ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN YANG BERDAYA SAING PADA SUB SEKTOR TANAMAN BAHAN MAKANAN DI KABUPATEN TAPANULI UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERIODE 2009 - 2013
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Sains
Program Studi Ilmu Ekonomi
Oleh :
NAMA:WILSON SIMORANGKIR NIM : 8 1 2 6 1 6 1 0 1 9
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI PROGRAM PASCA SARJANA (PPs)
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2 0 1 4
ANALISIS KOMODITAS UNGGULAN YANG BERDAYA SAING PADA SUB SEKTOR TANAMAN BAHAN MAKANAN DI KABUPATEN TAPANULI UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERIODE 2009 - 2013
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Sains
Program Studi Ilmu Ekonomi
Oleh :
NAMA:WILSON SIMORANGKIR NIM : 8 1 2 6 1 6 1 0 1 9
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI PROGRAM PASCA SARJANA (PPs)
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2 0 1 4
i ABSTRAK
Wilson Simorangkir. Analisis Komoditi Unggulan Yang Berdaya Saing Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan Di Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara 2009 – 2013. Program Pasca Sarjana UNIMED 2014.
Adanya keanekaragaman kondisi geografi pada suatu daerah menyebabkan perbedaan pada potensi antara satu daerah. Hal ini berkaitan erat dengan karakteristik masing-masing daerah. Kabupaten Tapanuli Utara adalah daerah dimana terdapat banyak sumber daya yang seharusnya dapat dioptimalkan sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Dari semua subsektor pertanian sub sektor tanaman bahan makanan merupakan penyumbang kontribusi terbesar pembentukan PDRB kabupaten tapanuli utara, namun besaran kontribusi ini dari tahun ke tahun cenderung menurun. Penelitian ini bertujuan ;(1) Untuk mengetahui Basis di sektor Pertanian di kabupaten Tapanuli Utara, (2) Untuk mengetahui daya saing dari komoditas sub sektor bahan makanan di kabupaten Tapanuli Utara.(3) Untuk mengetahui Komoditas yang potensial untuk di kembangkan di tapanuli utara.
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder yang dikeluarkan oleh badan pusat statistik Tapanuli Utara dan badan pusat statistik Sumatera Utara yang kemudian di olah kembali oleh penulis. Analisa yang digunakan adalah analisa Locationt Quotient (LQ),Reveleated Comvaratif Adventage (RCA), Metode Rasio Pertumbuhan(MRP). LQ merupakan alat analisis untuk melihat sektor basis/ungulan. RCA merupakan alat analisis yang digunkan untuk melihat daya saing produk dalam pasar wilayah referensi, sedangkan MRP adalah alat analisis yang digunakan untuk melihat sektor mana yang potensial di kembangkan.
Dalam perekonomian Tapanuli Utara komoditi yang menjadi sub sektor unggulan tanaman bahan makanan adalah Padi, Kacang Tanah, Kentang, Bawang Merah, Kol dan Alvokat. Adapun komoditi yang memiliki daya saing dalam pasar sumatera utara sebagai wilayah referensi adalah Jagung, Kacang tanah,Bawang Merah, dan Kol.Komoditi yang layak dikembangkan dan menjadi komoditi unggulan adalah komoditi kacang tanah dan ubi jalar. Walaupun ada yang belum termasuk dalam komoditi unggulan dan potensial namun komoditi itu tetap dapat dikembangkan karena komoditi yang telah menjadi komoditi unggulan diharapkan mampu mendorong komoditi tersebut berkembang.
i
ABSTRACT
Wilson Simorangkir. The Analysis Competitive Commodity Food Crops
Sub-Sector in North Tapanuli province of North Sumatra 2009 - 2013 Graduate Program UNIMED 2014.
The diversity of the geography in area led to a difference in potential between the regions. This is closely related to the characteristics of each region. North Tapanuli Regency is an area where there are a lot of resources should be optimized to promote economic growth in the region. Of all the sub-sectors of agriculture food crops sub-sector is the largest contributor to the formation of GDP North Tapanuli Regency, but the magnitude of this contribution from year to year tends to decrease. This study aims to: (1) To determine the base in the sectors of Agriculture in North Tapanuli regency, (2) To determine the competitiveness of the commodity sub-sectors of food ingredients in North Tapanuli regency. (3) To determine the potential commodity to be developed in North Tapanuli .
In this study, the data used are secondary data released by the central Beurau of statistics of North Tapanuli and central Beurau of statistics of North Sumatera which later on though again by the author. The analysis used is the analysis Locationt Quotient (LQ), Reveleated Comvaratif adventage (RCA), Growth Ratio Method (MRP). Analysis LQ is a tool to look at the sector base. RCA is a tool to used to see the product competitiveness in the market area of reference, while the MRP is an analysis tool that is used to see where the potential sectors developed.
In the economy of North Tapanuli the commodity seed sub-sector food is Rice, Peanut, Potato, Red Onion, Cabbage and Alvokat. The commodities that are competitive in the market of North Sumatera as a reference region is corn, peanut, onion, and cauliflower. Commodity developed and become viable commodity is a commodity peanuts and sweet potatoes. Although there are not yet included in the commodity and commodity potential, but it still can be developed as a commodity that has become a commodity is expected to encourage the growing commodity.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Kasih dan tuntunan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikaan thesis ini dengan judul “Analisis Komoditas Unggulan Yang Berdaya Saing Pada Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan di Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara 2009–2013. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan thesis ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak yang bertujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan thesis ini.
Dalam penulisan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan thesis ini antara lain: 1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku rektor Universitas Negeri Unimed
dan Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Pasca Sarjana Unimed.
2. Dr.H.Dede Ruslan M. Si selaku ketua Jurusan Prodi Ilmu Ekonomi dan sekaligus sebagai dosen Pembimbing 2 (dua) saya dalam penulisan thesis ini. 3. Dr.Eko W.Nugrahadi M.Si selaku sekretaris Prodi Ilmu Ekonomi dan sekaligus
sebagai tim Penguji thesis ini.
4. Dr. Muhammad Yusuf, M.Si selaku Dosen Pembimbing 1 (satu) dalam penulis an thesis ini.
5. Dr. Ir. Parulian Simanjuntak, MA, selaku tim penguji thesis ini 6. Indra Maipita, M.Si, Ph.D selaku tim penguji thesis ini
7. Seluruh Dosen yang mengajar di Prodi Ilmu Ekonomi Pasca Sarjana Unimed, serta pegawai yang bekerja di lingkugan kerja Pasca Sarjana Unimed.
iv
memberikan dukungan doa, kasih sayang dan motivasi selama dalam perkuliahan dan penyelesaian thesis ini.
10. Buat sahabat-sahabatku Chriwanti Aritonang, Tanti Ampere Sinamo yang selalu mendukungku baik dalam penulisan thesis maupun setiap masalah yang dihadapi dalam penulisan thesis ini. Buat teman-teman dekatku satu angkatan tahun 2012 khususnya kelas A serta teman-teman M2O yang selalu ada untuk berbagi suka maupun duka selama penyelesaian studi dan thesis ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan semoga kasih Tuhan Yesus Kristus selalu menyertai kita dan semoga thesis ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, September 2011
Penulis
iv
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ... 51
4.1.1. Gambaran Umum Kabupaten Tapanuli Utara... 51
vi
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel1.1. PDRB Kabupaten Tapanuli Utara Menurut Lapangan Usaha
Atas dasar Harga Berlaku Sub Sektor Pertanian Kabupaten
Tapanuli Utara ... 5
Tabel1.2. Pendapatan Beberapa Komoditas Tanaman Bahan Makanan di Tapanuli Utara 2009- 2013 ... 6
Tabel 4.1. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Tapanuli Utara 2009 – 2013 menurut Lapangan Usaha ... 52
Tabel4.2. Laju Pertumbuhan Produk Domsetik Regional Bruto Kabupaten Tapanuli Utara 2009 - 2012 53 Tabel 4.3. Struktur Ekonomi Tapanuli Utara 2009 - 2013 ... 56
Tabel 4.4. Tabel Perhitungan LQ ... 59
Tabel4.5. Tabel Hasil Perhitungan Location Quentient ... 60
Tabel 4.6. Tabel Perhitungan RCA Tapanuli Utara 2009 - 2013 ... 67
Tabel4.7. Hasil Perhitungan RCA ... 68
v
DAFTAR GRAFIK
Halaman Grafik 1.1. Distribusi Pertumbuhan Sub Sektor Pertanian Tapanuli
Utara 2009-201 ... 4 Grafik 1.2. Pendapatan Beberapa Komoditas Bahan Makanan di
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan ekonomi daerah merupakan suatu proses dimana pemerintah
daerah dan masyarakat mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada, dengan
menjalin pola-pola kemitraan antara pemerintah daerah dan pihak swasta guna
penciptaan lapangan kerja, serta dapat merangsang pertumbuhan ekonomi di
daerah bersangkutan (Soeparmoko, 2002: 45). Keberhasilan pembangunan
ekonomi daerah, sangat ditentukan oleh kebijakan-kebijakan pembangunan yang
berlandaskan pada upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang mampu
menciptakan lapangan kerja secara optimal dari segi jumlah, produktivitas dan
efisiensi.
Pada dasarnya pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha untuk
meningkatkan pendapatan masyarakat, memperluas lapangan pekerjaan,
pemerataan pembagian pendapatan, meningkatkan hubungan ekonomi antar
daerah atau wilayah dan mengupayakan terjadinya pergeseran kegiatan ekonomi
yang semula dari sektor primer kepada sektor sekunder serta sektor tersier .
Dalam hal laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah baik secara keseluruhan
maupun per sektor dapat dilihat dari data PDRB suatu daerah yang disajikan atas
harga konstan. Pergerakan ekonomi suatu daerah sangat dipengaruhi oleh
sembilan sektor. Sektor-sektor ekonomi ini saling berkaitan antara satu sama lain
2
Untuk mempercepat pembangunan daerah pada awal tahun 2000 Indonesia
mulai memasuki sistem pemerintahan yang baru dari sentralistik menjadi
desentralistik yang ditandai dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 22 Tahun
1999 tentang Otonomi Daerah yang kemudian direvisi menjadi Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004. Perubahan sistem pemerintahan tersebut dinilai lebih
memberikan keleluasaan kepada kepala daerah dalam mengatur dan mengurus
urusan pemerintahannya untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta
masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip
demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia (Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 ).
Melalui otonomi daerah, pemerintah daerah dituntut kreatif dalam
mengembangkan perekonomian, mengoptimalkan Sumber Daya Alam (SDA) dan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki daerah, peranan investasi swasta dan
perusahaan milik daerah sangat diharapkan sebagai pemacu utama pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi. Investasi akan mampu mendorong pertumbuhan
ekonomi daerah dan dapat menimbulkan multiplier effect terhadap sektor-sektor
lainnya.
Adanya keanekaragaman kondisi geografi dan fisiknya pada suatu daerah
menyebabkan perbedaan pada potensi antara satu daerah dengan daerah yang lain.
Hal ini berkaitan erat dengan karakteristik masing-masing daerah. Sejak
3
harus lebih leluasa untuk meningkatkan pembangunan wilayahnya agar tercapai
pembangunan nasional yang nantinya akan memperkokoh dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi baik daerah maupun nasional. Pemerintah daerah serta
masyarakatnya harus memiliki niat yang kuat, semangat serta usaha yang keras
agar dapat meningkatkan pembangunan daerahnya yang berlandaskan pada aturan
yang berlaku. Hal itulah yang terlihat dan seharusnya ditingkatkan di daerah
kabupaten Tapanuli Utara.
Kabupaten Tapanuli Utara adalah daerah dimana terdapat banyak sumber
daya yang seharusnya dapat dioptimalkan sehingga dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut. Selain itu, kabupaten Tapanuli Utara
pun terkenal akan pertaniannya dari sub sektor tanaman bahan makanan seperti
Padi Sawah, Kacang Tanah, Jagung, dan Umbi Umbian. Selain itu hasil
perkebunannya juga sangat berpotensi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi
daerah. Adapun hasil perkebunan di daerah taput adalah kopi, kemenyan dan
perkebunan lainnya. Dengan berbagai potensi yang mereka punya dan letak
daerah yang juga strategis seharusnya sektor ekonomi pertanian yang dimiliki
kabupaten tapanuli utara dapat lebih ditingkatkan agar pertumbuhan ekonomi
kabupaten Tapanuli Utara dapat meningkat.
Pertumbuhan ekonomi suatu daerah sangat ditentukan oleh besarnya
peranan sektor-sektor ekonomi dalam memproduksi barang dan jasa.
Pertumbuhan yang dibentuk dari nilai tambah yang diciptakan oleh
masing-masing sektor menggambarkan ketergantungan suatu daerah terhadap kemampuan
4
Tapanuli Utara Menurut lapangan Usaha Atas dasar harga berlaku Sub sektor
Pertanian selama tahun 2009 – 2012
Tabel 1.1. PDRB Kabupaten Tapanuli Utara Menurut Lapangan Usaha Atas dasar Harga Berlaku Sub Sektor Pertanian Kabupaten Tapanuli Utara
2009 – 2012
Sumber : BPS Tapanuli Utara 2012
N
29,96 29,74 29,22 29,03 1016542 1132608,84 1214976,1 1325038,39
5
Grafik 1.1. Distribusi Pertumbuhan sub sektor pertanian Tapanuli Utara 2009 – 2012
Pada tabel 1.1 diatas dapat dilihat bahwa sub sektor tanaman bahan
makanan merupakan penyumbang terbesar dari sektor pertanian. Dari semua
subsektor pertanian sub sektor tanaman bahan makanan merupakan penyumbang
kontribusi terbesar pembentukan PDRB kabupaten Tapanuli Utara, namun
besaran kontribusi ini dari tahun ke tahun cenderung menurun. Kontribusi sub
sektor bahan makanan pada tahun 2009 sebesar 29,96 persen dan tahun 2010
sebesar 29,74 persen kemudian pada tahun 2011 menjadi 29,22 persen dan tahun
2012 sebesar 29,03 persen. Adapun yang termasuk dalam sub sektor ini adalah
padi sawah, jagung, kacang – kacangan, sayur sayuran, dan buah buahan.
Komoditas Padi sawah merupakan penyumbang terbesar dari semua komoditas 0
5 10 15 20 25 30 35
2009 2010 2011 2012
tabama
perkebunan
peternakan
kehutanan
6
tanaman bahan makanan, apabila terjadi pengurangan produksi atau penurunan
harga padi sawah maka akan sangat berpengaruh terhadap sektor ini.
Penyumbang terbesar kedua adalah sektor perkebunan. Sub sektor ini
banyak menyerap tenaga kerja serta penyedia bahan baku industri. Pemerintah
kabupaten Tapanuli Utara sangat aktip dalam pengembangan sektor ini. Hal ini
dibuktikan dengan pembagian bibit tanaman perkebunan pada petani. Dengan
adanya pembagian bibit ini diharapkan produksi sektor perkebunan akan
mengalami peningkatan. Hingga pada tahun 2012 sub sektor perkebunan dalam
pembentukan PDRB sektor pertanian menyumbang sebesar 18,54 persen.
Pada sub sektor peternakan dan hasil hasilnya peranannya mengalami
penurunan dari 3,52 persen tahun 2009 menjadi 3,47 persen pada tahun 2010.
Kemudian pada tahun 2011 kembali mengalami penurunan 3,47 persen dan pada
tahun 2012 sebesar 3,14 persen. Sektor kehutanan mengalami fluktuatif distribusi
selama periode 2009 – 2012. Pada tahun 2009 sebesar 0,94 persen dan pada tahun
2010 mengalami kenaikan menjadi 0,97 persen. Pada tahun 2011 mengalami
penurunan menjadi 0,88 persen hingga pada tahun 2012 sebesar 0,79
persen.Untuk sub sektor perikanan cenderung memiliki peranan yang stabil setiap
tahunnya. Pada tahun 2009 sebesar 0,67 persen pada tahun 2010 tetap sebesar
0,67 persen. Kemudian pada tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 0,02 persen
7
Tabel 2.1. Pendapatan Beberapa Komoditas Bahan Pangan di Tapanuli utara 2009 - 2013.
N o
Komoditas
PENDAPATAN
2009 2010 2011 2012 2013
1 Padi Sawah Rp415,514,880,000 Rp546,472,200,000 Rp 470,434,580,000 Rp514,856,828,000 Rp 592,434,767,400
2 Jagung Rp 36,541,400,000 Rp 83,748,000,000 Rp 69,830,706,000 Rp 59,311,952,000 Rp 57,595,671,000
3 Kacang Tanah
Rp 40,306,200,000 Rp 27,901,650,000 Rp 32,342,940,000 Rp 26,204,480,000 Rp 26,966,925,000
4 Ubi kayu Rp 11,404,800,000 Rp 18,355,200,000 Rp 23,253,230,000 Rp 21,602,100,000 Rp 32,477,090,000 5 Ubi Jalar Rp 6,150,375,000 Rp 9,237,280,000 Rp 10,434,864,000 Rp 9,125,568,000 Rp 8,807,696,000 6 Kentang Rp 22,904,530,000 Rp 13,659,480,000 Rp 22,194,185,000 Rp 25,186,630,000 Rp 20,997,300,000 7 Tomat Rp 5,560,110,000 Rp 4,370,730,000 Rp 8,861,100,000 Rp 8,124,030,000 Rp 14,683,200,000 8 Bawang Merah Rp 8,515,000,000 Rp 9,549,900,000 Rp 5,502,000,000 Rp 11,528,000,000 Rp 11,913,605,000 9 Kol Rp 13,748,000,000 Rp 21,639,000,000 Rp 20,868,000,000 Rp 17,551,000,000 Rp 23,309,220,000 10 Mentimun Rp 3,022,698,000 Rp 3,373,272,000 Rp 3,272,675,000 Rp 2,992,160,000 Rp 2,243,045,000 11 Alpokat Rp 1,788,625,000 Rp 2,230,290,000 Rp 2,750,691,000 Rp 2,607,675,000 Rp 3,018,200,000 12 Jeruk Rp 36,992,880,000 Rp 38,811,840,000 Rp 59,394,120,000 Rp 49,822,300,000 Rp 50,102,400,000
TOTAL
602,449,498,000 Rp779,348,842,000 Rp 729,139,091,000 Rp 748,912,523,000 Rp 844,549,119,400
8
Grafik 1.2: Pendapatan Beberapa Komoditas Tanaman Bahan Makanan Kabupaten Tapanuli Utara 2009 – 2013
Dari grafik diatas dapat dilihat perkembangan pendapatan dari beberapa
komoditas bahan pangan di Tapanuli utara. Grafik menunjukkan pendapatan yang
berfluktuatif dari semua komoditas. Adapun komoditas yang menyumbang
pendapatan tertinggi adalah komoditas Padi Sawah. Komoditas ini meskipun pada
tahun 2010 mengalami penurunan namun dalam dua tahun terakhir
memperlihatkan kenaikan. Hingga pada tahun 2013 pendapatan dari komoditas ini
sebesar Rp 592,434,767,400.-. Kemudian di ikuti komoditas jagung, pada tahun
2009 pendapatan dari komoditas ini sebesar Rp36,541,400,000.- yang kemudian
pada tahun 2010 mengalami kenaikan menjadi Rp 83,748,000,00.- kemudian
9
Rp 69,830,706,000,- tahun 2011, Rp 59,331,952,000 tahun 2012 dan Rp
57,595,671,000 tahun 2013.
Penyumbang ketiga pendapatan terbesar dari komoditi tanaman bahan
makanan adalah jeruk, jeruk menjadi penyumbang pendapatan terbesar ketiga
karena harga komoditi ini yang selalu berfluktuatif dan produksinya yang
mengalami kenaikan tiap tahunnya. Pada tahun 2009 pendapatan dari komoditi
jeruk sebesar Rp 36,992,880,000,- hingga pada tahun 2013 pendapatan dari
komoditi jeruk sebesar Rp 50,102,400,-. Setelah jeruk, komoditi yang
memberikan kontribusi terbesar ke empat adalah kacang tanah, kacang tanah pada
tahun 2009 berkontribusi terhadap PDRB dari sub sektor tanaman bahan makanan
sebesar Rp 40,306,200,000. Pada tahun 2010 kondisi ini mengalami penurunan
menjadi Rp 27,901,650,000,-, kemudian tahun 2011 naik kembali menjadi Rp
32,342,940,000 dan hingga pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi Rp
26,966,925,000,-.
Adapun komoditas yang menyumbang terkecil adalah alvokat dan
mentimun. Pada tahun 2009 pendapatan dari komoditi Alvokat sebesar Rp
1,788,625,000.- kemudian pada tahun 2011 mengalami kenaikan menjadi Rp
2,750,691,000.- namun pada tahun 2012 menurun kembali menjadi Rp
2,607,675,000.- kemudian pada tahun 2013 kembali naik menjadi Rp
3,018,200,000.-. Adapun komoditi mentimun pada tahun 2009 memberikan
kontribusi sebesar Rp 3,022,698,000.- namun dari tahun 2011 pendapatan dari
komoditi ini cenderung menurun, hingga pada tahun 2013 komoditi ini
10
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Komoditas apa sajakah yang menjadi basis sub sektor tanaman bahan
makanan di kabupaten Tapanuli Utara ?
2. Komoditas dari sub sektor tanaman bahan makanan apa sajakah di kabupaten
Tapanuli Utara yang memiliki daya saing yang tinggi?
3. Komoditas dari sub sektor bahan makanan apakah yang menjadi sektor
potensial di kembangkan di Tapanuli Utara?
1.3 Tujuan Penelitian
Dari permasalahan di atas maka ditetapkan tujuan penelitian yaitu:
1. Untuk mengetahui Basis di sektor Pertanian di kabupaten Tapanuli Utara.
2. Untuk mengetahui daya saing dari komoditas sub sektor bahan makanan di
kabupaten Tapanuli Utara.
3. Untuk mengetahui Komoditas yang potensial untuk di kembangkan di
Tapanuli Utara.
1.4 Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk:
1. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan untuk prioritas perencanaan
pembangunan ekonomi di kabupaten Tapanuli Utara.
2. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang terkait dengan
83 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 . Kesimpulan
Dalam bab ini akan disampaikan beberapa secara keseluruan dari hasil
analisis data yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya. Dari kesimpulan
yang ada akan dikemukakan saran – saran yang berhubungan dengan
permasalahan yang telah dikemukakan, sehingga diharapkan dapat berguna dan
menjadi suatu bahan masukan bagi pihak yang bersangkutan. Pada serangkaian
studi yang telah dipaparkan khususnya dibagian hasil analisis dan pembahasan
dapat diberikan suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan Hasil perhitungan LQ pada sub sektor tanaman bahan makanan
di kabupaten tapanuli utara menunjukkan bahwa yang menjadi komoditas
basis adalah : Padi Sawah, Kacang Tanah, Kentang, Bawang Merah, Kol dan
Alvokat.
2. Dari perhitungan RCA diatas dapat disimpulkan bahwa komoditas sub sektor
bahan makanan yang memiliki daya saing di pasaran Provinsi Sumatera Utara
adalah Jagung, Kacang tanah,Bawang Merah, dan Kol.
3. Berdasarkan hasil analisis MRP diketahui bahwa komoditi yang memiliki
pertumbuhan yang menonjol/ potensial di kembangkan di kabupaten Tapanuli
Utara dibandingkan komoditi yang sama di wilayah propinsi Sumatera Utara
pada sub sektor tanaman bahan makanan meliputi jagung, ubi kayu dan
84
84 5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka diuraikan beberapa saran
terhadap kebijakan pengembangan sektor pertanian yang perlu dilakukan oleh
kabupaten Tapanuli Utara yaitu :
1. Mengadopsi teknologi yang sesuai dalam memproduksi komoditi unggulan
yang berorientasi pada pasar.
2. Melakukan penelitian unsur kandungan yang terdapat pada komoditi kacang
Sihobuk dan mengurus lisensi sertifikasi pada produk ini.
3. Meningkatkan sistem kerjasama dengan pihak-pihak terkait seperti
perbankan, investor, dinas pertanian, dinas koperasi UKM, perindustrian dan
perdagangan atau pemerintah daerah untuk perbaikan mutu/kwalitas,
pendanaan dan pemasaran produk pertanian.S
4. Meningkatan produktivitas tiap komoditi dengan melakukan pelatihan dan
penyuluhan pertanian sehingga keterampilan dan pengetahuan petani
berkembang.
5. Memperkenalkan kabupaten Tapanuli Utara keluar daerah dengan berbagai
keunggulan pertanian yang dimiliki untuk menarik minat investor
berinvestasi di kabupaten Tapanuli Utara.
82
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita, R. 2008. Pengembangan Wilayah : Konsep dan Teori. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Arsyad, Lincoln. 1999. Ekonomi Pembangunan. Edisi Keempat: STIE YKPN.
BPS Kabupaten Tapanuli Utara. 2012. Kabupaten Tapanuli Utara Dalam Angka 2012. Tarutung: BPS Kabupaten Tapanuli Utara.
BPS Provinsi Sumatera Utara. 2012. Beberapa Edisi. PDRB Provinsi Sumatera
Utara Menurut Kabupaten Kota. Medan: BPS Provinsi Sumatera Utara.
Srimeningsih, Eko. 2010. Analisis Komoditi Unggulan Sektor Pertanian
Kabupaten Sukaharjo Sebelum dan Sesudah Otonomi Daerah. Thesis.
Surakarta: Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Fachrurrazy. 2009. Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian Wilayah
Kabupaten Aceh Utara Dengan Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB. Tesis
Medan: Pasca Sarjana Universtas Sumatera Utara.
Fadillah, Achamad. 2001. Analisis Daya Saing Komoditas Unggulan Perikanan
Tangkap Kabupaten sukabumi. Skripsi. Bogor: Fakustas Ekonomi dan
Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Firdaus, A. H. 2011. Kinerja Pedagangan Free Trade Area (FTA) ASEAN PLUS
THREE Terhadap Perekonomian Indonesia. Tesis. Bogor: Pasca Sarjana
Institut Pertanian Bogor.
Glasson, Jhon.1997.Pengantar Perencanaan Regional, Terjemahan Paul Sihotang Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Kuncoro, Mudrajat. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah. Jakarta: Erlangga.
Mankiw, N.Gregory. 2000. Teori Makro Ekonomi. Edisi.4. Jakarta: Erlangga.
Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. 2004. Jakarta.
Rizky, M. dan Amalia A. W. 2011. Daya Saing Produk Ekspor Manufaktur Indonesia Dengan Metode RCA Dinamis. Jurnal Perencanaan
Pembangunan, 01 (XVII), 12-15, (diakses Februari 2014).
Safitri, Dewi. 2008. Analisis Identifikasi Sektor Unggulan dan Struktur Ekonomi
Pulau Sumatera. Thesis. Bogor: Pasca Sarjana IPB.
83
Sitorus. R. H. 2006. Identifikasi Sektor Unggulan untukMendukung Perencanaan
Pembangunan Ekonomi Kabupaten Toba Samosir. Jakarta: STIS.
Soeparmoko. 2002. Ekonomi Publik untuk Keuangan dan Pemerintah Daerah. Jakarta: Bumi Aksara.
Sukirno, Sadono. 2004. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Grafindo Persada.
Tambunan, T. 2001. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Tarigan, Robinson. 2007. Ekonomi Regional : Teori dan Aplikasi. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Todaro, MP. 2004. Perekonomian Pembangunan Untuk Negara Berkembang. Jakarta: Erlangga.