmani 2011, hlm. 26) menyatakan bahwa Penelitian Tindakan
Kelas (Classroom Action Research) adalah kegiatan meneliti yang
dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Action research pada hakikatnya
merupakan rangkaian “riset-tindakan-riset-tindakan”, yang dilakukan
secara siklik dalam rangka memecahkan masalah sampai masalah itu
terpecahkan. Dalam hal ini PTK merupakan penelitian yang mengangkat
masalah-masalah yang aktual yang dilakukan oleh para guru yang
merupakan pencermatan kegiatan belajar yang berupa tindakan untuk
memperbaiki praktik pembelajaran di kelas secara lebih professional.
Terdapat beberapa model PTK yang sering digunakan dalam dunia
pendidikan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan PTK model
Kemmis dan McTaggart. Model ini dikembangkan oleh Stephen Kemmis
dan Robbin Mc Taggart merupakan pengembangan dari model Kurt
Lewin, sehingga kelihatan masih sangat dekat dengan model Lewin.
Kemmis dan McTaggart menjadikan satu kesatuan komponen acting
(tindakan) dan observing (pengamatan). Model Kemmis dan McTaggart
pada hakikatnya berupa perangkat-perangkat dengan satu perangkat yang
terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan,
dan refleksi, yang keempatnya merupakan satu siklus. (Depdiknas,
1992:21)
Adapun tujuan PTK (Asmani, 2011, hlm. 54) adalah sebagai
berikut:
1. Untuk melakukan perbaikan dan peningkatan layanan professional guru
21
Adhi Octarini Hasanah, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Melakukan pengembangan terhadap keterampilan guru yang bertolak dari
kebutuhan untuk menanggulangi berbagai persoalan aktual yang
dihadapinya terkait dengan proses pembelajaran.
3. Menumbuh-kembangkan budaya meneliti di kalangan guru.
Adapun manfaat PTK (Asmani, 2011, hlm. 56) adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan manfaat sebagai inovasi pendidikan yang tumbuh dari bawah.
2. Dapat dijadikan sebagai sumber masukan dalam rangka melakukan
pengembangan kurikulum.
Pada penelitian PTK yang menerapkan metode penelitian DDR
(Didactical Design Research) lebih menekankan pada proses berpikir
yang dilakukan guru kedalam tiga fase yaitu Plan-Do-See Lesson Study.
Tujuannya untuk menstimulasi pemikiran bagaimana meningkatkan
pengembangan implementasi kurikulum dalam konteks praktik
pembelajaran, termasuk praktik Lesson Study. Menurut Suryadi (2013)
Lesson Study menyediakan kesempatan yang baik bagi guru untuk terus meningkatkan kapasitasnya sebagai pendidik professional. Siklus
Plan-Do-See menyediakan aktivitas berpikir guru yang alamiah sejalan dengan aktivitas rutin sehari-hari.
Hubungan guru-siswa-materi digambarkan oleh Kansanen (2003)
sebagai sebuah Segitiga Didaktis yang menggambarkan hubungan didaktis
(HD) antara siswa dan materi, serta hubungan pedagogis (HP) antara guru
dan siswa. Ilustrasi segitiga didaktik dari Kansanen tersebut belum
memuat hubungan guru-materi dalam konteks pembelajaran.
Dengan demikian, seorang guru pada saat merancang sebuah
situasi didaktis, sekaligus juga perlu memikirkan prediksi respon siswa
atas situasi tersebut serta antisipasinya sehingga tercipta situasi didaktis
baru. Antisipasi tersebut tidak hanya menyangkut hubungan siswa-materi,
akan tetapi juga hubungan guru-siswa baik secara individu maupun
kelompok atau kelas. Atas dasar hal tersebut, maka pada segitiga didaktis
selanjutnya bisa disebut sebagai Antisipasi Didaktis dan Pedagogis (ADP)
sebagaimana diilustrasikan pada gambar segitiga didaktis Kansanen yang
dimodifikasi berikut ini.
Gambar 3.1
Segitiga Didaktis Kansanen yang Sudah Dimodifkasi
Adapun tiga tahapan analisis Penelitian Desain Didaktis
(Didactical Design Research) melalui tiga tahapan analisis, yaitu:
1. Analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran yang wujudnya
berupa Desain Didaktis Hipotesis termasuk ADP (Analisis
Didaktis dan Pedagogis).
2. Analisis metapedadidaktik, yakni analisis kemampuan guru yang
meliputi tiga komponen yang terintegrasi yaitu kesatuan,
fleksibilitas, dan koherensi.
3. Analisis retrosfektif, yakni analisis yang mengaitkan hasil analisis
situasi didaktis hipotesis dengan hasil analisis metapedadidaktik.
B. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah dalam PTK model Kemmis dan McTaggart
berupa perencanaan, tindakan pengamatan, dan refleksi. Langkah-langkah
dalam DDR berupa prosfektif, metapedadidaktik, dan retrosfektif.
Sedangkan tahapan PTK yang diterapkan DDR yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu, perencanaan (prospektif), tindakan (prospektif) &
pengamatan (metapedadidaktik) dan refleksi (retrospektif). Berikut ini
merupakan penjelasan tahapan-tahapan (siklus) Penelitian Tindakan Kelas
yang telah diterapkan Didactical Design Research yang digunakan dalam
23
Adhi Octarini Hasanah, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Perencanaan (Prospektif)
Pada tahap ini peneliti merumuskan rencana yang akan dilakukan pada
tahap selanjutnya. Peneliti menjelaskan bagaimana tindakan yang akan
dilakukan untuk memperbaiki permasalahan dalam pembelajaran yang telah
ditemukan. Dalam tahap ini peneliti menganalisis materi ajar, membuat
instrumen untuk mengumpulkan data tentang peristiwa yang terjadi selama
tindakan berlangsung.
2. Tindakan (prosfektif)
Pada tahap ini, perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya diterapkan
pada pembelajaran. Tindakan harus sesuai dengan apa yang telah
direncanakan sebelumnya, sebagai upaya perbaikan.
3. Pengamatan (metapedadidaktik)
Pada tahap ini, peneliti mengamati proses pembelajaran, ketika tindakan
berlangsung.
4. Refleksi (Retrospektif)
Tahap terakhir adalah refleksi yaitu mengemukakan kembali terhadap apa
yang sudah dilakukan pada tahap sebelumnya. Peneliti mengkaji, melihat
dan mempertimbangkan atas hasil/dampak dari tindakan yang sudah
dilaksanakan, sehingga guru bisa merevisinya. Peneliti juga mengevaluasi
hubungan antara prospektif dengan metapedadidaktik.
Tahapan-tahapan yang telah diuraikan sebelumnya adalah unsur-unsur
untuk membentuk sebuah siklus. Rangkaian kegiatan siklus tersebut dapat
Bagan 3.1
Modifikasi Alur Siklus PTK Model Kemmis dan McTaggart (dalam Taniredja dkk, 2012 hlm. 24) dengan Penerapan DDR
C. Proses Tindakan
Penelitian ini diawali dengan pra siklus yaitu melakukan
repersonalisasi. Repersonalisasi tersebut yaitu menganalisis buku teks IPA
tentang gerak benda kelas III semester 2, serta mengamati cara guru dalam
menyajikan buku tersebut. Dari kegiatan tersebut peneliti memperoleh data
tentang bagaimana proses pembelajaran tentang gerak benda. Data yang
diperoleh yaitu, hasil analisis buku teks, persiapan guru dalam merancang
pembelajaran serta melaksanakannya, situasi dan kondisi kelas serta
interaksi antara guru dengan siswa di kelas. Kegiatan pra siklus dilakukan
untuk mengetahui situasi asli pembelajaran IPA tentang gerak benda di
kelas III. Data yang diperoleh dari lapangan dianalisis untuk persiapan
melakukan tindakan pada siklus1.
Berikut ini adalah proses tindakan penelitian PTK dengan
penerapan DDR yang telah dimodifikasi agar mudah dalam
memahaminya.
Perencanaan (Prospektif) Tindakan (Prospektif)
25
Adhi Octarini Hasanah, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Alur PTK Model Kemmis dan McTaggart (dalam Tukirah Taniredja, Dkk) dengan Penerapan DDR dalam Pembelajaran Gerak Benda dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Inkuiri
Bagan 3.2
Modifikasi PTK Model Kemmis dan McTaggart (dalam Tukirah Taniredja, Dkk. 2012 hlm. 24) dengan Penerapan DDR dalam Pembelajaran Gerak Benda dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri
PRASIKLUS
OBSERVASI
Mengamati situasi pembelajaran IPA yang dilakukan oleh guru sebagai observer.
Repersonalisasi buku teks siswa.
REFLEKSI
Mendiskusikan permasalahan yang ditemukan pada saat pembelajaran.
mengkategorikan tipe learning
obstacle
Memetakan peta konsep pada materi gerak benda.
SIKLUS 1
PERENCANAAN (Prospektif)
Membuat desain pembelajaran pada materi gerak benda dengan model pembelajaran inkuiri
Mempersiapkan media
Membuat Chapter Design
Mempersiapkan pedoman observasi untuk guru
Menyiapkan soal evaluasi gerak benda
Memprediksi respon siswa pada gerak benda
TINDAKAN (Prospektif)
Mengamati, apakah ada kesulitan dan kemajuan yang dialami siswa dalam pembelajaran tersebut.
Mengamati prediksi respon siswa dengan respon yang terjadi beserta antisipasi guru.
REFLEKSI(RETROSPEKTIF)
Menganalisis hubungan antara prospektif dengan metapedadidaktik
Mengkategorikan tipe learning obstacle baru setelah penerapan desain pembelajaran
Hasil refleksi digunakan untuk menentukan langkah lebih lanjut dalam upaya mengkaji tujuan penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan jadwal pembelajaran yang ada di kelas III
(Tiga). Setiap langkah terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan (prospektif),
tindakan (prospektif), pengamatan (metapedadidaktik), dan refleksi (retrosfektif).
1. Pra Siklus
a. Observasi
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan kelas terlebih dahulu
terhadap pembelajaran IPA di kelas III yang dilakukan oleh guru pada
materi gerak benda sebelum menggunakan desain pembelajaran berbasis
model pembelajaran inkuiri. Tahap selanjutnya, menganalisis materi gerak
benda dalam buku teks siswa.
b. Refleksi
Pada tahap ini, peneliti dan guru mitra bersama-sama mendiskusikan
tentang permasalahan yang dihadapi guru dan peneliti dalam kegiatan
pembelajaran, peneliti mengkategorikan tipe learning obstacle siswa kemudian
peneliti dan guru mitra mendiskusikan penerapan desain pembelajaran gerak
benda dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri pada siklus 1.
2. Siklus 1
a. Perencanaan (prospektif)
Merupakan langkah atau rencana awal dalam merumuskan penelitian.
Adapun tahap-tahap yang harus dilakukan pada perencanaan ini adalah
sebagai berikut:
1) Peneliti membuat desain pembelajaran pada materi gerak benda
dengan model pembelajaran inkuiri.
2) Mempersiapkan media atau alat peraga berupa bola plastik.
3) Membuat Chapter Design pada materi gerak benda sesuai
pertemuan.
4) Menyusun lembar observasi untuk mengamati bagaimana
langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
inkuiri pada materi gerak benda.
5) Menyiapkan soal evaluasi yang berkaitan dengan materi gerak
27
Adhi Octarini Hasanah, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Tindakan (Prosfektif)
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi pada pra siklus diperoleh tindakan
sebagai berikut:
1) Peneliti menerapkan lesson design atau desain pembelajaran dengan
menggunakan model inkuiri pada materi gerak benda.
2) Memprediksi respon siswa pada materi gerak benda.
Berikut Rancangan Pembelajaran IPA Menggunakan Model Pembelajaran
Inkuiri. Peneliti sebagai model melaksanakan kegiatan pembelajaran pada
materi gerak benda melalui model pembelajaran inkuiri dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mengajukan pertanyaan/masalah
Melakukan tanya jawab tentang materi sebelumnya dan membimbing
siswa untuk menghubungkan materi sebelumnya dengan materi yang
akan dipelajari. Siswa diberikan sebuah permasalahan tentang gerak
benda, sebelum memulai ke kegiatan inti.
2) Membuat hipotesis
Mengajak siswa untuk berpikir dengan melakukan tanya jawab tentang
jenis gerak benda dan hal-hal yang mempengaruhi gerak benda.
3) Merancang percobaan
Siswa dibagi kedalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari
lima siswa. Setiap kelompok mengambil alat dan bahan yang akan
digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang berhubungan dengan
jenis gerak benda dan melakukan tanya jawab.
4) Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi.
Siswa mengamati jenis gerak benda melalui alat yang sudah diberikan
dan melakukan motivasi dengan cara mengajukan pertanyaan yang
mendorong siswa berpikir mencari informasi untuk menjawab masalah
yang ada pada diskusi. Setiap siswa diberikan Lembar Kerja Siswa
(LKS) untuk menggambarkan hasil pengamatannya pada jenis gerak
5) Membuat kesimpulan
Setiap kelompok mempresentasikan hasil pengamatannya. Merumuskan
kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan yaitu jenis-jenis
gerak benda di kelas III.
c. Pengamatan
Kegiatan pengamatan dilakukan bersamaan dengan tindakan. Peneliti
mengamati kegiatan pembelajaran IPA pada materi gerak benda dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri dan mengamati prediksi respon
siswa dengan respon siswa yang terjadi serta memberikan antisipasi guru.
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan guru mitra melakukan diskusi tentang
temuan-temuan serta respon siswa dalam kegiatan pembealajaran IPA pada materi
gerak benda melalui model pembelajaran inkuiri berdasarkan kesulitan dan
kemajuan belajar siswa. Dari proses refleksi ini akan didapat suatu masukan
yang dapat menentukan tindakan selanjutnya. Apabila hasil tindakan belum
maksimal, maka penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, instrument atau alat pengumpul data yang
digunakan untuk memperoleh data sebagai pengolahan adalah observasi,
tes. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan
melakukan observasi dan tes.
1. Observasi
Menurut Kunandar (2013:143) “Observasi atau pengamatan adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa
jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Observasi digunakan untuk
mengamati dan mengumpulkan data aktivitas guru selama proses
pembelajaran IPA pada materi gerak benda di kelas III SDN
Dalembalar 2 Kecamatan Cimanuk.
Observasi merupakan hal paling penting dalam penelitian dan
29
Adhi Octarini Hasanah, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peneliti akan menemukan jawaban dari rumusan masalah serta tujuan
penelitian. Obesrvasi juga sangat memudahkan peneliti dalam
memperoleh data, dan mengamati langsung Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) di dalam kelas. Hal paling penting dalam kegiatan
penelitian adalah dapat mengamati hasil pembelajaran siswa sebagai
bahan pertimbangan. Peneliti melakukan observasi terhadap guru.
pada kegiatan observasi, peneliti menggunakan tabel observasi.
Berikut ini tabel observasi yang digunakan peneliti.
Tabel 3.1
Observasi Aktivitas Guru pada Pembelajaran Berbasis Inkuiri pada Materi
Gerak Benda
Keterangan :
Nilai : 1 = Kurang 2 = Cukup 3=Baik 4 = Sangat Baik
No Aspek yang diobservasi Skor
1 2 3 4
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Memfokuskan perhatian siswa pada materi yang akan dan telah dipelajari. 3. Penggunaan alat peraga (alat bantu belajar mengajar)
4. Mengorganisasikan siswa dalam kelompok diskusi 5. Menyajikan Pertanyaan/masalah
- Guru mengingatkan materi sebelumnya dengan melakukan tanya jawab terhadap murid.
- Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah yang dituliskan di papan tulis tentang jenis gerak benda.
Membuat Hipotesis
- Guru melakukan tanya jawab tentang jenis gerak benda.
- Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertukar pendapat dalam membentuk hipotesis tentang gerak benda.
Merancang Percobaan
- Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan.
- Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah percobaan.
Melakukan Percobaan Untuk Memperoleh Informasi
- Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul.
Membuat Kesimpulan
- Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan. 6. Mengevaluasi hasil belajar
2. Tes
Menurut Kunandar (2013:186) “Tes adalah sejumlah pertanyaan yang disampaikan pada sesorang atau sejumlah orang untuk
mengungkapkan keadaan atau tingkat perkembangan salah satu atau beberapa aspek kognitif di dalam dirinya”.
Instrumen ini digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar
siswa dalam memahami pembelajaran IPA pada materi gerak benda
dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri. Adapun jenis tes
yang digunakan dalam penelitian ini bentuk Pilihan Ganda (PG)
sebanyak 10 soal dan bentuk essay (objektif tes) sebanyak 5 soal, soal
yang diambil dari materi gerak benda.
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Soal Materi Gerak Benda
No Standar
Ingatan Pemahanan Aplikasi
31
Adhi Octarini Hasanah, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, dan d pada jawaban yang
paling benar!
1. Ciri-ciri gerak menggelinding adalah…… a. Benda melompat lurus ke atas
b. Benda berputar sambil berpindah
c. Benda meluncur lurus ke bawah
d. Benda melayang di atas permukaan
2. Benda yang jatuh dan membentur benda lain, lalu kembali bergerak ke atas disebut mengalami gerak…..
a. Menggelinding c. Mengalir
b. Memutar d. Memantul
3. Berikut adalah contoh benda yang dapat bergerak cepat, kecuali … . a. Mobil c. Sepeda Motor
b. Pesawat terbang d. Jarum Jam
4. Contoh benda yang dapat tenggelam di dalam air adalah … .
a. Sendok dan garpu c. Plastik dan Kayu
b. Gabus dan kertas d. Spidol dan Pensil
5. Kipas angin listrik bergerak dengan cara … .
a. Memantul c. Menggelinding
b. Berputar d. Mengalir
6. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan
benda, kecuali … .
a. Ukuran benda c. Warna benda
b. Bentuk benda d. Permukaan benda
a. Bentuk benda yang bersudut
b. Bentuk benda yang berupa lembaran
c. Permukaan benda yang kasar
d. Permukaan lintasan yang halus
8. Benda yang berat lebih mudah dipindahkan dengan roda. Roda tersebut melakukan gerak…
a. Menggelinding c. Memantul
b. Meluncur d. Mengalir
9. Di bawah ini benda-benda yang dapat bergerak karena memantul adalah...
a. Buah semangka c. Bola bekel
b. Penghapus d. Pensil
10.Benda yang menggelinding harus berbentuk ...
a. Segi Empat c. Bulat
b. Persegi d. Segitiga
II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan benar!
1. Benda yang dapat memantul biasanya terbuat dari … .
2. Jika sebuah pensil yang terletak di atas meja tersenggol secara keras, maka akan … .
3. Gerak yang terjadi pada gasing adalah gerak…..
4. Apa saja yang termasuk kedalam faktor-faktor yang mempengaruhi gerak
benda…..
5. Pada batu dan selembar kertas, yang mengalami gerak jatuh paling cepat
33
Adhi Octarini Hasanah, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KUNCI JAWABAN
I. PILIHAN GANDA
1. B
2. D
3. D
4. A
5. B
6. C
7. D
8. A
9. C
10.C
II. ISIAN
1. Karet
2. Jatuh
3. Berputar
4. Bobot benda, luas permukaan benda, bentuk permukaan benda, bentuk
permukaan lintasan.
E. Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berdasarkan hasil observasi dan
hasil belajar siswa. Adapun langkah-langkah pengolahan data tersebut
yaitu:
1. Pengolahan Data Hasil Aktivitas Guru
Pada kegiatan observasi ini kegiatan yang diamati adalah aktivitas
belajar siswa. Sebelum data diolah terlebih dahulu membuat
aspek-aspek yang dinilai. Setiap aspek-aspek dibuat kriteria pengamatan dan
melakukan pengamatan di kelas III SDN Dalembalar 2 terhadap
aktivitas yang diamati baru dikumpulkan.
Rumus tabel observasi pembelajaran IPA dengan model inkuiri pada
materi gerak benda
Nilai: 1 = Kurang 3 = Baik
2 = Cukup 4 = Sangat Baik
Skor maksimal = jumlah descriptor x nilai tertinggi
Presentasi Pencapaian = �� � ℎ
� �
x 100%
� � � − � � = �� � ℎ
�ℎ
(Sumber: Cece Rakhmat dan Solehudin, 2006 hlm. 67)
2. Pengolahan Data Dari Tes Hasil Belajar Siswa
Untuk memperoleh data yang reliable dengan tes yang akan diberikan
yaitu tes objektif bentuk pilihan ganda sebanyak 10 butir soal dan soal
isian singkat sebanyak 5 soal. Dalam penelitian ini ada dua sub materi
pokok dari materi gerak benda di kelas III. Sebelum mengolah tes,
dilakukan pembuatan kisi-kisi terlebih dahulu, selanjutnya menentukan
soal dan membuat soal.
Maka skor tes hasil belajar siswa ditentukan dengan rumus:
S =
35
Adhi Octarini Hasanah, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan:
S = nilai yang diharapkan (dicari)
R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar
N = skor maksimum dari tes tersebut
(Purwanto Ngalim, 2009 : 112)
Adapun nilai rata-rata kelas ditentukan dengan rumus:
Keterangan:
X = rata-rata (mean)
∑X = jumlah seluruh skor
N = banyaknya subjek
(Sudjana Nana, 2010 : 109)
F. Subjek dan Lokasi Penelitian
1. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang dijadikan subjek penelitian adalah
kegiatan pembelajaran IPA pada materi gerak benda dengan
menggunakan model inkuiri di kelas III semester 2. Dengan jumlah
siswa 40 orang siswa yang terdiri dari 16 orang siswa laki-laki dan 24
orang siswa perempuan.
2. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Dalembalar 2.
Peneliti memlilih sekolah ini karena letaknya sangat strategis dan
memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian.
X =
∑�90
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas III SD
Negeri Dalembalar 2, dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
gerak benda dengan menerapkan desain pembelajaran melalui model
pembelajaran inkuiri dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Berdasarkan hasil dari repersonalisasi buku teks yang digunakan siswa
pada materi gerak benda terdapat beberapa kesulitan yang dialami
siswa ketika memahami materi dari buku teks tersebut, seperti halnya
tidak memaparkan terlebih dahulu tentang pengertian gerak benda dan
kalimat yang digunakan pada buku teks terlalu abstrak. Sehingga
peneliti mengelompokan kesulitan belajar yang dialami siswa kelas III
di SD Dalembalar 2 termasuk kedalam Learning Obstacle tipe didaktik
yang merangkum kesulitan-kesulitan belajar dari unsur eksternal
melalui analisis buku teks yang digunakan siswa.
2. Penerapan pembelajaran inkuiri mengalami peningkatan tiap siklus.
Pada siklus 1 mencapai 71,15% belum maksimal, hal ini terjadi karena
guru model belum dapat mengkondisikan kelas dengan baik dan belum
dapat melaksanakan langkah-langkah pembelajaran inkuiri dengan
baik. Pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 82,70%,
peningkatan ini terjadi karena guru memperbaiki kekurangan tersebut.
3. Peningkatan skor hasil belajar siswa dengan menerapkan model
pembelajaran inkuiri.
Hasil belajar siswa semakin meningkat dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri dari setiap siklusnya. Hal ini dapat dilihat dari
nilai rata-rata pra siklus siswa hanya mendapatkan nilai rata-rata 44,23
dan presentase 25% dari jumlah siswa 40 orang. Pada tindakan ini
belum menghasilkan nilai yang cukup baik masih kurang dari kriteria
91
Adhi Octarini Hasanah, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan presentase 55%. Pada tindakan ini juga masih ada siswa yang
belum mencapai nilai yang baik. Karena masih belum maksimal,
terdapat 18 orang siswa pada siklus 1 yang belum mencapai skor
kategori baik, maka perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya yaitu siklus
II. Pada tahap siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 75,59 dan
presentase 100%. Pada siklus II mengalami peningkatan yang sangat
baik dibanding dengan prasiklus dan siklus 1. Hal tersebut
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada
pembelajaran IPA terhadap materi gerak benda dengan penerapan
desain pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
inkuiri. Karena pembelajaran inkuiri tidak hanya mengembangkan
kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang ada pada siswa,
termasuk pengembangan emosional dan pengembangan
keterampilannya. Pada hakikatnya, model pembelajaran inkuiri
merupakan suatu proses. Proses ini bermula dari merumuskan masalah,
merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan
membuat kesimpulan. Semua tahap dalam proses pembelajaran dengan
model inkuiri tersebut di atas merupakan kegiatan belajar dari siswa.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan temuan dari hasil penelitian, maka rekomendasi
yang dapat peneliti sampaikan sebagai berikut:
1. Bagi guru
a. Dalam hasil penelitian khususnya pembelajaran IPA sebaiknya
disosialisasikan melalui kegiatan KKG kepada para guru dalam
merancang desain pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran inkuiri agar pembelajaran menjadi lebih baik dan
hasil belajar menjadi lebih meningkat.
b. Sebelum proses pembelajaran di kelas dimulai, sebaiknya guru
mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan proses
pembelajaran, baik sebelum pembelajaran dimulai, pada saat
c. Dalam proses pembelajaran guru sebaiknya memilih model
pembelajaran yang tepat bagi siswa. Karena model pembelajaran
dapat memacu kemajuan hasil belajar siswa.
d. Dalam penggunaan media pembelajaran, guru sebaiknya
menggunakan benda-benda yang konkrit khususnya untuk kelas
rendah agar lebih jelas.
e. Guru sebaiknya mempunyai buku teks siswa lebih dari 1 dan
menganalisis kekurangan dari buku teks yang digunakan. Hal ini
juga dapat berperan penting dalam hasil belajar siswa.
f. Dalam merancang desain pembelajaran, sebaiknya guru lebih
teliti kembali dalam merancang pembelajaran. Guru juga harus
memikirkan respon siswa pada saat proses pembelajaran. Agar
mengetahui kekurangan saat mengajar.
2. Peneliti selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya, dikarenakan dalam penelitian ini masih
ditemukan kekurangan, diantaranya tahapan pada saat penerapan
desain masih belum maksimal serta dalam mengkondisikan
pembentukan kelompok guru masih mengikuti kemauan siswa. Maka
hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan diskusi untuk diteliti
lebih lanjut sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu
Adhi Octarini Hasanah, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M., Nurjhani, M., & Muslim. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam dan Lingkunganku. Jakarta: BSE.
Asmani, J.M. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jogjakarta: Laksana.
Barlia, L. (2009). Teori Pembelajaran Sains di Sekolah Dasar. Subang: Royyan Press.
Dahar Ratna, W. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.
Dias. Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran Pada Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Pertama Berdasarkan Learning Obstacle dan Learning Trajectory. (Skripsi). S1. UPI Bandung.
Hamalik, O. (2013). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Haryanto. (2007). Sains Jilid 3 untuk kelas III. Jakarta: Erlangga.
Hendri, H. (2010). Rumus Jitu Fisika SMP. Yogyakarta: Indonesia Tera.
Kunandar. (2013). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.
Makmun. S.A. (2009). Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung: Rosda.
Matraima. (2013). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Tentang Sifat Dan Perubahan Wujud Benda Melalui Metode Inquiry. (Skripsi) S1, Universitas Pendidikan Indonesia, Kampus Serang.
Maulina. (2013). Upaya meningkatkan Pemahaman Siswa Melalui Metode Inquiry Pada Pokok Bahasan Makhluk Hidup dan Lingkungannya. (Skripsi) S1, Universitas Pendidikan Indonesia, Kampus Serang.
Adhi Octarini Hasanah, 2015
Mulyasa, E. (2011). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nyata, Pujiati, I, & Taniredja, T. (2012). Penelitian Tindakan Kelas untuk Pengembangan Profesi Guru Praktik, Praktis, dan Mudah. Bandung: Alfabeta.
Purwanto, N. (2009). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosdakarya.
Rakhmat. C. (2006). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar. Bandung: CV. Andira.
Sanjaya, W. (2012). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana Prenada Media Group.
Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.
Suhana, C. & Hanafiah, N. (2010). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika Aditama.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif. dan R&D . Bandung: Alfabeta.
Suryadi, D. & Suratno. T. (2013). Metapedadidaktik dan Didactical Design Research (DDR) Dalam Implemtasi Kurikulum dan Praktik Lesson Study. UPI.
Susanto. (2013). Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Prenadamedia Group.
Trianto. (2010a). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Trianto. (2011b). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.